PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL YANG DIAJARKAN DENGANMODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI SMA NEGERI 11MEDAN.

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI SMA

Oleh:

Liza Khairani NIM 4104131008

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

i   

   

Judul Penelitian : Peningkatan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing dan Model Pembelajaran Ekspositori Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid di Kelas XI SMA Negeri 11 Medan.

Nama Mahasiswa : Liza Khairani

NIM : 4104131008

Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Kimia

Menyetujui : Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Mahmud, M.Si NIP. 19580222 198903 1 002

Mengetahui

Jurusan Kimia Program Studi

Pendidikan Kimia

Ketua, Ketua,

Drs. Jamalum Purba, M.Si Dra. Ani Sutiani, M.Si

NIP.19641207 199103 1 002 NIP. 19680730 199203 2 001 Tanggal Lulus :


(3)

iv   

   

KATA PENGANTAR  

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkah-Nya yang selalu memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Adapun judul skripsi ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing dan Model Pembelajaran Ekspositori Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid di Kelas XI SMA Negeri 11 Medan”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Mahmud, M.Si. sebagai Dosen PembimbingSkripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini., terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi,M.S, Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si. dan Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S. selaku dosen penguji yang telah membimbing dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Eddyanto, Ph. D. selaku dosen pembimbing akademik.

Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, Ibu Drs. Ani Sutiani, M.Si, Bapak dan Ibu dosen dan staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. K. Lumbantoruan, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 11 Medan dan BapakDrs. Monang Napitupulu, M.Si, selaku guru kimia dan siswa siswi serta Kepada


(4)

v   

   

Observer (Lysa Barina Rangkuti) yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan hormat yang setulusnya kepada lelaki istimewa yang selalu ada di hati penulis, ayahanda Penulis Syafril Zakaria,dan juga wanita istimewatelah mengajarkan cinta, keikhlasan, kemandirian serta ketegaran dalam menghadapi kehidupan ibunda tersayang Nurleli yang tiada hentinya memberikan semangat dan cintanya, selalu mendo’akan penulis di setiap sujud shalatnya. Terimakasih juga penulis sampaikan paman terbaik yang menjaga penulis seperti anak sendiri selama kuliah di Unimed. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Fauzi Ramadhani, A.Md, merupakan sahabat terbaik, pendamping terbaik, yang telah sabar menemani, mendukung penulis hingga penyelesaian karya akhir ini, serta bantuan lain yang tak terhingga kepada penulis. Dan ucapan terimakasih yang sangat dalam dan tidak akan pernah terlupa dalam hidup penulis kepada Mamak tersayang (Nenek) almarhumah Siti Nur karena perjuangan dan kepercayaan yang besar beliau berikan kepada penulis untuk mendapatkan gelar sarjana. Semoga Allah SWT menempatkan mamak di tempat terindah disisinya. Terimakasih penulis ucapkan jugakepada sahabat terbaik teman seperjuangan, Angelina, Via dan Fitri dan teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dan memberi motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 31Juli2013 Penulis,

Liza Khairani NIM. 4104131008


(5)

iii   

   

Peningkatan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing dan Model Pembelajaran Ekspositori Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid di Kelas XI SMA Negeri 11

Medan

Liza Khairani (NIM 4104131008) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori. (2). Apakah kecakapan sosial siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori. (3). Apakah ada hubungan antara kecakapan sosial dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Medan sebanyak 4 kelas yang diambil 2 kelas yang dipilih secara random sampling dari populasi yang ada. Kelas eksperimen sebanyak satu kelas diberikan pengajaran menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dan kelas kedua sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran ekspositori. Instrumen pengumpulan data digunakan tes hasil belajar berbentuk pilihan berganda sebanyak 21 butir soal (r11 =0,817), serta instrumen data kemandirian siswa digunakan lembar observasi. Jenis penelitian ini bersifat quasi eksperiment dengan desain penelitian uji awal dan akhir random sampling. Teknik analisa data menggunakan uji –T dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) model pembelajaran penemuan terbimbingmemberikan pengaruhterhadap hasil belajar kimia. Hal ini terlihat dari gain hasil belajar siswa dengan model pembelajaran penemuan terbimbinglebih tinggi (x=0,624) dari pada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori (x=0,411).(2) model pembelajaran penemuan terbimbingmemberikan pengaruh terhadap kecakapan sosial siswa dalam belajar kimia. Nilai kecakapan sosial dengan model

pembelajaran penemuan terbimbinglebih tinggi (x=82,891) dengan model

pembelajaranekspositori (x=14,098).(3) terdapat hubungan antara

kecakapansosial dan hasilbelajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing.


