Potensi Antikanker Isolat toksikTiga Spons indonesia.

Volume 7 . No. 4 . October - December 2013

ISSN :1978 -

374

INDONESIAN

JOURNALOF CANCER
NATIONAL CANCER CENTER

lJoC

Vol.7

No.4

Page:131-168

Jakarta


October 2013

Acc red i te d No. 42U AU P.?,MI-LIPV O 4nO

n

Published by "Dharmais"Cancer Hospital Jakarta

tssN

1978-374./

Volume 7

.

No. 4 o October- December 2013

ISSN 197E.3744


Published every 3 month

Trust Board
Board of Direction

:
:

President :
Finance:
Secretary:
Artistic :
Production Manager :
Chief Editor :
Editor-in-Chief :
Editor :

Editorial Coordinator

:


Vice President of "Dharmais" Cancer Hospital
HRD and Education Director
Medical and Treatment Director
General and Operational Director
Finance Director
dr. M. Soemanadi, Sp.OG
dr. Sariasih Arumdati, MARS
dr. Kardinah, Sp. Rad
dr. Edy Soeratman, Sp.P
dr. Zakifman Jack, Sp PD, KHOM
dr. Nasdaldy, Sp.OG
dr Chairil Anwar, Sp.An (Anesthesiologist)
dr. Bambang Dwipoyono, Sp.OG (Gynecologist)
l. dr. Fielda Djuita, Sp.Rad (K) Onk Rad (Radiation Oncologist)
2. dr. Kardinah, Sp. Rad (Diagnostic Radiology)
3 dr. Dody Ranuhardy, Sp.PD, KHOM (Medical Oncologist)
4. dr. Aioedi, Sp B, KBD (Digestive Surgery)
5. dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A, MHA (Pediatric Oncologist)
dr Edy Soeratman, Sp.P (Pulmonologist)


Accredited No. : 4221 AU IP2MI.LIPVO

4l2O | 2

Published by:

Secretariat:
Rumah Sakit Kanker "Dharmais" (Pusat Kanker Nasional)
Ruang Instalasi Gizi Lt
ll Letjen S Parman Kav 84-86, Slipi,lakarta I1420
1

Tel (021)1681570 (ext 2115) Fax. (021)56958965
E-mai I : info@indonesian j ournalofcancer org
Website: www indonesian j ournalofcan cer.org

0rganisasi sebagai pengarang utama

Pedoman bagi Penulis


Direktorat Jenderal PPm & PLP, Departemen Kesehatan
Republik lndonesia. Pedoman pengobatan malaria. Medika

3.

1993;34-23-8.
Tanpa nama pengarang
lmaging of sinusitis [editorial]. Ped lnfect

J

1999; 18:1019-20.
4.
JS, Hemsel DL, Sweet R, dkk. Evaluation of new
rugs for the treatment of intrabdominal infections.
Dia 1992, 15 Suppl 1:533-42.
pencegahan.

Buku dan Monograf

Bentuk Naskah
Naskah

disu
spasi ganda de
naskah-tidak mel
(21 x 30 cm). Kir

ia, diketik

.

Panjang
kertas A4

K
Jl. S.
Telp.:
Fax.:


gg

Nl

Gillespie SH. lnfectious Disease.

if"ord: Blackwell Science; 1996.

2.

D-nya atau

SiTdn)*

3

melalui e-mail.
Naskah dikirim ke:
RS.


LPe
Ba
Ed

mais, Rua
v. 8486,

70-71
8965

Ext

4.

5 8965

E-mail: info@indonesianjournalofcancer.org

5.


Judu

investing

in

DS. Dalam: Mindel A, Miller

R,

health. New York: World Bank; 1993.
Bab dalam buku

Loveday
penyunt
manage

cket book of diagnosis

and


. London: Arnold Holder Headline

Group; 1
Attention: konferensi
ki H, penyunting. Recent advanced in clinical

J

Presiding dari the

peng

6.

gelar

peng
memudahkan korespondensi.


Abstrak
Naskah tinjauan pustaka dan artikel asli hendaknya disertai

abstrak berbahasa lndonesia dan lnggris, ditulis pada halaman
pertama di bawah nama dan institusi. Panjang abstrak 100-150
kata untuk naskah panjang atau 50-100 kata untuk naskah

7.

pendek,

8.

