PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar).

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari

Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Penyusunan Skripsi

oleh NARTI ASTUTI

NIM 1009444

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2014


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA

PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS

Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar )

Oleh

NARTI ASTUTI NIM 1009444

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing 1

Drs. H. SADJARUDDIN NURDIN, M. Pd. NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II

SENI APRILIYA, M. Pd.

NIP 19820412201012 2 003

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. RUSTONO WS., M. Pd. NIP 19520628 198103 1 001


(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV

SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Prodi S 1 PGSD

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya

oleh NARTI ASTUTI

NIM 1009444

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2014


(4)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI NARTI ASTUTI

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar )

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing 1

Drs. H. SADJARUDDIN NURDIN, M. Pd. NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II

SENI APRILIYA, M. Pd.

NIP 19820412201012 2 003

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. RUSTONO WS., M. Pd. NIP 19520628 198103 1 001


(5)

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK UJIAN SIDANG SKRIPSI NARTI ASTUTI

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar )

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing 1

Drs. H. SADJARUDDIN NURDIN, M. Pd. NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II

SENI APRILIYA, M. Pd.

NIP 19820412201012 2 003

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. RUSTONO WS., M. Pd. NIP 19520628 198103 1 001


(6)

(7)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Pokok Masalah Sosial. Hal tersebut ditunjukkan dengan hanya 52,6% atau hanya sepuluh orang dari 19 orang siswa yang tuntas belajar mencapai KKM yang ditetapkan yakni 70. Berdasarkan masalah tersebut peneliti dan guru kelas IV secara kolaboratif merasa perlu memperbaiki pembelajaran dengan teknik kartu berpasangan dalam pembelajaran IPS pada materi Masalah Sosial. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana perencanaan pembelajaran; (2) bagaimana pelaksanaan pembelajaran; (3) bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa; (4) bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari. Tujuannya adalah (1) meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran; (2) meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran; (3) meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran; (4) meningkatkan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Masalah sosial adalah masalah yang harus dipecahkan bersama-sama karena masyarakat ikut merasakan masalah tersebut. Teknik kartu berpasangan digunakan dalam pembelajaran materi masalah sosial. Kartu berpasangan adalah teknik pembelajaran yang dilakukan dengan cara siswa mencari pasangan pemegang kartu soal atau pemegang kartu jawaban yang tepat. Kelebihan teknik kartu berpasangan adalah memberikan semangat pada siswa untuk belajar bersungguh-sungguh; menumbuhkan rasa percaya diri siswa; suasana kelas yang menyenangkan. Kekurangan kartu berpasangan adalah jika tidak dikelola dengan baik suasana kelas akan gaduh; guru memerlukan persiapan waktu yang matang; guru harus menguasai kelas; jika digunakan terus menerus siswa akan merasa bosan. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggrat. Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam dua siklus, yang di dalamnya terdapat empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasilnya guru mengalami peningkatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran juga dapat dilihat dari interaksi guru dan siswa yang menunjukkan peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan nilai rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah 62 (62%), sedangkan setelahnya dilaksanakan tindakan Siklus I nilainya mencapai 69 (69%), dan setelahnya dilaksanakan tindakan Siklus II nilainya mencapai 87 (87%). Dengan demikian, terbukti penggunaan teknik kartu berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial.


(8)

i

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Konsep Dasar Pembelajaran IPS di SD ... 12

B. Teknik Make A Match (Kartu Berpasangan) ... 21

C. Karakteristik Siswa SD ... 31

D. Kemampuan Belajar Siswa ... 34

E. Perencanaan Belajar, Pelaksanaan Belajar, dan Evaluasi Pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial melalui TeknikKartu Berpasangan ... 41

F. Kerangka Pemikiran ... 45

G. Hipotesis Tindakan Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Model PTK yang dikembangkan ... 47

B. Setting Penelitian... 51

C. Prosedur Penelitian ... 52

D. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 54


(9)

ii

F. Kriteria Keberhasilan ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Orientasi Lingkungan Sekolah ... 58

B. Hasil Penelitian ... 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 114

A. Simpulan ... 114

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

RIWAYATHIDUP ... 120

LAMPIRAN ... 121


(10)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Daftar Tabel Hlm.

21. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Masalah

Sosial ……… 15

3.1. Teknik Pengumpulan Data ……… 54 4.1. Jumlah Murid SD Negeri 1 Mulyasari

Tahun Ajaran 2013-2014 ……… 58 4.2. Data Pendidik dan Kependidikan SD

Negeri 1 Mulyasari ……… 59 4.3. Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Siklus I

(APKG 1) ……… 62

4.4. Refleksi Perencanaan Siklus I ……… 64 4.5. Hasil Observasi Kinerja Guru

Melaksanakan Pembelajaran

Siklus I (APKG 2) ……… 71 4.6. Refleksi Tindakan Pelaksanaan

Pembelajaran Siklus I ……… 74 4.7. Aktivitas Siswa pada Diskusi Siklus I ……… 77 4.8. Refleksi Tindakan Pelaksanaan

Pembelajaran Siklus I ……… 78 4.9. Aktivitas Siswa pada Siklus I ……… 79 4.10. Nilai Diskusi dan Aktivitas Belajar

Siswa pada Siklus I ……… 82 4.11. Refleksi Aktivitas Siswa pada Siklus I ……… 83 4.12. Tabel Hasil Belajar Sebelum dan


(11)

iv

Tabel Daftar Tabel Hlm.

4.13. Refleksi Hasil Belajar pada Siklus I ……… 85

4.14. Lembar Penilaian RPP Siklus II ……… 87

4.15. Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ……… 89

4.16. Hasil Observasi Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus II (APKG 2) ……… 93

4.17. Refleksi Tindakan Siklus II ……… 95

4.18. Aktivitas Siswa pada Siklus II ……… 97

4.19. Refleksi Aktivitas Siswa pada Siklus I …..……….. 100

4.20. Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Tindakan Siklus 2 ……… 101


(12)

v

DAFTAR GAMBAR

Gmbr. Daftar Gambar Hlm.

2.1. Kartu Pertanyaan ………. 29

2.2. Kartu Jawaban ………. 29

2.3. Kartu Nilai 10 ………. 30

2.4. Kartu Nilai 20 ………. 30

2.5. Kerangka Pemikiran ………. 45

3.1. Model PTK yang Digunakan Menurut Kemmis dan Mc.Taggart ………. 50

4.1. Diagram Hasil Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ………. 105

4.2. Diagram Hasil Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ………. 108


(13)

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Daftar Grafik Hlm. 4.1. Diagram Hasil Aktivitas Belajar

Siswa pada Siklus I dan Siklus II ……… 110 4.2. Diagram Hasil Belajar Siswa pada

Nilai Awal, Siklus I dan Siklus II ………. 113 4.3. Diagram Hasil Penilaian Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran, Aktivitas Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa


(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp. Daftar Lampiran Hlm.

