Perancangan Interior Museum Perjuangan rakyat Jawa Barat Dengan Konsep "High Tech High Touch".

(1)

iii

ABSTRAK

Pada zaman modern ini, pertumbuhan dan perkembangan Museum sudah sangat pesat. Baik dilihat dari bentuk bangunan maupun segi fasilitas yang disediakan ( sarana dan prasarana yang ada juga sangatlah diperlukan guna menunjang kebutuhan pengunjung ). Dari hal ini, timbul pemikiran bagaimana caranya membuat sebuah museum, khususnya sebuah museum Arsip Perjuangan Nasional yang nyaman, serta dapat memenuhi kebutuhan pengunjung, serta desain ( interior dan eksteriornya ) mendukung suasana yang ada ( baik yang ada di dalam museum maupun di luar museum ), misalnya saja dengan cara menampilkan suasana perang pada zaman itu kepada masyarakat. Museum yang baik dan sehat selalu memikirkan bentuk, suasana, pemilihan warna dan material bangunan yang sesuai dengan keadaan dan memperhatikan efek psikologis yang dirasakan dari isi dalam dan luar museum

tersebut. Suasana yang ramah lingkungan ( Green Design ) di dalam sebuah

perancangan interior museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat, penulis ingin menampilkan sesuatu yang baru serta tercapainya target desain museum yang diharapkan mempunyai nilai kepahlawanan di dalam setiap perancangannya. Oleh

karena itu, degnan memakai konsep “High Tech High Touch” diharapkan,

museum-museum, khususnya pada studi kasus di museum Geologi Jalan Diponegoro No 57 Bandung Indonesia bisa lebih berkembang lagi, baik dari segi pelayanannya, maupun dari segi manusianya ( pengunjugnnya) itu sendiri.


(2)

Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Perancangan ... 6

1.5 Skema Pemikiran ... 6

1.6 Manfaat Perancangan ... 7

1.7 Sumber Data dan Teknik Perancangan ... 7

1.8 Sistematika Penulisan... 8

BAB II PERSPEKTIF TEORITIS ... 10

2.1 Tinjauan Umum Museum ... 10

2.2 Fungsi dan Kegiatan Museum ... 12

2.3 Klasifikasi Museum ... 13

2.4 Klasifikasi Benda Koleksi Museum ... 13

2.5 Program Kegiatan Museum ... 18

2.6 Persyaratan Sebuah Museum ... 19

2.7 Materi Koleksi ... 26


(3)

v

2.9 Program Kebutuhan Ruang ... 35

BAB III DESKRIPSI DAN SITE ANALISIS LOKASI ... 38

3.1 Sejarah Project Yang Akan Dikerjakan ... 38

3.2 Deskripsi Obyek Studi ... 40

3.3 Dana dan Pembiayaan ... 40

3.4 Karakteristik Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat ... 41

3.5 Perencanaan Ruang ... 41

3.6 Pemikiran Ruang Dalam ... 46

3.7 Dasar Penentuan Kebutuhan Ruang ... 46

3.7.1 Tata Cara Pameran ... 47

3.7.2 Tata cara Prevasi Koleksi ... 62

3.7.3 Kegiatan Pengelolaan Museum ... 65

3.8 Analisa Fisik ... 72

BAB IV APLIKASI KONSEP "HIGH TECH HIGH TOUCH" PADA INTERIOR MUSEUM ... 76

4.1 Dasar Pemikiran ... 76

4.2 Dasar Perancangan ... 77

4.3 Perancangan ... 80

4.3.1 Konsep Organisasi Ruang ... 80

4.3.2 Pemilihan Warna dan Material ... 80

4.3.3 Perancangan Dinding ... 81

4.3.4 Perancangan Lantai ... 83

4.3.5 Perancangan Plafon ... 84

4.3.6 Perancangan Furniture ... 85

4.3.7 Perancangan Elemen Interior ... 90

4.3.8 Perspektif ... 93

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Museum Perjuangan Rakyat Macedonia ... 4

