PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID

Oleh :

Agus Hendri Yaman Telaumbanua NIM 409431002

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingg penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbasis Praktikum Terhadap Aktivitas Dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Koloid”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Ibu Dra. Murniaty Simorangkir, M.S, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Drs. Wesly Hutabarat, M.Sc, Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, dan Drs. Marudut Sinaga, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimaksih disampaikan kepada Bapak Drs. Pasar Maulim Silitonga, M.S, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Badaruddin Tarigan, M.Pd selaku kepala SMAN 1 Percut Sei Tuan yang telah memberi izin penelitian kepada penulis dan Ibu Sormeida Harahap selaku Guru Kimia beserta siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

Teristimewa saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Waonasokhi Telaumbanua dan Ibunda nafisa Hia beserta sanak keluarga yang sudah mendoakan dan memberi dorongan dan dana kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed hingga memperoleh gelar sarjana pendidikan. Dan juga kepada segenap keluarga besar mahasiswa jurusan kimia, khususnya Pendidikan Kimia A 2009 yang telah banyak memberikan masukan serta menjadi keluarga selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.


(4)

v

Ucapan Terimakasih juga kepada sahabat-sahabat saya Fadli Ramadan, Alfinoza Elhaya, Roby Suhaimi, Liasirli Muslim, Fariz, Diah Adistia, Gadis Sintiya A., Fitri Anggraini, Ulfani Sitorus, Nurhasni, Nurhidayati, Dewi Yuliana S., Shafira A Nst, Hermansyah Sihombing, Rudini Tampubolon, Ely Kesuma, Sarifah Aini, yang selalu memberi dorongan dan mendampingi penulis. Kepada rekan-rekan PPLT Anggi, Chairul, Desy, Dita, Dani, Hamdi, Yusri, Tia serta semua pihak yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Agus Hendri Yaman Telaumbanua NIM 409431002


(5)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID

Agus Hendri Yaman Telaumbanua (NIM 409431002) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum dan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan koloid, mengetahui hubungan yang signifikan antara aktivitas siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 22 soal dan telah diuji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Data peningkatan hasil belajar dianalisis dengan uji-t dan hubungan aktivitas belajar siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan uji-r.

Dari hasil penelitian menunjukkan untuk kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 27,13 ± 8,69, nilai rata-rata postest sebesar 83,52 ± 7,82 dan nilai rata-rata gain sebesar 0,771 ± 0,110. Untuk kelas kontrol direoleh nilai rata-rata pretest sebesar 21,56 ± 7,63, nilai rata-rata postest sebesar 77,72 ± 9,83 dan nilai rata-rata gain sebesar 0,718 ± 0,114. Persen peningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 77,1% dan kelas kontrol sebesar 71,8%. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas data gain, menunjukkan bahwa data gain kedua sampel berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji-t gain diperoleh thitung= 2,053 lebih besar dari ttabel = 1,669, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery-inquiry lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Uji korelasi diperoleh rhitung = 0,860 lebih besar rtabel = 0,329, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada hubungan yang signifikan antara aktivitas siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 3

1.3. Rumusan Masalah 3

1.4. Batasan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 4

1.7. Defenisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kerangka Teoritis 6

2.1.1.Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 6

2.1.2.Aktivitas Belajar 7

2.1.3.Model Pembelajaran Disovery-Inquiry 8

2.1.4.Ciri-ciri Model Pembelajaran Discovery-Inquiry 10

2.1.5.Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Discovery-Inquiry 11

2.1.6.Tahapan Model Pembelajaran Discovery-Inquiry 12

2.1.7.Kelebihan dan Kelemahan Discovery-Inquiry 14

2.1.8.Praktikum 15

2.1.9.Materi Ajar 17

2.2. Kerangka Konseptual 29

2.3.Hipotesis Penelitian 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian 32