1. SK Pembimbing Penulisan Skripsi ………. 121 2. Surat Izin Permohonan Izin ke

Kesbang ………. 122

3 Surat Keterangan Melaksanakan

Penelitian ………. 123 4. Lembar Penilaian Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (APKG 1)

Siklus I ……… 124

5. Lembar Penilaian Kemampuan Guru

Mengajar (APKG2) Siklus I ………. 127 6. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar

Siswa ……… 131

7. Lembar Aktivitas Siswa pada siklus I ………. 133 8. Lembar Penilaian Diskusi ………. 135 9. Nilai Akhir Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I di Kelas IV SDN 1 Mulyasari

pada Materi Masalah Sosial ……… 136 10. Data Hasil Belajar Siklus I Siswa

Kelas IV SDN 1 Mulyasari

pada Materi Masalah Sosial ………. 137 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus I ………. 138 12. Lembar Penilaian Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (APKG 1)

Siklus II ………. 149 13. Lembar Penilaian Kemampuan Guru


(15)

viii

Lamp. Daftar Lampiran Hlm.

14. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar

Siswa ………. 156

15. Lembar Aktivitas Siswa pada siklus II ………. 158

16. Data Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN 1 Mulyasari pada Materi Masalah Sosial ……… 160

17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……… 161

18. Lokasi SD dan Kegiatan Siklus I ……… 172

19. Photo Kegiatan Siklus I ……… 173

20. Photo Kegiatan Siklus I ……… 174

21. Photo Kegiatan Siklus II ……… 175

22. Photo Kegiatan Siklus II ……… 176

23. Photo Kegiatan Siklus II ……… 177

24. Gambar Lokasi SDN 1 Mulyasari ……… 178

25. Lembar hukuman siswa berupa teks Pancasila dan gambar lambang Koperasi ………. 179


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di tingkat Sekolah Dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Setelah mempelajari mata pelajaran IPS diharapkan siswa dapat menjadi warga negara yang taqwa, beriman, mandiri, bertanggung jawab, dan bisa menjadi warga dunia yang mencintai kedamaian dan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan.

Menurut KTSP Depdiknas (2006, hlm. 376) tujuan pembelajaran IPS adalah mengenal konsep-konsep yang berkaitan dalam kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar yang berpikir logis dan kritis serta rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, internasional, dan global.

Sasaran pembelajaran IPS menunjukkan bahwa pembelajaran IPS harus di arahkan pada konsep-konsep yang berkaitan dengan lingkungan dan masyarakat; memiliki nilai sosial dan kemanusiaan, kemampuan untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, serta mampu berkomunikasi untuk dapat berkompetisi dalam masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan global (internasional). Dengan demikian peserta didik mampu memecahkan masalah kehidupan dan berkompetisi di tingkat lokal sampai internasional. Oleh karena itu, guru selaku pendidik harus mengupayakan agar peserta didiknya berkemampuan sesuai dengan tuntutan kurikulum agar pintar, mandiri, dapat hidup layak, dapat berkompetisi dalam lingkungan dan masyarakat.

“Waterwroth, (2007, hlm. 5) menyebutkan bahwa tujuan social studies (IPS) adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat.”


(17)

2

Tujuan lain dari pembelajaran IPS yakni siswa yang tadinya belum dewasa dapat menjadi dewasa. Dewasa disini artinya siswa dapat hidup mandiri tidak bergantung pada orang lain serta dapat hidup di lingkungan dengan mematuhi norma–norma yang berlaku di lingkungan setempat. Tujuan institusional penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar menurut kurikulum 2006 (KTSP) adalah:

(1) mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa, (2) memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, dan (3) memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya (Depdiknas, 2006).

Dari penjelasan mengenai tujuan pembelajar IPS di atas maka dapat ditarik simpulan bahwa tujuan pembelajara IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah pribadi, masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari di lingkungan keluarga, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat secara umum. Tasrif (2008, hlm. 4) membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek yaitu :

(a). Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik. (b). Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa. (c). Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan global. (d). Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.

Mata pelajaran IPS diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab IV pasal 19, ayat (1) :

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.


(18)

3

Selanjutnya ayat (3) menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. (Tanpa nama, 2009, hlm. 74-75).

Pendekatan dalam pengembangan bahan ajar pada perkembangan anak usia SD perlu menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia SD, antara lain : materi pembelajaran dari konkret ke abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan memulai dari mudah ke sukar, dari hal yang sempit menjadi lebih meluas, dari hal yang dekat ke hal yang lebih jauh dengan mempertimbangkan perkembangan kemampuan intelektual (kognitif) anak usia Sekolah Dasar.

Pembelajaran IPS di SD direncanakan dan dilaksanakan oleh guru. Dalam hal ini, pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, kondisi sekolah, kebutuhan daerah serta standar proses pembelajaran. Dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, pasal 20 yakni :

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, media pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan di SD perlu dievaluasi dengan perumusan perencanaan proses pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas dilaksanakan oleh guru. Untuk itu, guru sebagai penanggung jawab pembelajaran harus merumuskan perencanaan proses pembelajaran dengan baik. Penilaian terhadap keberhasilan atau ketidak berhasilan pembelajaran IPS di SD harus diawali dengan menilai rumusan rencana proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran di kelas, aktivitas belajar siswa di kelas dan terakhir menilai hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil obervasi terhadap pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar diketahui bahwa rumusan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar siswa seperti diuraikan berikut. “Rumusan rencana pembelajaran berisikan materi menerapkan


(19)

4

masalah sosial melalui kegiatan membuat suatu karya model dengan salah satu kompetensi dasar : mendeskripsikan masalah sosial.” (Tanpa nama, 2006, hlm. 5). Mengacu kepada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) tersebut, indikator yang dibuat adalah :

1. Membedakan masalah sosial dengan masalah pribadi.

2. Menjelaskan beberapa masalah sosial di lingkungan tempat tinggal.

Berdasarkan indikator yang dirumuskan tersebut tujuan RPP yang dibuat adalah :

1. Siswa mampu membedakan masalah sosial dengan masalah pribadi.

2. Siswa mampu menjelaskan beberapa contoh masalah sosial yang ada dilingkungan tempat tinggal.

RPP yang dibuat guru materi tentang masalah sosial dengan proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu perlu adanya media atau alat belajar yang mendukung proses pembelajaran ini. Adapun media/alat yang diperlukan adalah : Buku IPS kelas IV, gambar masalah pribadi, gambar masalah sosial, kapur dan papan tulis. Bentuk penilaian dari proses pembelajaran ini meliputi penilaian proses dan penilaian hasil belajar.

