EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY KARIR SISWA.

(1)

EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING

UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY KARIR SISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Hilda Mardiati Rahmah Sari 1202065

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

=========================================================

EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING

UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY KARIR SISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Hilda Mardiati Rahmah Sari S.E UNSOED Purwokerto, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Hilda Mardiati Rahmah Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

HILDA MARDIATI RAHMAH SARI

EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY KARIR SISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd NIP. 19500321 197412 1 001

Pembimbing II,

Dr. Suherman, M.Pd NIP. 19590331 198603 1 002

Mengetahui, Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd NIP. 19600501 1986031 1 004


(4)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. vi

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR GAMBAR ……….. xi

DAFTAR GRAFIK ……… xii

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ..……… 1

B. Rumusan Masalah Penelitian …...……….. 10

C. Tujuan Penelitian ………... 11

D. Manfaat Penelitian ……… 11

E. Hipotesis Penelitian ………... 12

BAB II KAJIAN TEORITIS TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY KARIR SIWA A. Bimbingan dan Konseling ……… 13

B. Bimbingan Karir ……… 14

C. Konsep Self efficacy 1. Pengertian Self Efficacy ………... 16

2. Dimensi Self Efficacy …….………... 17

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy …... 18

4. Sumber Self Efficacy ………... 19

5. Faktor Yang Berpengaruh Dalam Mempersepsikan Kemampuan Diri Individu ………... 21


(5)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

6. Proses Self Efficacy ………... 23

7. Klasifikasi Self Efficacy ………... 24

8. Aplikasi Self efficacy Pada Perkembangan Karir …… 25

D. Konsep Self Efficacy Karir 1. Pengertian Self Efficacy Karir ……….. 27

2. Karakteristik Siswa dengan Self Efficacy Karir Rendah ………. 28

3. Strategi Meningkatkan Self Efficacy Karir …………. 29

E. Konsep Teknik modeling 1. Pengertian Teknik Modeling ……….. 30

2. Tahapan Proses Teknik Modeling……….. 31

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Teknik Modeling ………. 34

4. Jenis- Jenis Teknik Modeling .………... 34

5. Langkah-langkah teknik symbolic modeling... 35

F. Teknik Symbolic Modeling Untuk Meningkatkan Self efficacy Karir Siwa………. 36

BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Desain Penelitian ………. 41

B.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……… 42

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian ………. 42

2. Definisi Operasional Variabel a. Self Efficacy Karir ………. 43

b. Teknik Symbolic Modeling ……….. 44

D.Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Pengembangan kisi-kisi ……… 45

2. Pedoman Skoring ………. 46

3. Penimbang (Judgement) ……….. 46

4. Uji Keterbacaan Instrumen Penelitian ………. 47


(6)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Uji Validitas ……….. 48

b. Uji Reabilitas ……… 50

E. Teknik Pengumpulan Data ……… 51

F. Rancangan Intervensi Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Self Efficacy Karir ……….. 51

G.Teknik Analisis Data ………. 61

H. Langkah-langkah Penelitian ………. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Self Efficacy Karir Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya ……….. 66

1. Gambaran Self efficacy Karir Berdasarkan Dimensi ... 68

2. Gambaran Self efficacy Karir Berdasarkan Indikator... 70

3. Gambaran Self Efficacy Karir Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 72

B.Efektivitas Teknik Symbolic Modeling Untuk Meningkatkkan Self Efficacy Siswa ……….. 75

C.Implementasi Teknik symbolic Modeling Untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya ……… 84 D.Evaluasi Teknik Modeling untuk meningkatkan Self Efficacy karir siswa……… 98

E. Tindak lanjut Teknik Modeling untuk meningkatkan Self Efficacy karir siswa……… 100

F. Keterbatasan Penelitian ………. 101

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……… 102

B. Rekomendasi ……… 103

DAFTAR PUSTAKA ……….. 104

LAMPIRAN – LAMPIRAN ………... 109


(7)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teknik Symbolic Modeling Untuk Meningkatkan Self

Efficacy Karir Siswa ……… 40

Gambar 3.1 Desain Penelitian……….. 42


(8)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen………. 46

Tabel 3.2 Pola Skor Instrumen Penelitian ...………... 46

Tabel 3.3 Hasil Judgement Instrument ………... 47

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen ...………... 48

Tabel 3.5 Pengujian Validitas ...……… 50

Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas………. 50

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas ...………... 50

Tabel 4.1 Gambaran Umum Self Efficacy Karir Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya ………... 66

Tabel 4.2 Gambaran Self efficacy Karir Berdasarkan Dimensi …….. 68

Tabel 4.3 Gambaran Self efficacy Karir Berdasarkan Indikator ……. 71

Tabel 4.4 Gambaran Self efficacy karir berdasarkan jenis kelamin… 72 Tabel 4.5 Uji Perbedaaan Skor rata-rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...……….. 75

Tabel 4.6 Uji Perbedaan Skor rata-rata Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen...………. 76

Tabel 4.7 Uji Perbedaan Skor rata-rata Pretest dan Postest Kelompok Kontrol ……….… 82


(9)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Gambaran Umum Dimensi Self efficacy Karir …………... 68 Grafik 4.2 Gambaran Peningkatan Self Efficacy Karir Kelompok

Eksperimen Pasca Konseling Kelompok Melalui Teknik

Symbolic Modeling ………...

77 Grafik 4.3 Gambaran Peningkatan Self Efficacy Karir Kelompok

Kontrol Tanpa Konseling Kelompok Melalui Teknik

Symbolic Modeling ………


(10)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SK Pembimbing ……… 110

Lampiran 2. SK Judgement………. 112

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian……. 113 Lampiran 4. Intervensi Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Self

Effficacy Karir Siswa SMA Negeri 1 Tasikmalaya

Tahun Ajaran 2013/2014 ………...

114

Lampiran 5. SKLBK ……….. 124

Lampiran 6. Format Jurnal Kegiatan Konseling Kelompok…………. 144 Lampiran 7. Uji Reliabilitas dan Uji Validitas ………. 145 Lampiran 8. Skala Self Efficacy Karir Siswa ………... 149 Lampiran 9. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ……….. 155 Lampiran 10. Hasil Perhitungan Angket Self Efficacy Karir Siswa

Kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran

2013/2014 ……….

160 Lampiran 11. Analisa Data Pretest Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 ……… 162 Lampiran 12. Analisa Data Self Efficacy Karir Pretest dan Postest

Kelompok Eksperimen ……… 175

Lampiran 13. Analisa Data Self Efficacy Karir Pretest dan Postest

Kelompok Kontrol ………... 177 Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas ………. 179 Lampiran 15. Hasil Uji Efektivitas Teknik Symbolic Modeling Pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ……….. 180 Lampiran 16. Hasil Uji Perbandingan Self Efficacy Karir Berdasarkan

Jenis Kelamin

Lampiran 17. Hasil Uji perbandingan Skor Rata-Rata pretest dan

posttest Kelompok Eksperimen ………... 181


(11)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(12)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Hilda Mardiati Rahmah Sari.(2014). “Efektivitas Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Self Efficacy Karir Siswa (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI SMA

Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014).” Pembimbing I:

Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M. Pd, Pembimbing II: Dr. Suherman, M.Pd.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena rendahnya tingkat keyakinan akan kemampuan diri individu yang menjadi merasa tidak berdaya, apatis, cemas sehingga tidak dapat merencanakan dan mengambil keputusan karirnya, menjauhkan diri dari tugas-tugas dalam pencapaian karir, cepat menyerah saat menghadapi rintangan dan komitmen yang lemah terhadap tujuan yang ingin di capai. Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitas teknik symbolic modeling untuk meningkatkan self efficacy karir kelas XI di SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan desain penelitian equivalent pretest-posttest control group design dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan angket self efficacy karir. Partisipan penelitian berjumlah 16 orang (6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan) pada masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan: (1) self efficacy karir siswa berada pada kategori sedang dan (2). Rumusan intervensi program teknik modeling difokuskan untuk meningkatkan self efficacy karir siswa secara spesifik efektif meningkatkan self efficacy karir siswa.

