Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa melalui pendekatan CTL model examples non examples kelas X SMA N 1 Sleman tahun 2012/2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
MELALUI PENDEKATAN CTL MODEL EXAMPLES NON
EXAMPLES KELAS X SMA N 1 SLEMAN
TAHUN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah

Ole h :
Nindha Kurniawan
081314045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
MELALUI PENDEKATAN CTL MODEL EXAMPLES NON
EXAMPLES KELAS X SMA N 1 SLEMAN
TAHUN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah

Ole h :
Nindha Kurniawan
081314045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati , penulis mempersembahkan skripsi ini kepada :
1. Allah

SWT


yang

se l a l u

memberikan

kekuatan,

kesehatan

dan

perlindungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orangtuaku (H. Mukidi dan Ibu martinah) yang telah membesarkan
dan menyayangi aku hingga sekarang, dan saudara-saudaraku tercinta
(Wawan Hidayat dan Hanika Triaryanti) yang selalu mendukungku.
3. Christina Ediati dan teman-teman pendidikan sejarah angkatan 2008 atas
kebersamaan selama perkuliahan.

iv


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Al Insyiroh : 6)

“Sesungguhnya yang baik di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya”
(HR Muslim)
“Belajarlah kamu semua dan bertawadu’lah kamu semua kepada gurumu serta
belaku lembutlah kamu semua pada murid-muridmu” (HR Thabrani)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, penulis :
Nama


: Nindha Kurniawan

NIM

: 081314045

Program Studi

: Pendidikan Sejarah

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi

: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH

SISWA MELALUI PENDEKATAN CTL MODEL EXAMPLES NON
EXAMPLES KELAS X SMA N 1 SLEMAN TAHUN 2012/2013

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Sepanjang pengetahuan
penulis, skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis orang lain, kecuali bagianbagian tertentu yang diambil sebagai acuan dan reverensi dengan mengikuti tata
cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Apabila terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis.

Yogyakarta, 6 Maret 2013
Penulis,

Nindha Kurniawan
NIM : 081314045

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama

: Nindha Kurniawan

Nomor Mahasiswa

: 081314045

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
MELALUI PENDEKATAN CTL MODEL EXAMPLES NON
EXAMPLES KELAS X SMA N 1 SLEMAN TAHUN 2012/2013
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pengakalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.


Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Di buat di Yogyakarta
Pada Tanggal 6 Maret 2013
Yang menyatakan

Nindha Kurniawan

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES KELAS X
SMA N 1 SLEMAN TAHUN 2012/2013
Ole h
Nindha Kurniawan
Universitas Sanata Dharma
2013


Tujuan penelitian ini untuk manjawab permasalahan apakah pendekatan
CTL model Examples non examples dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah
siswa kelas X SMAN 1 Sleman tahun 2012/2013 tentang tradisi sejarah dalam
masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
model penelitian Hopkins dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan (observasi) dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas X4 SMAN 1 Sleman dengan jumlah siswa 32. Obyek penelitian adalah
peningkatan prestasi belajar sejarah siswa melalui pendekatan CTL model
Examples non examples. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
tes tertulis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
deskriptif dan prosentase.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), dapat diketahui bahwa penerapan pendekatan CTL model Examples
non examples kelas X4 SMA N 1 Sleman tentang Tradisi sejarah dalam
masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara dapat meningkatkan
prestasi belajar sejarah siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
70. Hal ini terbukti dari keadaan awal siswa yang mencapai batas tuntas KKM
sebanyak 10 siswa (31,25%) dengan nilai rata-rata sebesar 56, pada siklus I

jumlah siswa yang tuntas KKM mengalami peningkatan sebanyak 18 siswa (56%)
dengan nilai rata-rata 68, dan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas KKM
mengalami peningkatan sebanyak 28 siswa (87,5%) dengan nilai rata-rata 86.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Improving Learning Achievement In History Through CTL Approach With
Example non examples Model Class X SMA N 1 Sleman Year 2012/2013
By
Nindha Kurniawan
Universitas Sanata Dharma
2013

The research aims to answer as to whether CTL approach with Example
non examples model grade X (class X4) SMA N 1 Sleman when learning about
the historical tradition in Indonesian society during the pre historic era and
historic era.