Adapun pelaksanaan pembelajarannya adalah : 1). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, 2). Guru menjelaskan materi pembelajaran, 3). Guru membentuk kelompok, 4). Guru meberikan soal untuk didiskusikan pada Lembar Kerja Siswa ( LKS ), 5). Guru dan siswa bersama–sama membahas soal yang ada di LKS, 6). Guru memberi soal latihan, 7). Guru menilai soal latihan dan membahas soal bersama sama siswa, 8). Guru bersama–sama siswa menarik simpulan dari materi pembelajaran.

Bentuk penilaian dari proses pembelajaran ini meliputi penilaian proses dan penilaian hasil belajar. Berdasarkan hasil observsi di lapangan, proses pelaksanaan diskusi masih mengalami hambatan. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan pada saat mengajar di SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar dimana banyak masalah yang ditemukan saat pelaksanaan proses belajar berlangsung. Ternyata pada saat guru menerangkan ada seorang siswa


(20)

5

yang tertidur sangat lelap, saat ditanya siswa tersebut mengaku bahwa ia merasa bosan dan tidak mengerti dengan apa yang diterangkan oleh guru. Padahal saat itu siswa yang lain berusaha mengikuti pembelajaran yang sedang dilakukan dengan menjawab pertanyaan. Siswa saling bersautan ada yang menjawab pertanyaan dengan benar ada yang menjawab pertanyaan dengan asal-asalan.

Saat diskusi pun terdapat siswa yang selalu bercanda tidak serius dalam mengisi jawaban. Hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam mengerjakan soal. Dalam diskusi juga masih kurang dalam bekerja sama mengerjakan tugas . Siswa yang aktif mendominasi jawaban yang dikerjakan. Siswa yang lain hanya mengamati saja.

Oleh karena tidak semua siswa aktif dalam melakukan diskusi ternyata berpengaruh terhadap penilaian hasil belajar siswa. Dari 19 siswa yang ada hanya 10 orang siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70. Sedangkan sisanya sebanyak sembilan orang siswa mendapat nilai di bawah KKM.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari, dalam pembelajaran IPS terdapat beberapa masalah yang dialami siswa, di mana siswa mengalami kesulitan seperti kurangnya kerja sama di antara teman sekelas dalam membahas suatu materi, apabila guru bertanya atau menyuruh siswa untuk maju ke depan siswa selalu merasa malu dan tidak ada yang ke depan kelas, bertanya, atau menjawab pertanyaan. Sahingga proses pembelajaran yang dicapai kurang maksimal. Hal ini terlihat dari hasil tes dan pengamatan aktivitas siswa yang cenderung diam dan suasana kelas yang terlihat membosankan. Salah satu faktor penyebab pembelajaran kurang optimal yaitu, siswa memperlihatkan perilaku-perilaku yang tidak mendukung pada keberhasilan pembelajaran. Kurangnya tanggung jawab siswa terhadap soal latihan yang diberikan guru dan siswa selalu bergurau tidak serius dalam belajar menunjukkan pola kegiatan belajar mengajar yang selama ini diterapkan tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik pada usia Sekolah Dasar. Padahal diketahui bahwa pada masa ini anak berada pada taraf pengembangan mental ke arah dewasa dengan melakukan kerja sama dengan teman-temannya. Oleh karena itu, sepantasnyalah guru dapat memahami


(21)

6

pendekatan atau pendekatan apa yang benar-benar cocok sesuai dengan kondisi siswa yang sedang berinteraksi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan kenyataan kondisi siswa kelas IV di SD Negeri 1 Mulyasari tersebut, maka perlu adanya perbaikan pembelajaran. Salah satu alternatif yang perlu dikaji dan ditindak lanjuti, yaitu Pembelajaran dengan teknik make a match

(kartu berpasangan).

Kartu berpasangan adalah teknik mencari pasangan, siswa di gabung suruh mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang Curran dalam Huda, (2011, hlm. 113).”

Guru membagikan satu kartu kepada satu siswa yang berisi jawaban atau soal. Siswa disuruh berdiri berhadap–hadapan. Lalu mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang. Soal yang dibuat berdasarkan materi yang dibahas saat itu ataupun dapat berupa materi yang sudah dibahas sebelumnya.

Keunggulan teknik ini ialah siswa akan belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan dan teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran serta semua tingkatan usia anak didik.” Curran dalam Huda (2011, hlm. 118).

Salah satu materi yang harus dikuasai siswa di kelas IV adalah masalah sosial (Depdiknas, 2006). Masalah sosial adalah masalah yang hanya dapat diselesaikan secara bersama–sama. Masalah Sosial tidak dapat dipecahkan atau diselesaikan oleh seorang diri. Untuk membahas materi masalah sosial maka diperlukan teknik pembelajaran yang tepat, yaitu teknikkartu berpasangan, karena untuk memahami materi masalah sosial perlu dipecahkan dengan cara mencari pasangan. Dengan cara ini siswa dapat belajar sambil bermain. Hal ini dapat membantu siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran dan hanya bermain-main. Siswa yang malu dan tidak aktif dibimbing dan dapat bekerja sama sehingga mereka dapat memahami materi.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Masalah Sosial Melalui Teknik Make A Match dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar).”


(22)

7

B. Identifikasi dan Rumusan Penelitian 1. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah dari latar belakang penelitian tersebut adalah rendahnya nilai ulangan IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari. Dari 19 siswa hanya 10 orang siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70. Sedangkan sisanya sebanyak sembilan orang siswa mendapat nilai di bawah KKM. Ini menandakan bahwa aktifitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS masih rendah. Akibat dari rendahnya hasil belajar siswa berdampak pada kemampun siswa untuk memahami dan menjelaskan materi masalah sosial belum tercapai.

Berdasarkan pengamatan dalam proses proses pembelajaran yang kurang optimal hal ini nampak dari sedikitnya siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dalam hal ini diskusi. Sehingga yang memahami/memiliki kompetensi jumlahnya juga sedikit. Dengan demikian perlu diupayakan adanya pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa tersebut.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Sejalan dengan hasil identifikasi masalah di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan siswa pada materi masalah sosial melalui teknik

make a match (kartu bepasangan).

Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian berikut ini.