Gambar 1.2 Museum Perjuangan Rakyat Polandia ... 5

Gambar 1.3 Skema Pemikiran ... 6

Gambar 2.1 Skema Organisasi Pengelola Museum ... 25

Gambar 2.2 Magnetic Montact Switch ... 28

Gambar 2.3 Metal Foil Tape ... 28

Gambar 2.4 Built In Wires ... 29

Gambar 2.5 Glass Breaking Sensor ... 29

Gambar 2.6 Photo Electronic Eyes ... 29

Gambar 2.7 Vibration Detector ... 30

Gambar 2.8 Inertial Radar System ... 30

Gambar 2.9 Inertial Radar System ... 30

Gambar 2.10 Pressure Sensitive Underground Cable ... 31

Gambar 2.11 Magnetic Induction Systems ... 31

Gambar 2.12 Acces Control by Remote Door Control... 31

Gambar 2.13 Surveillance Systems ... 32

Gambar 2.14 Microwave Detector ... 32

Gambar 2.15 Control Mats... 32

Gambar 2.16 Passive Infra-red ... 33

Gambar 2.17 Thermal Detector ... 33

Gambar 2.18 Smoke Detector ... 34

Gambar 2.19 Sprinkle System ... 34

Gambar 2.20 Gas System ... 34

Gambar 2.21 Portable Fire Extinguisher ... 35

Gambar 3.1 Museum Geologi ... 38

Gambar 3.2 Koridor, Lift buat orang cacat,dan Ruang Pamer Purba ... 39

Gambar 3.3 Ruang Pamer Fosil ... 39

Gambar 3.4 Ruang Pamer Benda Geologi ... 40


(5)

vii

Gambar 3.6 Permainan Tanya Jawab ... 56

Gambar 3.7 Diorama ... 56

Gambar 3.8 Replika ... 57

Gambar 3.9 Dinding Sejarah ... 58

Gambar 3.10 Maket ... 58

Gambar 3.11 Ruang Periode ... 59

Gambar 3.12 Talking Head ... 59

Gambar 3.13 Alur 1 ... 61

Gambar 3.14 Alur 2 ... 61

Gambar 3.15 Membaca Display ... 62

Gambar 3.16 Skema Organisasi Pengelola Museum... 68

Gambar 3.17 Denah Museum Geologi ... 72

Gambar 4.1 Matrik Kedekatan Ruang ... 78

Gambar 4.2 Buble Diagram ... 78

Gambar 4.3 Flow Pengunjung ... 79

Gambar 4.4 Organisasi Ruang ... 80

Gambar 4.5 Potongan Khusus 1A ... 81

Gambar 4.6 Potongan Khusus 1B ... 82

Gambar 4.7 Denah Pola Lantai Lt.1 ... 83

Gambar 4.8 Denah Pola Lantai Lt.2 ... 83

Gambar 4.9 Denah Plafon Lt.1 ... 84

Gambar 4.10 Denah Plafon Lt.2 ... 84

Gambar 4.11 Furniture 1 ... 85

Gambar 4.12 Perspektif Furniture 1 ... 85

Gambar 4.13 Furniture 2 ... 86

Gambar 4.14 Perpektif Furniture 2 ... 86

Gambar 4.15 Furniture 3 ... 87

Gambar 4.16 Perspektif Furniture 3 ... 87

Gambar 4.17 Furniture 4 ... 88

Gambar 4.18 Perspektif Furniture 4 ... 88

Gambar 4.19 Furniture 5 ... 89


(6)

Gambar 4.21 Detail Drop Ceiling ... 90

Gambar 4.22 Detail AC ... 91

Gambar 4.23 Wall Treatmenti ... 92

Gambar 4.24 Isometri ... 92

Gambar 4.25 Lobby ... 93

Gambar 4.26 Ruang Pamer 1 ... 93

Gambar 4.27 Ruang Pamer 2A ... 94

Gambar 4.28 Ruang Pamer 2B ... 94

Gambar 4.29 Ruang Pamer 3A ... 95

Gambar 4.30 Ruang Pamer 3B ... 95

Gambar 4.31 Ruang Pamer 4 ... 96


(7)

