UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENDONGENG DI TK ASSISI MEDAN.

(1)

(2)

ABSTRAK

Katharina Berutu.Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Mendongeng Di TK ASSISI MEDAN

Permasalahan pada penelitian ini adalah: (1) berbedanya tingkat intelegensi setiap anak, (2) lingkungan sekitar anak yang kurang mendukung perkembangan kecerdasan emosional anak, (3) sikap Guru yang kurang mengetahui kebutuhan anak dalam pertumbuhannya sehingga dapat menghambat perkembangan kecerdasan emosional anak, (4) perkembangan anak yang kurang berkembang secara maksimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di TK ASSISI tahun ajaran 2012/2013.

Subjek penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun di TK ASSISI, yang berjumlah 25 orang anak, terdiri dari 11 anak perempuan dan 14 anak laki-laki. Sedangkan objek penelitian ini adalah mengembangkan kecerdasan emosional anak di TK ASSISI Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi.

Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi aspek kecerdasan emosional anak dengan indikator yakni: Kesadaran diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati dan membina hubungan.

Hasil analisa pada siklus I menunjukkan dari hasil penlitian sebanyak 24% anak tergolong sangat baik, sebanyak 16% anak tergolong baik, sebanyak 44% anak tergolong cukup baik dan sebanyak 16% tergolong kurang baik. Hal ini menunjukkan kegiatan mendongeng yang dilakukan pada siklus I dapat mengembangkan kecerdasan emosional anak, namun masih kurang optimal karena masih terdapat 44% yang tergolong cukup baik dan 16% yang tergolong kurang baik. Sehingga perlu dilakukan tindakan yang lebih baik pada siklus II. Pada siklus ini kemampuan klasikal belum tercapai. Hasil analisa pada siklus II dari 25 anak terdapat banyaknya anak yang tergolong sangat baik meningkat sebanyak 84%, banyak anak yang tergolong baik menurun sebanyak 12%, dan sudah tidak ditemukan lagi anak yang tergolong cukup baik namun masih terdapat 4% yang kurang baik.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan mendongeng dapat mengembangkan kecerdasan emosional anak. Oleh karena itu, kegiatan mendongeng dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak di TK ASSISI Medan


(3)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 7

2.1

Kerangka Teoritis ... 7

2.1.1 Hakikat Kecerdasan Emosional ... 7

2.1.1.1 Pengertian Emosi ... 7

2.1.1.2 Jenis-Jenis Emosi... 8

2.1.1.3 Kecerdasan Emosional ... 9

2.1.1.4 Aspek Kecerdasan Emosional ... 11

2.1.1.5 Faktor Penentu Perkembangan Kecerdasan Emosional ... 13

2.1.2 Hakikat Mendongeng ... 13

2.1.2.1 Pengertian Mendongeng ... 13


(4)

v

2.1.2.2 Manfaat Mendongeng ... 15

2.1.2.3 Tujuan Mendongeng ... 17

2.1.2.4 Langkah-Langkah Mendongeng ... 18

2.1.2.5 Peranan Kegiatan Mendongeng ... 20

2.2 Kerangka Konseptual ... 21

2. 3 Hipotesis Tindakan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1

Jenis Penelitian ... 23

3.2

Subjek dan Objek Penelitian ... 23

3.3

Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 23

3.4

Desain Penelitian ... 24

3.5

Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 26

3.6

Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.7

Teknik Analisis Data ... 33

3.8

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 36

4.1

Gambaran Lokasi Penelitian... 36

4.1.1

Deskripsi Siklus I... 43

4.1.2

Deskripsi Siklus II... 50

4.2

Pembahasan Hasil ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1

Kesimpulan. ... 59


(5)

vi

5.2

Saran .. ... 60 DAFTAR PUSTAKA .. ... 61 LAMPIRAN ... .. 63


(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak adalah potensi sumber daya manusia serta penerus generasi cita-cita perjuangan bangsa yang variabel (unsur yang ikut menentukan pilihan) dari kelangsungan hidup keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agama..

Setiap anak telah Tuhan ciptakan dengan beragam potensi dan keunikan yang berbeda-beda. Oleh karena itu anak perlu dibekali dengan penghidupan dan pendidikan yang layak dan berkualitas. Sehingga mereka dapat tumbuh dengan sehat, berkembang secara optimal mental, sosial dan kepribadiannya.

