PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

(1)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

oleh

Alpian Ariesta Permana 0800297

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

Oleh

Alpian Ariesta Permana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika

© Alpian Ariesta Permana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh dijilak sedikit ataupun sebagian Kutipan diperbolehkan


(3)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ALPIAN ARIESTA PERMANA

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

(Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Lembang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed. NIP. 196210111991011001

Pembimbing II

Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd. NIP. 196005011985032002

Mengetahui


(4)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Drs. Turmudi, M. Ed., M. Sc., Ph. D. NIP. 196101121987031003


(5)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Alpian Ariesta Permana, Tatang Herman, Ade Rohayati. 2014. Penerapan Pendekatan Collaborative Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP.

Penelitian dengan penerapan pendekatan Collaborative Problem Solving dalam pembelajaran matematika di kelas VIII salah satu SMP Negeri di Lembang, bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian berbentuk desain kelompok kontrol nonekuivalen, pada sampel kelompok (kelas) eksperimen dengan 27 orang siswa dan kontrol dengan 28 orang siswa yang dipilih secara paralel. Hasil analisis data pretes dan postes, lembar observasi dan jurnal harian serta angket menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Collaborative Problem Solving lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya secara konvensional. Sedangkan minat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan Collaborative Problem Solving tergolong baik.


(6)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang senantiasa mencurahkan kasih sayang-Nya sehingga atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Penerapan Pendekatan Collaborative Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP ”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, serta kepada keluarga , sahabatnya dan para pengikutnya.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika di Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun dengan segala keterbatasan penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan inspirasi bagi para pembaca. Kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan dari semua pihak demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Bandung, Januari 2014


(7)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berkat adanya dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda yang telah sabar mendidik dan membesarkan serta

tidak pernah kenal waktu mendoakan dan menyanyangi penulis.

2. Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed., selaku Pembimbing I dan Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus dosen pembimbing

akademik yang telah membimbing, memberikan arahan dan motivasi yang bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan skripsi maupun penyelesaian studi.

3. Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D., selaku ketua Jurusan Pendidikan

Matematika FPMIPA UPI dan seluruh stafnya yang telah membantu kelancaran penyusunan karya tulis dan administrasi akademik selama perkuliahan.

4. Seluruh dosen di UPI Bandung, secara khusus dosen Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis.

5. Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes., dan Dr. Aan Hasanah, M.P.d.,

selaku koordinator skripsi.

6. Ka Mira, Mas Pekik, Oleh, Sehat, Diana, Vivie, Enald atas kasih sayang

dan bakti yang telah kalian berikan kepada Ayahanda dan Ibunda

7. Kamal L., Adi S., Mas Itah, F. Ipan, Irnal, R Fuad, Riki A., Rahmat, Septyan, Taufik R., Deni F., Cep Budi, Ricky Bule, Betoks, Ardiseto, Djaka, Rizky Fauziah, Ana Alawiyah, Mudita, Uyuy, 4 MATH-A 08,


(8)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MATH-B 08, MATH-C 08, MATH 10, MATH 11, MATH 12, MATH 13, BEM HIU, DPM HIU atas kebersamaannya selama ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga kebaikan yang telah dilakukan dibalas berlipat oleh Allah SWT. Amin.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

F. Hipotesis Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Collaborative Problem Solving ... 8

B.Kemampuan Koneksi Matematis ... 13

C.Hasil Penelitian yang Relevan ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode dan Desain Penelitian ... 15

B.Populasi dan Sampel ... 16


(9)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Instrumen Penelitian ... 16

1. Instrumen Tes ... 16

a. Uji Validitas Butir Soal ... 17

b. Uji Reliabilitas ... 18

c. Uji Daya Pembeda ... 19

d. Uji Indeks Kesukaran ... 20

2. Instrumen Non Tes ... 21

a. Angket Siswa ... 21

b. Lembar Observasi ... 22

E. Perangkat Pembelajaran ... 22

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 22

b. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 23

F. Prosedur Penelitian ... 23

G.Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 32

1. Analisis Data Skor Pretes ... 32

a. Uji Normalitas Data Pretes ... 32

b. Uji Homogenitas Varians Data Pretes ... 33

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretes ... 34

2. Analisis Data Skor Postes ... 35

a. Uji Normalitas Data Postes ... 36

b. Uji Homogenitas Varians Data Postes ... 37

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Postes ... 38

3. Analisis Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis... 39

4. Deskriptif Data Angket Siswa ... 43

5. Pengolahan Lembar Observasi ... 50

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 52


(10)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Collaborative Problem Solving ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN ... 62

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 151

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Validitas ... 18

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 19

Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Instrumen ... 20

Tabel 3.4 Daya Pembeda Butir Soal Instrumen ... 20

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran ... 21

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Gain ... 28

Tabel 3.7 Bobot Skor Pernyataan Angket Siswa ... 38

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 32

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Koneksi Matematis... 33

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pretes Kemampuan Koneksi Matematis ... 34

Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretes Kemampuan Koneksi Matematis ... 35

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 36

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Koneksi Matematis ... 37


(11)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Postes

Kemampuan Koneksi Matematis ... 37

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Postes

Kemampuan Penalaran Matematis ... 39

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Indeks Gain

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 39

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain

Kemampuan Koneksi Matematis ... 40

Tabel 4.11 Daftar Uji Homogenitas Data Indeks Gain

Kemampuan Koneksi Matematis ... 41

Tabel 4.12 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Indeks Gain

Kemampuan Koneksi Matematis ... 42

Tabel 4.13 Daftar Presentase Kualitas Peningkatan

Kemampuan Koneksi Matematis ... 43

Tabel 4.14 Perhatian Siswa terhadap Pembelajaran Melalui Pendekatan

Collaborative Problem Solving ... 43

Tabel 4.15 Relevansi Siswa terhadap Pembelajaran Melalui Pendekatan

Collaborative Problem Solving ... 45

Tabel 4.16 Rasa Percaya Diri Siswa terhadap Pembelajaran Melalui Pendekatan

Collaborative Problem Solving ... 47

Tabel 4.17 Kepuasan Siswa terhadap Pembelajaran Melalui Pendekatan


(12)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIGRAM


(13)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Lampiran A.1 RPP Kelas Eksperimen ... 62

Lampiran A.2 RPP Kelas Kontrol ... 74

Lampiran A.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 86

LAMPIRAN B Lampiran B.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Koneksi Matematis ... 100

Lampiran B.2 Soal Tes Kemampuan Koneksi Matematis ... 104

Lampiran B.3 Jawaban Tes Kemampuan Koneksi Matematis ... 106

Lampiran B.4 Kisi-Kisi Angket Sikap Siswa ... 108

Lampiran B.5 Format Angket Sikap Siswa ... 109

Lampiran B.6 Format Lembar Observasi ... 110

LAMPIRAN C


(14)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan Koneksi Matematis ... 112

