TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBEBASAN BERSYARAT NARAPIDANA NARKOTIKA MENURUT PP NO. 99 TAHUN 2012 DAN PERMENKUMHAM NO.21 TAHUN 2013 DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYA.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBEBASAN BERSYARAT
NARAPIDANA NARKOTIKA MENURUT PP NO. 99 TAHUN 2012 DAN
PERMENKUMHAM NO.21 TAHUN 2013 DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG
PEMASYARAKATAN
Abstrak
Ahmad Nugraha
110113080204
Setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat
Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (selanjutnya PP No. 99
Tahun 2012) dan Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti
Bersyarat (selanjutnya Permenkumham No. 21 Tahun 2013) terdapat Narapidana
Narkotika yang menerima Pembebasan bersyarat tetapi tidak ditetapkan sebagai Justice
Collaborator atau Saksi Pelaku yang Bekerjasama, sedangkan menurut Pasal 43 A ayat
(1) huruf a PP No. 99 Tahun 2012 dan Pasal 52 huruf a Permenkumham No. 21 Tahun
2013 syarat pemberian pembebasan bersyarat bagi Narapidana Narkotika adalah
bersedia bekerjasama dengan penegak hukum untuk membantu membongkar perkara
tindak pidana yang dilakukannya. Tujuan penelitain ini adalah untuk mengetahui

penerapan pembebasan bersyarat bagi narapidana narkotika setelah berlakunya PP No.
99 Tahun 2012 dan Permenkumham No. 21 Tahun 2013 dikaitkan dengan UU No. 12
Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan serta akibat hukum terhadap pembebasan
bersyarat bagi Narapidana narkotika yang tidak dibebani sebagai Justice Collaborator
berdasarkan PP No. 99 Tahun 2012 dan Permenkumham No. 21 Tahun 2013 dikaitkan
dengan UU No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dengan pendekatan
Yuridis Normatif. Dalam penelitian ini UU No. 12 Tahun 1995, PP No. 99 Tahun 2012 dan
Permenkumham Nomor 21 Tahun 2013 dideskripsikan sebagai ketentuan hukum tertulis
(law in written) yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara pemberian
pembebasan bersyarat bagi Narapidana Narkotika. Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitis
yaitu menggambarkan permasalahan pemberian pembebasan bersyarat bagi Narapidana
Narkotika yang tidak ditetapkan sebagai Justice Collaborator.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa setelah berlakunya PP No. 99 Tahun
2012 dan Permenkumham No. 21 Tahun 2013, tidak sebagaimana mestinya, karena
terdapat beberapa kasus narapidana tindak pidana narkotika yang mendapatkan
pembebasan bersyarat namun tidak menjadi Justice Collaborator dengan alasan telah
memenuhi syarat umum dan juga narapidana tersebut berkedudukan sebagai pelaku
tunggal. Pembebasan bersyarat tersebut adalah sah karena dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang melalui Surat Keputusan Mentri Hukum dan HAM, namun narapidana

tersebut harus memenuhi kewajibannya yaitu ,tidak mengulangi tindak pidana, tidak
menimbulkan keresahan dimasyarakat, serta rajin bekerja ketika menjalani program
pembinaan.

iv

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Remisi Kepada Narapidana Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Dikaitkan Dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

4 85 110

Pembatalan Perkawinan Menurut Undang-Undang NO. 1 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Pada Pengadilan Agama Medan)

3 123 72

Analisa Perbandingan Antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 Dengan Undang‐Undang Nomor 30 Tahun 1999

3 55 132

Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri NO. 27 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan Di Daerah Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

1 66 78

Kadar Estradiol Serum Pada Pemakaian KB DMPA 1 Tahun Dan 3 Tahun

0 61 49

Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga Ditinjau Dari Prespektif Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kabupaten Kutai Timur)

2 168 113

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA DIHUBUNGKAN DENGAN TUJUAN SISTEM PEMASYARAKATAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN.

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS KRIMINOLOGIS TERHADAP GRATIFIKASI DI INDONESIA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO.31 TAHUN 1999.

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Remisi Kepada Narapidana Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Dikaitkan Dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

0 0 27

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN REMISI KEPADA NARAPIDANA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2012 DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

0 0 9