Salah satu upaya untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan. Memberikan pendidikan kepada anak usia dini merupakan langkah yang tepat menyiapkan generasi unggul yang berkualitas.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk memfasilitasi peserta didik untuk siap memasuki jenjang pendidikan dasar yaitu suatu jenjang wajib belajar di Indonesia seperti tertulis di Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa :

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

PDF created with pdfFactory Pro trial versionwww.pdffactory.com

NDA UA

.1

il ..

T T

li

ca im

il

li

UD UD

il


(7)

2

Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa (guru, kepala sekolah,dll) untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu.

Dalam pendidikan anak usia dini terdapat aspek-aspek yang harus ditanamkan dan dikembangkan dalam diri anak diantaranya adalah aspek nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, sosial, serta emosional. Salah satu faktor penting yang harus dikembangkan di PAUD yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar adalah kecerdasan emosional. Emosi merupakan suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjer dan motoris. Dalam hal ini Sarwono (dalam Yudha dan Rudyanto, 2005:141) yang berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai keragaman perilaku (warna afektif) baik tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.

Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia sebab emosi ditentukan oleh lingkungan bukan bawaan. Anak akan belajar dari lingkungan yang memperlakukannya, terutama lingkungan keluarga. Anak mulai mempelajari dan menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima masyarakat saat anak berada dalam lingkungan sekolah.

Salah satu hal yang perlu dilakukan sekolah dalam mempersiapkan peserta didik untuk bergaul dengan masyarakat luas adalah dengan mengajarkan serta mempraktikkan kecerdasan emosional pada anak. Kecerdasan emosional perlu di stimulasi sejak dini karena kecerdasan emosi dapat mempengaruhi dan meningkatkan produktivitas kerja dimasa dewasanya. Hasil-hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa disamping adanya faktor yang berasal dari IQ ternyata belajar dan prestasi sangat ditentukan oleh kecerdasaan emosi atau Emotional Intelligence.

PDF created with pdfFactory Pro trial versionwww.pdffactory.com ca

ca

ca im li

ll

AUD

ea aa

il

li

li aa li

aa il ece im im im ece im il og lli ce


(8)

3

Kecerdasaan emosional merupakan kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, tempramen, motivasi, dan hasrat orang lain.

TK ASSISI, sebagai salah satu lembaga yang memberikan layanan pendidikan berdasarkan study pendahuluan yang telah dilakukan situasi pembelajaran yang ada berpusat pada guru.

Masih kurangnya kemampuan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang

mengakibadkan kurang berkembangnya kecerdasan emosional anak. Hal itu dapat kita lihat pada perilaku anak yang mudah marah, kecewa, sering merasa takut, cemburu, iri hati termasuk pada saat anak memilih-milih teman baik dalam kegiatan belajar maupun pada saat bermain.

Berdasarkan paparan diatas peneliti ingin melakukan penelitian sesuai dengan masalah kurangnya kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di TK KATOLIK ASSISI dengan menggunakan salah satu metode yang diharapkan efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosional anak. Dalam pembelajaran di Taman Kanak- Kanak terdapat berbagai metode role playing, metode eksperimen, metode proyek, metode bercakap-cakap, metode demonstrasi, metode bercerita, metode pemberian tugas, metode pembelajaran kooperatif, metode mendongeng dan sebagainya. Metode pembelajaran yang digunakan peneliti adalah metode mendongeng.

Untuk meminimalkan adanya perbedaan pada anak dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru, maka guru perlu menggunakan metode mendongeng. Metode mendongeng sangat penting untuk anak, menurut salah seorang psikolog, dongeng dan aktifitas mendongeng adalah salah satu cara terbaik untuk mempererat hubungan guru dengan anak (di sekolah), mengembangkan imajinasi anak, menanamkan nilai- nilai etika dan menumbuhkan minat baca

anak. Metode mendongeng dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan

perkembangan emosi anak usia prasekekolah.

PDF created with pdfFactory Pro trial versionwww.pdffactory.com SS

ece li

il

aa mil mil aa

ece SS

ece

im ca ca

ce s,

im

ca

mi ca


(9)

4

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan menetapkan judul “Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Mendongeng Di TK KATOLIK ASSISI”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :

1.2.1 Guru lebih dominan dalam kegiatan belajar mengajar sehinggga kecerdasan emosional anak kurang berkembang.

1.2.2 Masih kurangnya kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran. 1.2.3 Perilaku anak yang mudah marah, cemburu, marah, kecewa, sering merasa

takut, cemburu, iri hati termasuk pada saat anak memilih-milih teman baik dalam kegiatan belajar maupun pada saat bermain.