Lampiran D Lampiran D.1 Skor Tes Kemampuan Koneksi Matematis ... 115

Lampiran D.2 Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 116

Lampiran D.3 Hasil Analisis Data Kemampuan Koneksi Matematis ... 118

Lampiran E Lampiran E.1 Sampel Hasil Uji Instrumen ... 121

Lampiran E.2 Sampel Hasil Pretes ... 126

Lampiran E.3 Sampel Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 129

Lampiran E.4 Sampel Hasil Postes ... 141

Lampiran E.5 Sampel Hasil Angket ... 145

Lampiran E.6 Sampel Hasil Lembar Observasi ... 149

Lampiran F Lampiran F.1 Surat Tugas Dosen Pembimbing ... 151

Lampiran F.2 Surat Izin Uji Instrumen dan Penelitian ... 152


(15)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan eksakta sangat berperan penting dalam kehidupan umat manusia, matematika juga digunakan dalam berbagai bidang dan cabang ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena itu mata pelajaran matematika diberikan di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai ke jenjang pendidikan tinggi, bertujuan untuk membekali peserta didik kemampuan berpikir logis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan kerja sama sejak dini.

Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, juga dalam pengembangan berbagai disiplin ilmu dan kemampuan nalar manusia. Selain itu, dengan mempelajari matematika seseorang akan terbiasa berpikir secara sistematis, ilmiah, menggunakan logika, kritis, serta dapat meningkatkan daya kreativitasnya. Bahkan Fathani (2009) menyatakan bahwa matematika itu penting baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai pembentuk sikap maupun sebagai pembimbing pola pikir. Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai.

Tuntutan pendidikan sudah banyak berubah. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang membuat anak dapat aktif membangun pengetahuanya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan Konstruktvisme, yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pengetahuan awal siswa.

Sebagaimana kita ketahui matematika sangat berkaitan, baik dengan konsep matematika sendiri maupun dengan aspek lain, seperti dengan kehidupan


(16)

2

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehari-hari maupun dengan bidang studi lainya. Sejalan dengan dalil Bruner (Suherman dkk., 2001: 48) yang menyatakan bahwa

“dalam matematika antara satu konsep dengan konsep lainnya terdapat

hubungan erat, bukan saja dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang disampaikan. Hubungan tersebut antara lain, kaitan antar topik dalam matematika, matematika dengan ilmu lain, dan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kaitan-kaitan tersebut merupakan koneksi

matematik”.

Koneksi matematis menurut NCTM (Rohansyah, 2008: 4) yang menyebutkan bahwa “koneksi matematis membantu siswa untuk memperluas perspektifnya, memandang matematika sebagai suatu bagian yang terintegrasi daripada sebagai sekumpulan topik, serta mengenal adanya relevansi dan aplikasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas”. Dengan demikian, apabila seseorang mempelajari matematika, ia akan belajar mengkoneksikan matematika.

Menurut Ruspiani (2000:6) kemampuan koneksi matematika adalah

“kemampuan siswa mengaitkan konsep-konsep matematika baik antar konsep matematika itu sendiri, konsep matematika dengan bidang ilmu lain atau pun konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari”. Dengan memiliki kemampuan koneksi matematik, siswa tidak diberatkan dengan konsep matematika yang begitu banyak. Siswa mempelajari matematika dengan mengaitkan antara konsep baru dan konsep lama yang sudah dipelajarinya.

Namun, menurut survey yang dilakukan oleh Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2009 bahwa Indonesia menduduki peringkat ke -58 dari 65 negara partisipasi (Rokhaeni, 2011:3). Survey tersebut mengemukakan bahwa kemampuan siswa dalam menerapkan konsep matematika ke dalam masalah-masalah yang berkaitan sangat rendah. Hasil survey itu menunjukan bahwa 69% siswa Indonesia hanya mampu mengenali tema masalah, tetapi tidak mampu menemukan keterkaitan antara tema masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Keterkaitan yang


(17)

3

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimaksudkan dalam hal ini adalah koneksi antara tema masalah dengan segala pengetahuan yang ada.

Kenyataan ini didukung oleh penelitian Ruspiani (2000: 48) yang mengelompokkan siswa berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah, untuk setiap jenis koneksi, yaitu koneksi antar topik matematika, koneksi dengan ilmu lain, dan koneksi matematika dengan dunia nyata dalam rangka mengungkap kemampuan koneksi matematik siswa. Hasil penelitian terhadap 69 siswa diperoleh bahwa kemampuan siswa dalam melakukan koneksi antar topik matematika ada empat siswa (5,8%) yang tergolong memiliki kemampuan tinggi, tiga siswa (4,3%) memiliki kemampuan sedang dan 62 siswa (89,9%) memiliki kemampuan rendah. Kemampuan siswa dalam melakukan koneksi matematis dengan disiplin ilmu lain ada tiga siswa (4,3%) yang tergolong memiliki kemampuan tinggi, tujuh siswa (10,1%) memiliki kemampuan sedang, dan 59 siswa (85,5%) memiliki kemampuan rendah. Kemampuan siswa dalam melakukan koneksi matematis dengan dunia nyata ada 24 siswa (34,8%) yang tergolong memiliki kemampuan tinggi, 12 siswa (17,4%) memiliki kemampuan sedang, dan 33 siswa (47,8%) memiliki kemampuan rendah. Data di atas menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam melakukan koneksi matematis untuk setiap jenisnya sangat sedikit. Hasil serupa didapat dari penelitian Pujiati (2007: 54) yang menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa masih tergolong rendah.

Kemampuan koneksi matematis siswa yang rendah dapat disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, faktor internal siswa, dalam hal ini adalah minat belajar matematika siswa yang masih rendah. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Cockroft (Alkrismanto, 2003: 6) bahwa banyak siswa tumbuh tanpa menyukai matematika sama sekali, mereka merasa tidak senang dalam mengerjakan tugas-tugas dan merasa bahwa matematika itu sulit, menakutkan, dan tidak semua orang dapat mengerjakannya. Kedua, faktor


(18)

4

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksternal siswa, salah satunya adalah cara guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Herman (2006: 4), salah satu penyebab rendahnya pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika karena proses pembelajaran yang belum optimal. Pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran konvensional, yakni guru biasanya mengawali pembelajaran dengan menjelaskan konsep secara informatif, memberikan contoh soal, dan diakhiri dengan memberikan soal latihan. Kegiatan pembelajaran seperti ini tidak memberi kesempatan yang luas bagi perkembangan kemampuan siswa.

Selama proses pembelajaran, guru perlu memberikan keterkaitan topik yang sedang dipelajari dengan topik lainnya dalam matematika, dengan ilmu lain, dan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan pembelajaran tersebut, siswa dapat terbantu dalam mempelajari konsep baru dengan mengaitkan konsep-konsep yang sudah dipelajari.

