PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN

(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

FENI KRISTINA MANIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2011


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH

TUMBUHAN

(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012)

Oleh

FENI KRISTINA MANIK

Berdasarkan hasil observasi dengan guru biologi dan beberapa siswa kelas VIII

SMP N 1 Natar diketahui bahwa pembelajaran biologi oleh guru sering

menggunakan metode diskusi namun penggunaannya kurang maksimal. Selain

itu penggunaan media gambar yang selama ini digunakan tidak efektif untuk

mempelajari materi Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. Akibatnya siswa

kurang aktif dan keterampilan berpikir kritis siswa juga kurang tergali. Oleh

karena itu dibutuhkan media alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu

media komik. Media komik akan efektif digunakan dalam menggali keterampilan

berpikir kritis siswa jika dikombinasikan dengan metode pembelajaran yang tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata keterampilan

berpikir kritis siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media komik

melalui metode discovery dibandingkan dengan menggunakan media gambar dengan metode diskusi.


(3)

Feni Kristina Manik

Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes ekuivalen.

Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIIF dan VIIIG yang dipilih secara Cluster Random Sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretest

dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf

kepercayaan 5 % melalui program SPSS 17. Data kualitatif berupa data aktivitas siswa yang diambil menggunakan lembar observasi dan data angket tanggapan

siswa yang dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa

kelompok eksperimen yaitu 70 lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yaitu

38,77 . Rata-rata peningkatan keterampilan berpikir kritis dalam semua aspek

yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 32,63 dibandingkan kelas

kontrol yaitu 30,14. Rata-rata aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati

pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 75,79 dibandingkan kelas kontrol yaitu

61,68. Dengan demikian pembelajaran menggunakan media komik melalui

metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

dan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan media komik

melalui metode discovery lebih tinggi dibandingkan dengan media gambar dan

diskusi..

Kata kunci : Media komik, metode discovery, keterampilan berpikir kritis, Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

FENI KRISTINA MANIK

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2011


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE PEMBELAJARAN

DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN

(Studi Eksperimen semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Feni Kristina Manik

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024030

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si. Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M. Pd.

NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si. NIP 19570803 198603 1 004


(6)

(7)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Neni Hasnunidah, S.Pd.,M.Si. ……….………

Sekretaris : Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bumi Jaya pada tanggal 04 Februari 1989, yang merupakan

anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan bahagia Ayahanda Amir Manik dan

Ibunda Sutiyem.

Pendidikan yang di tempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bumi

Jaya diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 29

Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 15 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007

penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi. Penulis


(9)

MOTTO

Dan katakanlah, ”Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul

-Nya serta

orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui akan yang gaib dan

yang nyata, lalu diberitakanNya kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan”

(Q. S. At-Taubah: 105)

Sabar adalah separuh iman, dan keyakinan adalah seluruh keimanan

(H. R. Tabrani)

Meski sulit, teruslah mencoba untuk ikhlas hingga tangan kiri tak

pernah mengetahui amalan yang dikerjakan tangan kanan


(10)

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Mamakku (alm) tersayang yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk kehadiranku; serta mencurahkan waktu, kasih, dan sayangnya dengan pengorbanan yang tulus

Bapakku tersayang yang telah rela bersusah payah demi memenuhi keinginan putra-putrimu, terima kasih,,, ku tahu engkau mengasihi kami dengan caramu sendiri, yang begitu sederhana namun sarat makna

Kakak-kakakku tersayang Rudi Purwanto Manik dan Martinus P manik, serta seluruh keluarga besarku meski kadang tampak berbeda aku tetap sangat menyayangi kalian

Guru-guruku, yang telah mengajarkan banyak hal mengenai kehidupan


(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA,

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “ PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA

KOMIK MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK

STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN(Studi Eksperimen Pada

Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung

3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan motivasi dan

saran hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II dan Pembimbing


(12)

5. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembahas atas saran - saran

perbaikan;

6. Drs. Priyo Hartono M.Pd., selaku Kepala SMP N 1 Natar dan Dra. Surtina.,

selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIF danVII G SMP N 1 Natar

atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

8. Bapak dan Mamakku yang tak pernah putus dari mendoakan, meyayangi dan

menyemangatiku; serta kakak-kakakku tercinta Rudi P Manik dan Martinus P

Manik atas banyak warna keseharian yang kalian berikan dalam hidup

sehingga penulis terus berusaha untuk lebih dewasa;

9. Teman-temanku kelompok komik atas motivasi dan kebersamaan selama

penyusunan hingga skripsi ini dapat selesai; teman-teman seangkatan serta

seluruh warga Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang

kalian berikan, semoga ukhuwah ini takkan pernah usai;

10.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2011

Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pemikiran ... 8

G. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Komik ... 12

B. Metode Discovery ... 16

C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 20

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain penelitian ... 23

D. Prosedur penelitian ... 24

E. Jenis data dan Teknik Pengambilan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 32

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41


(14)

xi

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN 1 Silabus ... 62

2 Rencana pelaksanaan pembelajaran ... 55

3 Lembar kerja kelompok ... 61

4 Kisi-kisi soal dan rubrik penilaian ... 69

5 Data hasil penelitian ... 79

6 Analisis uji statistik data hasil penelitian ... 81


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Aspek keterampilan berpikir kritis dan indikatornya ... 22

2. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa ... 35

3. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa ... 36

4. Lembar observasi aktivitas siswa ... 37

5. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 38

6. Skor per soal angket ... 38

7. Rubrik penskoran angket tanggapan siswa ... 38

8. Tabulasi data angket tanggapan siswa ... 39

9. Tafsiran persentase jawaban angket ... 40

10. Hasil uji normalitas data pretes, postes, dan N-gain kelompok eksperimen dan kontrol ... 41

11. Hasil uji kesamaan dua varians data pretes, postes, dan N-gain kelompok eksperimen dan kontrol ... 42

12. Hasil uji t pretes, postes, dan N-gain keterampilan berpikir kritis Kelompok eksperimen dan kontrol ... 43

13. Hasil uji t setiap indikator keterampilan berpikir kritis pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 44

14. Peningkatan skor tiap-tiap indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok eksperimen dan kontrol ... 46

15. Data aktivitas siswa selama pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 47

16. Interpretasi aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan media komik dan metode Discovery ... 48


(16)

xiii

17. Interpretasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media komik dan metode Discovery ... 49


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pemikiran ... 10


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong

upaya-upaya pembaharuan dan pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar,

hal ini menuntut setiap individu untuk dapat menguasai informasi dan

pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh,

memilih dan mengolah informasi. Mengenai hal tersebut, salah satunya

membutuhkan pemikiran yang kritis karena harus difilter dengan baik oleh

individu. Disamping itu keterampilan berpikir kritis merupakan kecakapan

hidup personal yang menjadi modal agar mampu menghadapi tantangan dunia

yang semakin kompetitif. Melalui pendidikan, persiapan sedini mungkin

perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yang secara kualitatif

cenderung meningkat.

