HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN.

(1)

SKRIPSI

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN KUNINGAN

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh :

FAJAR DARMAWAN 0800724

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

FAJAR DARMAWAN

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KAB.

KUNINGAN

Dosen Pembimbing I

Drs. Aming Supriyatna, M,Pd. NIP. 19500115 198002 2 001

Dosen Pembimbing II

Iman Imanudin, S.Pd, M.Pd. NIP. 19750810201121001

Mengetahui,

Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan

Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 19621222 198703 1 002


(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan”, sepenuhnya ini karya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keuilmuan yang berlaku di dalam masyarakat keilmuan.

Demikian surat pernyataan ini yang dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya tulis saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini maka, saya siap menangung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya.

Bandung, November 2013 Yang membuat penyataan

Fajar Darmawan 0800724


(4)

FAJAR DARMAWAN, 2014

ABSTRAK

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN KUNINGAN

Pembimbing I : Drs. Aming Supriyatna, M.Pd. Pembimbing II : Iman Imanudin, S.Pd. M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil, di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif dengan menggunakan teknik Convienience Sampling atau sampling seadanya pada 15 PNS Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan, instrument yang digunakan Tes Balke dan Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur (PEKA) sesuai Peraturan Bupati Kuningan Nomor 59 tahun 2012 tentang Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur. Hasil yang diperoleh adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan kinerja pegawai negeri sipil r = 0,889 > 0,05, maka Ho diterima, dengan demikian Ho diterima. Hasil yang diperoleh adalah Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kebugaran Jasmani dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan.


(5)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Batasan Masalah Penelitian ... 7

F. Anggapan Dasar ... 8

G. Hipotesis ... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kebugaran Jasmani ... 10

1. Arti Kebugaran Jasmani ... 12

2. Komponen Kebugaran Jasmani ... 13

B. Kinerja ... 15

1. Kriteria Kinerja ... 16

2. Relevansi dari Kinerja ... 17

3. Standar Kerja ... 17

a. Kehadiran ditempat kerja ... 18

b. Tanggung jawab atas tugas ... 18

c. Kejujuran kerja ... 18

d. Prakarsa (inisiatif) ... 18


(6)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

f. Manajerial ... 18

g. Kepemimpinan ... 19

h. Efisiensi ... 19

i. Semangat kerja ... 19

j. Kemandirian ... 19

k. Keakuratan ... 19

l. Moralitas kerja ... 19

m. Disiplin kerja ... 20

n. Kualitas dan Kuantitas hasil kerja ... 20

o. Loyatitas pada organisasi. ... 20

4. Penggunaan Penilaian Kinerja ... 20

5. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 23

a. Faktor Kemampuan ... 24

b. Faktor Motivasi ... 24

6. Penilaian Kinerja ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Pelaksanaan Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 29

D. Langkah-langkah dan Desain Penelitian ... 30

1. Lamgkah-langkah Penelitian ... 30

2. Desain Penelitian ... 31

E. Definisi Operasional ... 32


(7)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

1. Instrumen Penelitian ... 33

2. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data ... 36

1. Analisis Deskripsi ... 36

2. Uji Normalitas ... 40

3. Uji Korelasi ... 41

B. Diskusi Penemuan ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN


(8)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.2 Norma Tes Balke 35

Tabel 3.3 Norma Tes Balke 35

Tabel 3.4 Norma Penilaian Kinerja 36 Tabel 4.1 Data Hasil Tes kebugaran jasmani 38

Tabel 4.2 Hasil Tes Kinerja 39

Tabel 4.3 Frekuensi dan Persentase Kebugaran Jasmani 40 Tabel 4.4 Frekuensi dan Persentase Kinerja 41 Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Kebugaran Jasmani dan

Kinerja PNS 42

Tabel 4.6 Uji Normalitas 42

Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Kebugaran Jasmani dan

Kinerja PNS 43


(9)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii


(10)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Dalam kehidupan sekarang ini sudah barang tentu seseorang ingin memiliki suatu pekerjaan baik itu yang merupakan pekerjaan tetap ataupun hanya sampingan, karena dengan memiliki suatu pekerjaan atau sebuah pekerjaan, maka seseorang bisa mencukupi kebutuhan hidupnya karena merupakan sumber penghasilan untuk menunjang kehidupan orang tersebut.

Dalam dunia kerja dikenal yang namanya kinerja atau hasil kerja seseorang yang merupakan ukuran tercapai atau tidaknya seseorang tersebut dalam bekerja, seperti dijelaskan oleh Mangkunegara, Anwarprabu (2000:9) sebagai berikut :

“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitan ataupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya“.

Namun dalam dunia kerja seseorang harus mau bersaing karena untuk memperoleh atau mendapatkan predikat orang tersebut kinerjanya baik pasti akan banyak persaingan.