Meninjau Teori Vygotsky (Mulyana, 2008:13) tentang perkembangan kognitif, terdapat dua konsep penting, yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding. Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat pengembangan aktual yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat pengembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sebaya. Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya.

Pengembangan aktual dapat dilakukan melalui pemberian masalah, sehingga terjadi konflik kognitif. Hal ini sejalan dengan pendapat Piaget (Herman, 2006: 43) yang mengungkapkan bahwa perkembangan kognitif seseorang terjadi karena adanya konflik kognitif (disequilibrium). Sedangkan pengembangan potensial dapat dilakukan melalui pembelajaran kelompok.


(19)

5

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, menurut Vygotsky (Mulyana, 2008: 4), dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proximalnya dengan cara guru menyediakan berbagai jenis bantuan tidak langsung. Ketika awal pembelajaran matematika, siswa seyogyanya dihadapkan pada masalah, selanjutnya siswa diberi kesempatan secara mandiri untuk menyelesaikan masalah tersebut sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan aktualnya. Bila siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah tersebut, maka guru berkewajiban memberikan intervensi secara tidak langsung, sehingga siswa dapat mentuntaskan penyelesaian masalah (mengembangkan kemampuan potensialnya) secara optimal.

Berdasarkan uraian di atas, kegiatan pembelajaran yang mungkin dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematis adalah pembelajaran berbasis kelompok. Pembelajaran berbasis kelompok memungkinkan adanya interaksi dalam bentuk diskusi dan tukar pendapat. Salah satu pendekatan yang di dalamnya terdapat proses tersebut adalah pendekatan Collaborative Problem Solving.

Desain pembelajaran dalam Collaborative Problem Solving yaitu, pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil berbasis masalah dan diharapkan kelompok tersebut dapat menyelesaikan masalah yang diberikan dengan bertolak pada pemahaman matematika yang mereka miliki sebelumnya. Dengan kemampuan yang beragam dari masing-masing anggota kelompok dan pemahaman matematika yang beragam pula, mereka diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan pendekatan Collaborative Problem Solving dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa.


(20)

6

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Collaborative Problem Solving lebih baik daripada kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional?

2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan Collaborative Problem Solving ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan yang diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan koneksi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Collaborative Problem Solving dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Mendeskripsikan respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran matematika dengan pendekatan Collaborative Problem Solving.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi peneliti, sebagai sarana pembelajaran mengenai perkembangan ilmu

matematika khususnya dalam bidang pendidikan, sarana pembelajaran, pengembangan wawasan dan pengaktualisasian dari ilmu yang telah dipelajari dalam bidang pendidikan matematika.

2. Bagi siswa, pendekatan Collaborative Problem Solving melatih siswa untuk aktif dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi guru, diharapkan dapat memperkaya wawasan tentang pendekatan pembelajaran. Lebih jauh, dapat dijadikan alternatif pembelajaran.

4. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberi masukan bagi pengembang kurikulum untuk mempertimbangkan pendekatan ini sebagai alternatif pembelajaran


(21)

7

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan pemahanam mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah yang perlu didefinisikan secara operasional, yaitu

a. Pembelajaran matematika dengan pendekatan Collaborative Problem Solving adalah pendekatan pembelajaran berbasis kelompok kecil dengan cara memberikan permasalahan secara individu dan berkelompok untuk diselesaikan serta mengungkapkan hasil pekerjaan tersebut kepada siswa atau kelompok lain.

b. Koneksi matematika dalah keterkaitan konsep-konsep matematika baik antarkonsep matematika, matematika dengan bidang ilmu lain maupun konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan koneksi matematik dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan koneksi matematik. Kemampuan tersebut secara umum dilihat dari perolehan nilai dalam mengerjakan soal.

c. Pembelajaran Konvensional, yakni guru biasanya mengawali pembelajaran dengan menjelaskan konsep secara informatif, memberikan contoh soal, dan diakhiri dengan memberikan soal latihan.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka dan hasil penelitian yang relevan telah diuraikan sebelumnya, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Kemampuan koneksi matematis siswa SMP yang mendapat pembelajaran matematika dengan pendekatan Collaborative Problem Solving lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan pendekatan


(22)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan Collaborative Problem Solving. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran Collaborative Problem Solving dan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

Peneliti melakukan uji instrumen pada tanggal 13 September 2013 di kelas VIII F SMPN 1 Lembang untuk mengukur validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda instrumen tes yang akan digunakan. Hasil análisis uji instrumen menunjukkan bahwa instrumen yang telah dibuat memiliki kualitas baik dan layak untuk digunakan pada penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Lembang dimulai tanggal 1 Oktober 2013 dan berakhir tanggal 10 Oktober 2013. Sebelum dilaksanakan pembelajaran, kedua kelas diberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal koneksi matematis kedua kelas. Setelah pretes dilakukan pada kedua kelas, maka dilaksanakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol dan collaborative problem solving untuk kelas eksperimen. Kemudian setelah seluruh proses pembelajaran dilaksanakan, kedua kelas diberi postes dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan koneksi matematis kedua kelas dan lembar angket siswa pada kelas eksperimen. Materi yang diberikan kepada kedua kelas dalam penelitian ini adalah fungsi dengan sub pokok bahasan memahami relasi dan fungsi, menentukan nilai fungsi, menggambar grafik fungsi.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitaif diperoleh dari hasil pretes dan postes yang diberikan kepada kedua kelas. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari pengisian angket


(23)

32

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh siswa dan lembar observasi oleh observer. Adapun penjelasan mengenai hasil analisis dari data tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

A.HASIL PENELITIAN 1. Analisis Data Skor Pretes

Data kuantitatif yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil pretes dan postes. Berikut ini adalah statistik deskriptif dari pretes kelas eksperimen dan kontrol yang dihitung dengan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Skor Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas N SMI Min Max Mean Std. Deviation Variance

Eksperimen 26 50,00 6,00 34,00 14,4231 6,25571 39,134 Kontrol 26 50,00 3,00 23,00 12,9615 4,95968 24,598

Dari Tabel 4.1, terlihat bahwa Mean atau rata-rata skor pretes kelas eksperimen sebesar 14,4231 dan rata-rata skor pretes kelas kontrol sebesar 12,9615, sehingga disimpulkan bahwa rata-rata skor pretes kelas kontrol lebih tinggi daripada rata-rata skor pretes kelas eksperimen tetapi dengan selisih yang kecil. Standar deviasi dan varians kelas kontrol juga lebih tinggi daripada standar deviasi dan varians kelas eksperimen, dapat dilihat pada kolom Std. Deviation dan Variance.

Untuk melihat kemampuan awal koneksi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak, dilakukan uji statistik terhadap data pretes.Untuk uji statistik terhadap data pretes, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas Data Pretes

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data pretes, dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov karena data yang diuji


(24)

33

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurang dari 30 buah. Perumusan hipotesis pengujian normalitas data pretes sebagai berikut.

