Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

(1)

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolak ukur suatu bangsa untuk dapat bersaing dalam dunia internasional. Melalui pendidikan suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi, pendidikan memberi bekal ilmu pengetahuan bagi siswa, mengembangkan potensi mereka, dan sarana transfer nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal I menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Undang-undang di atas menjelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi siswa dengan mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Tahapan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi diberikan kepada siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Terkait pelaksanaan pendidikan pada


(3)

jenjang pendidikan dasar Suharjo (2006: 1) mengungkapkan bahwa pada pendidikan di SD dimaksudkan sebagai upaya pembekalan kemampuan dasar siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pelaksanaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar SD/MI mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memuat beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Charles R. Keller (dalam Sapriya, 2006: 6) mengemukakan bahwa IPS merupakan suatu paduan dari pada ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan masyarakat. Sementara itu Winataputra (dalam Sapriya, 2007: 5) mengungkapkan bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganalisis masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menjelaskan bahwa pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS siswa disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.

Tujuan mata pelajaran IPS bukan merupakan hal yang mudah untuk di capai. Saat proses pembelajaran dilaksanakan guru harus kritis dan kreatif


(4)

dalam penyajian informasi dan penyediaaan media pembelajaran agar siswa mendapatkan pengetahuan yang bermakna dalam proses mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 di kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat pada pembelajaran IPS, diperoleh keterangan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Rendahnya aktivitas belajar siswa terlihat pada saat mengikuti proses pembelajaran yaitu siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang aktif menjawab pertanyaan guru dan kurang aktif mengungkapkan pendapat. Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa yang dapat diketahui dari rendahnya nilai mid semester siswa di semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yaitu rata-rata 61, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 70. Jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 3 orang siswa atau 11,5 % dari 26 orang siswa.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat disebabkan oleh beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran. Masalah tersebut diantaranya adalah (1) guru belum menggunakan variasi pembelajaran secara maksimal, (2) pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga siswa menjadi pasif , dan (3) guru kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran sehingga siswa sulit untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan.

Masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS sebagaimana telah dijelaskan di atas dapat diberikan solusi salah satunya


(5)

dengan penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran. Asra (2007: 5.6) mengungkapkan bahwa media audio visual adalah salah satu media yang dapat dilihat dan didengar, seperti film bersuara, video, TV, dan sound slide. Alat-alat audio visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara lebih konkrit atau lebih nyata dari pada yang disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Hal tersebut sesuai dengan taraf berpikir anak SD yang masih berada pada taraf berpikir konkrit, sebagaimana Piaget (dalam Budi, 2006: 54-58) mengungkapkan bahwa anak usia SD 6/7-11/12 tahun berada pada taraf berpikir konkrit, anak hanya mampu berpikir dengan logika untuk memecahkan masalah yang sifatnya konkrit atau nyata saja, yaitu dengan cara mengamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pemecahan masalah itu.

Sementara itu Hernawan (2007: 7) mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil penelitian menunjukkan informasi yang disampaikan secara audio visual lebih kuat diingat dibandingkan dengan penyampaian informasi secara auditori saja atau visual saja. Oleh karena itu , alat-alat audio visual dapat membuat suatu pengertian atau informasi lebih berarti. Menggunakan indra penglihatan dan pendengaran secara bersama maka siswa akan menerima pelajaran, penerangan, atau penyuluhan dapat lebih mudah dan cepat mengerti apa yang dimaksud oleh pemberi pelajaran. Keraguan atau salah pengertian dapat dihindari secara efektif.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas


(6)

dan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat melalui penggunaan media audio visual.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas , dapat diidentifikasi masalah yang ada yaitu sebagai berikut :

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metero Barat.

2. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat.

3. Guru belum menggunakan variasi pembelajaran secara maksimal. 4. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered)

sehingga siswa menjadi pasif.

5. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran sehingga siswa sulit untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penggunaan media audio visual pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah penggunaan media audio visual pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat tahun pelajaran 2012/2013?


(7)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Siswa

a. Melalui penerapan media audio visual diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat.

b. Melalui penerapan media audio visual diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat.

2. Guru

Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta menambah kemampuan guru dalam menggunakan media audio visual dalam proses pembelajaran secara tepat.


(8)

3. Sekolah

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui inovasi media pembelajaran, yakni media audio visual khususnya dalam pembelajaran IPS.

4. Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengembangan wawasan tentang penelitian tindakan kelas agar kelak menjadi guru yang profesional.


(9)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS

Mata pelajaran IPS merupakan bidang keilmuan yang mengkaji tentang kehidupan sosial masyarakat. Kosasih Djahiri (dalam Sapriya, 2006: 7) mengungkapkan bahwa IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Sementara itu Sumantri (2001: 89) mengemukakan bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan. IPS merupakan satu kesatuan sub-disiplin ilmu yang tidak dapat berdiri sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri. IPS memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.


(10)

2. Karakteristik Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS yang mengkaji tentang kehidupan sosial masyarakat memiliki karakteristik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Kosasih Djahiri (dalam Sapriya, 2006: 8) mengungkapkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS yaitu:

a. Menautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya. b. Penelaahan pembelajaran IPS bersifat komprehensif.

c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri. d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatakan atau

menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan.

e. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil.

f. IPS menghayati hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi.

g. Pembelajaran tidak mengutamakan pengetahuan semata.

h. Berusaha untuk memuaskan siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya.

i. Pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar), dan pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.

3. Tujuan Pembelajaran IPS

IPS merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang luas yaitu lingkungan negara lain baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau, sesuai dengan taraf kemampuan berfikir siswa dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran IPS. Permendiknas No. 22 Tahun 2006


(11)

menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPS yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Sedangkan Gross (dalam Khair 2000: 18) menyebutkan bahwa ada dua tujuan utama pendidikan IPS yaitu (a) mempersiapkan siswa agar dapat berfungsi sebagai warga negara yang baik di dalam masyarakat yang demokratis, dan (b) menolong siswa membuat banyak kemungkinan keputusan yang rasional di masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS memiliki tujuan untuk membekali siswa dengan beberapa kemampuan diantaranya yaitu (a) mengenal konsep-konsep kehidupan masyarakat, (b) memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, (c) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial, dan (d) memiliki kemampuan berkomunikasi, dan bekerja sama dalam tingkatan lokal, nasional , maupun global. Kemampuan yang diberikan kepada siswa adalah untuk mempersiapkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat.


(12)

4. IPS SD

Mempertimbangkan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan siswa tiap jenjang. Ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang setandar isi menjelaskan bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai SMP/MTS. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi yang diberikan secara terpadu.

Sementara itu menurut Bruner ( dalam Sapriya, 2007: 38) terdapat tiga prinsip pembelajaran IPS di SD yaitu (a) pembelajaran harus berhubungan dengan pengalaman serta konteks lingkungan sehingga dapat mendorong mereka untuk belajar, (b) pembelajaran harus terstruktur sehingga siswa belajar dari hal-hal mudah kepada hal yang sulit, dan (c) pembelajaran harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa dapat melakukan eksplorasi sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPS SD merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Materi yang diberikan memuat Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi yang disajikan secara terpadu yang berkaitan dengan gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar siswa. Materi


(13)

pelajaran diberikan secara terstruktur dari hal-hal mudah kepada hal yang sulit.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sejak dilahirkan di dunia dan sepanjang hayatnya untuk memperbaiki dirinya. Banyak teori tentang belajar yang dikembangkan oleh para ahli, diantaranya ada tiga kategori utama mengenai teori-teori belajar, yaitu teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme.

Salah satu teori belajar yang banyak menjadi perbincangan saat ini adalah teori belajar konstruktivisme. Hal ini dikarenakan perkembangan terakhir dalam pendidikan saat ini, banyak bermuara pada penerapan berbagai strategi pembelajaran yang berorientasi pembelajar (Student-centered Learning Strategies) dengan ciri-ciri, yaitu (a) belajar aktif, (b) belajar mandiri, (c) belajar kooperatif dan kolaborati, dan (d) generative learning. Serta berbagai model pembelajaran kognitif, yaitu (a) problem based learning, (b) discovery learning, dan (c) cognitive strategies. Semuanya itu didasarkan pada teori belajar atau aliran filsafat konstruktivisme (Abidin, 2012).

Budiningsih (2005: 58) mengemukakan bahwa belajar menurut pandangan konstruktivistik merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh pembelajar ia harus


(14)

aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang harus dipelajari.

Daryanto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pengalaman seseorang dalam interaksinya dengan lingkungan harus terus ditingkatkan agar terjadi perubahan yang lebih baik lagi.