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, selain kembali ke SDM masing-masing, kinerja juga bisa dipengaruhi oleh kesehatan seseorang, karena apabila orang tersebut tidak sehat atau sakit maka orang tersebut tidak akan bisa bekerja.

Oleh karena itu dalam hal ini olahraga penting untuk menjaga kesehatan seseorang, olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang. Olahraga juga merupakan perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam


(11)

2

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress.

Olahraga kesehatan atau disebut juga olahraga rekreasi adalah olahraga yang lebih menitik beratkan pada aspek sehat dan bisa juga sebagai ajang rekreasi atau refreshing, karena pelaku olahraga kesehatan tidak di tuntut memiliki prestasi atau menguasai salah satu cabang olahraga, namun lebih kepada bagaimana individu tersebut memiliki derajat sehat dan kebugaran jasmani yang baik dengan melakukan olahraga tersebut.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap individu untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik, karena orang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik tidak akan mudah capek dan dapat lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan serta memiliki daya tahan terhadap penyakit. Disamping itu kebutuhan akan istirahat untuk membalikan pada kondisi semula, lebih singkat dibandingkan dengan orang yang kondisi kesegaran jasmaninya kurang baik karena hal ini sangat menunjang dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.

Banyak ahli yang memberikan batasan tentang kebugaran jasmani, tetapi kalau disimak lebih jauh semua batasan itu mempunyai makna yang sama. Seperti Menurut Moeloek dan Tjokronegoro (1984:2) tentang kebugaran jasmani yaitu :

“Kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan”.

Hal yang sama dikemukakan oleh Karvopich dan Sinning (1971:268) sebagai berikut :

“Physical fitness may be defined as the degree of the ability to execute a specific physical task under specific ambient conditions”.


(12)

3

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

Berdasarkan uraian di atas tentang kebugaran jasmani, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan tugas fisik dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan, sehingga mampu melakukan tugas-tugas yang lain dalam menikmati waktu senggangnya.

Secara fisiologis menurut (Giriwijoyo, 2007:101). tubuh terbagi dalam tiga kelompok kerja atau sistema kerja (ergosistema), yaitu :

(1) sistema kerja primer, (2) sistema kerja sekunder, dan (3) sistema tersier.

Kelompok yang berhubungan langsung dan merupakan faktor penentu tinggi rendahnya derajat kebugaran jasmani seseorang yaitu sistema kerja primer dan sistema kerja sekunder. Kedua sistema kerja itu (secara anatomis) merupakan kelompok dasar anatomis kebugaran jasmani. Jadi kalau ingin meningkatkan kebugaran jasmani maka kedua komponen tadi harus dilatih agar memiliki fungsi yang lebih baik.

Kalau dirinci lebih lanjut menurut Giriwijoyo, maka sistema kerja primer terdiri dari beberapa unsur (sistem) sebagai berikut :

a. Sistem rangka (skelet), b. Sistem otot (muscular), dan c. Sistem saraf (nervorum).


(13)

4

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

a. Sistem darah, cairan tubuh, dan limfe (hemo-hidro limfatik), b. Sistem jantung dan pembuluh darah (cardiovascular), dan c. Sistem pernafasan (respiratori).

Komponen kebugaran jasmani dilihat dari aspek fisiologisnya merupakan mutu penampilan dari sistem-sistem yang menyusun sistema kerja primer dan sekunder yang bersangkutan. Mutu penampilan dari sistem-sistem yang menyusun sistema kerja primer yaitu :

(1) fleksibilitas,

(2) kekuatan dan daya tahan otot,

(3) koordinasi fungsi saraf – otot. Sedangkan mutu penampilan dari sistem-sistem yang menyusun sistem-sistema kerja sekunder adalah daya tahan umum. Dilihat dari sistema kerja (ergosistema) tadi, maka komponen dasar kebugaran jasmani menurut Giriwijoyo terdiri dari :

1. Fleksibilitas.

2. Kekuatan dan daya tahan otot. 3. Koordinasi fungsi saraf – otot. 4. Daya tahan umum.

Pendapat ahli lain Sumorsardjono, S (1984:9) mengemukakan hal yang serupa tentang komponen kebugaran jasmani sebagai berikut :

1. Ketahanan jantung dan peredaran darah (cardiovascular endurance). 2. Kekuatan (strength).

3. Ketahanan otot (muscular endurance) 4. Kelentukan (flexibility).


(14)

5

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

Hal senada juga dikemukakan oleh Moeloek dan Tjokronegoro (1984:3) tentang komponen kebugaran jasmani adalah sebagai berikut :