: Skor pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal. : Skor pretes berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal.

Dengan menggunakan taraf signifikasi 5% maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

- Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka ditolak. - Jika nilai signifikasi (sig) 0,05 maka diterima. Adapun hasil perhitungannya disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Koneksi Matematis

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, nilai signifikasi (Sig.) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,164 dan 0,520. Karena kedua kelas memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05, maka diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretes untuk kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians.

b. Uji Homogenitas Varians Data Pretes

Untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai variansi populasi yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas varians menggunakan uji statistik Levene dengan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows.

Pretes

Kolmogorov-Smirnov

Statistic Df Sig.

Kelas Eksperimen 1,118 26 0,164


(25)

34

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah sebagai berikut.

: Kedua kelas memiliki varians data yang homogen. : Kedua kelas memiliki varians data yang tidak homogen. Dengan menggunakan taraf signifikasi 5% maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

- Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka ditolak. - Jika nilai signifikasi (sig) 0,05 maka diterima. Adapun hasil perhitungannya disajikan ke dalam Tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pretes Kemampuan Koneksi Matematis

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,127 1 50 0,723

Dari Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa nilai signifikasi homogenitas varians sebesar 0,723. Karena nilai signifikasi lebih besar daripada 0,05 dapat disimpulkan bahwa diterima. Dengan demikian kedua kelas memiliki varians yang homogen. Sehingga selanjutnya dilakukan uji Independent Sample Test untuk membandingkan rata-rata kedua kelas, apakah rata-rata kelas sama atai tidak. Uji tersebut juga dikenal uji kesamaan dua rata-rata (uji t).

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretes

Untuk mengetahui apakah kemampuan awal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak, maka digunakan uji kesamaan dua rata-rata (uji t) dengan pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut.

- Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kemampuan awal koneksi matematis siswa kelas eksperimen dengan kemampuan awal koneksi matematis siswa kelas kontrol.


(26)

35

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Terdapat perbedaan rata-rata antara kemampuan awal koneksi matematis siswa kelas eksperimen dengan kemampuan awal koneksi matematis siswa kelas kontrol.

Pasangan hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik menggunakan uji dua pihak sebagai berikut. (Sudjana, 2002: 239)

Keterangan :

: rata-rata kemampuan awal koneksi matematis siswa kelas eksperimen

: rata-rata kemampuan awal koneksi matematis siswa kelas kontrol

Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut. - Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka ditolak.

- Jika nilai signifikasi (sig) 0,05 maka diterima.

Adapun hasil perhitungannya disajikan ke dalam Tabel berikut ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretes Kemampuan Koneksi Matematis

t-test for Equality of Means

t Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

Pretes

Equal variances

assumed -0,934 50 0,355 -1,46154 1,56564

Equal variances

not assumed -0,934 47,528 0,355 -1,46154 1,56564

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, diperoleh bahwa nilai signifikannya adalah 0,355. Dapat dilihat bahwa nilai signifikan dari perhitungan lebih besar atau sama dengan 0,05, maka diterima. Artinya kemampuan awal koneksi matematis dari kedua kelas tidak berbeda secara signifikan.


(27)

36

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan awal koneksi matematis siswa kelas eksperimen dengan kemampuan awal koneksi matematis siswa kelas kontrol.

2. Analisis Data Skor Postes

Kegiatan postes dilakukan untuk melihat sejauh mana rata-rata kemampuan akhir koneksi matematis. Data yang digunakan adalah skor postes karena kemampuan awal koneksi matematis kedua kelas sama.

Berikutnya adalah statistika deskriptif dari postes kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif Skor Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas N SMI Min Max Mean

Std.

Deviation Variance

Eksperimen 26 50,00 22,00 48,00 31,6154 6,96894 48,765 Kontrol 26 50,00 5,00 33,00 20,6154 7,27778 52,966

Dari Tabel 4.5, terlihat bahwa Mean atau rata-rata skor postes kelas eksperimen sebesar 31,6154, lebih tinggi dari skor postes kelas kontrol yaitu sebesar 20,6154. Selanjutnya perlu diuji apakah kemampuan akhir koneksi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak. Untuk mengetahui kemampuan akhir koneksi matematis kedua kelas diperlukan uji statistik. Uji statistik selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

Untuk uji statistik terhadap data postes, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.


(28)

37

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor postes berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data postes, dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov karena data yang diuji lebih dari 30 buah. Perumusan hipotesis pengujian normalitas data postes sebagai berikut.

: Skor postes berasal dari populasi yang berdistribusi normal. : Skor postes berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal.

Dengan menggunakan taraf signifikasi 5% maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

- Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka ditolak. - Jika nilai signifikasi (sig) 0,05 maka diterima. Adapun hasil perhitungannya disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Koneksi Matematis

Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. Eksperimen 0,510 26 0,957

Kontrol 0,696 26 0,718

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, nilai signifikasi (Sig.) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,957 dan 0,718. Karena kedua kelas memiliki nilai signifikan yang lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,891 dan 0,997 maka diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data postes untuk kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena data berasal dari populasi sampel yang berdistribusi normal, selanjutnya digunakan uji homogenitas varians.


(29)

38

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai variansi populasi yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas varians menggunakan uji statistik Levene dengan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows.

Adapun pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah sebagai berikut.

: Kedua kelas memiliki varians data yang homogen. : Kedua kelas memiliki varians data yang tidak homogen.

Dengan menggunakan taraf signifikasi 5% maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

- Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka ditolak. - Jika nilai signifikasi (sig) 0,05 maka diterima. Adapun hasil perhitungannya disajikan ke dalam Tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Hasil Uji Homogenitas Varians Data Postes Kemampuan Koneksi Matematis

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,022 1 50 0,883

Dari Tabel 4.7 di atas, terlihat bahwa nilai signifikasi homogenitas varians sebesar 0,883. Karena nilai signifikasi lebih besar daripada 0,05 dapat disimpulkan bahwa diterima. Dengan demikian kedua kelas memiliki varians yang homogen, selanjutnya digunakan uji kesamaan dua rata-rata (uji t)

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Postes

Untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan akhir koneksi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak,


(30)

39

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan digunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji t) dengan pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut.

- Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir koneksi matematis siswa kelas eksperimen dengan kemampuan akhir koneksi matematis siswa kelas kontrol.

- Rata-rata kemampuan akhir koneksi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kemampuan akhir koneksi matematis siswa kelas kontrol.

Pasangan hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik menggunakan uji satu pihak sebagai berikut. (Sudjana, 2002: 243)

Keterangan :

: rata-rata kemampuan akhir koneksi matematis siswa kelas eksperimen

: rata-rata kemampuan akhir koneksi matematis siswa kelas kontrol

Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut. - Jika nilai signifikasi (sig) < 0.05 maka ditolak.

- Jika nilai signifikasi (sig) 0.05 maka diterima.