1.2.4

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengembangkan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun melalui metode mendongeng Di TK KATOLIK ASSISI.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perkembangan kecerdasan

emosional anak usia 5-6 tahun di TK KATOLIK ASSISI setelah diterapkan metode

mendongeng dalam pembelajarannya ?

PDF created with pdfFactory Pro trial versionwww.pdffactory.com ece SS

.2

ii

.1 mi ece

.2 il

.3 il ece

mil mil aa .4 .3 ece T T SS .4 ece KA SS ? ?


(10)

5

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya perkembangan kecerdasan emosional anak melalui metode mendongeng pada anak usia 5-6 tahun di TK Katolik ASSISI.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap ilmu pendidikan terutama dalam penggunaan metode mendongeng untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak di Taman Kanak-Kanak.

1.6.2 Manfaat Praktis. 1.6.2.1 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai penerapan metode mendongeng untuk meningkatkan kecersasan emosional anak di Taman Kanak-Kanak. 1.6.2.2 Bagi Guru

Memberikan masukan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak di Taman Kanak-Kanak.

1.6.2.3 Bagi Anak

Membantu anak dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak dillingkungan sekitar anak.

PDF created with pdfFactory Pro trial versionwww.pdffactory.com

.5

ece T

SS

.6

aa aa T

ece T T

aa aa

ece T T

ece T

T

ece


(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan data penelitian yang dilakukan terhadap upaya perkembangan kecerdasan emosional anak-anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di TK Assisi Medan. Maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Dengan penerapan kegiatan mendongeng dapat mengembangkan kecerdasan emosional belajar anak usia 5-6 tahun,

2. Hasil observasi dan refleksi pada siklus I pertemuan II setelah adanya kegiatan mendongeng sebagai upaya mengembangkan kecerdasan emosional anak hanya memiliki skor rata-rata umum sebesar 1,56 tergolong baik dimana ada 24% tergolong sangat baik, sebesar 16% tergolong baik, sebesar 44% tergolong cukup baik dan sebesar 16% tergolong kurang baik. Hal ini menunjukkan kegiatan mendongeng yang dilakukan pada siklus I dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak, namun masih kurang optimal karena masih ada 44% anak yang tergolong cukup baik dan 16% yang tergolong kurang baik. Sehingga perlu dilakukan tindakan yang lebih baik pada siklus II.

3. Pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran dengan tetap menggunakan kegiatan mendongeng. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II pertemuan II menunjukkan adanya perubahan peningkatan kecerdasan emosional anak dibandingkan pada siklus I dimana rata-rata skornya adalah 2,38 anak cenderung sangat baik yaitu banyaknya anak yang tergolong sangat baik meningkat menjadi 84% anak, banyak anak yang tergolong baik menurun menjadi 12% anak, dan sudah tidak ditemukan lagi anak yang tergolong cukup baik namun masih ada 4% yang kurang baik.


(12)

1.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan-kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepada guru hendaknya

menggunakankegiatanmendongengsebagaisalahsatuupayadalammengembangkankecerdasan emosionalanak.

2. Kepadasekolahhendaknyamenghimbau guru-guru agar dalammelaksanakanpembelajaran yang menarikdapatdilakukandenganmendongeng yang dapatmelatihkreativitasberpikirsertamemberikankesempatankepada guru-guru untukmengikutipelatihan-pelatihan yang berkaitandengan proses pembelajaran.

3. Hasilpenelitianinidapatdijadikanmasukanbagipeneliti lain sepertipenggunaan media,

gerakintonasi/ suara yang

menariksehinggadapatdijadikansebagaibahanrefrensidalammenyampaikankegiatanmendong eng.

4. Bagipeneliti,

diharapkanuntukdapatmenerapkankegiatanmendongengsebagaisalahsatukegiatanpembelajar an di Taman kanak-kanak.


(13)

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimidkk. 2010. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara. Cakra, Heru. 2012. MendongengDengan Mata Hati. Surabaya: Mumtaz Media.

GottmandanDeClaire. 1999. Kiat-KiatMembesarkanAnak Yang MemilikiKecerdasanEmosional.

Jakarta: Gramedia.

