PENGARUH MODAL USAHA DAN LUAS LAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MANDAILING NATAL.

(1)

PENGARUH MODAL USAHA DAN LUAS LAHAN

TERHADAP PRODUKTIVITAS PETANI KELAPA SAWIT

DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

RONI RAHMAD NIM.062277310095

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Skripsi oleh Roni Rahmad, NIM. 062277310095 Telah Dipertahan Didepan Tim Penguji

Pada Tanggal22 Juli 2013

Drs. Jhonson, M.Si Pembimbing

Drs. Kustoro Budiarta ME Penguji

Drs. Ahmad Hidayat, M.Si Penguji

Diana Hasyim, SE, MM Penguji

TIMPENGUJI

Disetujui dan Disahkan Pada Tanggal 22 Juli 2013 Panitia Ujian,

ketua jurusan manajemen

Drs. Ahmad Hidayat, M.Si :-..1P. 19650325 199103 l 005


(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dengan judul

”Pengaruh Modal Usaha dan Luas Lahan Terhadap Produktivitas Petani Kelapa Sawit

di Kabupaten Mandailing Natal” penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Medan.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membentu dan mendukung penulis dalam

penyelesaian skripsi ini, yakni:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak Tamrin, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Ahmad Hidayat, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Jhonson, M.Si, selaku pembimbing skripsi saya.

6. Ibu T. Teviana, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas


(5)

ii

7. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Medan yang telah mengajar dan membantu penulis dalam meningkatkan

ilmu pegetahuan selama masa study.

8. Kak Lina selaku pegawai jurusan Manajemen.

9. Bapak Amirullah, SP selaku sekretaris dinas kehutanan dan perkebunan

kabupaten Mandailing Natal.

10. Terima kasih yang tiada batas pada kedua orang tua, Ayah penulis Syahlan Nasution dan Ibunda Salmah Rangkuti karena telah membesarkan, mendidik, dan selalu sabar membimbing penulis dengan kasih sayang dan cinta kasih tulus

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan tidak lupa kepada seluruh

keluarga, kakak Yuni Warti Nasution S.pd, abangku Zulham Syah Nasution S.pd, Hilman Syah Nasution S.pd, adikku Sri Melinda Nasution. Dan seluruh keluarga besar lainnya yang senantiasa selalu memberikan dukungan demi

menyelesaikan skripsi ini.

11. Terimakasih buat kawan-kawan Pengurus Besar Liga Mahasiswa Mandailing Natal (PB LIMMA), M.Syafril S.Pd, Bang Adi, Bang Arman, Rahmad Ependi, Ahmad Qodir Nasution SE, Abdul Hafis Rangkuti dan kawan-kawan lainnya.

12. Terima Kasih buat Pengurus Cabang Liga Mahasiswa Mandailing natal USU, UMA, UNIMED, UMSU, IAIN, UISU.

13. Terima kasih buat kawan-kawan Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan Periode 2011-2012, Hendra Hidayat, Anggia Ramadhan, Mirza


(6)

iii

Zamzami, Ias Marroha Doli Siregar, yang telah membantu menyelesaikan skripsi

ini.

14. Terima kasih buat kawan-kawan tim Up-Grading Medan Estate Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan Periode 2011-2012, Sakur, fii, Qiqi, Suwandi, Ias yang telah membantu dan memotivasi saya dalam menyelesaikan

sripsi ini.

15. Terima kasih buat kawan-kawan Pengurus Kohati Himpinan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Medan Periode 2011-2012, Dia Ramayana, Risky Emiliya dan yang lainnya yang telah membantu dan memotivasi saya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

16. Terimakasih kepada kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Ekonomi Unimed, Irwan P.Batu Bara, Melva, Anggi, Raja, Reza,Winni, Irfa. Yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

17. Terimakasih buat kakanda Muhammad Andika Kesuma Sitepu, S.pd yang selalu

mengasih semangat dan mengingatkan saya dalam menyeselesaikan skripsi ini. 18. Terimakasih kepada Kawan-kawan kos Gg. Sepakat No 16, Irwan, Latip, Loot,

Saddam, Ismud, Dedi, Beni, dan Akbar karena selalu mewarnai hidup saya.


