PERUBAHAN PERAN BURUH PEREMPUAN DALAM BIDANG EKONOMI DI PTP. NUSANTARA III PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KOTA TEBING TINGGI (1983-2013).

(1)

PERUBAHAN PERAN BURUH PEREMPUAN DALAM BIDANG EKONOMI DI PTP. NUSANTARA III PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

KOTA TEBING TINGGI (1983-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

HARI HIKMAH SIREGAR NIM.309321013

Program Studi Pendidikan Sejarah

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Skripsi oleh Hari Hikmah Siregar, NIM. 309321013 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada

Tanggal, 26 Agustus 2013

TIM PENGUJI

1. Dra. Lukitaningsih, M.Hum Pembimbing

2. Dra. Hafnita SD. Lubis, M.Si Penguji

3. Dra.Flores Tanjung, M.A Penguji

4. Tappil Rambe, M.Si Penguji

Disetujui dan disahkan pada Tanggal 26 Agustus 2013 PANITIA UJIAN

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ketua Jurusan Sejarah

Dr. H. Restu. MSi Dra. Lukitaningsih, M.Hum


(4)

(5)

i ABSTRAK

Hari Hikmah Siregar. NIM 309321013. Perubahan Peran Buruh Perempuan Dalam Bidang Ekonomi di PTP. Nusantara III Perkebunan Kelapa Sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013). Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2013.

Penelitian ini bertujuan 1. Untuk mengetahui Perkembangan perkebunan kelapa sawit di PTP. Nusantara III. 2.Untuk mengetahui Keadaan buruh perempuan di perkebunan kelapa sawit PTP. Nusantara III. 3. Untuk mengetahui, bagaimana perubahan peran buruh perempuan yang berdampak pada ekonomi buruh di PTP. Nusantara III Perkebunan Kelapa Sawit Kota Tebing Tinggi. Penelitian yang dilakukan mengarah kepada penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara penelitian kepustakaan berupa buku-buku dan sumber yang mendukung. Semua data yang diperoleh, yang berkaitan dengan perubahan peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi di PTP. Nusantara III Perkebunan Kelapa Sawit di kota tebing tinggi dianalisis dengan menggunakan analisis teoritis.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 1. Pada awalnya PTPN III bernama PTP V, dimana PTP V tersebut adalah perusahaan perkebunan milik swasta Belanda dengan nama NV RCMA (Rubber Culture Mats Chaappij

Amsterdam). Pada tahun 1968 perkebunan ini berubah menjadi perkebunan kelapa

sawit PTP Nusantara III. Selanjutnya, Pada tahun 1996 terjadi penggabungan perusahaan yang menggabungkan PTP III, PTP IV dan PTP V dengan seorang direksi yang berkedudukan di PTP masing-masing. menjadi PTP Nusantara III yang berkedudukan di Sei Kambing Medan, Sumatera Utara. 2. Peran ganda yang dilakukan oleh buruh Perempuan yang berada di PTP Nusantara III yaitu sebagai ibu rumah tangga dan menjadi karyawan tetap harian (SKU Harian) atau buruh harian lepas (BHL). Buruh perempuan tersebut bekerja untuk meningkatkan taraf hidup keluarga mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan pendapatan suami yang tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup mereka. Kebanyakan keluarga menengah kebawah dan tergolong kurang mampu yang bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit tersebut. 3.Perubahan peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi, yaitu dari kegiatan yang hanya menjadi ibu rumah tangga dan bekerja menjadi buruh berubah menjadi banyak kegiatan seperti; membuka warung, menjadi guru sekolah atau bergabung di organisasi kemasyarakatan. Selain itu, perubahan peran buruh perempuan memiliki peranan yang sangat besar dalam kesejahteraan keluarga baik ekonomi, pendidikan, sosial, ataupun politik.


(6)

ii KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. dimana atas berkat, rahmat dan karunia-Nya hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul ; “Perubahan Peran Buruh Perempuan Dalam Bidang Ekonomi di PTP. Nusantara III Perkebunan Kelapa Sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013)”. Shalawat berangkaikan salam dihadiahkan kepada junjungan besar Muhammad

SAW, yang mana syafa’atnya diharapkan di yaumil mahsyar kelak.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna baik isi, tekhnik penulisan, maupun nilai ilmiahnya, mengingat keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan. Maka dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta pengharapan yang sebesar-besarnya kepada :

 Ayahanda terhebat Alm. Nikmad Siregar dan Ibunda Tercinta Nani Haryati yang telah mengajarkan dan menerapkan makna kehidupan dan arti penting kekeluargaan kepada ananda serta telah berusaha memberikan bantuan baik berupa moril maupun materil sehingga ananda dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.

 Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih sebesar-besarnya karena kesabaran Ibu dalam membimbing dan mengarahkan peneliti sehingga terselesaikannya skripsi ini serta pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kependidikan.

 Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

 Bapak Drs. H. Restu, M.S, Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya.  Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

dan dosen pembimbing akademik serta penguji yang telah banyak membantu peneliti dalam studi.


(7)

iii  Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku Sekretaris jurusan Pendidikan Sejarah sekaligus pembimbing akademik peneliti selama studi.  Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A yang telah banyak memberikan masukan

dan arahan selama masa studi.

 Bapak Tapil Rambe, M.Si yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama masa studi.

 Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada peneliti selama masa studi.

 Keluarga peneliti Bapak/Ibu : Rahmad Siregar, S.Ag, Iwan, Adelina Siregar, S.Ag,S.Pd.I, Nurhalimah Siregar, S.Pd, Roslina Siregar, Nurhamidah Siregar, Irma Novalinda Simbolon, Rosnila Pane, dan seluruh keluarga yang belum disebutkan namanya.

 Sepupu-sepupu peneliti : Siti Rahmadana Siregar, Rofiqoh Hasanah, tingkah dan canda kalian selalu kurindukan.

 Sahabat peneliti: Mulyani Sabatini, S.Pd, Riska Dewi Pohan, S.Pd, Ayu Rahmayani, S.Pd, Tya Anugrah Ginting, Novita Pasaribu, S.Pd, Rita Musrifah, Refnida Sari Eka Putri, Dini, S.Pd, Sri Wulansari, Nur Hikmah Siregar, S.Pd, Arif Azhari Sitorus, Dwiyant Herlambang, Mafriza Taher, Alfian Syahputra, Ari Syahbri, Imam Mahdi Pane, S.Pd, Yudhis Febriansyah, Terima kasih buat waktu dan pengalaman yang diberikan. Tidak akan pernah kulupakan kebersamaan ini.

 Untuk orang yang spesial buat peneliti, Ibunda tercinta Nani Haryati dan Adikku Tersayang Shara Mustika Siregar. Terima kasih untuk senyum terindah, motivasi dan dukungan moril kepada peneliti.

 Buat Keluarga Besar PPLT SMA/SMK Swasta Meranti Kisaran dan teman

– teman semua yang tidak bisa disebutkan namanya. Terima kasih buat kebersamaan selama ini, tawa dan canda kalian tidak akan pernah ku lupakan.

 Bapak/Ibu Narasumber dan informan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.


(8)

iv Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan masukan bagi yang membutuhkannya.

Medan, 09 Agustus 2013 Penulis

Hari Hikmah Siregar NIM. 309 321 013


(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 8

1. Perubahan ... 8

2. Peran ... 9

3. Buruh Perempuan ... 10

4. Ekonomi ... 12

5. Perkebunan ... 12

B. Kerangka Berfikir ... 14

BAB III METODE PENELTITIAN A. Jenis Penelitian ... 16

B. Lokasi Penelitian ... 17

C. Sumber Data ... 17

D. Tekhnik Pengumpulan Data ... 18

E. Tekhnik Analisa Data ... 19

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 21

1. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 21

2. Demografi Kota Tebing Tinggi ... 23

B. Perkembangan PTP Nusantara III perkebunan kelapa sawit ... 24


(10)

vi 2. Ruang Lingkup, Tenaga Kerja dan Jam Kerja di PTP Nusantara III

perkebunan kelapa sawit ... 29 3. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab ... 33 4. Sistem pengupahan dan fasilitas lainnya di PTP. Nusantara III

perkebunan kelapa sawit ... 39 C. Keadaan Buruh Perempuan di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit

Kota Tebing Tinggi ... 40 1. Sejarah buruh di Sumatera Utara ... 41 2. Buruh perempuan di PTP Nusantara III perkebunan kelapa sawit ... 42 D. Perubahan peran buruh perempuan di PTP Nusantara III perkebunan

kelapa sawit ... 49 1. Paradigma perubahan peran perempuan ... 49 2. peran buruh perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga ... 53 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 56 B. Saran ... 57 Daftar Pustaka ... 60 Lampiran 1 : Daftar Wawancara