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 32

3.3.Variabel dan Instrumen Penelitian 32

3.4.Rancangan dan Desain Penelitian 35

3.5.Prosedur Penelitian 36

3.6.Teknik Analisis Data 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 42

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 42

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 43


(7)

4.2.1. Uji Normalitas Data Gain 44

4.2.2. Uji Homogenitas Data Gain 44

4.2.3. Uji Hipotesis Data Gain 45

4.2.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 45

4.2.5. Aktivitas Belajar Siswa 46

4.2.6. Uji korelasi 46

4.3.Pembahasan 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan 53

5.2.Saran 53


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Perbedaan Model Pembelajaran Discovery, Inquiri, dan

Discovery-Inquiry 9

Tabel 2.2. Indikator Tahapan Model Pembelajaran Discovery-Inquiri 12 Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Discovery-Inquiry 14

Tabel 2.4. Perbandingan Antara Larutan, Koloid dan Suspensi 19

Tabel 2.5. Jenis-Jenis Koloid 21

Tabel 2.6. Perbandingan Sifat Sol Liofil dan Liofob 26

Tabel 2.7. Aplikasi Koloid 29

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 35

Tabel 4.1 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Gain 43

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Gain 44

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Gain 44

Tabel 4.4. Uji Hipotesis Data Gain 45

Tabel 4.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 45

Tabel 4.6. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen 46 Tabel 4.7. Korelasi Antara Nilai Aktivitas Siswa Dengan Nilai Hasil Belajar


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Efek Tyndall 22

Gambar 2.2. Gerak Brown 23

Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian 37


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 60

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrument Test 78

Lampiran 4. Instrument Test 80

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrument Test 87

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 88

Lampiran 7. Lembar Penilaian Praktikum 94

Lampiran 8. Kisi-kisi Instrument Test Valid 95

Lampiran 9. Instrument Test Valid 97

Lampiran 10. Kunci Jawaban Instrument Test Valid 102

Lampiran 11. Tabel Uji Validitas Test 103

Lampiran 12. Perhitungan Validitas Test 104

Lampiran 13. Tabel Uji Reliabilitas Test 106

Lampiran 14. Perhitungan Reliabilitas Test 108

Lampiran 15. Tabel Uji Tingkat Kesukaran 109

Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Kesukaran 110

Lampiran 17. Tabel Uji Daya Beda 112

Lampiran 18. Perhitungan Uji Daya Beda 113

Lampiran 19. Tabulasi Nilai 115

Lampiran 20. Standar Deviasi 117

Lampiran 21. Uji Gain 120

Lampiran 22. Uji Normalitas Data Gain 125

Lampiran 23. Uji Homogenitas Data Gain 127

Lampiran 24. Uji Hipotesis 129

Lampiran 25. Perhitungan Persen Gain 131

Lampiran 26. Lembar Penilaian Aktivitas Hasil Belajar 132

Lampiran 27. Nilai Aktivitas Belajar Siswa 136

Lampiran 28. Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar Siswa 138

Lampiran 29. Uji Korelasi 139

Lampiran 30. Dokumentasi Penelitian 142

Lampiran 31. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 146 Lampiran 32. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 147 Lampiran 33. Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 148 Lampiran 34. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 149


(11)

1

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Pemerintah telah banyak melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun kenyataannya sampai saat ini kualitas pendidikan Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Kemajuan bangsa indonesia dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik, dengan adanya berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.

Berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), nilai kimia siswa rata-rata masih dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran kimia yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah. Siswa hanya terfokus pada pembelajaran yang lebih ditekankan pada metode yang banyak diwarnai dengan ceramah yang berpusat pada guru. Guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki dan menemukan sehingga hal tersebut membuat siswa menjadi pasif dalam proses belajar mengajar dan rendahnya hasil belajar siswa tersebut.