(7)

iv

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kesalahan dan

kekurangan. Baik dari segi isi maupun tata cara penulisan. Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua

pihak yang memebacanya.

Akhirnya semoga skripsi yang sederhana ini berguna bagi pengembangan

khasanah pengetahuan dan bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Medan, Juni 2013

Roni Rahmad NIM.062277310095


(8)

v ABSTRAK

Roni Rahmad. NIM. 062277310095. Pengaruh Modal Usaha dan Luas Lahan Terhadap Produktivitas Petani Kelapa Sawit di Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Medan. 2013.

Penelitian ini mengkaji tentang masalah pengaruh modal usaha dan luas lahan terhadap produktivitas petani kelapa sawit di Kabupaten Mandailing Natal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetagui pengaruh modal usaha dan luas lahan mempengaruhi produktivitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal.

Penelitian ini menggunakan data sampling sebanyak 40 petani kelapa sawit. Teknik pengumpulan data yang digunakana kusioner yang sudah dilakukan uji t, uji f dan R² kemudian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel dilakukan formulasi persamaan dengan spesifikasinya adalah Y= a + bX1 + bX2 + e.

Hasil analisis regresi produktifitas (Y) dapat di tuliskan dalam persamaan Linier sebagai berikut: Y = 6.150035 + 2.24E-08*X1 + 0.022588*X2. Hasil estimasi produktifitas (Y), variabel bebas modal usaha (X1) dan luas lahan (X2) berpengaruh positif dan signifikan pada α = 5 persen terhadap produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal.

Kesimpulan yang diperoleh: 1. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal propinsi Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel modal usaha dan luas lahan mampu dijelaskan dengan model yang digunakan, 2. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel produktifitas petani kelapa sawit menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Modal usaha dan luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal, 3. Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal, yang terbesar adalah variabel modal usaha, dikuti oleh variabel luas lahan.


(9)

vi ABSTRACT

Roni Rahmad. NIM. 062277310095 Effect of Venture Capital on Productivity and Land Area of Oil Palm Growers in Mandailing Natal regency. Thesis. Department of Management, Faculty of Economics. University of Medan. 2013.

This study examines the influence of venture capital and the issue of land on the productivity of oil palm farmers in the district Mandailing Natal. The purpose of this study was to mengetagui influence of venture capital and land affect the productivity of oil palm farmers in the district Mandailing Natal.

This study uses data sampling as many as 40 oil palm growers. Data collection techniques that have been conducted questionnaire digunakana t-test, f and R ² then to determine the influence of formulation variables do equations with specifications is Y = a + BX1 + BX2 + e.

Regression analysis of productivity (Y) can be written in the following linear equation: Y = 6.150035 + 2.24E-08 * 0.022588 * X1 + X2. The estimation results of productivity (Y), the independent variable capital (X1) and land area (X2) and a significant positive effect on α = 5 percent of the productivity of oil palm farmers in the district Mandailing Natal.

Conclusion: 1. Of the coefficient of determination on the results of the estimation of the variable productivity of oil palm farmers in the district of North Sumatra province Christmas Mandailing able to be explained by variables venture capital and land able to be explained by the model used, 2. The variables used to explain the variable productivity of oil palm growers indicate direction of influence is consistent with the hypothesis.

