Pengaruh Self Leadership dan Self Efficacy Terhadap Keberhasilan Usaha (Pada Wirausaha Muda yang Menggunakan Social Media sebagai Sarana Pemasaran Usaha)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH SELF LEADERSHIP DAN SELF EFFICACY TERHADAP KEBERHASILAN USAHA (PADA WIRAUSAHA MUDA YANG

MENGGUNAKAN SOCIAL MEDIA SEBAGAI SARANA PEMASARAN USAHA)

OLEH :

F.FITRIYANTI SEBAYANG 100502149

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

PENGARUH SELF LEADERSHIP DAN SELF EFFICACY TERHADAP KEBERHASILAN USAHA (PADA WIRAUSAHA MUDA YANG

MENGGUNAKAN SOCIAL MEDIA SEBAGAI MEDIA PEMASARAN USAHA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self leadership dan

self efficacy terhadap keberhasilan usaha (pada wirausaha muda yang

menggunakan social media sebagai sarana pemasaran usaha). Penelitian ini dilakukan terhadap wirausaha-wirausaha muda yang menggunakan social media sebagai sarana pemasaran usaha, seperti facebook, twitter, intagram, dan sejenisnya dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang. Penentuan sampel menggunakan snowball sampling dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan (purposive sampling). Pengujian Hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskritif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikansi parsial (Uji-t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian secara serempak (Uji-F) menunjukkan bahwa Self Leadership dan Self Efficacy secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Hasil penelitian secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa Self Leadership berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Sedangkan Self Efficacy berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Nilai Adjusted R Square = 0.331 atau sebesar 33,1%. Angka R Square sebesar 0.331 menunjukkan bahwa 33.1% keberhasilan usaha dipengaruhi oleh self leadership dan self efficacy, sedangkan sisanya 66.9% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.


(3)

ABSTRACT

EFFECT OF SELF LEADERSHIP AND SELF EFFICACY TOWARD ENTREPRENUERSHIP SUCCEED (YOUNG ENTREPRENUERS

WHO USE SOCIAL MEDIA AS MARKETING MEANS)

This research was conducted to examine the effect of self leadership and self efficacy toward entrepreneurship succeed (young entreprenuers who use social media as the marketing means). This research was conducted toward young entreprenuers who use social media such as facebook. Twitter, Instagram, and other kinds of social media as the marketing means. The number of participant in this research was 97 people. The sampling method usedin this research was snowball sampling by using descriptive analysis method, statistical analysis method whis consist of double linear regression analysis, simultaneous significance test (F-test), partial significance test (T-test) and determination coefficient test (R2).

The simultaneous research findng (F-test) shows that self leadership and self efficacy altogether positively and significantly affect entrepreneurship success. The research finding partially (T-test) shows that self leadership positively but not significantly affects the entrepreneurship success. On the other hand, self efficacy positively and significantly affects the entrepreneurship success. The adjusted R square score= 0.331 or 33,1%. R square score which is 0.331 or 33,1% of entrepreneurship success is affected by self leadership and self efficacy, while the remain percentage which is 66.9% is affected by other variables which are not discussed in this research.


(4)

KATA PENGANTAR

Penulis begitu mengucap syukur atas kasih karunia yang Tuhan berikan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Self Leadership dan Self Efficacy Terhadap Keberhasilan Usaha

(Pada Wirausaha Muda yang Menggunakan Social Media sebagai Sarana

Pemasaran Usaha)”. Ini adalah ayat yang selalu penulis ingat ketika penulis

merasa lelah, Yosua 1:7a, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh

-sungguh”. Rancangan Allah ialah rancangan damai sejahtera untuk mendatangkan

kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Bapak Inganta Sebayang dan kepada Mamak Nurlianna Kacaribu yang selalu mendukung, menyemangati serta memotivasi penulis sehingga skripsi ini bisa selesai.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis juga menyampaikan dan mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, Mec.,AC selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE.,ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie Msi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., Msi., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 5. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA., selaku Dosen Pembimbing

yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Ibu Frida Ramadini, SE, MM., selaku Pembaca Penilai yang telah memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Untuk Kak Rimta n Bang Hermes yang selalu ketat ngawasin skripsi Yanti sudah sampai di mana, Kak Ari yang lagi selalu nyemangatin juga, buat Vivi, terus berusaha lebih baik lagi ya.

8. Ci Erlita yang selalu memberikan semangat dan dukungannya dengan sabar, tanpa pernah bertanya kapan selesai, tapi sudah sampai mana. Dukungan cici bener-bener ngebantu Fitri banget. Makasih ci .

9. Teman-teman CG 28 yang selalu bisa ngalihin Fitri dari stress, makasih buat dukungannya, makasih untuk selalu dengerin sharingnya Fitri di CG. I Love U so much guys.

10.Teman-teman Manajemen Laura Sitanggang, Malem Tarigan, Quitsyah Pakpahan, Ruslan Pardosi, Beatrice Aruan, dan teman-teman manajemen yang tidak dapat saya sebutkan namanya sat per satu.

11.Buat Kak Oline yang selalu nemeni Fitri ke kampus ngurus ini itu. Makasih udah ngajarin Fitri untuk tampil lebih baik lagi dan sabar ngadepin Fitri yang suka lemot di depan kakak .


(6)

Akhir kata penulis mengucapkan berkat bagi yang membaca skripsi ini. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera dari Yesus Kristus senantiasa menyertai kita sekalian

Medan, 21 Oktober 2014 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Wirausaha ... 10

a. Wirausaha Muda ... 11

b. Proses Kewirausahaan ... 11

2.1.2 Keberhasilan Usaha ... 12

a. Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha ... 15

b. Ciri-Ciri Wirausaha yang Berhasil ... 16

2.1.3 Self Leadership ... 17

a. Konsep Self Leadership ... 17

b. Dimensi Self Leadership ... 20

2.1.4 Self Efficacy ... 21

a. Pengertian Self Efficacy ... 21

b. Sumber Self Efficacy ... 24

c. Dimensi Self Efficacy ... 26

d. Self Efficacy dan Keberhasilan Usaha ... 27

2.2 Penelitian Terdahulu ... 29

2.3 Kerangka Konseptual ... 31

2.4 Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Definisi Operasional ... 34

3.5 Pengukuran Variabel ... 39

3.6 Populasi dan Sampel ... 40

a. Populasi ... 40

b. Sampel ... 40


(8)

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

3.9.1 Uji Validitas ... 45

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 48

3.9 Uji Asumsi Klasik ... 50

3.10.1 Uji Normalitas ... 51

3.10.2 Uji Heteroskedastisitas ... 52

3.10.3 Uji Multikolineatitas ... 52

3.11 Metode Analisis Deskriptif ... 53

3.12 Analisis Regresi Berganda ... 54

3.12.1Uji Serempak (Uji F) ... 55

3.12.2 Uji Parsial (Uji T) ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 59

4.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59

4.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

4.1.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 61

4.1.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai ... 62

4.1.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikian Usaha ... 62

4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 63

4.2.1 Self Leadership (X1) ... 64

4.2.2 Self Efficacy (X2) ... 69

4.2.3 Keberhasilan Usaha... 75

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 77

4.3.1 Uji Normalitas ... 77

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 81

4.3.3 Uji Multikolinieritas ... 83

4.4 Analisis Statistik(Analisis Linier Berganda) ... 84

4.4.1 Koefisien Determinasi ... 85

4.4.2Uji Simultan/Serentak (Uji-F) ... 86

4.4.3 Uji Signifikansi Parsial(Uji-t) ... 88

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

4.5.1 Pengaruh Self Leadership dan Self Efficacy Terhadap Keberhasilan Usaha ... 90

4.5.2 Pengaruh Self Leadership Terhadap Keberhasilan Usaha ... 91

4.5.3 Pengaruh Self Efficacy Terhadap Keberhasilan Usaha ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Penjualan Telepon Pintar Sampai pada Pengguna Akhir