ix

DAFTAR TABEL


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Propinsi Jawa Barat yang beribukota Bandung merupakan salah satu propinsi yang berada dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perjalanan sejarahnya, tidak kecil andil atau sumbangannya terhadap negara RI, meski tidak harus mengabaikan sumbangannya terhadap negara RI, meski tidak harus mengabaikan propinsi lain. Oleh sebab itu, tidak berlebihan kiranya apabila Bandung banyak menyandang berbagai predikat, baik itu sebagai kota budaya, sekaligus merupakan tujuan wisata sesudah Bali. Bandung juga berpredikat sebagai kota Paris Van Java dan kota perjuangan,karena peranannya dalam perjuangan merintis, mencapai dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Peristiwa-peristiwa besar pernah terjadi di kota Bandung, melalui latar belakang sejarah tersebut maka Bandung memiliki tempat-tempat bersejarah maupun monumen-monumen yang sampai sekarang masih dirawat dan dijaga kelestariaanya.

Sebagaimana pesan yang diamanatkan oleh Presiden RI pertama kita, Ir. Soekarno, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Beliau mengajak kita semua untuk selalu mengigat, mengenang, memahami, dan akhirnya mengambil makna


(9)

2

dari peristiwa sejarah. Dari sejarah pula diharapkan dapat diambil materi pembelajaran yang bermanfaat di waktu-waktu yang akan datang.

Sejarah berjalan dalam tiga dimensi waktu, sekarang (present), lampau (past),

dan yang akan datang (future). Ketiganya mempunyai hubungan sebab akibat

(causalitas) yang erat satu sama lain. Masa sekarang adalah prosuk (dampak) dari peristiwa masa lampau, dan masa sekarang akan memproduksi (memberi dampak) pada peristiwa yang akan datang. Pola peristiwa yang terjadi merupakan kecenderungan umum yang dapat digunakan untuk membuat proyeksi terhadap masa yang akan datang.

Sejarah, bagi generasi muda sangatlah penting. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, serta perjuangan para pendahulu dan pendiri negara akan menjadi referensi bagi generasi muda dalam menyikapi masa depan bangsa. Mengambil makna dari peristiwa masa lampau berarti telah peduli dengan masa depan. Cicero, seorang sejarahwan dunia menyatakan bahwa, ‘Orang yang tidak mengetahui peristiwa sebelum dia dilahirkan, maka seterusnya akan tetap menjadi kanak-kanak’. Dalam pernyataan ini dapat diartikan bahwa sejarah akan

membuat orang lebih dewasa dan bijaksana dalam bertindak (History make man

wise)

Pada saat ini bangsa Indonesia berada pada masa transisi yang setiap saat dapat merubah segala sesuatunya. Transisi yang diawali dengan adanya krisis multi dimensi disebabkan oleh hilangnya jati diri bangsa dan identitas nasional. Oleh karena itu dalam kondisi demikian diperlukan adanya media yang dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mengadakan intropeksi dan retropeksi terhadap jati diri dan identitas bangsa Indonesia agar tidak terjerumus kedalam kesalahan yang pernah diperbuat oleh bangsa.

Dengan demikian, terkait dengan uraian diatas serta arti penting bagi museum dengan berbagai kegiatannya, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda dapat memanfaatkan museum secara proporsional. Museum dibangun bukan


(10)

untuk siapa-siapa, melainkan untuk masyarakat dalam melayani perkembangannya guna memperkokoh jati diri bangsa.

Jati diri bangsa adalah sangat penting dalam masyarakat pendukung sebuah bangsa, demikian pula negara RI tercinta ini. Jati diri bangsa harus senang tiasa ditanamkan pada generasi muda sedini mungkin. Banyak media untuk itu, salah satunya adalah Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat sebagai salah satu aset wisata sejarah nasional. Ibarat bangunan, penenaman jati diri bangsa adalah merupakan ponadsi yang harus diramu sedemikian rupa sehingga diharapkan struktur bangunan yang berada di atasnya tahan terhadap segala goncangan dan mampu berdiri kokoh sepanjang masa. Demikian juga berkaakter paham sejarah sehingga lebih bijaksana, cerdas, dan taqwa.

Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat merupakan salah satudari sekian banyak bangunan bersejarah di kota bandung yang mempunyai arti penting dalam sejarah Indonesia pada umumnya dan rakyat Jawa Barat pada khususnya. Aspek historis ayng terkandung didalammnya sudah selayaknya menjadi perhatian generasi muda. Permasyarakatan sejarah perjuangan bangsa terhadap generasi muda sangat diperlukan karena generasi muda adalah harapan bangsa, penerus estafet perjuangan bangsa. Kesadaran sejarah perlu ditanamkan sejak dini karena nilai-nilai luhur yang tersirat didalammya akan mempertebal jati diri generasi penerus bangsa. Melalui pendidikan sejarah kita akan mampu melihat kekurangan dan keberhasilan masa lalu untuk dijadikan pelajaran pada masa sekarang dan yang akan datang.

Nilai-nilai luhur kesejarahan yang banyak tersimpan dalam museum memberi manfaat edukatif, inovatif, rekreatif, dan imajinatif. Belajar sejarah melalui koleksi museum akan dapat membangkitkan jiwa patriotisme dam mengembangkan semangat nasionalisme. Kesediaan diri mempelajari sejarah abngsa mempunyai atri penting dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebuah bangsa yang ingin maju, terlebih dahulu harus mempelajari dan memahami pertumbuhan dan perkembangan sejarah bangsanya.


(11)

4

Secara umum apresiasi masyarakat tehadap museum sampai sekarang ini masih sangat kurang. Museum masih dianggap sebagai tempat penyimpanan barang-barang kuno yang tidak memiliki nilai bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Padahal jika dicermati secara mendalam, nuseum merupakan sumber informasi sejarah. Melalui museum tersirat pelajaran tentang nilai-nilai budaya, sejarah serta pengetahuan lain yang sangat berguna bagi perkembangan ilmu.

Museum perjuangan rakyat Jawa Barat merupakan wadah untuk menyelamatkan dan memelihara warisan sejarah budaya, juga merupakan suatu badan tetap yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk mengumpulkan, merawat, meneliti, memamerkan, dan menerbitkan hasil-hasil sejarah perjuangan yang penting bagi kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Gambar 1.1 Museum Perjuangan Rakyat Macedonia Sumber : http://www.macedonian-heritage.gr

Di tengah maraknya perancangan interior museum yang beragam, diharapkan perancangan interior museum harus dapat memberikan suasana yang dapat menggugah empati orang dan perenungan atas peristiwa masa lalu, seolah-olah mereka berada pada masa perjuangan. Maka dari itu museum bisa memfasilitasi setiap keinginan dan kebutuhan pengunjung yang ada tanpa mengurangi arti dan makna yang sebenarnya dari museum tersebut.


(12)

Gambar 1.2 Museum Perjuangan Rakyat Polandia Sumber : http://www.travbuddy.com

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan membatasi rumusan masalah yang ada sebagai berikut :

a. Bagaimana penerapan konsep yang sesuai pada desain interior Museum

Perjuangan Rakat Jawa Barat ?

b. Bagaimana program ruang pada desain interior ruang yang ada di dalam

sebuah museum sehingga tercipta keselarasan dengan konsep.

c. Bagaimana system display dan pencitraan di dalam museum untuk

menciptakan suasana yang menggugah empati pengunjung?

1.3Batasan masalah

Pembahasan ini dibatasi pada masalah teknis perancangan dari disiplin desain interior. Sedangkan hal-hal yang menyangkut bidang manajemen non teknis lainnya hanya dibahas secara global saja.

Hal-hal yang juga mempengaruhi faktor-faktor perencanaan ini dibatasi, dipertimbangkan dan diasumsikan. Salah satunya adalah adanya kepentingan dari organisasi Bandung Heritage yang berkepentingan untuk menjaga dan melestarikan bangunan-bangunan lama di kota Bandung yang memiliki nilai sejarah arsitektural, yang juga tertuang pada desain elemen-elemen interior bangunan Museum Geologi.


(13)

6

Pada tahap program perencanaan akan dibahas secara umum adalah mengenai interior museum perjuangan rakyat Jawa Barat. Desain interior tidak termasuk pengerjaan desain grafis (logo museum perjuangan rakyat Jawa Barat).

1.4Tujuan Perancangan

- Perancangan museum dengan menerapan konsep yang sesuai pada desain

interior Museum Perjuangan Rakat Jawa Barat.