1Oth

lnternational 15-19

Naskah konferensi

Begston S, Solheim BG, Enforcement of data protection,
privacy and security in medical informatics. Dalam : Lun KC,
Degoultet P, Piemme TE, Reinhoff o, penyunting MEDINFO
92. Presiding the 7h World Congress on Medical lnformatics:
Sep 6-10, 1992; Genewa, Swiss. Amsterdam: North Holland;
1993. H. 1561-5.
Laporan ilmiah
Akutsu T. Total heart replacement device. Bethesda: National
lnstitute of Health, Nation Heart and Lung lnstitute; 1974 Apn
Report No: NHH-NHL1-69-2 1854.
Disertasi
Suyitno RH.
alam hubungannya
dengan berbagai
Semarang: Fakultas
Kedokteran
83.

Pengama
tingka
Universitas

Publikasi lain

L

2

Dilw hda
>JLFa-

s's,a

a

r.€T

ha.

r'-en

:as '[ieks) harus disusun menurut

angka

2

pemanpilannya di dalam nas, dan ditulis

Vancouver. Untuk singkatan nama majalah ikutilah

Indexed in lndex Medicus. Tuliskan sebua nama
p€flgarang bila kurang dari tujuh. Bila tujuh atau lebih, tuliskan
harrya 3 pengarang pertama dan tambahkan dkk. Tuliskan judul
artikel dan halaman awal-akhir. Akurasi data dan kepustakaan
menjadi tanggung jawab pengarang.

4.

govlncidod/ElDleid.htm.
Monograf dalam format elektronik
CDl. LliniGiil dermatology illustrated [monograph pada
enROMl. Reeves JRT, Maibach H, CMEAMultimedia Lnnip,

Jurnal
1.

6

small-bowel syndrome:
reatment. Am J Clin

I

lndonesian Journai of Cancer \'c . 7. Nc.

i

Nuf 1979;

l 0.tober

Naskah dalam Koran
Bellamy C. Gizi bayi adalah investasi masa depan. Kompas
26 Januari 2000; hal 8 kolom 7-8.
Naskah dari audiovisual
AIDS epidemic: the physician's role [rekaman video]. Cleveland:
Academy of Medicine of Cleveland, 1987.
Naskah belum dipublikasi (sedang dicetak)
Connellv KK. Febrile neutrDpenia. J lnfect Dis. ln press.
Naskah Jurnal dalam bentuk elektronik
Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease.
Emerg lnfect Dis [serial online] Jan-Mar 1995 [cited 5 Jan
19961 1910: [24 screen]. Didapat dari URL: http\ryyyy*..6..

produser, edisi ke-2. Versi 2.0. San Diego: CMEA; 1995.
Naskah dari file computer
Hemodynamics lll: the ups and down of hemodynamics
[program computed. Yersi 2.2. Orlando (F-U; Computerized
Educational System; 1993.

- December 201 3

INDONESIAN

JOURNALOF CANCER
Published every 3 month

Daftar lsi
131-

135

134

- 141

Profil Penderita Karsinoma Tiroid di RSUP dr. Kariadi, Semarang
(Januari 2006 - Juni 2010)
(YAN WSNU PRAJOKO)
Metastasis Kelenjar Getah Bening Retrofaring pada Penderita
Karsinoma Nasofaring dengan Pemeriksaan Computed Tomography
di Rumah Sakit Kanker "Dharmais"
(FLORENSA SIHALOHO, MRDINAH, BUDIANTO KOMARL EVLINA
SUZANNA, JOEDO PRIHARTONO)

L46

Peran Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam
Menginduksi Apoptosis Sel Kanker Lidah Manusia Sp-C1 ln Vitro
$UPRIATNO, HENDR/ SUSANTO, SRI BUDIARTI)

I47- L52

Potensi Antikanker lsolat Toksik Tiga Spons lndonesia
(IMADE DIRA SWANTARA, WWK SUSANAH RITA, JAMES SIBARANI)

143-

153-

158

Penatalaksanaan Perdarahan pada Kanker
(N,IDREE KURNIAWAN)

159-

166

ABVD versus Stanford V Regimen in Unfavorable Classical Hodgkin's

Lymphoma
ffOMMY SUPIT, ZULKIFLI AMIN )

lndonesian Journal of Cancer Vol. 7, No.

4 I O.tob.r - December 2013

i

iii

Potensi Antikanker lsolat Toksik Tiga Spons
lndonesia
I MADE DIRA SWANTARA, WWIK SUSANAH RITA, DAN JAMES SIBARANI
Program Studi Magister Kimia Terapan, Universitas Udayana, Jln. P.B Sudirman, Denpasar
Diterima 13 November 2013; Direview 14 November 2013; Disetujui 6 Februari

2014

ABSTRACT
Anticancet activity test of the most toxic isolates obtained from three different spesies of spon ges which consjsf of
Callyspongia aerizusa, Haliclona fascigera, and Lanthella basta have been conducted. Isolation of metabolites from the
sponges were carried out by maseration followed by separation and purification steps using pattition and column
chromatography. Toxicity screening test was carried out based on Bhrine Shrimp Lethality Test (BSLjl) Anticancer

activity test in vitro of the most toxic isolates was carried out using HeLa cell line Based on the results, it was found
thaf isoJates Callyspongia aerizusa and Lanthella basta haye high anticancer activity with LCro of 5 50 ppm and 18 62

ppm resvectively. While, isolate obtained from Haliclona fascigera sponge was considercd to be having no anticancet
activity since the LCrowas high of 44 67 ppm.