Venture capital and land area, and a significant positive effect on the productivity of oil palm farmers in the district Mandailing Natal, 3. The value koefiasien variables that explain the variable productivity of oil palm farmers in the district Mandailing Natal, the largest venture capital variable, followed by the variable land


(10)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah……….. 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teoritis ... 9

1. Produktivitas ... 9

1.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas……….. 14

1.2 Konsep Dasar Sistem Produktifitas………. 16

1.3 Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Model Mundel……… 18

1.4 Pengukuran Produktivitas……… 19

2. Modal Usaha ... 20

3. Luas Lahan ... 22

B. Penelitian Yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berfikr ... 28


(11)

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Jenis dan Sumber Data ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 31

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……….. 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Deskripsi Penelitian ... 38

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44

a. Karakteristik Petani Kelapa Sawit ... 44

b. Produktivitas ... 45

c. Modal Usaha ... 46

d. Luas Lahan ... 47

B. Pembahasan ... 48

1. Uji t Statistik ... 49

2. Uji F Statistik ... 50

3. Uji Koefisien Determinasi ... 50

C. Interpretase Ekonomi ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN


(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4 Layout Angket ………... 34

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Indikator Produktivitas ……… 45

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Indikator Modal Usaha ……… 46

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Indikator Luas Lahan ……….. 47


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Produksi Kelapa Sawit di Sumatera Utara ………... 3

Gambar 1.2 Perkembangan Luas Tanaman Kelapa Sawit di Sumatera Utara ….. 4

Gambar 2.1 Sistem Produktivitas Produksi ………... 17

Gambar 4.1 Perkembangan PDRB ……… 41

Gambar 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mandailing Natal ………. 42

Gambar 4.3 Kontribusi Masing-masing Sektor Ekonomi


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia tidak terlepas dari perekenomian yang berbasis dari sektor

pertanian. Hal ini karena sektor pertanian, masih tetap memegang peranan penting

yakni sebagai penyedia bahan pangan bagi seluruh masyarakat, serta menopang

pertumbuhan industri dalam hal penyediaan bahan baku industri. Sub sektor

perkebunan, merupakan bagian dari sektor pertanian yang memberikan

kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia.

Secara umum tanaman perkebunan mempunyai peranan yang besar,

terutama dalam penyediaan lapangan kerja, pendapatan dari ekspor dan sumber

pertumbuhan ekonomi.

Dalam perekonomian Indonesia, Tanaman kelapa (Cocos nucifera. Linn)

merupakan salah satu komoditi strategis karena perannya yang sangat besar, baik

sebagai sumber pendapatan maupun sumber bahan baku industri. Data Direktorat

Jenderal Perkebunan menunjukkan bahwa luas tanaman kelapa Indonesia

mencapai 3.728.600 ha. Sekitar 92,40% diantaranya adalah kelapa yang

diusahakan sebagai perkebunan rakyat dengan kepemilikan lahan terbatas.

Dengan luas sedemikian, dari segi pemanfaatannya belum optimal. Begitu pula

halnya dengan penerapan teknologi yang belum utuh. Produksi kelapa tercatat

15,4 miliar butir atau 3,2 juta ton per tahun setara kopra dengan sekitar tujuh juta


(15)

2

menunjukkan bahwa produktivitas kelapa yang dihasilkan petani di Indonesia

masih kurang dari satu ton per hektar, lebih rendah dari Filipina yang sudah

mencapai dua ton per hektar. Padahal, merujuk pada riset Deptan produktivitas

kelapa yang dihasilkan petani dalam negeri masih mampu mencapai 2 ton per

hektar. Rendahnya produktivitas disebabkan banyaknya tanaman yang sudah tua

dan rusak.