Kata Kunci: Efektivitas, teknik modeling, self efficacy karir siswa.


(13)

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Hilda Mardiati Rahmah Sari. (2014). The Effectiveness of Modeling Technique to Improve Student’s Career Self-Efficacy (Quasi-Experimental through SMA Negeri 1 Tasikmalaya Grade XI Year 2013/2014). Supervisor I: Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M. Pd, Supervisor II: Dr. Suherman, M.Pd.

This research was motivated by phenomenon low levels of confidence which is talking about the ability of the individual regardless the feeling of helpless apathetic, anxious that can not plan and take decisions of their career, avoiding the tasks related to achieving good career, give up in facing of obstacles and not commited to reach of the objectives that they want achieved. The objective of this research

was to obtain an overview of the effectiveness “modeling techniques”

to improve career self-efficacy in SMA Negeri 1 Tasikmalaya Grade XI Year 2013/2014). This research using quasi experimental method design equivalent pretest-posttest control group design through a quantitative approach. Data was collected using questionnaires career self-efficacy. Participants of this study total of 16 people (6 male students and 10 female students) in each experimental and control groups by using simple random sampling technique. The results showed: (1) students career self-efficacy in middle category and (2) Formulation of modeling techniques focused intervention program to improve students self-efficacy in specific career effectively improve the students career self-efficacy.


(14)

1

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut Elida (dalam Febry dkk, 2013, hlm. 310) pengertian remaja dapat dijelaskan dengan dua cara yaitu dari segi definisi dan segi umur. Dari segi definisi remaja merupakan individu yang telah mengalami masa baliq atau telah berfungsinya hormon reproduksi sedang dari segi umur yaitu individu yang berada dalam rentangan usia antara 13 sampai 21 tahun. Pada masa ini mereka dituntut untuk menjalani tugas-tugas perkembangan. Pentingnya tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst (dalam Syamsu Yusuf, 2009, hlm. 65) :

A development task is a task which arises at or about a certain periode in the life of individual,successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to whappiness in the individual difficulty with later task.

Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, dan menimbulkan penolakan masyarakat, serta kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Sehingga tugas-tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.

Sementara terkait dengan tugas perkembangan dalam Depdiknas (2007, hlm. 9) mengenai Standar Kompetensi Kemandirian siswa, terdapat sepuluh


(15)

2

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

aspek perkembangan yang perlu dicapai oleh siswa SMA salah satunya mengenai wawasan dan kesiapan karir yaitu mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan, dan aktifitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir yang lebih terarah. Dengan demikian, siswa hendaknya telah mampu merencanakan dan mempersiapkan diri terhadap pilihan karir yang akan datang. Siswa tersebut memerlukan arahan kemana mereka setelah menamatkan pendidikan SMA, dan memilih pendidikan lanjutan ataupun menentukan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.

Dalam memutuskan karirnya secara tepat siswa membutuhkan proses atau waktu yang cukup panjang. Karena kebanyakan dari siswa mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan akan keputusan karirnya. Crites (dalamTaganing, 2007) berpendapat bahwa untuk dapat memilih dan merencanakan karir yang tepat, dibutuhkan kematangan karir yaitu pengetahuan akan diri, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan memilih pekerjaan, dan kemampuan merencanakan langkah-langkah menuju karir yang diharapkan. Super (dalam Winkel & Hastuti, 2006) menyatakan bahwa kematangan karir merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada tahap perkembangan karir tertentu. Indikasi yang relevan dengan kematangan karir adalah kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan pekerjaan atau memantapkan diri dalam suatu pekerjaan. Namun untuk dapat memutuskan karirnya secara tepat, siswa membutuhkan proses atau waktu yang cukup panjang. Karena kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan akan keputusan karirnya. Menurut Uman Suherman (2013, hlm. 83) remaja dikatakan bermasalah dalam karir manakala tidak mencapai kematangan karir sesuai dengan tahap dan tugas perkembangan karir sebagai berikut :


(16)

3

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Malas melakukan eksplorasi karir.

3. Kurang/tidak memadainya pengetahuan tentan membuat keputusan karir(decision making).

4. Kurang/ tidak memiliki pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja (world of information).

5. Kurang memadainya pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukainya (knowledge of preferred occupational group).

6. Tidak mencapai realism keputusan karir. 7. Tidak memadainya orientasi karir.

8. Adanya stereotype gender.

Hal inilah yang terjadi pada remaja khususnya siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan akan keputusan karirnya. Menurut Super (dalam Supriyono, 2000) salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan karir individu yaitu konsep diri. Konsep diri adalah pandangan individu tentang diri dan lingkungan. Menurut Calhoun dan Acocella (1995) individu yang memiliki konsep diri yang positif antara lain ditandai dengan memiliki tujuan yang realistis dan sesuai dengan bakat dan minat, lebih bisa menerima dirinya sendiri secara apa adanya, memiliki kemungkinan yang besar untuk mencapai tujuan tersebut dan bisa merencanakan dirinya untuk lebih baik. Salah satu aspek penting dalam konsep diri yaitu self efficacy. Menurut Supriyono (2000) mengatakan bahwa

self efficacy dimaknai sebagai persepsi seseorang tentang kemampuan fisik

maupun psikis yang dimiliki untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sehubungan dengan perbaikan kualitas hidupnya.

Self Efficacy diperkenalkan dan dikembangkan oleh Albert Bandura

pada tahun 1977. Ia mendefinisikan bahwa self efficacy adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu (J. Feist & G.J Feist, 1998). Sementara itu, Baron dan Byrne (1991) mendefinisikanan self efficacy sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya


(17)

4

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan. Bandura dan Woods (dalam Wulandari, 2000) menjelaskan bahwa self

efficacy mengacu pada keyakinan akan kemampuan individu untuk

menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi.

Bandura (1997) mengatakan bahwa self efficacy pada dasarnya adalah hasil proses kognitif berupa keputusan, keyakinan, atau penghargaan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurutnya, self efficacy tidak berkaitan dengan kecakapan yang dimiliki, tapi berkaitan dengan keyakinan individu mengenai hal apa yang dapat dilakukan dengan kecakapan yang ia miliki seberapapun besarnya. Self efficacy menekankan pada komponen keyakinan diri yang dimiliki seseorang dalam menghadapi situasi yang akan datang yang mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan, dan sering penuh dengan tekanan. Hal ini berkaitan dengan beberapa indikator self efficacy yang diungkapkan Bandura (1994) adalah sebagai berikut:

1. Keyakinan untuk dapat memecahkan beragam permasalahan.

2. Keyakinan untuk dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan orang lain.

3. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan solusi yang benar. Meskipun self efficacy memiliki suatu pengaruh dari penyebab yang besar pada tindakan kita. Self efficacy berkombinasi dengan lingkungan, perilaku sebelumnya, dan variabel-variabel personal lainnya, terutama harapan terhadap hasil untuk menghasilkan perilaku. Self efficacy akan mempengaruhi beberapa aspek dari kognisi dan perilaku seseorang. Self

efficacy yang berkaitan dengan keyakinan individu akan kemampuannya

melakukan tugas-tugasnya dalam pemilihan dan perencanaan karir, dapat disebut sebagai self efficacy karir. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Betz (2004) bahwa ekspektasi self-efficacy memang secara


(18)

5

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

signifikan mempengaruhi pilihan karir, kinerja, dan kegigihan.