Keryords: anticancet activity; Callyspongia aerizusa; Haliclona fascigera; Lanthella basta

ABSTRAK
Telah dilakukan uji antikanker isolat toksik 3 (tiga) lenis spons yang berasal dan perairan Indonesia Ketiga spons
tersebut adalah Callyspongia aerizusa, Haliclona fascigera, dan Lanthella basta Isolasi metabolit dalam spons
dilakukan dengan cara maserasi, kemudian dilanjutkan dengan tahap pemisahan dan pemurnian menggunakan cara
partisi serta komatografi kolom. Skrining toksisitas dilakukan dengan metode Bhrine Shrimp Lethality Test (BSLT) Uii
antikanker secara /n vlfro isolat yang paling toksik menggunakan sel HeLa. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh

bahwa spons Callyspongia aerizusa bersifat sebagai antikanker dengan LC,o sebesar 5,50 ppm Spons Haliclona
fascrgeratidakbersifatantikankerterhadapslHeLa,karena

hargaLC,osebesar44,6Tppm.sedangkansponslanfhe//a

basta bersifat antikanker dengan harga LCro sebesar I 8,62 ppm.

Kata Kuncl: aktivitas antikanker; Callyspongia aerizusa; Haliclona fascigera; Lanthella basta
KORESPONDENSI:
Prof. Dr. I Made Dira
Swantara, M. Si

PENDAHULUAN

hogram Studi Magister

ll

tdmia Terapan

Jriversitas Udayana

L

P. B. Sudirman,

Denpasar

:rnail: m_dira_swantara
@ahoo.co.id

ebutuhan obat baru antikanker semakin mendesak karena obat-obatan yang
selama ini disamping harganya mahal juga selektivitasnya masih rendah.
Pencarian sumber-sumber baru untuk menghasilkan senyawa antikanker terus
dilakukan di antaranya dari organisma laut. Pemanfaatan kekayaan laut Indonesia
selama ini masih pada budidaya ikan dan sejenisnya untuk konsumsi pakan,
sedangkan pemanfaatan dalam bidang medis dan pengobatan masih jarang dilakukan.
Di lain pihak, potensi bioprospecting dari biota laut untuk bahan dasar industri
farmasi, kosmetik, bioenergi, dan industri lain di Indonesia sangat besar, diperkirakan

I\dipakai

lndonesian Journal of Cancer Vol. 7, No.

4|

October - December

2O]3

I

147

Potensi Antikanker tsotatToksik Tiga Spons

mencapai nilai ekonomi sebesar 40 miliar dollar AS
per tahun.r Pada 1995, hasil perdagangan untuk
dunia obat-obatan yang berasal dari bioprospecting

mencapai angka $ US l4 milliar.r Ironisnya,
Indonesia masih belum bisa memproduksi bahan
dasar kimia untuk produksi obat dengan hampir
90% bahan dasar kimia tersebut masih diimpor.
Penyakit kanker merupakan penyakit ganas yang
sangat ditakuti oleh masyarakat Beberapa jenis
terapi pengobatan modern seperti operasi,
kemoterapi atau radiasi selama ini telah banyak
digunakan. Namun, kendala yang masih ada adalah
adanya tingkat kesuksesan yang sangat bervariasi
tergantung pada stadium dan jenis kanker tersebut,
timbulnya efek samping, dan mahalnya biaya dari
terapi modern tersebut. Oleh karena itu, eksplorasi
terhadap kandungan senyawa-senyawa aktif dengan
aktivitas anti kanker gancar dilakukan di beberapa
negara terutama negara maju. Penelitian tersebut
telah merambah pula pada bahan alami laut dan
memberikan berbagai alternatif obat baru melawan

ini

kanker.2

Spons adalah salah satu biota yang melimpah di

laut. Di perairan Indonesia diperkirakan terdapat
lebih dari 1000 spesies (jenis) spons. Dilaporkan
spons merupakan bahan bioaktif dari laut yang sangat