This research used classroom action research based on Hopkins’ research
model with the stages as follow: planning stages, acting stage, observing stage,
and reflecting. The subjects of this study are the 32 students of grade X (class 4)
in SMA N 1 Sleman. The object of this study is the improvement of the students’
learning achievement in history through CTL approach with Examples non
examples model. Observation and written test were used to gather the data. The
data were analyzed by descriptive analysis and percentage.
Based on the analysis of the data, it can be seen that the implementation of
CTL approach with Examples non examples model in class X4 SMAN 1 Sleman
about the tradition historical in Indonesian society in prehistoric era and historic
era has been improved, It can be seen from the students’ completion of the
minimum criteria which is 70. As many as 10 (31,25%) of the students’ can
achieve their KKM before the implanted research with the average score is 56,
this achievement is improved by 18 students (56%) at the first stage with the
average score is 68, and finally 28 students (87,5%) at the second stage of the
research with average score is 86.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, sehingga skripsi yang
berjudul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
MELALUI PENDEKATAN CTL MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES
KELAS X SMA N 1 SLEMAN TAHUN 2012/2013”, ini dapat terselesaikan
sebagai syarat menempuh gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Maka, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Y.R. Subakti, M. Pd. selaku pembimbing I dan Dra. Th. Sumini M. Pd.
selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah dan dosen pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
3. Dra. Hermintarsih selaku Kepala SMA N 1 Sleman, Ibu Suwarni, S. Pd.
selaku guru pembimbing dan siswa kelas X4 yang menjadi obyek penelitian.
4. Kedua orangtua dan saudara tercinta yang telah memberikan dukungan
5. Teman-teman kelompok payung dan pendidikan sejarah khususnya
angkatan 2008 yang telah banyak membantu
6. Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Maka, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 6 Maret 2013
Penulis,

Nindha Kurniawan

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

iv

HALAMAN MOTTO .....................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

...................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................

x

DAFTAR ISI ..................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................

1

B. Pembatasan Masalah ...........................................................................

7

C. Rumusan Masalah ...............................................................................

7

D. Tujuan Penelitian.................................................................................

8

E. Manfaat Penelitian...............................................................................

8

BAB II: KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori

................................................................................ 10

1. Paradigma Konstruktivisme .......................................................... 10
2. Konsep Belajar Sejarah Berbasis Konstruktivisme ........................ 22
3. Prestasi Belajar Sejarah ................................................................. 34
xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Pendekatan CTL dalam Pembelajaran Sejarah ................................. 41
5. Implementasi Model Examples non examples dalam Pembelajaran
Sejarah ................................................................................................ 46
B. Kesimpulan Kajian Teori .................................................................. 53
C. Kerangka berpikir ............................................................................... 54
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 56
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 57
B. Setting Penelitian................................................................................. 58
1. Tempat Penelitian ............................................................................ 58
2. Subyek Penelitian ............................................................................ 58
3. Objek Penelitian .............................................................................. 58
4. Variabel Penelitian ......................................................................... 58
5. Waktu Penelitian ........................................................................... 59
6. Desain Penelitian ............................................................................ 59
C. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 61
1. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 61
2. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 62
D. Teknik Analisis Data .......................................................................... 66
1. Data Kualitatif ................................................................................ 66
2. Data Kuantitatif .............................................................................. 67
D. Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 69
1. Persiapan ........................................................................................ 69
2. Prosedur Penelitian ......................................................................... 70
E. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 74
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 75
1. Kondisi Awal ................................................................................. 75
a. Daftar Nilai Ulangan Siswa ....................................................... 75
xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Siklus I ......................................................................................... 77
a. Perencanaan Tindakan ................................................................ 77
b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I................................................... 78
c. Observasi ................................................................................... 80
1. Partisipasi dalam kelompok ................................................... 80
2. IPKG (Instrumen Penilaian Kemampuan Guru) ..................... 83
3. Nilai Ulangan Siswa siklus I .................................................. 83
4. Nilai Final siklus I .................................................................. 85
5. Refleksi siklus I ...................................................................... 89
3. Siklus II .......................................................................................... 90
a. Perencanaan Tindakan ................................................................ 90
b. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ................................................. 91
c. Observasi ................................................................................... 92
1. Partisipasi dalam kelompok .................................................. 92
2. IPKG (Instrumen Penilaian Kemampuan Guru) .................... 95
3. Nilai Ulangan siswa siklus II.................................................. 95
4. Nilai final siklus II ................................................................. 99
5. Refleksi siklus II .................................................................... 102
B. Komparasi ........................................................................................... 104
1. Prestasi Belajar siswa ...................................................................... 104
2. Pengamatan ................................................................................... 107
C. Pembahasan......................................................................................... 109
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 112
B. Saran ................................................................................................... 112
1. Bagi Sekolah................................................................................... 113
2. Bagi siswa ...................................................................................... 113
3. Bagi Guru ....................................................................................... 113
4. Bagi Peneliti ................................................................................... 114

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 115
LAMPIRAN ................................................................................................... 118