1. Daya tahan (endurance).

2. Kekuatan otot (muscle strength).

3. Tenaga ledak otot (muscle explosive power). 4. Kelentukan (flexibility).

5. Kecepatan (speed). 6. Ketangkasan (agility). 7. Keseimbangan (balance).

8. Kecepatan reaksi (reaction time). 9. Koordinasi (coordination).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan tidak mengalami kelelahan yang berarti setelah melakukan tugas tersebut. Sedangkan komponen kebugaran jasmani atau tingkat sehat dinamis seseorang yaitu terdiri dari :

a) kelenturan persendian (flexibility),

b) kekuatan dan daya tahan otot (muscle strength and muscle endurance), c) koordinasi saraf – otot (neuromuscular coordination), dan

d) daya tahan umum (general endurance / cardio – respiratory endurance). Kebugaran jasmani dapat diraih dengan melakukan latihan, latihan olahraga merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, dengan kebugaran jasmani yang baik dapat membantu individu untuk lebih produktif dalam menyelasaikan tugas tugas yang dihadapi.


(15)

6

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

Pada zaman modern sekarang ini, olahraga memang menjadi sebuah kebutuhan, seiring dengan berkembangnya zaman dan perubahan gaya hidup masyarakat zaman sekarang terutama masyarakat yang bekerja dari pagi sampai sore dalam hal ini penulis khususkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan, karena ada keterikatan antara kebugaran jasmani dengan kineja pegawai dimana seorang pegawai bisa melakukan aktivitas kerja mereka jika tubuh mereka dalam keadaan sehat yang berarti dapat dikatakan juga memiliki kebugaran jasmani yang baik, Seperti batasan yang dikemukakan oleh Giriwijoyo (2004:22) sebagai berikut :

Kebugaran jasmani sesungguhnya adalah derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan selalu masih mempunyai cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kegiatan fisik extra serta telah pulih kembali esok harinya menjelang tugas sehari-harinya.

Terlepas dari itu juga penulis melihat fakta dilapang bahwa pegawai di Dinas Perhubungan Kab. Kuningan masih selalu menyempatkan untuk berolahraga setelah selesai dari aktivitas mereka bekerja walaupun dengan hanya berlari di lingkungan kantor ataupun dengan bermain bola volly atau olah raga lainnya dengan sesama pegawai di kantor tersebut, olahraga yang sering mereka sebut atau istilah yang ada di lingkungan mereka “ASKES” (Asal Kesangan).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani memiliki peranan penting terhadap kinerja pegawai (PNS) dalam melaksanakan tugas sehari hari, karena dengan kebugaran jasmani yang baik membatu mereka juga dalam melaksanakan tugas mereka agar tetap prima dalam pelayanan yang merupakan sub tugas dari mereka sendiri atau lebih jelasnya dikatakan tupoksi mereka sebagai pegawai sehingga terdapat hubungan dengan kinerja mereka yang mengacu pada loyalitas terhadap dinas dimana mereka bekerja dan pelayanan kepada masyarakat pada umumnya. Bertitik tolak pada


(16)

7

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

permasalah di atas, penulis tertarik meneliti tentang hubungan kebugaran jasmani dengan kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan dinas perhubungan kabupaten kuningan.

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian merupakan suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dan analisis dari data tersebut sehingga akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dengan produktivitas kerja PNS di lingkungan DISHUB Kuningan?

C. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:282) yaitu sebagai berikut:

“tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditulis”.

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Kebugaran Jasmani dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kab. Kuningan?


(17)

8

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa

Membatu dalam mempelajari dan memahami tentang kebugaran jasmani dan dapat dijadikan sumbangan keilmuan dan dapat dijadikan referensi tentang penelitian dalam bidang olahraga.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti dalam melaksanakan penelitian, juga dapat lebih mengembangkan ilmu yang sudah diperoleh dalam masa kuliah.

3. Bagi Dinas tempat peneliti meneliti dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan apa yang sudah didapat oleh dinas tersebut baik dalam kinerja maupun dalam bidang olahraga.

E. Batasan Masalah Penelitian

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak menjadi luas, perlu kiranya batasan-batasan sehingga ruang lingkup menjadi jelas dan terfokus. Berdasarkan identifikasi masalah dan mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, tenaga, biaya, yang dimiliki peneliti dalam penelitian ini, maka penelitian ini hanya membahas tentang hubungan antara kebugaran jasmani terhadap produktivitas kerja pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kab. Kuningan.

1. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu waktu diperlukan (Judith Rink & M Sarjoto, 1988:43).


(18)

9

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

“Kebugaran jasmani dalam penelitian ini adalah dimana kekuatan atau kemampuan pegawai untuk selalu bisa dalam kondisi yang prima dalam melaksanakan tugas tehadap masyarakat dan sebagai abdi Negara”.