Disamping rendahnya produktivitas tanaman, persoalan lain pada

pengembangan kelapa di Indonesia yakni pemanfaatan produk hilir maupun hasil

sampingan belum banyak dilakukan. Selama ini komoditas kelapa baru sebatas

dimanfaatkan pada produk primernya saja dalam bentuk kelapa segar maupun

kopra untuk bahan baku minyak goreng. Program diversifikasi kelapa Indonesia

baru mampu menghasilkan 22 ragam produk turunan kelapa. Angka ini masih

jauh di bawah Filipina yang telah memproduksi lebih dari 100 jenis diversifikasi

produk berbasis kelapa. Hasil samping dan limbah belum dimanfaatkan secara

optimal, sehingga belum dapat dihasilkannya nilai tambah yang berarti secara

ekonomi baik di tingkat petani maupun di tingkat prosesor. Penanganan

agribisnis perkelapaan yang masih tersegmentasi atau bersifat sektoral cenderung

merugikan posisi petani kelapa sebagai penghasil produk primer, persaingan

dengan minyak nabati lainnya, khususnya kelapa sawit telah menekan

pengembangan tanaman kelapa.

Berdasarkan data BPS, Propinsi Sumatera Utara sebagai salah satu

propinsi penghasil minyak yang berbahan dasar kelapa sawit terbesar di


(16)

3

mengalami peningkatan. Perkembangan produksi kelapa sawit selama periode

tahun 2000 hingga 2010 dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut.

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2001-2011

Gambar 1.1. Perkembangan Produksi Kelapa Sawit di Sumatera Utara Selama Tahun 2000 – 2010 (ton)

Dari gambar 1.1 menjelaskan bahwa bahwa tanaman kelapa sawit masih

menjadi tanaman produktif yang selama periode 10 tahun terus meningkat.

Dimana pada tahun 2000 produksi kelapa sawit sebesar 2.026.630 ton meningkat

signifikan di tahun 2010 hingga sebesar 5.084.166 ton.

Potensi kelapa sawit di atas, mestinya menjadi potensi yang luar biasa

yang dapat dikembangkan bagi peningkatan ekonomi masyarakat, namun

sayangnya kondisi yang terjadi adalah potensi yang ada belum dapat

dimanfaatkan secara maksimal sehingga belum mampu mengangkat harkat dan

martabat masyarakat dari kondisi kemiskinan.

2.026.630 2.213.417 2.465.048 2.596.341 3.132.124 4.167.262 4.486.478 4.895.830 5.070.760 5.088.578 5.084.166 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun Ton


(17)

4

Di beberapa tempat buah kelapa telah dikembangkan pula sebagai produk

olahan dari kelapa dan hasil sampingnya, seperti dessicated coconut, nata de coco,

serat sabut, dan arang aktif. Namun bagi petani di Halmahera Utara, buah kelapa

umumnya hanya dimanfaatkan untuk kelapa sayur dan minyak goreng.ini hanya

menjual hasil buah kelapa dalam bentuk kopra yang diduga yang memiliki nilai

tambah rendah.

Peningkatan produksi kelapa sawit tersebut salah satu penyebabnya adalah

luas tanaman kelapa sawit yang terus meningkat selama tahun 2000 hingga tahun

2010. Data BPS mencatat, bahwa luas tanaman kelapa sawit tahun 2000 hanya

sebesar 163.757 Ha. Di tahun 2010 luas tanaman kelapa sawit telah mencapai

394.656 Ha.

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2001-2011

Gambar 1.2. Perkembangan Luas Tanaman Kelapa Sawit Di Sumatera Utara Selama Tahun 2000 – 2010 (ton) 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

163. 757 171. 680 185. 992 196. 352 243. 100 314. 213 363. 095 367. 741 379. 853 392. 721 394. 656 Tahun Ha


(18)

5

Peningkatan luas lahan tanaman kelapa sawit ini dipicu semakin

meningkatnya harga kelapa sawit di pasaran baik nasional maupun internasional.

Disamping proses alih fungsi lahan dari lahan tidur atau lahan perkebunan lainnya

menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

Produksi yang meningkat disebabkan oleh peningkatan luas lahan tanaman

akan menyebabkan produktifitas yang tidak maksimal dan akan merugikan petani

kelapa sawit itu sendiri. Jika luas tanaman kelapa sawit tidak berubah atau tetap

maka produktifitas kelapa sawit tentu secara otomatis akan stagnan. Hal inilah

yang akan menyebabkan produktifitas kelapa sawit tidak akan pernah meningkat.