Berdasarkan Sistem Operasi 2013 ... 2

2.1 Penelitian Terdahulu ... 29

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 36

3.2 Uji Validitas ... 46

3.3 Uji Reliabilitas ... 50

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 61

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai ... 62

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikian Usaha... 62

4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Self Leadership ... 64

4.7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Self Efficacy ... 69

4.8 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Keberhasilan Usaha ... 75

4.9 Pendekatan Kolmogrov- Smirnov ... 80

4.10 Pendekatan Glejser ... 82

4.11 Uji Multikolinieritas ... 83

4.12 Persamaan Analisis Statistik ... 84

4.13 Koefisien Determinasi ... 85

4.14 Uji Simultan/Serempak (Uji-F) ... 88


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 33

2.2 Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Pendekatan Histogram ... 79

4.2 Pendekatan Normal Probability ... 79


(11)

ABSTRAK

PENGARUH SELF LEADERSHIP DAN SELF EFFICACY TERHADAP KEBERHASILAN USAHA (PADA WIRAUSAHA MUDA YANG

MENGGUNAKAN SOCIAL MEDIA SEBAGAI MEDIA PEMASARAN USAHA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self leadership dan

self efficacy terhadap keberhasilan usaha (pada wirausaha muda yang

menggunakan social media sebagai sarana pemasaran usaha). Penelitian ini dilakukan terhadap wirausaha-wirausaha muda yang menggunakan social media sebagai sarana pemasaran usaha, seperti facebook, twitter, intagram, dan sejenisnya dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang. Penentuan sampel menggunakan snowball sampling dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan (purposive sampling). Pengujian Hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskritif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikansi parsial (Uji-t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian secara serempak (Uji-F) menunjukkan bahwa Self Leadership dan Self Efficacy secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Hasil penelitian secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa Self Leadership berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Sedangkan Self Efficacy berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Nilai Adjusted R Square = 0.331 atau sebesar 33,1%. Angka R Square sebesar 0.331 menunjukkan bahwa 33.1% keberhasilan usaha dipengaruhi oleh self leadership dan self efficacy, sedangkan sisanya 66.9% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.


(12)

ABSTRACT

EFFECT OF SELF LEADERSHIP AND SELF EFFICACY TOWARD ENTREPRENUERSHIP SUCCEED (YOUNG ENTREPRENUERS

WHO USE SOCIAL MEDIA AS MARKETING MEANS)

This research was conducted to examine the effect of self leadership and self efficacy toward entrepreneurship succeed (young entreprenuers who use social media as the marketing means). This research was conducted toward young entreprenuers who use social media such as facebook. Twitter, Instagram, and other kinds of social media as the marketing means. The number of participant in this research was 97 people. The sampling method usedin this research was snowball sampling by using descriptive analysis method, statistical analysis method whis consist of double linear regression analysis, simultaneous significance test (F-test), partial significance test (T-test) and determination coefficient test (R2).

The simultaneous research findng (F-test) shows that self leadership and self efficacy altogether positively and significantly affect entrepreneurship success. The research finding partially (T-test) shows that self leadership positively but not significantly affects the entrepreneurship success. On the other hand, self efficacy positively and significantly affects the entrepreneurship success. The adjusted R square score= 0.331 or 33,1%. R square score which is 0.331 or 33,1% of entrepreneurship success is affected by self leadership and self efficacy, while the remain percentage which is 66.9% is affected by other variables which are not discussed in this research.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sangat penting bagi manusia. Teknologi mampu membantu perbaikan berbagai sektor baik kesehatan, pangan, militer, ekonomi dan masih banyak lagi. Terlebih lagi dengan kemunculan komputer dan jaringan internet yang kini telah merata di semua kota besar maupun kota kecil. Grove dalam Situmorang et al., (2010:55) mengatakan bahwa perkembangan teknologi melahirkan ekonomi baru yang dicirikan dengan teknologi digital dan tercapainya hubungan global (global connectivity). Hal ini didukung oleh jaringan internet serta semakin murahnya harga yang harus dibayarkan oleh masyarakat untuk mendapatkannya. Jika sebelumnya jaringan internet hanya terdapat pada komputer atau laptop, saat ini akses internet juga terdapat pada televisi tertentu, telepon genggam,tablet dan sebagainya.

Fenomena yang terjadi adalah hampir semua masyarakat di Indonesia merupakan pengguna telepon genggam (handphone), tidak jarang kita menemukan orang yang menggunakan telepon genggam lebih dari satu, maupun gadget lain seperti tablet atau smartphone lainnya. Dukungan jaringan internet yang semakin cepat dan murah membuat para pengguna smartphone, tablet dan lainnya lebih mobile. Hal ini didukung dengan data penjualan telepon pintar di Indonesia pada tahun 2012 sampai 2013 yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah penjualan dan peningkatan market share berdasarkan sistem operasional yang digunakan oleh masing-masing telepon pintar (tekno.kompas.com). Berikut


(14)

merupakan data penjualan telepon pintar hingga sampai pada pengguna akhir berdasarkan sistem operasional yang digunakan pada tahun 2013.

Tabel 1.1

Penjualan Telepon Pintar Sampai pada Pengguna Akhir Berdasarkan Sistem Operasi 2013 (Dalam Ribuan Unit)

Operating System

2013 Units

2013 Market Share (%)

2012 Units 2012 Market Share (%)

Android 177.898,2 79,0 98.664,0 64,2

iOS 31.899,7 14,2 28.935,0 18,8

Microsoft 7.407,6 3,3 4.039,1 2,6

Blackberry 6.180,0 2,7 7.991,2 5,2

Bada 838,2 0,4 4.208,8 2,7

Symbian 630,8 0,3 9.071,5 5,9

Others 471,7 0,2 863,3 0,6

Total 225.326,2 100,0 153.772,9 100,0

Sumber: www.tekno.kompas.com

Seiring dengan peningkatan jumlah telepon pintar yang semakin canggih di masyarakat maka berbagai hal lain juga ikut bergeser. Misalnya saja dalam hal gaya komunikasi. Dari komunikasi langsung dengan tatap muka menjadi lebih modern dengan gaya hidup digital. Salah satunya dengan berkomunikasi melalui social media seperti facebook, twitter, instagram, dan sejenisnya. Kegemaran berkomunikasi melalui social media ada di hampir semua lapisan masyarakat di Indonesia.

Hal ini dipandang sebagai peluang usaha oleh para wirausaha. Melalui social media dan internet jangkauan pasar menjadi lebih luas, lebih produktif, dan lebih aktif (Situmorang, 2011:60). Dapat kita lihat pada usaha yang menggunakan social media sebagai sarana pemasaran, baik melalui facebook, twitter, instagram, atau sejenisnya menggunakan orang terdekat sebagai calon pelanggan potensial seperti teman, anggota keluarga, teman dari teman, teman dari anggota keluarga.


(15)

Model usaha melalui media social media selain lebih mudah untuk dipelajari dan dipraktekkan, modal yang diperlukan juga cenderung lebih kecil dibandingkan jika membuka toko secara fisik, dapat dikerjakan di mana saja dan kapan saja selama jaringan memungkinkan, cukup fleksibel, tidak membutuhkan pengetahuan yang sangat mendalam tentang bisnis.