Pada penelitian Lent dan Hacket (1987) mengungkapkan bahwa self

efficacy karir merupakan kepercayaan dan penghargaan individu dalam

melakukan tindakan yang berhubungan dengan pemilihan dan penyesuaian kepada suatu pilihan karir. Seseorang yang memiliki self efficacy karir rendah, kurang mengetahui seberapa besar kemampuannya dalam pembuatan dalam pengambilan keputusan karirnya di masa depan. Namun sebaliknya seseorang yang memiliki self efficacy karir tinggi, dia akan mampu untuk memberikan kesan positif akan kemampuan dirinya dan peluang akan kemudahan dalam pengambilan keputusan karir semakin besar karena hambatan-hambatan dapat dihadapi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Rencana tentang pekerjaan apa yang akan digeluti di masa yang akan datang merupakan faktor penting yang harus dimiliki remaja karena hal ini berimplikasi pada pemilihan bidang pendidikan yang harus dilalui. Namun berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan dengan guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Tasikmalaya, banyak remaja khususnya siswa SMA kelas XI masih merasa tidak yakin akan pilihan dan rencana karirnya dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga siswa mengalami kebingungan dan keragu-raguan dalam melakukan pengambilan keputusan akan karirnya tersebut. Padahal Self efficacy karir ini mengarahkan individu untuk memahami kondisi dirinya secara realistis, sehingga individu mampu menyesuaikan antara harapan akan pekerjaan yang diinginkannya dengan kemampuan yang dimilikinya. Akibatnya dengan kondisi tersebut beberapa lulusan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi tidak optimal dalam melakukan pemilihan karirnya karena kurangnya pemahaman diri terhadap kemampuannya.

Apabila permasalahan-permasalahan tersebut dibiarkan secara terus menerus, maka dikhawatirkan siswa SMA Negeri 1 Tasikmalaya akan memiliki gejala self efficacy karir yang rendah. Akibatnya siswa tidak mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya, tidak mampu


(19)

6

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mengaktualisasikan dirinya dengan baik karena cenderung tidak memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan yang dimilikinya. Hal-hal inilah yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan perencanaan karir siswa. Sehingga perlu adanya upaya pencegahan terutama oleh Guru Bimbingan dan Konseling yang bersifat meningkatan self efficacy karir siswa agar memiliki keyakinan akan kemampuan individu untuk menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Karena tugas, peran, fungsi dan tanggung jawab, Bimbingan dan Konseling menempati peran yang sangat penting dalam keberadaannya di dalam sebuah lembaga pendidikan terutama di sekolah.

Menurut Rochman Natawidjaya (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2007, hlm. 29), bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup megarahkan diri dan dapat bertidak wajar,sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat, dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. Sedangkan konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (Tolbert dalam Prayitno 2004, hlm. 101). Sehingga dapat dirumuskan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu


(20)

7

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai tugas perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Dalam melaksanakan tugasnya layanan Bimbingan dan Konseling, meliputi empat bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir. Selain itu juga terdapat sembilan layanan yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan kontent, layanan kohseling perorangan, konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok, konsultasi dan mediasi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa dan kelas, serta lima kegiatan pendukung yaitu kunjungan rumah, konferensi kasus, himpunan data, aplikasi instrumen dan alih tangan kasus (Rodjikin, 2000, hlm. 3- 4). Untuk membantu anak dalam mengembangkan diri secara optimal terutama pada self efficacy karir siswa agar dapat merencanakan pencapaian pendidikan maupun pekerjaan sebagai landasan karir yang sesuai dengan kemampuan, bimbingan karier sebagai salah satu bidang layanan bimbingan konseling sangat dibutuhkan. Karena bimbingan karir merupakan bimbingan yang mencakup kegiatan bimbingan kepada siswa dari memilih, menyiapkan diri, mencari dan menyesuaikan diri terhadap karir (Siswohardjono, 1990, hlm. 457). Dengan layanan bimbingan karir yang sudah diberikan diharapkan siswa dapat memahami karakteristik dirinya dalam hal minat, nilai-nilai, kecakapan dan ciri-ciri kepribadian serta dapat rnengidentifikasikan bidang pendidikan maupun pekerjaan yang luas, yang mungkin lebih cocok bagi rnereka selanjutnya, serta siswa dapat menemukan karier dan melaksanakan karir yang efektif serta memberikan kelayakan hidup.

Layanan yang tepat untuk mengatasi siswa yang berada pada kategori

self efficacy rendah adalah dengan layanan konseling kelompok. Menurut

Nandang Rusmana (2009, hlm. 29) menyatakan bahwa konseling kelompok merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada individu(konseli) yang


(21)

8

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dilakukan dalam suasana kelompok, bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam berbagai aspek perkembangan dan pertumbuhannya. Dengan konseling kelompok mereka akan merasa lebih mudah membicarakan persoalan mendesak yang mereka hadapi daripada dalam konseling individual; lebih rela menerima sumbangan pikiran dari seorang rekan konseli atau dari konselor yang memimpin kelompok itu daripada bila mereka berbicara dengan seorang konselor dalam konseling individual; lebih bersedia membuka isi hatinya bila menyaksikan bahwa banyak rekannya tidak malu-malu untuk berbicara secara jujur dan terbuka; lebih terbuka terhadap tuntutan mengatur tingkah lakunya supaya terbina hubungan sosial yang lebih baik, dan merasa lebih bergembir adalam hidup karena menghayati suasana kebersamaan dan persatuan yang lebih memuaskan bagi mereka daripada komunikasi dengan anggota keluarganya sendiri (W.S. Winkel, 2005, hlm. 94-595). Sehingga permasalahan yang berkaitan dengan self efficacy karir dapat teratasi dengan layanan konseling kelompok. Namun upaya tersebut belum cukup untuk menangani siswa dengan self efficacy rendah banyak yang hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan self efficacy karir siswa

Bandura (dalam Alwisol, 2009, hlm. 288) mengatakan bahwa self

efficacy dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan, melalui salah

satu atau kombinasi empat sumber, yakni bersumber dari empat hal yaitu pengalaman perforrmasi, pengalaman vikarus, persuasi sosial dan keadaan emosi. Berdasarkan pengalaman vikarus yaitu, pengalaman yang diperoleh melalui model sosial, maka digunakan bimbingan menggunakan teknik

modeling untuk meningkatkan self efficacy karir siswa. Hal ini sejalan dengan

pendapat Alderman (schulze&schluze, 2003) menyatakan bahwa teknik untuk dapat membangun self-efficacy siswa dalam pembelajaran adalah modeling,

feedback, goal setting, rewards, assessment self efficacy and family.

Bandura (1986) percaya melalui pemodelan dapat memperoleh respon yang kita belum pernah lakukan sebelumnya dan dari yang ditampilkan untuk


(22)

9

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

memperkuat atau melemahkan respon yang ada. Gunarsa (2004, hlm. 222) menjelaskan macam- macam modeling atau penokohan, yaitu: 1) Penokohan yang nyata ( live model). adalah terapis yang menjadikan model oleh pasien atau klienya, atau guru, anggota keluarga atau tokoh lain yang dikaguminya. 2) Penokohan yang simbolik (symbolic model) adalah tokoh yang dilihat melalui film, video atau media lain. Contohnya seorang penderita neurosis yang melihat tokoh film dapat mengatasi masalahnya dan kemudian ditirunya. 3) Penokohan ganda (multipel model), seorang anggota dari suatu kelompok mengubah sikap dan mempelajari suatu sikap baru, setelah mengamati bagaimana anggota-anggota lain dalam kelompoknya bersikap. Namun teknik modeling ini, tidak sepenuhnya meniru dan mencontoh perilaku dari orang yang telah teramati, tetapi juga memperhatikan hal yang dapat ditiru dicontoh dengan cara melihat bagaimana reinforcement atau

punishmentnya yang akan ditiru. Dengan kata lain, semua pembelajaran tidak

ada yang terjadi secara tiba – tiba. Baik itu pada pendekatan belajar classical

conditioning maupun pendekatan belajar operant conditioning. Pembelajaran

melalui modeling waktu yang digunakan cenderung lebih singkat dari pada pembelajaran dengan classical dan operant conditioning (Rahmayani, 2013).