(6)

v   

   

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Nilai Rata-rata mata pelajaran Kimia 3 Tabel2.1.Perbedaan Karakteristik Pembelajaran dengan Model

Penemuan Terbimbing dan Konvensional. 22 Tabel 2.2. Perbedaan Koloid, Larutan, dan Suspensi 30

Tabel 2.3. Macam – macam sistem koloid 32

Tabel.2.4. perbedaan sol liofil dan sol liofob 43 Tabel 3.1. Desain penelitian (two group, pretest, postes desain) 48 Tabel 3.2. Kisi-kisi Hasil Belajar Siswa pada Sub Pokok Bahasan Koloid 49

Tabel 3.3. Kategori kemampuan siswa 56

Tabel 4.1. Indikator dalam Pembelajaran Sistem Koloid. 58 Tabel 4.2. Data pretest dan postest siswa kelas eksperimen

(kelas yang diajarkan dengan menggunakan model

pemelajaran penemuan terbimbing) 63

Tabel 4.3. Data pretest dan postest siswa kelas kontrol (kelas yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran ekspositori) 63


(7)

iii   

   

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Interaksi dalam Model Penemuan Terbimbing 16 Gambar 3.1. diagram alir langkah – langkah / prosedur penelitian 48


(8)

iv   

   

DAFTAR GRAFIK

Grafik. 4.1. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa


(9)

BAB I Pendahuluan

1.1.Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa dapat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan kualitas sumber daya manusia itu sendiri bergantung pada kualitas pendidikan. Sehingga pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang ada. Pemerintah akan tetapi mutu pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal belum mampu mengikuti dan menanggapi perubahan cepat yang terjadi di masyarakat. Djamarah dan zain (2006) menyatakan keluhan masih rendahnya mutu pendidikan masih sering kita dengar di sekolah – sekolah.

Kualitas pendidikan suatu lembaga pendidikan akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar ini dapat diartikan sebagai kurang efektifnya proses pembelajaran yang ada. Rendahnya nilai hasil belajar merupakan gambaran tingkat kemampuan siswa yang masih rendah dalam menguasai konsep – konsep kimia, dimana mata pelajaran kimia memiliki karakteristik seperti : (1) sebagian besar kimia bersifat abstrak, konsep – konsep ilmu kimia dapat dipecahkan dengan menggunakan analogi, (2) ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya, (3) materi kimia sifatnya berurutan, konsep kimiayang sifatnya hirearki harus dikuasai secara menyeluruh, (4) ilmu kimia tidak sekedar memecahkan soal – soal, (5) bahan yang harus dipelajari sangat banyak (Kean dan Middlecamp, (1985), Nekhleh (1992))dalam Sudria (2006) menyatakan bahwa miskonsepsi – miskonsepsi sering ditemukan pada kimia yakni tentang atom, molekul, dan ion. Sejumlah konsep dasar dalam kimia yang dikenal sebagai istilah sehari – hari dengan makna yang berbeda dari konsepsi ilmiah dalam bidang kimia. Belajar kimia secara bermakna memerlukan kajian konsep dari tiga aspek


(10)

yakni aspek makrokospis (sifat yang dapat diamati), aspek mikroskopis (partikel – partikel) dan simbolik. Johnston (1991) dalam Sudria (2006).

Dilain pihak guru pada umumnya masih kurang memperhatian kemampuan siswa dan pembelajaran masih berpusat pada guru, dimana guru hanya menjelaskan materi didepan kelas, memberi contoh soal beserta penyelesaianya, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, siswa mencatat hal – hal yang penting dari penjelasan guru, dan siswa diberikan latihan soal. Namun, siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak leluasa untuk memanfaatkan pengetahuan yang telah dimiliki untuk mendapatkan pengetahuan baru, mereka hanya diam dan pasif dalam pembelajaran. Keadaan ini tentu saja mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar. Kontruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan akan tersusun atau terbangun didalam pikiran siswa sendiri ketika berupaya untuk mengorganisasikan pengalaman barunya berdasarkan kerangka kognitif yang sudah ada didalam pikiran siswa, dengan demikian pengetahuan tidak dapat dipindahkan dengan begitu saja dari otak seorang guru ke otak siswanya. Setiap siswa harus membangun pengetahuan itu didalam otaknya sendiri – sendiri.