Dapat kita lihat melalui media cetak atau elektronik usaha-usaha apa saja yang telah sukses dengan berawal dari berjualan secara online melalui situs, website ataupun social media. Contohnya Amazon.com yang pertama sekali menjual buku secara online(Situmorang, 2011:10). Perusahaan besar dari segala bidang usaha kini telah menggunakan media internet untuk menjangkau pasar dan mendekatkan diri langsung pada konsumen mereka. Hal ini juga diikuti oleh usaha-usaha kecil baik yang menghasilkan produk sendiri, menjualkan produk orang lain dengan cara menjadi reseller dan dropshipper, ataupun menawarkan jasa berupa pembuatan web-hosting, website, dan sebagainya bagi para pelaku bisnis. Ferdianto (2006) mengatakan bahwa e-commerce mempunyai masa depan yang cerah. E-commerce (perdagangan elektronik) merupakan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui system elektronik seperti internet, televisi atau jaringan computer lainnya (www.wikipedia.com). Jika berbagai detail perdagangan online dapat diselesaikan, maka bukan mustahil e-commerce dan internet akan mengubah struktur dunia usaha secara global.

Sebuah survei yang diadakan oleh MarkPlus Insight (dailysocial.net pada 13/11/12) mencatat bahwa 40% (24,2 juta orang) pengguna internet di Indonesia mengakses internet setiap harinya lebih dari 3 jam yang kebanyakan dilakukan


(16)

oleh usia 15 sampai 35 tahun. MarkPlus Insight juga mencatat bahwa sebagian besar pengguna mengakses internet dari mobile ponsel. Dapat kita lihat di sekitar kita bahwa sebagian besar masyarakat pada jenjang usia muda merupakan pengguna telepon pintar (smartphone). Mereka memiliki keinginan untuk memiliki usaha dengan apa yang mereka miliki, yaitu smartphone mereka.

Alasan memilih berwirausaha dengan melalui social media ialah salah satunya karena kesenangan berbagi apa saja, atau bisa juga karena mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari tepat seperti yang mereka bayangkan. Sehingga muncul keinginan untuk mewujudkan hal tersebut, namun bisa juga karena ketidakpuasan mereka pada apa yang mereka telah alami.

Misalnya adalah seorang wanita yang memiliki ukuran kaki 41 biasanya sedikit kesulitan untuk menemukan sepatu yang sesuai dengan yang diinginkannya karena ukuran sepatu wanita pada umumnya bernomor 36-40. Berawal dari adanya masalah ini si wanita kemudian berinisiatif untuk membuat usaha sepatu yang pembuatan modelnya dapat disesuaikan dengan keinginan (Pramiyanti, 2008:52). Perlu kita ketahui walau tanpa pengetahuan dasar mengenai sepatu ia dapat memiliki usaha sepatu dengan bekerjasama dengan pengrajin sepatu dan mencari model sepatu yang sedang banyak disukai. Masalah yang ada ini menjadi peluang usaha yang cukup menarik karena seperti kita ketahui tentu masalah ini juga dialami oleh wanita-wanita lainnya yang mengalami kesulitan yang sama.

Keinginan untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui gadget yang dimiliki serta lebih mudahnya para kaum muda untuk beradaptasi dengan


(17)

kecanggihan teknologi memicu bertambahnya jumlah wirausaha muda di Indonesia. Para wirausaha muda yang menggunakan social media untuk berwirausaha biasanya merupakan pemain tunggal atau berkerja sendiri, terutama pada awal perintisan usaha. Maksudnya di sini adalah segala operasionalisasi usaha berpusat pada satu orang. Wirausaha tersebut bekerja sendiri untuk mencari produk atau jasa apa yang akan ditawarkan kepada calon konsumen, dalam hal pemasaran, pencarian modal, penyusunan keuangan, pengemasan dan lain-lain. Ia berperan sebagai penggerak sekaligus pengambil keputusan langsung untuk usahanya (Sedarmayanti, 2004:24). Jika wirausaha tersebut sedang sakit atau ada kegiatan mendesak yang harus dilakukan maka biasanya seluruh kegiatan usaha dapat terhenti. Berdasarkan hal tersebut maka seorang wirausaha muda haruslah memiliki self leadership dan self efficacy yang tinggi. Karena dibutuhkan kemampuan mengenali diri sendiri untuk dapat mencapai kematangan pribadi. Karena dengan mengenal diri sendiri seorang wirausaha mengetahui keunggulan dan kekurangan yang dimilikinya sehingga diharapkan dapat mencapai keberhasilan usaha dengan keunggulan tersebut (Sedarmayanti, 2004:25).

Self leadership merupakan proses mempengaruhi diri sendiri (Manz, 1992). Sedangkan self efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya sendiri. Dengan self leadership dan self efficacy pada diri mereka, para wirausaha muda biasanya memiliki keyakinan untuk memulai usaha baru dan membawa usaha tersebut menuju keberhasilan. Sumber daya yang ada pada diri mereka seringkali dijadikan bisnis yang mereka jalankan sesuai kebutuhan dan hobi atau


(18)

kesenangan mereka (Hurlock dalam Hutagalung, 2010:9 ; Nasution et al., 2007:32).

Wirausaha muda yang memiliki self leadership dan self efficacy yang tinggi memiliki keyakinan yang lebih kuat bahwa mereka mampu melakukan sesuatu dengan mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya bila dibandingkan dengan wirausaha yang kurang memiliki self leadership serta self efficacy. Wirausaha muda dengan self efficacy rendah cenderung mudah menyerah, menghindari resiko atau berhenti sama sekali ketika menghadapi masalah. Sehingga dalam kewirausahaan, self leadership dan self efficacy merupakan kombinasi yang tepat untuk mencapai keberhasilan usaha.

Menurut Hutagalung et al., (2010:3), wirausaha muda yang memiliki self leadership dan self efficacy selalu terdorong untuk mengubah kemampuan yang dimilikinya menjadi sebuah tindakan yang dapat memberi nilai tambah bagi dirinya. Dengan kata lain, ia mampu mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya di sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah maksimal bagi dirinya serta berkelanjutan.

Sebuah usaha harus memiliki keunggulan tertentu untuk dapat bersaing di dunia usaha karena perkembangan usaha kian waktu kian berkembang dengan sangat cepat. Keunggulan bersaing atau yang biasa kita kenal dengan sebutan competitive advantage ini harus benar-benar dipilih sebaik mungkin oleh wirausaha muda selaku pengambil keputusan dan pelaku sesuai dengan tantangan dan permasalah yang dihadapi dalam berwirausaha.


(19)

Penjelasan di atas didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Cunningham dalam Riyanti (2003:22), bahwa 178 wirausaha dan manajer profesional di Singapura menunjukkan keberhasilan, yang dipengaruhi oleh sifat-sifat kepribadian sebesar 49%. Sebagai contoh ialah keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, memotivasi diri, percaya diri, berpikir positif, komitmen dan sabar. Ada bukti yang menyatakan bahwa motivasi dan keberhasilan ditentukan oleh dari bagaimana seseorang percaya bahwa mereka mampu (Punnett et al., 2007). Kemampuan untuk berhubungan dengan pelanggan menyumbang keberhasilan usaha sebesar 17%, kemampuan memahami lingkungan bisnis sebesar 15%, kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan kemajuan teknologi sebesar 28,1%, tingkat pendidikan, pengalaman, dan usia. Hal ini diungkapkan para peneliti seperti Cunningham et al., dalam Riyanti (2003). Usia yang dimaksud bukanlah usia dari wirausahawan, namun yang dimaksud dengan entrepreneurial age ialah lamanya usaha tersebut telah berjalan (Staw dalam Hutagalung et al., 2010:9).