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 :

Analisis pedoman PAP 1

..................................................... 69

Tabel 2 :

Daftar nilai ulangan siswa pada kondisi awal .......................... 76

Tabel 3 :

Pengamatan siswa pada siklus I ................................................ 82

Tabel 4 :

Daftar nilai ulangan siswa siklus I ............................................ 84

Tabel 5 :

Daftar nilai final siklus I ......................................................... 87

Tabel 6 :

Nilai kuantitatif dan nilai kualitatif

Tabel 7 :

Frekuensi nilai ulangan siswa siklus I ..................................... 89

Tabel 8 :

Pengamatan siswa pada siklus II .............................................. 94

Tabel 9 :

Daftar nilai hasil ulangan siswa pada siklus II ........................ 97

Tabel 10 :

Nilai final siklus II ................................................................ 100

Tabel 11 :

Frekuensi nilai ulangan siswa siklus II .................................. 102

Tabel 12 :

Selisih nilai kondisi awal dengan siklus I ............................... 104

Tabel 13 :

Selisih nilai siklus I dengan siklus II ...................................... 106

Tabel 14 :

Selisih nilai pengamatan siklus I dengan siklus II .................. 107

xv

...................................... 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar

I

: Gambar skema kerangka berpikir ......................................... 55

Gambar II

: Desain penelitian/rancangan penelitian ............................... 61

Gambar III : Gambar diagram komparasi .............................................. 109

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Silabus ................................................................................ 119

Lampiran 2

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 125

Lampiran 3

: Kisi-kisi ............................................................................. 139

Lampiran 4

: Soal siklus I ....................................................................... 140

Lampiran 5

: Kunci jawaban siklus I ...................................................... 149

Lampiran 6

: Soal siklus II ...................................................................... 150

Lampiran 7

: Kunci jawaban siklus II ..................................................... 159

Lampiran 8

: Tabel hasil uji coba instrumen siklus I ................................. 160

Lampiran 9

: Tabel hasil uji coba instrument siklus II ............................. 161

Lampiran 10 : IPKG siklus I ..................................................................... 162
Lampiran 11 : IPKG siklus II ..................................................................... 169
Lampiran 12 : Ringkasan materi pengajaran ............................................. 176
Lampiran 13 : Lampiran Foto ..................................................................... 192
Lampiran 14 : Surat keterangan telah melakukan penelitian ...................... 193
Lampiran 15 : Surat perijinan dari BAPPEDA ......................................... 194
Lampiran 16 : Surat perijinan dari Universitas .......................................... 195

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sangat dibutuhkan bagi kemajuan bangsa dan negara. Jika
pendidikan berhasil dilaksanakan akan membawa kemajuan bagi negara
tersebut. Dalam dunia pendidikan, banyak hal yang masih perlu dibenahi
khususnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini sangat tergantung
dari kualitas guru yang bersangkutan di sekolah.
Pembelajaran harus mengacu pada kurikulum sebagai salah satu
rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru
harus mempunyai kreativitas agar dalam mengajar tidak membosankan,
sehingga siswa mampu menangkap pelajaran yang disampaikan guru. Untuk
meningkatkan kemampuan mengajar guru maka perlu pembinaan mulai dari
pola pengajaran, metode, media, dan sebagainya. Hal ini sangat penting
karena untuk menunjang tingkat profesionalitas guru yang notabennya
sebagai tenaga pengajar dan pendidik.
Dalam perkembangannya, profesionalitas yang ditunjukkan oleh guru
menjadi sorotan ketika membahas suatu proses pembelajaran yang inovatif
dan kreatif. Guru seakan-akan kurang begitu menguasai model pembelajaran
inovatif dan kreatif. Khususnya bagi guru-guru tua sehingga berdampak pada
proses belajar mengajar di kelas. Hal ini kurang disadari betul bagi guru,
bahwa model pembelajaran sekarang berbeda dengan model pembelajaran