Adapun hasil perhitungannya disajikan ke dalam Tabel berikut ini.

Tabel 4.8

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Postes Kemampuan Koneksi Matematis

t-test for Equality of Means

T df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference


(31)

40

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Postes Equal variances assumed

-5,619 50 0,000 -11, 11538 1,97806

Equal variances not assumed

-5,619 49,915 0,000 -11, 11538 1,97806

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diperoleh nilai signifikasi (Asymp. Sig) dengan membagi dua nilai (Asymp. Sig (2-tailed)) yaitu sebesar 0,000. Dapat dilihat bahwa nilai signifikan lebih kecil daripada 0,05, maka ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa secara signifikan rata-rata kemampuan akhir koneksi matematis kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan akhir koneksi matematis kelas kontrol.

3. Analisis Peningkatan Kemampuan Koneksi matematis

Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dilakukan analisis data indeks gain. Indeks gain diperoleh dari data pretes dan postes dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan pada bab III dan data indeks gain dapat dilihat pada Lampiran. Berikut ini adalah statistik deskriptif indeks gain kelas eksperimen dan kontrol.

Tabel 4.9

Statistik Deskriptif Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance Eksperimen 26 0,16 0,92 0,4908 0,19192 0,037 Kontrol 26 -,28 0,56 0,1988 0,20489 0,042

Dari Tabel 4.9 terlihat bahwa indeks gain tertinggi kelas eksperimen 0,92 dan indeks gain terendahnya 0,56. Sedangkan indeks gain tertinggi kelas kontrol 0,16 dan indeks gain terendahnya -0.28.berdasarkan tabel tersebut juga rata-rata (Mean) indeks gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut 0,4908 dan 0,1988. Hasil tersebut menunjukkan bahwa


(32)

41

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Meskipun demikian, untuk menguatkan dugaan tersebut kita lakukan perhitungan statistik berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data indeks gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data indeks gain, dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov karena data yang diuji kurang dari 30 buah. Perumusan hipotesis uji normalitas data indeks gain sebagai berikut.

: Rata-rata indeks gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

:Rata-rata indeks gain berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

Dengan menggunakan taraf signifikasi 5% maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

- Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka ditolak. - Jika nilai signifikasi (sig) 0,05 maka diterima. Adapun hasil perhitungannya disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain Kemampuan Koneksi Matematis

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, nilai signifikasi (Sig.) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,984 dan 0,877. Karena kedua kelas memiliki nilai signifikan yang lebih dari 0,05, maka diterima,

Kelompok

Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. Gain Eksperimen 0,460 26 0,984


(33)

42

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata data indeks gain untuk kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians.

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah variansi populasi data yang diuji memiliki variansi yang homogen atau tidak. Dalam uji homogenitas varians ini digunakan uji Levene pada taraf signifikasi 5%. Perumusan hipotesis pengujian homogenitas varians adalah sebagai berikut.

: Kedua kelas memiliki varians data indeks gain yang homogen.

: Kedua kelas memiliki varians data indeks gain yang tidak homogen.

Dengan menggunakan taraf signifikasi 5% maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

- Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka ditolak. - Jika nilai signifikasi (sig) 0,05 maka diterima. Adapun hasil perhitungannya disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 4.11

Daftar Uji Homogenitas Varians Data Indeks Gain Kemampuan Koneksi Matematis

Dari Tabel 4.11, terlihat bahwa nilai signifikasi homogenitas varians sebesar 0,665. Karena nilai signifikasi lebih besar daripada 0,05 dapat disimpulkan bahwa diterima. Dengan demikian kedua

Levene

Statistic df1 df2 Sig.


(34)

43

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas memiliki varians yang homogen, maka untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis dilakukan uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji t.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak, akan digunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut.

- Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen tidak lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol. - Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa kelas

eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol.

Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut. - Jika nilai signifikasi (sig) < 0.05 maka ditolak.

- Jika nilai signifikasi (sig) 0.05 maka diterima.

Adapun hasil perhitungannya disajikan ke dalam Tabel berikut ini.

Tabel 4.12

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Indeks Gain Kemampuan Koneksi Matematis

t-test for Equality of Means

t Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Gain Equal variances

assumed -5,302 50 0,000 -0,29192 0,05506 Equal variances

not assumed -5,302 49,788 0,000 -0,29192 0,05506

Berdasarkan Tabel 4.12, diperoleh bahwa nilai signifikannya adalah 0,000 dari (Asymp. Sig.(2-tailed)) dibagi 2. Dapat dilihat bahwa nilai signifikan (Asymp. Sig.) lebih kecil daripada 0,05, maka ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan


(35)

44

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

koneksi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa kelas kontrol.

Persentase peningkatan kemampuan koneksi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.13

Daftar Presentase Kualitas Peningkatan Kemampuan Koneksi matematis Kualitas Peningkatan

Kemampuan Koneksi matematis

Kelas eksperimen Kelas Kontrol Jumlah

Siswa

Persentase (%)

Jumlah Siswa

Persentase (%)

Tinggi 4 15,38% 0 0%

Sedang 17 65,38% 9 34,61%

Rendah 5 19,23% 17 65,38%

4. Deskriptif Data Angket Siswa

Angket pada penelitian kali ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor dua, yaitu tentang respon siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan collaborative problem solving. Angket ini hanya diperuntukkan bagi siswa-siswa pada kelas eksperimen saja serta diberikan setelah kegiatan postes selesai dilaksanakan.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Berikut ini disajikan hasil data angket untuk setiap kondisi terhadap pembelajaran melalui pendekatan collaborative problem solving.

A.Attention (Perhatian)

Pernyataan yang menunjukkan perhatian siswa terhadap pembelajaran melalui pendekatan collaborative problem solving adalah nomor 1 dan 12 sebagai pernyataan positif, sedangkan nomor 5, 7, 13, dan 15 sebagai pernyataan negatif.


(36)

45

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhatian Siswa terhadap Pembelajaran Melalui Pendekatan Collaborative Problem Solving

No Pernyataan

Banyaknya Respon

Skor

SS S TS STS

% % % %

1 Pembelajaran yang telah saya ikuti menarik

6 17 3 0

4 23,07 65,38 11,53 0

5

Pembelajaran seperti ini tidak ada bedanya dengan pembelajaran yang biasa dilakukan

0 6 20 0

3,54 0,00 23,07 76,92 0

7 Pembelajaran seperti ini membosankan

1 0 22 3 4

3,84 0 84,61 11,53

12

Pembelajaran seperti ini mendorong saya untuk lebih aktif

4 20 1 1

3,96 15,38 76,92 3,84 3,84

13 Saya tegang atau gugup selama pembelajaran

2 3 16 5

3,73 7,69 11,53 61,53 19,23

15

Saya kurang berpartisipasi dalam diskusi dan saya tidak berani mengeluarkan pendapat berupa jawaban, pertanyaan, dan sanggahan

1 3 22 1

3,84 3,84 11,53 84,61 3,84

Interpretasi dari Tabel 4.14 adalah sebagai berikut.