Menurut Willis (2004, hlm. 78) tujuan dari modeling yaitu untuk menghilangkan perilaku tertentu dan untuk membentuk perilaku baru. Melalui teknik modeling untuk meningkatkan self efficacy karir, siswa dapat mengubah perilaku model yang berkeyakinan bahwa mereka dapat menghasilkan tindakan yang mempengaruhi kejadian-kejadian dalam hidupnya, dan memberikan penguatan kepada diri siswa, bahwa apa yang telah dipilihnya telah sesuai dengan kemampuan, minat, bakatnya. Seperti yang diungkapkan Bandura (1997) yang menyatakan bahwa modeling efektif untuk meningkatkan self efficacy khususnya ketika siswa mengobservasi keberhasilan teman peernya sebenarnya mempunyai kemampuan yang sama dengan mereka.


(23)

10

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang besar terhadap perubahan tingkah laku, pembentukan watak dan kepribadian seseorang. Untuk itu penggunaan jenis teknik symbolic modeling digunakan dalam penelitian ini agar efektif meningkatakn self efficacy karir siswa. Symbolic modeling merupakan suatu bentuk permodelan yang didapat dari model, film, cerita atau televisi yang menyajikan contoh tingkah laku yang dapat mempengaruhi pengamatnya. Menurut Malik & Sulivan (2000) menyatakan bahwa konselor dapat mendorong pembelajaran perwakilan positif dengan menyediakan klien cara untuk mendengar berbagi cerita orang sukses lainnya tentang bagaimana mereka mengatasi karir hambatan dan keberhasilan yang dicapai. Mereka dapat mempromosikan pembelajaran observasional dengan menemukan "model peran" dalam ketakutan daerah karir klien mengejar (Betz, 1992). Film, video, dan buku semua bisa digunakan untuk menyediakan alternatif untuk mencari orang untuk berbicara secara pribadi (Betz, 1992). Sehingga diharapkan dengan layanan konseling kelompok melalui teknik modeling dapat efektif membantu siswa dalam meningkatkan self efficacy terutama dalam permasalahan pemilihan dan perencanaan karirnya.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rendahnya self efficacy karir siswa ditandai dengan adanya kebingungan, ketidaktahuan dan ketidak percayaan dalam memutuskan dan merencanakan pilihan kariernya akan kemampuan yang dimiliki. Self efficacy karir didefinisikan sebagai suatu keyakinan atau anggapan dalam suatu kemampuan untuk mencapai pengalaman karir yang sukses, seperti memilih karir, tampil baik dalam suatu pekerjaan dan tetap bertahan dalam karirnya(Brown dalam Patel 2005, hlm. 43).

Self-efficacy karir yang rendah dapat menyebabkan orang

menunda-nunda dalam membuat keputusan karir, dan dapat memenunda-nunda mereka dari tindak lanjut dengan keputusan setelah telah dibuat (Betz, 1992). Sedangkan siswa yang memiliki self-efficacy karir yang tinggi mereka akan berusaha


(24)

11

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mencari informasi mengenai pekerjaan yang diinginkannya dan memiliki kesanggupan membuat perencanaan dan menentukan pilihan pekerjaan sendiri. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa mampu meningkatkan

self-efficacy karir yang dibutuhkan untuk dapat memilih dan mempersiapkan

diri untuk suatu pekerjaan. Untuk mempersiapkan siswa setelah lulus SMA agar memilih pilihan yang tepat, baik itu melanjutkan ke perguruan tinggi maupun bekerja, maka pelu adanya layanan Bimbingan dan konseling berupa konseling kelompok yang dapat meningkatkan self efficacy karir siswa yang rendah melaui teknik modeling.

Teknik modeling merupakan proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang lain disekitar kita. Salah satu jenis teknik yang digunakan teknik symbolic modeling yaitu dengan memberikan contoh atau model yang bertindak dan berperilaku yang dapat ditiru melalui media, film maupun cerita sehingga dapat mengubah pola pikir, tingkah laku siswa dalam perencanaan dan pengambilan keputusan karirnya. Teknik modeling bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang dilakukan orang model (orang lain), tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menggenalisir berbagai pengamatan sekalligus, melibatkan proses kognitif Alwisol (2009, hlm. 292).

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah teknik

modeling efektif untuk meningkatkan self efficacy karir siswa SMA Negeri 1

Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitas teknik modeling untuk meningkatkan self efficacy karir kelas XI di SMA Negeri 1 TasikmalayaTahun Ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian


(25)

12

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

teoritis maupun praktis. 1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan, dapat dipergunakan sebagai tambahan pengetahuan tentang peningkatan self efficacy karir siswa serta dapat digunakan sebagai informasi didalam pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling.

2. Secara praktis

a. Bagi sekolah, khususnya guru BK

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan, dan referensi dalam meningkatkan self efficacy karir siswa sehingga dapat menciptakan lulusan yang berkualitas.

b. Bagi prodi Bimbingan dan Konseling

Diharapkan para guru Bimbingan dan Konseling/Konselor memperoleh gambaran yang lebih luas tentang peningkatan self

efficacy karir siswa.

c. Bagi penelitian selanjutnya

Sebagai sarana dan media latihan serta membandingkan antara teori yang satu dan lainnya sehingga dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, dan pada akhirnya dapat dijadikan bekal dalam dunia kerja.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pengamatan data sementara, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut ;

“Terdapat peningkatan signifikan self efficacy karir siswa setelah

dilakukan layanan konseling kelompok melalui teknik symbolic modeling di SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014.”


(26)

41

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui efektivitas teknik modeling dalam meningkatkan self-efficacy karir siswa. Pada konteks penelitian ini pendekatan kuantitatif ditujukan untuk mengetahui perbedaan perubahan antara sebelum dilakukan tindakan (treatment) dan setelah dilakukan tindakan.

Sesuai permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian, untuk menguji efektivitas teknik symbolic modeling dalam meningkatkan self-efficacy karir siswa kelas XI SMA Nergeri 1 Tasikmalaya, maka peneliti menggunakan kuasi eksperimen yaitu penelitian percobaan yang membandingkan dua kelompok sasaran penelitian, satu kelompok diberi perlakuan tertentu dan satu kelompok (kelompok kontrol) lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding. Selisih antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol menjadi ukuran pengaruh perlakuan yang diberikan kepada kelompok perlakuan itu (Sugiyono, 2011).

Sesuai dengan rancangan penelitian bahwa penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, maka peneliti menggunakan desain penelitian

Pretest-Postest Equivalent Control Group Design. Pada desain ini, baik

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dibandingkan secara acak (random). Dua kelompok yang ada diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan (treatment) berupa teknik symbolic modeling pada kelompok eksperimen dan perlakuan konvensional pada kelompok kontrol, dan terakhir diberikan posttest. Dalam desain ini diuji mengenai efektivitas teknik


(27)

42

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Adapun desain penelitiannyadapat digambarkan sebagai berikut :

KE O1 X O2

KK O3 - O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

KE : Kelompok Eksperimen KK : Kelompok Kontrol O1,3 : Pretest

O2,4 : Posttest

X : Teknik symbolic modeling

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tasikmalaya yang terletak di Jl. Rumah Sakit No. 28 Tasikmalaya. Populasi Penelitian yaitu siswa kelas XI berjumlah 120 orang siwa. Adapun hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan populasi adalah sebagai berikut:

1. Siswa kelas XI berada dalam rentang usia remaja, yaitu berkisar antara 15-18 tahun yang merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan baik secara biologis, kognitif, maupun sosio-emosional.

2. Siswa kelas XI berada pada kategori “remaja” berada pada proses

pencarian jadi diri, terkadang remaja memiliki cara pandang yang salah dalam mengenali dirinya sehingga berada pada kategori self efficacy karir yang rendah.

3. Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya mendapatkan perlakuan konvensional berupa layanan bimbingan dan konseling secara rutin oleh Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah, sehingga peneliti mencoba membandingkan antara perlakuan konvensional tersebut dengan perlakuan (treatment) yang peneliti berikan sesuai dengan rancangan penelitian yang dibuat oleh peneliti.