Berdasarkan hasil observasi yang telah saya lakukan di SMA Negeri 11 Medan, tidak sedikit siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran kimia. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada bulan Februari, mereka mengatakan bahwa mereka kurang bahkan tidak tertarik dengan pelajaran kimia, karena banyak konsep – konsep yang harus dihapalkan dan perhitungan – perhitungan yang sangat rumit dan dianggap sulit, penyajin materi yang tidak menarik dan cenderung membosankan bagi siswa. Di samping itu pada umumnya masih berlangsung secara konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini juga dipengaruhi dengan keadaan laboratorium yang kurang memadai, dimana tempat penyusunan peralatan dan bahan – bahan kimia tidak ditempatkan sebagaimana mestinya, sistem saluran pembuangan limbah praktikum tidak sesuai dengan


(11)

pengolahan laboratorium yang baik. Begitu juga dengan bahan – bahan kimia serta peralatan kimia yang dipergunakan untuk praktikum kurang lengkap. sehingga siswa terbatas untuk mengetahui zat-zat kimia yang mendukung pembelajaran kimia, dan mereka hanya pernah mendengar nama-nama bahan-bahan kimia dan peralatan kimia yang ada pada buku pelajaran kimia.dan dari sini la dapat kita lihat bahwa siswa yang menyukai pelajaran kimia sedikit sehingga menimbulkan rasa ketidak ingin tahuan terhadap mata pelajaran kimia semakin banyak.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kimia yaitu bapak Drs. Monang napitupulu,M.Si, guru SMA NEGERI 11 Medan masalah tersebut dapat dilihat dari hasil belajar pelajaran kimia semester ganjil kelas XI SMA NEGERI 11 Medan yang memiliki sebanyak 4 kelas IPA menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar siswa masih kurang sesuai dengan yang diharapkan,Rendahnya hasil belajar kognitif. Dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata raport dari Tahun Pembelajaran 2010/2011/2012.

Tabel 1.1: Data Nilai Rata-rata mata pelajaran Kimia semester ganjil kelas XI SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2010/2011/2012 di SMA NEGERI 11 Medan

Tahun Ajaran Nilai Tertinggi

Nilai Terendah KKM

2010/2011 91 65 68

2011/2012 92 65 68

2012/2013 92 65 68

Untuk itu guru sebaiknya kreatif mengembangkan aktifitas yang mendorong para siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman mereka. Karena keberhasilan pembelajaran kimia pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi harapan semua pihak terutama guru


(12)

kimia. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar perlu melibatkan berbagai macam kegiatan yang harus dilakukan, jika menginginkan hasil yang optimal. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk mendapatkan hasil yang optimal seperti yang diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memilih salah satu model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar, adalah model pembelajaran yang dapat membangun pengetahuan dan pemahaman siswa yaitu model pembelajaran penemuan terbimbing. Dimana model pembelajaran penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan – pertanyaan yang mengarahkan. Dengan model penemuan tebimbing ini siswa dihadapkan pada situasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan, terkaan, intuisi dan mencoba – coba (trial and error) namun disini guru sebagai penunjuk jalan dalam membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan baru. Markaban (2006).

Metode penemuan terbimbing ini juga melibatkan suatu dialog atau interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga dapat meningatkan social skill siswa. Kecakapan sosial disebut juga kecakapan dasar dalam belajar karena mudah ditularkan kepada orang lain dan merupakan landasan belajar lebih lanjut, dimana dalam model pembelajaran terbimbing interaksi yang terjadi didalamnya selama proses belajar akan meningkatkan kemampuan soft skill siswa dalam hal kecakapan sosial, hal ini dapat dilihat ketika proses belajar dengan model penemuan terbimbing, interaksi yang dibangun guru dengan memberikan pertanyaan yang dapat membangun pengetahuan siswa, akan melibatkan komunikasi dan kerja sama antara siswa. Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan soft skill siswa dalam karakter kecakapan sosial. Nilai karakter ini juga merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar dimana variabel


(13)

yang tidak dapat dimanipulasi tetapi merupakan salah satu kondisi pembelajaran yang harus dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan proses pembelajaran agar lebih sesuai dan memudahkan peserta didik untuk belajar.