1. Sebanyak 23 orang siswa (88,45%) atau hampir seluruhnya menyatakan bahwa pembelajaran yang baru diikuti menarik dan 3 orang siswa (11,53%) atau sebagian kecil menyatakan bahwa pembelajaran yang baru diikuti tidak menarik.

2. Sebanyak 20 orang siswa (76,92%) atau hampir seluruhnya menyatakan setuju bahwa pembelajaran dengan penerapan pendekatan collaborative problem solving berbeda dengan pembelajaran konvensional dan sisanya sebanyak 6 orang siswa (23.03%) atau sebagian kecil menyatakan bahwa pembelajaran tersebut tidak ada bedanya dengan pembelajaran konvensional


(37)

46

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sebanyak 25 orang siswa (96,14%) atau hampir seluruhnya menyatakan tidak setuju bahwa pembelajaran melalui pendekatan collaborative problem solving membosankan dan hanya satu orang siswa (3,86%) atau sebagian kecil menyatakan pembelajaran tersebut membosankan

4. Sebanyak 24 orang siswa (92,30%) atau hampir seluruhnya menyatakan bahwa pembelajaran melalui pendekatan collaborative problem solving mendorong siswa untuk lebih aktif sedangkan dua orang siswa (7,69%) atau sebagian kecil menyatakan pembelajaran tersebut tidak mendorong mereka untuk lebih aktif.

5. Sebanyak 21 orang siswa (80,76%) atau hampir seluruhnya tidak merasa tegang atau gugup selama pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving sedangkan sebanyak 5 orang siswa (19,23%) atau sebagian kecil masih merasa tegang atau gugup selama pembelajaran berlangsung.

6. Sebanyak 22 orang siswa (84,61%) atau hampir seluruhnya tidak setuju bahwa siswa kurang berpatisipasi dalam diskusi dan siswa tidak berani mengeluarkan pendapatn berupa jawaban pertanyaan dan sanggahan sedangkan sebanyak 4 orang siswa (15,38%) masih merasa kurang berpatisipasi dalam diskusi dan siswa tidak berani mengeluarkan pendapatn berupa jawaban pertanyaan dan sanggahan.

B.Relevance (Relevansi)

Pernyataan yang menunjukkan relevansi siswa terhadap pembelajaran melalui pendekatan collaborative problem solving adalah nomor 3 sebagai pernyataan positif, sedangkan nomor 11 dan 14 sebagai pernyataan negatif.

Tabel 4.15

Relevansi Siswa Terhadap Pembelajaran dengan pendekatan Collaborative Problem Solving


(38)

47

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SS S TS STS

% % % %

3

Pembelajaran seperti ini memperkaya wawasan saya mengenai manfaat matematika dalam kehidupan

3 19 3 1

3,77 11,53 73,07 11,53 3,84

11

Dengan pembelajaran seperti ini saya tidak mampu menentukan konsep apa yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah

2 9 15 0

3,07 7,69 34,61 57,69 0

14 Saya tidak merasakan manfaat dengan pembelajaran seperti ini

0 3 20 3

3,88

0 11,53 76,92 11,53

Interpretasi dari Tabel 4.15 adalah sebagai berikut.

1. Sebanyak 22 orang siswa (84,61%) atau hampir seluruhnya menyatakan bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving dapat memperkaya wawasan siswa mengenai manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari sedangkan sebanyak 4 orang siswa (15,38%) atau sebagian kecil menyatakan dengan pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving tidak dapat memperkaya wawasan siswa mengenai mafaat matematika dalam kehidupan sehari-hari. 2. Sebanyak 15 orang siswa (57,69%) atau sebagian besar menyatakan

tidak setuju bahwa dengan penerapan pendekatan collaborative problem solving dalam pembelajaran matematika, siswa tidak dapat menentukan konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan sedangkan sisanya sebanyak 11 orang siswa (42.30%) atau hampir setengahnya menyatakan bahwa pembelajaran tersebut siswa tidak mampu menentukan konsep apa yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah.


(39)

48

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sebanyak 23 orang siswa (88,46%) atau hampir seluruhnya menyatakan tidak setuju bahwa siswa tidak dapat merasakan manfaat dengan pembelajaran melalui pendekatan collaborative problem solving sedangkan sebagian kecil atau sebanyak 3 orang siswa (11,53%) atau sebagain kecil menyatakan siswa tidak merasakan manfaat dengan pembelajaran matematika tersebut.

C.Confidence (Percaya Diri)

Beberapa pernyataan yang menunjukkan sikap percaya diri siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan collaborative problem solving terdapat pada nomor 4, 8, dan 10, ketiga pernyataan tersebut merupakan pernyataan positif.

Tabel 4.16

Rasa Percaya Diri Siswa terhadap Pembelajaran dengan pendekatan Collaborative Problem Solving

No Pernyataan

Banyaknya Respon

Skor

SS S TS STS

% % % %

4

Pembelajaran seperti ini membuat saya yakin akan kemampuan yang saya miliki

5 16 5 0

3,80 19,23 61,53 19,23 0,00

8

Pembelajaran seperti ini membuat saya tidak takut dan ingin sering tampil di depan kelas

4 16 4 2

3,61

15,38 61,53 15,38 7,69

10

Pembelajaran seperti ini membuat saya mampu memecahkan masalah matematika

1 20 0 5

3,61 3,84 76,92 0,00 19,23


(40)

49

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Sebanyak 21 orang siswa (80,76%) atau hampir seluruhnya menyatakan bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving dapat membuat siswa yakin akan kemampuan yang dimilikinya sedangkan sebanyak 5 orang siswa (19,23%) atau sebagian kecil menyatakan tidak setuju bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving dapat membuat siswa yakin akan kemampuan yang dimilikinya.

2. Sebanyak 20 orang siswa (76,92%) atau hampir seluruhnya menyatakan bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving membuat siswa tidak takut dan ingin sering tampil di depan kelas sedangkan 6 orang siswa (23,07%) atau sebagian kecil siswa menyatakan tidak setuju bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving membuat siswa tidak takut dan ingin sering tampil di depan kelas. 3. Sebanyak 20 orang siswa (76,92%) atau hampir seluruhnya

menyatakan bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving membuat siswa mampu memecahkan masala siswa (15,8%) atau sebagian kecil tidak setuju bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving membuat siswa mampu memecahkan masalah matematika.

D.Satisfaction (Kepuasan)

Pernyataan yang menunjukkan kepuasan siswa terhadap pembelajaran melalui pendekatan collaborative problem solving adalah nomor17 sebagai pernyataan positif, sedangkan nomor 2, 6, 9, dan 16 sebagai pernyataan negatif.