Seseorang yang beranjak dewasa selalu diperhadapkan dengan sebuah pertanyaan yang mempertanyakan apa pekerjaan yang akan mereka lakukan setelah selesai atau lulus menempuh bangku sekolah atau perkuliahan. Sehingga orang tersebut kemudian mulai mencari bidang pekerjaan apa yang cocok dengan kebutuhan, minat, bakat, atau hobi mereka. Pada masa dewasa awal kecenderungan yang sering muncul adalah keinginan untuk mencoba-coba hal yang baru. Usia dewasa awal berkisar 18 sampai 40 tahun. Sehingga usia dapat


(20)

mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi kerja seseorang (Hurlock dalam Hutagalung, 2010:9).

Semakin tinggi tingkat self leadership dan self efficacy pada diri seseorang pada masa awal berkarir, maka intensi kewirausahaan yang dimiliki akan semakin kuat untuk dapat mencapai keberhasilan usaha (Betz dan Hacket dalam Indarti dan Rostiani, 2008).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :

Pengaruh Self Leadership dan Self Efficacy Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Wirausaha Muda yang Menggunakan Social Media

sebagai Media Pemasaran Usaha).

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik pertanyaan sebagai landasan penelitian ini, yaitu:

Apakah self leadership dan self efficacy berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada wirausaha muda yang menggunakan social media sebagai sarana pemasaran usaha?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari disusunnya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh self leadership dan self efficacy terhadap keberhasilan usaha pada


(21)

wirausaha muda yang menggunakan social media sebagai sarana pemasaran usaha.

1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini selain menambah wawasan pribadi juga sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi yang sedang peneliti ambil. 2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan menambah wawasan untuk mengetahui lebih jauh mengenai self leadership dan self efficacy.

3. Bagi Wirausaha

Penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran untuk meningkatkan self leadership dan self efficacy mereka demi keberhasilan usaha.

4. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan pada penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan variabel-variabel yang dibahas pada penelitian ini, yaitu self leadership, self efficacy dan keberhasilan usaha.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


(22)

2.1.1 Wirausaha

Wirausaha atau kewirusahaan menjadi semakin populer akhir-akhir ini. Wirausaha atau biasa juga kita dengar dengan sebutan entrepreneur berasal dari

bahasa Prancis, yaitu “entreprende” yang artinya pencipta, petualang, dan pengelola usaha (Cantillon dalam Lupiyoadi, 2007:1). Istilah wirausaha semakin terkenal setelah digunakan oleh J.B.Say pada tahun 1803 untuk mendeskripsikan pengusaha yang mampu mengolah sumber daya yang memiliki tingkat produkstivitas rendah menjadi semakin lebih tinggi serta memperoleh hasil yang lebih banyak lagi (Suwartoyo dalam Lupiyoadi, 2007:10). Smith dalam Hutagalung et al., (2010:2) menyebutkan wirausaha sebagai orang yang mampu berekasi terhadap perubahan ekonomi yang kemudian menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi produksi.

Kewirausahaan merupakan sebuah proses untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah ada (Kao dalam Lupiyoadi, 2007:3). Dapat diartikan juga sebagai kemampuan untuk menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses oengelolaan sumber daya yang ada dengan metode yang baru dan berbeda. Diperoleh melalui pengembangan teknologi, penemuan pengetahuan ilmiah, perbaikan produk yang sudah ada baik barang maupun jasa, atau melalui penemuan cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien (Suryana, 2006:3).

a. Wirausaha Muda

Ronstandt dalam Hutagalung et al., (2010:8) menyatakan bahwa wirausaha usaha biasanya mulai mendirikan usaha pada saat mereka berusia 25-30


(23)

tahun. Pada jenjang usia ini orang akan dihadapkan pada masalah pekerjaan. Orang harus memilih bidang pekerjaan apa yang akan cocok bagi mereka, apakah sesuai dengan keahlian, bakat, minat, atau faktor psikologi yang mereka miliki. Hurlock dalam Hutagalung (2010:9) juga berpendapat pada masa dewasa awal (18-40 tahun) merupakan usia di mana orang akan mencoba-coba untuk berkarir. Hal ini yang juga menjadi pemengaruh tinggi rendahnya prestasi kerja seseorang. Staw dalam Hutagalung (2010:9) menghubungkan usia dengan pengalaman. Bertambahnya usia akan diikuti dengan bertambahnya pengalaman. Dengan bertambahnya usia dan pengalaman seorang wirausaha maka wirausaha tersebut memiliki bekal lebih untuk mampu mencapai keberhasilan dalam usahanya.

b. Proses Kewirausahaan

Proses kewirausahaan diawali oleh adanya tantangan (Suryana, 2006:3). Dari tantangan tersebutlah muncul ide, kemauan serta dorongan untuk berpikir kreatif dan melakukan sesuatu yang inovatif untuk memecahkan tantangan yang sebelumnya ada. Biasanya ide kreatif dan inovatif ini dimulai dengan proses peniruan (imitasi) atau duplikasi. Kemudian menjadi proses perkembangan dan mencapai tahap penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda.

2.1.2 Keberhasilan Usaha

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan berhasil sebagai sukses. Usaha diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, akhtiar, daya


(24)

upaya) untuk mencapai sesuatu (http://bahasa.cs.ui.ac.id). Keberhasilan usaha merupakan suatu keadaan di mana usaha mengalami peningkatan hasil dari yang diperoleh sebelumnya. Setiap usaha pasti memiliki tujuan untuk dapat berhasil.

Menurut Anaroga dalam Sazali (2011), keberhasilan usaha dapat tercapai jika memliki persiapan yang matang, yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (business plan). Rencana usaha menjadi acuan dalam semua aktivitas yang akan dilaksanakan usaha tersebut, apapun jenis usaha yang dijalankan. Dengan adanya rencana usaha maka hasil kinerja yang ada dapat diukur keberhasilannya. Suryana (2006:7) menggambarkan seorang yang berhasil berwirausaha sebagai orang yang mampu menggabungkan nilai, sifat utama (pola perilaku) dan sikap dengan modal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis, sehingga dapat dikatakan bahwa pedoman, pengharapan, serta nilai baik yang berasal dari diri sendiri ataupun kelompok dapat mempengaruhi pembentukan perilaku kewirausahaan.

Ranto dalam Daulay dan Ramadini (2013) berpendapat bahwa berhasil atau tidaknya seseorang dalam berwirausaha tidak tergantung dari jumlah uang atau keuntungan yang diperolehnya dalam berwirausaha. Namun dilihat dari bagaimana orang tersebut mampu merencakan usaha dan menjalankannya dengan baik atau menjalankan usaha yang sudah ada menjadi lebih berkembang dari sebelumnya. Wirausaha yang baik tidak cukup hanya memliki kemauan untuk berhasil saja, namun juga harus memiliki pengetahuan serta kemampuan. Wawasan yang cukup mengenai usaha yang dimasuki, bagaimana harus memulai usaha tersebut, apa peran dan tanggung jawab yang harus dipegang sebagai seorang wirausaha, serta pengetahuan organisasi bisnis dan manajemen.


(25)

Keberhasilan usaha ditunjukkan melalui kinerja yang dihasilkan dari kegiatan wirausaha selama kurun waktu tertentu (Moeheriono, 2012). Keberhasilan suatu usaha ditunjukkan dengan adanya hubungan yang signifikan antara keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan yang dimiliki usaha tersebut (Dalimunthe dalam Tanjung, 2012). Berhasil tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari membesarnya skala usaha yang dimilikinya (Adi dalam Al-maqassary, 2013). Yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor kemampuan usaha seperti bahan baku, pekerja, teknologi, kualitas produk, harga, variasi produk, target pasar, kemudahan dalam membeli produk, ketersediaan modal dan perputaran piutang. Baik buruknya kinerja yang ditunjukkan oleh seseorang dipengaruhi oleh kepribadian yang dimilikinya, di samping keterampilan dan kemampuan kerjanya (Sedarmayanti, 2004:25). Suatu keberhasilan harus dapat diukur. Hal-hal yang dapat dijadikan indikator dari kinerja usaha ialah pertumbuhan pendapatan (Revenue Growth), jumlah pelanggan baru, kecepatan waktu layanan, tingkat kepuasan pelanggan) dan lain-lain (Moeheriono, 2012). Memiliki usaha yang baik saja tidak cukup, untuk dapat mencapai kesuksesan yang berkesinambungan usaha tersebut harus melakukan quantum leap dari hanya “good” harus menjadi “great” (Collins dalam Situmorang, 2011:83).