- Perancangan program ruang (denah ruangan, sirkulasi dan interior ruang

pamer pada umumnya).

- Mendesain system display dan pencitraan bersejarah yang ada di dalam

museum yang dapat menggugah empati pengunjung.

1.5Skema Pemikiran

Gambar 1.3 Skema Pemikiran Sumber : Dokumentasi Penulis

Tin jauan Umu m M u seu m

Tin jauan Um u m Sejarah Per juan gan

Tin jau an Khu su s M u seu m Perjuan ga Rakyat Jawa BArat

Analisa M a salah

Lokasi Denah Pemakai Benda Pamer Ut ilit as

Progr am Dasar Perencanaan dan Perancangan Int erior M useum Perjuangan Rakyat Jawa BAr at


(14)

1.6Manfaat Perancangan

Penulisan laporan pengantar Tugas Akhir ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi:

1. Pemerintah Daerah Jawa Barat

Laporan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mendesain museum perjuangan rakyat jawa Barat yang mempunyai nilai sejarah yang tidak terlupakan sepanjang sejarah khususnya rakyat Jawa . 2. Jurusan Desain Interior

Laporan ini dapat dijadikan masukan pengetahuan dengan tujuan perkembangan serta kemajuan dalam desain, khususnya desain interior.

3. Pembaca

Laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan ilmu dalam dunia kerja nyata, serta dapat memahami serta mengaplikasikan dengan baik teori yang didapat dengan keadaan di lapangan.

4. Penulis

Laporan ini dapat menjadi acuan pola pikir penulis agar semakin baik di kemudian hari dalam proses perancangan desain serta memperluas dan memperbaiki pemahaman terhadap desain.

1.7Sumber Data Dan Teknik Perancangan

Adapun data – data yang diperoleh dalam mengerjakan Laporan Pengantar TA (Tugas akhir) ini, antara lain berupa data – data primer dan data – data sekunder.

1. Data Primer :

- Yaitu data utama yang diperoleh dari studi lapangan yang

dilaksanakan oleh penulis, yang bersumber dari objek yang akan dirancang, yaitu observasi, wawancara.

2. Data Sekunder :

- Yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan, yaitu elalui buku –


(15)

8

internet dengan situs yang berhubungan dengan desain yang penulis perlukan.

Tahap yang ada di dalam Penulisan Laporan TA (Tugas Akhir) ini adalah :

1. Studi Literatur :

Analisa sumber data yang diperoleh dari buku, majalah, artikel, internet, dan media elektronik lainnya.

2. Studi Lapangan :

Mencatat informasi dari hasil survey langsung ke tempat di mana penulis akan membuat projek perancangan, serta pergi ketempat – tempat yang memiliki hubungan dengan projek yang akan dan sedang dilaksanakan.

3. Wawancara :

Melakukan Tanya jawab secara langsung dengan orang – orang yang akan berkompeten dibidangnya, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh penulis di dalam merancang interior museum perjuangan rakat Jawa Barat yang berada di Jalan Diponegoro No 57 Bandung Indonesia 40122. Yang pasti, apa yang disampaikan akan selalu berhubungan erat dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya termasuk di dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

4. Pengolahan Data :

Pemilihan data yang sesuai dengan topic bahasan yang akan dibahas dan dikerjakan.

5. Evaluasi :

Menganalisis hasil kerja projek perancangan interior museum perjuangan rakat Jawa Barat ini dengan menyesuaikan terhadap tema dan konsep yang disertai batasan – batasan yang telah ditentukan, dengan selalu tetap memperhatikan dan mengkomparasikan kondisi yang ada sejak saat survey di lapangan dengan yang sudah ada di dalam buku referensi.

1.8Sistematika Penulisan

Laporan Pengantar TA (Tugas Akhir) ini, dengan judul “Perancangan Interior Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Jalan Diponegoro No 57 Bandung


(16)

Indonesia 40122” dengan memakai Tema “Pahlawan” dan Konsep “High Tech High Touch” ini, meliputi hal – hal sebagai berikut :

- Pada Bab 1, penulis menjabarkan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sumber data, metode dan teknik yang digunakan, serta sistematika penulisan laporannya di dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

- Pada Bab 2, penulis menjabarkan mengenai tinjauan umum museum,

fungsi dan kegiatan museum, klasifikasi museum, klasifikasi benda koleksi museum, program kegiatan museum, persyaratan sebuah museum, materi koleksi, pengamanan museum, program kebutuhan ruang, dana dan pembiayaan.