Mata Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), yang berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya

dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia

yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi

isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu


(19)

2

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Lampung

Selatan, diketahui bahwa selama ini guru mata pelajaran biologi kurang

memberdayakan keterampilan berpikir kritis secara optimal. Dalam proses

pembelajaran guru lebih dominan menggunakan metode diskusi dan gambar

yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, khususnya dalam menjelaskan

materi Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan diduga kurang optimal karena

cara pembelajaran yang dilakukan ini tidak mendukung dan merangsang siswa

untuk berpikir kritis, karena pembelajaran dengan metode diskusi dan gambar

menyebabkan informasi yang diterima oleh siswa terpusat pada guru (teacher centered) sehingga kemampuan menggali informasi oleh siswa tidak dapat dikembangkan dengan baik dalam pembelajaran.

Keterampilan berpikir kritis salah satunya dapat dikembangkan melalui

pembelajaran bermakna, karena melalui pembelajaran bermakna siswa

dituntut untuk menghubungkan suatu konsep-konsep baru dengan pemahaman

yang sudah ada. Hal ini sesuai pendapat Koeshariatmo (2008:1),

pembelajaran bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam

struktur kognitif seseorang. Proses belajar tidak sekadar menghafal

konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan

konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep

yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Belajar


(20)

3

Dalam penelitian ini materi yang dipilih yaitu materi Struktur dan Fungsi

Tubuh Tumbuhan, karena penyampaiannya selama ini kurang melibatkan

siswa dalam pembelajaran, guru jarang memanfaatkan media pembelajaran

sehingga siswa hanya ditekankan pada menghafal suatu konsep. Dari data yang

diperoleh pada tahun pelajaran 2010/2011, hanya 47% siswa kelas VIII SMP

N 1 Natar Lampung Selatan yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Hasil tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan kriteria

ketuntasan belajar yaitu 100 % siswa yang memperoleh nilai ≥70. Dengan memberdayakan media pembelajaran yang sesuai, diharapkan dapat membantu

siswa untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal di sekolah yaitu ≥70. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong

upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

belajar. Para guru dituntut untuk mampu menggunakan teknologi-teknologi

tersebut. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga

dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media

pembelajaran. Media pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,

photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2000 : 3). Pada hakikatnya

kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima

pesan (Sadiman, 2009 : 11-12). Media pembelajaran diharapkan dapat menjadi


(21)

4

Salah satu media komunikasi yang dapat digunakan adalah media komik.

Menurut Handayani (2008 : 2) media komik merupakan suatu bentuk media

komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi

secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik

memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur

cerita. Gambar membuatnya lebih mudah diserap, teks membuatnya lebih

mudah dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan

diingat, yang dipadukan dalam komik pembelajaran biologi pada materi pokok

struktur dan fungsi tubuh tumbuhan.

Sudjana dan Rivai (2010:69) menyatakan bahwa buku-buku komik dapat

dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Dengan meningkatnya motivasi maka keterlibatan

langsung siswa dalam pembelajaran akan meningkat, keterlibatan secara

langsung ini diharapkan akan meningkatkan kompetensi belajar secara

maksimal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tentang penggunaan media

komik yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar (Afrizal:2006), dan

terhadap penguasaan konsep oleh (Eva:2010).

Sementara itu, pembelajaran tidak akan berjalan efektif apabila hanya

menggunakan media pembelajaran yang menarik. Maka dari itu, akan lebih

baik apabila didukung dengan metode pembelajaran yang tepat. Kombinasi

media dan metode dalam pembelajaran dapat mendukung satu sama lain. Hal

ini sesuai dengan pendapat Suyitno (2000:37) bahwa untuk menunjang


(22)

5

digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam

membimbing abstraksi siswa.

Salah satu metode pembelajaran yang diduga dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa yaitu metode discovery, hal ini dapat dilihat dari langkah-langkah dalam metode discovery yaitu mengidentifikasi dan merumuskan topik, mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta,

memformulasikan hipotesis untuk menjawab pertanyaan tentang masalah yang

diajukan, mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan

menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul, dan merumuskan

jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai

preposisi tentang fakta. Dari langkah-langkah pembelajaran discovery

tersebut dapat dilihat bahwa metode pembelajaran ini banyak menuntut

keterampilan berpikir siswa terutama berpikir dalam tingkatan yang lebih

tinggi yaitu berpikir kritis.

Banyak penelitian yang menunjukkan keberhasilan dari kombinasi

penggunaan media dan metode, diantaranya media maket dalam

pembelajaran dengan metode discovery terhadap keterampilan berpikir kritis oleh Permatasari (2011), media berbasis komputer dalam model pembelajaran

STAD terhadap prestasi dan motivasi belajar oleh Diana (2010), media Animasi melalui model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar oleh

Side (2009), dan media Animasi Multimedia dengan model pembelajaran


(23)

6

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1

Lampung Selatan menggunakan media komik dengan metode pembelajaran

discovery, diharapkan akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan dapat membantu siswa untuk mencapai standar ketuntasan belajar

minimal di sekolah yaitu ≥70. Dalam hal ini, peneliti akan memfokuskan pada materi Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan yang dipelajari pada kelas VIII

semester ganjil.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan media komik melalui

metode pembelajaran discovery terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan?