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

zaman dahulu yang notabennya masih menggunakan model pembelajaran
ceramah dominan, sehingga siswa menjadi bosan dan kurang antusias
terhadap pembelajaran di kelas. Masalah yang sering muncul pada pendidikan
sekarang terletak pada tingkat profesionalitas guru terhadap bidang mata
pelajaran yang digelutinya. Terlebih jika kita tengok ke belakang bahwa
dalam sistem pengajaran sudah terjadi adanya kesalahan, misalnya guru mata
pelajaran PKN tetapi diberi tugas untuk mengajar Sejarah. Hal ini jelas tidak
relevan, karena guru mengajar tidak sesuai dengan bidang yang ditekuninya.
Akibatnya jika siswa yang memperoleh nilai atau hasil yang jelek dari mata
pelajaran tertentu, maka yang dianggap gagal adalah siswa. Jika kita lihat dan
telusuri mungkin saja guru yang bersangkutan yang tidak menguasai materi
pelajaran sehingga berdampak pada hasil yang dicapai oleh siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, siswa kurang begitu
menyadari bahwa pendidikan sangat penting bagi masa depannya. Biasanya
siswa cenderung malas untuk mengikuti pelajaran yang tidak disukai. Dalam
proses pembelajaran, guru harus mampu untuk membangkitkan motivasi dan
semangat belajar siswa agar memperoleh prestasi yang maksimal. Selain itu
guru juga dapat meningkatkan kreatifitasnya dalam mengajar di kelas dengan
metode-metode yang dapat mendorong semangat terciptanya suasana belajar
mengajar yang kondusif di dalam kelas. Hal itu perlu diperhatikan, karena
dengan adanya metode-metode yang tepat membuat siswa menjadi nyaman
dan antusias saat mengikuti pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran antara lain: guru,
murid, media belajar, situasi atau lingkungan proses belajar di kelas, dan
model atau metode pembelajaran. Pada umumnya proses pembelajaran di
kelas terletak hanya pada guru, karena guru menggunakan metode ceramah
yang dominan dan sering kali guru mengalami kesulitan jika harus
menggunakan media pengajaran. Penerapan metode ceramah yang dominan
membuat siswa merasa bosan dan sulit untuk memahami materi
pembelajaran, karena siswa lebih mudah menangkap materi jika disertai
dengan contoh atau gambar yang bisa membuat imajinasi siswa menjadi
berkembang.
Pada intinya pembelajaran yang baik harus melibatkan para siswa dan
guru dalam aktivitas di kelas, karena akan membantu mereka mengaitkan
pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Hal
ini sangat berkaitan, karena pada prinsipnya segala sesuatu yang telah
diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran akan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu solusinya mungkin guru bisa menggunakan
pembelajaran konstektual (CTL, Contextual Teaching and Learning) yang
lebih memberdayakan siswa untuk belajar mandiri dan menghubungkan
materi ajar yang diperoleh di sekolah dengan lingkungan personal dan sosial.1
Dalam proses belajar di kelas guru lebih bisa mengayomi individu dan
meyakini bahwa perbedaan individu dan sosial seyogianya dibermaknakan

1

Elaine B. Johnson. CTL (contextual Teaching and Learning) menjadikan kegiatan belajar- mengajar
mengasyikkan dan bermakna. Bandung: Kaifa. 2010. Hal 20-21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

menjadi mesin penggerak untuk belajar saling menghormati dan membangun
toleransi demi terwujudnya keterampilan interpersonal.2
Contextual teaching and learning adalah suatu bentuk pembelajaran
melalui kegiatan transfer belajar di mana siswa harus tahu makna belajar dan
menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang diperolehnya untuk
memecahkan masalah dalam kehidupannya.3 Guna peningkatan hasil belajar
dan partisipasi aktif siswa di dalam kelas maka diperlukan upaya tindakan
kelas yaitu mengubah strategi pembelajaran dari konvensional ke
pembelajaran aktif dengan Contextual Teaching and Learning dari kegiatan
ini diharapkan siswa akan lebih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar
yang pada akhirnya akan termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Metode CTL yang digunakan adalah Examlpes non Examples
yang artinya memberikan contoh yang bukan contoh, di mana semua siswa
dilibatkan dalam proses belajar sehingga merasa dihargai dan tentunya
kegiatan ini akan menantang para siswa untuk mengekplorasi berbagai
sumber dalam mendalami setiap materi.
Peneliti memutuskan untuk mengambil tempat penelitian di SMA N 1
Sleman. Alasan pengambilan tempat tersebut karena peneliti merasa bahwa
SMA N 1 Sleman tersebut cocok untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.
Terlebih sebelum melaksanaan penelitian, peneliti melakukan observasi di
kelas X4 dan ternyata di SMA tersebut sudah menggunakan teknologi yang
modern untuk menunjang sistem pengajaran di kelas, akan tetapi kemampuan
2
3