prospektif. Hampir 5000 senyawa telah berhasil
diisolasi dari hewan ini dengan berbagai aktivitas
seperti anti mikroba, anti jamur, anti virus, dan anti
kanker.2 Spons merupakan organisme multiseluler
tak bertulang belakang yang potensial diiadikan
bahan eksplorasi pencarian senyawa baru antikanker
karena spons merupakan penghasil senyawa bioaktif
antiviral maupun senyawa sitotoksik.3 Data dari
Schmitz ef a/., menyebutkan bahwa dari 434 struktur
kimia biota laut yang bersifat sitotoksik, spons
menempati peringkat terbesar dengan 193 senyawa,

ascidian (57), alga (44), moluska (46), Koral lunak
(27), gorgonian (20), dinoflagella (8), anemon (8),
echinoderm (7), worms (8), briozoan (5), bakteri (3),
dan hydroid (3).a
Perkembangan penelitain aktivitas sitotoksik dan
antikanker pada spons di berbagai negara sudah
banyak dilakukan. Akan tetapi, sudah tentu belum
dapat mengungkap seluruh spesies spons yang ada,
terutama spons Indonesia. Penelitian-penelitian
tentang aktivitas antikaker spons yang sudah
dilakukan, antara lain Setyowati el al., yang
melaporkan telah dapat mengisolasi senyawa
sitotoksik spons Kaliapsis.r Isolasi senyawa antikanker
Leukimia dari spons Aglas nakamuar dan Heliclona

sp. dilaporkan oleh Trianto dan Ambariyanto 2 Uji

148 |

tnOonesian Journal of Cancer Vol. 7, No.

4|

lndonesia

147-152

sitotoksik senyawa alkaloid dari spons Petrosia sp:
antikanker
dilaporkan oleh Astuti et al.5
Uji antikanker salah satunya menggunakan sel
HeLa karena HeLa ce//,line merupakan sel turunan
yang tumbuh sebagai sel yang semi melekat. Sel
HeLa diturunkan dari sel epitel kanker leher rahim
(serviks) manusia. Sel ini diisolasi pada 1951 dari
rahim wanita penderita kanker leher rahim bernama
Henrietta Lacks yang berusia 31 tahun. Sel HeLa
dapat digunakan untuk tes antitumor, transformasi,
uji tumorigenesis, biologi sel, dan invasi bakteri.
Sel ini secara morfologi merupakan sel epitelial
yang sudah dimasuki oleh Human Papiloma Virus
(HPV) tipe 18. Sel ini bersifat immortaldan sangat
agresif sehingga mudah dikultivasi, tetapi sel ini
mudah menginvasi kultur sel lain.6

potensial pengembangan sebagai

MATERI DAN METODE
Spons yang akan diladikan sampel pada penelitian

ini adalah Callyspongia aerizusa (diambil dari
perairan Gili Trawangan, Lombok pada bulan Mei
2012), Haliclona fascigera (dimbil dari perairan Nusa
Penida, Bali, pada Agustus 2012), dan Lanthella
basfa (diambil dari perairan Raja Ampat, Papua,
pada April 2012). Ketiga sampel tersebut diidentifikasi
di Department of Marine Toxicology, University of
California. Sampel-sampel tersebut dibersihkan dari
pengotornya dengan air, lalu ditambahkan etanol
70olo sampai terendam dan selanlutnya dihancurkan
dengan blender. Adonan spons ini ditempatkan
pada gelas beker tertutup dan dibiarkan selama 24
jam, kemudian disaring. Filtratnya dikumpulkan dan
ampasnya ditambahkan lagi etanol sampai terendam.

Pekerjaan ini diulangi 3 - 4 kali sampai diperkirakan
semua senyawa terekstraksi. Filtrat yang terkumpul

tersebut diuapkan dengan penguap putar vakum
sampai semua pelarutnya menguap sehingga
diperoleh ekstrak kasar (Crude extract).
Ekstrak kasar etanol masing-masing sampel
dilarutkan dengan campuran etanol - air (3:7) 500
mL, lalu diuapkan etanolnya menggunakan pengiiap
putar vakum sehingga diperoleh ekstrak air. Ekstrak
air tersebut dipartisi dengan n-heksan sebanyak 3
x 100 mL. Lapisan n-heksan dikumpulkan dan
diuapkan sehingga diperoleh ekstrak kental n-heksan
(EH). Residu (ekstrak air) dipartisi kembali dengan
kloroform sebanyak 3 x 100 mL Lapisan kloroform
dikumpulkan dan diuapkan sehingga diperoleh
ekstrak kental kloroform (EK). Terakhir, ekstrak air
(EW) diuapkan sehingga diperoleh ekstrak kental