Penelitian sehubungan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing ini telah banyak dilakukan yaitu dilakukan oleh Erni (2011), meneliti mengenai perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model Guided Discovery dan model Konvensional pada siswa SMP kelas VIII. Dimana hasil penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran Guided discovery memberikan hasil lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. Penelitian sehubungan dengan model penemuan terbimbing telah banyak dilakukan antara lain oleh Nastiti Sulistyowati (2012), meneliti mengenai efektifitas model pembelajaran guided discovery learning terhadap kemampuan pemecahan masalah kimia. Selanjutnya Risa Afriani, Soeprojo, dan Saptorini (2012), meneliti mengenai pengaruh pembelajaran kolaborasi guided discovery – exsperiental learning berbantuan lembar kerja siswa.

Berdasarkan fakta diatas, maka penulis berpendapat bahwa untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran kimia dengan materi koloid adalah dengan memberikan kesempatan siswa berpikir sendiri, menyelidiki dan menarik kesimpulan terkaan, intuisi dan mencoba – coba, sehingga memahami, mengkontruksikan konsep – konsep dan belajar menemukan sesuatu, sehingga pengetahuan yang dihasilkan akan lebih bertahan lama. Model pembelajatan penemuan terbimbing juga dapat meningkatkan soft skill siswa dalam karakter kecakapan sosial.

Berdasarkan uraian diatas, untuk meningkakan hasil belajar siswa, penulis mengajukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing dan Model Pembelajaran Ekspositori Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Di Kelas XI SMA”.


(14)

1.2. Ruang Lingkup.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing dan model pembelajaran ekspositori terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa dan kecakapan sosial siswa pada materi pokok koloid.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori ?

2. Apakah kecakapan sosial siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori ?

3. Apakah terdapat hubungan antara kecakapan sosial dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing ?

4. Apakah terdapat hubungan antara kecakapan sosial dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ekspositori ?

1.4.Batasan Masalah.

Batasan masalah untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan terfokus yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran penemuan terbimbing dan model pembelajaran ekspositori.

2. Hasil penelitian yang diukur adalah kecakapan sosial dan hasil belajar siswa.


(15)

4. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas XI IPA Tahun ajaran 2012 / 2013 SMA Negari 11 Medan.

1.5.Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori

2. Untuk mengetahui kecakapan sosial siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori

3 Untuk mengetahui hubungan antara kecakapan sosial dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

4 Untuk mengetahui hubungan antara kecakapan sosial dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ekspositori

1.6.Manfaat Penelitian.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfaat :

1. Bagi guru : sebagai bahan pertimbangan dan alternatif tentang penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discover) sehingga guru dapat merancang suatu rencana pembelajaran untuk meningkatan hasil belajar siswa dan memberikan gambaan bagi guru mengenai penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discover) berdasarkan karakter kecakapan sosial (Social Skill) siswa untuk memperoleh hasil belajar kimia yan maksimal.

2. Bagi siswa : sebagai pengalaman belajar dan memberikan variasi model pembelajaran guru meningkatkan hasil belajar kimia siswa dalam memahami dan menguasai konsep demi mencapai prestas yang lebih baik.


(16)

3. Bagi peneliti : sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam mengajar kimia dimasa yang akan datang.

1.7. Definisi Operasional.

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian ini, maka agar penelitian dapat lebih terfokus perlu dilakukan pendefinisian beberapa istilah ;

1. Model pembelajaran penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan – pertanyaan yang mengarahkan. Dalam Faridhatun (2011). Dengan model penemuan tebimbing ini siswa dihadapka pada sitasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan, terkaan, intuisi dan mencoba – coba (trial and error) namun disini guru sebagai penunjuk jalan dalam membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan baru. Markaban (2006).

2. Kecakapan sosial adalah kemampuan dasar seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain yang mencakup kecakapan komunikasi dan kecakapan kerjasama

3. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, efektif dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu penelitian. Hamalik (2003).


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan.