Sedangkan Sagala (2010: 37) mendefinisikan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Belajar akan membawa kepada perubahan tingkah laku, kecakapan baru dan merupakan hasil dari usaha yang disengaja.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses pembentukan pengetahuan dan perubahan tingkah laku individu yang baru sebagai hasil pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Selama pembentukan pengetahuan dan perubahan tingkah yang baru pada individu melalui interaksi dengan lingkungan ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang harus dipelajari.

2. Aktivitas Belajar

Proses pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas belajar yaitu adanya interaksi siswa dengan lingkungan dan sumber belajar. Hamalik (2009: 197) mendefinisikan bahwa aktivitas belajar sebagai aktivitas


(15)

yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Sedangkan Kunandar (2010: 277) mengungkapkan bahwa aktivitas siswa merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perbuatan dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran dan perbuatan dalam kegiatan pembelajaran diarahkan oleh guru agar siswa melakukan aktivitas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penilaian aktivitas siswa dalam penelitian ini menggunakan tabel observasi aktivitas siswa yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Penilaian aktivitas belajar siswa.

No Nama Siswa (Inisial) Aspek Penilaian Jumlah Skor Nilai

Aktivitas Keterangan A B C D E F G H

1. 2. 3. Dst.

Keterangan:

A = Memperhatikan penjelasan guru. B = Bertanya pada guru.

C = Menjawab pertanyaan dari guru. D = Memberikan pendapat.

E = Antusias dalam mengikuti semua tahapan pembelajaran. F = Kerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok.

G = Tidak mengganggu teman.


(16)

Setiap aspek akan diberi skor rentang 1-5 dengan kriteria: 1 = Pasif

2 = Kurang aktif 3 = Cukup aktif 4 = Aktif 5 = Sangat aktif

(Modifikasi dari Kunandar, 2010: 227)

Tabel 2. Rubrik penilaian aktivitas belajar siswa. Nilai

Angka Nilai Mutu Indikator

5 Sangat aktif

Dilaksanakan dengan sangat baik oleh siswa, siswa melakukannya dengan sempurna, dan siswa terlihat sangat aktif.

4 Aktif

Dilaksanakan dengan baik oleh siswa, siswa melakukannya tanpa kesalahan, dan siswa terlihat aktif.

3 Cukup aktif

Dilaksanakan dengan cukup baik oleh siswa, siswa melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan siswa terlihat cukup aktif.

2 Kurang aktif

Dilaksanakan dengan kurang baik oleh siswa, siswa melakukannya dengan banyak kesalahan, dan siswa terlihat kurang aktif.

1 Pasif Tidak dilaksanakan oleh siswa.

(Modifikasi dari Andayani, dkk, 2009: 73)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mencakup aktivitas sikap, pikiran, dan perbuatan guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses belajar individu selama masa belajarnya. Sehingga hasil belajar tidak terlepas dari adanya kegiatan belajar, Winataputra (2008: 1.9) mengungkapkan bahwa belajar tidak hanya berkenaan dengan pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh kemampuan individu.


(17)

Sementara itu Dimyati (2002: 3) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan hasil interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui salah satunya dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswa. Sedangkan poerwanti (2009: 1.37) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan suatu kualitas pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat digunakan soal-soal tes hasil belajar siswa, guru diharuskan memberikan kuantitas yang berupa angka-angka pada kualitas dari suatu gejala yang bersifat abstrak. Pengukuran hasil belajar pada penelitian ini menggunakan teknik tes berupa soal-soal tes hasil belajar yang harus dikerjakan oleh siswa yang akan menghasilkan data kuantitatif berupa angka-angka.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar siswa. Hasil dari pengukuran menggunakan soal-soal tes hasil belajar adalah data kuantitatif yaitu angka-angka.

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran dan memudahkan siswa untuk menerima materi pembelajaran. Asra (2007: 5.5) mengemukakan bahwa kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau


(18)

pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar.

Sementara itu Daryanto (2010: 6) mendefinisikan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Musfiqon (2012: 28) mengungkapkan bahwa secara lebih utuh media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu baik fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk saluran sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media pembelajaran dapat merangsang minat siswa untuk belajar serta membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi minat atau


(19)

tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi (Kemp dan Dayton dalam Musfiqon, 2012: 33).

