Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren.

(1)

(Studi Deskriptif pada Pondok Pesantren Modern Ma

la’ul

Hud

ā

Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh : Irma Pujiawati

1000300

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Bandung)

Oleh

Irma Pujiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©IRMA PUJIAWATI Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(StudiDeskriptifpadaPondokPesantren Modern Ma

ṭla’ulHudā

Bandung)

oleh

Irma Pujiawati 1000300

DisetujuidanDisahkanolehPembimbing: Pembimbing I

Dr. H. A. Syamsu Rizal, M.Pd. NIP.19551002 1986011001

Pembimbing II

Dr. Wawan Hermawan, M.Ag. NIP. 19740209 2005011002

Mengetahui,

Ketua Program StudiIlmuPendidikan Agama Islam

Dr. H. EndisFirdaus, M.Ag.


(4)

Panitia Ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

3. Penguji :

Dr. H. Abas Asyafah, M.Pd. NIP. 19581016 198601 1 003

Dr. Edi Suresman, M.Ag. NIP. 19601124 198803 1 001

Dra. Kokom St. Komariah, M.Pd. NIP. 19620513 198803 2 002


(5)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... A.Latar Belakang ...1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ...5

C.Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...6

E. Struktur Organisasi ...7_Toc380447859 BAB II PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PADA NILAI-NILAI ISLAM DI PONDOK PESANTREN... A. Pendidikan Islam Dalam Membina Pribadi Muslim...8

B. Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Pembentukkan Kepribadian s. Muslim . ... 27

C. Karakter Kedisiplinan Sebagai Ciri Kepribadian Muslim ...39

D. Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan Islam ...49

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...56

BAB III METODE PENELITIAN ... A. Lokasi Penelitian ...58

B. Desain Penelitian ...58

C. Metode Penelitian ...59

D. Definisi Operasioanal ...60

E. Instrumen Penelitian ...61

F. Tehnik Pengumpulan Data ...61


(6)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data ...66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Pemaparan Data Hasil Penelitian ... 1. Keadaan Pondok Pesantren Modern Matha'ul Huda Bandung ...73 2. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Matha'ul Huda

Bandung ...77 3. Perencanaan Program Pendidikan Karakter Kedisiplinan di Pondok

Pesantren Modern Matha'ul Huda Bandung ...84 4. Proses Pelaksanan Pendidikan Karakter Kedisiplinan di Pondok

Pesantren Modern Matha'ul Huda Bandung...90 5. Sistem Evaluasi Pembiinaan Pendidikan Karakter Kedisiplinan di

Pondok Pesantren Modern Matha'ul Huda Bandung ...97 B. Pembahasan Data ...

1. Analisis Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Matha'ul Huda Bandung ...98 2. Analisis Perencanaan Program Pendidikan Karakter Kedisiplinan di

Pondok Pesantren Modern Matha'ul Huda Bandung ...105 3. Analisis Pelaksanan Pendidikan Karakter Kedisiplinan di Pondok

Pesantren Modern Matha'ul Huda Bandung ...107 4. Analisis Sistem Evaluasi Pembiinaan Pendidikan Karakter

Kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Matha'ul Huda

Bandung...110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

A. Kesimpulan ... 112 B. Saran ...115

DAFTAR PUSTAKA...117 LAMPIRAN...


(7)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER KEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN (STUDI DESKRIPTIF PADA PONDOK PESANTREN

MODERN MAṬLA’UL HUDĀ BANDUNG) oleh

Irma Pujiawati (1000300)

Pendidikan karakter disiplin dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik di dalam mematuhi peraturan dalam suatu sistem, yang berguna untuk memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Untuk memahami pendidikan karakter kedisiplinan perlu adanya analisa yang mendalam mengenai model pendidikan karakter kedisiplinan, salah satunya yang diterapkan di Pondok Pesantren Modern Maṭla’ul-hudā Bandung.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem pendidikan Pondok Pesantren Maṭla’ul-hudā, perencanaan programkarakter kedisiplinan, proses pelaksanaan karakter kedisiplinan, dan sistemevaluasi pembinaan pendidikan karakter kedisiplianan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pertimbangan penggunaan metode ini adalah untuk mendeskripsikan pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Maṭla’ul-hudā Bandung. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tiga teknik yaituobservasi, wawancara, dan studi dokumentasi.Pondok merancang peraturan kedisiplinan yang dapat merangatur dan mengontrol seluruh kegiatan pondok di mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.Semua disusun dalam sebuah program yan disebut TengKo (Teng Komando).Aturan-aturan yang dibahas di dalam TengKo, diantaranya adalah: Disiplin keamanan atau ketertiban umum, disiplin etika dan kesopanan, disiplin kebersihan dan kesehatan, disiplin beribadah, disiplin bahasa, disiplin menerima tamu, disiplin makan di dapur, disiplin pakaian dan kerapihan, dan disiplin perizinan keluar Pondok. Dalam pelaksanaannya, TengKo dilakukan setelah disahkan atau diresmikan oleh pimpinan Pondok Setelah TengKo disahkan maka TengKo diinformasikan dan diumumkan kepada para santri dan santriwati. Santri dan santriwati diharuskan menaati semua peraturan yang telah ditetapkan,dalam TengKo, jika tidak maka mereka akan mendapatkan sanksi.Sistem evaluasi yang dilaksanakan dari pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Maṭla’ul-hudā ini dilaksanakan sebanyak tiga kali.Pertama evaluasi dilaksanakan dua minggu sekali, kedua evaluasi dilaksanakan sebulan sekali dengan pihak Pondok, dan ketiga evaluasi yang dilaksanakan setahun sekali, yang dilaksanakannya itu dengan pihak Pondok.


(8)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MODEL OF DISCIPLINE CHARACTER EDUCATION IN

BOARDING SCHOOL (DESCRIPTIVE STUDY ON MODERN

BOARDING SCHOOL MA

LA'UL HUDA)

Study Program Islamic Science Education, Faculty of Social Sciences Education, University of Education Indonesia

ABSTRACT

Character education disciplines can be interpreted as the value of education, moral education, character education, character education that aims to develop student’s ability to comply with the rules in a system, which is useful to preserve what is good, and realize the goodness in everyday life with wholeheartedly. To understand the character education of discipline it needs depth analysis of the discipline of character education models, one of which is applied in the Modern Islamic Boarding Maṭla'ul-Huda Bandung. This study aimed to describe the boarding school education system in Maṭla'ul-Huda, discipline character program planning, implementation process discipline character, and character education development evaluation system. This study used a qualitative approach with descriptive methods. Consideration of the use of this method is to describe the character education discipline in the Modern Boarding School Maṭla'ul-Huda Bandung. In the data collection researchers used three techniques of observation, interviews, and documentation studies. The cottage design rules that can disciplining and control all activities in the cabin started waking up from sleep again. All are arranged in a program called TengKo (Command Tank). The rules discussed in TengKo, which are: Discipline security or public order, discipline, ethics and decency, hygiene and health discipline, the discipline of worship, discipline language, accept the discipline of living, eat-in kitchen discipline, discipline and neatness of clothing, and discipline licensing out the cottage. In practice, TengKo done after it was enacted or inaugurated by the head of the lodge. Having passed the TengKo TengKo informed and announced to the students and female students. Male and female students are required to abide by all rules set in TengKo, if not then they will get penalized. System evaluation carried out of character education discipline in the Modern Boarding School Maṭla'ul-Huda was conducted three times. The first evaluation carried out every two weeks, once a month the second evaluation conducted by the lodge, and the third evaluation conducted once a year, he is performing it with the cottage. Keyword: Character Education, Discipline, Boarding School


(9)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung di segala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Maka secara tidak langsung, pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan dan pematangan diri. Dewasa dalam hal perkembangan fisik, cerdas dalam perkembangan jiwa, dan matang dalam hal perilaku.

