Studi Kasus Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 9K/Pdt.Sus/2012 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor oleh PT. Asuransi Bina Dana Arta.

STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR
9 K/PDT.SUS/2012 TENTANG PENOLAKAN KLAIM ASURANSI
KENDARAAN BERMOTOR OLEH PT. ASURANSI
BINA DANA ARTA
Oleh :
Henri Rikarto Sihombing
1101 1006 0336
ABSTRAK
Tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap asuransi bukan
berarti tidak ada kekecewaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi.
Penolakan klaim yang dilakukan oleh PT Asuransi Bina Dana Arta kepada
nasabah Rusli, SH tentang hilangnya mobil yang menjadi objek
pertanggungan didalam Polis Asuransi No. SPCBK0021000004-001235.
Penanggung beranggapan kesalahan berada pada pihak tertanggung,
klaim yang diajukan oleh tertanggung bertentangan dengan polis asuransi
yang sudah disepakati. BPSK Kota Medan mengabulkan permohonan
klaim asuransi yang diajukan oleh Rusli SH namun Pengadilan Negeri
Medan membatalkan putusan BPSK Kota Medan. Mahkamah Agung
mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : Rusli, SH.
Adapun tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimanakah perjanjian
pertanggungan asuransi kendaraan bermotor antara tertanggung dan

penanggung pada kasus sengketa konsumen tersebut di tinjau dari
KUHD dan pertimbangan hukum Majelis Hakim Mahkamah Agung dalam
putusan Nomor No. 9 K/Pdt.Sus/2012 di hubungkan dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah yurisdis normatif
dengan spesifikasi penelitian deskriptif analisis. Menggunakan data
hukum primer yaitu putusan Mahkamah Agung Nomor No. 9
K/Pdt.Sus/2012 dianalisis dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku secara yuridis kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, PT Asuransi Bina
Dana/Penanggung berhak untuk menolak pengajuan klaim oleh Rusli,
SH, karena tidak sesuai dengan ketentuan polis yang disepakati. Gugatan
yang diajukan Rusli, SH kepada BPSK termasuk gugatan kurang pihak
atau error persona. Gugatan tersebut seharusnya mengikutsertakan PT.
Astra Sedaya Finance sebagai pihak penggugat atau turut tergugat, hal
ini dikarenakan bahwa mobil yang menjadi obyek pertanggungan itu
belum berpindah kepemilikan atas nama Rusli, SH. Berdasarkan
ketentuan Ketentuan Pasal 41 ayat (1) dan (2) Kepmen Perindag Nomor :
350/Mpp/Kep/12/200 maka kalimat “pemberitahuan putusan” pada Pasal
56 ayat (2) UUPK harus berbentuk surat secara tertulis yang harus

disampaikan kepada alamat konsumen dan pelaku usaha. Atas dasar
uraian tersebut seharusnya Majelis Hakim Kasasi Mahkamah Agung
dalam
pertimbangannya
menyatakan
bahwa
putusan
judex
facti/Pengadilan Negeri Medan
dalam perkara ini
tidak salah
menerapkan hukum atau tidak melanggar hukum yang berlaku.
iv

iv