Lampiran 2 : Daftar Informan

Lampiran 3 : Foto bersama Informan Lampiran 4 : Dokumentasi penelitian


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan mesin-mesin yang digerakkan dengan tenaga uap. Orang-orang tidak dapat membantah dan menyangkal bahwa revolusi industri membawa dampak yang besar dan cepat dalam kehidupan masyarakat umumnya dan pada wanita khususnya. Dahulu para perempuan mengerjakan sesuatu secara manual dengan menggunakan tenaga sendiri, terutama dalam urusan rumah tangga. Setelah terjadinya revolusi industri hal tersebut berubah dengan cepat sehingga telah membebaskan mereka dari fungsi-fungsi sebelumnya, mereka lebih sering membeli dibandingkan harus membuat segala sesuatunya dengan sendiri. Selain menghemat waktu, ternyata juga menghemat biaya, karena harga produk yang lebih murah dan terjangkau.

Sejak peristiwa tersebut masyarakat memberikan keleluasaan dan perhatian pada masalah pendidikan dan pengajaran bagi kaum muda, terutama pada kaum wanita. Sehingga mengurangi beban pekerjaannya, karena pada masa itu wanita lebih sering memainkan peran sebagai orang-orang yang mengurus keadaan rumah tanpa memikirkan masalah pendidikan dan peran sosial dalam lingkungannya. Setelah itu, kaum wanita mulai meningkatkan nilainya sehingga diperlakukan lebih baik dari sebelumnya. Kaum perempuan juga dihadapkan pada dua pilihan alternatif yaitu, (1) menghabiskan waktu mereka untuk merenda,


(12)

memasak, belajar menari dan kegiatan kesenian lainnya, menjadi buruh kasar, ataupun (2) mereka berjuang untuk hak-hak asasinya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi atau sampai ke tingkat universitas. Sejak adanya revolusi industri, persentase wanita yang memasuki sekolah perguruan tinggi meningkat jumlahnya. Sehingga membuka mata mereka yang sebelumnya dirasakan serba gelap karena tekanan yang mereka hadapi. Oleh karena itu, mereka telah mengerti dan menyadari bahwa mereka mampu dan bisa berbuat seperti apa yang dilakukan oleh kaum laki-laki.

Upaya untuk meningkatkan peranan perempuan baik dalam bidang ekonomi maupun sosial sejak dahulu telah menjadi perhatian orang-orang yang menganggap wanita diperlakukan tidak adil dalam masyarakat maupun dalam keluarga, jika dibanding dengan kaum lelaki. Tenaga wanita sering digunakan untuk membantu ekonomi keluarga, mendidik anak-anaknya dan menjaga anggota keluarga yang sedang sakit, bahkan diluar rumah tangga, wanita berperan dalam aktivitis kemasyarakatan. Keragaman tugas yang dijalankan menunjukkan betapa besar tanggungjawab yang ditanggung oleh seorang wanita. Wanita tidak lagi hanya berperan sebagai ibu rumah tangga yang menjalankan fungsi reproduksi, mengurus anak dan suami atau pekerjaan domestik lainnya, tetapi sudah aktif berperan dalam berbagai bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi maupun politik.

Pahan (2012:42) menjelaskan kronologisasi perkebunan yaitu “pada awalnya merupakan sistem perekonomian pertanian komersial yang bercorak kolonial. Sistem perkebunan ini dibawa oleh perusahaan kapitalis asing yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa (European Plantation)”. Oleh


(13)

karena itu sistem perkebunan Eropa ini sangat berbeda dengan sistem perkebunan rakyat yang bersifat tradisional dan diusahakan dalam regional lahan yang kecil.

Propinsi Sumatera Utara memiliki lahan perkebunan yang sangat luas. Perkebunan merupakan sektor utama untuk menghasilkan Devisa Negara. Disamping itu, perkebunan merupakan lahan penyerap lapangan pekerjaan baik laki-laki maupun perempuan, dimana perempuan juga turut berperan dalam memberikan kontribusi ekonomi bagi keluarga. Kondisi ini banyak dijumpai di beberapa perkebunan seperti, di PTPN II, PTPN III, PTPN IV, atau di perkebunan milik swasta seperti di Perkebunan Tembakau.