Suhartono (2009, hlm. 79) mengemukakan bahwa manusia menjalankan pendidikan secara intensif atau naluriah, semata-mata demi kelangsungan hidupnya. Naluri adalah kodrat bawaan yang tidak perlu dipelajari secara metodis dan sistematis terlebih dahulu. Naluri pendidikan sudah mulai tampak sejak dari lahir, ketika menangis, tertawa, menggerakkan anggota badan, mulai bisa duduk, berdiri, berlari, dan seterusnya. Setiap gerak-gerik badan manusia mencerminkan adanya naluri pendidikan. Bahkan naluri pendidikan itu terus berlangsung sampai sistem dan metode pendidikan ditemukan. Sementara itu, secara psikis naluri pendidikan, seperti sikap melindungi, membimbing, melatih, mencintai, menghidupi anak, dan sebagainya, muncul sewaktu-waktu secara alami pula.

Selanjutnya, atas daya ciptanya, manusia mulai mengadakan perubahan dan pengembangan penyelenggaraan pendidikan secara terencana. Kegiatan pendidikan disusun dalam program yang beraneka ragam dalam jenis dan jenjang serta dilaksanakan menurut sistem dan metode tertentu. Sedangkan keaneka ragaman program dan penjenjangan itu disusun menurut kemampuan daya fikir, sesuai dengan keadaan lingkungan, kebutuhan, dan berdasarkan pada tujuan kehidupan (Suhartono, 2009, hlm. 81).


(10)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu hasil cipta manusia adalah adanya pendidikan berbasis karakter. Zaenul (2012, hlm. 19) mengatakan bahwa pendidikan karakter memiliki beragam istilah dan pemahaman antara lain pendidikan akhlak, budi pekerti, nilai, moral, etika dan lain sebagainya. Pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus dibangun dengan melibatkan semua komponen yang ada. Contohnya dalam pendidikan formal, keterlibatan kepala sekolah, guru dan orangtua siswa yang sangat besar dalam menentukan keberhasilannya.

Senada dengan itu, Martadi (dalam Budiansyah, 2012, hlm. 15) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberi keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Pendidikan karakter didefinisikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter yang mulia (good character) dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan sesama manusia maupun hubungannya dengan Tuhannya (Samani & Hariyanto, 2012, hlm. 44).

Menurut Koesoema (dalam Budiansyah, 2012, hlm.14) pendidikan karakter memiliki empat prinsip dasar sebagai berikut. Pertama, keteraturan setiap tindakan dan diukur berdasarkan hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan. Kedua, koherensi yang memberikan keberanian, membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut risiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Ketiga, otonomi. Dalam ini seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat melalui penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain. Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik. Kesetian merupakan dasar bagi penghormatan atau komitmen yang pilih.


(11)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka untuk mewujudkan pendidikan karakter tersebut, lembaga-lembaga pendidikan berlomba untuk menerapkan sistem tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa dapat memunculkan karakter yang ada pada diri mereka, salah satunya adalah kedisiplinan. Siswa dapat mempelajarinya melalui sekolah atau Pondok pesantren misalnya. Pondok pesantren memiliki kelebihan dalam menerapkan pendidikan karakter. Dengan adanya program full day shcool implementasi pendidikan karakter lebih mudah diterapkan dan lebih terpantau, Karena padatnya kegiatan siswa di sana telah terjadwal dan terpantau selama 24 jam lamanya. Semua itu dipantau mulai dari bangun tidur, mandi, shalat, tadarus Al-Qur’ān, halaqah, belajar, sampai tidur kembali. Semuanya implementasikan ketika Pondok maupun Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung.

Pendidikan Pondok pesantren dapat dijadikan bukti yang cukup kuat, yang mampu menggerakan girah kependidikan. Menurut Noor (2006, h1m. 30) dalam sistem pendidikan nasional disebutkan di antara tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia Indonesia yang memiliki kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh sebab itu, pendidikan yang diselenggarakan Pondok pesantren dikembangkan tidak hanya berdasarkan pada pendidikan keagamaan semata, melainkan dalam Pondok pesantren tersebut diarahkan pembinaan mental dan sikap siswanya untuk hidup mandiri, meningkatkan keterampilan dan berjiwa entrepreneurship. Salah satunya dengan cara menjaga dan mengkonsistenkan kedisiplinan.

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, setelah rumah tangga. Menurut para ahli, pesantren baru dapat disebut pesantren bila memenuhi lima syarat, yaitu (1) ada kiyai, (2) ada Pondok, (3) ada masjid, (4) ada siswa, (5) ada pengajar membaca kitab kuning. Pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang religius. Lembaga tersebut telah


(12)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

banyak melahirkan banyak pemimpin bangsa di masa lalu, kini dan agaknya juga di masa yang akan datang (Tafsir, 2012,hlm. 290).

Senada dengan itu, Zamakhsari (dalam Tafsir, 2012, hlm. 292) menyatakan bahwa harus ada sekurang-kurangnya lima elemen untuk dapat disebut pesantren, yaitu ada Pondok, masjid, kiyai, siswa, dan pengajaran kitab Islam klasik (sering disebut kitab kuning).

Adapun pembinaan dan pemantauan selama 24 jam bagi siswa dilakukan oleh pihak pesantren ditujukan untuk membina karakter mereka. Dengan pola 24 jam siswa tinggal di asrama, sehingga guru dapat mengontrol perilaku mereka dan mengarahkannya sesuai dengan karakter Islam. Salah satunya adalah kedisiplinan. Pembinaan ini merupakan wujud dari keseriusan pesantren dalam membina karakter kedisiplinan siswa di Pondok pesantren.