Suatu usaha yang baik dapat terus tumbuh dan berkembang jika memiliki sensitivitas yang baik terhadap setiap perubahan yang terjadi, adaktif, memiliki rasa kebersamaan dan rasa saling memiliki terhadap identitas usaha yang dijalankan, memiliki toleransi sehingga mampu terbuka pada setiap peluang yang ada, dan pada umumnya sangat konservatif dalam mengelola keuangan (De Geus


(26)

dalam Situmorang, 2011:83). Faktor kepemimpinan juga menjadi salah satu syarat suatu usaha menjadi usaha yang luar biasa.

Adapun langkah-langkah menuju keberhasilan usaha menurut Tanjung (2012) yaitu:

1. Adanya ide serta visi misi yang jelas pada bisnis.

2. Membuat perencanaan usaha, pengorganisasian, dan cara menjalankannya (mengimplementasikannya).

3. Kemauan dan keberanian menghadapi resiko.

4. Mengembangkan hubungan yanga baik kepada semua pihak yang terkait dengan kepentingan usaha.

Faktor-faktor yang menghambat suatu usaha masuk dalam kategori usaha yang luar biasa menurut Situmorang (2012:84):

1. Faktor psikologis

Pemimpin tidak berani mengambil resiko dan cenderung merasa nyaman dengan kondisi yang ada (berada pada comfort zone).

2. Resitensi karyawan

Sumber daya manusia yang ada tidak merasa tertantang untuk mengembangkan diri, memberikan ide mereka, ataupun melakukan inovasi. Hal ini dapat disebabkan oleh lingkungan perusahaan yang membiasakan hal tersebut. Begitu juga jika ditambah dengan masalah pengelolaan SDM yang kurang baik, misalnya rekruitmen, penempatan karyawan yang tidak berkompenten, dan sebagainya.


(27)

3. Tekanan dari pihak luar

Tekanan dari pihak luar dapat datang dari orang terdekat seperti keluarga.

a) Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha

Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha yaitu (Tanjung, 2012):

- Faktor Produksi

Produk yang dihasilan dapat diproduksi sendiri atau dengan menjual kembali produk orang lain. Kualitas dan harga produk yang ditawarkan haruslah sesuai. - Faktor Pemasaran

Untuk meningkatkan penjualan wirausaha dapat melakukan promosi dengan anggaran tertentu yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu. Produk yang ditawarkan kepada target pasar harus mudah diperoleh atau paling tidak pelanggan mengetahui bagaimana untuk mendapatkan produk tersebut, misalnya dengan memberikan beberapa alternatif untuk melakukan pemesanan.

- Faktor Manajemen

Untuk mengantisipasi perubahan, maka wirausaha harus selalu berusaha untuk lebih efisien dan efektif dalam mengelola usahanya. Hal-hal yang dapat dilakukan di antaranya ialah dengan melakukan TQM (Total Quality


(28)

Management), benchmarking dengan meniru usaha yang berhasil, performance measurement, empowerment, memiliki nilai tambah tambah dibaningkan dengan usaha lain yang sejenis (competitive advantage), strategi yang lebih unggul dan lain-lain (Situmorang, 2011:103).

- Faktor Keuangan

Melakukan sentralisasi pengendalian keuangan dengan cara melakukan efisiensi anggaran, terutama dengan pemotongan biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, peramalan arus kas, pengelolaan modal kerja, dan mengurangi penjualan dengan cara piutang.

b) Ciri-Ciri Wirausaha Yang Berhasil

Para pakar ekonomi memiliki pendapat yang berbeda-beda untuk mendeskripsikan wirausaha yang berhasil. Sukirno (2006) berpendapat bahwa seorang wirausaha yang berhasil memiliki kepercayaan diri yang baik, kreatif, berani mengambil resiko, memiliki perencanaan yang baik, berorientasi pada masa depan, berorientasi pada tugas dan keputusan, berorientasi pada kemanusiaan, memiliki kemampuan manajemen, mampu membuat keputusan, mampu mendirikan usaha serta memiliki konsep keaslian pada produk yang dihasilkan. Hornaday dalam Riani (2006:14) juga mengungkapkan hal yang sama yaitu seorang wirausaha yang berhasil memiliki sikap mental yang positif, memiliki daya pikir yang kreatif, inovatif, memiliki motivasi yang tinggi, kemampuan untuk mengambil resiko dan kemampuan untuk bersaing.


(29)

2.1.3 Self Leadership

a) Konsep Self Leadership

Kata pemimpin pertama kali muncul pada tahun 1300, sedangkan kata kepemimpinan muncul pada tahun 1800 (Arifin, 2012:1). Menurut Fairchild dalam Arifin (2012:1), seorang pemimpin adalah orang yang mampu membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas persuasif, dan penerimaan secara sukarela oleh pengikutnya. Kepemimpinan merupakan seni dan praktek dari praktek dan pengaruh yang efektif (Bass, 1990). Kepemimpinan diri atau self

leadership menurut Manz et al., dalam Muckhtar dan Lubis (2012)

mendeskripsikan proses mempengaruhi diri sendiri melalui suatu tindakan yang mampu dilakukan orang tersebut dan mencapai suatu arah diri serta motivasi diri yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Self leadership diartikan sebagai pemahaman dalam mempengaruhi diri yang cenderung mengarahkan seseorang terhadap tindakan dalam melakukan pekerjaan yang memotivasi secara alami. Hal ini juga dapat diartikan sebagai usaha mengarahkan seseorang untuk melakukan pekerjaan yang tidak diinginkan namun harus dikerjakan (Tabak et al., 2011).

Self leadership meliputi perilaku spesifik dan rancangan strategi kognitif untuk mempengaruhi pribadi secara efektif. Strategi ini secara umum dikelompokkan ke dalam tiga kategori pokok, yaitu strategi yang berpusat pada perilaku (behavior focus strategy), natural focus strategies(strategi fokus alami),


(30)

dan strategi pola berpikir konstruktif (constructive thought pattern strategies). (Manz dan Neck, 2004).

Sedangkan menurut Mc Shane &Von Glinow (2003), self leadership meliputi latihan mental (mental practice), merancang penghargaan pribadi (designing natural rewards), pengawasan diri (self monitoring), penguatan diri (self reinforcement) dan isyarat pribadi (self cueing). Dari definisi-definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa self leadership merupakan proses mempengaruhi diri sendiri dengan memotivasi diri untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dolbier et al., (2001) dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa self leadership secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang karena seorang wirausaha yang memiliki self leadership cenderung mengalami tingkat tekanan yang dimiliki dalam pekerjaan cenderung dapat diatasi.

Langkah pertama dalam menyusun self leadership adalah menyusun cita-cita untuk pekerjaan (personal goal setting). Langkah ini meliputi pengidentifikasian cita-cita khusus yang ingin dicapai, cita-cita yang relevan dan menantang. Hal yang membuat ini berbeda adalah cita-cita ini disusun sendiri, bukan merupakan hasil diskusi bersama dengan atasan atau rekan (Mc Shane & Von glinow, 2003 ). Langkah selanjutnya adalah pola berfikir yang konstruktif (constructive thought patterns). Sebelum memulai suatu tugas dan ketika melaksanakannya, wirausaha sebaiknya memiliki pemikiran yang postif mengenai apa yang dilakukannya dan begitu juga dengan penyelesaian pekerjaan. Wirausaha akan lebih termotivasi dan siap untuk menyelesaikan pekerjaannya


(31)

setelah ia melakukan „positive self talk’ (mampu menyemangati diri sendiri) dan

mental imagery’(gambar diri).