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari hasil penelitian yang diperoleh, dan sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:

1. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbinglebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositoripada signifikansi α 95% (0,05).Dengan efetifitas persen peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing sebesar 64,24% dan 43,28 % untuk kelas yang diajarkan dengan model ekspositori. 2. Kecakapan sosial belajar siswa yang di ajarkan dengan model pembelajaran

penemuan terbimbing lebih tinggi dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori dengan rata – rata skor untuk kelas dengan model penemuan terbimbing 80,76 lebih tinggi dari pada kelas dengan model pembelajaran ekspositori dengan skor sebesar 11,28 %.

3. Terdapat hubungan yang signifikansiα 95% (0,05), diperoleh harga signifikansi 0,001 lebih kecil dari α (0,05) antara kecakapan sosial dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing pada pokok bahasan sistem koloid di kelas XI SMA Negari 11 Medan.


(18)

1.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif, lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran dikelas sehingga akan timbul minat dalam kegiatan belajar, sehingga membangkitkan rasa ingin tahu, tantangan dan perasaan misteri, sehingga siswa dalam belajar dapat mengidentifikasi pola – pola dan dengan bimbingan guru mencapai kesimpulan sehingga persepsi siswa terhadap kompetensi siswa meningkat, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran membentuk kemampuan kecakapan sosial siswa, sehingga disarankan untuk menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi pelajaran yang dipelajari, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Dalam rangka peningkatan profrsionalisme guru, maka diharapkan para guru untuk dapat merancang suatu model, metode, maupun media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar dan mampu memotivasi siswa untuk belajar, dan disarankan untuk menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing karena model pembelajaran penemuan terbimbing selain mendorong pemahaman materi secara mendalam dan megembangkan pemikiran siswa, juga dapat meningkatkan motivasi siswa. Karena tingkat keterlibatan tinggi, jaminan keberhasilan, dan perasaan misteri merupakan ciri – ciri dari pelajaran saat model penemuan terbimbing digunakan, berkontribusi pada motivasi pembelajar. Dan keterlibatan yang tinggi sehingga terjalin interaksi yang luas sehingga meningkatkan kecakapan sosial siswa dalam belajar, seperti melatih siswa berkomunikasi dan bekerja sama.

3. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya dapat melanjutkan penelitian pasca penelitian ini. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas, dan disarankan untuk menambah variable lainnya dalam penelitian ini.


(19)

1   

   

DAFTAR PUSTAKA

Ade, (2011), The Guided Discovery Learning to Improve Student’s Learning Motivation and Concept Masteries of Colloid System, Disertasi SPs UP,. Bandung.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimiyanti dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit, Rineka Cipta, Jakarta

Faridhatunn, (2008). Pengembangan Student’s Worksheet dengan Penemuan Terbimbing pada Materi Teorima Pythagoras,

http://ejournal.unesa.ac.id/mathedunesa/article//(accesed tanggal 4 februari 2013).

Hamalik, Oemar., (2004), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Harnanto, Ari., dan Ruminten, (2009), Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI, Departemen Pendidikan Nasional.

Markaban, (2006), Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK, Yokyakarta, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Martiingsih, (2009), http : //Martiningsih. Blogspot. Com/2013/2/macam - macam – metode – pembelajaran. Html.(diakses 18 Februari 2013) Meliani, E. Erni., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa yang Diajar

dengan Model Guided Discovery dan Model Konvensional pada Materi Pokok Hukum Newton di Kelas VIII Semester 1 SMP Negari 2 Kutacane TA. 2010 / 2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Nastiti, (2012). Efetifitas Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia. Journal. Chemistry in Education. 2 (1) : 50 - 54

Paul Suparno, (1997), Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikani, Yogyakarta, Kanisius


(20)

2   

   

Risa, (2012). Pengaruh Pembelajaran Kolaborasi Guided Discovery – Exsperiental Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa.Journal. Chemistry in Education. 2 (1) : 130 - 135

Rosilawati, Iyus., (2012), Pengembangan Soft Skill dalam Pembelajaran IPS di SMP Melalui Model Cooperative Learning : http

://ktspsmartsystem.blogspot.com/2012/06/pengembangan-soft-skill-dalam.html (diakses 04 Februari 2013)

Sagala, Syaiful, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandug.