2. Apakah keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan

Fungsi Tubuh Tumbuhan yang menggunakan media komik melalui

metode pembelajaran discoverylebih tinggi jika dibandingkan menggunakan metode diskusi dengan media gambar?

3. Apakah aktivitas belajar siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi

Tubuh Tumbuhan yang menggunakan media komik melalui metode

discovery lebih tinggi dibandingkan menggunakan diskusi dengan media gambar?


(24)

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan media komik melalui metode pembelajaran

discovery terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.

2. Keterampilan berpikir ktitis siswa yang lebih tinggi antara penggunaan

media komik melalui metode pembelajaran discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan dibandingkan dengan

menggunakan media gambar dan diskusi.

3. Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh

Tumbuhan yang menggunakan media komik melalui metode discovery

lebih tinggi dibandingkan menggunakan diskusi dengan media gambar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Peneliti, yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

pembelajaran biologi dengan menggunakan media komik pembelajaran

biologi melalui metode pembelajaran Discovery terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Guru, yaitu dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan

media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir


(25)

8

3. Siswa, yaitu dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam

mempelajari materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan .

4. Sekolah, yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan

pembelajaran biologi disekolah melalui media komik pembelajaran biologi

melalui metode pembelajaran Discovery.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Media komik pada pembelajaran biologi yang dimaksud dalam penelitian

ini, adalah jenis komik strip (strip comics), terdiri dari beberapa bingkai kolom, terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung, kadang bersifat

humor.

2. Langkah-langkah pembelajaran yang berorientasi pada metode

pembelajaran discovery yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: mengidentifikasi dan merumuskan topik, mengajukan suatu

pertanyaan tentang fakta, memformulasikan hipotesis untuk menjawab

pertanyaan tentang masalah yang diajukan, mengumpulkan informasi yang

relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang

terkumpul, dan merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan

menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta.

3. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diamati adalah:membuat

argumentasi, melakukan deduksi, melakukan induksi, dan melakukan


(26)

9

4. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok Struktur dan Fungsi

Tubuh Tumbuhan (KD 2.1).

5. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIF sebagai kelas eksperimen dan

kelas VIIIG sebagai kelas kontrol SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012.

F. Kerangka Pikir

Keterampilan berpikir kritis bukan suatu keturunan. Keterampilan berpikir

kritis harus dilatih agar berkembang. Di dalam suatu pembelajaran untuk

mengembangkan keterampilan berpikir kritis salah satunya dengan

pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang diduga

dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritissiswa adalah media komik.

Komik pembelajaran biologi menjadi pilihan karena pada dasarnya siswa SMP

lebih menyenangi buku cerita terutama komik. Kesenangan siswa membaca

buku komik dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi, dengan membaca

komik tersebut tanpa disadari pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis

siswa bertambah, dengan demikian telah terjadi suatu proses belajar dalam diri

siswa.

Sementara itu, pembelajaran tidak akan berjalan efektif apabila hanya

menggunakan media pembelajaran yang menarik. Oleh sebab itu, akan lebih

baik apabila didukung dengan metode pembelajaran yang tepat dan menarik.

Salah satu metode pembelajaran yang diduga dapat mengembangkan


(27)

10

Dalam metode pembelajaran discovery terdapat langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut mengidentifikasi dan merumuskan topik,

mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta, memformulasikan hipotesis atau

beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2,

mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap

hipotesis dengan data yang terkumpul, merumuskan jawaban atas pertanyaan

sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta.

Jawaban itu mungkin merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan

hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul.

Sehingga dari langkah-langkah yang terdapat pada metode pembelajaran

discovery ini diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas.

Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan keterampilan

berpikir kritis siswa melalui metode pembelajaran discovery dengan

menggunakan media komik dan penggunaan media gambar dengan metode

diskusi, pada pokok bahasan Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Keterangan: X= Media komik dengan metode pembelajaran discovery; Y= kemampuan berpikir kritis siswa .


(28)

11

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. H0= Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media

komik melalui metode pembelajaran discovery terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan

Fungsi Tubuh Tumbuhan

H1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media komik

melalui metode pembelajaran discovery terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh

Tumbuhan.

2. H0 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya

menggunakan komik melalui metode pembelajaran discovery

sama dengan yang menggunakan media gambar dengan diskusi.

H1 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya

menggunakan komik melalui metode pembelajaran discovery

lebih tinggi dibandingkan menggunakan gambar dengan diskusi.

3. H0 = Aktivitas belajar siswa yang pembelajaranya menggunakan media

komik melalaui metode pembelajaran discovery sama dengan

media gambar dan diskusi

H1 = Aktivitas belajar siswa yang pembelajaranya menggunakan media

komik melalaui metode pembelajaran discovery sama dengan


(29)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Komik Pembelajaran Biologi

Media berdasarkan pendapat Sadiman (2005:6) berasal dari bahasa Latin

medium yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟.

Atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim pesan ke penerima pesan. Sedangkan menurut Gearlach dan Ely

(1971 dalam Faturrohman dan M. Sobry 2007:64) media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun

suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan dan

keterampilan sikap. Media berdasarkan pendapat Suparman (1997 dalam

Faturrohman dan M. Sobry 2007:64) merupakan alat yang digunakan untuk

menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.

Dengan demikian dalam aktivitas pembelajaran media didefinisikan sebagai

sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi

yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik.

Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit,

baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar sering

kali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada

dibalik realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal


(30)

13

atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai

perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan

guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran ( Faturrohman dan Sutikno,

2007:65).

Pembelajaran biologi di SMP dapat disajikan menggunakan media komik

pembelajaran. Menurut Radjah (2007 : 122), media yang efektif dan sekaligus

menarik yang dapat dimuati pesan ialah komik pembelajaran. Melalui

kekuatan gambar-gambar kartun disertai kata-kata atau kalimat yang sesuai,

menjadikan komik pembelajaran merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi

siswa, melalui media komik pembelajaran siswa akan mempunyai

pemahaman yang benar. Handayani (2008 : 2) juga berpendapat:

“ Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai

kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah

dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan

gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita. Gambar

membuatnya lebih mudah diserap, teks membuatnya lebih mudah dimengerti,

dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.”