Pada positive self talk mengacu kepada suatu situasi ketika wirausaha berbicara pada dirinya sendiri mengenai pemikiran-pemikiran atau tindakan-tindakan yang dilakukannya. Beberapa dari komunikasi internal yang dilakukan akan membantu proses pengambilan keputusan, seperti menimbang keuntungan suatu pilihan tertentu (Mc Shane & Von Glinow, 2003).

Tahapan selanjutnya pada self leadership(kepemimpinan diri) adalah self monitoring (pemantauan diri). Self monitoring adalah proses agar diri dapat memantau kemajuan dari suatu pekerjaan. Self monitoring meliputi pengawasan secara regular, perencanaan serta umpan balik. Orang yang membuat umpan balik terhadap tugasnya lebih baik daripada umpan balik yang dibuat oleh orang lain (Mc Shane & Von Glinow, 2003).

Setelah self monitoring (pemantauan diri), selanjutnya adalah self reinforcement (penguatan diri). Self reinforcement (penguatan diri) terjadi ketika seorang wirausaha memiliki kendali penuh untukmenguatkan dirinya namun tidak menggunakannya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Misalnya dengan mengambil waktu istirahat setelah mencapai target yang telah ditetapkan. Istirahat kerja di sini termasuk dalam bentuk dorongan diri yang positif. Self reinforcement (penguatan diri) juga terjadi ketika memutuskan untuk melakukan hal yang menyenangkan setelah menyelesaikan pekerjaan yang tidak disenangi. Misalnya setelah menyelesaikan laporan yang sulit, wirausaha memutuskan untuk


(32)

melakukan hal yang lebih menyenangkan seperti berjalan-jalan sejenak untuk menenangkan pikiran ( Mc Shane & Von Glinow, 2003).

b) Dimensi Self Leadership

Secara umum strategi self leadership dibagi menjadi tiga kategori besar (Houghton dan Neck, 2002) yaitu:

a. Behavior focus strategy

Tindakan yang dilakukan diinginkan yang berdampak positif yang mengarah pada keberhasilan, serta menekan perilaku negatif yang dapat mengarah pada kegagalan. Behavior focus strategies (strategi perilaku fokus) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, menuntun pada pengaturan perilaku termasuk untuk tugas-tugas yang tidak disenangi oleh wirausaha itu sendiri. Behavior focus strategy (strategi perilaku fokus) terbagi menjadi:

- Visualizing successful performance (membayangkan kesuksesan)

- Self talk (komunikasi pada diri sendiri) - Self goal setting(penentuan tujuan pribadi)

Penentuan tujuan pribadi yang mengarah pada peningkatan kinerja. b. Natural focus strategy

Tindakan yang dilakukan dengan memasukkan sesuatu yang menyenangkan ke dalam pekerjaan yang dilakukan agar pekerjaan tersebut terasa lebih menyenangkan. Misalnya dengan meletakkan foto keluarga atau orang yang berarti di meja kerja, adanya barang yang unik, bekerja sambil mendengarkan


(33)

musik, dan sebagainya. Natural focus strategy (strategi fokus alami) dibagi atas:

- Self reward (penghargaan diri)

Tindakan yang dilakukan seorang wirausaha ketika mencapai tujuan yang ditetapkannya, misalnya dengan memberikan hadiah bagi dirinya sendiri.

- Self punishment (hukuman diri)

Hukuman yang diberikan bisa dengan tidak melakukan hal yang disenangi jika tujuan tidak tercapai sesuai harapan atau hasil pekerjaan tidak baik.

- Natural reward (penghargaan alami)

Penguatan dengan memberikan hadiah kecil pada diri sendiri, misalnya dengan pergi dengan teman atau yang lainnya.

c. Construction tought pattern (konstruksi pola pikir) - Self observation (pengamatan sendiri)

Perilaku seseorang yang dapat mengarah pada kesadaran kapan dan mengapa seorang wirausaha melakukan suatu perilaku tertentu.

- Evaluating belief and assumptions (evaluasi keyakinan dan anggapan) - Self cueing (isyarat sendiri)


(34)

a) Pengertian Self Efficacy

Bandura dalam Muhdiyanto (2013) mendefiniskan self efficacy sebagai keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Bandura dan Woods menjelaskan bahwa self efficacy mengacu pada keyakinan akan kemampuan individu untuk menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk untuk memenuhi tuntutan situasi. Bandura dalam Punnet et al., juga menyatakan bahwa self efficacy merupakan keyakinan memiliki kemampuan untuk menunjukkan keberhasilan di area tertentu. Hal ini dibuktikan bahwa motivasi dan keberhasilan ditentukan oleh seberapa efektif seseorang percaya bahwa mereka bisa. Seseorang yang memiliki nilai self efficacy yang tinggi cenderung untuk mencoba lebih keras untuk menguasai tantangan dalam situasi sulit, menunjukkan kegigihan dalam menghadapi hambatan, menanggapi umpan negatif dengan meningkatkan usaha dan motivasi, menentukan lebih banyak tujuan yang menantang, dan bekerja lebih keras dan lebih panjang untuk mencapainya. Self efficacy telah terbukti untuk memprediksi efektifitas penggunaan strategi dalam pembuatan keputusan manajerial (Wood et al., dalam Punnet et al., 2007).

Sementara itu, Baron dan Byrne (1991) mendefinisikan self efficacy sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan. Pernyataan-pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Cromie dalam Indarti dan Rostiani (2008), yang menjelaskan self efficacy mempengaruhi kepercayaan seseorang pada


(35)

tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah ditetapkan. Maka, berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa self efficacy merupakan keyakinan diri seseorang terhadap kemampuan atau kompetensi dirinya dalam melakukan tugas yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Bandura et al., (2010), berpendapat bahwa keyakinan keberhasilan seseorang memediasi pola-pola pikir berikutnya, respon kreatif, dan tindakan, bahwa self efficacy berhubungan positif dengan pola motivasi yang positif. Secara langsung self efficacy dapat berpengaruh pada:

1. Pola pemikiran

Self efficacy mempengaruhi perkataan pada diri wirausaha.

2. Pemilihan perilaku

Keputusan seorang wirausaha didasarkan pada efikasi yang dirasakan terhadap pilihannya, misalnya pada usaha yang dijalankan.

3. Usaha motivasi

Seorang wirausaha yang memiliki self efficacy tinggi cenderung mencoba lebih keras dan berusaha melakukan tugasnya dengan baik.


(36)

Wirausaha yang memiliki self efficacy tinggi cenderung akan bangkit dan bertahan ketika menghadapi kegagalan, sedangkan wirausaha dengan tingkat self efficacy lebih rendah cenderung menyerah pada tantangan dan resiko.

