PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAM PILAN PROSES MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG.

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI METODE PENEMUAN

TERBIMBING DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DITINJAU

DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh : AHMAD SYARIF

A 410 060 187

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang oleh manusia dengan tujuan tertentu. Dengan pendidikan seseorang akan mendapatkan berbagai macam ilmu baik ilmu pengetahuan maupun ilmu teknologi. Tanpa sebuah pendidikan seseorang tidak akan pernah tahu tentang perkembangan dunia luar bahkan tidak bisa bersaing di dunia luar. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya bahwa ilmu tidak akan pernah habis digunakan akan tetapi akan semakin berkembang jika digunakan. Pendidikan berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan keberhasilan pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan, yaitu guru. Peranan guru dalam proses belajar mengajar yang paling penting adalah menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Sedangkan di sekolah-sekolah interaksi antara guru dan siswa tersebut masih berat sebelah yaitu masih berpusat pada guru. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka guru harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum guru menyampaikan pelajaran yaitu pendekatan, strategi, teknik dan prosedur. Guna menunjang kegiatan tersebut, proses belajar mengajar hendaknya dapat


(3)

menekankan pada berbagai kegiatan dan tindakan dengan menggunakan pendekatan dan metode tertentu yang dapat mengembangkan keaktifan belajar baik guru maupun siswa.

Pendekatan pada proses belajar-mengajar pada dasarnya adalah melakukan proses belajar yang menekankan pada proses untuk memperoleh pengetahuan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan proses belajar-mengajar yang kreatif, untuk meningkatkan penalaran dan prakarsa adalah pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang sesuai dengan karakteristik Matematika.

Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar Matematika.

Alasan pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Jika guru masih bersikap “mau mengajarkan” semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu, sudah jelas target itu tak akan tercapai.

Alasan kedua, para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret, contoh-contoh yang wajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktikan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata. Karena itu, anak akan


(4)

belajar dengan cara yang paling baik jika prakarsannya ditampung dalam kegiatan belajar mengajar. Jean Peaget mengatakan : “………mengetahui suatu obyek tak lain dari memperlakukanya “. Intisari atau esensi pengetahuan adalah kegiatan, aktivitas baik fisik maupun mental.

Alasan ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru, yang pada prinsipnya mengandung kebenaran relatif. Semua konsep yang ditemukan melalui penyelidikan ilmiah masih tetap terbuka untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan diperbaiki. Jika hendak menanamkan sikap ilmiah demikian dalam diri anak maka cara menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kedalam otak anak tidaklah sesuai dengan maksud pendidikan. Anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan kata lain, anak perlu dibina berpikir dan bertindak secara kreatif. Yang terpenting bukanlah

menjejalkan “ ikan” kepada anak untuk dimakan sebanyak-banyaknya,

melainkan bagaimana memberikan “kail” kepada anak untuk dapat memancing sendiri.

Alasan keempat, dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam anak didik. Konsep di satu pihak serta sikap dan nilai di lain pihak harus disatukaitkan. Jika ditekankan pengkembangan konsep tanpa


(5)

memadukan dengan pengembangan sikap dan nilai, akibatnya adalah intelektualisme yang “gersang” tanpa humanisme. Bukan hanya tidak mampu menghasilkan ilmuwan, tetapi juga tidak mampu membekali lulusan dengan sikap-sikap yang manusiawi. Tujuannya adalah insan pemikir sekaligus insan yang manusiawi menyatu dalam satu pribadi yang selaras, serasi, dan seimbang. Karena itu, pengembangan keterampilan memproseskan perolehan akan berperan sebagai sarana untuk mengkaitkan antara pengembangan konsep dan pengembangan sikap dan nilai.

Seorang guru harus dapat memilih pendekatan dan metode mengajar yang tepat karena ketidaksesuaian dalam penentuan pendekatan dan metode mengajar yang tepat akan membuat siswa tidak tertarik terhadap materi yang diberikan oleh guru. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya minat belajar siswa. Metode mengajar yang biasanya digunakan yang sesuai dengan pendekatan keterampilan proses adalah metode penemuan terbimbing. Dengan metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi di mana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek. Perlu diingat bahwa memang model ini memerlukan waktu yang relative banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dcapai tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Metode mengajar yang mendekati dengan penemuan terbimbing yang biasa digunakan yaitu metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan persoalan untuk dipecahkan oleh siswa dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.