Menggunakan komik sebagai media pembelajaran jauh berbeda dengan

menggunakan film atau animasi. Meskipun film atau animasi juga merupakan

media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya

sekehendak kita . Komik berbeda dengannya, merupakan media yang

permanen. Sederhananya, jika peserta didik tidak memahami suatu adegan

film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi dengan komik


(31)

14

tujuan untuk membangkitkan ketertarikan dan menghilangkan kejenuhan

anak saat belajar. Komik menjadi salah satu jenis bacaan yang digemari oleh

anak-anak karena selain ceritanya yang menarik juga disertai dengan gambar

yang dapat menyalurkan daya imajinasi pembaca.

Rohani (1997 : 78) berpendapat bahwa komik adalah suatu kartun yang

mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan

yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan

hiburan kepada para pembaca. Komik adalah suatu bentuk berita bergambar,

terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung, kadang bersifat humor.

Selanjutnya menurut Sudjana dan Rivai (2010: 64) komik dapat didefinisikan

sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan

suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar, beberapa

perwatakan dari komik harus dikenal agar kekuatan medium bisa dihayati.

Secara garis besar menurut Trimo (dalam Maryanah, 2005: 25) media komik

dapat dibedakan menjadi 2 yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik (comic book). Komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau

majalah,biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku

komik adalah komik yang berbentuk buku. Penelitian ini menggunakan

bentuk komik strip karena lebih simpel, waktu yang digunakan lebih efektif

dan akan lebih cepat dipahami siswa.

Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah kemampuannya


(32)

15

sebaiknya dipadu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat

menjadi alat pengajaran yang efektif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan

di mana anak membacanya tanpa harus dibujuk . Melalui bimbingan dari

guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat

baca (Sudjana dan Rivai, 2010 : 68). Menggunakan komik sebagai media

pembelajaran dapat mengarahkan peserta didik untuk disiplin membaca

khususnya mereka yang tidak suka membaca juga menjadi jembatan untuk

membaca buku yang lebih serius. Menurut Afrizal (2006: 2) aktivitas dan

hasil belajar siswa dengan menggunakan komik matematika disertai

permainan cenderung mengalami peningkatan.

Penggunaan komik pembelajaran biologi merupakan motivator belajar bagi

peserta didik. Peserta didik dapat mempelajari biologi melalui

gambar-gambar berisi cerita yang menyenangkan. Cerita-ceritanya dapat mengenai

diri pribadi sehingga peserta didik dapat segera mengidentifikasi dirinya

melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya,

cerita di dalam komik juga dapat dibuat lebih hidup bila diolah dengan

pemakaian warna-warna utama secara bebas (Sudjana dan Rivai, 2010: 64).

Selain itu penggunaan komik pembelajaran biologi akan mengurangi peran

guru sebagai pengajar karena dalam penyusunannya nanti akan diberikan

pentanyaan-pertanyaan yang akan menggiring peserta didik pada


(33)

16

B. Metode Discovery

Salah satu metode mengajar yang banyak digunakan di sekolah-sekolah yang

sudah maju menurut Suryosubroto (2002: 191) adalah “metode penemuan.”

Hal ini disebabkan karena metode penemuan itu:

1. Suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif.

2. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang

diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan

anak.

3. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul

dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain.

4. Dengan menggunakan strategi penemuan anak belajar menguasai salah

satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya.

5. Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berpikir analisis dan

mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini

akan ditransfer dalam kehidupan masyarakat.

Metode discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi

obyek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi.

Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara,

termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah


(34)

17

Berdasarkan pendapat Gilstrap (1975, dalam Suryosubroto 2002: 197)

langkah-langkah pelaksanaan metode discovery adalah sebagai berikut:

1. Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar

untuk menentukan tujuan yang berguna dan realistis untuk mengajar

dengan penemuan.

2. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa,

prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang

akan dipelajarai.

3. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan

terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan.

4. Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan

penemuan.

5. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta

dipecahkan.

6. Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuk

merangsang belajar dengan penemuan.

7. Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan

penemuan.

8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan

bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai sebuah tabung yang

diamati dan dicatatnya.

9. Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan


(35)

18

10.Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya,

walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri.

11.Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan

informasi bila ditanya dan kalau ternyata diperlukan siswa dalam

kelangsungan kegiatannya.

12.Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya

sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.

13.Mengajarkan keterampilan untuk belajar dengan penemuan yang

diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan.

14.Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi

penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul.

15.Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang

sederhana.

16.Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran

yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik

kesimpulan yang benar.

17.Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan

fakta.

18.Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya

seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai

tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari


(36)

19

19.Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide,

generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan

yang telah ditemukan melalui strategi penemuan.

20.Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya,

misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana

siswa bebas menentukan pendekatannya.

Sedangkan langkah-langkah pembelajaran yang berorientasi discovery menurut Hamalik (2006:220) adalah:

1. mengidentifikasi dan merumuskan topik,

2. mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta,

3. memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab

pertanyaan pada langkah 2,

4. mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji

setiap hipotesis dengan data yang terkumpul,

5. merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan

jawaban sebagai preposisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin merupakan

sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang

diuji dengan informasi yang terkumpul.

Hamalik (2006: 187) menyatakan bahwa metode discovery paling baik bila dilaksanakan dalam kelompok belajar yang kecil, namun dapat juga

dilaksanakan dalam kelompok belajar yang lebih besar. Metode discovery

dapat dilaksanakan dalam bentuk komunikasi satu arah atau komunikasi dua


(37)

20

1. Sistem satu arah (ceramah reflektif)

Struktur penyajian sistem satu arah dalam bentuk usaha merangsang siswa

melakukan proses discovery di depan kelas. Guru mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah tersebut melalui

langkah-langkah discovery.