October - December 2013

I MADE DIRA SWANTARA,

WWK SUSANAH RITA, DAN JAMES SIBARANI

air (EW). Ketiga ekstrak kental di atas (EH; EK; dan
EW) diuii toksisitasnya. Ekstrak yang menunjukkan
toksisitas paling tinggi selanlutnya dipisahkan dan
dimurnikan.
Pemisahan dan Pemumian Metabolit
Kromatografi lapis tipis (KLl) menggunakan fase
diam silika gel 60 Frro Pemilihan fasa gerak (larutan
pengembang) yang dipakai didasarkan dengan cara

mencoba-coba berbagai sistem pelarut dengan

prinsip like dissolves like (perbedaan tingkat
kepolaran). Penampak noda menggunakan radiasi
ultraviolet panjang gelombang (?'") 254 dan 366 nm.
Fase gerak yang memberikan jumlah noda yang
paling banyak dengan jarak pemisahan yang bagus
selanlutnya akan dipilih sebagai eluen dalam analisis

kromatografi kolom.
Pemisahan dengan teknik kromatografi kolom
menggunakan fasa diam silika gel 60 (70'230 mesh
ASTM) dan fasa geraknya menggunakan eluen terbaik
atas.
hasil analisis kromatografi lapis tipis

di

Kecepatan alir eluen sekitar I ml/menit Eluat
ditampung setiap 3 mL pada botol penampung.

Elusi dihentikan setelah diperkirakan

semua

komponen keluar dari kolom.

Setiap botol eluat dilihat pola nodanya pada
plat kromatografi lapis tipis. Eluat yang memiliki
pola pemisahan noda yang sama digabungkan
sehingga diperoleh beberapa fraksi. Fraksi'fraksi
yang diperoleh diuji toksisitasnya. Fraksi yang
mempunyai toksisitas paling tinggi selanjutnya diuji
kemurniannya.

Uii Toksisitas
Uji toksisitas menggunakan larva udang (Artemia
salina L) mengikuti metode Meyer.T Media untuk
menetaskan larva Artemia salina dibuat dengan
menyaring air laut secukupnya Air laut dimasukkan
ke dalam akuarium yang dibagi menjadi dua bagian,
yaitu satu bagian dibuat gelap yang ditutup dengan
kertas hitam dan bagian yang lain dibiarkan terbuka.
Telur Arfemia salina diletakkan secukupnya pada
bagian yang gelap dan dibiarkan selama 48 jam
sehingga telur menetas menjadi larva yang siap
digunakan untuk pengujian.
Seberat 20 mg masing-masing ekstrak kasar
sampel dilarutkan dengan 2 mL n-heksana. Dari
larutan itu diambil sebanyak 500 pL, 50 pL, dan 5
pL, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan pelarutnya diuapkan Ke dalam
masing-masing tabung reaksi dimasuki I mL air
laut 50 pL dimetilsulfoksida 10 ekor larva, dan

147-1

52

setetes ragi. Kemudian ditambahi air laut sampai
volumenya 5 mL sehingga diperoleh konsentrasi
ekstrak pada masing-masing tabung: 1000 ppm, 100
ppm, dan l0 ppm. Pada kondisi yang sama, dibuat
juga konsentrasi 0 ppm sebagai kontrol tanpa
penambahan ekstrak. Setiap konsentrasi dibuat
ulangan tiga kali. Masing-masing tabung reaksi
ditutup dengan aluminium foil dan dilubangi sedikit
lalu dibiarkan pada suhu kamar. Setelah 24 iam
dilakukan pengamatan terhadap kematian larva.
Iumlah larva yang mati dicatat, kemudian dilakukan
penghitungan LC,omenggunakan program Microsoft
excel.