(6)

Pokok bahasan Logika Matematika merupakan materi matematika yang penyampaiannya tidak cukup hanya menjelaskan dengan lisan. Agar konsep yang diterima lebih dikuasai oleh siswa, maka perlu dipikirkan pendekatan dan metode mengajar yang tepat. Berdasarkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, pembelajaran Matematika dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode penemuan terbimbing dan metode pemecahan masalah memungkinkan untuk meningkatkan minat belajar siswa, sehingga akan memberikan hasil yang optimal dalam mempelajari konsep Logika Matematika selanjutnya.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis mengadakan penelitian dengah judul, ” Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Melalui Metode Penemuan Terbimbing dan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Kognitf Ditinjau Dari Kemempuan Awal Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Hasil proses belajar sangat dipengaruhi oleh metode mengajar yang

digunakan.

2. Guru dan siswa memegang peranan penting dalam proses pembelajaran di sekolah.


(7)

3. Siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar mempunyai kemampuan kognitif berbeda.

4. Dalam pemilihan metode mengajar yang tepat perlu memperhatikan tujuan yang akan dicapai, pokok bahasan (materi) yang akan disampaikan, waktu dan sarana yang tersedia.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, adanya keterbatasan waktu, kemampuan, sarana dan prasarana yang tersedia, dan agar penelitian terarah, maka penulis membatasi masalah pada pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran dan metode mengajar terhadap kemampuan kognitif siswa. Adapun pembatasan masalah yaitu:

1. Pendekatan belajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan Ketrampilan Proses.

2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan keterampilan proses dengan metode mengajar adalah metode penemuan terbimbing dan metode pemecahan masalah.

3. Indikator keberhasilan siswa dalam mempelajari Matematika dilihat dari peningkatan kemampuan kognitif siswa.

4. Pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Logika Matematika


(8)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran Matematika dengan pendekatan keterampilan proses melalui penemuan terbimbing dan metode pemecahan masalah terhadap kemampuan kognitif siswa.

2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah terhadap kemampuan kognitif siswa. 3. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan

kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif siswa.

E. Tujuan Penelitian

Setelah mengetahui perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran Matematika dengan pendekatan keterampilan proses melalui penemuan terbimbing dan metode pemecahan masalah terhadap kemampuan kognitif siswa.

2. Mengetahui perbedaan pengaruh kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah terhadap kemampuan kognitif siswa.

3. Mengetahui interaksi antara penggunaan pendekatan ketrampilan proses dan kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif siswa.


(9)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi bagi pelaku pendidikan tentang prestasi siswa bila diberi perlakuan penggunaan pendekatan pembelajaran terhadap kemampuan kognitif siswa.

2. Memberikan wawasan bagi guru dan calon guru dalam menggunakan pendekatan ketrampilan proses dengan metode penemuan terbimbing dan pemecahan masalah agar dapat mencapai hasil yang optimal.

3. Memacu kreativitas guru dan siswa dalam meningkatkan hasil belajar agar tercapai seoptimal mungkin.

4. Meningkatkan interaksi antara guru, siswa, dan sarana pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pengajaran.


(1)

belajar dengan cara yang paling baik jika prakarsannya ditampung dalam kegiatan belajar mengajar. Jean Peaget mengatakan : “………mengetahui suatu obyek tak lain dari memperlakukanya “. Intisari atau esensi pengetahuan adalah kegiatan, aktivitas baik fisik maupun mental.

Alasan ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru, yang pada prinsipnya mengandung kebenaran relatif. Semua konsep yang ditemukan melalui penyelidikan ilmiah masih tetap terbuka untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan diperbaiki. Jika hendak menanamkan sikap ilmiah demikian dalam diri anak maka cara menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kedalam otak anak tidaklah sesuai dengan maksud pendidikan. Anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan kata lain, anak perlu dibina berpikir dan bertindak secara kreatif. Yang terpenting bukanlah menjejalkan “ ikan” kepada anak untuk dimakan sebanyak-banyaknya, melainkan bagaimana memberikan “kail” kepada anak untuk dapat memancing sendiri.

Alasan keempat, dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam anak didik. Konsep di satu pihak serta sikap dan nilai di lain pihak harus disatukaitkan. Jika ditekankan pengkembangan konsep tanpa


(2)

memadukan dengan pengembangan sikap dan nilai, akibatnya adalah intelektualisme yang “gersang” tanpa humanisme. Bukan hanya tidak mampu menghasilkan ilmuwan, tetapi juga tidak mampu membekali lulusan dengan sikap-sikap yang manusiawi. Tujuannya adalah insan pemikir sekaligus insan yang manusiawi menyatu dalam satu pribadi yang selaras, serasi, dan seimbang. Karena itu, pengembangan keterampilan memproseskan perolehan akan berperan sebagai sarana untuk mengkaitkan antara pengembangan konsep dan pengembangan sikap dan nilai.