Elaine B. Johnson: Ibid, hal 21
Rasunah.. Penelitian tindakan kelas: Jakarta. 2012. hal : 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

guru yang kurang bisa menggunakan media pengajaran yang telah tersedia.
Guru cenderung menggunakan model pengajaran konvensional. Hal itu
mengakibatkan siswa kurang begitu aktif pada saat pembelajaran di kelas.
Dampak dari hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa
yang rendah.
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa hasil ulangan harian
siswa yang mencapai batas tuntas sesuai KKM 70, hanya 10 siswa (31,25%)
dan yang tidak mencapai batas tuntas 22 siswa (68,75%). Peneliti
menganggap prestasi belajar siswa rendah dikarenakan banyak faktor. Salah
satunya penggunaan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya
menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah
dominan dan tidak menggunakan media pembelajaran. Hal itu menyebabkan
siswa menjadi jenuh dan pembelajaran terkesan membosankan. Untuk
mengatasinya

maka

harus

dicari

solusi

bagaimana

caranya

untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu cara yang paling utama yaitu
guru harus merubah model pembelajaran yang tadinya hanya menggunakan
model konvensional atau ceramah dominan diganti dengan pembelajaran
yang inovatif yang lebih menuntut siswa untuk belajar secara aktif di kelas.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa
yang rendah. Peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif
yaitu model Examples non examples yang lebih menggunakan contoh gambar
dalam pembelajaran di kelas, sehingga imajinasi siswa lebih berkembang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

dalam menerima materi pelajaran dan juga akan mengurangi tingkat
kebosanan siswa di kelas. Model pembelajaran ini juga dapat mengaktifkan
siswa, karena dalam pembelajaran siswa akan dibentuk di dalam sebuah
kelompok diskusi kemudian dikasih contoh gambar untuk dipecahkan secara
berkelompok. Hal itu juga berkaitan dengan pendekatan CTL yang lebih
menekankan siswa untuk aktif terlibat langsung dalam pembelajaran. Selain
itu CTL juga menekankan pengetahuan yang dipelajarinya untuk kemudian
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati di kelas VII-B
SMP N 2 Sukorejo Pasuruan, bahwa sebelum dilakukan penelitian (kondisi
awal) guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif
dalam pembelajaran. Setyowati kemudian mengubah dengan mencoba
menerapkan salah satu pembelajaran kooperatif model Examples non
examples dan hasilnya ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal
itu ditunjukkan dengan peningkatan hasil prestasi belajar siswa di mana pada
kondisi awal 71,43% sedangkan pada silkus I menjadi 83,33% dan pada
siklus II menjadi 92,86%. Hasil penelitian yang lain juga dilakukan oleh
Dzaki Fahmil Fikri di MTS Miftahul Ulum Dampit kabupaten Malang,
menurutnya bahwa penerapan model Examples non examples dapat
meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Hal itu terlihat dari hasil yang
diperoleh siswa pada kondisi awal sebesar 69,34% sedangkan pada siklus I
menjadi 75,66% dan pada siklus II menjadi 80,31%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

Dari hasil ketiga penelitian yang dilakukan di atas, menunjukkan
bahwa dengan penerapan model Examples non examples dalan pembelajaran
dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Hal ini yang membuat
peneliti ingin mencoba untuk menerapkan salah satu pembelajaran inovatif
model Examples non examples di SMA N 1 Sleman Yogyakarta khususnya
kelas X4. Diharapkan dengan adanya penerapan model Examples non
examples dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.

B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada
peningkatan prestasi belajar sejarah melalui pendekatan CTL model
Examples non examples.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Apakah pendekatan CTL model Examples non examples dapat meningkatkan
prestasi belajar sejarah siswa kelas X4 SMA N 1 Sleman tentang “Tradisi
sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara”?
Untuk menjawab permasalahan di atas digunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan,
(2) melaksanakan, dan (3) merefleksi tindakan secara kolaboratif dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat. Teknik yang digunakan untuk
menganalisis data yaitu menggunakan teknik analisis data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif ialah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk

angka4.

Data

kualitatif

diperoleh

melalui

berbagai

teknik

pengumpulan data misalnya diskusi dan observasi. Data kuantitatif ialah data
yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik penghitungan
matematika atau statistika yang diperoleh melalui hasil tes dan termasuk
sebagai penilaian dalam ranah kognitif.

D. Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan apakah pendekatan CTL model Examples non
examples dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X4 SMA N
1 Sleman tentang “Tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara dan masa aksara”.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu :
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan,
khususnya bagi sekolah yang menjadi tempat penelitian. Selain itu dapat
4

Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Tenaga
Kependidikan. Jakarta: Kencana. 2010. Hal 280