Menyadari pentingnya pendidikan karakter, pendidikan Pondok pesantren ini banyak diterapkan dalam pendidikan di sekolah, khususnya sekolah yang berasrama. Karena hal ini dapat membantu melatih dan menumbuhkan karakter siswa, khususnya kedisiplinan. Kedisiplinan sangatlah penting di dalam membantu melatih dan membina siswa. Kedisiplinan yang kuat akan membantu terlaksananya kegiatan yang maksimal. Dan itulah yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung. Kedisiplinan yang kuat diterapkan di sana, dibuktikan dengan disiplinnya siswa ketika adzan dzuhur akan dikumandangkan, tidak ada satu pun siswa yang berkeliaran di sekitar Pondok. Semua siswa bergegas pergi ke mesjid untuk sholat berjama’ah dan mendengarkan khutbah dzuhur. Dan mereka kembali setelah itu, kegiatan pun berlanjut dengan kegiatan ekstrakulikuler. Siswa dibebaskan dalam memilih kegiatan ekstrakulikuler mereka. Ada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler basket, futsal, volly, badmiton, dan lain-lain. Semua santri dan santriwati dibolehkan mengikuti berapa ekstrakulikuler yang dia pilih, selama dia mampu mengikutinya. Itu semua telah diataur dan dirancang dengan sedemikian rupa, agar siswa dapat mengikutinya. Semua itu tidak lepas dari kedisiplinan yang kuat dan maksimal yang diterapkan oleh pihak Pondok


(13)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pesantren tersebut. Bahkan tercatat kurang lebih 900 jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak Pondok pesantren dalam setiap bulannya. Oleh kerena itu, model pendidikan karakter kedisiplinan pada Pondok pesantren sangatlah menarik untuk diteliti. Penelitian ini akan mengambil obyek Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

Sesuai dengan uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk mewujudkan pribadi siswa yang memiliki karakter kedisiplinan, diperlukan pendidikan yang baik. Dalam kenyataannya Pondok pesantren dapat menghasilkan lulusan yang memiliki karakter baik, yakni karakter kedisiplinan. Khususnya kedisiplinan waktu. Oleh karena itu peneliti tertarik mengkaji bagaimana model pendidikan karakter kedisiplinan pada Pondok Pesantren. yang dikemas dalam sebuah judul: ”MODEL PENDIDIKAN KARAKTER KEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN (Studi deskriptif

pada Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung)”

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut: ”Bagaimana model pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok pesantren, khususnya di Pondok Pesantren

Modern Mathla’ul Huda Bandung?” Masalah pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung?

2. Bagaimana perencanaan program pendidikan karakter kedisiplinan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung?

3. Bagaimana proses pelaksanaan pendidikan karakter kedisiplinan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung?

4. Bagaimana sistem evaluasi pembinaan pendidikan karakter kedisplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung?


(14)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan umum penelitian ini adalah memperoleh dan mengungkapkan gambaran model pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok pesantren, khususnya di Pondok pesantren modern Mathla’ul Huda Bandung. Adapun secara khusus, tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui gambaran sistem pendidikan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

2. Mengetahui perencanaan program pendidikan karakter kedisiplinan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

3. Mengetahui proses pelaksanaan pendidikan karakter kedisiplinan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

4. Mengetahui sistem evaluasi pembinaan pendidikan karakter kedisplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Adapun kegunaan dari penelitian ini secara teoritis antara lain: a.Memberi informasi mengenai gambaran sistem pendidikan Pondok

Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

b.Memberi informasi mengenai perencanaan program pendidikan karakter kedisiplinan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

c.Memberikan informasi mengenai proses pelaksanaan pendidikan karakter kedisiplinan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

d. Memberikan informasi mengenai sistem evaluasi pembinaan pendidikan karakter kedisplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.


(15)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat Praktis

Adapun kegunaan dari penelitian ini secara praktis antara lain: a. Bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia,

khususnya Ilmu Pendidikan Agama Islam mempunyai dokumentasi tentang model pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok pesantren.

b. Bagi Pondok pesantren lain diharapkan dapat menjadi rujukan dalam membina karakter kedisiplinan.

c. Bagi Pondok pesantren yang diteliti diharapkan dapat dijadikan sebagai dokumentasi terhadap Pondok pesantren yang diteliti. d. Bagi para orang tua, penelitian ini diharapkan dapat membuka

cakrawala pemahaman mereka mengenai model pendidikan karakter kedisiplinan dalam membina keluarga.

e. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan rujukan dalam memahami model pendidikan karakter kedisiplinan. f. Bagi Penulis, penelitian ini merupakan bahan latihan dalam

penulisan karya ilmiah sekaligus menjadi acuan dan refleksi untuk melaksanakan model pendidikan karakter kedisiplinan.

E.Struktur Organisasi

Dalam penuisan skripsi ini sistematika penulisannya sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

Bab II : Kajian pustaka yang meliputi teori tentang pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok pesantren.

Bab III : Metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, definisi operasional, tehnik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan


(16)

58 Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang menjadi tempat penelitian. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda. Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda merupakan salah satu Pondok pesantren yang terletak di kecamatan Baleendah, tepatnya di Jalan Cimuncang no 01 Pasarkemis Baleendah Bandung Pondok pesantren ini memiliki ikatan dengan gontor Ponorogo. Karena para pendiri Pondok pesatren ini merupakan alumni dari Pondok pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur, yang sering kita kenal dengan Pondok alumni Gontor. Pondok pesantren ini peneliti ambil karena pertimbangan bahwa Pondok pesantren ini merupakan Pondok pesantren yang mengabungkan dua sistem pendidikan, yaitu pendidikan Pondok pesantren dan pendidikan sekolah formal.

B.Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Satori dan Komariah (2011, hlm. 22) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang atau jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan suatu konsep teori. Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses atau langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik atau artifak, dan lain sebagainya.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat desain penelitian yang disesuaikan dengan pendekatan penelitian kualitatif.


(17)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu (Nasution, 2003, hlm. 23).

Adapun desain yang peneliti gunakan adalah desain case study. Case study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu (misalnya suatu keluarga), segolongan manusia (guru, suku Minangkabau), lingkungan hidup manusia (desa, sektor kota) atau lembaga sosial (perkawinan-perceraian). Case study dapat mengenai perkembangan sesuatu (misalnya pengaruh didirikannya pabrik di daerah pedesaan) dapat pula memberikan gambaran tentang keadaan yang ada. Bahan untuk case study dapat diperoleh dari sumber seperti laporan hasil pengamatan, catatan pribadi, kitab harian atau biografi orang yang diselidiki, laporan atau keterangan dari orang yang banyak tahu tentang hal itu (Nasution, 2003, hlm. 28).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain case study yang bersifat deskriptif, karena bertujuan memaparkan sebuah proses yang terjadi di dalam sekelompok individu, yang di dalam nya membahas mengenai model kedisiplinan yang ada di Pondok pesantren. Dari mulai sistem pendidikan, perencanaan, proses, dan sitem evaluasi di Pondok pesantren modern Mathla’ul Huda Bandung.

C.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sukmadinata (2009, hlm. 72) mengungkapkan bahwa metode deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktifitas, karakteristik perubahan, hubungan kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain.

Dalam penelitian ini, peneliti secara fokus meneliti model pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung,


(18)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan variasi analisis kegiatan. Yakni dengan cara peneliti menganalisis aktivitas, proses, dan peristiwa yang ada dan terjadi di lembaga pendidikan Pondok pesantren modern Mathla’ul Huda Bandung.