2. Sistem dua arah (discovery terbimbing)

Sistem dua arah melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

guru. Siswa melakukan discovery, sedangkan guru membimbing mereka ke arah yang tepat/benar. Gaya pengajaran demikian, oleh Cagne disebut

sebagai guide discovery. Dalam sistem ini, guru perlu memiliki

keterampilan memberikan bimbingan, yakni mengdiagnosis kesulitan siswa

dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

C. Keterampilan berpikir kritis

Menurut Johnsons (2002:185) berpikir kritis adalah berpikir dengan baik,

dan merenungkan tentang proses berpikir merupakan bagian dari berpikir

dengan baik. Pada awal abad yang lalu, dalam tulisannya, Jonn Dewey

mengatakan bahwa sekolah harus mengajarkan cara berpikir yang benar pada

anak-anak ( Dewey, 1916/ 1966). Ruggiero (1988:2) mengartikan berpikir

sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk

memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian

makna. Berpikir kritis memungkinkan untuk menganalisis pemikiran sendiri


(38)

21

kesimpulan cerdas. Mereka yang tidak berpikir kritis tidak dapat memutuskan

untuk diri mereka sendiri apa yang harus dipikirkan, apa yang harus

dipercaya, atau bagaimana harus bertindak. Karena berpikir gagal mandiri,

mereka meniru orang lain, mengadopsi keyakinan dan menerima kesimpulan

orang lain dengan pasif.

Banyak ahli yang mengemukakan definisi berpikir kritis, diantaranya adalah

Liliasari (2000, dalam Muhfahroyin 2009:1) menyatakan bahwa keterampilan

berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Sedangkan

menurut Johnson (2007 :183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang

terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan

masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisa asumsi, dan

melakukan penelitian. Disamping itu Eggen dan Kauchak (1996, dalam

Muhfahroyin 2009:1) berpikir kritis adalah: 1) sebuah keinginan untuk

mendapatkan informasi, 2) sebuah kecenderungan untuk mencari bukti, 3)

keinginan untuk mengetahui kedua sisi dari seluruh permasalahan, 4) sikap

dari keterbukaan pikiran, 5) kecenderungan untuk tidak mengeluarkan

pendapat (menyatakan penilaian), 7) menghargai pendapat orang lain, 8)

toleran terhadap keambiguan.

Diestler (1994, dalam Muhfahroyin 2009:1) menyatakan bahwa dengan

berpikir kritis, orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan

nilai, memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu


(39)

22

menyadari dan mengendalikan egosentris dan emosi, dan responsif terhadap

pandangan yang berbeda.

Berpikir kritis dalam pembelajaran adalah perlunya mempersiapkan siswa

agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang

matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar. Keterampilan dan

indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

1. Memberikan Penjelasan dasar

1. Memfokuskan pertanyaan

a.Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan

b.Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin

c.Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi

2. Menganalisis argumen

a.Mengidentifikasi kesimpulan

b.Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan c.Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

d.Mencari persamaan dan perbedaan e.Mengidentifikasi dan menangani ketidakrelevanan

f.Mencari struktur dari sebuah pendapat/argumen

g.Meringkas

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang

a.Mengapa?

b.Apa yang menjadi alasan utama? c.Apa yang kamu maksud dengan? d.Apa yang menjadi contoh? e.Apa yang bukan contoh?

f.Bagaiamana mengaplikasikan kasus tersebut?

g.Apa yang menjadikan perbedaannya? h.Apa faktanya?

i.Apakah ini yang kamu katakan? j.Apalagi yang akan kamu katakan tentang itu?

2. Membangun Keterampilandasar

4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak?

a.Keahlian

b.Mengurangi konflik interest c.Kesepakatan antar sumber d.Reputasi

e.Menggunakan prosedur yang ada f.Mengetahui resiko

g.Keterampilan memberikan alasan h.Kebiasaan berhati-hati

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

a.Mengurangi praduga/menyangka b.mempersingkat waktu antara observasi dengan laporan


(40)

23

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

d.Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan e.penguatan

f.Kemungkinan dalam penguatan g.Kondisi akses yang baik

h.Kompeten dalam menggunakan teknologi i.Kepuasan pengamat atas kredibilitas criteria 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan

mempertimbangkan deduksi

a.Kelas logika

b.Mengkondisikan logika c.Menginterpretasikan pernyataan 7. Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

a.Menggeneralisasi b.Berhipotesis

8. Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan

a.Latar belakang fakta b.Konsekuensi

c.Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, hukum dan asas)

d.Mempertimbangkan alternatif e.Menyeimbangkan, menimbang dan memutuskan

4. Membuat penjelasan lebih lanjut

9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi

Ada 3 dimensi:

a.Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh

b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10 . Mengidentifikasi

asumsi

a.Alasan yang tidak dinyatakan b.Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen

5. Strategi dan taktik

11. Memutuskan suatu tindakan

a.Mendefisikan masalah

b.Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan

c.Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi

d.Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan e.Merivew

f.Memonitor implementasi 12. Berinteraksi dengan

orang lain

a.Memberi label b.Strategi logis c.Srtrategi retorik

d.Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan


(41)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Natar Lampung Selatan pada bulan

November 2011.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMP N

1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Yang dimaksud cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu,

melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster (Margono, 2005:127). Sampel tersebut adalah siswa-siswi kelas VIII F sebagai kelas eksperimen dan siswa-siswa-siswi kelas VIII G

sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postest non

ekuivalen untuk aspek keterampilan berpikir kritis. Kelompok kontrol

maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada dan satu level


(42)

24

menggunakan media komik dengan metode pembelajaran discovery,

sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media

gambar dengan diskusi . Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2

II O1 C O2

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen

Keterangan : I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretest; .O2 = Postes; X = Perlakuan komik melalui

discovery; C = Perlakuan gambar melalui diskusi (Dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan


(43)

25

e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal uraian

yang akan diuji ahli.

f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

g. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan media komik dan metode discovery.

h. Membagi siswa dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 6-7 siswa, kelompok bersifat heterogen.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media komik

disertai metode discovery untuk kelas eksperimen dan penggunaan metode diskusidengan media gambar untuk kelas kontrol. Penelitian ini

direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan ke-I membahas

strukrur dan fungsi macam-macam jaringan pada akar, pertemuan ke-II

membahas struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada batang,

pertemuan ke-III membahas struktur dan fungsi macam-macam jaringan

pada daun. Dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Kelas eksperimen 1) Pendahuluan

a) Siswa melaksanakan pretes soal uraian pada pertemuan I

mengenai struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada

tumbuhan.