- Pada Bab 3, penulis menjabarkan mengenai deskripsi perancangan

interior museum perjuangan rakyat Jawa barat secara lengkap.

- Pada Bab 4, penulis akan menjelaskan tentang keputusan desain,

penerapan konsep, gambar kerja dan gambar presentasi.

- Pada Bab 5, penulis mencantumkan tulisan berupa simpulan dan saran

yang diambil selama proses Tugas Akhir dilaksanakan hingga selesainya laporan pengantar Tugas akhir ini dan hasil karya perancangan.


(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Penerapan konsep “High Tech High Touch” sesuai pada desain interior Museum

Perjuangan Rakat Jawa Barat yang terwudud dalam desain berupa : 1. Menghormati bangunan bersejarah.

Dengan memasukkan bentuk art deco pada desain ruang, seperti

bentuk pilar pada ruang pamer, pola lantai, dan motif art deco pada minirama dan show case.

2. Time line sejarah yang sesuai

Penulis membagi menjadi ruang pamer menjadi 3 time line :

1. Perjuangan masa lalu (sebelum kemerdekaan (1628-1933))

2. Perjuangan masa kini (setelah kemerdekaan (1945-1976)

3. Perjuangan masa yang akan datang (setelah kemerdekaan

samapai saat ini (1977-sekarang)) 3. Sirkulasi yang saling berkaitan.


(18)

Pengunjung bebas menuju ruang pamer yang satu ke yang lain seperti ruang pamer perjuangan masa lalu, masa kina maupun masa yang akan datang.

4. Sistem display yang dapat menggugah empati.

Isi display minirama yang memberikan gambaran peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dalam sejarah, sehingga pengunjung ada rasa penghormatan terhadap para pejuang-pejuang.

5.2 SARAN

Masyarakat saat ini banyak yang kurang menghargai sejarah sehingga timbul melupakan perjuangan para pahlawan, padahal beberapa dari peristiwa itu merupakan hasil yang kita syukuri sampai saat ini. Perancangan Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat adalah salah satu cara agar kita dapat Menghargai perjuangan

masa lalu. Penerapan konsep “High Tech High Touch” adalah salah satu wujud

penghargaan terhadap sejarah. Dalam perancangan interior Museum Perjuangan Rakyat harus dapat menciptakan suasana yang dapat menggugah empati pengunjung dan memberikan fasilitas-fasilitas yang menunjang display artefak-artefak bersejarah.


(19)

99

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Tage Hayer. Museums and Education, Danish-ICOM/CECA, Denmark, 1982.

Hudson, Kenneth, Museums for The 1980’s : A Survey of World Trends, The Macmillans Press Ltd., London, 1997.

Kunto, Haryoto. Semerbak Bunga di Bandung Raya, PT Granesia, Bandung, 1986. Kunto, Haryoto. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe, PT Granesia, Bandung, 1984. Pedoman Pembakuan Museum Tingkat Propinsi, Proyek Pengembangan

Permuseuman Jakarta, 1979/1989.

Sutaarga, Moh, Amir, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, Proyek Peningkatan dan Pengembangan Permuseuman Jakarta, Jakarta, 1979.

Udansyah, Drs, Dadang, Pedoman tata Pameran di Museum, Proyek peningkatan dan Pengembangan Permuseuman Jakarta, Jakarta, 1978/1979.

Sutaarga, Moh, Amir, Museografi dan Museologi; Capita Selecta, 1969, Direktorat Museum, Ditjen. Kebudayaan Departemen P & K, Jakarta.

Yuwono, Martono; Pemugaran Bangunan Bersejarah dan Fungsionalisasinya Sebagai Museum, Ditjen. Kebudayaan, Departemen P & K, Jakarta.

Tedjo, Drs, Susilo, Lukman Purakusumah, 1992/1993. Pedoman Pendirian Museum, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Sutaarga, Moh, Amir, Persoalan Museum di Indonesia, Ditjen. Kebudayaan, Departemen P & K, Jakarta, 1971.