1) Bagaimana perencanaan pembelajaran pada materi masalah sosial melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar?


(23)

8

2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tentang masalah sosial melalui teknik

make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar?

3) Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa tentang masalah sosial melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar?

4) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa tentang masalah sosial melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan berkaitan dengan penggunaan teknik make a match

(kartu berpasangan) bagi peningkatan kemampuan siswa pada materi masalah sosial pada pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini yaitu :

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran yang tepat pada pembelajaran masalah sosial melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar ?

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran materi masalah sosial melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar ?

3. Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa materi masalah sosial melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar?


(24)

9

4. Mendeskripsikan hasil belajar siswa materi masalah sosial melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar ?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bidang pendidikan terutama pendidikan IPS di SD.

b. Penelitian ini dapat dijadikan landasan teoretis mengenai peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi masalah sosial. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru.

1) Profesionalisme guru menjadi meningkat.

2) Kualitas Pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih baik.

3) Menambah wawasan, memberikan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan dalam merancang rencana pembelajaran yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajaran melalui teknik kartu berpasangan.

b. Bagi Siswa

1) Dapat bermain sambil belajar dalam pembelajaran IPS. 2) Dapat menghilangkan rasa jenuh pada saat pembelajaran.

3) Dapat mempermudah pengusaan konsep, memberikan pengalaman, meningkatkan minat belajar dan meningkatkan hasil belajar.

c. Bagi Sekolah

Menjadikan kondusifnya iklim pendidikan di sekolah, serta memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah khususnya pembelajaran IPS dan umumnya seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah.

d. Bagi Peneliti

Memberi gambaran yang jelas tentang efektifitas pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik kartu berpasangan sehingga dapat


(25)

10

meningkatkan pembelajaran IPS khususnya dan mata pelajaran lain umumnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini berisikan laporan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Untuk itu struktur organisasi penelitian ini dapat dilihat dari penjelasan berikut :

BAB I Pendahuluan berisikan uraian tentang (a) latar belakang penelitian (b) identifikasi dan rumusan masalah penelitian menjadi : (1) identifikasi masalah (2) perumusan masalah (c) tujuan penelitian menjadi : (1) tujuan umum (2) tujuan khusus (d) manfaat penelitian yang dipilah menjadi (1) manfaat teoretis penelitian (2) manfaat praktis penelitian (e) struktur organisasi skripsi

BAB II Kajian Pustaka. Dalam kajian pustaka dijelaskan perihal : A. Konsep Dasar Pembelajaran IPS di SD; dipilih menjadi: 1. Pembelajaran IPS di SD 2. Masalah Sosial dalam Kurikulum Mata Pelajaran IPS di SD di bedakan menjadi: a. Pengertian Masalah Sosial; b. Manfaat Materi masalah Sosial Bagi Siswa; 3. Teknik Pembelajaran terdiri dari : a. Pendekatan Pembelajaran; b. Strategi Pembelajaran; c. Metode Pembelajaran; d. Teknik dan Taktik Pembelajaran; B. Teknik Kartu Berpasangan dipilh menjadi (1) pengertian (2) langkah-langkah penerapan Teknik Kartu Berpasangan (3) Kelebihan dan Kekurangan Teknik Kartu Berpasangan (4) Teknik Make A Match dalam Pembelajaran IPS terdiri : a. Pembelajaran IPS di SD; b. Langkah-Langkah Teknik Make A Match(Kartu Berpasangan) Pada Materi Masalah Sosial. C. Karakteristik Siswa SD Terdiri atas : 1. Karakter Siswa SD; terdiri dari : a. Tahap Sensori Motorik (0-2 tahun); b. Tahap Praoperasional; c. Tahap Operasional; d. Tahap Formal. 2. Karakteristik Siswa Kelas IV. D. Kemampuan Belajar Siswa E. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran IPS Tentang Masalah


(26)

11

Sosial terdiri dari : a, Perencanaan Pembelajaran; b. Pelaksanaan Pembelajaran; c. Evaluasi Pembelajaran. F. Kerangka Pemikiran. G. Hipotesis Tindakan Penelitian. BAB III Metode penelitian berisikan (a) model PTK yang dikembangkan (b) setting penelitian (c) prosedur penelitian (d) teknik dan instrumen pengumpulan data (e) teknik analisis data (f) kriteria keberhasilan.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan yang uraiannya terdiri dari (a) pengolahan atau analisi data (b) pembahasan atau analisis temuan

BAB V Kesimpulan dan saran yang uraiannya terdiri dari (a) simpulan (b) saran.


(27)

47

BAB III

METODE PENELITIAN A. Model PTK yang Dikembangkan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Aqib (2007, hlm. 27) “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di ruang kelas tempat ia melakukan proses mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan/peningkatan proses dan hasil pembelajaran.”

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru yang bersifat reflektif dan sistematis dan ditunjukkan untuk memaknai tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin

inquiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi disertai dengan keterlibatan dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Hopkins (1993, hlm. 4) dalam Rochiati, 2008.

Dari kedua pendapat para ahli di atas dapat ditarik simpulan bahwa PTK adalah suatu penelitian terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan antara pencermatan dan tindakan.

Desain penelitian yang digunakan ini mengacu kepada model Kemmis dan Mc Taggart sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah yaitu rendahnya aktivitas belajar, motivasi, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi masalah sosial karena disebabkan proses pembelajaran yang kurang mengoptimalkan potensi siswa dalam belajar.

2. Perencanaan atau Persiapan Tindakan

a. Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan dilakukan. Tindakan pembelajaran


(28)

48

yang akan dilakukan dibagi ke dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus dilaksanakan selama dua jam pelajaran @ 35 menit (2 x @ 35menit).

b. Menentukan kelas yang dijadikan tempat dilakukannya penelitian tindakan.

c. Membuat rancangan pembelajaran IPS materi masalah sosial. d. Membuat pedoman observasi untuk siswa.

e. Membuat jadual kegiatan. 3. Pelaksanaan Tindakan

a. Melaksanakan tindakan pembelajaran di kelas untuk masing-masing siklus sebanyak satu pertemuan.

b. Pada saat pembelajaran, dilaksanakan observasi oleh observer sesuai dengan format yang telah ditetapkan.

c. Melaksanakan tes formatif pada siswa setiap akhir pembelajaran siklus I dan II.

4. Analisis dan Refleksi

Pada setiap siklus, setelah pembelajaran pada tindakan I dilakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari apa yang telah dilakukan. Refleksi meliputi tiga komponen yakni : guru, siswa dan bahan ajar.