5. Daya tahan terhadap stres

Seorang wirausaha yang memiliki self efficacy yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah pada kegagalan. Sedangkan wirausaha yang memiliki self efficacy yang rendah cenderung mengalami stres dan perasaan mudah gagal.

b) Sumber Self Efficacy

Self efficacy yang dimiliki oleh wirausaha dapat berasal dari dalam dirinya sendiri, namun dapat juga timbul karena lingkungan sekitarnya. Keyakinan akan self efficacy terbentuk dari empat prinsip utama (Bandura dalam Muhdiyanto, 2013) yaitu:

Enactive Mastery Experience (Pengalaman yang paling berkesan)

Pada prinsip ini dijelaskan bahwa kesuksesan akan membangun keyakinan yang kuat akan self efficacy, sedangkan kegagalan dapat menjatuhkan, terutama jika self efficacy belum terbangun dengan kuat. Namun, kesulitan atau kegagalan juga dapat menjadi kesempatan untuk belajar bagaimana mengubah kegagalan menjadi kesuksesan dengan berdasarkan pada suatu kemampuan untuk berlatih dalam mengontrol setiap keadaan menjadi lebih baik (Bandura dalam Kawuryan, 2007). Maka berdasarkan hal ini, apabila seorang wirausaha pernah berhasil menyelesaikan masalah atau


(37)

tantangan yang besar, maka di masa yang akan datang jika ia mengalami keadaan yang kurang lebih sama, maka wirausaha tersebut akan lebih optimis menyelesaikan tugas barunya tersebut.

Vicarious Experience (Pengalaman orang lain)

Vicarious experience (pengalaman orang lain) ialah tipe self efficacy yang dipengaruhi oleh pengalaman orang lain. Contohnya ialah seorang wirausaha yang mengamati wirausaha lain yang memiliki kemampuan yang hampir sama dengannya mampu berhasil menyelesaikan tantangannya, maka hal tersebut dapat meningkatkan self efficacy wirausaha tersebut. Tipe ini didukung oleh teori yang disampaikan oleh Bandura dalam Kawuryan (2007) yang mengatakan bahwa dampak dari perceived self efficacy cukup kuat, yaitu dengan mempersepsikan kesamaan dengan model atau orang yang menjadi contoh.

Social Persuassion (Pengaruh sosial)

Social persuassion (Bandura dalam Kawuryan, 2007) merupakan cara untuk memperkuat keyakinan seseorang bahwa mereka memiliki sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai keberhasilan. Tindakan-tindakan yang sifatnya persuasi dapat mempersepsikan self efficacy yang dimiliki, sehingga membuat wirausaha berusaha cukup keras untuk mampu mengembangkan keahlian dan sense of personal efficacy yang dimilikinya. Peningkatan keyakinan diri yang tidak realitis dengan kompetensi wirausaha dapat dilihat dari hasil usaha yang jauh dari yang diharapkan. Tetapi para wirausaha muda yang telah mempersuasikan


(38)

bahwa ia tidak memiliki kemampuan yang cukup cenderung akan menghindari aktivitas yang menantang yang dapat menggali potensi sebenarnya dari dirinya, dan lebih mudah menyerah.

Phisicological And Affective State (Psikologi dan kecenderungan)

Dalam menilai kemampuannya wirausaha percaya bahwa informasi somatis didapat melalui kondisi psikologis dan emosi. Pada prinsip ini kondiri perasaan wirausah muda juga mempengaruhi self efficacy yang dimilikinya. Fisiologis sebagai indikator dari self efficacy memiliki peran utama dalam fungsi kesehatan dan aktivitas yang membutuhkan stamina dan kekuatan (Bandura dalam Kawuryan, 2007).

c) Dimensi Self Efficacy

Pemikiran self efficacy pada umumnya didefinisikan sebagai keyakinan terhadap kemampuan untuk melaksanakan aktivitas kewirausahaan dengan fokus evaluasi kemampuan manajerial, fungsional dan teknik seseorang (Naktiyok et al.,2009). Terdapat dua skala yang digunakan oleh para peneliti untuk menunjukkan hubungan antara self efficacy dengan kemampuan mendirikan usaha baru. Skala pertama yang digunakan adalah entrepreneurial self efficacy belief (keyakinan self efficacy berwirausaha). Skala ini digunakan oleh Chen dalam Naktiyok (2009) untuk mengevaluasi kemampuan seseorang dalam hal manajerial, inovasi, pengambilan resiko dan pengendalian keuangan. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 140 orang mahasiswa menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keyakinan diri berwirausaha


(39)

(entrepreneurial self efficacy). Penelitian tersebut berpendapat bahwa seseorang dengan self efficacy yang lebih tinggi mampu mengevaluasi peluang berwirausaha lebih baik dan mampu melihat hasil yang lebih positif.

Skala kedua yang digunakan adalah self evaluation capability (kemampuan mengevaluasi diri), skala ini dikembangkan oleh De Noble et al., (1991) pada sebuah penelitian terhadap 272 mahasiswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diindikasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara pemikiran self efficacy (resiko dan kemampuan mengatasi keadaan yang tidak terduga, inovasi dan pengembangan produk, kemampuan hubungan dan jaringan, kemampuan untuk melihat peluang, kemampuan untuk menemukan sumber daya, kemampuan untuk mengembangkan dan memelihara lingkungan bisnis yang inovatif) dan keinginan berwirausaha.

Dari kedua skala tersebut ditemukan enam dimensi utama pemikiran self

efficacy. Dimensi-dimensi tersebut adalah keyakinan pada kemampuan

mengembangkan produk baru dan peluang pasar, keyakinan untuk dapat mengatasi tantangan yang tidak terduga, keyakinan untuk dapat mengembangkan sumber daya yang ada, keyakinan untuk dapat mendefinisikan tujuan inti, keyakinan pada kemampuan membangun lingkungan yang inovatif, keyakinan pada kemampuan membangun hubungan dengan investor.

d) Self Efficacy Dan Keberhasilan Wirausaha

Semakin tinggi tingkat self efficacy pada diri seorang wirausaha pada masa awal berkarir, maka intensi kewirausahaan yang dimiliki akan semakin kuat (Betz


(40)

dan Hacket dalam Indarti dan Rostiani, 2008). Penelitian menunjukkan bahwa perilaku yang diharapkan dari seseorang tidak cukup bernilai untuk mendapatkan umpan balik yang positif. Ketika seseorang memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan memiliki kompetensi sosial yaitu dengan memiliki empati kepada orang lain biasanya orang ini cenderung akan bekerja keras dengan didasarkan pada kehati-hatian. Keberhasilan peluang menyelesaikan tugas akan semakin besar jika diikuti dengan self efficacy yang tinggi (Muhdiyanto, 2013). Seseorang dengan self efficacy tinggi lebih befokus pada peluang yang lebih baik dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang harus diatasi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun)

Judul Variabel

Penelitian

Teknik Analisis Kesimpulan

1. Daulay dan Ramadini (2013)

Efikasi Diri dan

Motivasi pada

Keberhasilan Usaha

pada Usaha

Fotocopy dan Alat Tulis Kantor di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

Efikasi Diri (X1)

Motivasi (X2)

Keberhasilan usaha (Y) 1.Metode analisis deskriptif. 2. Metode regresi linier berganda

Variabel efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Namun variabel motivasi member pengaruh negatif yang signifikan terhadap keberhasilan usaha. Dari nilai keofisien beta yaitu sebesar 3.028 maka faktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan usaha ialah efikasi diri.


(41)

(2013) Penggunaan Smartphone dalam Mendukung Kegiatan Bisnis Pengusaha Muda di

Kota Bandung

Menggunakan Teknologi

Acceptance Model (TAM) smartphone(X) Kegiatan bisnis (Y) deskriptif dengan metode survey melalui metode paper-based questionnaire dan computer based quetionnaire

Bandung telah merasakan manfaat smartphone dalam mendukung bisnisnya. Pengusaha muda dengan usia di bawah 2 tahun sudah cukup banyak, ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran untuk menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa bergantung kepada orang lain terus-menerus.

3. Rachmat (2012)

Entrepreneur sebagai Pilihan Karir Mahasiswa Maluku Utara: Peran Efikasi Diri dan Kepribadian

Sikap (X1)

Norma subjektif (X2)

Efikasi diri (X3)

Openness to experience (X4)

Niat menjadi entrepreneur (Y)

Menggunakan SEM berbasis komponen (component based) dengan program

SmartPLS ver.2.M3

Sikap, norma subjektif, dan openness to experience berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menjdi entrepreneur.