Fungsi dari media pembelajaran juga diungkapkan oleh Asyhar (2011: 29−35) bahwa media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Media sebagai sumber belajar, media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa.

b. Fungsi semantik, melalui media dapat menambah perbendaharan kata atau istilah.

c. Fungsi manipulatif, adalah kemampauan suatu benda dalam menampilkan kembali suatu benda atau peristiwa dengan berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya.

d. Fungsi fiksatif, adalah kemampuan media untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian yang sudah lampau.

e. Fungsi distributif, bahwa dalam sekali penggunan satu materi, objek atau kejadian dapat diikuti siswa dalam jumlah besar dan dalam jangkauan yang sangat luas.

f. Fungsi psikologis, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi seperti atensi, afektif, kognitif, imajinatif, dan fungsi motivasi. g. Fungsi sosio kultural, penggunaan media dapat mengatasi hambatan

sosio kultural antar siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi diantaranya (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi. Fungsi dari media pembelajaran dapat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat praktis media dalam proses pembelajaran disampaikan oleh Arsyad (2002: 25−26) adalah sebagai berikut:

(a) memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, (b) meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat


(20)

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antar siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, (c) mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, dan (d) memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya misal melalui karyawisata.

Sementra itu Daryanto (2011: 40) mengungkapkan bahwa media pembelajaran bermanfaat sebagai berikut:

(a) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas, (b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra, (c) menimbulkan gairah belajar, (d) memungkinkan anak dapat belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya, (e) memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama, dan (f) dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaraan memiliki beberapa manfaat yaitu (a) memperjelas penyampaikan pesan dan informasi, (b) membangkitkan motivasi belajar siswa, (c) mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, (d) memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa. Media pembelajaran akan memberikan manfaat kepada siswa maupun guru apabila guru mampu menyajikan media pembelajaran secara optimal.

4. Karakteristik Media Pembelajaran

Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hernawan (2007: 22−34) menjelaskan karakteristik media pembelajaran menurut jenisnya, yaitu:

a. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat . b. Media audio adalah media yang hanya dapat didengar.


(21)

c. Media audio visual merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang dengar.

Sementara itu Asyhar (2011: 53−75) mengungkapkan karakteristik media pembelajaran sebagai berikut:

a. Media visual, media yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang terdiri dari garis, bentuk warna dan tekstur.

b. Media audio, merupakan media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran.

c. Media audio visual, media ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio).

d. Multimedia, media yang melibatkan beberapa jenis media untuk merangsang semua indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik media pembelajaran dikelompokkan sesuai dengan jenis dan penggunaannya dalam proses pembelajaran.

5. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Pengelompokkan jenis-jenis media pembelajaran banyak disampaikan oleh para ahli media pembelajaran, diantaranya Asra (2007: 5.8−5.9) mengelompokkan media pembelajaran menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti foto, gambar dan poster.

b. Media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja seperti kaset audio, MP3, dan radio.

c. Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus didengar seperti film suara, video, televisi dan sound slide.

d. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis dan film. e. Media realia yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam,


(22)

Pengelompokkan jenis-jenis media pembelajara juga diungkapkan oleh Asyhar (2011: 44−45) yaitu:

a. Media visual yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan misalnya media cetak seperti buku, jurnal, peta, gambar, dan lain sebagainya.

b. Media audio adalah jenis media yang digunakan hanya mengandalkan pendengaran saja, contohnya tape recorder, dan radio.

c. Media audio visual adalah jenis media yang melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam pembelajaran. Contoh media audio visual adalah film, video, program TV, dan lain sebagainya.

d. Multimedia yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan penjelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa jenis, yaitu (a) media visual, (b) media audio, (c) media audio visual, (d) multimedia, dan (e) media realia. Setiap jenis media pembelajaran memiliki bentuk dan cara penyajian yang berbeda-beda dalam pembelajaran.

6. Pemilihan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar siswa sehingga dapat digunakan secara tepat untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Hernawan (2007: 39) mengungkapkan terdapat tiga hal utama yang perlu dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu (a) tujuan pemilihan media, (b) karakteristik media, dan (c) alternatif media pembelajaran yang dapat dipilih. Sementra itu Arsyad (2011: 75−76) mengungkapkan ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media, yaitu (a) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (b) tepat


(23)

untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi, (c) praktis, luwes, dan bertahan lama, (d) guru terampil menggunakannya, (e) pengelompokkan sasaran, dan (f) mutu teknis.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum menggunakan media dalam proses pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal diantaranya, yaitu (a) tujuan pemilihan media, (b) karakteristik media, (c) kepraktisan, keluwesan dan ketahanan media, (d) keterampilan guru dalam menggunakan media, (e) pengelompokkan sasaran, dan (f) mutu teknis. Proses penggunaan media pembelajaran akan lebih efektif dan efisien apabila guru memperhatikan terlebih dahulu media pembelajaran yang akan digunakan sebelum menggunakannya dalam proses pembelajaran.