D.Definisi Operasional

Agar tidak ada kesalahpahaman dalam memahami istilah-istilah esensial dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan istilah-istilah esensial dalam penelitian dengan pengertian yang dapat menghasilkan persepsi yang sama terhadap istilah-istilah esensial tersebut. Adapun istilah-istilah esensial yang peneliti definisikan seara opeasional alam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Pendidikan Karakter

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang antara berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Dalam bahasa arab karakter diartikan ‘khuluk, sajiyyah, thab’ yang memiliki arti budi pekerti, tabiat atau watak. Kadang juga diartikan syakhsiyyah artinya lebih dekat dengan personality (kepribadian) (Fitri, 2012, hlm. 20).

Secara terminologi, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karater adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Dan karakter juga dapat diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti (Fitri, 2012, hlm. 20).

Samani & Hariyanto (2012, hlm. 45) berpendapat bahwa inti dari pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter


(19)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Namun, dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk meneliti seluruh karakter. Penelitian ini hanya akan meneliti salah satu karakter dalam pendidikan karakter, yakni model pendidikan karakter kedisiplinan saja.

2. Kedisiplinan

Disiplin berasal dari bahasa latin discere berarti belajar. Dari kata disiplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berprilaku tertib (Witaisma, 2013).

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa (Witaisma, 2013).

3. Pesantren

Pengertian pesantren dalam kamus besar Indonesia diartikan sebagai asrama tempat tingga santri atau tempat murid mengaji. Sedangkan menurut istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam di mana biasa santri biasa tinggal di Pondok (asrama) dengan


(20)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum bertujuan untuk menguasai berbagai bidang dan cabang ilmu agama Islam secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat (Sutri, 2012).

Adapun pesantren yang digunakan oleh peneliti adalah Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung. Yang Pondok tersebut merupakan salah satu Pondok Pesantren Alumni Gontor Ponorogo, karena para pendiri Pondok pesatren ini merupakan alumni dari Pondok pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur.

E.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistik. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan (Sugiyono, 2013, hlm. 305-306).

Menurut Nasution (Satori & Komariah, 2011, hlm. 63) peneliti sebagai instrumen penelitian memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.

b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.


(21)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahamiya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis engan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mengetest hipotesis yang timbul seketika.

f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, dan perbaikan.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013, hlm. 308).

Berikut adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data lapangan:

1. Observasi

Nasution (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 310) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengtahuan para ilmuan hanya dapat bekerja berdasaran data, yaitu akta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat diobservasi dengan jelas.


(22)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data melalui observasi. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi partisipan, yaitu pengamatan terhadap subjek penelitian di mana peneliti ikut serta sebagai partisipan dalam suatu setting tertentu bersama subjek lainnya dan berinteraksi secara alamiah bersama responden. Observasi partisipan dilakukan dalam kegiatan beribadah, dan berinteraksi sosial, seperti shalat berjama’ah, Kegiatan Belajar Mengajar, Kegiatan Ekstrakulikuler, dan semua hal yang bersangkutan dengan pendidikan karakter kedisiplinan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung. Selama dalam proses pengumpulan data, peneliti terus-menerus mengembangkan pertanyaaan-pertanyaan penelitian. (Lihat Lampiran 1)

2.Wawancara

Esterberg (Sugiyono, 2013, hlm. 317) menyatakan bahwa wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data melalui wawancara. Dalam wawancara peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan semiterstruktur, untuk itu peneliti membuat pertanyaan untuk wawancara, kemudian mencari informasi dan data dengan menggunakan pedoman wawancara. Dan peneliti akan mewawancarai Pimpinan Pondok Pesantren, bagian pengasuhan, bagian kurikulum, dan Ustadz serta Ustadzah Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung. (Lihat Lampiran 1 Pedoman Wawancara)

3.Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 329) mengemukakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dar


(23)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnyacatatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Yang dimaksud dokumen dalam penelitian ini adalah adanya dokumen-dokumen yang berkenaan dengan Pondok pesantren moder mathla’ul huda, seperti profil Pondok, kalender kegiatan tahunan Pondok, jadwal kegiatan sehari-hari, tata tertib Pondok, Jadwal Penggerak & Pembina Ekstrakurikuler, jadwal sosialisasi panduan ekstrakurikuler, dan lain sebagainya.

G.Prosedur Penelitian

Sebelum pada tahap pengumpulan dan analisis data, maka terlebih dahulu peneliti menguraikan kegiatan pertama hingga akhir dalam penelitian ini. Adapun persiapan pertama adalah mempersiapkan segala sesuatunya, agar pelaksanaan penelitan ini berjalan seperti apa yang diharapkan. Persiapan tersebut antara lain.

1. Persiapan penelitian

Tahap ini adalah tahap pertama dalam pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti diantaranya:

a. Penentuan dan pengajuan judul penelitian

Pada tahap ini peneliti berkomunikasi dan berkonsultasi dengan dengan dosen pembimbing akademik yaitu Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. , kemudian peneliti mengajukan judul penelitian skripsi kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam (IPAI) Fakultas Pendidikam Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Adapun judul skripsi yang diajukan adalah Model Pendidikan Karakter Kedisiplinan di Pondok


(24)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pesantren Mathla’ul Huda Bandung, yang dirancang dalam bentuk proposal penelitian.

b. Penyusunan Rancangan Penelitian

Proposal penelitian meupakan rancangan peneltian yang dibuat penulis sebagai acuan dan kerangka dasar dalam penulisan skripsi sebelum melakukan dan melaporkan penelitian. Di dalam proposal penelitian ada beberapa point, di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan daftar pustaka. Setelah diajukan dan disetujui oleh Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS), peneliti mendapat Surak Keputusan (SK) penunjukan dosen pembimbing yang dikeluarkan pada 10 Februari 2014. Adapun dosen yang menjadi pembimbing skripsi peneliti adalah Dr. H. A. Syamsu Rizal M.Pd. sebagai pembimbing I dan Dr. Wawan Hermawan, M.Ag. sebagai pembimbing II.

c. Bimbingan Skripsi

Untuk ketepatan dan kesesuaian dalam penulisan skripsi, peneliti dibimbing oleh dosen pembimbing. Proses bimbingan dilaksanakan melalui kesepakan antara peneliti dan dosen pembimbing. Kesepakan dilaksanaan dengan menghubungi dan mendatangi dosen pembimbing terlebih dahulu untuk menentukan waktu bimbingan. Dalam proses bimbingan, pembimbing telah menentukan waktu dan tempat bimbingan bagi peneliti. Dosen menentukan satu hari untuk bimbingan bagi peneliti, yakni setiap hari senin, dan bimbingan dilaksanakan di kampus, tepatnya di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS). Alhamdulillah peneliti selalu mendapat masukan dan arahan dari para dosen pembimbing, dan peneliti mencatat saran serta masukan yang dierikan oleh para dosen pembimbing.