Salim, M., (2012), Pengaruh Media Mind Mapping pada Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Kemandirian Siswa, SMA Negari 1 Sei Rampah dan Hasil Belajar Kimia SMA Negari 1 Sei Rampah pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Sardiman, (2003), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada

Silitonga, P.M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan.

Sudria, IBN, (2006), Peningkatan Kualitas Konsepsi Mahasiswa Tentang Konsep Dasar Kimia Melalui Optimalisasi Pengaitan Kajian Aspek Makrokopis, Mikrokopis, dan Simbolik Pada Perkuliahan Kimia Dasar, Hasil

Penelitian, Singaraja, Fakultas Pendidikan MIPA Universitas Pendidikan Ganesa

Sukardi, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta, PT Bumiaksara

Trianto, (2007), Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher.

Yamin, Martinis., (2012), Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Referensi (GP Press Grop), Ciputat.

Wahana Komputer, (2009), PanduanPraktis SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statstik, Penerbit Andi, Semarang.


(1)

4. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas XI IPA Tahun ajaran 2012 / 2013 SMA Negari 11 Medan.

1.5.Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori

2. Untuk mengetahui kecakapan sosial siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori

3 Untuk mengetahui hubungan antara kecakapan sosial dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

4 Untuk mengetahui hubungan antara kecakapan sosial dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ekspositori

1.6.Manfaat Penelitian.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfaat :

1. Bagi guru : sebagai bahan pertimbangan dan alternatif tentang penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discover) sehingga guru dapat merancang suatu rencana pembelajaran untuk meningkatan hasil belajar siswa dan memberikan gambaan bagi guru mengenai penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discover) berdasarkan karakter kecakapan sosial (Social Skill) siswa untuk memperoleh hasil belajar kimia yan maksimal.

2. Bagi siswa : sebagai pengalaman belajar dan memberikan variasi model pembelajaran guru meningkatkan hasil belajar kimia siswa dalam memahami dan menguasai konsep demi mencapai prestas yang lebih baik.


(2)

3. Bagi peneliti : sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam mengajar kimia dimasa yang akan datang.

1.7. Definisi Operasional.

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian ini, maka agar penelitian dapat lebih terfokus perlu dilakukan pendefinisian beberapa istilah ;

1. Model pembelajaran penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan – pertanyaan yang mengarahkan. Dalam Faridhatun (2011). Dengan model penemuan tebimbing ini siswa dihadapka pada sitasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan, terkaan, intuisi dan mencoba – coba (trial and error) namun disini guru sebagai penunjuk jalan dalam membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan baru. Markaban (2006).

2. Kecakapan sosial adalah kemampuan dasar seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain yang mencakup kecakapan komunikasi dan kecakapan kerjasama

3. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, efektif dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu penelitian. Hamalik (2003).


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan.

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari hasil penelitian yang diperoleh, dan sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:

1. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran penemuan terbimbinglebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositoripada signifikansi α 95% (0,05).Dengan efetifitas persen peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing sebesar 64,24% dan 43,28 % untuk kelas yang diajarkan dengan model ekspositori. 2. Kecakapan sosial belajar siswa yang di ajarkan dengan model pembelajaran

penemuan terbimbing lebih tinggi dari pada yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori dengan rata – rata skor untuk kelas dengan model penemuan terbimbing 80,76 lebih tinggi dari pada kelas dengan model pembelajaran ekspositori dengan skor sebesar 11,28 %.

3. Terdapat hubungan yang signifikansiα 95% (0,05), diperoleh harga

signifikansi 0,001 lebih kecil dari α (0,05) antara kecakapan sosial dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing pada pokok bahasan sistem koloid di kelas XI SMA Negari 11 Medan.


(4)