Uli Antikanker Isolat Toksik terhadap Sel HeLa
Sel kanker serviks (HeLa) dikultur pada media
RPMI 1640, dihitung iumlah awal sel di bawah
mikroskop Kemudian sel dipanen dengan
penambahan tripsin. Selanjutnya sel disentrifugasi
sehingga terbentuk dua lapisan (endapan dan
supernatan). Supernatan dibuang, endapannya
dibentuk pelet dan ditambahkan media komplit I
mL, kemudian dihitung jumlah selnya menggunakan
hemositometer Setelah sel mencukupi, sel ditanam
pada microwell plate 96 sumuran. Tiap sumuran
berisi 2x104 sel dalam 100 pL Inkubasi sel selama
l-2 jam hingga sel melekat. Setelah itu, ditambahkan
isolat toksik yang akan diuji dengan berbagai
konsentrasi, yaitu 1000 pg/mL; 500 pg/ml; 250 lsgl
mL;125 pg/ml; 62,5 1sg/mL;31,25 1tg/mL, 15,62 pel
mL; 7,81 UB/mL; 3,91 pg/mL; 1,95 pg/mL, 0,97 1tg/
mL; 0,48 pg/ml, 0,24 1sg/mL, 0,12 pg/ml; 0,06
Lrg/ml; pada setiap we1l sebanyak 100 FL. ladi,
total setiap wel1 berisi 200 ;rL. lnkubasi dalam
inkubator selama 24 jam pada suhu 37"C CO2 5%
Setelah 24 jam dilihat di bawah mikroskop,
ditambahkan MTT (3-(4 5-dimetilliazol-2-il)-2,5difeniltetrazolium bromida) (\Vel lmL), dan PBS
sebanyak 10 pL pada tiap-tiap weil, kemudian
diinkubasi selama 4 jam. Selanjutnya, larutan stop
SDS (sodium dodesil sulfat) 10o/o dalam 0,01 N HCI
ditambahkan pada tiap-tiap wel/ dan diinkubasi
kembali semalaman. Absorbansinya dibaca
menggunakan ELISA reader pada panlang gelombang
550 nm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi 1000 gram masing-masing sampel spons
dengan etanol menghasilkan ekstrak sebagai berikut:

Callyspongia aerizusa (17,80 gram); Haliclona

lndonesian Journal of Cancer Vol. 7, No. 4

I October-December 2013

I

149

Potensi Antikanker tsolat Toksik Tiga Spons

fascigera (12,46 gram); dan Lanthella basta

gram).

sa,lrna masing'masing sampel adalah sebagai berikut:

Callyspongia aerizusa (22,91 ppm); Haliclona
fascigera (15,85 ppm); dan Lanthella basta (17,78
ppm.
Data di atas menuniukkan bahwa ekstrak etanol

ketiga sampel menunlukkan sifat toksik terhadap
Artemia salina. Dengan demikian, ketiga ekstrak
etanol tersebut dipartisi ke dalam pelarut yang
mempunyai tingkat polaritas yang berbeda.
Partisi l0 gram masing-masing ekstrak etanol ke
dalam pelarut n-heksan; kloroform; dan air
menghasilkan ekstrak seperti pada tabel l.
l:

147-152

(11,10 dan Lanthella basta (n-heksana - etil

Toksisitas (LCro) ekstrak kasar terhadap Artemia

Tabel

lndonesia

asetatkloroform, l:2:7).
Proses pemisahan dengan kromatografi kolom
menggunakan fase diam silikagel 60 dengan fase
gerak yang sesuai untuk masing'masing ekstrak
menghasilkan fraksi berturut-turut sebagai berikut:
Callyspongia aerizusa lima fraksi (A-E); Haliclona
fascigera lima fraksi (A-E); dan Lanthella basta
empat fraksi (A-D).

Uii'lioksisitas Masing-masing Fraksi
Masing-masing fraksi hasil pemisahan di atas
selaniutnya diuii toksisitasnya terhadap Artemia
sa,lina untuk memperoleh fraksi (isolat) paling toksik
Hasil uii toksisitas tersebut disaiikan pada tabel 3.
Tabel 3: Toksisitas masing-masing fraksi

Hasil partisi masing-masing sampel ke dalam masing-masing

pelarut

Sampel
Berat ekstrak (gram)

Nama Sampel
Etanol

awal

Callyspongia aerizusa

n-heksan Klorolorm

Air

Callyspongia aerizusa

10

2,23

1,63

3,25

Haliclona fascigera

10

1,53

r,65

5,48

lanthelloa basta

10

0,75

0,98

2,71,

Haliclona fascigera

lanthella basta

2.

Tabel 2: Toksisitas ekstrak hasil partisi

n-heksan

Eks
Callyspongia aerizusa
Haliclona fascigera

69,18
398,1

1

lanthella basta

-)

Eks Kloroform

Eks Air

43,65

251,r9

63,1 0

1

22,39

r\)

LP,*

B

83,18

C

331,13

E

I 58,49

A

141,25

B

251,19

E

89, r3

A

501 ,12

-

B

151,36

C

35,36

D

LC50 (ppm)
Sampel

A

LC50 {ppm)

281,84

Masing-masing ekstrak hasil partisi yang diperoleh
dari ketiga sampel diuji toksisitasnya sehingga

menghasilkan data seperti terdapat pada tabel

Fraksi

-

36,31

Fraksi paling toksik

Fraksi-fraksi paling toksik tersebut selanjutnya
diuji antikanker terhadap sel HeLa dan diidentifikasi

99,53

senyawanya.