(28)

43

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability

sampling dengan metode simple random sampling, yaitu pengambilan

anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan stara yang ada dalam populasi itu (Sugiyono 2008: 118).

Sampel penelitian adalah sumber data untuk menjawab masalah penelitian. Penentuan sampel ini disesuaikan dengan keberadaan masalah dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 16 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang teridentifikasi memiliki self efficacy karir yang rendah.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Penelitian ini memuat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik

modeling, sedangkan variabel terikatnya adalah self efficacy karir. Untuk

menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah- istilah dalam penelitian ini dijelaskan secara operasional.

2. Definisi Operasional

a. Teknik Self efficacy karir

Pengembangan penelitian teori self-efficacy dalam aspek karier diungkapkan oleh Taylor & Betz (1983). Self-efficacy karir merupakan keyakinan individu bahwa ia dapat secara sukses melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengambilan keputusan karier. Sedangkan penelitian Lent dan Hackett (1987) mengungkapkan bahwa self-efficacy karir merupakan kepercayaan dan penghargaan individu dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan pemilihan dan penyesuaian kepada suatu pilihan karier. Selain itu


(29)

self-44

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

efficacy karir didefinisikan sebagai suatu kepercayaan (anggapan)

dalam suatu kemampuan untuk mencapai pengalaman karir yang sukses, seperti memilih suatu karier, tampil baik dalam satu pekerjaan dan tetap bertahan dalam kariernya (Brown & Patel, 2005, hlm. 43).

Dimensi self-efficacy karir pada penelitian ini mengacu pada tiga dimensi self-efficacy oleh Bandura :

1. Dimensi magnitude/level merujuk pada taraf keyakinan dan kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam menentukan tingkat kesulitan dari masing-masing pilihan karier yang sesuai dengan minat kariernya.

2. Dimensi strength didefinisikan sebagai taraf keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki siswa dalam mengatasi masalah atau kesulitan yang muncul bersamaan dengan pilihan karirnya.

3. Dimensi generalized didefinisikan sebagai taraf keyakinan dan

kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam

menggeneralisasikan pilihan karir dan pengalaman sebelumnya.

b. Teknik Symbolic Modeling

Modeling berakar dari teori Albert Bandura dengan teori belajar social. Menurut Bandura (1986), modeling adalah suatu startegi dalam konseling yang menggunakan proses belajar melalui pengamatan terhadap model dan perubahan perilaku yang terjadi karena peniruan.

Model dapat berupa model sesungguhnya (langsung) dan dapat pula simbolis. Model sesungguhnya adalah orang, yaitu konselor, guru, atau teman sebaya. Di sini konselor bisa menjadi model langsung dengan mendemonstrasikan tingkah laku yang dikehendaki dan mengatur kondisi optimal bagi konseli untuk menirunya. Model simbolis dapat disediakan melalui material tertulis seperti: film, rekaman audio dan video, rekaman slide, atau foto. Salah satu jenis teknik yang digunakan untuk meningkatkan self efficacy karir siswa


(30)

45

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yaitu dengan symbolic modeling.

Langkah-langkah dalam modeling simbolis (Nursalim dkk,2005), yaitu: 1) Rasionel : Pada tahap ini konselor memberikan penjelasan atau uraian singkat tentang tujuan, prosedur dan komponen-komponen strategi yang akan digunakan dalam proses konseling 2) Pemberian Contoh: Pada tahap ini konselor memberikan contoh kepada klien berupa model yang disajikan dalam bentuk video atau media lainnya, dimana perilaku model yang akan diperlihatkan telah disetting untuk ditiru oleh klien, 3)

Praktek/ Latihan: Pada tahap ini, klien akan diminta untuk

mempraktikkan setelah ia memahami perilaku model yang telah disaksikan. Biasanya praktik atau latihan ini mengikuti suatu urutan yang telah disusun, 4) Pekerjaan Rumah: Pada tahap ini konselor memberikan pekerjaan rumah kepada klien dan membawa hasil pekerjaan rumah ke pertemuaan selanjutnya dan 5) Evaluasi: Pada tahap ini konselor bersama dengan konseli mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan, serta kemajuan apa saja yang telah dirasakan klien selama proses konseling. Selain itu, konselor juga harus memberikan motivasi untuk terus mencoba dan mempraktikkan apa yang telah klien dapat.

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dikembangkan alat pengumpulan data, seperti: Skala Self efficacy yang digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai self efficacy karir sebelum dan sesudah mengikuti konseling kelompok melalui teknik modeling.

1. Pengembangan kisi-kisi Instrumen

Instrumen self efficacy karir siswa dikembangkan dari definisi operasional variabel. Instrumen ini berisi mengenai pernyataan-pernyataan tentang self efficacy karir ini merujuk pada dimensi self

efficacy yaitu magnitude/level, strength/kekuatan, dan

generalized/generalisasi yang dikembangkan oleh Bandura. Angket


(31)

46

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan (Djali, 2008, hlm. 28). Adapun kisi-kisi instrumen disajikan dalam Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Intrumen

Dimensi Indikator No item

Magnitude/

Level

a. Optimis terhadap pendidikan dan pekerjaan

1,2,3,4,5,6,7 7 b. Mampu menilai minat dalam

pencapaian karir

8,9, 10, 11,12 5 c. Mampu mengembangkan

keterampilan karir

13, 14, 15, 16, 17, 18

6 d. Mampu merencanakan

penyelesaian tugas-tugas perkembangan karir

19, 20, 21, 22, 23, 24

6

e. Mampu mengambil keputusan karir

25, 26, 27, 28, 29

5

Strength/

Kekuatan

a. Mampu meningkatkan usaha dengan tekun

30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37

8 b. Mampu berkomitmen terhadap

pendidikan dan pencapaian karir

38, 39, 40 3

Generalized/

generalisasi

a. Mampu menyikapi situasi yang berbeda dengan cara yang positif

41, 42, 43, 44, 45, 46, 47

7

b. Berpedoman pada pengalaman hidup sebagai suatu langkah dalam mencapai keberhasilan

48, 49, 50 3

Jumlah 50

2. Pedoman Skoring

Instrument disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehigga menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Instrumen digunakan untuk mengukur self efficacy karir siswa. Item pernyataan self efficacy karir siswa menggunakan skala likert, dengan pilihan Sangat Yakin(SY), Yakin(Y), Tidak Yakin(TY), Sangat Tidak Yakin (STY). Adapun kriteria penskoran untuk mendapat skor angket self


(32)

47

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

efficacy karir siswa sebagai berikut ; Tabel 3.2

Pola skor Alternatif respon

Model Summated Ratings(Likert) Pada Instrumen Penelitian

Pernyataan Skor

SY Y TY STY

Favorable (+) 4 3 2 1

Dalam metode interval, jarak interval dan kategori yang satu ke kategori berikutnya adalah sama. Hal ini tidak hanya untuk menjelaskan penyataan yang sesuai atau tidak sesuai kepada isi penyataan pada kontinum psikologis dan nilai skala yang diinginkan dan nilai skala yang diperoleh adalah independen.

3. Penimbangan Instrumen (Expert Judgment)

Penimbangan instrumen dilakukan untuk memperoleh item-item yang valid yang dapat mengukur permasalahan self efficacy karir siswa. Instrumen penelitian ditimbang oleh tiga orang pakar untuk dikaji dan ditelaah dari segi isi, redaksi kalimat, serta kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap (apakah item layak digunakan untuk mengungkapkan atribut yang dikehendaki oleh peneliti sebagai perancang instrumen). Penimbang tersebut adalah Dr. Amin Budiamin M.Pd yang merupakan pakar dalam bimbingan dan konseling. Instrumen yang telah memperoleh penilaian untuk kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan dari para penimbang tersebut. Setelah itu instrumen yang telah direvisi.