Guru sebagai orang yang melaksanakan proses belajar mengajar tersebut harus dapat menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan serta dalam proses belajar mengajar guru harus bisa menempatkan siswa sebagai subjek belajar, dimana siswa dituntun untuk belajar sendiri dan berpikir kritis dalam proses belajar sehingga siswa menjadi aktif dalam belajar dan proses belajar mengajar itu menjadi berpusat pada siswa.

Salah satu contoh model pembelajaran yang diyakini memiliki banyak kelebihan dalam proses belajar mengajar, khususnya pembelajaran kimia yang menuntut peserta didiknya untuk mengembangkan keterampilan bernalar dalam berpikir adalam model pembelajaran discovery-inquiry. Seperti yang


(12)

2

dikemukakan Jerome Bruner (Amien, 1987) yang menyatakan bahwa melalui pembelajaran discovery-inquiry dapat mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri. Pada dasarnya model pembelajaran discovery-inquiry merupakan perpaduan dan modifikasi dari dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran discovery dan model pembelajaran inquiry.

Untuk itu, penggunaan model pembelajaran discovery-inquiry yang berpusat pada siswa perlu dipraktekkan dalam kegiatan belajar mengajar karena model pembelajaran ini selalu mengusahakan agar siswa terlibat dalam masalah– masalah yang dibahas. Materi yang disajikan guru, tidak hanya diberitahukan begitu saja dan diterima oleh siswa, namun siswa diusahakan sedemikian rupa hingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan

sendiri” konsep – konsep yang direncanakan oleh guru.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Ferani Mulianingsih (2009), yang menerapkan model pembelajaran discovery-inquiry, hasilnya menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa sebesar 77,49%. Hasil penelitian Pujiastuti (2003) mengenai pembelajaran penemuan sebagai bagian dari discovery-inquiry, menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan ini dapat meningkatkan pemahaman IPA Biologi dan kemampuan induksi siswa sebesar 78,78%. Sedangkan penelitian Marimuthu (2007) menegaskan bahwa pembelajaran discovery-inquiry dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menentukan suatu pengetahuan IPA sebesar 80,13%.

Dalam ilmu kimia, materi koloid adalah salah satu materi kimia yang bersifat konkrit dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi, materi koloid lebih bersifat teori sehingga siswa lebih banyak membaca dan menghapal daripada menemukan suatu masalah dan cara memecahkan sendiri masalah tersebut. Dalam hal ini, siswa cenderung menjadi pasif selama proses pembelajaran berlangsung dan sudah tentu berpengaruh terhadap kurangnya pengetahuan siswa tersebut, daya serapnya rendah dan mudah lupa. Oleh karena itu, dengan penggunaan model pembelajaran discovery-inquiry ini diharapkan dapat meningkatan pengetahuan siswa yang menekankan pada penyelidikan yang berorientasi pada penemuan.


(13)

Pada pokok bahasan koloid ini, siswa dapat mengetahui pembagian sistem koloid pada umumnya, pengelompokkan sistem koloid beserta contoh-contohnya, bagaimana sifat-sifat koloid serta peranan koloid dalam kehidupan kita sehari-hari sampai akhirnya mereka memperoleh suatu penemuan sendiri. Merancang dan melakukan eksperimen merupakan satu dari keterampilan proses yang terpenting dalam melakukan discovery-inquiry. Ketika siswa mengemukakan pertanyaan mengenai fenomena yang spesifik, langkah selanjutnya adalah mencari kemungkinan jawaban atau uji yang mungkin dilakukan.