4r,69

: tidak bisa dihitung (> 1000 ppm)

Uii Antikaker Isolat Toksik terhadap Sel HeLa

Berdasarkan harga toksisitas masing-masing
ekstrak di atas menunlukkan bahwa ekstrak kloroform
dari ketiga sampel tersebut bersifat paling toksik.

Aktivitas antikanker terhadap sel HeLa ditentukan

dengan metode MTT

(3,14,5-

dimetilthiazol-2yll-2,5dapat

difenil tetrazolium bromida). MTT assay

Pemisahan dan Pemumian Metabolit

digunakan untuk mengukur proliferasi sel secara
kolorimetri Metode ini berdasarkan pada perubahan
garam tetrazolium Q-(4,5- dimetiltiazol- 2-il ) -2, 5- difenil
tetrazolium bromida) (MTT) menjadi formazan dalam

Eluen terbaik untuk proses pemisahan dan
pemurnian metabolit dicari dengan metode
komatografi lapis tipis Hasil pencarian eluen terbaik
masing-masing ekstrak adalah ekstrak spons
Callyspongia aerizusa (kloroform - etanol , 7:3):
Haliclona fascigera (kloroform - etil asetat, 8:2);

diabsorpsi ke dalam sel hidup dan dipecah melalui
reaksi reduksi oleh enzim reduktase dalam rantai
respirasi mitokondria menjadi formazan yang terlarut
dalam SDS l0o/o berwarna ungu pemecahan MTT
pada mitokondria selyang hidup oleh enzim suksinat

Selanlutnya, ekstrak kloroform masing-masing sampel

dipisahkan dan dimurnikan.

150 I

tnOonesian Journal of Cancer Vol 7, No.

4 | October

mitokondria yang aktif pada sel hidup.

MTT

hidrogenase. Reaksi menggunakan MTT ini melibatkan

- December 2013

147-152

I MADE DIRA SWANTARA, WWK SUSANAH RITA, DAN JAMES SIBAMNL

piridin nukleotida kofahor NADH dan NADPH yang
hanya dikatalisis oleh sel hidup sehingga iumlah

terbentuk, semakin tinggi absorbansi. Hal ini
menunlukkan bahwa semakin banyak MTT yang

formazan yang terbentuk proporsional dengan iumlah

diabsorbsi ke dalam sel hidup dan dipecah melalui
reaksi reduksi oleh enzim reduktase dalam rantai

sel yang hidup. Semakin banyak sel yang hidup,
semakin banyak kristal formazan yang terbentuk.s
Warna ungu formazan dapat dibaca absorbansinya
secara spektrofotometri dengan ELISA reader pada
panjang gelombang maximumnya 552-554 nm.
Absorbansi tersebut menggambarkan iumlah sel
hidup. Semakin kuat intensitas warna ungu yang

respirasi mitokondria sehingga formazan yang
terbentuk juga semakin banyak. Absorbansi ini
digunakan untuk menghitung persentase sel hidup
sebagai respons.e Untuk mengetahui nilai LCro masing-

masing isolat maka dibuat grafik persen mortalitas
v.s. log konsentrasi, seperti terlihat pada gambar

l.

?t
o

E
lR

J

I
-1

'O.8 -0.6 -0.4

-0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1. 1-2 1,4 1.6 1.8 2
Lq

2.2

1

l(oFsentrasi Ekstrak

r00
90
80

t70

gGCI
50

840
;s 30
20
10
0

0.000

0.500

1.000 1.500 2.000 2.500 3.000

3.500

Lq Konsentra$

UI

o
t!
o
E

"\
l: Grafik antara % mortalitas v.s.
log konsentrasi isolat toksik
Gambar

A. Fraksi A Callyspongia aerizusa,
B. Fraksi E Haliclona fescigra,
C, Fraksi

lndonesian Journal of Cancer Vol. 7, No.

4 | October

C

lanthella basta

- December

2013

I

151

Potensi Antikanker lsolat Toksik Tiga Spons

Indonesia

147-1

52

Grafik-grafik di atas menuniukkan bahwa
peningkatan konsentrasi ekstrak menyebabkan

Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan

peningkatan kematian sel HeLa. Dari grafik A tersebut

Kebudayaan Republik Indonesia karena telah
mendanai penelitian ini melalui Hibah Bersaing
Tahun Anggaran 2013. Terima kasih pula kami
sampaikan kepada Lembaga Penelitian dan

I

LCro sebesar 0,76 sehingga

5,50 ppm. Dengan cara yang
k B diperoleh nilai LCro sebesar
44,67 ppm dan untuk grafik C diperoleh nilai LC,o
sebesar 18,62 ppm.