2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, Anwarprabu 2000:9). Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja PNS di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan

3. Pegawai negeri sipil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan yang berumur antara 25-35 tahun.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah titik tolak dari proses penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Anggapan dasar diperlukan sebagai pegangan dari penulis untuk dijadikan bahan titik tolak dari proses penelitian sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2006:60) sebagai berikut :

“Anggapan dasar atau postulat adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik itu.Hal itu bahwa setiap penyidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyidik mungkin saja meragu-ragukan sebuah anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran dari sifat dari anggapan dasar itu. Selanjutnya diartikan pula bahwa penyidik dapat merumuskan satu atau lebih hipotesis yang dianggapnya sesuai dengan penyidikan”.

Bahwa anggapan dasar dalam penelitian ini adalah dimana akan adanya keseimbangan antara tingkat kebugaran yang baik terhadap hasil kinerja yang diharapkan, karena apabila seseorang memiliki kebugaran yang baik bukan tidak mungkin orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas atau pekerjaan yang lebih banyak atau lebih baik daripada orang-orang yang kebugaran jasmaninya kurang, jadi bisa dibilang bahwa kebugaran jasmani berbanding lurus dengan hasil kinerja


(19)

10

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

khususnya kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan dinas perhubungan kab. Kuningan.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan penuntun kearah penelitian untuk suatu penjelasan yang harus dicari pemecahannya. Semula istilah hipotesis dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata ialah kata “hypo” yang artinya “dibawah” dan “thesa”

yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan bahasa Indonesia menjadfi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya.

Selanjutnya menurut Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah : “Asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya”.

Maka dalam hal ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat Kebugaran Jasmani dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kab. Kuningan.


(20)

11

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii


(21)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian.

Sesuai dengan penelitian ini, tujuan tujuan penelitian dititik beratkan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kebugaran jasmani dan kinerja pegawai negeri sipil di dinas perhubungan kabupaten kuningan. Adapun metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif,

menurut Nazir (2005:54): “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Dalam metode deskriptif, tujuan yang hendak dicapai adalah menggambarkan atau mendeskripsikan fakta-fakta, atau sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.Nazir

(2005:54) mengungkapkan tentang tujuan metode deskriptif, “Tujuan metode

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antar

phenomena yang diselidiki”.

Kemudian juga mengenai metode deskripsi, Surakhmad (2002:139) mengemukakan sebagai berikut :

“Metode deskriptif bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang karena banyak sekali ragam penelitian demikian, metode


(22)

27

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskripsi.Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan menganalisa dan mengklasifikasi, penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik

interview, angket observasi, atau dengan teknik tes”.

Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisa dan tafsiran mengenai arti dari data itu sendri. Sifat umum dari metode deskriptif dikemukakan oleh Surakhmad (1988:39) sebagai berikut :

“Metode penelitian deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data

yang ada, permasalahannya adalah tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, suatu kegiatan dengan kegiatan lain, pandangan, sikap yang

Nampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung”.

Dari pernyataan Surakhmad tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat umum dari segala bentuk deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data. Ciri khusus dari metode deskriptif antara lain tertuju pada pemecahan masalah yang pada masa sekarang dan masalah-masalah tertentu yang dianggap popular.

Mengenai ciri khusus dari metode deskriptif antara lain dikemukakan oleh Surakhmad (2002:140) sebagai berikut :

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah yang actual

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena metode ini sering juga disebut metode analisis)

Dalam penelitian deskriptif yang akan penulis lakukan, informasi atau data akan diperoleh melalui pemberian instrument tes, yaitu berupa tes kebugaran jasmani kepada populasi atau sampel. Data yang diperoleh akan disusun dan diolah sehingga dapat ditetapkan untuk mencari sebuah kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian


(23)

28

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

dilakukan, yaitu menggunakan teknik atau metode survey. Mengenai metode survey Nazir (2005:55) mengungkapkan :

“Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang intitusi social, ekonomi, atau politik dari suatu

kelompok ataupun suatu daerah”.

Dalam metode survey penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun dengan menggunakan sampel.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam satu situasi. Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini merupakan cara yang akan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena hal diatas, maka penulis menggunakan metode deskriptif dalam pelaksanaan penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini ingin mengungkapkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini ingin meneliti sejauh mana tingkat kebugaran jasmani dan kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan dinas perhubngan kabupaten kuningan.

B. Pelaksanaan Penelitian

Adapun waktu penelitian adalah saat penelitian itu akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini data dan informasi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti diambil pada saat olahraga rutin yang dilakukan tiap hari jum’at pagi.