Salah satu tahapan dari discovery-inquiry yang dapat dilakukan melalui kegiatan praktikum yaitu tahap pengumpulan data. Secara umum, praktikum merupakan kegiatan belajar di dalam laboratorium yang bertujuan untuk membuktikan konsep atau hukum yang sudah diajarkan di kelas. Adanya praktikum dalam proses pembelajaran sangat membantu siswa dalam mengeksplore secara terbuka fenomena tanpa ada ide tertentu yang dimengerti dulu (hipotesis) atau hanya berupa rumusan masalah, sehingga siswa dapat terbantu dalam memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Hal ini membuat siswa terlihat lebih aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran karena dapat merancang percobaan sendiri. Siswa juga dapat menguji suatu teori mengenai suatu hal yang diamati, dan untuk mengetahui kebenaran suatu konsep.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Discovery-Inquiry Berbasis Praktikum Terhadap Aktivitas Dan Peningkatan

Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Koloid.” 1.2.Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka ruang lingkupnya adalah penggunaan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan koloid.


(14)

4

1.3.Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. 2. Pokok bahasan yang diajarkan dalam penelitian ini adalah sistem koloid 3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa SMA Kelas XI semester genap di SMA

Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2012/2013. 1.4.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara aktivitas siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum dan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Mengetahui hubungan yang signifikan antara aktivitas siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum.

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut:


(15)

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru dalam menerapkan model pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih menarik minat siswa untuk belajar.

2. Siswa lebih termotivasi untuk terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

3. Memberikan solusi terhadap kendala dalam pelaksanaan pembelajaran kimia. 4. Membantu sekolah dalam menambah kajian tentang metode pembelajaran

sehingga sekolah bersedia memberikan bantuan dan dorongan kepada para guru untuk melakukan pembaharuan dalam pembelajaran.

1.7.Defenisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran istilah yang digunakan maka perlu didefenisikan secara operasional beberapa istilah berikut :

1. Model pembelajaran discovery-inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dikemukakan. Model pembelajaran discovery-inquiry terdiri dari 6 tahapan yaitu simulasi, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, verifikasi, dan generalisasi.

2. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Metode yang sering dipakai dalam pembelajaran konvensional antara lain adalah ekspositori sama seperti metode ceramah.

3. Peningkatan hasil belajar adalah selisih antara hasil belajar siswa yang diharapkan setelah diberi model pembelajaran yang bervariasi dari hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan.

4. Praktikum adalah kegiatan belajar di dalam laboratorium yang terdiri dari

rangkaian kegiatan pengamatan/pengukuran, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk membuktikan konsep atau hukum yang sudah diajarkan di kelas.


(16)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum memberikan hasil yang tinggi yakni sebesar 77,1% daripada peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional yaitu sebesar 71,8% .

2. Ada korelasi positif dan signifikan antara nilai aktivitas belajar siswa terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum. Berdasarkan uji korelasi tersebut diketahui bahwa nilai aktivitas siswa berbanding lurus dengan peningkatan hasil belajar siswa, dimana siswa yang nilai aktivitasnya tinggi maka peningkatan hasil belajar yang diperoleh juga tinggi dan sebaliknya, siswa yang nilai aktivitas belajarnya kurang atau rendah maka peningkatan hasil belajar yang diperoleh juga rendah.

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model pembelajaran discovery-inquiry mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.

2. Bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran discovery-inquiry hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya sintaks model discovery-inquiry dapat berjalan dengan baik serta adanya praktikum agar lebih menuntun siswa belajar mandiri untuk menemukan pengetahuannya.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Amien, M, 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Ariani, R. S, 2006, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Ibl (Inquiry-Based Learning) Pada Kelas Xi Sma 12 Semarang, Skripsi, UNS, FMIPA, Semarang.

Arikunto, S, 2009, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Dahar, Ratna Wilis, 2011, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, PT. Gelora

Aksara Pratama, Jakarta.

Djamarah, S. B dan Aswan Zain., 2010, Stategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hamdani, 2011, Strategi belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.

Hardiani, Isriani dan Dewi Puspita Sari., 2012, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, & Implementasi), Familia, Yogyakarta.

Istarani, 2012, 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penenrbit Media Persada, Medan.

Meltzer, 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain In Physics, Hidden Variable In Diagnostic Present Scors American Jurnal Physics : 70 (12), (1259,1267).

Purba, M, 2010, Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga.