Seorang guru harus dapat memilih pendekatan dan metode mengajar yang tepat karena ketidaksesuaian dalam penentuan pendekatan dan metode mengajar yang tepat akan membuat siswa tidak tertarik terhadap materi yang diberikan oleh guru. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya minat belajar siswa. Metode mengajar yang biasanya digunakan yang sesuai dengan pendekatan keterampilan proses adalah metode penemuan terbimbing. Dengan metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi di mana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek. Perlu diingat bahwa memang model ini memerlukan waktu yang relative banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dcapai tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Metode mengajar yang mendekati dengan penemuan terbimbing yang biasa digunakan yaitu metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan persoalan untuk dipecahkan oleh siswa dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.


(3)

Pokok bahasan Logika Matematika merupakan materi matematika yang penyampaiannya tidak cukup hanya menjelaskan dengan lisan. Agar konsep yang diterima lebih dikuasai oleh siswa, maka perlu dipikirkan pendekatan dan metode mengajar yang tepat. Berdasarkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, pembelajaran Matematika dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode penemuan terbimbing dan metode pemecahan masalah memungkinkan untuk meningkatkan minat belajar siswa, sehingga akan memberikan hasil yang optimal dalam mempelajari konsep Logika Matematika selanjutnya.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis mengadakan penelitian dengah judul, ” Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Melalui Metode Penemuan Terbimbing dan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Kognitf Ditinjau Dari Kemempuan Awal Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Hasil proses belajar sangat dipengaruhi oleh metode mengajar yang

digunakan.

2. Guru dan siswa memegang peranan penting dalam proses pembelajaran di sekolah.


(4)

3. Siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar mempunyai kemampuan kognitif berbeda.

4. Dalam pemilihan metode mengajar yang tepat perlu memperhatikan tujuan yang akan dicapai, pokok bahasan (materi) yang akan disampaikan, waktu dan sarana yang tersedia.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, adanya keterbatasan waktu, kemampuan, sarana dan prasarana yang tersedia, dan agar penelitian terarah, maka penulis membatasi masalah pada pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran dan metode mengajar terhadap kemampuan kognitif siswa. Adapun pembatasan masalah yaitu:

1. Pendekatan belajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan Ketrampilan Proses.

2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan keterampilan proses dengan metode mengajar adalah metode penemuan terbimbing dan metode pemecahan masalah.

3. Indikator keberhasilan siswa dalam mempelajari Matematika dilihat dari peningkatan kemampuan kognitif siswa.

4. Pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Logika Matematika


(5)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran Matematika dengan pendekatan keterampilan proses melalui penemuan terbimbing dan metode pemecahan masalah terhadap kemampuan kognitif siswa.

2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah terhadap kemampuan kognitif siswa. 3. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan

kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif siswa.

E. Tujuan Penelitian

Setelah mengetahui perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran Matematika dengan pendekatan keterampilan proses melalui penemuan terbimbing dan metode pemecahan masalah terhadap kemampuan kognitif siswa.

2. Mengetahui perbedaan pengaruh kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah terhadap kemampuan kognitif siswa.

3. Mengetahui interaksi antara penggunaan pendekatan ketrampilan proses dan kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif siswa.


(6)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi bagi pelaku pendidikan tentang prestasi siswa bila diberi perlakuan penggunaan pendekatan pembelajaran terhadap kemampuan kognitif siswa.

2. Memberikan wawasan bagi guru dan calon guru dalam menggunakan pendekatan ketrampilan proses dengan metode penemuan terbimbing dan pemecahan masalah agar dapat mencapai hasil yang optimal.

3. Memacu kreativitas guru dan siswa dalam meningkatkan hasil belajar agar tercapai seoptimal mungkin.

4. Meningkatkan interaksi antara guru, siswa, dan sarana pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pengajaran.


Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

IMPLEMENTASI METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA DITINJAU DARI Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Representasi Matematika Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Siswa.

0 2 18

Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Pemecahan Masalah padaPembelajaran Matematika melalui Metode Inquiry Terbimbing Peningkatan Keaktifan Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Melalui Metode Inquiry Terbimbing (Ptk Pada Siswa Kelas

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING.

0 0 43

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA SMA.

1 0 37

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING.

0 0 44

PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DI SMK

0 0 11

Pengaruh Pembelajaran Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMK

0 1 8

PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (DISCOVERY) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA

0 0 15