Tabel 3.3

Hasil Judgment Instrument

Kesimpulan No item

Memadai 11, 14, 29, 30, 33, 34, 35, 48, 51, 53, 59,

60, 64, 65 14

Revisi

1, 6, 8, 9, 12, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 37, 38, 39, 41, 42, 45, 47, 49, 50, 52, 56, 57, 58, 61, 62, 63, 66, 67, 70


(33)

48

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Buang 2, 3, 4, 5, 7, 10, 13, 17, 27, 31, 32, 36, 40,

43, 44, 46, 54, 55, 68, 69 20

4. Uji keterbacaan Instrumen Penelitian

Uji keterbacaan instrumen penelitian dilakukan kepada siswa kelas XI di SMAN 2 Tasikmalaya, sebanyak 10 orang yang memiliki karakteristik yang dipandang sama baik dalam rentang usia maupun perkembangannya. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam instrument tersebut dapat dimengerti susunan redaksi dan maknanya, telah sesuai/menggambarkan tentang apa yang dirasakan, dialami, dan dihadapi oleh peserta didik.

5. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba ini dilakukan sebanyak satu (1) kali kepada 80 orang siswa, yang meliputi pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian Uji coba ini dilakukan untuk memperoleh kualitas instrumen yang layak pakai.

a. Pengujian validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen (Arikunto, 1993, hlm. 136). Pengukuran validitas instrumen penelitian ini dilakukan menggunakan validitas isi atau content validity. Validitas ini menunjuk sejauh mana isi kuesioner mewakili semua aspek dari suatu konsep. Untuk mengetahui validitas instrumen menggunakan korelasi product moment.

Tabel 3.4

Uji Validitas Instrumen

Item Nilai Hitung r Nilai Tabel r Keterangan

1. 3.6375 0.2199 Valid

2. 3.1375 0.2199 Valid

3. 3.0000 0.2199 Valid


(34)

49

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5. 3.0375 0.2199 Valid

6. 3.2500 0.2199 Valid

7. 3.3750 0.2199 Valid

8. 3.3125 0.2199 Valid

9. 3.1375 0.2199 Valid

10. 2.7875 0.2199 Valid

11. 3.0375 0.2199 Valid

12. 3.2875 0.2199 Valid

13. 3.2375 0.2199 Valid

14. 2.6875 0.2199 Valid

15. 3.4625 0.2199 Valid

16. 2.0500 0.2199 Tidak valid

17. 3.6000 0.2199 Valid

18. 2.5375 0.2199 Valid

19. 2.9125 0.2199 Valid

20. 3.4875 0.2199 Valid

21. 3.2875 0.2199 Valid

22. 2.5875 0.2199 Valid

23. 3.4125 0.2199 Valid

24. 3.3500 0.2199 Valid

25. 2.9750 0.2199 Valid

26. 3.3000 0.2199 Valid

27. 3.3375 0.2199 Valid

28. 3.0500 0.2199 Valid

29. 3.1375 0.2199 Valid

30. 2.8250 0.2199 Valid

31. 2.6125 0.2199 Valid

32. 2.7125 0.2199 Valid

33. 2.7375 0.2199 Valid

34. 2.9625 0.2199 Valid

35. 2.9125 0.2199 Valid

36. 2.8000 0.2199 Valid

37. 3.1875 0.2199 Valid

38. 2.9500 0.2199 Valid

39. 2.8500 0.2199 Valid

40. 2.8500 0.2199 Valid

41. 2.7250 0.2199 Valid

42. 2.8500 0.2199 Valid

43. 2.6125 0.2199 Valid


(35)

50

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

45. 3.0875 0.2199 Valid

46. 2.1250 0.2199 Tidak valid

47. 2.9500 0.2199 Valid

48. 2.7875 0.2199 Valid

49. 2.8250 0.2199 Valid

50. 2.9750 0.2199 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan, dari 50 butir pernyataan self efficacy karir terdapat 48 butir pernyataan valid dan 2 butir pernyataan gugur, sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitaas

Keterangan Item Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 , 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50

48

Invalid 16, 46 2

b. Pengujian reabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1993, hlm. 142). Selanjutnya untuk memperoleh indeks reliabilitas soal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Kriteria untuk mengetahui reliabilitas, menggunakan klasifikasi kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.6

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Nilai Reliabilitas Kriteria

< 0,20 Derajat keterandalannya sangat rendah 0,21-0,40 Derajat keterandalannya rendah 0,41-0,70 Derajat keterandalannya sedang 0,71-0,90 Derajat keterandalannya tinggi


(36)

51

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

0,91-1,00 Derajat keterandalannya sangat tinggi

Berdasarkan hasil uji reabilitas pada item soal dengan menggunakan SPSS statistic 20, dapat diperoleh sebagai berikut :

Tabel 3.7 Hasil Uji Reabuilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.802 .804 50

Tabel 3.7 menunjukan bahwa hasil uji reabilitas skala self efficacy

karir diperoleh koefisien reabilitas (α) sebesar 0.802. Dengan merujuk

pada klasifikasi kriteria pada tabel (3.6) maka koefisien reabilitas (α) sebesar 0.802 termasuk ke dalam kategori sangat tinggi.

E. Teknik Pengumpulan data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai siswa yang memiliki self efficacy karir rendah. Data tersebut dikumpulkan dengan cara menyebarkan angket kepada siswa yang memiliki self efficacy karir rendah kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: 1) angket kuisioner self efficacy karir, yaitu untuk untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi mengenai self efficacy karir siswa; 2) wawancara, untuk memperoleh informasi data akan lebih mendalam mengenai self efficacy karir siswa, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detai; dan 3) studi

pustaka, yaitu dengan membaca dan menelaah, mempelajari dan mengutip

pendapat dari berbagai buku sumber sebagai pendukung analisis dan interpretasi.


(37)

52

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

F. Rancangan Intervensi Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Self Efficacy Karir Siswa Sma Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014

Self efficacy karir menupakan msalah penilaia diri mengenai keyakinan

individu akan kemampuannya dalam merecanakan dan memilih keputusan karirnya di masa depan. Adapun rancangan intervensi teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir Siswa, adalah sebagai berikut.

1. Rasional

Menurut Ginzberg (dalam Sharf, 2006), remaja pada usia 17 sampai dengan 18 tahun telah menyadari pentingnya penentuan sekolah bagi pengembangan kariernya. Pada periode ini, Ginzberg (Sharf, 2006) mengatakan siswa melalui tahap realistik yang mirip dengan teori Super (Sharf, 2006) tentang masa eksplorasi. Super (dalam Zunker, 1986) mengatakan bahwa tahap perkembangan karier pada siswa SMA berada dalam tahap eksplorasi(15 – 24 tahun). Memilih dan merencanakan karir merupakan salah satu tugas perkembangan masa remaja. Hakikat tugas perkembangan tujuan tugas ini adalah memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mempersiapkan diri memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memasuki pekerjaan tersebut. Dasar psikologis studi tentang minat remaja, menunjukkan bahwa perencanaan dan persiapan pekerjaan merupakan minatnya yang pokok, baik remaja pria maupun wanita yang berusia 15-16 (dalam Syamsu Yusuf LN, 2006, hlm. 83). Selanjutnya Hesley (dalam Syamsu Yusuf LN, 2006, hlm. 84-85) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja salah satunya adalah aspek perencanaan dan pengambilan keputusan. Profil perilakunya antara lain mampu memilih salah satu pekerjaan dari berbagai pekerjaan yang beragam, mampu mempertimbangkan berapa lama menyelesaikan sekolah, dapat merencanakan apa yang akan dilakukan setelah tamat sekolah, dapat memilih program studi yang sesuai dengan minat kemampuannya, dapat mengambil keputusan ditempat mana akan bekerja.