Permana, Irvan, 2009, Memahami Kimia SMA/MA Kelas XI, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Rokhayati, Nuri, 2010, Peningkatan Penguasaan Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery-Inquiry Pada Siswa kelas VII Smp N 1 Sleman, Skripsi, UNY, FMIPA, Yogyakarta.

Rusman, 2012, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pres, Jakarta.

Sabri, Ahmad, 2010, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching, Ciputat.


(18)

56

Sardiman, 2009, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Sastrawijaya, T, 1998, Proses Belajar Mengajar Kimia, Dedikbud. Jakarta

Silitonga, P. M, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, Medan:FMIPA, Unimed.

Silitonga, P. M, 2010, Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Medan: FMIPA, Unimed.

Situmorang, Manihar, 2010, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, Medan, FMIPA, Unimed.

Slavin, R. E, 2005, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Subroto, S, 1997, Proses Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Penelitian, Bandung, Alfabeta.

Suyanti, R. D, 2010, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta, Graha Ilmu. Trianto, 2011, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Utami, Budi, dkk, 2009, KIMIA Untuk SMA dan MA Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(1)

3

Pada pokok bahasan koloid ini, siswa dapat mengetahui pembagian sistem koloid pada umumnya, pengelompokkan sistem koloid beserta contoh-contohnya, bagaimana sifat-sifat koloid serta peranan koloid dalam kehidupan kita sehari-hari sampai akhirnya mereka memperoleh suatu penemuan sendiri. Merancang dan melakukan eksperimen merupakan satu dari keterampilan proses yang terpenting dalam melakukan discovery-inquiry. Ketika siswa mengemukakan pertanyaan mengenai fenomena yang spesifik, langkah selanjutnya adalah mencari kemungkinan jawaban atau uji yang mungkin dilakukan.

Salah satu tahapan dari discovery-inquiry yang dapat dilakukan melalui kegiatan praktikum yaitu tahap pengumpulan data. Secara umum, praktikum merupakan kegiatan belajar di dalam laboratorium yang bertujuan untuk membuktikan konsep atau hukum yang sudah diajarkan di kelas. Adanya praktikum dalam proses pembelajaran sangat membantu siswa dalam mengeksplore secara terbuka fenomena tanpa ada ide tertentu yang dimengerti dulu (hipotesis) atau hanya berupa rumusan masalah, sehingga siswa dapat terbantu dalam memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Hal ini membuat siswa terlihat lebih aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran karena dapat merancang percobaan sendiri. Siswa juga dapat menguji suatu teori mengenai suatu hal yang diamati, dan untuk mengetahui kebenaran suatu konsep.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbasis Praktikum Terhadap Aktivitas Dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Koloid.”

1.2.Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka ruang lingkupnya adalah penggunaan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan koloid.


(2)

1.3.Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. 2. Pokok bahasan yang diajarkan dalam penelitian ini adalah sistem koloid 3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa SMA Kelas XI semester genap di SMA

Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2012/2013. 1.4.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara aktivitas siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum dan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Mengetahui hubungan yang signifikan antara aktivitas siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum.

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut:


(3)

5

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru dalam menerapkan model pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih menarik minat siswa untuk belajar.

2. Siswa lebih termotivasi untuk terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

3. Memberikan solusi terhadap kendala dalam pelaksanaan pembelajaran kimia. 4. Membantu sekolah dalam menambah kajian tentang metode pembelajaran

sehingga sekolah bersedia memberikan bantuan dan dorongan kepada para guru untuk melakukan pembaharuan dalam pembelajaran.

1.7.Defenisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran istilah yang digunakan maka perlu didefenisikan secara operasional beberapa istilah berikut :

1. Model pembelajaran discovery-inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dikemukakan. Model pembelajaran discovery-inquiry terdiri dari 6 tahapan yaitu simulasi, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, verifikasi, dan generalisasi.

2. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Metode yang sering dipakai dalam pembelajaran konvensional antara lain adalah ekspositori sama seperti metode ceramah.

3. Peningkatan hasil belajar adalah selisih antara hasil belajar siswa yang diharapkan setelah diberi model pembelajaran yang bervariasi dari hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan.

4. Praktikum adalah kegiatan belajar di dalam laboratorium yang terdiri dari rangkaian kegiatan pengamatan/pengukuran, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk membuktikan konsep atau hukum yang sudah diajarkan di kelas.


(4)

54 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum memberikan hasil yang tinggi yakni sebesar 77,1% daripada peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional yaitu sebesar 71,8% .

2. Ada korelasi positif dan signifikan antara nilai aktivitas belajar siswa terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum. Berdasarkan uji korelasi tersebut diketahui bahwa nilai aktivitas siswa berbanding lurus dengan peningkatan hasil belajar siswa, dimana siswa yang nilai aktivitasnya tinggi maka peningkatan hasil belajar yang diperoleh juga tinggi dan sebaliknya, siswa yang nilai aktivitas belajarnya kurang atau rendah maka peningkatan hasil belajar yang diperoleh juga rendah.

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model pembelajaran discovery-inquiry mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.

2. Bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran discovery-inquiry hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya sintaks model discovery-inquiry dapat berjalan dengan baik serta adanya praktikum agar lebih menuntun siswa belajar mandiri untuk menemukan pengetahuannya.


(5)

55

DAFTAR PUSTAKA

Amien, M, 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Ariani, R. S, 2006, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Ibl (Inquiry-Based Learning) Pada Kelas Xi Sma 12 Semarang, Skripsi, UNS, FMIPA, Semarang.

Arikunto, S, 2009, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Dahar, Ratna Wilis, 2011, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, PT. Gelora

Aksara Pratama, Jakarta.

Djamarah, S. B dan Aswan Zain., 2010, Stategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hamdani, 2011, Strategi belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.

Hardiani, Isriani dan Dewi Puspita Sari., 2012, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, & Implementasi), Familia, Yogyakarta.

Istarani, 2012, 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penenrbit Media Persada, Medan.

Meltzer, 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain In Physics, Hidden Variable In Diagnostic Present Scors American Jurnal Physics : 70 (12), (1259,1267).

Purba, M, 2010, Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga.

Permana, Irvan, 2009, Memahami Kimia SMA/MA Kelas XI, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Rokhayati, Nuri, 2010, Peningkatan Penguasaan Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery-Inquiry Pada Siswa kelas VII Smp N 1 Sleman, Skripsi, UNY, FMIPA, Yogyakarta.

Rusman, 2012, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pres, Jakarta.

Sabri, Ahmad, 2010, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching, Ciputat.


(6)

Sardiman, 2009, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Sastrawijaya, T, 1998, Proses Belajar Mengajar Kimia, Dedikbud. Jakarta

Silitonga, P. M, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, Medan:FMIPA, Unimed.

Silitonga, P. M, 2010, Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Medan: FMIPA, Unimed.

Situmorang, Manihar, 2010, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, Medan, FMIPA, Unimed.

Slavin, R. E, 2005, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Subroto, S, 1997, Proses Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Penelitian, Bandung, Alfabeta.

Suyanti, R. D, 2010, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta, Graha Ilmu. Trianto, 2011, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Utami, Budi, dkk, 2009, KIMIA Untuk SMA dan MA Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


Dokumen yang terkait

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI SMA.

0 4 21

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA WEBLOG DAN HANDOUT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 2 22

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 13 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

1 4 20

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

1 4 23

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA DAN PRAKTIKUM BERBASIS INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN KELAS XII-IPA SMA.

0 5 14

PENGARUH MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 1 23

PENGARUH PENGAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 2 15

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 3 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY WHEEL DAN MEDIA BERBASIS WEB TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA.

0 1 31