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

dijadikan sebagai salah satu sumber reverensi bagi sekolah guna
memperkaya kajian akademis.
2. Bagi Siswa
Diharapkan dengan model Examples non example dapat meningkatkan
prestasi belajar sejarah siswa khususnya kelas X4. Di samping itu agar
dapat mengembangkan cara berpikir siswa sehingga dalam pembelajaran
siswa tidak hanya terfokus pada guru.
3. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan,
khususnya dalam penggunaan metode. Jadi guru lebih bisa menggunakan
banyak metode (metode bervariasi) agar dalam penyampaian materi tidak
cenderung membosankan di kelas. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru.
4. Bagi Peneliti
Diharapkan dengan adanya penelitian dengan menggunakan model
Examples non examples dapat menambah pengetahuan bagi peneliti
khususnya dalam melakukan penelitian ilmiah yaitu penelitian tindakan
kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Paradigma Kontruktivisme
Kreteria pembelajaran yang baik salah satunya harus memperhatikan
media dan metode yang dipakai pada saat kegiatan belajar mengajar, sehingga
siswa dapat menangkap informasi dengan baik tentang apa yang disampaikan
oleh guru. Pembelajaran yang baik juga dapat menjadi tolok ukur dari
keberhasilan siswa terutama dalam hal prestasi.
Konstruktivisme

adalah

salah

satu

filsafat

pengetahuan

yang

menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita
sendiri. menurut Von Glassersfels, bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan
dari kenyataan (realitas.)5 Teori pembelajaran kontruktivisme merupakan
teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan, yang
menyertakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi komplek, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.6 Pendekatan
kontruktivisme dalam pengajaran di kelas menerapkan pembelajaran
kooperatif secara intensif atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat
saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya. Esensi dari
5
6

Paul Suparno. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. 1997. Hal 18
Trianto. Model Pembelajaran terpadu. Jakarta : Bumi Aksara. 2010. Hal 74

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

teori kontruktivis adalah ide bahwa harus siswa sendiri yang menemukan dan
mentransformasikan sendiri sauatu informasi kompleks apabila mereka
menginginkan informasi itu menjadi miliknya.
Menurut Von Glassersfels, pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi
seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.7 Menurut
pandangan kontruktivisme anak secara aktif membangun pengetahuan dengan
cara terus menerus mengasimilasi dan mengakomodasikan informasi baru,
dengan kata lain kontruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang
menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka
tentang realita. Menurut teori skema, pengetahuan itu disimpan dalam suatu
paket informasi atau skema yang terdiri dari konstruksi mental gagasan kita.
Skema merupakan abstraksi mental seseorang yang digunakan untuk
mengerti suatu hal, menemukan jalan keluar atau memecahkan persoalan.
Kerangka pemikiran inilah yang akan membentuk pengetahuan seseorang, di
mana pengetahuan terdiri dari skema-skema yang dipunyai dan hubungan
antara skema-skema itu. Jadi bagaimana seseorang membentuk dan
mengubah skema merupakan proses belajar dan skema yang baru dapat
dibentuk dari suatu pengalaman yang baru. Menurut Ausubel, seseorang
belajar dengan mengasosiakan fenomena baru ke dalam skema yang telah ia
punya.8 Dalam proses itu seseorang ataupun siswa dapat mengembangkan
skema yang telah ada atau dapat pula mengubahnya. Jadi dalam proses
belajar ini siswa mengkonstruksi apa yang telah dia pelajari sendiri.
7

8

Trianto: Ibid, hal 19
Paul Suparno: Ibid, Hal 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

Prinsip-prinsip yang sering diambil dari kontruktivisme menurut Paul
Suparno, antara lain :
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif
2. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa
3. Mengajar adalah membantu siswa belajar
4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir
5. Kurikulum menekankan partisipasi siswa
6. Guru sebagai fasilitator
Kontruktivisme adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa
perkembangan kognitif merupakan suatu proses di mana anak secara aktif
membangun sistem arti dan pemahaman terhadap realita melalui pengalaman,
pengetahuan dan juga interaksi mereka. Semua pengetahuan yang diperoleh
adalah hasil konstruksi kita sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang
dapat ditransfer begitu saja dari pikiran yang mempunyai pengetahuan ke
pikiran orang yang belum mempunyai pengetahuan, contohnya bila seorang
guru bermaksud mentransfer konsep, ide dan pengertiannya ke siswa
pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikontruksikan sendiri oleh
murid. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang salah menangkap
apa yang diajarkan oleh guru menunjukkan bahwa pengetahuan itu tidak
dapat begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikontruksikan dan
diinterpretasikan sendiri oleh siswa.9 Dalam konteks ini seorang guru atau

9

Paul Suparno: Ibid, Hal 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

pengajar berperan hanya sebagai fasilitator dan mediator yang membantu agar
proses belajar siswa berjalan dengan baik.
Matthews

membagi

konstruktivisme

dalam dua

bagian,

yaitu

konstruktivisme psikologis dan konstruktivisme sosiologis. Konstruktivisme
psikologis bertolak dari perkembangan psikologis anak dalam membangun
pengetahuannya, sedangkan konstruktivisme sosiologis lebih bertolak dari
pandangan

bahwa

masyarakat

yang

membangun

pengetahuan.