(38)

53

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Namun pada kenyataannya kebanyakan siswa masih belum mengetahui program studi yang akan pilihnya maupun jenis pekerjaan yang sesuai dengan minat bakat dan kemampuannya. Beberapa siswa mengaku bingung untuk menentukan pilihan dalam memilih jurusan, menentukan perguruan tinggi mana yang kelak akan dimasuki. Kebingungan siswa itu dikarenakan beberapa hal di antaranya belum tahu minat, bakat dan kemampuannya, kebimbangan antara yang dipilihnya dan prospek kedepannya, maupun masih adaanya ketergantungan orang tua yang mengangap bahwa pilihan mereka adalah yang terbaik.

Crites (dalam Taganing, 2007) berpendapat bahwa untuk dapat memilih dan merencanakan karir yang tepat, dibutuhkan kematangan karir yaitu pengetahuan akan diri, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan memilih pekerjaan, dan kemampuan merencanakan langkah – langkah menuju karir yang diharapkan. Seligman (dalam Hawadi & Komandyahrini, 2008) menyebutkan beberapa ciri yang dapat menandai kematangan karir yang positif, yaitu meningkatnya self awareness, meningkatnya pengetahuan mengenai pilihan yang relevan, meningkatnya kongruensi antara self image dan tujuan karir, dan tujuan karir yang semakin realistis. Selain itu, juga ditandai dengan meningkatnya kompetensi untuk membuat perencanaan dan kesuksesan karir, mengembangkan sikap positif akan karir (orientasi terhadap pencapaian, kemandirian, penuh pertimbangan, komitmen, motivasi dan self-efficacy), serta bertambahnya kesuksesan dan kepuasan terhadap perkembangan karir dalam hidupnya

Menurut Super (dalam Supriyono, 2000) salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan karir individu yaitu konsep diri. Self efficacy merupakan bagian dari konsep diri. Bandura (dalam Wikipedia, 2009) menyatakan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Bandura (Niu, 2010) menjelaskan efikasi diri mempengaruhi perilaku seseorang dalam


(39)

54

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menentukan suatu aktivitas. Hasil penelitian Nathalia (Harjanto, 1997) menyimpulkan beberapa ciri orang yang memiliki efikasi diri tinggi antara lain suka memikul tanggung jawab secara pribadi dan menginginkan hasil yang diperoleh dari kemampuan optimalnya. Individu juga suka pada tantangan dan tidak suka melakukan tugas yang mudah atau sedang. Selain itu, individu sangat menghargai waktu, memiliki daya kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam mencari cara mengatasi masalah, menyukai segala sesuatu yang mengandung resiko karena individu percaya diri dan yakin bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu meskipun sulit. Philip & Gully (1997) dalam penelitiannya menemukan bahwa individu yang memiliki orientasi tujuan pembelajaran lebih tinggi mempunyai self

efficacy yang lebih tinggi dibanding individu yang memiliki orientasi

tujuan pembelajaran lebih rendah.

Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmlaya tahun ajaran 2013/2014 diproleh hasil bahwa terdapat 16 orang siswa memiliki self efficacy karir yang rendah, 97 siswa memliki self efficacy karir sedang, dan 7 orang siswa memiliki self efficacy karir tinggi. Untuk mengatasi self efficacy karir siswa dengan kategori rendah, guru Bimbingan dan Konseling sebagai pendamping dalam berbagai permasalahan yang ada pada diri siswa perlu berupaya untuk memberikan bantuan kepada siswa agar dapat meningkatakan self efficacy karirnya, yaitu dengan cara melakukan pendekatan melalui layanan konseling kelompok kepada siswa-siswa tersebut, untuk menguji keberhasilan yang diperolehnya, menjaga setiap perkataan yang disampaikan kepada para siswa, agar mereka tidak merasa bahwa mereka berada di bawah yang lain, tapi merangkul mereka agar mereka dapat bersikap terbuka mengenai permasalahan yang dihadapinya. Namun upaya tersebut belum cukup untuk menangani siswa dengan self efficacy rendah banyak yang hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan self efficacy karir siswa. Salah satunya dengan teknik symbolic modeling.


(40)

55

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Teknik modeling bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang dilakukan orang model (orang lain), tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menggenalisir berbagai pengamatan sekalligus, melibatkan proses kognitif Alwisol (2009, hlm. 292). Salah satu jenis teknik modeling adalah

modeling simbolik, yaitu suatu bentuk permodelan yang disajikan melalui

film, video, cerita dan Menurut Willis (2004, hlm. 78) tujuan dari

modeling yaitu untuk menghilangkan perilaku tertentu dan untuk

membentuk perilaku baru. Melalui teknik modelling simbolik ini siswa akan dapat menemukan perilaku baru yang dapat memberikan contoh sebagai motivasi dalam dirinya sehingga dapat meningkatkan self efficacy karir siswa.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka perlu dikembangkan serangkaian kegiatan yang terangkum secara sistematis dalam kerangka intervensi layanan bimbingan dan konseling melalui teknik symbolic

modeling untuk meningkatkan self efficacy karir siswa.

2. Tujuan Intervensi

Tujuan umum dari intervensi konseling kelompok melalui symbolic

modeling ialah untuk meningkatkan self efficacy karir siswa. Secara

spesifik, tujuan dari intervensi yang diberikan, ialah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam perencanaan dan pengambilan keputusan karir baik dalam studi lanjut maupun pekerjaannya di masa depan.

3. Asumsi Intervensi

a. Modeling sebagai proses belajar melalui observasi dimana tingkah laku

dari seorang individu atau kelompok, sebagai model, berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap, atau tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang mengobservasi model yang ditampilkan (Perry & Furukawa dalam Abimanyu & Manrihu 1996).


(41)

56

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Pemodelan melibatkan proses-proses kognitif, jadi tidak hanya meniru, lebih dari sekedar menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain karena sudah melibatkan perepresentasian informasi secara simbolis dan menyimpannya untuk digunakan di masa depan. Bandura (1986, 1994) dalam Feist (2008, hlm. 409)

c. Teknik modeling bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang dilakukan orang model (orang lain), tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menggenalisir berbagai pengamatan sekalligus, melibatkan proses kognitif (Alwisol, 2009, hlm. 292).

4. Sasaran Intervensi

Intervensi diberikan kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang memiliki kepercayaan diri yang kurang akan kemampuan yang dimilikinya, menjauhi tugas-tugas yag sulit dalam encapaian karir, berhenti dengan cepat bila menemui kesulitan, memilki cita-cita yang rendah dan komitmen yang buruk untuk tujuan yang dipilih, berfokus pada akibat yang buruk dari kegagalan yang dialami, cenderung mengurangi usaha karena lambat memperbaiki keadaan dari kegagalan yang dialami, mudah mengalami stress dan depresi.

5. Prosedur Pelaksanaan Intervensi

Tahapan intervensi teknik symbolic modeling untuk mengatasi siswa dengan sebagai berikut :

a. Peneliti memberikan pretest untuk mengetahui tingkat self efficacy karir siswa

b. Peneliti mengolah data untuk mengelompokan siswa menjadi siswa yang mempunyai self efficacy karir tinggi, sedang, dan rendah


(1)

104

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(2)

104

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol.(2009). Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang: UMM Press. Anderson, S. L., & Betz, N. E. (2001). Sources of Social Self-Efficacy

Expectations: Their Measurement And Relation to Career Development . Journal of Vocational Behavior,58, 98-117

Arikunto.(1993). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek , Edisi Kesembi Avey, J.B, et.al.(2009). Psychological Capital: A Positive Resource For

Combating Employee Stress And Turnover. tersedia:http://www.langleygroup.com.au/images/Avey--Luthans--Jensen--- 2009---Psychological-capital-A-positive-resource-for-combating-employee-stress-and-turnover-copy.pdf [5 Maret 2014]

Ballout, H. I.(2009). Career Commitment And Career Success: Modelrating Tole Of Self Efficacy. Journal Career Development International. Vol. 14 No. &.655-670

Bandura, A. (1994). Social Cognitive Theory of Mass Communication. In J. Bryant & D. Zilman(Eds), Media effect: Advances in Theory and research(pp.61-90).Hillsdale, NJ:Erlbaum

Bandura, A. 2006. Guide For Constructing Self-Efficacy Scales.[Online]. Tersedia :http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/BanduraGuide2006.pdf. [23 Januari 2014]

Bandura, A.(1986). Social Foundations of Thought And Action: a Social Cognitive Theory. Prentice-Hall.