PTP. Nusantara III (PTPN) perkebunan kelapa sawit sendiri merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan kelapa sawit. Pada awalnya PTPN III bernama PTP V, dimana PTP V tersebut adalah perusahaan perkebunan milik swasta Belanda dengan nama

NV RCMA (Rubber Culture Mats Chaappij Amsterdam). Pada tahun 1958

perusahaan dinasionalisasikan menjadi PPN Cabang Sumatera Utara. Pada tahun 1996 penggabungan PTP tersebut menjadi PTP Nusantara III yang berkedudukan di Sei Kambing Medan Sumatera Utara.

Di PTPN III perkebunan kelapa sawit ini mempunyai kurang lebih 1000 pegawai dari semua sektor. Pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja perempuan pun tidak banyak berbeda dengan tenaga kerja laki-laki seperti penyemprotan, membersihkan semak-semak, pemupukan, mengambil brondolan (biji sawit)/panen, dan pembibitan. Kehidupan sebagai buruh di perkebunan


(14)

merupakan pilihan yang cukup berat pada saat ini. Arus globalisasi membuat kehidupan buruh perkebunan, khususnya buruh perempuan menjadi semakin termarginalisasi.

Dalam konteks ini, perempuan khususnya ibu rumah tangga bekerja sebagai karyawan dan buruh harian lepas. Bekerja menjadi karyawan dipandang sebagai pekerjaan dengan gaji yang lebih menjanjikan daripada menjadi buruh lepas. Pilihan sebagai buruh disebabkan karena dua alasan, antara lain: Pertama, penghasilan suami (umumnya bekerja sebagai karyawan perkebunan) tidak mencukupi. Kondisi ini kemudian menyebabkan istri harus bekerja guna memenuhi ekonomi keluarga. Kedua, pekerjaan itu relatif mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Pekerjaan sebagai buruh tidak membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tinggi, atau dapat dikatakan hanya membutuhkan tenaga. Tidak seperti layaknya seorang guru, dokter, pengacara, hakim atau yang lainnya, yang harus memiliki keahlian khusus. Sehingga mereka tidak mempunyai pilihan lain bekerja sebagai buruh.

Oleh sebab itu, tulisan ini berupaya memberi gambaran lengkap tentang perubahan peran buruh perempuan. Jadi, dari uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti keadaan buruh perempuan perkebunan kelapa sawit, apakah kondisi yang terjadi pada masa tradisional (buruh perempuan) masih terjadi dan berlanjut pada masa kini. Khusus pada buruh perkebunan kelapa sawit kota Tebing Tinggi. Dengan judul “Perubahan Peran Buruh Perempuan Dalam Bidang Ekonomi di PT. Perkebunan Nusantara III Perkebunan Kelapa Sawit di Kota Tebing Tinggi (1983-2013)”.


(15)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat di identifikasi yaitu:

1. Perkembangan PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi (1983-2013).

2. Keadaan buruh perempuan di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi (1983-2013).

3. Perubahan peran perempuan yang berdampak pada ekonomi buruh di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi (1983-2013).

C. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Perkembangan PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di

Kota Tebing Tinggi (1983-2013)

2. Bagaimana Keadaan buruh perempuan di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013)

3. Seperti apa Perubahan peran perempuan yang berdampak pada ekonomi buruh di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi (1983-2013).


(16)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Perkembangan PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi (1983-2013)

2. Untuk mengetahui Keadaan buruh perempuan di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013)

3. Untuk mengetahui Perubahan peran perempuan yang berdampak pada ekonomi buruh di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi (1983-2013)

E. Manfaaat Penelitian

Manfaat penelitian sering di identifikasi dengan tujuan penelitian, oleh sebab itu perlu dijelaskan manfaat penelitian dari penulisan ini adalah :

1. Sebagai landasan dalam perwujudan tinjauan Perubahan peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi di perkebunan seluruh Indonesia. 2. Untuk menambah khazanah ilmu sejarah khususnya kajian Perubahan

peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013).

3. Memberi informasi bagi pembaca tentang Perubahan peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013).

4. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk referensi bahan perbandingan terhadap hasil penelitian yang telah ada maupun digunakan bagi peneliti lain sebagai bahan rujukan.


(17)

5. Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Pendidikan umumnya dan UNIMED khususnya.