Kuatnya aktivitas antikanker menurut Cho
dikategorikan sebagai berikut: LCro . 5 pg/ml
dikatagorikan sangat aktif; LCro = 5-10 pg/ml
dikatagorikan aktif; LC,o= ll'30 pg/ml dikatagorikan
sedang; dan LC."
)u-> 30 pg/ml dikatagorikan tidak
aktif. L0 Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa
isolat toksik spons Callyspongia aerizusa aktif sebagai
antikanker terhadap se1 HeLa dengan LCro sebesar
5,50 ppm; isolat toksik spons Haliclona fescigra
tidak bersifat antikanker karena nilai LCro sebesar
44,67 ppm: sedangkan isolat toksik spons lanthela
basla bersifat antikanker dengan katagori sedang
dengan LC,o sebesar 18,62 ppm

Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas

Udayana yang telah berperan dalam pengusulan
proposal penelitian ini sampai bisa didanai. Semoga
amal kebaikan mereka mendapat pahala dari lda
Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

DAFTAR PUSTAKA

1

Setyowati,

2

ftanto

E P, UmarA J, Sudarsono, Kardono, B., Rachmaniar
R dan Meiyanto, E lsolasi Senyawa Sitotokik Spons Kaliapsis
Majalah Famasi Indonesia,2007; l8(4): 183
A" Ambariyanto, Muwami

-

189

R Skining bahan anti kanker pada

berbaeai jenis sponge dan gorgonian terhadap

Ll2l0

celt line lumal

llmu Kelautan, 2004; 9(3):120-124

3

Amsterdam.4\etherland

4

Zaborsky,

OR

1994

DH

h

197-308

, Sari, D, dan Wahyuono, S Uji
sitotoksik senyawa alkaloid dari spons Petrosia sp: potensial

Astuti, P, Alam, G, Hartati, M

S

pengembangan sebagai Antikanker. Majalah Farmasi Indon*ia

16(l): 58 Amalia, N

"Uii Sitotolsik Ekstrak Etanol 70% Buah Merica Hitam

L)

Disarankan kepada para peneliti untuk meneliti
potensi spons Indonesia yang dapat digunakan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Muhammadiyah

Meyer,

2ffi|

62

L

SARAN

7

dan

peryunting Marine Biotechnology. New York

Plenum Press: 1998,

5

(Piper nigrum

terhadap Sel HeLa" 2008

Su

Su

rta: Univercitas

rta

BN, Fenigni, NR, and Mclaughlin Brine

Shrimp: A

K

Convenient General Bioassay for Active plant Constituents loumal

d

8

of Planta tt/Mical Research, 1982; (45): 31-34.
Doyle, A, dan Griffiths, J B Cetl and Tissue Culture For Medical

Ft

9

Sieuwerts, Anieta

UCAPAN TERIMAKASIH

Research lohn Wiley and Sons

Sukmarianti yang telah membantu pengerjakan
penelitian ini sampai selesai. Terima kasih pula
kami sampaikan kepada Direktorat Penelitian dan

is

SchmiU FJ, Bowden B.Fl dan Toth, SI. Antitumor and cytotoic
compounds from marine organisms, dalam: Attaway

6

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu penelitian
ini, terutama kepada saudara Made Rai Rahayu,
Kadek Dewi Wirmandiyanthi, dan Ni Wayan Sri

of Secondary Metabolits: Why

Important Proseding dari 4th Intemational Porifera Conggress

KESIMPUI.AN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa isolat toksik spons Callyspongia aerizusa
bersifat antikanker terhadap sel HeLa dengan LCro
sebesar 5,50 ppm. Isolat toksik spons lanlhela basta
bersifat antikanker terhadap sel HeLa dengan LC,o
sebesar 18,62 ppm, sedangkan isolat toksik spons
Haliclona fascigera tidak bersifat antikanker terhadap
sel HeLa karena LC,o sebesar 44,67 ppm.

Garson, MJ. The Bioslnthesis

M, lan G

Ltd New York

M

Kliin, Hany

2000.

A

Peters, Iohn

A

Foekens The MTT Tertazolium Salt Assay Scrutinized: How to Use

this Assay Reliably to Measure Metabolic ActMty of Celi -Cultures
in vitro for the Assessment of Growth Characteristics, IC50 Values
and Cell SuMval

l0

Cho,

s l9r;

(33\:813-823

S J Novel Cytotoxic Pollprenila-terd Xanthones From Garcinia

gaundichaudii (Guttiferae) Tetrahedron 1998; (54): 10915-1W24

E

u

l-t

lr

*

S
t-

1i

i-.1

3

t

h

al

152 I

tnOonesian Journal of Cancer Vol. 7, No.

4 | October

- December 2013