(24)

29

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

Oleh karena itu, peneliti merencanakan pengambilan data akan dilakukan pada bulan oktober 2013. tes tersebut diberikan kepada pada sampel penelitian sebanyak 15 orang. Sebelum para sampel melaksanakan tes tersebut penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pelaksanaan tes tersebut.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut sujana (2005:5), merupakan “Totalitas semua nilai yang

mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif ataupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan

jelas yang ingin dipelajari sifatnya”. Selain itu Arikunto (2002:102) menjelaskan: “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Maka oleh karena itu, peneliti

menyimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan suatu objek penelitian, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang memiliki berbagai karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil di Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan berjumlah 87 orang termasuk pejabat struktural.

2. Sampel

Sampel menurut Ibrahim dan Sudjana (2004:85), “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”.Jumlah populasi

pada penelitian ini berjumlah 87 orang. Namun penulis menentukan dengan batasan usia antara 25 sampai 35 tahun, sehingga didapat sampel dengan jumlah 15 orang, jumlah tersebut dijadikan sebagai sumber jumlah sampel penelitian yang akan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang


(25)

30

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

dilakukan dengan sampling seadanya, karena untuk PNS di Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan yang berusia antara 25 sampai 35 tahun hanya berjumlah 15 orang sebagaimana Sudjana mengemukakan:

“Pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data atau

kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan kereprensiannya dapat digolongkan kedalam sampling seadanya (convienience sampling)”.

Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:131) bahwa: “Jika kita hanya

akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Tentang jumlah sampel penelitian, penulis berpedoman kepada pendapat Arikunto (2006:134) sebagai berikut:

“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka penulis menentukan sampel yang akan digunkan sebagai subyek penelitian berjumlah 15 orang. Adapun ciri-ciri sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sampel terdaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dishub Kuningan. 2. Sampel tersebut berusia antara 25 tahun sampai 35 tahun.

D. Langkah-langkah dan Desain Penelitian 1. Langkah-langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta diselidiki dengan sumber yang ada


(26)

31

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah c. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data

yang cocok untuk penelitian

d. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan

e. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagaimana tercantum dalam bagan 3.1:

Bagan 3.1

Langkah-langkah Penelitian PopP

POPULASI

SAMPLE

PENGAMBILAN DATA


(27)

32

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

2. Desain Penelitian

Menurut Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah “Semua proses yang

dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dalam pengertian

lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja. Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup didalamnya, yaitu sebagai berikut, Nazir (2005:84);

a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya

c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji

d. Membangun penyelidikan dan percobaan

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variable-variabel f. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan

g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data

h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data

i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistic untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistic

PENILAIAN DAN EVALUASI KINERJA

APARATUR (PEKA) TES KEBUGARAN

JASMANI

PENGOLAHAN DATA


(28)

33

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan dating

Dari proses diatas terlihat jelas bahwa dalam penelitian deskriptif terbagi atas dua proses, yaitu proses perencanaan dan proses pelaksanaan. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. Proses selanjutnya merupakan tahap operasional dari penelitian.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul npenelitian, maka penulis menjelaskan istilah-istilah penting dalam penelitian, yaitu :

1. Hubungan adalah suatu kaitan antara variable yang satu dengan yang lainnya. Purwadarminta (1998 :158)

2. Kebugaran jasmani dikemukakan oleh Giriwijoyo (2004:22) sesungguhnya adalah derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan selalu masih mempunyai cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kegiatan fisik extra serta telah pulih kembali esok harinya menjelang tugas sehari-harinya.

3. Menurut A.P Mangkunegara (2001:67), kinerja adalah job Performance atau Actual Performance ( prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang ), hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

4. Pegawai negeri sipil menurut badan kepegawaian nasional adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh


(29)

34

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan dugaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F. Teknik dan Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat dalam memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel yang telah ditentukan. Arikunto (2002:121) mengungkapkan bahwa:

“Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu mode”.

Berdasarkan hal itu, maka peneliti menggunakan instrumen tes balke dan penilaian dan kinerja aparatur yang ada di Dishub Kuningan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes balke dimana tes balke adalah salah satu tes untuk mengukur kebugaran jasmani atau VO2MAX seseorang, tes balke juga merupakan tes untuk mengukur seberapa kuat daya tahan kerja jantung seseorang dan pernapasan seseorang atau kemampuan menyerap oksigen, sebenarnya banyak cara untuk mengetahui daya tahan seseorang namun dalam hal ini penulis menggunakan tes balke karena lebik praktis dan efisien, tes ini dilakukan dengan cara melakukan lari selama 15 menit kemudian hasil tes tersebut disesuaikan dengan norma yang ada. Hasil dari tes balke ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

VO2MAX= (((X : 15) – 133 ) x 0,172) + 33,3 X = jarak dalam meter


(30)