Refleksi terhadap kinerja guru maksudnya guru mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Jika dalam melaksanakan proses pembelajaran hasil pengamatan teman sejawat kurang maksimal, maka guru harus memperbaiki kinerja dalam mengajarnya pada siklus II, tetapi jika hasil dari pengamatan teman sejawat dalam melaksanakan proses pembelajaran nilai kinerjanya baik maka guru yang bersangkutan harus tetap mempertahankan kinerjanya tersebut, bahkan guru harus mampu meningkatkan kinerjanya ke arah yang lebih baik lagi.

Refleksi terhadap siswa maksudnya guru mengevaluasi aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Jika aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada saat proses pembelajaran ternyata nilai aktivitas belajar


(29)

49

dan hasil belajar rendah berdasarkan hasil observasi maka pada siklus II guru harus mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa, tetapi jika aktivitas belajar siswa baik berdasarkan hasil observasi maka pada siklus II guru harus terus mempertahankan aktivitas belajar siswa. Begitu pula dengan nilai siswa jika hasil belajar siswa kurang baik berdasarkan tes yang dilakukan maka pada siklus II guru harus mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa, sebaliknya jika kemampuan siswa sudah baik maka guru harus mempertahankan kemampuan siswa.

Refleksi terhadap bahan ajar maksudnya guru mengevaluasi perangkat pembelajaran. Jika perangkat pembelajaran yang disusun kurang berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa maka guru harus menyusun perbaikan pada perangkat pembelajaran sejalan dengan hasil refleksi untuk digunakan pada siklus tindakan II.

5. Pelaksanaan Tindakan Tercapai

Jika dua siklus sudah selesai dan hasilnya mencapai KKM maka penelitian akan dihentikan. Tetapi jika belum tercapai kembali pada siklus rencana pembelajaran berikutnya dengan prosedur yang sama seperti pada siklus sebelumnya.

Jika digambarkan model PTK ini yang mengacu kepada model Kemmis dan Mc Taggart maka gambar siklus pelaksanaan PTK yang digunakan peneliti dapat digambarkan sebagai berikut :


(30)

50

Gambar 3.1

Model PTK yang Digunakan Menurut Kemmis dan Mc.Taggart

PERENCANAAN

TINDAKAN / OBSERVASI

REFLEKSI

PERENCANAAN

TINDAKAN / OBSERVASI

REFLEKSI


(31)

51

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Setting atau lokasi penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar, kelas IV dengan jumlah siswa 19 orang. Adapun alasan pengambilan SD Negeri 1 Mulyasari sebagai lokasi penelitian dengan alasan dari 19 siswa yang ada hanya 10 orang siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70. Sedangkan sisanya sebanyak sembilan orang siswa mendapat nilai di bawah KKM.

Siswa mengalami kesulitan seperti kurangnya kerja sama di antara teman sekelas dalam membahas suatu materi, apabila guru bertanya atau menyuruh siswa untuk maju ke depan, siswa selalu merasa malu dan tidak ada yang maju ke depan kelas, bertanya, atau menjawab pertanyaan. Sahingga proses pembelajaran yang dicapai kurang maksimal, suasana kelas yang terlihat membosankan. Karena membosankan siswa pun ada yang tertidur pada saat pembelajaran berlangsung. Padahal suasan kelas gaduh karena siswa bercanda gurau.

Kurangnya tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru dan siswa selalu bercanda, tidak serius dalam belajar menunjukkan pola pembelajaran yang selama ini diterapkan tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik pada usia Sekolah Dasar.

Guru kurang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran dan mengelola kelas. Pembelajaran berpusat pada guru. Siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat apa yang ia dengar. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru kurang maksimal.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari yang berjumlah 19 orang dengan perincian sebanyak 14 orang siswa laki-laki dan lima orang siswa perempuan.


(32)

52

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai dari orang, sifat, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang dijadikan penyelesaian untuk menjawab permasalahan penelitian. Variabel tersebut diantaranya :

a. Variabel input berupa pengetahuan awal siswa pada pembelajaran IPS materi masalah sosial.

b. Variabel proses berupa pelaksanaan proses pembelajaran IPS melalui teknikkartu berpasangan.

c. Variabel output berupa hasil belajar siswa menyelesaikan persoalan IPS tentang materi masalah sosial pada pembelajaran IPS dengan teknik kartu berpasangan.

C. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setelah melakukan orientasi /peninjauan terhadap proses pembelajaran IPS tentang masalah sosial di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar dimana tidak semua siswa memahami pembelajaran, tetapi hanya beberapa orang siswa saja yang memahami pembelajaran dan mendapat nilai di atas KKM. Sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang kurang optimal. Dari hasil orientasi tersebut kemudian dibuat identifikasi masalah berupa rendahnya aktivitas belajar, motivasi, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi masalah sosial karena disebabkan proses pembelajaran yang kurang mengoptimalkan potensi siswa dalam belajar. Motivasi, minat, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS juga rendah dimana sekitar 47% siswa kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari nilai ulangannya di bawah nilai KKM 70. Rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran IPS diakibatkan oleh proses pembelajaran yang kurang optimal tersebut.


(33)

53

2. Kegiatan Perencanaan Tindakan Penelitian

Kegiatan perencanaan tindakan penelitian dibuat setelah identifikasi masalah diketahui. Dalam kaitannya dengan kegiatan perencanaan tindakan penelitian maka disusunlah perencanaan program pembelajaran mengenai materi masalah sosial melalui penerapan teknik kartu berpasangan, menyusun instrumen penelitian yang diperlukan berupa lembar observasi dan kartu soal serta menyediakan fasilitas pembelajaran berupa buku-buku IPS dan LKS.

3. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan Penelitian

a. Tindakan Penelitian Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran IPS materi masalah sosial melalui penerapan teknik kartu berpasangan di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari, pada siklus I dilaksanakan tanggal 13 maret 2014. Pertemuan siklus I digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran IPS materi masalah sosial yang dilakukan sesuai dengan jam mengajar guru peneliti yang bersangkutan yaitu dua jam pelajaran dalam seminggu. Dengan alokasi waktu satu jam pelajaran 35 menit.

Model pembelajaran siklus I disusun berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan pada studi pendahuluan. Masalah yang berhasil diidentifikasi dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan kesatu.

b. Tindakan Penelitian Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran IPS materi masalah sosial melalui penerapan teknik kartu berpasangan di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari pada siklus II dilaksanakan tanggal 27 Maret 2014. Pertemuan siklus II digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi masalah


(34)

54

sosial yang dilakukan sesuai dengan jam mengajar guru peneliti yang bersangkutan yaitu dua jam pelajaran dalam seminggu. Dengan alokasi waktu satu jam pelajaran 35 menit.