D. Media Pembelajaran Audio Visual

1. Pengertian Media Pembelajaran Audio Visual

Media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Asyhar (2011: 45) mendefinisikan bahwa media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio visual adalah film, video, program TV dan lain-lain. Sementara itu Asra (2007: 5−9) mengungkapkan bahwa media audio visual yaitu media yang dapat dilihat


(24)

sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi, dan sound slide.

Sedangkan Rusman (2012: 63) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Contoh media audio visual adalah film, video, program TV, slide suara (sound slide) dan lain-lain.

2. Karakteristik Media Audio Visual

Pembelajaran menggunakan teknologi audio visual adalah satu cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Arsyad (2002: 31) mengemukakan bahawa media audio visual memiliki karakteristik sebagai berikut :

(a) bersifat linear, (b) menyajikan visual yang dinamis, (c) digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang, (d) merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak, (e) dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif, dan (f) berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif siswa yang rendah.


(25)

3. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual

Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan media audio visual. Arsyad (2002: 49−50) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan media audio visual dalam pembelajaran sebagai berikut:

a. Kelebihan media audio visual:

1) Melengkapi pengalaman dasar siswa. 2) Menggambarkan suatu proses secara tepat. 3) Menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya. 4) Mengandung nilai-nilai positif.

5) Menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung.

6) Dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, heterogen maupun homogen maupun perorangan.

7) Film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.

b. Kelemahan media audio visual:

1) Pengadaannya umumnya memakan waktu banyak.

2) Tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaiakan melalui media audio visual tersebut.

3) Media audio visual yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual Media pembelajaran audio visual memiliki langkah-langkah dalam penggunaannya seperti halnya media pembelajaran lainnya. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media audio visual adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat persiapan yaitu (1) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) mempelajari buku


(26)

petunjuk penggunaan media, (3) menyiapkan dan mengatur peralatan media yang akan digunakan.

b. Pelaksanaan/Penyajian

Pada saat melaksanakan pembelajaran menggunakan media audio visual, guru perlu mempertimbangkan seperti (1) memastikan media dan semua peralatan telah lengkap dan siap digunakan, (2) menjelaskan tujuan yang akan di capai, (3) menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (4) menghindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu konsentrasi siswa.

c. Tindak lanjut

Aktivitas ini dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan menggunakan media audio visual. Disamping itu aktivitas ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang bisa dilakukan diantaranya diskusi, observasi, eksperimen, latihan dan tes. (Adaptasi dari Sumarno, 2011).

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut “Apabila dalam pembelajaran IPS menggunakan media audio visual dengan langkah-langkah yang tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat dapat meningkat”.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini berbentuk daur siklus yang memiliki empat tahap kegiatan yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (action), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Wardani, 2007: 2.3). Siklus penelitian tindakan ini dilakukan sampai tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.


(28)

Adapun daur siklus dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus PTK.

Diadopsi dari prosedur PTK Sunyono (2009: 24).

Dst. Perencanaan

Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Refleksi

Siklus II

Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Refleksi


(29)

B. Seting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek tindakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah seorang guru dan siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat dengan jumlah 26 orang siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Barat, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro.

3. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu :

1. Non tes yaitu dengan cara mengobservasi aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Tes yaitu dengan cara memberikan soal-soal tes hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

D. Alat Pengumpul Data

1. Lembar observasi, instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru mitra. Lembar observasi ini digunakan untuk


(30)

mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

2. Soal-soal tes hasil belajar siswa, instrumen ini digunakan untuk menjaring data siswa mengenai hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi pembelajaran IPS yang telah disampaikan melalui media audio visual.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui penelitian ini dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, bagaimana menganalisis data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran kemudian dideskripsikan. Nilai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru diperoleh dengan rumus:

N =

Keterangan:

N : nilai yang dicapai/diharapkan R : skor mentah yang diperoleh siswa SM : skor maksimum ideal

100 : bilangan tetap


(31)

Nilai aktivitas siswa belajar siswa yang diperoleh kemudian digolongkan ke dalam kategori aktivitas belajar siswa perindividu berdasarkan perolehan nilai, yaitu dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Kategori aktivitas siswa per individu berdasarkan perolehan nilai.