35

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

Adapun untuk hasil tes balke dapat disesuaikan kepada norma yang sudah ada, seperti berikut:

Tabel 3.2 Norma Tes Balke Wanita Bukan Atlit Umur Kurang

sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

20 – 29 24 24 – 30 31 – 37 38 – 48  49 30 – 39 < 20 20 – 27 28 – 33 34 – 44  45 40 – 49 < 17 17 – 23 24 – 30 31 – 41  42 50 – 59 < 15 15 – 20 21 – 27 28 – 37  38 60 – 69 < 13 13 – 17 18 - 23 24 – 34  35

Tabel 3.3 norma Tes Balke Pria Bukan Atlit Umur Kurang

sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

20 – 29 < 25 25 – 33 34 – 42 43 – 52  53 30 – 39 < 23 23 – 30 31 – 38 39 – 48  49 40 – 49 < 20 20 – 26 27 – 35 36 – 44  45 50 – 59 < 18 18 – 24 25 – 33 34 – 42  43 60 – 69 < 16 16 – 22 23 – 30 31 – 40  41

Dan untuk hasil penilaian kinerja dalam penelitian ini penulis menggunakan penilaian kinerja yang sudah ada di dinas tersebut, yaitu Penilaian dan evaluasi


(31)

36

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

aparatur atau yang disingkat dengan PEKA yang mana penilaian tersebut dikeluarkan oleh badan kepegawaian negara. Dalam penilaian tersebut terdapat 16 item penyataan yang menggambarkan kinerja pegawai secara keseluruhan.

Adapun norma atau skala yang ada dalam penlilaian tersebut menurut badan kepegawaian nasional adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Norma Penilaian Kinerja

Rentan jumlah skor Klasifikasi

401 – 500 Sangat Baik

301 – 400 Baik

201 – 300 Cukup Baik

101 – 200 Tidak Baik

< 100 Sangat tidak baik

Dalam penilaian dan evaluasi kinerja aparatur yang dikeluarkan oleh badan kepegawaian daerah Kabupaten Kuningan yang merujuk dari Peraturan Bupati Kuningan nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan ini adalah penilaian dilakukan oleh kepala atau atasan dari setiap sub bagian yang ada di dinas intansi tersebut dimana tempat pegawai negeri sipil ini bekerja.

2. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data tentang kebugaran jasmani dan kinerja pegawai negeri sipil di dishub kuningan dengan tes kebugaran jasmani dan penilaian dan evaluasi kinerja aparatur


(32)

37

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

b. Menghitung skor dari tes kebugaran jasmani dan PEKA dengan menggunakan Program Statistik (SPSS).

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut agar dapat ditarik kesimpulan. Teknik analisa data-data dalam penelitian

ini menggunakan teknik statistik deskriptif (Sugyono, 1998) “Statistik deskriptif

adalah bagian dari statistik yang berfungsi untuk mengumpulkan data, menentukan nilai-nilai statistik dan pembuatan diagram atau grafik mengenai suatu hal agar dapat lebih mudah dibaca dan dipahami.


(33)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah “Tidak Terdapat Hubungan yang Signifikan antara Kebugaran Jasmani Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan”.

Karena selain kebugaran jasmani yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kinerja, penulis melihat dilapangan banyak faktor faktor lain yang mempengaruhi kinerja. Kinerja aparatur pemerintah pada dasarnya juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari dalam individu yang disebut dengan faktor individual dan kondisi yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor situasional. Faktor individual meliputi jenis kelamin, kesehatan, pengalaman dan karakteristik psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, orientasi tujuan dan locus of control. Adapun faktor situasional meliputi kepemimpinan, prestasi kerja, hubungan sosial dan budaya organisasi.

Terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja aparatur pemerintah dalam meningkatkan pelayanan publik. Salah satunya adalah orientasi tujuan yang terdapat di dalam masing-masing individu. Orientasi tujuan memberikan kerangka mental yang digunakan seseorang untuk menafsirkan dan menanggapi pencapaian dan kegagalan situasi (Dweck et al., 1988) dalam (Nadhiroh, 2010) dan perbedaan individu yang berguna untuk membangun pemahaman terhadap pembelajaran, pelatihan dan hasil kinerja (Zweig, 2004)


(34)

48

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

dalam (Nadhiroh, 2010). Berbagai bukti menunjukkan bahwa orientasi tujuan pembelajaran tingkat tinggi dan orientasi tujuan penghindaran-kinerja tingkat rendah berkaitan dengan hasil kinerja yang menguntungkan (misalnya, dalam pembelajaran, akademik, dan kinerja tugas) dan orientasi tujuan pendekatan-kinerja tidak mempengaruhi pendekatan-kinerja (Payne et al., 2007).