Bandura,.(1997). Self Efficacy The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company

Baron, R.A and Byrne. (1991). Sosial Psychology: Understanding Human Interaction, 6th . USA: Allyn & Bacon.

Betz, N. E. (1992). Counseling uses of career self-efficacy theory. Career Development Quarterly, 41, 22-27.


(3)

105

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Betz, N. E., and Hackett, G. (1981). The Relationship of Career-Related Self-Efficacy Expectations to Perceived Career Options in College Women And Men. Journal of Counseling Psychology, 28, 399-410.

Betz, N. E., & Taylor, K. (2001). Manual For The Career Decision Self-Efficacy Scale And CDMSE - Short Form. Columbus: Department Of Psychology, Ohio State

Betz, N.E.(2004).Contributions of Self-Efficacy Theory to Career Counseling: A Personal Perspective. Journal of national career development. Vol.52, 340– 353

Calhoun, J.F dan J. R. Acocella.(1990). Psikologi Tentang Penyesuaian Hubungan Kemanusiaan. Alih bahasa oleh R.S Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdiknas.2007. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.Jakarta: Abkin.

Fajar. Santoadi. (2007). Pengalaman persiapan pilihan studi/karir mahasiswa USD semester I tahun akademik 2006/2007 (studi Eksploratif retrospektif). Penelitian tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.

Falentini, Febry, dkk.(2013). Usaha Yang Dilakukan Siswa Dalam Menentukan Arah Pilihan Karir dan Hambatan-Hambatan Yang Ditemui(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Sma N 3 Payakumbuh). Jurnal Ilmiah Konseling Vol. 2 hlm. 310-316

Feist dan Feist.(2010). Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta: Salemba Humanika

Gani, R. A. (1987). Bimbingan Karir. Jakarta: Angkasa.

Gurnarsa, Singgih, D. 2004. Psikologi perkembangan Anak, Remaja dan keluarga. Jakarta: PT. Gunung Mulia

Hurlock, E.B.(1981). Developmental Psychology, A Life-Span Approach. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd.

J. Feist, and G.J Feist.(1998).“Theories of Personality”, Fourth Edition. Boston:Mcgraw-Hill Companies Inc


(4)

106

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

James L. W. Houle. (2010). An Examination Of The Relationship Betweenathletic Identity And Career Maturity In Student-Athletes. A dissertation. Faculty of Auburn University

Kasim, A. (2001). Bimbingan konseling di sekolah dan perguruan tinggi. Jakarta: Bimbingan Konseling Universitas Negeri Jakarta.

Lee, Cynthia and Bobko, Philip.(1994). Self-Efficacy Beliefs: Comparison of Five Measures. Journal of Applied Psychology, Vol 79(3) 364-369.

Lent, R. W., & Hackett, G. (1987). Career self-efficacy: Empirical status and future directions[Monograph]. Journal of Vocational Behavior, 30, 347-382. Wulandari N.W. 2000. Hubungan Antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial

Dengan Kepuasan Kerja. Skripsi(Tidakditerbitkan). Jogjakarta: Fakultas Psikologi, UGM.

Nasta, K.A.(2007). Influence Of Career Self Efficacy Beliefs On Career Exploration Behavior. thesis, Departement Of Psychology Of The State University Of New York At New Paltz

Nursalim, Mochamad, dkk.(2005). Strategi Konseling. Surabaya: Unesa University Press

Pamela A. Schulze and John M. Schulze,. 2003. Believing is achieving: The Implications of Self- Efficacy Research for Family Consumer Science Education. AAFCS Monograph: Research Applications in Family and

Consumer Sciences, 105-113.[Online.

www3.uakron.edu/witt/.../schulze105-1131.pdf. diakses 20 April, 2014]. Patel, Sheetal Govardhan. (2005). Career Self Efficacy of Vitamese Adolesncets:

the Role of Individual, Microsystem, Exosystem and Macrosystem Variables. Thesis college park university of Maryland

Prayitno dkk.(1997). Seri Keterampilan Belajar (Program Semi Que).Padang : Depdiknas

Prayitno, A, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Cetakan ke-2, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Pudjiastuti, Endang, dkk.(2012).Hubungan "Self Efficacy" Dengan Orientasi Masa Depan Area Pendidikan Siswa Kelas XI Jurusan IPA Sekolah


(5)

107

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bertaraf Internasional SMA Negeri 5 Bandung. Prosiding SNaPP2012 :Sosial, Ekonomi dan Humaniora.

Puspitalani. 2002. Hubungan Self efficacy dengan Problem Focus Coping Dalam Proses Penyusunan Skripsi. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi.

R.Hogan, and B.W Robbert.(2001).Personality Psychology: in the Workplace. Washington DC: American Psychology Association.

Rahmayani, A. (2013). Teori Albert Bandura(Modeling).[online]. Tersedia: http://12008ars.blogspot.com/2013/06/teori-albert-bandura-modeling.html [15 Januari 2014]

Rizvi, A, Prawitasari, J.E dan Soethipo, H. 1997. Pusat kendali dan efikasi Diri Sebagai Prediktor Terhadap Prokastinasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Psikologika. Yogyakarata: Fakultas PSikologi Universitas Islam Indonesia. Rusmana, Nandang.(2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di

sekolah(Metode, Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizqi Pres

Santoso.(Alih Bahasa).(2006). Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sharf, R. S. (2006). Applying career development theory to counseling,(4th edition). Pacific Grove, CA: Brooks/Cole.

Siswohardjono, Aryatmi. 1990. “Perspektif Bimbingan Konseling dan

Penerapannya di Berbagai Institusi”. Semarang. Satya Wacana

Stipek, D.(1997). Motivation and instruction. In D.C. Berliner & R.C. Calfee(Edd), Handbook of Educational Psychology. NY: Simon & Shuster Macmilan.

Suherman, Uman.(2013). Bimbingan dan konseling Karir: Sepanjang Rentang kehidupan. Bandung: Rizki Press.

Sullivan, K. R., & Mahalik, J. R. (2000). Increasing Career Self-Efficacy For Women: Evaluating a Group Intervention. Journal of Counseling & Development, 78, 54-63.

Super, D. E. (1980). A Life-Span, Life-Space Approach to Career Development. Journal ofVocational Behavior, 16, 282-298.


(6)

108

Hilda Mardiati Rahmah Sari, 2014

Efektivitas teknik modeling Untuk meningkatkan self efficacy karir siswaUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Supriyono, W.(2000).PsikologiBelajar.Jakarta: PT RinekaCipta.

Syamsu Yusuf.(2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja: Bandung. Rosda

Taganing, K. N. M., dkk.(2007). Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri terhadap Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas (Sma). Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek &Sipil. [On-Line]. Tarsidi, Didi.(2007). Aplikasi Teori Self efficacy Pada Perkembangan Karir dan

Konseling Karir. Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2007/10/aplikasi-teori-self-efficacy-pada.html [11 April 2014]

Tuel, B., and Betz, N. E. (1998). Relationships Of Career Self-Efficacy Expectations To The Myers Briggs Type Indicator And The Personal Styles Scales. Measurement & Evaluation in Counseling & Development, 31, 150-16

Winkel, W. S., dan Hastuti, S.(2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi Revisi, Cetakan Kelima). Yogyakarta: Universitas Sanatha Dharma.

Zulfan, Saam. 2009. Psikologi Konseling. Pekanbaru: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau

Zunker, (1986). Career Counseling Applied Concepts of Life Planning (2nd Edition). Brooks Cole