No. Rentang Nilai Kategori

1. ≥80 Sangat aktif

2. 60-79 Aktif

3. 40-59 Cukup aktif

4. 20-39 Kurang aktif

5. ≤ 20 Pasif

(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)

Sementara itu nilai kinerja guru yang diperoleh juga digolongkan ke dalam kategori kinerja guru dalam mengajar, yaitu dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai.

No. Rentang Nilai Kategori

1. N>80 Sangat baik

2. 60<N≤80 Baik

3. 40<N≤60 Cukup

4. 20<N≤40 Kurang baik

5. N≤20 Sangat kurang

(Adaptasi dari Poerwanti, 2008: 7.8).

Sedangkan untuk menghitung persentase siswa aktif secara klasikal menggunakan rumus:

(Adaptasi dari Aqib, 2009: 41).

Setelah diketahui persentase siswa aktif secara klasikal kemudian digolongkan ke dalam kategori aktivitas belajar siswa secara klasikal, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(32)

Tabel 5. Kategori aktivitas belajar siswa secara klasikal dalam persen (%).

No. Siswa Aktif Keterangan

1. ≥80% Sangat aktif

2. 60-79% Aktif

3. 40-59% Cukup aktif

4. 20-39% Kurang aktif

5. <20% Pasif

(Adaptasi dari Aqib, 2009: 41).

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan oleh guru menggunakan media audio visual. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

Keterangan:

S : nilai yang dicapai/diharapkan R : jumlah skor yang peroleh siswa N : skor maksimum ideal

100 : bilangan tetap

(Adaptasi dari Purwanto, 2008: 112).

Sedangkan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa digunakan rumus:

Keterangan : X : rata-rata hitung N : banyaknya siswa


(33)

Xi : nilai siswa

(Adopsi dari Muncarno, 2010: 15).

Sementara itu untuk menghitung persentase siswa tuntas secara klasikal, digunakan rumus sebagai berikut:

(Adaptasi dari Aqib, 2009: 41).

Setelah diketahui persentase siswa tuntas secara klasikal kemudian digolongkan ke dalam kategori ketuntasan belajar siswa secara klasikal, yaitu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Kategori ketuntasan belajar siswa secara klasikal dalam persen (%).

No Tingkat Ketuntasan Keterangan

1. >80% Sangat tinggi

2. 60-79% Tinggi

3. 40-59% Sedang

4. 20-39% Rendah

5. <20% Sangat rendah

(Adaptasi dari Aqib, 2009: 41).

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa tiap siklusnya yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa secara klasikal minimal meningkat hingga 75%. 2. Hasil belajar siswa sekurang-kurangnya 70, secara klasikal minimal


(34)

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas 1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat pemetaan SK-KD, menyusun silabus dan rencana perbaikan pembelajaran, menyiapkan materi pembelajaran tentang “Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi”, mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan lembar observasi, LKS, dan soal-soal tes hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru mempersiapkan siswa untuk memulai pelajaran.

b) Guru menyampaikan apersepsi, memotivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran.

c) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan garis besar materi pembelajaran tentang “Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi”, sebelum menampilkan media audio visual. b) Guru menampilkan media audio visual tentang “Perkembangan


(35)

c) Guru memberi waktu kepada siswa untuk menyaksikan media audio visual yang ditampilkan.

d) Guru memberikan instruksi untuk memperhatikan bagian-bagian yang harus mendapat perhatian khusus saat menyaksikan media audio visual yang ditampilkan.

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai media audio visual yang telah mereka saksikan.

f) Guru memberikan penguatan atas materi yang telah disampaikan.

g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk bertanya.

h) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi.

i) Setiap kelompok diberikan LKS, kemudian mendiskusikannya. j) Setelah diskusi selesai perwakilan tiap keompok diminta maju

ke depan untuk menyampaikan hasil diskusinya.

k) Guru bersama siswa kelompok lain mengoreksi hasil diskusi kelompok yang disampaikan di depan.

l) Setelah perwakilan semua kelompok maju guru meluruskan dan memberi penguatan hasil diskusi.

m) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum jelas untuk bertanya.