1.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif, lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran dikelas sehingga akan timbul minat dalam kegiatan belajar, sehingga membangkitkan rasa ingin tahu, tantangan dan perasaan misteri, sehingga siswa dalam belajar dapat mengidentifikasi pola – pola dan dengan bimbingan guru mencapai kesimpulan sehingga persepsi siswa terhadap kompetensi siswa meningkat, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran membentuk kemampuan kecakapan sosial siswa, sehingga disarankan untuk menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi pelajaran yang dipelajari, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Dalam rangka peningkatan profrsionalisme guru, maka diharapkan para guru untuk dapat merancang suatu model, metode, maupun media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar dan mampu memotivasi siswa untuk belajar, dan disarankan untuk menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing karena model pembelajaran penemuan terbimbing selain mendorong pemahaman materi secara mendalam dan megembangkan pemikiran siswa, juga dapat meningkatkan motivasi siswa. Karena tingkat keterlibatan tinggi, jaminan keberhasilan, dan perasaan misteri merupakan ciri – ciri dari pelajaran saat model penemuan terbimbing digunakan, berkontribusi pada motivasi pembelajar. Dan keterlibatan yang tinggi sehingga terjalin interaksi yang luas sehingga meningkatkan kecakapan sosial siswa dalam belajar, seperti melatih siswa berkomunikasi dan bekerja sama.

3. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya dapat melanjutkan

penelitian pasca penelitian ini. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas, dan disarankan untuk menambah variable lainnya dalam penelitian ini.


(5)

1   

   

DAFTAR PUSTAKA

Ade, (2011), The Guided Discovery Learning to Improve Student’s Learning Motivation and Concept Masteries of Colloid System, Disertasi SPs UP,. Bandung.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimiyanti dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit, Rineka Cipta, Jakarta

Faridhatunn, (2008). Pengembangan Student’s Worksheet dengan Penemuan Terbimbing pada Materi Teorima Pythagoras,

http://ejournal.unesa.ac.id/mathedunesa/article//(accesed tanggal 4 februari 2013).

Hamalik, Oemar., (2004), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Harnanto, Ari., dan Ruminten, (2009), Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI, Departemen Pendidikan Nasional.

Markaban, (2006), Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK, Yokyakarta, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Martiingsih, (2009), http : //Martiningsih. Blogspot. Com/2013/2/macam - macam – metode – pembelajaran. Html.(diakses 18 Februari 2013) Meliani, E. Erni., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa yang Diajar

dengan Model Guided Discovery dan Model Konvensional pada Materi Pokok Hukum Newton di Kelas VIII Semester 1 SMP Negari 2 Kutacane TA. 2010 / 2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Nastiti, (2012). Efetifitas Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia. Journal. Chemistry in Education. 2 (1) : 50 - 54

Paul Suparno, (1997), Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikani, Yogyakarta, Kanisius


(6)

2   

   

Risa, (2012). Pengaruh Pembelajaran Kolaborasi Guided Discovery – Exsperiental Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa.Journal. Chemistry in Education. 2 (1) : 130 - 135

Rosilawati, Iyus., (2012), Pengembangan Soft Skill dalam Pembelajaran IPS di SMP Melalui Model Cooperative Learning : http

://ktspsmartsystem.blogspot.com/2012/06/pengembangan-soft-skill-dalam.html (diakses 04 Februari 2013)

Sagala, Syaiful, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandug.

Salim, M., (2012), Pengaruh Media Mind Mapping pada Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Kemandirian Siswa, SMA Negari 1 Sei Rampah dan Hasil Belajar Kimia SMA Negari 1 Sei Rampah pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Sardiman, (2003), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada

Silitonga, P.M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan.

Sudria, IBN, (2006), Peningkatan Kualitas Konsepsi Mahasiswa Tentang Konsep Dasar Kimia Melalui Optimalisasi Pengaitan Kajian Aspek Makrokopis, Mikrokopis, dan Simbolik Pada Perkuliahan Kimia Dasar, Hasil

Penelitian, Singaraja, Fakultas Pendidikan MIPA Universitas Pendidikan Ganesa

Sukardi, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta, PT Bumiaksara

Trianto, (2007), Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher.

Yamin, Martinis., (2012), Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Referensi (GP Press Grop), Ciputat.

Wahana Komputer, (2009), PanduanPraktis SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statstik, Penerbit Andi, Semarang.


Dokumen yang terkait

ANALISIS HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI YANG DIBERI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER DENGAN SOFTWARE POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 4 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI SMAN 2 KEJURUAN MUDA.

0 4 18

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI SMA.

0 4 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING YANG DIDUKUNG MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI.

0 2 21

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 13 19

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA.

0 4 17

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TRISAKTI MEDAN.

0 3 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 2 18

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI MANUSIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 P. SIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 19

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA Peningkatan Kemandirian dan Prestasi Belajar Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok (PTK Pembelajaran Matematika pada

0 1 15