(25)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pelaksanaan penelitian

Sebelum peneliti membuat laporan penelitian, peneliti melakukan persiapan. Sebagaimana yang dikatakan Sukardi (2008, hlm. 158) mengenai beberapa langkah dalam melaksanakan penelitian deskriptf adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi adanya masalah yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

Dalam tahap ini, peneliti tertarik untuk meneliti Pondok pesantren mathla’ul huda bandung karena Pondok pesantren ini memiliki keunggulan dan ciri khas yang berbeda dengan Pondok pesantren yang lain yang berada di daerah kecamatan Ciparay, yakni dari segi kedisiplinan dan bahasa yang sangat kental. Oleh karena itu, peneliti memilih pesantren tersebut sebagai lokasi penelitian. Dan peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, pesantren tersebut dapat menjadi model bagi Pondok pesantren lain.

b. Membatasi dan merumuskan masalah

Peneliti melakukan batasan dan perumusan masalah yang hendak diteliti. Adapun pembatasan yang dimaksud adalah peneliti memfokuskan hanya meneliti bagaimana pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung?. Dimulai dari mengetahui sistem pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung, perencanaan program, pelaksanaan, dan sistem evaluasi pendidikan karakter kedisiplinan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung. (Lihat BAB I Rumusan Masalah)

c. Menentukan tujuan dan manfaat penelitin

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung. Sedangkan


(26)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manfaat umum yang peneliti harapkan adalah agar Pondok pesantren lain dapat bercermin dan mengambil manfaat atas hasil penelitian di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung. (Lihat BAB I Tujuan Penelitian)

d. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan. Studi pustaka dilakukan peneliti dengan mengumpulkan sumber-sumber, diantaranya buku dan artikel. Dan berusaha mencari dokemen-dokumen mengenai Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

e. Mendesain metode penelitian

Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, tehnik samling, menentukan instrumen pengumpulan dan menganalisis data.

Dalam proses ini, peneliti memperbanyak wawasan terlebih dahulu baik dari membaca buku mengenai metodelogi penelitian, bimbingan dan berdiskusi bersama dosen pembimbing atau pun berdiskusi dengan mahasiswa lain yang dirasakan peneliti lebih berwawasan mengenai metodelogi penelitian ini.

f. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan mengunakan tehnik statistika yang relevan.

Pada tahap ini,peneliti sudah mulai terjun di tempat penelitian dan mulai merancang penulisan laporan penelitian. g. Membuat laporan penelitian.

Pada tahap ini, peneliti menyusun hasil penelitian secara sistematis sesuai dengan penulisan karya ilmiah UPI tahun 2013 agar dalam penulisan laporan peneliian tidak ada kerancuan karena sesuai prosedur.


(27)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H.Analisis Data

Analisis adalah suatu usaha untuk mengurangi suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan atau tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya (Satori & Komariah, 2011, hlm. 200).

Menurut Sugiyono (2011, hlm 336-338) Anaisis data dilakukan sejak sebelum ke lapangan, dalam penelitian kualitatif analisis data difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data dibagi tiga yaitu:

a. Analisis sebelum di lapangan

Diambil dari data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan namun sifatnya sementara, karena data akan terus berkembang. Dalam hali ini, penelii pada awalnya melakukan analissis terhadap dokumen-dokumen yang ada di Pondok Pesantren Mathla’ul Huda Bandung. Seperti profil Pondok Pesantren, Tujuan Pondok Pesantren, struktur organisasi, foto-foto kegiatan, kurikulum, dan jumlah santri. Peneliti juga menganalisis infomasi-informasi lain yang diperoleh dari wawancara pimpinan Pondok dan ustadz. Dan kegiatan ini dilakukan mulai bulan Februari, dari data yang diperoleh kemudian dilakukan reduksi data, membuat pernyataan penelitian, memilih dan menentukan narasumber, kemudian menentukan jadwal penelitian.

b. Analisis selama di lapangan

Analisis data dilakukan saat pengumpulan data berlangsung secara kontinu. Analisis data selama di lapangan dibagi tiga yaitu: reduksi data, kategorisasi dan klasifikasi data sesuai dengan fokus pertanyaan penelitian. Pengumpulan data di lapangan ini, peneliti lakukan mulai pada minggu ke ketiga di bulan Februari. Pengumpulan data ini peneliti penelti lakukan bersamaan dengan dilakukannya bimbingan dengan dosen pembimbing, agar data yng diperoleh dapat


(28)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikonsultasikan secara langsung sehingga pada tahap terakhir data yang tidak penting akan dibuang, dan hanya menganalisis data yang sesuai dengan peneliti yakni tentang perkembangan kelembagan pendidikan di Pondok pesantren saja.

c. Setelah pengumpulan data

Setelah pengumpulan data seluruh, analisis dilakukan terhadap seluruh data yang diperoleh melalui berbagai tehnik pengumpulan data. Penyajian data atas keseluruhan dilakukan dalam bentuk teks naratif yang mendeskripsikan analisis tentang model pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

Kemudian peneliti melakukan analisis data kualitatif, dengan cara sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-halyang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Data yang telah terkumpul dan diperoleh dari lapangan kemudian dirangkum dan disusun secara sistematis dalam bentuk uraian atau laporan agar mudah dipahami. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Satori & Komariah, 2011, hlm. 202).

Seluruh data yang telah peneliti peroleh melalui metode observasi, wawancara, studi dokumentasi setelah trianggulasi kemudian diklasifikasi berdasarkan kategori-kategori yang relevan dengan permasalah penelitian, kategorisasi ini menggunakan tehnik koding (pengkodean data). Koding adalah memberi kode tanda terhadap data-data untuk


(29)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepentingan klasifikasi. Berguna untuk memudahkan peneliti dalam membandingkan semua temuan dalam satu kategori atau silang kategori. Sewaktu menganalisis transkipsiinterviu atau catatan lapangan perludiberi kode secara konsiten untuk fenomena yang sama (Alwasilah, A. Chaedar, 2012, hlm. 159). Koding digunakan terhadap data yang telah diperoleh seperti koding: untuk sumber data seperti (Observasi= O, Wawancara= W, Dokumentasi= D). Koding untuk jenis responden (Pimpinan= P, Ustadz= U). Koding untuk lokasi observasi (Lingkungan Pesantren= PL, Mesjid= M, Kelas= K). Adapun kategorisasi dalam penelitian ini berdasarkan istilah-istilah teknis seperti: Sistem Pendidikan (SP), Program Pendidikan (PP), Proses pelaksanaan (PPEL), dan Sistem Evaluasi (SE).

2. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif untuk menyajikan data penelitian kualitatif ini.

3. Uji validitas

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan penelitian dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Maka dari itu, uji validitas dalam peelitian ini dilakukan beberapa hal:

a) Kecukupan pengamatan, maksudnya adalah peneliti sudah mendapatkan data jenuh atau sudah berulang-ulang mendapatkan data yang sama sehingga dirasakan


(30)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup. Peneliti melakukan pengamatan hampir pada setiap moment kegiatan pendidikan yamg terjadi di lingkungan Pondok pesantren. Di asrama, mesjid, aula, lapangan, kantor, dan kantin. Demikian juga, pada pagi, siang, sore dan malam hari. Hal ini peneliti lakukan untuk mencapai keabsahan data dan menangkap makna dari peristiwa yang terjadi.

b) Trianggulasi, menurut Wiliam ( dalam Sugiyono, 2011, hlm. 372) trianggulasi dalam pengujian kreabilitas ini diartikan sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam trianggulasi, ada beberapa format yang dapat digunakan.

Peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi tehnik. Dengan trianggulasi sumber, peneliti mencari data dari sumber berbeda yang masih terkait dengan Pondok Pesantren Mathla’ul Huda. Sedangkan trianggulasi tehnik, peneliti menguji kreabilitas data yang dilakukan dengan cara menyempurnakan data yang sama dengan tehnik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara lalu disempurnakan dengan observasi atau studi dokumentasi.

Member-check, dilakukan untuk mengkonfirmasi seluruh data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, proses member check dilakukan dengan cara peneliti menyusun hasil wawancara dan observasi secara tertulis kemudian menyampaikannya kepada pihak yang bersangkutan untuk divalidasi. Setelah diperiksa oleh responden, kemudian ditandatangani oleh yang bersangkutan, yakni pemberi data.


(31)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren


(32)

112 Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesimpulan ditarik dari analisis terhadap hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Kesimpulan ini akan mencakup (a) Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung; (b) Perencanaan program pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung; (c) Pelaksanaan pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung; (d) Sistem evaluasi pembinaan pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung.

Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda merupakan salah satu Pondok pesantren yang terletak di kecamatan Baleendah, tepatnya di terletak di kecamatan Baleendah, tepatnya di Jalan Cimuncang no 01 Pasarkemis Baleendah Bandung. Pondok pesantren ini memiliki ikatan dengan Gontor Ponorogo karena para pendiri Pondok pesatren ini merupakan alumni dari Pondok pesantren Gontor ponorogo Jawa Timur, yang sering kita kenal dengan Pondok alumni Gontor (WP). Pondok pesantren ini peneliti ambil karena pertimbangan bahwa Pondok pesanren ini merupakan Pondok pesantren yang mengabungkan dua sistem pendidikan, yaitu pendidikan Pondok pesantren dan pendidikan sekolah formal.

Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda berdiri pada tanggal 1 Maret 1988, yang merupakan pengembangan dari madrasah Diniyyah yang telah berjalan sejak tahun 1960-an yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam “Al-Anijiyyah”. Pondok pesantren ini telah membuka lembaran baru dalam dunia pendidikan yang memadukan model pendidikan sekolah dengan Pondok pesantren. Sehingga dengan demikian, Pondok pesantren modern mathla’ul huda telah memberikan konstribusi terhadap dunia pendidikan dan keagamaan, umumnya bagi umat Islam dan khususnya bagi masyarakat di sekitarnya (Dok.1).


(33)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda dipimpin oleh Dr. Sufyan Dimyati, M.Ag. Tujuan pendidikan Pondok Modern Mathla'ul Huda adalah membentuk pribadi beriman, bertakwa dan berakhlaq karimah yang dapat mengabdi pada umat dengan penuh keikhlasan dan berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat. Untuk itu, sejak awal mula berdirinya, Pondok Modern Mathla'ul Huda telah mencanangkan bahwa “pendidikan lebih penting daripada pengajaran” (WP).

Visi Pondok Pesantren Modern Mathla’ul adalah mewujudkan generasi muslim yang intelek dan berakhlakul karimah. Dan Misi Pondok adalah pertama, melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efesien berdasarkan krikulum yang berlaku. Kedua, meningkatkan iman dan takwa (IMTAK) kepada Pondok Pesantren Mathla’ul Huda melalui pendidikan agama dan penanaman nilai-nilai akhlakul karmah. Ketiga, meningkatkan sarana, prasarana, serta tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan standar yang ditentukan. Keempat, melaksanakankoodinasi dan kerjasama yang baik dengan semua stake holder yang ada. Kelima, menyiapkan peserta didik untuk berkompetisi di era global. Keenam,memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dan potensi mereka melalui kegiatan intra ekstra- kulikuler. Ketujuh, menciptakan iklim yang kondusif untuk terlaksananya tugas pokok dan fungsi dari masing-masing komponen Pondok pesantren (pimpinan Pondok, ustadz, aryaan dan santri). Dan kedelapan, melaksanakan segala ketentuan yang mengatur operasional sekolah (WP).

Secara garis besar, arah dan tujuan pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern Mathla'ul Huda (Dok.2) adalah: (1) Pendidikan Kemasyarakatan; (2) Penugasan; (3) Kesederhanaan; (4) Tidak Berpartai; (5) Menuntut ilmu karena Allah.

Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda ini menggunakan tiga komponen kurikulum yang berbeda, yang semua itu dipadukan. Yakni adanya kurikulum Departemen Agama, Departemen Pendidikan Nasional atau umumnya, dan Kepesantrenan. Kurikulum


(34)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepesantrenan juga terbagi dua, kurikulum salafi dan kurikulum modern (WU.1). Kurikulum Pondok modern mathla’ul huda memadukan tiga kurikulum secara komprehensif dan integral, Gontor dengan kekuatan metodelogi bahasa arab dan inggrisnya. Pesantren salaf dengan kitab kuning dan pola klasiknya. Serta kurikulum formal Departemen Pendidikan Indonesia dengan legitimasi administrasinya (Dok.4). Ketiga kurikulum ini diterapkan di Pondok Mathla, terlihat ketika peneliti mengadakan observasi pada hari selasa tanggal 13 Mei 2014. Peneliti ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Terlihat di sana para ustadz mengajarkan bermacam-macam pelajar, dimulai dengan pelajaran Bahasa Arab,Bahasa Indonesia, Tafsir Hadits, sampai Balaghoh. Semua itu menunjukkan bahwa kurikulum di Pondok Mathla itu memadukan tiga komponen kurikulum. Yakni kurikulum Departemen Agama, Nasional, dan Pondok (OSB.1).

Adapun bidang studi yang Pondok Mathla gunakan adalah: Bidang Studi Agama: Mencakup pelajaran Mts dan MA, Bidang Studi Umum: Mencakup pelajaran SMP dan SMA, dan Bidang Studi Kepesantrenan: Mencakup Pelajaran di Pondok Modern Gontor dan pesantren Salafi (Dok.1).

Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda selalu mengadakan program di dalam menjalankan kegiatan yang dapat mengontrol para antri dan santriwati di Pondok. Salah satu programnya adalah perencanaan program pendidikan karakter kedisiplinan. Perencanaan ini ditandai dengan adanya aturan-aturan tentang kedisiplinan, yang disebut dengan TengKo (Teng Komando). Di dalam TengKo, semua peraturan yang berhubungan dengan santri itu ada. Tidak pandang bulu, semua santri sama. Dan jika ada yang melanggar, maka akan mendapat hukuman atau sanksi. Hal ini menunjukkan bahwa program pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda telah direncana dan dirancang oleh pihak Pondok.

Pondok merancang peraturan kedisiplinan yang dapat merangatur dan mengontrol seluruh kegiatan Pondok. Di mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Semua disusun dalam sebuah program yan disebut TengKo (Teng Komando).


(35)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aturan-aturan yang dibahas di dalam TengKo (Dok.8), diantaranya adalah: Disiplin keamanan/ketertiban umum, disiplin etika dan kesopanan, disiplin kebersihan dan kesehatan, disiplin beribadah, disiplin bahasa, disiplin menerima tamu, disiplin makan di dapur, disiplin pakaian dan kerapihan, dan disiplin perizinan keluar Pondok.