Selain itu faktor pimpinan juga bisa menjadi pengaruh tehadap hasil kinerja pegawai, dimana pegawai dilingkungan Dishub Kabupaten Kuningan memiliki kinerja yang baik dikarenakan sosok seorang pimpinan, gaya kepemimpinan dipandang sebagai salah satu prediktor penting yang mempengaruhi kinerja. Kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya tergantung pada pimpinan dan gaya kepemimpinan. sosok pimpinan yang membuat mereka segan, giat, tanggung jawab, dan rajin. Seperti yang dijelaskan oleh Robbins (1998) sebagai berikut :

“Gaya kepemimpinan memiliki hubungan langsung terhadap kinerja karyawan. Pemimpin yang berorientasi karyawan terkait dengan produktivitas kelompok yang tinggi dan kepuasan kerja yang lebih baik. Orang-orang yang bekerja untuk gaya kepemimipinan tertentu, termotivasi untuk bekerja dan berusaha lebih keras serta karena menyukai dan menghargai pemimpin tersebut, mereka memiliki kepuasan yang lebih tinggi”.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Trinaningsih (2007) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sari (2009), terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, artinya semakin baik gaya kepemimpinan yang digunakan, yaitu mengkombinasi antara perilaku tugas dan hubungan, maka kinerja karyawan akan semakin meningkat.


(35)

49

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

B. Saran

Dari hasil penelitian dan berdasarkan kesimpulan yang telah penulis ungkapkan, maka penulis menyarankan beberapa hal seperti berikut:

1. Bagi para pemimpin dalam hal ini kepala dinas harus memiliki sosok seorang pemimpin yang mampu memberikan kenyamanan kepada pegawainya sehingga pegawai dilingkungan mereka kerja bisa meningkatkan kinerjanya.

2. Bagi pegawai negeri sipil supaya meningkatkan kinerjanya tidak hanya melihat faktor dari seorang pemimpin tetapi dari faktor yang lain, diantaranya faktor tanggung jawab seorang pegawai negeri sipil dan disiplin kerja.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian tentang hubungan antara kebugaran jasmani terhadap kinerja pegawai negeri sipil, perlu kiranya untuk meneliti lebih lanjut dengan populasi dan sampel yang berbeda dan lebih banyak serta didasari oleh kajian teori yang lebih mendalam, sehingga hasilnya akan memberikan gambaran lebih nyata terhadap kebugaran jasmani dan kinerja.


(36)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayat, Y. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung:Bintang WarliArtika.

Peraturan Bupati Kuningan No. 59 tahun 2012 tentang Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B.Bandung: Alfabeta.

Tim penyusun UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tersedia: http://carapedia.com/pengertian_definisi_olahraga_info2059.html [10 januari 2013 pukul 07.11]

Tersedia: http://bedande.blogspot.com/2012/01/pengertian-kebugaran-jasmani-teori.html?m=1 [12 januari 2013 pukul 08.32]

Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-kinerja-definisi-teori.html?m=1 [12 januari 2013 pukul 08.40]

Tersedia:http://File.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196506141990011 -YUNYUN_YUDIIANAN/PEMBINAAN_KEBUGARAN_JASMANI.pdf [12 Agustus 2013 pukul 09.40]

Tersedia: http://kebugaran.wordpress.com/2011/04/17/tes-jalan-lari-15-menit-tes-balke/ [12 Agustus 2013 pukul 10.40]


(37)

51

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

Tersedia: http://govmedikz-medikz.blogspot.com/2011/10/kinerja-aparatur-pemerintah.html?m=1 [12 Oktober 2013 pukul 10.40]


(1)

37

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

b. Menghitung skor dari tes kebugaran jasmani dan PEKA dengan menggunakan Program Statistik (SPSS).

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut agar dapat ditarik kesimpulan. Teknik analisa data-data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif (Sugyono, 1998) “Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang berfungsi untuk mengumpulkan data, menentukan nilai-nilai statistik dan pembuatan diagram atau grafik mengenai suatu hal agar dapat lebih mudah dibaca dan dipahami.


(2)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari

hasil penelitian ini adalah “Tidak Terdapat Hubungan yang Signifikan antara

Kebugaran Jasmani Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas

Perhubungan Kabupaten Kuningan”.

Karena selain kebugaran jasmani yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kinerja, penulis melihat dilapangan banyak faktor faktor lain yang mempengaruhi kinerja. Kinerja aparatur pemerintah pada dasarnya juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari dalam individu yang disebut dengan faktor individual dan kondisi yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor situasional. Faktor individual meliputi jenis kelamin, kesehatan, pengalaman dan karakteristik psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, orientasi tujuan dan locus of control. Adapun faktor situasional meliputi kepemimpinan, prestasi kerja, hubungan sosial dan budaya organisasi.

Terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja aparatur pemerintah dalam meningkatkan pelayanan publik. Salah satunya adalah orientasi tujuan yang terdapat di dalam masing-masing individu. Orientasi tujuan memberikan kerangka mental yang digunakan seseorang untuk menafsirkan dan menanggapi pencapaian dan kegagalan situasi (Dweck et al., 1988) dalam (Nadhiroh, 2010) dan perbedaan individu yang berguna untuk membangun pemahaman terhadap pembelajaran, pelatihan dan hasil kinerja (Zweig, 2004)


(3)

48

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

dalam (Nadhiroh, 2010). Berbagai bukti menunjukkan bahwa orientasi tujuan pembelajaran tingkat tinggi dan orientasi tujuan penghindaran-kinerja tingkat rendah berkaitan dengan hasil kinerja yang menguntungkan (misalnya, dalam pembelajaran, akademik, dan kinerja tugas) dan orientasi tujuan pendekatan-kinerja tidak mempengaruhi pendekatan-kinerja (Payne et al., 2007).

Selain itu faktor pimpinan juga bisa menjadi pengaruh tehadap hasil kinerja pegawai, dimana pegawai dilingkungan Dishub Kabupaten Kuningan memiliki kinerja yang baik dikarenakan sosok seorang pimpinan, gaya kepemimpinan dipandang sebagai salah satu prediktor penting yang mempengaruhi kinerja. Kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya tergantung pada pimpinan dan gaya kepemimpinan. sosok pimpinan yang membuat mereka segan, giat, tanggung jawab, dan rajin. Seperti yang dijelaskan oleh Robbins (1998) sebagai berikut :

“Gaya kepemimpinan memiliki hubungan langsung terhadap kinerja karyawan. Pemimpin yang berorientasi karyawan terkait dengan produktivitas kelompok yang tinggi dan kepuasan kerja yang lebih baik. Orang-orang yang bekerja untuk gaya kepemimipinan tertentu, termotivasi untuk bekerja dan berusaha lebih keras serta karena menyukai dan menghargai pemimpin tersebut, mereka memiliki kepuasan yang lebih tinggi”.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Trinaningsih (2007) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sari (2009), terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, artinya semakin baik gaya kepemimpinan yang digunakan, yaitu mengkombinasi antara perilaku tugas dan hubungan, maka kinerja karyawan akan semakin meningkat.


(4)

49

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

B. Saran

Dari hasil penelitian dan berdasarkan kesimpulan yang telah penulis ungkapkan, maka penulis menyarankan beberapa hal seperti berikut:

1. Bagi para pemimpin dalam hal ini kepala dinas harus memiliki sosok seorang pemimpin yang mampu memberikan kenyamanan kepada pegawainya sehingga pegawai dilingkungan mereka kerja bisa meningkatkan kinerjanya.

2. Bagi pegawai negeri sipil supaya meningkatkan kinerjanya tidak hanya melihat faktor dari seorang pemimpin tetapi dari faktor yang lain, diantaranya faktor tanggung jawab seorang pegawai negeri sipil dan disiplin kerja.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian tentang hubungan antara kebugaran jasmani terhadap kinerja pegawai negeri sipil, perlu kiranya untuk meneliti lebih lanjut dengan populasi dan sampel yang berbeda dan lebih banyak serta didasari oleh kajian teori yang lebih mendalam, sehingga hasilnya akan memberikan gambaran lebih nyata terhadap kebugaran jasmani dan kinerja.


(5)

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayat, Y. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung:Bintang WarliArtika.

Peraturan Bupati Kuningan No. 59 tahun 2012 tentang Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B.Bandung: Alfabeta.

Tim penyusun UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tersedia: http://carapedia.com/pengertian_definisi_olahraga_info2059.html [10 januari 2013 pukul 07.11]

Tersedia: http://bedande.blogspot.com/2012/01/pengertian-kebugaran-jasmani-teori.html?m=1 [12 januari 2013 pukul 08.32]

Tersedia:http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-kinerja-definisi-teori.html?m=1 [12 januari 2013 pukul 08.40]

Tersedia:http://File.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196506141990011 -YUNYUN_YUDIIANAN/PEMBINAAN_KEBUGARAN_JASMANI.pdf [12 Agustus 2013 pukul 09.40]

Tersedia:http://kebugaran.wordpress.com/2011/04/17/tes-jalan-lari-15-menit-tes-balke/ [12 Agustus 2013 pukul 10.40]


(6)

51

FAJAR DARMAWAN, 2014

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Tersedia:http://govmedikz-medikz.blogspot.com/2011/10/kinerja-aparatur-pemerintah.html?m=1 [12 Oktober 2013 pukul 10.40]