(44)

26

Pertemuan ke-1: dengan memberi penegasan kepada siswa,

”Karena fungsi dari macam-macam organ tersebut berbeda, lalu bagaimana susunan jaringan pada akar, batang, dan daun? Oleh

karena itu, kita perlu mempelajari tentang struktur dan fungsi

masing-masing organ tersebut, tidak hanya struktur luar saja tetapi

juga struktur dalam masing-masing organ tersebut”. Pertemuan ke-2: pada pertemuan sebelumnya kita sudah

mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada akar. Apakah pada

batang juga sama jaringan penyusunnya?

Pertemuan ke-3: pada pertemuan sebelumnya kita sudah

mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada batang. Apakah

pada daun juga sama jaringan penyusunnya?

c) Motivasi siswa digali dengan cara:

Pertemuan ke-1 : dengan membawa sampel tanaman jagung dan

tanaman nanas kemudian memanggil salah satu siswa untuk maju

kedepan kelas dan menanyakan kepada siswa “Tolong tunjukkan

letak akar, batang, dan daun dari sampel tanaman yang ibu bawa!

Apa yang terjadi jika akar tidak ada?

Pertemuan ke-2 : akar, batang, dan daun disusun oleh jenis

jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh fungsi

masing-masing organya. Manfaat yang akan kita dapatkan hari ini

adalah kita dapat memahami fungsi jaringan penyusun batang.

Pertemuan ke-3 : akar, batang, dan daun disusun oleh jenis


(45)

27

masing-masing organya. Manfaat yang akan kita dapatkan hari ini

adalah memahami fungsi jaringan penyusun daun.

2). Kegiatan inti

a) Siswa dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri atas 6-7 orang.

b) LKK diberikan kepada masing-masing kelompok, dan

siswa memberikan hipotesis terhadap masalah yang

diajukan.

c) Siswa mulai mengerjakan LKK yang telah dibagikan,

secara kelompok yang dilakukan dengan membaca media

komik pembelajaran biologi.

d) Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang mereka

lakukan dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada

dalam LKK.

e) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan

kelompoknya.

f) Guru memuji siswa yang antusias dan berperan aktif dalam

proses penemuan.

g) Guru bersama siswa membahas (mengevaluasi)

masalah-masalah yang ada di dalam LKK yang belum dapat

dipecahkan oleh siswa.

h) Siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.


(46)

28

a. Siswa diberikan post tes pada akhir pembelajaran pertemuan

III berupa soal uraian.

b. Guru memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang

akan datang.

c. Guru memberikan PR kepada siswa untuk mengerjakan soal

uji kompetensi pada buku paket dan membaca materi yang

akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

b. Kelas kontrol 1) Pendahuluan

a) Siswa melakukan pretes berupa soal uraian pada pertemuan I

mengenai Struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada

tumbuhan.

b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara:

Pertemuan ke-1: dengan memberi penegasan kepada siswa,

”Karena fungsi dari macam-macam organ tersebut berbeda, lalu bagaimana susunan jaringan pada akar, batang, dan daun? Oleh

karena itu, kita perlu mempelajari tentang struktur dan fungsi

masing-masing organ tersebut, tidak hanya struktur luar saja

tetapi juga struktur dalam masing-masing organ tersebut”. Pertemuan ke-2: pada pertemuan sebelumnya kita sudah

mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada akar. Apakah


(47)

29

Pertemuan ke-3: pada pertemuan sebelumnya kita sudah

mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada batang. Apakah

pada daun juga sama jaringan penyusunnya?

c) Motivasi diberikan dengan cara:

Pertemuan ke-I : dengan membawa sampel tanaman jagung dan

tanaman nanas kemudian memanggil salah satu siswa untuk

maju ke depan kelas dan menanyakan kepada siswa ”Tolong tunjukkan letak akar, batang, dan daun dari sampel tanaman

yang ibu bawa! Apa yang terjadi jika akar tidak ada?

Pertemuan ke-2 : akar, batang dan daun disusun oleh jenis

jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh

fungsi masing-masing organnya. Manfaat yang akan kita

dapatkan melalui kegiatan hari ini adalah kita dapat memahami

fungsi jaringan penyusun batang.

Pertemuan ke-3: akar, batang dan daun disusun oleh jenis

jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh

fungsi masing-masing organnya. Manfaat yang akan kita

dapatkan melalui kegiatan hari ini adalah kita dapat memahami

fungsi jaringan penyusun daun.


(48)

30

a. Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing (setiap kelompok

berjumlah 6-7 orang dan pembagian kelompok telah dilakukan pada

hari sebelumnya).

b. Siswa dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) mengenai struktur

dan fungsi macam-macam jaringan pada akar (pertemuan I), struktur

dan fungsi macam-macam jaringan pada batang (pertemuan II),

struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada daun (pertemuan

III).

c. Setelah LKK selesai dikerjakan guru meminta setiap kelompok

mengumpulkannya

d. Selanjutnya dilakukan presentasi LKK oleh setiap kelompok.

e. Guru mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang

belum dipahami oleh siswa.

f. Siswa menyimpulkan materi yang telah berlangsung dan diberi

informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.

3) Penutup

a. Setelah semua siswa memahami materi yang telah di berikan maka

siswa akan diberikan post test pada akhir pembelajaran pertemuan III

berupa soal uraian.

b. Siswa diberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan

datang.

c. Siswa diberikan PR untuk mengerjakan soal uji kompetensi pada buku

paket dan membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan


(49)

31

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan berpikir kritis siswa pada

materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan yang diperoleh dari

nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes

dengan postes, lalu dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan skor

N-gain menggunakan rumus Meltzer, dalam Coletta dan Phillips (2005: 1172) yaitu:

Skor N-gain = 100

Y Z

Y X

 

Keterangan : X = nilai postes; Y = nilai pretes; Z = skor maksimal.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan

siswa terhadap media komik dan metode discovery.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pretes dan Postes

Data keterampilan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai


(50)

32

maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran

pada pertemuan ketiga setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol.

Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian.

Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

100

S x

N R

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang

diamati yaitu: aktivitas siswa bekerjasama dengan teman, melakukan

kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan

media komik dengan metode discovery dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5

pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 4 pilihan

jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(51)

33

Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan

program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Liliefors dengan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5)

2. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan

uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika χ2hit < χ2 tab sehingga Ho diterima

- Jika χ2hit > χ2 tab sehingga Ho ditolak


(52)

34

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji

perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 13)

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol.

2) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 10)


(53)

35

Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran

Biologi sebagai berikut:

1. Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2. Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan

menggunakan rumus:

P= N

f 100

Keterangan: P = Poin yang dicari; f = Jumlah poin keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin keterampilan berpikir kritis tiap indikator (Sudijono, 2004: 40).

3. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

No Nama

Aspek Kecakapan Berpikir Kritis Siswa Memberikan Argument Melakukan Deduksi Melakukan Induksi Melakukan Evaluasi

No soal … No soal … No soal … No soal …

Skor 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 2 3 Jumlah (F) P Kriteria

Catatan : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai

Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran.

4. Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan berpikir kritis

siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

Tabel 3. kriteria berpikir kritis siswa


(54)

36

(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245)

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data

yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan

indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk yaitu:

1. Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

100 X x n xi

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek yang diamati A B C 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2 3

∑Xi

X

Sumber: dimodifikasi dari Carolina (2010: 29) Keterangan: X = Persentase aktivitas siswa; ∑Xi = Jumlah skor yang diperoleh; n= Jumlah skor maksimum

(dimodifikasi dari Sudjana, 2002 : 69)

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: a. Bekerja sama dengan teman :

1) Tidak bekerja sama dengan teman (diam saja) 2) Bekerja sama tetapi hanya satu atau dua teman. 3) Bekerja sama baik dengan semua anggota kelompok

b. Melakukan kegiatan diskusi :

1) Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok 80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah


(55)

37

2) Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3) Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan c. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok :

1) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis tetapi dapat menjawab pertanyaan dengan benar. 3) Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan

sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

2. Menafsirkan atau menentukan kategori Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 4.

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Komik dengan Metode Discovery

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan media komik

dengan metode discovery dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5

pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1. Skor angket

Tabel 6. Skor per soal angket

Keterangan: SS = sangat setuju; S = setuju; TS = tidak setuju; STS = sangat tidak setuju. Sumber: dimodifikasi dari

Rahayu (2010: 29)

No. Soal Skor per soal angket

3 2 1 0

1.(+) SS S TS STS

2.(+) SS S TS STS

3. (-) STS TS S SS

4.(+) SS S TS STS

5.(-) STS TS S SS

6.(-) STS TS S SS

7.(+) SS S TS STS

8.(-) STS TS S SS

9.(-) STS TS S SS


(56)

38

2. Tabel 7. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan media komik dan metode Discovery.

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 30)

3. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai

berikut: 100 % 

maks in S S X

Keterangan: %Xin= Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69)

4. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang

dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 8. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media komik dengan metode discovery.

No. pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (siswa) Ket Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9

dst . 1. SS S TS STS 2. SS S TS STS … dst. SS S TS STS

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 31)

No responden

(siswa)

Skor angket per item soal Skor total No. soal (1) No. soal (2) No. soal (3) No. soal (4) dst

0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 1.

2. dst.


(57)

39

5. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa pada

pembelajaran menggunakan media komik dengan metode discovery.

Tabel 8 Tafsiran persentase jawaban

dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245).

Persentase Kriteria

75,1%-100% 50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju


(58)

59

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan media komik dengan metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

2. Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya

menggunakan media komik dengan metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan lebih tinggi dibandingkan

menggunakan media gambar melaui metode diskusi pada materi pokok

Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.

3. Rata-rata aktivitas siswa yang pembelajaranya menggunakan media komik

dengan metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan lebih tinggi dibandingkan menggunakan media gambar dengan


(59)

60

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan

sebagai berikut:

1. Dalam pembuatan media komik hendaknya isi cerita dibuat lebih menarik

dan disesuaikan dengan materi pelajaran sehingga siswa lebih termotivasi

untuk belajar.

2. Bagi Penelitian selanjutnya yang akan menggunakan media komik

hendaknya pembagian jumlah komik disesuaikan dengan jumlah anggota


(60)

40

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2006. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Permainan dan Komik Matematika Pada Siswa Kelas III MI

(SD) TGIA PERKEMAS Teluk Betung Tahun Pelajaran 2005/2006. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Amran, Y.S. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Pustaka Setia. Bandung. Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Asriyanti. 2008. Pengaruh Media Visual Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi siswa Kelas VIII SMP N 13 Makassar. http://pondokskripsi.wordpress.com/2009/12/21/pengaruh-media-visual- dalam-pembelajaran-kooperatif-tipe-number-heads-together-nht-terhadap-hasil-belajar-biologi-siswa-kelas/. (12 Februari 2011, 14:00 WIB).

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Colleta, V.P dan Phillips J.A. 2005. Interpreting FCI scores: Normalized gain, preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California.

Diana, A. N. 2010. Pengaruh Media Berbasis Komputer dalam Model

Pembelajaran STAD terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X MAN 3 Malang pada Materi Senyawa Hidrokarbon. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/9349/0 (13 Februari 2011; 10:24 WIB).

Eva, Farah. 2010. Pengaruh Media Komik Pembelajaran Biologi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Pokok Ekosistem Siswa Kelas VII SMP Muhammadayah 3 Bandar Lampung. Universitas Lampung. Lampung.

Handayani, Puji. 2008. Komik Indonesia sebagai Media Komunikasi Alternatif dalam Menyampaikan Informasi Ilmiah. Forum Penelitian: Jurnal Teori dan Praktek Penelitian.Tahun XX. Nomor 1.Halaman 151-162. FKIP.

Hamalik, O. 2006. Perancanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.


(61)

41

Herniza, L. 2011. Pengaruh Media Audio -Visual Melalui Model NHT Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem

Pernapasan. Universitas Lampung. Lampung.

Johnson, E.B. 2007. Contextual Teaching dan Learning. MLC. Bandung.

Koeshariatmo. 2008. Pembelajaran Bermakna.

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-bermakna-sekilas-pandang/. (21 Februari 2011, 20:00 WIB).