Luas tanaman kelapa sawit tentu akan berkurang manakala sudah tidak ada lagi

lahan yang akan digunakan untuk tanaman ini. Untuk itu perlu adanya terobosan

baru dengan kemajuan teknologi sehingga meskipun luas tanam tetap akan

meningkatkan produksi kelapa sawit sehingga produktifitas petani kelapa sawit

juga akan meningkat.

Peningkatan produksi kelapa sawit serta produktifitas petani kelapa sawit

akan semakin meningkat bila didukung oleh kemampuan modal usaha atau

investasi baik dalam maupun luar negeri pada sektor perkebunan.

Berdasarkan data BPS, Investasi baik dalam negeri maupun luar negeri

pada tahun 2005 sebesar 22,03 persen dari total investasi yang ada. Sementara di

tahun 2006 turun sebesar 2,56 persen sedangkan di tahun 2007, 2008 dan 2009

berturut-turut investasi di sector perkebunan masing-masing sebesar 11,48 persen,


(19)

6

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ Bagaimana Pengaruh Modal Usaha dan Luas Lahan Terhadap Produktivitas Petani Kelapa Sawit di Kabupaten Mandailing Natal ”

B. Identifikasi Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar pada hal-hal lain diluar konteks

penelitian ini, maka dibuat suatu identifikasi masalah yang akan diteliti sehingga

data yang akan dikumpulkan dapat ditentukan dengan tepat. Dari latar belakang

masalah tersebut, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Apakah modal usaha mempengaruhi produktivitas petani kelapa sawit

di Kabupaten Mandailing Natal?

2. Apakah luas lahan mempengaruhi produktivitas petani kelapa sawit di

Kabupaten Mandailing Natal?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya pembahasan yang terlalu menyimpang dari

penelitian ini, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun

batasan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah “Pengaruh modal

usaha dan luas lahan terhadap produktivitas petani kelapa sawit di kabupaten


(20)

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka sebagai rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah apakah modal usaha dan luas lahan mempengaruhi

produktivitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan “untuk mengetagui pengaruh modal usaha dan luas

lahan terhadap produktivitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal”.

F. Mamfaat Penelitian

Adapun mamfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti, ini diharapkan merupakan penelitian yang dapat

menambah pemahaman mengenai modal usaha dan luas lahan

mempengaruhi produktivitas petani kelapa sawit di kabupaten

Mandailing Natal.

2. Bagi petani, penelitian ini diharapkan akan member informasi dan

motivasi untuk dijadikan bahan pertimbangan petani tentang apa yang

mempengaruhi produktivitas petani kelapa sawit di kabupaten

Mandailing Natal.

3. Bagi pemerintah kabupaten Mandailing Natal, penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan dalam meningkatkan produktivitas petani kelapa


(21)

8

4. Bagi pihak lain, khususnya Mahasiswa/I UNIMED hasil penelitian ini

dapat dijadikan bahan referensi atau acuan untuk penelitian


(22)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Modal usaha dan luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal.

2. Hasil analisis regresi produktifitas (Y) dapat di tuliskan dalam persamaan

Linier sebagai berikut: Y = 6.150035 + 2.24E-08*X1 + 0.022588*X2. Hasil

estimasi produktifitas (Y), variabel bebas modal usaha (X1) dan luas lahan

(X2) berpengaruh positif dan signifikan pada α = 5 persen terhadap produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal.

3. Uji t atau uji parsial ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat secara parsial atau satu persatu. Dari hasil estimasi

model untuk produktifitas (Y) diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing

variabel adalah sebagai berikut

X1 dalam Y nilai thitung = 3.587615 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.0010.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari α = 0.1,

Sehingga variabel X1 signifikan pada tingkat derajat kepercayaan sebesar

95% secara positif akan mempengaruhi produktifitas (Y), yang artinya bahwa

jika terjadi peningkatan modal usaha (X1) sebesar Rp. 1 milyar, maka

produktifitas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar koefisiennya yaitu

sebesar 2.24E-08 poin, cateris paribus.