(36)

n) Guru memberikan post-tes untuk dikerjakan siswa secara individu, yang dikerjakan dan dikumpul pada saat itu juga untuk mengukur hasil belajar dan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang telah disampaikan. 3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan.

b) Guru memberikan refleksi dan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

c) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh observer pada saat proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru saat pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dengan memberi tanda check list (√).

d. Refleksi

Hasil yang dicapai pada tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelebihan dan kelemahan pada saat proses pembelajaran menggunakan media audio visual. Apabila belum terjadi peningkatan sesuai dengan indikator yang diharapkan maka dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan


(37)

memperhatikan hasil refleksi dan langkah-langkah penggunaan media audio visual secara tepat.

2. Siklus II

Tahap demi tahap yang dilaksanakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I. Namun materi pembelajarannya yang berbeda kemudian mengadakan perbaikan pada kegiatan yang dirasa kurang pada siklus I setelah dilakukan refleksi untuk dapat ditingkatkan lagi.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat dalam pembelajaran IPS. Meningkatnya aktivitas belajar siswa dapat diketahui dari rata-rata persentase siswa aktif siklus I sebesar (53,84%) dengan kategori aktivitas belajar siswa secara klasikal “cukup aktif”, siklus II sebesar (76,91%) dengan kategori aktivitas belajar siswa secara klasikal “aktif”. Hal ini menunjukan adanya peningkatan persentase siswa aktif dari siklus I ke siklus II sebesar (23,07%).

2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat dalam menyelesaikan pembelajaran IPS. Meningkatnya hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus I sebesar (65,42), siklus II sebesar (79,11), terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar (13,69). Selain itu meningkatnya hasil belajar siswa juga dapat diketahui dari persentase siswa tuntas pada siklus I sebesar (53,84%) dengan kategori ketuntasan belajar siswa secara klaikal ”sedang”, pada siklus II sebesar (76,92%)


(39)

dengan kategori ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal ”tinggi”. Hal ini menunjukan adanya peningkatan persentase siswa tuntas dari siklus I ke silkus II sebesar (23,08%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain bagi:

1. Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat memahami materi pembelajaran dengan baik. Selain itu siswa juga harus mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.

2. Guru

Hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SD lebih mengoptimalkan penggunaan media audio visual karena dapat membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. 3. Sekolah

Memfasilitasi penggunaan dari media audio visual dalam proses pembelajaran. Selain itu perlunya dukungan dari kepala sekolah untuk mengupayakan dan memberi dorongan agar guru yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan media audio visual agar dapat menerapkannya dalam pembelajaran.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. 2012. “Konstruktivisme dalam Pembelajaran” (online),

(http://zainal354.blogspot.com/2012/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html. diakses tanggal 21 Januari 2013 pukul 16.00 WIB).

Andayani. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2011. Media Pembelajaran. Rajawali Perss. Jakarta.

Asyhar, H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk guru SD, SLB dan TK.Yrama Widya. Bandung.

Budi, Amin, dkk. 2006. Perkembangan Peserta Didik . UPI Press. Bandung. Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran). Gava Media. Yogyakarta.

. 2011. Media Pembelajaran. Satu Nusa. Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. PT Remaja. Rosdakarya. Bandung.

Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press. Bandung.


(41)

Khair, Asmaul. 2000. Peningkatan Kinerja Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar Melalui Model Inquiri pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Muncarno. 2010. Bahan Ajar statistic Pendidikan. Bahan Ajar Metro.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Belajar Pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI).

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

. 2009. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosdakarya. Bandung.

Redaksi sinar grafika. 2009. UU SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20 Th. 2003). Sinar Grafika. Jakarta.

Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. UPI Press. Bandung.

Sapriya, dkk. 2007. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. UPI Press. Bandung. Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Dasar Teori dan Praktek. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sumarno, Alim. 2011. Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran,(online), (

sumarno/langkah- langkah-pengguaan- media-pembelajaran//, diakses tanggal 24 Desember 2012. Pukul 22.51 WIB.)

Sumantri, M.N. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. PPS-UPI dan PT Remaja Rosdakarya. Bandung.


(42)

Sunyono. 2009. Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Unila. Bandar Lampung.

Tim Penyusun Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan sosial SD dan MI. Depdiknas. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Wardhani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.


(1)

36

memperhatikan hasil refleksi dan langkah-langkah penggunaan media audio visual secara tepat.