Margono, S. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Marzuki, E. 2009. Pengaruh Animasi Multimedia dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Terhadap Penguasaan Materi Biologi Siswa. http://biologinfo.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-biologi-dengan-menggunakan.html. (13 Februari 2011, 10:23).

Muhfahroyin. 2009. Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think Criticallyis a Key Skill for Academic Success.

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5570. (21 Februari 2011, 20.30 WIB).

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Radjah,Carolina.L., Indreswari,H., dan Utami,Sri.W. 2007. Pengembangan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Komik Pembelajaran untuk Siswa Pendidikan Dasar di Jawa Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan. Tahun XVII.Nomor 1.Halaman 119-123.FKIP.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan, Jakarta : SIC.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta. Sadiman, A.S. 2005. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Kencana. Prenada Media Group.

Jakarta.

Side, H. 2009. Penggunaan Media Animasi Dalam Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 13 Makasar. http://www.slideshare.net/Edhybioners/penggunaan-media animasi-dalam-model-pembelajaran-langsung-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-biologi-siswa-kelas-viii3-smp-negeri-13-makassar. (12 Februari 2011, 14:00 WIB).


(62)

42

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT RajaGrafindo. Jakarta

Sudjana, N. 1991. Media Pengajaran. Sinar Baru, Bandung.

Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.

Sofyan, A. 2010. Pemodelan Lingkungan.

http://www.kitada.eco.tut.ac.jp/pub/member/asep/plo/model.html. (Minggu, 30 Januari 2011, 11:30).

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.

Suyitno, A. 2000. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.


(1)

5. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan media komik dengan metode discovery.

Tabel 8 Tafsiran persentase jawaban

dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245). Persentase Kriteria 75,1%-100%

50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan media komik dengan metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

2. Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan media komik dengan metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan lebih tinggi dibandingkan

menggunakan media gambar melaui metode diskusi pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.

3. Rata-rata aktivitas siswa yang pembelajaranya menggunakan media komik dengan metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan lebih tinggi dibandingkan menggunakan media gambar dengan metode diskusi pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan.


(3)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Dalam pembuatan media komik hendaknya isi cerita dibuat lebih menarik dan disesuaikan dengan materi pelajaran sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar.

2. Bagi Penelitian selanjutnya yang akan menggunakan media komik hendaknya pembagian jumlah komik disesuaikan dengan jumlah anggota kelompoknya masing-masing.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2006. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Permainan dan Komik Matematika Pada Siswa Kelas III MI

(SD) TGIA PERKEMAS Teluk Betung Tahun Pelajaran 2005/2006. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Amran, Y.S. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Pustaka Setia. Bandung. Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta. Asriyanti. 2008. Pengaruh Media Visual Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Number

Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi siswa Kelas VIII SMP N 13 Makassar. http://pondokskripsi.wordpress.com/2009/12/21/pengaruh-media-visual- dalam-pembelajaran-kooperatif-tipe-number-heads-together-nht-terhadap-hasil-belajar-biologi-siswa-kelas/. (12 Februari 2011, 14:00 WIB).

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Colleta, V.P dan Phillips J.A. 2005. Interpreting FCI scores: Normalized gain, preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California.

Diana, A. N. 2010. Pengaruh Media Berbasis Komputer dalam Model

Pembelajaran STAD terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X MAN 3 Malang pada Materi Senyawa Hidrokarbon. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/9349/0 (13 Februari 2011; 10:24 WIB).

Eva, Farah. 2010. Pengaruh Media Komik Pembelajaran Biologi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Pokok Ekosistem Siswa Kelas VII SMP Muhammadayah 3 Bandar Lampung. Universitas Lampung. Lampung.

Handayani, Puji. 2008. Komik Indonesia sebagai Media Komunikasi Alternatif dalam Menyampaikan Informasi Ilmiah. Forum Penelitian: Jurnal Teori dan Praktek Penelitian.Tahun XX. Nomor 1.Halaman 151-162. FKIP.

Hamalik, O. 2006. Perancanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.


(5)

Herniza, L. 2011. Pengaruh Media Audio -Visual Melalui Model NHT Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem

Pernapasan. Universitas Lampung. Lampung.

Johnson, E.B. 2007. Contextual Teaching dan Learning. MLC. Bandung. Koeshariatmo. 2008. Pembelajaran Bermakna.

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-bermakna-sekilas-pandang/. (21 Februari 2011, 20:00 WIB). Margono, S. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Marzuki, E. 2009. Pengaruh Animasi Multimedia dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Terhadap Penguasaan Materi Biologi Siswa. http://biologinfo.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-biologi-dengan-menggunakan.html. (13 Februari 2011, 10:23).

Muhfahroyin. 2009. Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think Criticallyis a Key Skill for Academic Success.

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5570. (21 Februari 2011, 20.30 WIB).

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Radjah,Carolina.L., Indreswari,H., dan Utami,Sri.W. 2007. Pengembangan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Komik Pembelajaran untuk Siswa Pendidikan Dasar di Jawa Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan. Tahun XVII.Nomor 1.Halaman 119-123.FKIP.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan, Jakarta : SIC.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta. Sadiman, A.S. 2005. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Kencana. Prenada Media Group.

Jakarta.

Side, H. 2009. Penggunaan Media Animasi Dalam Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 13 Makasar. http://www.slideshare.net/Edhybioners/penggunaan-media animasi-dalam-model-pembelajaran-langsung-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-biologi-siswa-kelas-viii3-smp-negeri-13-makassar. (12 Februari 2011, 14:00 WIB).


(6)

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT RajaGrafindo. Jakarta Sudjana, N. 1991. Media Pengajaran. Sinar Baru, Bandung.

Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.

Sofyan, A. 2010. Pemodelan Lingkungan.

http://www.kitada.eco.tut.ac.jp/pub/member/asep/plo/model.html. (Minggu, 30 Januari 2011, 11:30).

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.

Suyitno, A. 2000. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA UNNES.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar L

0 19 65

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 18 51

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

0 17 61

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA N 12 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

1 9 52

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Punggur Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 123

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Study Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/

2 4 58

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH (Kuasi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri 1 Kalianda Kelas XI Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 23 68