Hana, Jasmin. 2012. TerapiKecerdasanAnakDenganDongeng. Jakarta: Berlian Media. Jahja, Yudrik. 2012. PsikologiPerkembangan. Jakarta. KencanaPrenada Group

KamusBesarBahasa Indonesia.1990. Jakarta: BalaiPustaka

Musfiroh, Takdiroatun. 2008. Memilih, Menyusun, danMenyajikanCeritaUntukAnakUsiaDini. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Mustajim, H. 2009. PsikologiPendidikan. Jakarta: GunungAgung

Nainggolan, Roulinta.2012. HubunganLatarBelakangPendidikan Orang

TuaDenganKecerdasanEmosionalAnak Di YayasanPendidikan Kristen TK Elida. Medan

Shapiro, Lawrence E. 1999. Mengajarkan Emotional Intelligence. Jakarta: GramediaPustakaUtama.

Susanto, Ahmad. 2011. PerkembanganAnakUsiaDini. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. YudhadanRudianto. 2006. PembelajaranKooperatifMeningkatkanKetrampilanAnak TK. Jakarta:

GadjahMada


(1)

3

Kecerdasaan emosional merupakan kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, tempramen, motivasi, dan hasrat orang lain.

TK ASSISI, sebagai salah satu lembaga yang memberikan layanan pendidikan berdasarkan study pendahuluan yang telah dilakukan situasi pembelajaran yang ada berpusat pada guru. Masih kurangnya kemampuan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang mengakibadkan kurang berkembangnya kecerdasan emosional anak. Hal itu dapat kita lihat pada perilaku anak yang mudah marah, kecewa, sering merasa takut, cemburu, iri hati termasuk pada saat anak memilih-milih teman baik dalam kegiatan belajar maupun pada saat bermain.

Berdasarkan paparan diatas peneliti ingin melakukan penelitian sesuai dengan masalah kurangnya kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di TK KATOLIK ASSISI dengan menggunakan salah satu metode yang diharapkan efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosional anak. Dalam pembelajaran di Taman Kanak- Kanak terdapat berbagai metode role playing, metode eksperimen, metode proyek, metode bercakap-cakap, metode demonstrasi, metode bercerita, metode pemberian tugas, metode pembelajaran kooperatif, metode mendongeng dan sebagainya. Metode pembelajaran yang digunakan peneliti adalah metode mendongeng.

Untuk meminimalkan adanya perbedaan pada anak dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru, maka guru perlu menggunakan metode mendongeng. Metode mendongeng sangat penting untuk anak, menurut salah seorang psikolog, dongeng dan aktifitas mendongeng adalah salah satu cara terbaik untuk mempererat hubungan guru dengan anak (di sekolah), mengembangkan imajinasi anak, menanamkan nilai- nilai etika dan menumbuhkan minat baca anak. Metode mendongeng dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan perkembangan emosi anak usia prasekekolah.

PDF created with pdfFactory Pro trial versionwww.pdffactory.com SS

ece li

il

aa mil mil aa

ece SS

ece

im ca ca

ce s,

im

ca

mi ca


(2)

4

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan menetapkan judul “Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Mendongeng Di TK KATOLIK ASSISI”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :

1.2.1 Guru lebih dominan dalam kegiatan belajar mengajar sehinggga kecerdasan emosional anak kurang berkembang.

1.2.2 Masih kurangnya kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran. 1.2.3 Perilaku anak yang mudah marah, cemburu, marah, kecewa, sering merasa

takut, cemburu, iri hati termasuk pada saat anak memilih-milih teman baik dalam kegiatan belajar maupun pada saat bermain.

1.2.4

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengembangkan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun melalui metode mendongeng Di TK KATOLIK ASSISI.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perkembangan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di TK KATOLIK ASSISI setelah diterapkan metode mendongeng dalam pembelajarannya ?

PDF created with pdfFactory Pro trial versionwww.pdffactory.com ece SS

.2

ii

.1 mi ece

.2 il

.3 il ece

mil mil aa

.4 .3

ece T

T SS

.4

ece

KA SS

? ?


(3)

5

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya perkembangan kecerdasan emosional anak melalui metode mendongeng pada anak usia 5-6 tahun di TK Katolik ASSISI.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap ilmu pendidikan terutama dalam penggunaan metode mendongeng untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak di Taman Kanak-Kanak.