Konstruktivisme psikologis berkembang dalam dua arah, yang lebih personal,
individual, dan subyektif, seperti Piaget beserta para pengikut-pengikutnya
dan yang lebih sosial seperti Vygotsky (socioculturalism). Piaget menekankan
aktivitas individual dalam pembentukan pengetahuan, sedangkan Vygotsky
menekankan pentingnya masyarakat (lingkungan secara kultural). Dalam
proses pembentukan pengetahuan, baik dalam sudut pandang personal
maupun sosiokultural sebenarnya sama-sama menekankan pentingnya
keaktifan siswa dalam belajar, hanya yang satu lebih menekankan keaktifan
individu, sedangkan yang lainnya lebih menekankan pentingnya lingkungan
sosial-kultural.10
Aplikasi dan implikasi paradigma konstruktivisme dalam Pembelajaran
yaitu sebagai berikut:11
1. Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas
dengan jelas-jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum
10

Y. R. Subakti. (2010). Paradigma Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme. Hal 10
(online),(www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/JurnalHistoriaVitae/vol24no1april2010/PARADIGMA
PEMBELAJARAN SEJARAH YR Subakti.pdf), (diakses pada tanggal 11 Februari 2013)
11
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-konstruktivisme-406224.html (diunduh pada
tanggal 10 Februari 2013 pukul 22.00)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali. Hal
ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi kepada
sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar
sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti
dengan hasil yang baik pada siswanya. Hal itu bisa didapat dari usaha
keras para siswa, sehingga siswa akan betul-betul memahami suatu materi
yang diajarkan.
2. Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan
materi yang dibangun atau dikonstruksi para siswa sendiri bukan
ditanamkan

oleh

guru.

Para

siswa

harus

dapat

secara

aktif

mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam
kerangka kognitifnya.
3. Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental
yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran
yang dikembangkan dan yang dibuat para sisiwa untuk mendukung modelmodel itu.
4. Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk
masing-masing konsep materi sehingga guru dalam mengajar bukannya
“menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya sejenis untuk memindahkan
pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang
membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental
yang diperlukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

5. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh
peserta didik.
6. Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar
kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
7. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar
yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan
teman yang membuat situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi
pengetahuan pada diri peserta didik.
Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas
antara lain:12
1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan murid bertanggung
jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian. Hal itu jelas
bahwa dengan hanya memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama
seorang guru.
2. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingintahuan murid dan membantu mereka untuk mengekspresikan
gagasan-gagasannya serta mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.
Menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif.
3. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran murid
jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah
pengetahuan murid itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang

12

Paul Suparno: Ibid, Hal 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

berkaitan, serat guru membantu mengevaluasi hipotesis dan juga
kesimpulan murid.
Kelebihan dan kekurangan konstruktivisme dapat kita lihat sebagai
berikut:
a. Kelebihan
Siswa berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat
keputusan. Siswa juga terlibat secara langsung dalam memperoleh
pengetahuan baru, sehingga mereka akan lebih faham dan boleh
mengapliksikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara
langsung dengan aktif dalam pembelajaran, maka mereka akan ingat lebih
lama semua konsep yang telah dipelajarinya. Kepekaan sosial diperoleh
apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan
baru. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab
siswa itu sendiri sehingga dalam mengembangkan kemampuan siswa
untuk mengajukan dan mencari pertanyaan sendiri. Melalui pertanyaan
dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman
konsep secara lengkap. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi
pemikir yang mandiri dan lebih menekankan pada proses belajar
bagaimana belajar itu.
b. Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan konstruktivisme dalam
pembelajaran ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya di mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung
siswa yang berbeda pendapat antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan uraian di atas guru juga perlu menciptakan suasana yang
kondusif sehingga membuat murid antusias terhadap pelajaran atau persoalan
yang ada, sehingga siswa mau mencoba memecahkan persoalannya itu. Guru
perlu membantu mengaktifkan siswa untuk berpikir baik secara individual
maupun dalam kelompok. Hal ini dilakukan dengan membiarkan mereka
berjuang dengan persoalan yang ada dan membantu mereka hanya sejauh
mereka bertanya dan minta tolong. Selain itu guru juga harus memperhatikan
perbedaan pendapat di kelas dan memberikan penghargaan bagi setiap siswa.
Dalam artian guru perlu tahu bahwa “tidak mengerti” adalah langkah yang
penting untuk mulai menekuninya. Jadi ketidaktahuan siswa bukanlah suatu
tanda jelek dalam proses belajar, melainkan merupakan langkah awal untuk
mulai. Guru juga harus mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam,
karena memungkinkan seorang guru menerima pandangan dan gagasan yang
berbeda dari murid. Penguasaan bahan memungkinkan untuk menunjukkan
seorang guru mengerti macam-macam jalan dan model untuk sampai pada
suatu pemecahan persoalan tanpa terpaku pada satu model pembelajaran.
Ciri-ciri belajar berbasis kontruktivisme yang dikemukakan oleh
Driver dan Oldham sebagai berikut:13