Tabel 4.17

Kepuasan Siswa terhadap Pembelajaran dengan pendekatan Collaborative Problem Solving


(41)

50

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SS S TS STS

% % % %

2

Saya mengalami kesulitan dalam memahami materi dengan cara seperti ini

0 13 13 0

3 0 50,00 50,00 0

6

Saya lebih senang jika guru yang menerangkan dan saya hanya mencatat saja.

2 3 21 0

3,53 7,69 11,53 80,76 0,00

9

Saya tidak merasa dibimbing oleh guru dalam pembelajaran seperti ini

1 0 21 4

4,04 3,84 0,00 80,76 15,38

16

Penyajian soal-soal dalam diskusi dan tes tidak membantu saya dalam memahami materi

1 7 17 1

3,38 3,84 26,92 65,38 3,84

17

Teman-teman banyak membantu saya dalam memahami materi

5 20 1 0

4,11 19,23 76,92 3,84 0,00

Interpretasi dari Tabel 4.17 adalah sebagai berikut.

1. Sebanyak 13 orang siswa (50,00%) atau setengahnya tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi dengan pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving sedangkan 13 orang siswa (57,69%) atau setengah lainya masih merasa kesulitan dalam memahami materi dengan pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving. 2. Sebanyak 21 orang siswa (80,66%) atau hampir seluruhnya

menyatakan tidak setuju bahwa lebih senang jika guru menerangkan dan siswa hanya mencatat saja sedangkan 5 orang siswa (19,23%) atau sebagian kecil siswa menyatakan lebih senang jika guru menerangkan dan siswa hanya mencatat saja.

3. Sebanyak 25 orang siswa (96,15%) atau hampir seluruhnya tidak setuju bahwa mereka tidak merasa dibimbing oleh guru dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem


(42)

51

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

solving sedangkan hanya satu orang siswa (3,84%) atau sebgaian kecil siswa menyatakan bahwa siswa tidak merasa dibimbing oleh guru dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving.

4. Sebanyak 18 orang siswa (69,23%) atau sebagian besar menyatakan tidak setuju bahwa penyajian soal-soal dalam diskusi dan tes tidak membantu siswa dalam memahami materi sedangkan 9 orang siswa (30,76%) atau hampir setengahnya menyatakan bahwa penyajian soal-soal dalam diskusi dan tes tidak membantu siswa dalam memahami materi.

5. Sebanyak 25 orang siswa (96,15%) atau hampir seluruhnya merasa teman-teman banyak membantu dalam memahami materi sedangkan hanya satu orang (3,84%) atau sebagian kecil dari siswa tidak merasa teman-teman banyak membantu dalam memahami materi.

5. Pengolahan Lembar Observasi

Data kualitatif yang ada dalam penelitian ini berupa lembar observasi untuk aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Pengisian lembar observasi ini dilakukan pada setiap pertemuan pada pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran melalui pendekatan collaborative problem solving pada pembelajaran di kelas eksperimen saja. Observer dalam penelitian ini adalah dua orang, seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung tingkat akhir dan alumnus pendidikan matematika UPI Bandung.

Observer pertama melakukan observasi pada pertemuan pertama sedangkan observer kedua melakukan observasi pada pertemuan kedua dan ketiga. Berikut analisis hasil kegiatan pembelajaran pada tiap pertemuan dikaitkan dengan hasil dari lembar observasi. Observer pertama tidak


(43)

52

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengikuti pembelajaran dari awal karena terlambat datang ke kelas, sehingga ada beberapa aktivitas yang tidak diobservasi. Berikut ini adalah deskripsi aktivitas guru pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan collaborative problem solving.

a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama, materi yang disajikan adalah memahami relasi dan fungsi berupa menemukan pengertian, nama dan penyajian relasi. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dimulai dengan membuka pembelajaran dan mengkondisikan siswa hingga langkah-langkah seterusnya. Dalam pembagian kelompok beberapa siswa dipilih menjadi ketua kelompok, mereka merupakan 5 besar di kelas tersebut kemudian kelimanya berkumpul untuk menentukan anggota kelompoknya masing-masing. Pada pertemuan pertama siswa belum mempunyai pemahan yang benar mengenai collaborative problem solving penyebab ini diakibatkan kemiripan definisi kolaboratif dengan kooperatif, sehingga guru berulang kali mengingatkan setiap kelompok mengenai model yang sedang digunakan bukanlah kooperatif melainkan adalah collaborative problem solving.

Setelah kegiatan inti, yaitu proses collaborative selesai dipilih kelompok volunteer untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara lisan maupun tulisan dan kelompok lain menanggapi, hanya saja pada pertemuan ini ada satu kelompok yang belum menyelesaikan lembar kerja siswa. Kemudian latihan soal yang guru berikan tidak dikerjakan pada pertemuan kali ini tetapi dikerjakan dirumah karena waktu yang tersedia tidak memadai.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, materi yang disajikan adalah memahami relasi dan fungsi berupa menemukan pengertian, nama dan penyajian, domain, kodomain dan range suatu fungsi. Pembelajaran pada pertemuan ini


(44)

53

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berjalan dengan awal yang kurang baik disebabkan oleh keterlambatan siswa disebabkan mata pelajaran sebelumnya, yaitu mata pelajaran olah raga mengharuskan seluruh siswa kelas eksperimen keluar dari lingkungan sekolah dan ketika siswa sampai di sekolah mereka diharuskan mengganti pakaian olah raga mereka menjadi pakaian seragam sekolah dan ini membutuhkan waktu yang relatif cukup panjang. Keterlambatan diatas menghambat proses pembelajaran, peneliti berinisiatif untuk mempersingkat beberapa langkah pembelajaran di awal dan di akhir kegiatan, sehingga proses collaborative problem solving dapat berjalan dengan baik. Kondisi kelas yang kurang baik ini berangsur angsur membaik setelah setiap siswa berada pada kelompoknya masing-masing dan melakukan proses collaborative problem solving. Secara keseluruhan pembelajaran pada pertemuan ini berjalan dengan baik.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga, materi yang disajikan adalah menentukan nilai fungsi dan menggambarkan grafiknya berupa menemukan rumus, nilai dan menggambarkan grafik suatu fungsi. Pada pertemuan ini, proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dari segi guru sebagai fasilitator maupunn siswa sebagai praktisi proses collaborative problem solving.

Pada saat kegiatan inti berlangsung beberapa kelompok kebingungan mengerjakan LKS pada pembahasan menerapkan konsep nilai fungsi untuk menyelesaikan permasalahan, sebagai fasilitator guru membantu untuk menjelaskan maksud soal yang tidak meraka pahami dan membiarkan mereka melakukan proses collaborative problem solving.

Pengalokasian waktu pada pertemuan ini tidak berjalan dengan baik melihat respon siswa dalam mengerjakan LKS pada pertemuan ini tidak sebaik pada pertemuan sebelumnya, sehingga LKS dibawa pulang untuk dikerjakan secara berkelompok di luar jam pelajaran matematika untuk kemudian dibahas pada pertemuan selanjutnya.