Model pembelajaran siklus II disusun berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang dilakukan pada siklus I. Masalah yang berhasil diidentifikasi dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan kedua.

D. Teknik dan Instrumen Penelitian

Secara garis besar teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3.1

Teknik Pengumpulan Data

No Sumber

Data Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen yang Digunakan

1 Siswa Aktivitas belajar Observasi Lembar Observasi 2 Guru Siswa dan guru Observasi Lembar Observasi 3 Siswa Kemampuan Siswa Tes Perangkat tes

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk mengukur atau melihat aktivitas belajar siswa dan guru selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan teknik kartu berpasangan. Pengamatan ini


(35)

55

dilakukan oleh peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan di kelas dan dibantu oleh dua orang observer yaitu satu orang guru dari SD Negeri 1 Mulyasari dan Kepala Sekolah. Alat bantu yang digunakan adalah : a. lembar observasi siswa, yang akan digunakan untuk melihat dan mempelajari aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, b. lembar observasi kegiatan guru, yang akan digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru selama proses pembelajaran.

2. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes mengenai pemahaman materi masalah sosial. Tes formatif dilaksanakan setiap akhir siklus I dan siklus II. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa atau daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan ketuntasan belajarnya setiap siklus dan sebagai balikan bagi guru untuk perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Pada tes formatif siklus I dan II ini, jenis tes yang digunakan berbentuk kartu soal dengan jumlah kartu soal sepuluh buah dan kartu jawaban sepuluh buah.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilaksanakan pada setiap siklus pembelajaran menggunakan tahapan sebagai berikut :

1. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh disusun menjadi empat kategori data yaitu perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, aktifitas belajar dan hasil belajar dengan menggunakan lembar observasi dan lembar kerja siswa.

2. Validasi Data

Teknik validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Triangulasi Data, yakni untuk memeriksa kebenaran data dengan membandingkan kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan data yang diperoleh dari sumber lain yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan


(36)

56

triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif kolaboratif antara guru dan peneliti.

b. Audit Trail, yaitu mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulannya dengan guru lain yang mengajar mata pelajaran sejenis, pembimbing, peneliti senior dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi yang tinggi.

c. Member Check yaitu untuk meninjau kembali kebenaran dan kesahihan data penelitian dengan mengkonfirmasikan pada sumber data. Peneliti menginformasikan data temuan yang diperoleh baik kepada guru maupun siswa melalui kegiatan reflektif kolaboratif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada kesempatan ini peneliti mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan baik dari guru maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validitas yang tinggi.

3. Interpretasi Data

Temuan-temuan penelitian diinterpretasikan berdasarkan kerangka teoretik yang dipilih maupun norma-norma praktis yang disetujui atau intuisi guru sendiri, yang menggambarkan pembelajaran yang baik. Interpretasi yang dihasilkan dari data ini diharapkan mempunyai makna yang berarti sebagai bahan untuk kegiatan tindakan-tindakan atau untuk kepentingan peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran selanjutnya.

F. Kriteria Keberhasilan

Penelitian ini dianggap berhasil jika telah memenuhi kriteria keberhasilan berikut :

1. Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran pada materi masalah sosial dengan kriteria keberhasilan nilai rata-rata 3 atau 75%.


(37)

57

2. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada materi masalah sosial dengan kriteria keberhasilan nilai rata-rata 3 atau 75%.

3. Aktivitas belajar siswa pada saat kegiatan mempelajari IPS dengan materi masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan mencapai kriteria keberhasilan nilai rata-rata 3 atau 75%.

4. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran IPS dengan materi masalah sosial melalui teknikkartu berpasangan mencapai KKM 70.


(38)

114

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berdasarkan KTSP. Adapun komponen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat, yaitu (a) kolom identitas mata pelajaran; (b) standar kompetensi; (c) kompetensi dasar; (d) indikator pencapaian kompetensi; (e) tujuan pembelajaran; (f) materi pembelajaran; (g) metode pembelajaran; (h) kegiatan pembelajaran; (i) alat dan sumber belajar; (j) penilaian. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Salah satu cara yang dapat dijadikan pedoman keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran adalah perumusan langkah-langkah pembelajaran pada materi masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan dengan tepat.

Kartu berpasangan adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cara mencari pasangan kartu soal atau kartu jawaban yang tepat. Siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu atau melebihi waktu yang telah ditentukan (batas maksimum) dengan jawaban yang benar akan mendapat poin.

Guru memberikan batasan waktu 60 detik. Untuk jawaban yang benar dan tepat waktu 60 detik atau kurang dari 60 detik maka nilainya 20. Jika lebih dari 60 detik dan jawabannya benar maka nilainya 10. Jika tepat waktu ataupun tidak tepat waktu dan jawabannya salah maka pasangan


(39)

115

tersebut tidak mendapat nilai. Pemberian waktu maksimal 90 detik untuk mencari pasangan agar siswa lebih semangat. Satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, kartu di kocok sebanyak 5 kali. Jika siswa dalam 5 kali mencari pasangan mendapat nilai 20 maka nilai siswa tersebut menjadi 100. Jika satu pasangan mendapat nilai 20 berarti kedua siswa masing–masing mendapat nilai 20.

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Proses pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi masalah sosial pada siklus I hasilnya cukup baik, namun masih ada kekurangan. Guru belum sepenuhnya menarik perhatian siswa atau membangkitkan motivasi serta keingintahuan siswa. Alokasi waktu dalam kegiatan belajar mengajar belum dimanfaatkan secara efektif dan menyeluruh. Guru kurang menunjukan penguasaan yang luas dan mendalam terhadap bahan pembelajaran. Pada siklus II proses pelaksanaan pembelajaran IPS tentang masalah sosial ternyata hasilnya baik.

Hasil observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran pada materi masalah sosial mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan peningkatan nilai pada setiap siklusnya.

Adapun langkah-langkah penerapan teknik kartu berpasangan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi masalah sosial yakni:

1) Pembelajaran dimulai guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban tentang materi pelajaran yang akan diajarkan.

2) Kartu yang digunakan yaitu kartu yang terbuat dari kertas berwarna yang menarik untuk anak-anak.

3) Kartu siap, selanjutnya kartu-kartu itu dibagikan kepada setiap siswa secara acak.