13

Eveline Siregar dan Hartini Nara,. Teori Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Ghalian Indonesia.
2010. Hal 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

1. Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi
dalam mempelajari suatu topik dengan memberikan kesempatan
melakukan observasi.
2. Elisitasi, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan jalan diskusi,
menulis, membuat poster dan lain-lain.
3. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain,
membangun ide baru, dan mengevaluasi ide baru.
4. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi yaitu ide atau pengetahuan
yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi.
5. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang ada
perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
Hubungan konstruktivisme dengan teori belajar yaitu bahwa
keduanya mempunyai suatu keterkaitan dan bisa saling mendukung antara
satu sama lain dan dapat diterapkan di dalam proses pembelajaran. Menurut
Posner, dalam proses belajar ada proses perubahan konsep yang mirip dengan
yang ada dalam filsafat sains. Tahap pertama perubahan konsep itu disebut
asimilasi dan tahap kedua disebut akomodasi. Dengan asimilasi siswa
menggunakan konsep-konsep yang telah mereka punyai untuk berhadapan
dengan fenomena yang baru. Dengan akomodasi siswa mengubah konsepnya
yang tidak cocok lagi dengan fenomena baru yang mereka hadapi dan
akomodasi disebut juga perubahan konsep secara radikal. Jadi dengan adanya
perubahan konsep sangat membantu karena mendorong pendidik agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

menciptakan suasana dan keadaan yang memungkinkan perubahan konsep
yang kuat pada siswa.
Implikasi konstruktivisme terhadap proses belajar, bahwa belajar
merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti entah teks, dialog,
pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi
dan menghubungkan pengalaman yang sudah dipunyai seseorang sehingga
pengertiannya dikembangkan. Proses belajar tersebut antara lain bercirikan
sebagai berikut :14
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa
yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Jadi konstruksi itu
dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
2. Konstruksi arti itu adalah proses yang teru menerus. Setiap kali
berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan
rekonstruksi baik secara kuat maupun lemah.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar
bukanlah hasil perkembangan melainkan perkembangan itu sendiri.
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam
keraguan merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan
adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.
5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya.

14

Paul Suparno: Ibid., Hal 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui pelajar
itu sendiri, konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi
interaksi dengan bahan yang dipelajari.
Dalam teori kontruktivisme siswa harus aktif dalam melakukan
kegiatan

pembelajaran,

aktif

berpikir,

menyusun

konsep

dan

membermaknakan tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling
penting menentukan terwujudnya gejala belajar yaitu niat belajar siswa itu
sendiri. Peranan guru dalam belajar kontruktivisme membantu agar proses
pengkontruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar dan guru tidak
mentransfer pengetahuan yang telah dimiliki melainkan membantu siswa
untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih
memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.
Dalam proses belajar, siswa harus dituntut untuk lebih aktif terutama
dengan sesama teman di kelas, hal ini bertujuan untuk melatih siswa
berkolaborasi dalam diskusi. Jadi siswa harus mampu dalam mengoptimalkan
segala sesuatunya dalam diskusi dengan kelompok. Kelompok belajar
dianggap sangat membantu belajar karena mengandung beberapa unsur yang
berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang, karena
pengetahuan itu dibentuk baik secara individu maupun sosial (kelompok
belajar). Menurut Von Glasersfeld, dalam kelompok belajar siswa harus
mengungkapkan bagaimana ia melihat persoalan itu dan inilah salah satu
jalan menciptakan refleksi yang menuntut kesadaran akan apa yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

dipikirkan

dan

dilakukan.15

Dalam

konteks

kegiatan-kegiatan

yang

memungkinkan siswa untuk berdialog dan berinteraksi dengan sesama teman,
para ahli, dengan lembaga-lembaga penelitian dan dengan masyarakat akan
membantu dan merangsang mereka untuk mengkonstruksi pengetahuan
mereka sendiri. Hal ini juga ada kesamaan dan berkaitan dengan pendekatan
belajar