X2 dalam produktifitas (Y) nilai thitung = 4.054587 dengan tingkat probabilitas


(23)

55

α = 0.1, Sehingga variabel X2 signifikan pada tingkat derajat kepercayaan sebesar 95% secara positif akan mempengaruhi produktifitas (Y), yang artinya

bahwa jika terjadi peningkatan luas lahan (X2) sebesar 1 Ha, maka

produktifitas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar koefisiennya yaitu

sebesar 0.022588 poin, cateris paribus

4. Uji F atau uji serepak ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas

secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat. Dari hasil

estimasi model untuk produktifitas diperoleh nilai F hitung sebesar 8.459384

dengan tingkat probabilitas sebesar 0.001043. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel bebas untuk produktifitas yaitu modal usaha (X1) dan luas lahan (X2)

secara simultan dan signifikan bersama-sama mempengaruhi variabel

terikatnya yaitu produktifitas pada tingkat derajat kepercayaan sebesar 95%.

5. Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar variasi

variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat. Dari hasil estimasi untuk

produktifitas diperoleh nilai R2 sebesar 0.8324. Hal ini memberikan makna

bahwa sebesar 83,24% variabel produktifitas dapat dijelaskan oleh variabel

modal usaha dan luas lahan. Sedangkan sisanya sebesar 16,76% dijelaskan

oleh variabel lain diluar model.

6. Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel

produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal, yang terbesar


(24)

56

B. Saran

1. Sebaiknya pemerintah memberikan bantuan kepada para petani kelapa sawit

di kabupaten Mandailing Natal berupa kredit ringan untuk menambah modal

usaha. Dari hasil estimasi menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh

siginifkan dalam meningkatkan produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten

Mandailing Natal.

2. Luas lahan perkebunan kelapa sawit yang ada sekarang sebaiknya tidak dialih

fungsikan bahkan bila perlu ditambah luas lahannya sehingga produktifitas

petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal meningkat.

3. Diharapkan penelitian serupa dengan lebih banyak variabel serta modifikasi


(25)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Refisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Dewi Novia. 2010. Dampak Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat Melalui P2wk Terhadap Distribusi Pendapatan Di Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah. Jurnal Ekonomi Pertanian. J. Agroland 17 (3) : 219 - 225,

Desember 2010 ISSN : 0854 – 641X : Universitas Tadulako.

Edwina Susy, Evi Maharani. 2010. Persepsi Petani Terhadap Teknologi Pengolahan Pakan di Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 2, Nomor 1, Desember 2010 ISSN 2087 - 409X.

Fathia, Sakti Hutabarat, dan Ermi Tety. 2012. Analisis Finansial Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit di Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. Jurnal Ekonomi Pertanian Volume 14, Nomor 1, Januari– Juni 2012 : Universitas Riau.

Husril Ridho. 2011. Analisa Usaha Tani Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat

Swadaya di Kenagarian Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Skiripsi.

Program Sarjana Agribisnis Pertanian Universitas Andalas.

Perdana Akbar. 2008. Dampak Pelaksanaan Program Kredit Kepada Koperasi Primer Untuk Anggotanya (KKPA) Terhadap Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit ( Studi : PT Sinar Kencana Inti Perkasa, Kabupaten

Kotabaru, Kalimantan Selatan). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi

Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Sadono, Sukirno. 1985. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar

Kebijakan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

Jakarta.