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada awalnya PTPN III bernama PTP V, dimana PTP V tersebut adalah perusahaan perkebunan milik swasta Belanda dengan nama NV RCMA (Rubber Culture Mats Chaappij Amsterdam). Pada tahun 1996 terjadi penggabungan perusahaan yang menggabungkan PTP III, PTP IV dan PTP V dengan seorang direksi yang berkedudukan di PTP masing-masing. menjadi PTP Nusantara III yang berkedudukan di Sei Kambing Medan Sumatera Utara.

2. Perkembangan perekbunan di Sumatera dapat dikelompokkan menjadi; (1) Periode penjajahan Belanda (1600-1942), (2) Periode pendudukan Jepang (1942-1945), (3) Periode revolusi fisik beberapa tahun setelah Indonesia merdeka dan pemulihan perkebunan (1945-1955), (4) Periode pengalihan/ nasionalisasi perkebunan dari swasta asing ke PNP/PTP dan perkembangan pada pemerintahan orde baru (1956-1990an), (5) Periode pembangunan perkebunan (2000-2004).

3. Perempuan yang berada di sekitar PTP Nusantara III perkebunan kelapa sawit banyak bekerja sebagai buruh, diantaranya menjadi karyawan tetap harian (SKU Harian).


(19)

4. Perempuan memiliki peranan yang sangat besar dalam kesejahteraan keluarga baik ekonomi maupun non ekonomi. Dalam kesejahteraan ekonomi, perempuan memiliki peranan sebagai pencari nafkah, pengatur keuangan keluarga dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Dalam kesejahteraan non ekonomi perempuan memiliki peranan besar dalam menciptakan rasa aman, nyaman, memberikan kasih sayang kepada anak-anak serta berperan besar dalam pendidikan anak-anak baik pendidikan moral hingga pendidikan yang bersifat formal.

2. SARAN

Adapun usul yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Malalui penulisan skripsi ini, peneliti mengharapkan adanya pendataan yang jelas terkait sejarah dan perkembangan perkebunan-perkebunan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara yang berguna sebagai sumber referensi, riset dan penelitian yang berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

2. Mengangkat peran buruh perempuan di Sumatera Utara, khususnya di PTP nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi sebagai literatur dan informasi bagi ilmu pengetahuan.


(20)

3. Menjelaskan perubahan peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi di PTP Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi terhadap peningkatan kesejahteraan buruh perkebunan secara umum.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Rineka Cipta:Jakarta

Asikin, Zainal Dkk. 1997. Dasar-dasar Hukum Perburuhan. Raja Grafindo Persada:Jakarta

Badrun, M. (2010). Lintasan 30 Tahun Pengembangan Kelapa Sawit. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Sumber tersedia di:

Error! Hyperlink reference not valid. diakses 8 Juli 2013 Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Ghalia Indonesia:Bogor

Breman, Jan. 1997. Menjinakkan Sang Kuli. Pustaka Utama Grafiti:Jakarta Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. UI-Press:Jakarta

Hartini, Triwibowo, Arivia, Badawi, Ruspita, Toersilaningsih (2012).

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan: Keluar dari Kemiskinan, Kerentanan Perempuan Terhadap Kemiskinan: Temuan Empiris dan Tantangan Pengarusutamaan Gender: Jurnal Perempuan.

74:1410-153X

Hasibuan, S.P. Malayu. 1987. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian

Indonesia. Armico:Bandung.

Lauer, Robert. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Rineka Cipta:Jakarta

Pahan, Iyung. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya:Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Garfindo Persada:Jakarta

Soetomo, Imam. 2003. Pengantar Hukum Perburuhan. Djambatan: Jakarta. Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Mikro ekonomi. Raja Garfindo


(22)

Syah Arrazi dan Achmad Hidir. (2004). Peranan Ibu dalam Peningkatan

Pendapatan Keluarga (Studi pada Home Indutri di KElurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru). Universitas Riau: Jurnal

Analisis Sosial Sumber tersedia di:

http://repository.unri.ac.idbitstream1234567896731jurnal.pdf diakses 8

Juli 2013

Syamsudin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Ombak:Yogyakarta

Artikel:

Junjung Sirih. 2010. Suntingan dan Tanggapan untuk tulisan Reza Hendrawan, dalam Koran Kompas edisi Senin, 23 Maret 2002.