1.6.2 Manfaat Praktis. 1.6.2.1 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai penerapan metode mendongeng untuk meningkatkan kecersasan emosional anak di Taman Kanak-Kanak. 1.6.2.2 Bagi Guru

Memberikan masukan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak di Taman Kanak-Kanak.

1.6.2.3 Bagi Anak

Membantu anak dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak dillingkungan sekitar anak.

PDF created with pdfFactory Pro trial versionwww.pdffactory.com .5

ece T

SS

.6

aa aa T

ece T T

aa aa

ece T T

ece T

T

ece


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan data penelitian yang dilakukan terhadap upaya perkembangan kecerdasan emosional anak-anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di TK Assisi Medan. Maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Dengan penerapan kegiatan mendongeng dapat mengembangkan kecerdasan emosional belajar anak usia 5-6 tahun,

2. Hasil observasi dan refleksi pada siklus I pertemuan II setelah adanya kegiatan mendongeng sebagai upaya mengembangkan kecerdasan emosional anak hanya memiliki skor rata-rata umum sebesar 1,56 tergolong baik dimana ada 24% tergolong sangat baik, sebesar 16% tergolong baik, sebesar 44% tergolong cukup baik dan sebesar 16% tergolong kurang baik. Hal ini menunjukkan kegiatan mendongeng yang dilakukan pada siklus I dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak, namun masih kurang optimal karena masih ada 44% anak yang tergolong cukup baik dan 16% yang tergolong kurang baik. Sehingga perlu dilakukan tindakan yang lebih baik pada siklus II.

3. Pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran dengan tetap menggunakan kegiatan mendongeng. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II pertemuan II menunjukkan adanya perubahan peningkatan kecerdasan emosional anak dibandingkan pada siklus I dimana rata-rata skornya adalah 2,38 anak cenderung sangat baik yaitu banyaknya anak yang tergolong sangat baik meningkat menjadi 84% anak, banyak anak yang tergolong baik menurun menjadi 12% anak, dan sudah tidak ditemukan lagi anak yang tergolong cukup baik namun masih ada 4% yang kurang baik.


(5)

1.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan-kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepada guru hendaknya

menggunakankegiatanmendongengsebagaisalahsatuupayadalammengembangkankecerdasan emosionalanak.

2. Kepadasekolahhendaknyamenghimbau guru-guru agar dalammelaksanakanpembelajaran yang menarikdapatdilakukandenganmendongeng yang dapatmelatihkreativitasberpikirsertamemberikankesempatankepada guru-guru untukmengikutipelatihan-pelatihan yang berkaitandengan proses pembelajaran.

3. Hasilpenelitianinidapatdijadikanmasukanbagipeneliti lain sepertipenggunaan media,

gerakintonasi/ suara yang

menariksehinggadapatdijadikansebagaibahanrefrensidalammenyampaikankegiatanmendong eng.

4. Bagipeneliti,

diharapkanuntukdapatmenerapkankegiatanmendongengsebagaisalahsatukegiatanpembelajar an di Taman kanak-kanak.


(6)

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimidkk. 2010. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara. Cakra, Heru. 2012. MendongengDengan Mata Hati. Surabaya: Mumtaz Media.

GottmandanDeClaire. 1999. Kiat-KiatMembesarkanAnak Yang MemilikiKecerdasanEmosional.

Jakarta: Gramedia.

Hana, Jasmin. 2012. TerapiKecerdasanAnakDenganDongeng. Jakarta: Berlian Media. Jahja, Yudrik. 2012. PsikologiPerkembangan. Jakarta. KencanaPrenada Group

KamusBesarBahasa Indonesia.1990. Jakarta: BalaiPustaka

Musfiroh, Takdiroatun. 2008. Memilih, Menyusun, danMenyajikanCeritaUntukAnakUsiaDini. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Mustajim, H. 2009. PsikologiPendidikan. Jakarta: GunungAgung

Nainggolan, Roulinta.2012. HubunganLatarBelakangPendidikan Orang

TuaDenganKecerdasanEmosionalAnak Di YayasanPendidikan Kristen TK Elida. Medan

Shapiro, Lawrence E. 1999. Mengajarkan Emotional Intelligence. Jakarta: GramediaPustakaUtama.

Susanto, Ahmad. 2011. PerkembanganAnakUsiaDini. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. YudhadanRudianto. 2006. PembelajaranKooperatifMeningkatkanKetrampilanAnak TK. Jakarta:

GadjahMada