Sannia, Begem Viantimala. 2013. Hubungan Kualitas Karet Rakyat Dengan

Tambahan Pendapatan Petani di Desa Program dan Non-Program. Jurnal

Agribisnis. JIIA, Volume 1 No. 1, Januari 2013

Selviana Deswita, Ermi Tety dan Evy Maharani. 2011. Analisis Saluran Pemasaran dan Transmisi Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Pada Petani Swadaya di Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Jurnal. Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Soediyono. 1995. Ekonomi Makro Edisi Ketiga: Pengantar Analisis Pendapatan Nasional. Liberty, Yogyakarta.


(26)

58

Soeratno, Lincolin Arsyad. 2008. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Cetakan Keduabelas. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Supriadi, Herman. 2009. Strategi Kebijakan Pembangunan Pertanian di Papua

Barat. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ART6-4d.pdf. Diakses : 12 Desember 2011

Syaifullah. 2010. Pengenalan Metode AHP ( Analitycal Hierarchy Process)

www.syaifullah08.wordpress.com/2010/02/21/pengenalan-metode-ahp.

Diakses : 13 Maret 2012

Tarigan, R. 2004. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. PT.Bumi Aksara, Jakarta.

Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Todaro, M.P. 1990. Pembangunan Ekonomi Edisi Keenam. Alis Bahasa Oleh Haris Munandar, Penerbit Erlangga : Jakarta.

Wijaksono Rizky Rangga, Ardy Maulidy Navastar. 2012. Pengendalian Perubahan Pemanfaatan Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Untuk Mendukung Program

Lumbung Pangan Nasional). JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012)

ISSN: 2301-9271 : Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Wijayanti Rantika Tiwi. 2012. Analisis Keuntungan dan Skala Usaha Perkebunan

Kelapa Sawit Gerbang Serasan. Skripsi. Program Sarjana Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

http : // bps.go.id, Badan Pusat Statistik.


(1)

8

4. Bagi pihak lain, khususnya Mahasiswa/I UNIMED hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi atau acuan untuk penelitian selanjutnya.


(2)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Modal usaha dan luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal.

2. Hasil analisis regresi produktifitas (Y) dapat di tuliskan dalam persamaan Linier sebagai berikut: Y = 6.150035 + 2.24E-08*X1 + 0.022588*X2. Hasil estimasi produktifitas (Y), variabel bebas modal usaha (X1) dan luas lahan (X2) berpengaruh positif dan signifikan pada α = 5 persen terhadap produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal.

3. Uji t atau uji parsial ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial atau satu persatu. Dari hasil estimasi model untuk produktifitas (Y) diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut

X1 dalam Y nilai thitung = 3.587615 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.0010. Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari α = 0.1, Sehingga variabel X1 signifikan pada tingkat derajat kepercayaan sebesar 95% secara positif akan mempengaruhi produktifitas (Y), yang artinya bahwa jika terjadi peningkatan modal usaha (X1) sebesar Rp. 1 milyar, maka produktifitas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar koefisiennya yaitu sebesar 2.24E-08 poin, cateris paribus.

X2 dalam produktifitas (Y) nilai thitung = 4.054587 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.0003. Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari


(3)

55

α = 0.1, Sehingga variabel X2 signifikan pada tingkat derajat kepercayaan sebesar 95% secara positif akan mempengaruhi produktifitas (Y), yang artinya bahwa jika terjadi peningkatan luas lahan (X2) sebesar 1 Ha, maka produktifitas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar koefisiennya yaitu sebesar 0.022588 poin, cateris paribus

4. Uji F atau uji serepak ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat. Dari hasil estimasi model untuk produktifitas diperoleh nilai F hitung sebesar 8.459384 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.001043. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas untuk produktifitas yaitu modal usaha (X1) dan luas lahan (X2) secara simultan dan signifikan bersama-sama mempengaruhi variabel terikatnya yaitu produktifitas pada tingkat derajat kepercayaan sebesar 95%. 5. Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar variasi

variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat. Dari hasil estimasi untuk produktifitas diperoleh nilai R2 sebesar 0.8324. Hal ini memberikan makna bahwa sebesar 83,24% variabel produktifitas dapat dijelaskan oleh variabel modal usaha dan luas lahan. Sedangkan sisanya sebesar 16,76% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

6. Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal, yang terbesar adalah variabel modal usaha, iikuti oleh variabel luas lahan.