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada awalnya PTPN III bernama PTP V, dimana PTP V tersebut adalah perusahaan perkebunan milik swasta Belanda dengan nama NV RCMA (Rubber Culture Mats Chaappij Amsterdam). Pada tahun 1996 terjadi penggabungan perusahaan yang menggabungkan PTP III, PTP IV dan PTP V dengan seorang direksi yang berkedudukan di PTP masing-masing. menjadi PTP Nusantara III yang berkedudukan di Sei Kambing Medan Sumatera Utara.

2. Perkembangan perekbunan di Sumatera dapat dikelompokkan menjadi; (1) Periode penjajahan Belanda (1600-1942), (2) Periode pendudukan Jepang (1942-1945), (3) Periode revolusi fisik beberapa tahun setelah Indonesia merdeka dan pemulihan perkebunan (1945-1955), (4) Periode pengalihan/ nasionalisasi perkebunan dari swasta asing ke PNP/PTP dan perkembangan pada pemerintahan orde baru (1956-1990an), (5) Periode pembangunan perkebunan (2000-2004).

3. Perempuan yang berada di sekitar PTP Nusantara III perkebunan kelapa sawit banyak bekerja sebagai buruh, diantaranya menjadi karyawan tetap harian (SKU Harian).


(3)

4. Perempuan memiliki peranan yang sangat besar dalam kesejahteraan keluarga baik ekonomi maupun non ekonomi. Dalam kesejahteraan ekonomi, perempuan memiliki peranan sebagai pencari nafkah, pengatur keuangan keluarga dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Dalam kesejahteraan non ekonomi perempuan memiliki peranan besar dalam menciptakan rasa aman, nyaman, memberikan kasih sayang kepada anak-anak serta berperan besar dalam pendidikan anak-anak baik pendidikan moral hingga pendidikan yang bersifat formal.

2. SARAN

Adapun usul yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Malalui penulisan skripsi ini, peneliti mengharapkan adanya pendataan yang jelas terkait sejarah dan perkembangan perkebunan-perkebunan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara yang berguna sebagai sumber referensi, riset dan penelitian yang berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

2. Mengangkat peran buruh perempuan di Sumatera Utara, khususnya di PTP nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi sebagai literatur dan informasi bagi ilmu pengetahuan.


(4)

3. Menjelaskan perubahan peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi di PTP Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi terhadap peningkatan kesejahteraan buruh perkebunan secara umum.


(5)

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Rineka Cipta:Jakarta

Asikin, Zainal Dkk. 1997. Dasar-dasar Hukum Perburuhan. Raja Grafindo Persada:Jakarta

Badrun, M. (2010). Lintasan 30 Tahun Pengembangan Kelapa Sawit. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Sumber tersedia di:

Error! Hyperlink reference not valid. diakses 8 Juli 2013 Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Ghalia Indonesia:Bogor

Breman, Jan. 1997. Menjinakkan Sang Kuli. Pustaka Utama Grafiti:Jakarta Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. UI-Press:Jakarta

Hartini, Triwibowo, Arivia, Badawi, Ruspita, Toersilaningsih (2012). Pemberdayaan Ekonomi Perempuan: Keluar dari Kemiskinan, Kerentanan Perempuan Terhadap Kemiskinan: Temuan Empiris dan Tantangan Pengarusutamaan Gender: Jurnal Perempuan. 74:1410-153X

Hasibuan, S.P. Malayu. 1987. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia. Armico:Bandung.

Lauer, Robert. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Rineka Cipta:Jakarta

Pahan, Iyung. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya:Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Garfindo Persada:Jakarta

Soetomo, Imam. 2003. Pengantar Hukum Perburuhan. Djambatan: Jakarta. Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Mikro ekonomi. Raja Garfindo


(6)

Syah Arrazi dan Achmad Hidir. (2004). Peranan Ibu dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga (Studi pada Home Indutri di KElurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru). Universitas Riau: Jurnal Analisis Sosial Sumber tersedia di:

http://repository.unri.ac.idbitstream1234567896731jurnal.pdf diakses 8

Juli 2013

Syamsudin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Ombak:Yogyakarta

Artikel:

Junjung Sirih. 2010. Suntingan dan Tanggapan untuk tulisan Reza Hendrawan, dalam Koran Kompas edisi Senin, 23 Maret 2002.