4) Semua mendapatkan kartu, kelompokkan antara pemegang kartu pertanyaan dan kelompok pemegang kartu jawaban, posisikan


(40)

116

berdiri siswa saling berhadapan. Posisi ini bertujuan agar siswa mudah untuk mencari pasanganya.

5) Kedua kelompok saling berhadapan, siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan cara mencari tahu siapa yang memegang pasangan dari kartu yang ia pegang. Guru harus memberikan batasan waktu 60 detik untuk mencari pasangan agar siswa lebih semangat. Jika sudah mendapat pasangan guru memberi nilai 20 pada pasangan yang tepat jawabannya dan cepat. Jika pasangan yang lambat melebihi batas waktu dan jawaban tepat maka diberi nilai 10. Jika salah pasangan tersebut tidak mendapat nilai.

6) Satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

7) Bagi siswa yang mendapat kartu yang jumlah nilainya kurang dari 70 maka siswa tersebut mendapat hukuman.

8) Hukuman yang diberikan berupa menyalin teks Pancasila pada siklus I dan menggambar lambang Koperasi pada siklus II. Siswa yang pekerjaannya paling rapi akan dipajang di dinding ruang kelas IV.

9) Setelah pengocokan kartu dilakukan sebanyak 5 kali guru bersama siswa membahas soal.

10) Guru bersama-sama siswa menarik simpulan.

3. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan pada siklus I cukup baik dengan persentase mencapai 69%. Pada siklus II aktivitas belajar siswa hasilnya baik dengan persentase 83%. Penggunaan teknik kartu berpasangan ini telah memunculkan beberapa perilaku belajar siswa yang lebih baik. Perilaku tersebut berupa aktivitas belajar siswa yang aktif dalam belajar, seperti siswa yang aktif bertanya, mengemukakan pendapat, dan berani tampil di depan dan adanya kerja sama dengan teman. Siswa juga merasa


(41)

117

senang dan memberikan kesan positif terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Bahkan siswa juga meminta pada guru agar teknik kartu berpasangan digunakan dalam mata pelajaran lain, selain mata pelajaran IPS.

4. Hasil Belajar Siswa

Teknik kartu berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dalam materi masalah sosial. Nilai rata-rata pada siklus I 69 (69%) dan nilai rata-rata pada siklus II 87 (87%). Nilai ini mengalami peningkatan pada siklus II yakni menjadi 87 (87%). Terdapat sebanyak 17 siswa (89%) siswa yang telah mencapai KKM.

B. Saran

Mengacu pada hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut.

1. Agar penggunaan teknik kartu berpasangan dapat maksimal untuk menyampaikan materi belajar berhasil baik, hendaknya dipersiapkan secara saksama, mulai dari mendesain kartu soal dan kartu jawaban yang selektif, bervariasi, dan menarik, alokasi waktu yang digunakan, sampai strategi pelaksanaannya. Tujuannya agar penggunaan teknik kartu berpasangan sebagai teknik dalam pembelajaran dapat menjadikan siswa merasa senang, santai, dan jauh dari kebosanan, yang pada akhirnya menimbulkan motivasi siswa untuk menyimak sehingga terhindar dari perilaku siswa yang menyimpang dari KBM.

2. Sesuai dengan penelitian ini, saran kepada para pengajar mata pelajaran IPS khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya untuk memanfaatkan berbagai media, model, dan teknik pembelajaran. Dalam hal ini menggunakan teknik kartu berpasangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Untuk membuat kartu berpasangan, sebaiknya: a) kertas yang digunakan menggunakan kertas karton yang berwarna terang; b) bentuk kartu sebaiknya bervariasi agar lebih menarik perhatian siswa, sehingga minat siswa untuk belajar pun meningkat; c) agar menarik, untuk kartu nilai


(42)

118

yang berbentuk bintang dan bulan gunakan kertas karton yang dilapisi kertas hermash yang berwarna kuning emas.


(43)

119

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Pembelajaran Cooperative Learning. Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional.

Gunawan, U. (2013). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Sayaga Tama.

Hamzah B. U. (2009). Teknik Pembelajaran. Jakarta. Karya Mandiri Hetty, T. (2002). Karakter Siswa SD. Jakarta. Jaya Makmur.

htttp://www.model-pembelajaran-make-a-match-tujuan-persiapan dan.html.

Huda. (2011). Teknik Kartu Berpasangan. Jakarta. Insan Madani.

Mulyasa, E. (2007). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Silberman, M. (2007). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Insan Madani.

Suharsimi, A. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Bumi Aksara.

TN. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Banjar: SD Negeri 1 Mulyasari.

Usman. (1997). Pembelajaran Menyenangkan. Bandung. Berkah Mandiri. Wisnu, T. P. dan Winardi. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial SD Kelas IV.

Jakarta: Inti Media.

Zaini, Hisyam. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Bandung: Insan Madani.


(44)

120

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama NARTI ASTUTI, dilahirkan di Banjarsari pada tanggal 7 Oktober 1985. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri Bapak Nurudin dan Ibu Tuwiyah Budi Hartati. Penulis saat ini bertempat tinggal di RT. 02 RW. 18 Dusun Pintusinga Desa Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar. Penulis menikah pada tahun 2005 dengan Andi Aryanto. Pada tahun 1997 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri Banjarsari VII di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Banjarsari Kabupaten Ciamis dan lulus pada tahun 2000. Penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Ciamis yang sekarang menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Banjar dan lulus tahun 2003. Kemudian pada tahun 2010 melanjutkan studi ke Program S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Karir penulis sebagai Sukwan di Sekolah Dasar Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar dari tahun 2009 sampai dengan sekarang.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Pembelajaran Cooperative Learning. Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional.

Gunawan, U. (2013). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Sayaga Tama. Hamzah B. U. (2009). Teknik Pembelajaran. Jakarta. Karya Mandiri

Hetty, T. (2002). Karakter Siswa SD. Jakarta. Jaya Makmur.

htttp://www.model-pembelajaran-make-a-match-tujuan-persiapandan.html. Huda. (2011). Teknik Kartu Berpasangan. Jakarta. Insan Madani.

Mulyasa, E. (2007). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Bandung: Rosda Karya.

Silberman, M. (2007). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

Suharsimi, A. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Bumi Aksara.

TN. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Banjar: SD Negeri 1 Mulyasari. Usman. (1997). Pembelajaran Menyenangkan. Bandung. Berkah Mandiri.

Wisnu, T. P. dan Winardi. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial SD Kelas IV. Jakarta: Inti Media.


(1)

berdiri siswa saling berhadapan. Posisi ini bertujuan agar siswa mudah untuk mencari pasanganya.