2. Siklus II

Tahap demi tahap yang dilaksanakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I. Namun materi pembelajarannya yang berbeda kemudian mengadakan perbaikan pada kegiatan yang dirasa kurang pada siklus I setelah dilakukan refleksi untuk dapat ditingkatkan lagi.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat dalam pembelajaran IPS. Meningkatnya aktivitas belajar siswa dapat diketahui dari rata-rata persentase siswa aktif siklus I sebesar (53,84%) dengan kategori aktivitas belajar siswa secara klasikal “cukup aktif”, siklus II sebesar (76,91%) dengan kategori aktivitas belajar siswa secara klasikal “aktif”. Hal ini menunjukan adanya peningkatan persentase siswa aktif dari siklus I ke siklus II sebesar (23,07%).

2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat dalam menyelesaikan pembelajaran IPS. Meningkatnya hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus I sebesar (65,42), siklus II sebesar (79,11), terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar (13,69). Selain itu meningkatnya hasil belajar siswa juga dapat diketahui dari persentase siswa tuntas pada siklus I sebesar (53,84%) dengan kategori ketuntasan belajar siswa secara klaikal ”sedang”, pada siklus II sebesar (76,92%)


(3)

69

dengan kategori ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal ”tinggi”. Hal ini menunjukan adanya peningkatan persentase siswa tuntas dari siklus I ke silkus II sebesar (23,08%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain bagi:

1. Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat memahami materi pembelajaran dengan baik. Selain itu siswa juga harus mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.

2. Guru

Hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SD lebih mengoptimalkan penggunaan media audio visual karena dapat membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. 3. Sekolah

Memfasilitasi penggunaan dari media audio visual dalam proses pembelajaran. Selain itu perlunya dukungan dari kepala sekolah untuk mengupayakan dan memberi dorongan agar guru yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan media audio visual agar dapat menerapkannya dalam pembelajaran.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. 2012. “Konstruktivisme dalam Pembelajaran” (online),

(http://zainal354.blogspot.com/2012/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html. diakses tanggal 21 Januari 2013 pukul 16.00 WIB).

Andayani. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2011. Media Pembelajaran. Rajawali Perss. Jakarta.

Asyhar, H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk guru SD, SLB dan TK.Yrama Widya. Bandung.

Budi, Amin, dkk. 2006. Perkembangan Peserta Didik . UPI Press. Bandung. Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran). Gava Media. Yogyakarta.

. 2011. Media Pembelajaran. Satu Nusa. Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. PT Remaja. Rosdakarya. Bandung.

Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press. Bandung.


(5)

71

Khair, Asmaul. 2000. Peningkatan Kinerja Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar Melalui Model Inquiri pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Muncarno. 2010. Bahan Ajar statistic Pendidikan. Bahan Ajar Metro.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Belajar Pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI).

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

. 2009. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosdakarya. Bandung.

Redaksi sinar grafika. 2009. UU SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20 Th. 2003). Sinar Grafika. Jakarta.

Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. UPI Press. Bandung.

Sapriya, dkk. 2007. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. UPI Press. Bandung. Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Dasar Teori dan Praktek. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sumarno, Alim. 2011. Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran,(online), (

sumarno/langkah- langkah-pengguaan- media-pembelajaran//, diakses tanggal 24 Desember 2012. Pukul 22.51 WIB.)

Sumantri, M.N. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. PPS-UPI dan PT Remaja Rosdakarya. Bandung.


(6)

Sunyono. 2009. Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Unila. Bandar Lampung.

Tim Penyusun Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan sosial SD dan MI. Depdiknas. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Wardhani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Efektifitas penggunaan media audio visual (VCD) dan media charta terhadap hasil belajar biologi konsep sirkulasi pada hewan dan manusia siswa kelas II semester II di SMU Negeri 2 Jember tahun ajaran 2003/2004

0 20 114

Hubungan pembelajaran fisika menggunakan media komik dengan minat belajar siswa pada konsep zat dan wujudnya di SLTP Negeri 1 Jember siswa kelas I Cawu 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 8 97

Efektivitas pemanfaatan media audio visual vidio pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah (penelitian kelas di SMP Bina Sejarah Depok)

2 9 235

Pengaruh penggunaan media audio video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu

0 10 161

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan

3 20 116

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada kompetensi dasar perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur

0 17 122

Penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas III di Mi Miftahul Hidayah Pondok Gede Kota Bekasi

1 12 0

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42