Dalam pelaksanaannya, TengKo dilakukan setelah disahkan atau diresmikan oleh pimpinan Pondok. Setelah TengKo disahkan maka TengKo diinformasikan dan diumumkan kepada para santri dan santriwati. Santri dan santriwati diharuskan menaati semua peraturan yang telah ditetapkan, dan jika tidak maka mereka akan mendapatkan sanksi (WU.5).

Sistem evaluasi dari pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda ini dilaksanakan sebanyak tiga kali. Pertama evaluasi dilaksanakan dua minggu sekali, kedua evaluasi dilaksanakan sebulan sekali dengan pihak Pondok, dan ketiga evaluasi yang dilaksanakan setahun sekali, yang dilaksanakannya itu dengan pihak Pondok. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh ustadz Jamjam Sapa’at (WU.1), evaluasi Organisasi Santri Pondok Modern (OSPM) dilakukan setiap dua minggu sekali. Di sana OSPM melakukan pengaturan terhadap peraturan, ketika mereka melakukan evaluasi pengaturan peraturan tersebut bisa sampai jam 12 malam. Yang mereka bahas selain pengaturan peraturan, mereka juga membicarakan tentang administrasi, program, masalah keuangan, dll. Selain itu, evaluasi dilakukan sebulan sekali oleh anggota dengan OSPM, dilakukan setiap malam jum’at. Dan evaluasi terakhir adalah adanya Laporan Penanggung Jawaban (LPJ) setiap tahunnya. Laporan ini diserahkan dan dipertanggung jawabkan kepada pimpinan Pondok.

B.Saran

1) Untuk Pondok Pesantren yang Bersangkutan (Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda Bandung), bagi Pondok pesantren yang diteliti diharapkan dapat dijadikan sebagai dokumentasi terhadap Pondok pesantren yang diteliti.


(36)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Untuk UPI khususnya IPAI, bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya Ilmu Pendidikan Agama Islam mempunyai dokumentasi tentang model pendidikan karakter kedisiplinan di Pondok pesantren.

3) Untuk Peneliti Selanjutnya, bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini merupakan bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah sekaligus menjadi acuan dan refleksi untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

4) Untuk para orang tua, bagi para orang tua, penelitian ini diharapkan dapat membuka cakrawala pemahaman mereka mengenai model pendidikan karakter kedisiplinan dalam membina keluarga.

5) Untuk pembaca, bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan rujukan dalam memahami model pendidikan karakter kedisiplinan.


(37)

112 Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER KEDISIPLINAN 10) 11) 12) 13) Program Teng Komando (TengKo)  Disiplin keamanan  Disiplin etika dan

kesopanan

 Disiplin kebersihan dan kesehatan  Disiplin beribadah  Disiplin bahasa  Disiplin menerima

tamu

 Disiplin makan di dapur

 Disiplin pakaian dan kerapihan

 Disiplin perizinan

Metode

-Nasehat - Bimbingan -Targhib-tarhib - Penugasan -Pengawasan - Kontrol

Prilaku

-Sanksi atau hukuman

Periodisasi:

 Mingguan: Laporan pengurus OSPM dengan anggota  Bulanan: Laporan

pengurus OSPM dengan Bid. Pengasuhan  TUJUAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

MODERN MAṬLA’UL

HUDĀ

Umum:

“ Mewujudkan Generasi Muslim Yang Intelek dan

Berakhlakul Karimah.” Khusus:

-Meningkatkan Iman Dan Takwa -Melaksanakan KBM Secara

Efektif dan Efesien

-Meningkatkan Sarana Dan Prsarana

-Melaksanakan Koordinasi Yang Baik

-Menyiapkan Peserta Didik Untuk Berkompetisi

-Meningkatkan Kemampuan Melalui Kegiatan Intra Ekstra- Kulikuler

-Melaksanakan Lingkungan Yang Kondusif PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER KEDISIPLINAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER KEDISIPLINAN Pengawasan oleh:

-Ustadz Bid. Pengasuhan -Ustadzah Bid. Pengasuhan -Pengurus OSPM

Sistem Pendidikan Karakter Kedisiplinan

-Pengajaran - Pengasuhan -Aktivitas Santri

Pendekatan

-Sosialisasi -Bimbingan

Teknik:

- Tes

-NonTes (Pengamatan atau Observasi)

Bentuk:

-Formatif -Diagnostik


(38)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren


(39)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Alwasilah, A. Chaedar. (2012). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. Arifin, M. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Barnawi, & Arifin, M. (2011). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jogyakarta: A-Ruzz Media.

Barthos, B. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Budiansyah, D. (2012). Perencanaan Pembelajaran Berbasis Karakter.

Bandung: Widya Aksara Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika Di Sekolah. Depok: Ar-Ruzz Media.

Hoetomo. (2005). Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar.

Imron, A. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Majid, A., & Andayani, D. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.


(40)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyono. (2009). Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Munir, A. (2010). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia.

Muttaqimah. (2011, Juni 23). Organisai Islam dan Peran dan Eksistensinya di Tengah-Tengah Umat Islam. Retrieved Oktober 4, 2012, from Muttaqimah Wordpress: http://muttaqimah.wordpress.com/2011/06/23/10/

Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksaa.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nata, A. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Riyadi, W. A. (2011, Maret). Lembaga Hukum Islam di Indonesia. Retrieved Oktober 4, 2012, from Wahyu Agung Riyadi Blogspot : http://wahyuagungriyadiblog.blogspot.com/2011/03/lembaga-hukum-islam-di-indonesia.html

Rohman, A. (2011, Juni 2). Konsep Dasar Pembelajaran. Dipetik Februari 2, 2012, dari http://arassh.wordpress.com

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makana Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.

Samani, M., & Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Setianingsih, N. I. (2013). Pembinaan Karakter Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Di Sekolah.

Shcohib. (2010). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemantri, Mukminan, Suparmini, & Nursa’ban, M. (2010). Tracer Study. 1. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantatif,


(41)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhartono, S. (2009). Filsafat Pendidikan. Jakarta: Ar-Ruzz Media. Sukardi. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda. Sutri, J. (2012, Desember 13). Seputar Kuliah. Retrieved Januari 23, 2014,

from Josesutri Blogspot: http://www.josesutriblogspot.com

Sutri, J. (2012, Desember 13). Seputar Kuliah. Dipetik Januari 23, 2014, dari Josesutri Blogspot: http://www.josesutriblogspot.com

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur'an. Bandung: Alfabeta.

Syarbini, A. (2014). Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Tafsir, A. (2010). Filsafat Pendidikan Islam (integritas jasmani, rohani, dan kalbu memanusiakan manusia). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tafsir, A. (2012). Ilmu Pendidikan Islam . Bandung: Remaja Rosdakarya. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan

Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Ilmu Pendidikan (Vol. 2). Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Tisnawan, D. (2013). Model Pendidikan Karakter Kejujuran Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah di Pondok PesantrenModern Al Ihsan Baleendah Bandung.