Hutomo, Prioyulianto, Museum dan Pendidikan, Direktorat Museum, Jakarta, 2008. Yogasara, A.A.; Museum Perjuangan Jawa Barat di Bandung, Ujian Sarjana, Sem.

X, 1979, Universitas Khatolik Parahiangan Fakultas Teknik bagian Arsitektur.

Lumaksono; Museum Sejarah Kota Bandung, Laporan Perancangan Tugas Akhir, Sem. 11, 1988/1989, Institut Teknologi Bandung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.


(20)

Ekawati, Dewi. A.; Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Bandung; Laporan Lengkap Perencanaan dan Perancangan, Sem. 11, 1980/1981, Institut Teknologi Bandung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Asmara, Alia, Lesmana; Museum Geologi, Laporan Tugas Akhir, Institut Teknologi Bandung Fakultas Seni Rupa dan Desain, 2000.

Survey Langsung ke lokasi

Wawancara sama Bapak Tetep (Kepala Bagian Tata Usaha Museum Geologi Bandung)


(1)

8

internet dengan situs yang berhubungan dengan desain yang penulis perlukan.

Tahap yang ada di dalam Penulisan Laporan TA (Tugas Akhir) ini adalah : 1. Studi Literatur :

Analisa sumber data yang diperoleh dari buku, majalah, artikel, internet, dan media elektronik lainnya.

2. Studi Lapangan :

Mencatat informasi dari hasil survey langsung ke tempat di mana penulis akan membuat projek perancangan, serta pergi ketempat – tempat yang memiliki hubungan dengan projek yang akan dan sedang dilaksanakan. 3. Wawancara :

Melakukan Tanya jawab secara langsung dengan orang – orang yang akan berkompeten dibidangnya, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh penulis di dalam merancang interior museum perjuangan rakat Jawa Barat yang berada di Jalan Diponegoro No 57 Bandung Indonesia 40122. Yang pasti, apa yang disampaikan akan selalu berhubungan erat dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya termasuk di dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

4. Pengolahan Data :

Pemilihan data yang sesuai dengan topic bahasan yang akan dibahas dan dikerjakan.

5. Evaluasi :

Menganalisis hasil kerja projek perancangan interior museum perjuangan rakat Jawa Barat ini dengan menyesuaikan terhadap tema dan konsep yang disertai batasan – batasan yang telah ditentukan, dengan selalu tetap memperhatikan dan mengkomparasikan kondisi yang ada sejak saat survey di lapangan dengan yang sudah ada di dalam buku referensi.

1.8Sistematika Penulisan

Laporan Pengantar TA (Tugas Akhir) ini, dengan judul “Perancangan Interior Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Jalan Diponegoro No 57 Bandung


(2)

Indonesia 40122” dengan memakai Tema “Pahlawan” dan Konsep “High Tech High Touch” ini, meliputi hal – hal sebagai berikut :

- Pada Bab 1, penulis menjabarkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sumber data, metode dan teknik yang digunakan, serta sistematika penulisan laporannya di dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

- Pada Bab 2, penulis menjabarkan mengenai tinjauan umum museum, fungsi dan kegiatan museum, klasifikasi museum, klasifikasi benda koleksi museum, program kegiatan museum, persyaratan sebuah museum, materi koleksi, pengamanan museum, program kebutuhan ruang, dana dan pembiayaan.

- Pada Bab 3, penulis menjabarkan mengenai deskripsi perancangan interior museum perjuangan rakyat Jawa barat secara lengkap.

- Pada Bab 4, penulis akan menjelaskan tentang keputusan desain, penerapan konsep, gambar kerja dan gambar presentasi.

- Pada Bab 5, penulis mencantumkan tulisan berupa simpulan dan saran yang diambil selama proses Tugas Akhir dilaksanakan hingga selesainya laporan pengantar Tugas akhir ini dan hasil karya perancangan.


(3)

97

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Penerapan konsep “High Tech High Touch” sesuai pada desain interior Museum Perjuangan Rakat Jawa Barat yang terwudud dalam desain berupa :

1. Menghormati bangunan bersejarah.

Dengan memasukkan bentuk art deco pada desain ruang, seperti bentuk pilar pada ruang pamer, pola lantai, dan motif art deco pada minirama dan show case.