(45)

54

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Setelah diperoleh hasil penelitian, maka dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian tersebut. Pembahasan dalam penelitian ini, yaitu peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa, respon siswa terhadap pembelajaran melalui pendekatan collaborative problem solving. Secara umum pembelajaran matematika melalui pendekatan collaborative problem solving berjalan dengan lancar meskipun ada beberapa hambatan dalam pelaksanaannya.

1. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, melalui uji kesamaan dua rata-rata, secara signifikan kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata kemampuan awal koneksi matematis yang sama. Karena kemampuan awal kedua kelas sama, maka untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dilakukan pengolahan data pada skor postes.

Setelah dilakukan analisis data untuk skor postes dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dapat disimpulkan peningkatan kemampuan koneksi matematis pada kelas yang mendapatkan pembelajaran melalui pendekatan Collaborative Problem Solving lebih baik secara signifikan dari pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Analisis peningkatan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah dengan menggunakan indeks gain. Hasil perhitungan menunjukkan peningkatan kemampuan koneksi matematis siap individu siswa kelas eksperimen adalah 4 orang siswa (15,38%) mempunyai kualitas peningkatan tinggi, 17 orang siswa (65,38%) mempunyai kualitas peningkatan sedang, dan 5 oarang siswa (19,23%) mempunyai kualitas peningkatan rendah. Sedangkan pada kelas kontrol 9 orang siswa (34,61%) mempunyai kualitas peningkatan sedang,


(1)

58

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berfikir tanpa tekanan oleh guru dan siswa akan berdiskusi dengan sungguh-sungguh. Tetapi beberapa siswa menyatakan tidak menyukai pembelajaran berbasis kelompok ini, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: sebagian kecil siswa lebih menyukai model pembelajaran ekspositori, kerjasama kelompok yang kurang optimal, dan beberapa faktor lainya.

Hal diatas mengisyaratkan penerapan pendekatan collaborative problem solving dalam pembelajaran matematika mempunyai manfaat yang baik bagi siswa, dan pembelajaran berbasis kelompok ini juga disukai oleh hampir seluruh siswa. argumen tersebut diperkuat dengan hasil analisis jurnal harian siswa yang menyatakan bahwa hampir seluruh siswa lebih senang belajar dalam kelompok.


(2)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh beberapa kesimpulan berkaitan dengan penerapan pendekatan collaborative problem solving dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Lembang sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Collaborative Problem Solving lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Hampir Seluruh siswa merespon baik (positif) terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan Collaborative Problem Solving.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Saran Praktis:

a. Pembelajaran matematika melalui pendekatan Collaborative Problem Solving menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Oleh karena itu pembelajaran matematika


(3)

58

dengan pendekatan Collaborative Problem Solving dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran matematika di sekolah.

b. Apabila pendekatan Collaborative Problem Solving akan digunakan, hendaknya mengoptimalkan aspek collaborative dalam kelompok tanpa mengesampingkan aspek lain dalam diskusi kelompok.

2. Saran Teoritis:

Peneliti menyarankan agar penelitian ini dilanjutkan pada kajian yang lebih luas, misalnya pada materi, populasi ataupun kompetensi matematis lainnya.


(4)

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alkrismanto. (2003). Beberapa teknik, model, dan strategi dalam pembelajaran matematika. Yogyakarta: P3G Matematika.

Barron, B. (2000). Achieving Coordination in Collaborative ProblemSolving Groups. Stanford University School of Education: LawrenceErlbaum Associates, Inc.

Fathani, A. H. (2009). Matematika, Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Greene, R. W. (2008). CPSsentials:What is Collaborative Problem Solving?. Tersedia [Online]: http://www.ccps.info/cpssentials/index.html [5 Januari 2013].

Herman, T. (2006). Pembeajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Disertasi UPI: tidak diterbitkan.

Keller, J. 1987. ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Tersedia [Online]:

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2010/04/bagaimana-cara-mengukur-minat-dan.html [20 September 2012, 11.00]

Komarudin, (2010). Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Collaborative Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI: tidak diterbitkan. Kozar, O. (2010). Towards Better Group Work: Seeing the Difference between

Cooperation and Collaboration. Tersedia [Online]:

http://exchanges.state.gov/englishteaching/forum/archives/docs/files- folder111111/48_2-etf-towards-better-group-work-seeing-the-difference-between-cooperation-and-collaboration.pdf [9 Januari 2013].

Kusuma, D. A. (2008). Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik dengan

Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme. Tersedia [Online]:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/meningkatkan-kemampuan-koneksi-matematika.pdf. [21 Desember 2012].


(5)

60

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Listyotama, M. K. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Kelas VIII A SMP N 5 Yogyakarta Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle “5E”. Skripsi UNY: tidak diterbitkan. Merril, M. D. First Principles of Instruction. Tersedia [Online]:

http://mdavidmerrill.com/Papers/firstprinciplesbymerrill.pdf [9 Januari 2013].

Mulyana, T. (2008). Pembelajaran Alanitik SIntetik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi UPI: tidak diterbitkan.

Rahayu, R. (2012). Penerapan Model Problem-Based Insruction untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMP. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan

Rohansyah, W. (2008). Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Diskursus dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Rokhaeni, A. (2011). Penerapan Model Core dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. Skripsi. UPI: tidak diterbitkan.

Ruhcitra. (2008). Pembelajaran Kolaboratif. Tersedia [Online]: http://ruhcitra.wordpress.com/2008/08/09/pembelajarankolaboratif/ [20 Desember 2012].

Ruspiani, (2000). Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematika. Tesis PPS UPI: tidak diterbitkan.

Sarbani. (2008). Standar Proses Pembelajaran Matematika. Tersedia [Online]:

http://bambangsarbani.blogspot.com/2008/10/standar-proses-pembelajaran-matematika.html [9 Januari 2012].

Sopandi, A. (2010). Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMP Melalui Pemodelan Berbasis Pembelajaran Matematika Realistik. Skripsi pada FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.


(6)

61

Alpian Ariesta Permana, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, E., dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA

Suherman, E., dkk. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI.

Takwin. (2004). Collaborative Learning: Dasar pemikiran, Mekanisme dan

Prosedur Pelaksanaannya. Tersedia [Online]:

http://staff.ui.ac.id/internal/0800300001/material/collaborativeLearning. ppt [9 Januari 2013].

Willihnganz, N. (2001). Collaborative Problem Solving. Tersedia [online]:http://willihnganz.disted.camosun.bc.ca/collaborativeps.htm [20 Desember 2012].

Yherlanti. (2011). Pembelajaran Kolaboratif. Tersedia [Online]: http://yherlanti.wordpress.com/2011/09/18/pembelajaran-kolaboratif/ [9 januari 2013].