W. J. S. Poerwadarminta. (1991). Kamus Umum Bahasa Indonesia (Vol. 12). Jakarta: Balai Pustaka.


(42)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wikipedia. (2012, Agustus 9). Organisasi. Retrieved Oktober 3, 2012, from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembagaan

Winardi, J. (2004). Manajemen Perilakua Organisasi. Jakarta: Prenada Media. Witaisma. (2013, Mei 19). The Greats Word Press. Retrieved Januari 23,

2014, from TheGreatsWordPress.com:

http//www.witaisma.thegreatswordpress.com

Witaisma. (2013, Mei 19). The Greats Word Press. Dipetik Januari 23, 2014,

dari TheGreatsWordPress.com:


(1)

112 Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER KEDISIPLINAN 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) Program Teng Komando (TengKo)  Disiplin keamanan  Disiplin etika dan

kesopanan

 Disiplin kebersihan dan kesehatan  Disiplin beribadah  Disiplin bahasa  Disiplin menerima

tamu

 Disiplin makan di dapur

 Disiplin pakaian dan kerapihan

 Disiplin perizinan

Metode

-Nasehat - Bimbingan -Targhib-tarhib - Penugasan -Pengawasan - Kontrol

Prilaku

-Sanksi atau hukuman

Periodisasi:  Mingguan: Laporan

pengurus OSPM dengan anggota  Bulanan: Laporan

pengurus OSPM dengan Bid. Pengasuhan 

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER KEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN MODERN

MA

ṬLA’UL HUDĀ BANDUNG

TUJUAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

MODERN MAṬLA’UL HUDĀ

Umum:

“ Mewujudkan Generasi

Muslim Yang Intelek dan Berakhlakul Karimah.

Khusus:

-Meningkatkan Iman Dan Takwa -Melaksanakan KBM Secara

Efektif dan Efesien

-Meningkatkan Sarana Dan Prsarana

-Melaksanakan Koordinasi Yang Baik

-Menyiapkan Peserta Didik Untuk Berkompetisi

-Meningkatkan Kemampuan Melalui Kegiatan Intra Ekstra- Kulikuler

-Melaksanakan Lingkungan Yang Kondusif PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER KEDISIPLINAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER KEDISIPLINAN Pengawasan oleh: -Ustadz Bid. Pengasuhan -Ustadzah Bid. Pengasuhan -Pengurus OSPM

Sistem Pendidikan Karakter Kedisiplinan -Pengajaran - Pengasuhan -Aktivitas Santri

Pendekatan -Sosialisasi

-Bimbingan

Teknik: - Tes

-NonTes (Pengamatan atau Observasi)

Bentuk: -Formatif -Diagnostik


(2)

113

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren


(3)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Alwasilah, A. Chaedar. (2012). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. Arifin, M. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Barnawi, & Arifin, M. (2011). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jogyakarta: A-Ruzz Media.

Barthos, B. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Budiansyah, D. (2012). Perencanaan Pembelajaran Berbasis Karakter.

Bandung: Widya Aksara Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika Di Sekolah. Depok: Ar-Ruzz Media.

Hoetomo. (2005). Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar.

Imron, A. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Majid, A., & Andayani, D. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.


(4)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyono. (2009). Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Munir, A. (2010). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia.

Muttaqimah. (2011, Juni 23). Organisai Islam dan Peran dan Eksistensinya di Tengah-Tengah Umat Islam. Retrieved Oktober 4, 2012, from Muttaqimah Wordpress: http://muttaqimah.wordpress.com/2011/06/23/10/

Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksaa.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nata, A. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Riyadi, W. A. (2011, Maret). Lembaga Hukum Islam di Indonesia. Retrieved Oktober 4, 2012, from Wahyu Agung Riyadi Blogspot : http://wahyuagungriyadiblog.blogspot.com/2011/03/lembaga-hukum-islam-di-indonesia.html

Rohman, A. (2011, Juni 2). Konsep Dasar Pembelajaran. Dipetik Februari 2, 2012, dari http://arassh.wordpress.com

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makana Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.

Samani, M., & Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Setianingsih, N. I. (2013). Pembinaan Karakter Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Di Sekolah. Shcohib. (2010). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemantri, Mukminan, Suparmini, & Nursa’ban, M. (2010). Tracer Study. 1.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(5)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhartono, S. (2009). Filsafat Pendidikan. Jakarta: Ar-Ruzz Media. Sukardi. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda. Sutri, J. (2012, Desember 13). Seputar Kuliah. Retrieved Januari 23, 2014,

from Josesutri Blogspot: http://www.josesutriblogspot.com

Sutri, J. (2012, Desember 13). Seputar Kuliah. Dipetik Januari 23, 2014, dari Josesutri Blogspot: http://www.josesutriblogspot.com

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur'an. Bandung: Alfabeta.

Syarbini, A. (2014). Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Tafsir, A. (2010). Filsafat Pendidikan Islam (integritas jasmani, rohani, dan kalbu memanusiakan manusia). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tafsir, A. (2012). Ilmu Pendidikan Islam . Bandung: Remaja Rosdakarya. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan

Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Ilmu Pendidikan (Vol. 2). Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Tisnawan, D. (2013). Model Pendidikan Karakter Kejujuran Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah di Pondok PesantrenModern Al Ihsan Baleendah Bandung.

W. J. S. Poerwadarminta. (1991). Kamus Umum Bahasa Indonesia (Vol. 12). Jakarta: Balai Pustaka.


(6)

Irma Pujiawati, 2014

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wikipedia. (2012, Agustus 9). Organisasi. Retrieved Oktober 3, 2012, from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembagaan

Winardi, J. (2004). Manajemen Perilakua Organisasi. Jakarta: Prenada Media. Witaisma. (2013, Mei 19). The Greats Word Press. Retrieved Januari 23,

2014, from TheGreatsWordPress.com:

http//www.witaisma.thegreatswordpress.com

Witaisma. (2013, Mei 19). The Greats Word Press. Dipetik Januari 23, 2014,

dari TheGreatsWordPress.com:


Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN ASKHABUL KAHFI SEMARANG

3 53 177

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 6 19

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 3 18

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH “MIFTAKHUL ‘ULUM” PEKAJANGAN PEKALONGAN Pengelolaan Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Muhammadiyah "Miftakhul 'Ulum" Pekajangan Pekalongan.

0 2 17

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH “MIFTAKHUL ‘ULUM” PEKAJANGAN PEKALONGAN Pengelolaan Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Muhammadiyah "Miftakhul 'Ulum" Pekajangan Pekalongan.

0 5 13

PERAN PONDOK PESANTREN SEBAGAI BASIS PENDIDIKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SANTRI.

2 22 57

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER KEJUJURAN PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH DI PONDOK PESANTREN MODERN AL-IHSAN BALEENDAH.

3 31 47

MODEL PEMBINAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN DAN KEDISIPLINAN SANTRI :Sebuah Kajian Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan.

0 1 47

Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren - repository UPI S PAI 1000300 Title

0 0 4

PENDIDIKAN AKHLAK SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN SUKAMANAH TASIKMALAYA

0 0 16