5) Kedua kelompok saling berhadapan, siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan cara mencari tahu siapa yang memegang pasangan dari kartu yang ia pegang. Guru harus memberikan batasan waktu 60 detik untuk mencari pasangan agar siswa lebih semangat. Jika sudah mendapat pasangan guru memberi nilai 20 pada pasangan yang tepat jawabannya dan cepat. Jika pasangan yang lambat melebihi batas waktu dan jawaban tepat maka diberi nilai 10. Jika salah pasangan tersebut tidak mendapat nilai.

6) Satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

7) Bagi siswa yang mendapat kartu yang jumlah nilainya kurang dari 70 maka siswa tersebut mendapat hukuman.

8) Hukuman yang diberikan berupa menyalin teks Pancasila pada siklus I dan menggambar lambang Koperasi pada siklus II. Siswa yang pekerjaannya paling rapi akan dipajang di dinding ruang kelas IV.

9) Setelah pengocokan kartu dilakukan sebanyak 5 kali guru bersama siswa membahas soal.

10) Guru bersama-sama siswa menarik simpulan.

3. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan pada siklus I cukup baik dengan persentase mencapai 69%. Pada siklus II aktivitas belajar siswa hasilnya baik dengan persentase 83%. Penggunaan teknik kartu berpasangan ini telah memunculkan beberapa perilaku belajar siswa yang lebih baik. Perilaku tersebut berupa aktivitas belajar siswa yang aktif dalam belajar, seperti siswa yang aktif bertanya, mengemukakan pendapat, dan berani tampil di depan dan adanya kerja sama dengan teman. Siswa juga merasa


(2)

senang dan memberikan kesan positif terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Bahkan siswa juga meminta pada guru agar teknik kartu berpasangan digunakan dalam mata pelajaran lain, selain mata pelajaran IPS.

4. Hasil Belajar Siswa

Teknik kartu berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dalam materi masalah sosial. Nilai rata-rata pada siklus I 69 (69%) dan nilai rata-rata pada siklus II 87 (87%). Nilai ini mengalami peningkatan pada siklus II yakni menjadi 87 (87%). Terdapat sebanyak 17 siswa (89%) siswa yang telah mencapai KKM.

B. Saran

Mengacu pada hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut.

1. Agar penggunaan teknik kartu berpasangan dapat maksimal untuk menyampaikan materi belajar berhasil baik, hendaknya dipersiapkan secara saksama, mulai dari mendesain kartu soal dan kartu jawaban yang selektif, bervariasi, dan menarik, alokasi waktu yang digunakan, sampai strategi pelaksanaannya. Tujuannya agar penggunaan teknik kartu berpasangan sebagai teknik dalam pembelajaran dapat menjadikan siswa merasa senang, santai, dan jauh dari kebosanan, yang pada akhirnya menimbulkan motivasi siswa untuk menyimak sehingga terhindar dari perilaku siswa yang menyimpang dari KBM.

2. Sesuai dengan penelitian ini, saran kepada para pengajar mata pelajaran IPS khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya untuk memanfaatkan berbagai media, model, dan teknik pembelajaran. Dalam hal ini menggunakan teknik kartu berpasangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Untuk membuat kartu berpasangan, sebaiknya: a) kertas yang digunakan menggunakan kertas karton yang berwarna terang; b) bentuk kartu sebaiknya bervariasi agar lebih menarik perhatian siswa, sehingga minat siswa untuk belajar pun meningkat; c) agar menarik, untuk kartu nilai


(3)

yang berbentuk bintang dan bulan gunakan kertas karton yang dilapisi kertas hermash yang berwarna kuning emas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Pembelajaran Cooperative Learning. Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional.

Gunawan, U. (2013). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Sayaga Tama.

Hamzah B. U. (2009). Teknik Pembelajaran. Jakarta. Karya Mandiri

Hetty, T. (2002). Karakter Siswa SD. Jakarta. Jaya Makmur.

htttp://www.model-pembelajaran-make-a-match-tujuan-persiapan dan.html.

Huda. (2011). Teknik Kartu Berpasangan. Jakarta. Insan Madani.

Mulyasa, E. (2007). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Silberman, M. (2007). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

Suharsimi, A. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Bumi Aksara.

TN. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Banjar: SD Negeri 1 Mulyasari.

Usman. (1997). Pembelajaran Menyenangkan. Bandung. Berkah Mandiri.

Wisnu, T. P. dan Winardi. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial SD Kelas IV. Jakarta: Inti Media.

Zaini, Hisyam. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Bandung: Insan Madani.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama NARTI ASTUTI, dilahirkan di Banjarsari pada tanggal 7 Oktober 1985. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri Bapak Nurudin dan Ibu Tuwiyah Budi Hartati. Penulis saat ini bertempat tinggal di RT. 02 RW. 18 Dusun Pintusinga Desa Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar. Penulis menikah pada tahun 2005 dengan Andi Aryanto. Pada tahun 1997 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri Banjarsari VII di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Banjarsari Kabupaten Ciamis dan lulus pada tahun 2000. Penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Ciamis yang sekarang menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Banjar dan lulus tahun 2003. Kemudian pada tahun 2010 melanjutkan studi ke Program S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Karir penulis sebagai Sukwan di Sekolah Dasar Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar dari tahun 2009 sampai dengan sekarang.


(6)

Gunawan, U. (2013). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Sayaga Tama.

Hamzah B. U. (2009). Teknik Pembelajaran. Jakarta. Karya Mandiri

Hetty, T. (2002). Karakter Siswa SD. Jakarta. Jaya Makmur.

htttp://www.model-pembelajaran-make-a-match-tujuan-persiapan dan.html.

Huda. (2011). Teknik Kartu Berpasangan. Jakarta. Insan Madani.

Mulyasa, E. (2007). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Silberman, M. (2007). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

Suharsimi, A. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Bumi Aksara.

TN. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Banjar: SD Negeri 1 Mulyasari.

Usman. (1997). Pembelajaran Menyenangkan. Bandung. Berkah Mandiri.

Wisnu, T. P. dan Winardi. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial SD Kelas IV. Jakarta: Inti Media.


Dokumen yang terkait

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 SRINGIN Peningkatan Kemampuan Pemahaman Materi IPS Melalui Metode Make A Match Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Sringin Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Pe

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 SRINGIN Peningkatan Kemampuan Pemahaman Materi IPS Melalui Metode Make A Match Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Sringin Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Pe

0 1 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar).

0 2 52

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Make a- Match Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Papahan Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 14

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jongso Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.

0 0 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri IV Girimarto Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013).

0 0 27

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

0 8 15