(4)

B. Saran

1. Sebaiknya pemerintah memberikan bantuan kepada para petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal berupa kredit ringan untuk menambah modal usaha. Dari hasil estimasi menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh siginifkan dalam meningkatkan produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal.

2. Luas lahan perkebunan kelapa sawit yang ada sekarang sebaiknya tidak dialih fungsikan bahkan bila perlu ditambah luas lahannya sehingga produktifitas petani kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal meningkat.

3. Diharapkan penelitian serupa dengan lebih banyak variabel serta modifikasi variabel lebih banyak lagi sehingga dapat dijadikan rujukan.


(5)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Refisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Dewi Novia. 2010. Dampak Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat Melalui P2wk Terhadap Distribusi Pendapatan Di Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah. Jurnal Ekonomi Pertanian. J. Agroland 17 (3) : 219 - 225,

Desember 2010 ISSN : 0854 – 641X : Universitas Tadulako.

Edwina Susy, Evi Maharani. 2010. Persepsi Petani Terhadap Teknologi Pengolahan Pakan di Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 2, Nomor 1, Desember 2010 ISSN 2087 - 409X.

Fathia, Sakti Hutabarat, dan Ermi Tety. 2012. Analisis Finansial Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit di Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. Jurnal Ekonomi Pertanian Volume 14, Nomor 1, Januari– Juni 2012 : Universitas Riau.

Husril Ridho. 2011. Analisa Usaha Tani Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Swadaya di Kenagarian Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Skiripsi. Program Sarjana Agribisnis Pertanian Universitas Andalas.

Perdana Akbar. 2008. Dampak Pelaksanaan Program Kredit Kepada Koperasi Primer Untuk Anggotanya (KKPA) Terhadap Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit ( Studi : PT Sinar Kencana Inti Perkasa, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Sadono, Sukirno. 1985. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sannia, Begem Viantimala. 2013. Hubungan Kualitas Karet Rakyat Dengan Tambahan Pendapatan Petani di Desa Program dan Non-Program. Jurnal

Agribisnis. JIIA, Volume 1 No. 1, Januari 2013

Selviana Deswita, Ermi Tety dan Evy Maharani. 2011. Analisis Saluran Pemasaran dan Transmisi Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Pada Petani Swadaya di Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Jurnal. Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Soediyono. 1995. Ekonomi Makro Edisi Ketiga: Pengantar Analisis Pendapatan Nasional. Liberty, Yogyakarta.


(6)

Soeratno, Lincolin Arsyad. 2008. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Cetakan Keduabelas. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Supriadi, Herman. 2009. Strategi Kebijakan Pembangunan Pertanian di Papua Barat. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ART6-4d.pdf. Diakses : 12 Desember 2011

Syaifullah. 2010. Pengenalan Metode AHP ( Analitycal Hierarchy Process) www.syaifullah08.wordpress.com/2010/02/21/pengenalan-metode-ahp. Diakses : 13 Maret 2012

Tarigan, R. 2004. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. PT.Bumi Aksara, Jakarta.

Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Todaro, M.P. 1990. Pembangunan Ekonomi Edisi Keenam. Alis Bahasa Oleh Haris Munandar, Penerbit Erlangga : Jakarta.

Wijaksono Rizky Rangga, Ardy Maulidy Navastar. 2012. Pengendalian Perubahan Pemanfaatan Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Untuk Mendukung Program Lumbung Pangan Nasional). JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 : Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Wijayanti Rantika Tiwi. 2012. Analisis Keuntungan dan Skala Usaha Perkebunan

Kelapa Sawit Gerbang Serasan. Skripsi. Program Sarjana Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. http : // bps.go.id, Badan Pusat Statistik.