2. Time line sejarah yang sesuai

Penulis membagi menjadi ruang pamer menjadi 3 time line : 1. Perjuangan masa lalu (sebelum kemerdekaan (1628-1933)) 2. Perjuangan masa kini (setelah kemerdekaan (1945-1976)

3. Perjuangan masa yang akan datang (setelah kemerdekaan samapai saat ini (1977-sekarang))


(4)

Pengunjung bebas menuju ruang pamer yang satu ke yang lain seperti ruang pamer perjuangan masa lalu, masa kina maupun masa yang akan datang.

4. Sistem display yang dapat menggugah empati.

Isi display minirama yang memberikan gambaran peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dalam sejarah, sehingga pengunjung ada rasa penghormatan terhadap para pejuang-pejuang.

5.2 SARAN

Masyarakat saat ini banyak yang kurang menghargai sejarah sehingga timbul melupakan perjuangan para pahlawan, padahal beberapa dari peristiwa itu merupakan hasil yang kita syukuri sampai saat ini. Perancangan Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat adalah salah satu cara agar kita dapat Menghargai perjuangan masa lalu. Penerapan konsep “High Tech High Touch” adalah salah satu wujud penghargaan terhadap sejarah. Dalam perancangan interior Museum Perjuangan Rakyat harus dapat menciptakan suasana yang dapat menggugah empati pengunjung dan memberikan fasilitas-fasilitas yang menunjang display artefak-artefak bersejarah.


(5)

99

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Tage Hayer. Museums and Education, Danish-ICOM/CECA, Denmark, 1982.

Hudson, Kenneth, Museums for The 1980’s : A Survey of World Trends, The Macmillans Press Ltd., London, 1997.

Kunto, Haryoto. Semerbak Bunga di Bandung Raya, PT Granesia, Bandung, 1986. Kunto, Haryoto. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe, PT Granesia, Bandung, 1984. Pedoman Pembakuan Museum Tingkat Propinsi, Proyek Pengembangan

Permuseuman Jakarta, 1979/1989.

Sutaarga, Moh, Amir, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, Proyek Peningkatan dan Pengembangan Permuseuman Jakarta, Jakarta, 1979.

Udansyah, Drs, Dadang, Pedoman tata Pameran di Museum, Proyek peningkatan dan Pengembangan Permuseuman Jakarta, Jakarta, 1978/1979.

Sutaarga, Moh, Amir, Museografi dan Museologi; Capita Selecta, 1969, Direktorat Museum, Ditjen. Kebudayaan Departemen P & K, Jakarta.

Yuwono, Martono; Pemugaran Bangunan Bersejarah dan Fungsionalisasinya Sebagai Museum, Ditjen. Kebudayaan, Departemen P & K, Jakarta.

Tedjo, Drs, Susilo, Lukman Purakusumah, 1992/1993. Pedoman Pendirian Museum, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Sutaarga, Moh, Amir, Persoalan Museum di Indonesia, Ditjen. Kebudayaan, Departemen P & K, Jakarta, 1971.

Hutomo, Prioyulianto, Museum dan Pendidikan, Direktorat Museum, Jakarta, 2008. Yogasara, A.A.; Museum Perjuangan Jawa Barat di Bandung, Ujian Sarjana, Sem.

X, 1979, Universitas Khatolik Parahiangan Fakultas Teknik bagian Arsitektur.

Lumaksono; Museum Sejarah Kota Bandung, Laporan Perancangan Tugas Akhir, Sem. 11, 1988/1989, Institut Teknologi Bandung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.


(6)

Ekawati, Dewi. A.; Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Bandung; Laporan Lengkap Perencanaan dan Perancangan, Sem. 11, 1980/1981, Institut Teknologi Bandung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Asmara, Alia, Lesmana; Museum Geologi, Laporan Tugas Akhir, Institut Teknologi Bandung Fakultas Seni Rupa dan Desain, 2000.

Survey Langsung ke lokasi

Wawancara sama Bapak Tetep (Kepala Bagian Tata Usaha Museum Geologi Bandung)