Sebaliknya, self efficacy tidak signifikan terhadap niat menjadi entrepreneur.

4. No. Firda (2010) Peneliti (Tahun) Pengaruh

Motivasi, Self efficacy, dan Locus of Control terhadap Minat Berwirausaha (Studi pada Siswa

Judul

Motivasi (X1)

Self Efficacy (X2)

Locus of Control (X3)

Minat Berwirausaha Variabel Penelitian Analisis regresi berganda Teknik Analisis

Motivasi dan self efficacy berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha dengan nilai siginfikansi dari motivasi (X1) 0.000 dan variabel self efficacy

(X2) 0.046 di mana nilainya lebih kecil α=0.5. Variabel internal locus of control (X3) dan external locus of

Kesimpulan

SMK Kota

Padang)

(Y) control (X4) memiliki signifikansi 0.983

dan 0.473 di mana nilainya lebih besar dari α=0.05, variabel internal locus of control (X3) dan external locus of

control (X4) tidak memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap minat berwirausaha.


(42)

5. Indarti dan Rostiani (2008)

Intensi

Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang, dan Norwegia

Kebutuhan akan prestadi (X1)

Efikasi diri (X2)

Kesiapan instrumen (X3)

Jender (X4)

Umur (X5)

Latar belakang pendidikan (X6)

Pengalaman kerja (X7)

Intensi kewirausahaan (Y)

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Kuisioner

Variabel-variabel yang berhubungan dengan kepribadian, instrument, dan demografi sama-sama menentukan intensi kewirausahaan secara signifikan, namun hanya mampu menjelaskan sebesar 28,2% untuk Indonesia, 14,2% untuk Jepang, dan 24,8% untuk Norwegia.

6. Punnet, Nurse, Duffy, Fox, Gregory, Lituchy, Monserrat, Olivas-Lujan, Santos (2007) Professionally Successful Women: Some Evidence From The English-Speaking

Caribbean

Self efficacy (X1)

Lokus Kontrol (X2)

Kebutuhan Akan Pretasi (X3)

Mentoring Nilai kebudayaan (X4)

Wanita Sukses (Y)

Analisis

kualitatif dan kuantitatif

Perempuan profesional sukses dinilai tinggi pada perlunya prestasi, lokus internal kontrol, dan keyakinan diri sendiri dibandingkan melakukan perbandingan kelompok pelajar. Bertentangan dengan yang diharapkan, pembimbingan tidak diartikan sebagai sesuatu yang signifikan dalam pencapaian kesuksesan. Tetapi dukungan keluargalah yang dipandang penting. Dalam variabel budaya, wanita yang sukses dan kelompok pelajar pembanding dinilai sama. Persamaan dan perbedaan di antara tiga negara termasuk dalam cakupan diskusi penelitian tersebut.

No. Peneliti (Tahun)

Judul Variabel

Penelitian

Teknik Analisis Kesimpulan

7. Cull (2006) Mentoring Young Entreprenuers: What Leads to Success?

Faktor kesuksesan (X1)

Hubungan (X2)

Tantangan (X3)

Kemampuan pelatih (X4)

Dukungan (X5)

Kesuksesan (Y) Analisis deskriptif dengan menggunakan metode survei

Tema yang muncul menunjukkan bahwa sifat dari hubungan antara mentor dan wirausaha muda yang dimentori dipengaruhi pada tiga fase penting, permulaan, pertengahan dan akhir. Mentor harus menggunakan pendekatan terhadap wirausaha tang dapat mengurangi ketergantungan dan meningkatkan kepercayaan diri. Gaya mentoring yang kurang instruksional dan lebih memberikan dorongan sebagai pelanggan bisnis mulai berkembang.


(43)

8. Dolbier, Soderstrom, Steinhart (2001)

The Relationships Between Self Leadership and Enhanced Psychological, Health, and Work Outcomes

Self leadership (X1)

Peningkatan psikologis (X2)

Kesehatan (X3)

Hasil kerja (Y)

Analisis deskriptif dengan menggunakan survei

Self leadership secara positif berpengaruh terhadap hasil kesehatan dan berhubungan terhadap tingkat stres pada pekerjaan.

Self leadership berpengaruh positif terhadap hasil kerja atas anggapan kepuasan kerja, komunikasi organisasi, kualitas manajemen, hubungan dengan pimpinan, dan budaya kelompok. Sumber: Data Diolah

2.3 Kerangka Konseptual

Self leadership adalah proses mempengaruhi diri sendiri. Sifat yang dipengaruhi oleh self leadership berupa konfidensi diri, ketegasan, resiliensi, energi, kebutuhan akan prestasi, kemauan memikul tanggungjawab, fleksibilitas dan maturitas emosional(Manz, 1992). Faktor kepemimpinan (leadership) menjadi salah satu syarat untuk menjadikan sebuah usaha berkembang menjadi usaha usaha yang luar biasa. Ticky dalam Situmorang (2011:82) mengatakan bahwa setua apapun suatu bisnis, seorang pemimpin yang bertumbuh akan tetap melihatnya sebagai bisnis yang bertumbuh. Pemimpin tersebut tidak mengenal batas pertumbuhan. Dan ketika melihat suatu peluang dengan cepat pemimpin ini akan melihat resiko yang ada, mengembangkan keahliah dan berkompetisi untuk mengeksplorasi peluang tersebut untuk berinovasi. Pemimpin yang memiliki self leadership yang tinggi akan senantiasa belajar dan mencari cara bagaimana agar usaha yang dimiliki dapat semakin bertumbuh dan berkembang.

Self efficacy didefinisikan sebagai evaluasi seseorang mengenai

kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan (Baron and Byrne, 1991). Seseorang yang


(44)

berjiwa wirausaha yang memiliki self efficacy tinggi percaya bahwa mereka mampu melakukan sesuatu dengan mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya. Di sisi lain, seseorang yang memiliki self efficacy rendah cenderung menganggap bahwa mereka tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang dapat memberikan dampak positif bagi sekitarnya, hal ini dapat dipengaruhi oleh kurangnya rasa percaya diri. Hal ini mengakibatkan seseorang dengan self efficacy rendah cenderung mudah menyerah, sedangkan orang dengan self efficacy tinggi akan berusaha keras untuk menyelesaikan tantangan yang ada. Fakta membuktikan bahwa motivasi dan dan keberhasilan ditentukan dari seberapa besar orang itu percaya bahwa mereka mampu.

Dibutuhkan kecerdasan wirausaha untuk mengkombinasikan dan mengolah self leadership dan self efficacy individu menjadi kekuatan pencapai keberhasilan. Namun jelas bahwa seseorang yang memiliki self leadership dan self efficacy merasa bahwa mereka mampu mencapai kesuksesan, dan hal ini ditunjukkan oleh adanya dorongan dan usaha untuk mendapatkan pencapaian yang lebih tinggi lagi dalam usaha yang mereka miliki (Punnett et al, 2007).

Berdasarkan landasan teori dan tinjauan pustaka yang ada, maka kerangka konseptual dari penelitian ini disajikan dalam gambar berikut ini :

H1

H2 Self Leadership (X1)

Self Efficacy (X2)

Keberhasilan Usaha (Y)


(45)

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Sumber : Manz (1992); Ticky dalam Situmorang (2011); Baron dan Byrne (1991); Punnett et al., (2007)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Rumusan masalah pada penelitian dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2008:93). Hipotesis dalam penelitian ini adalah self leadership dan self efficacy berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha (studi kasus pada wirausaha muda yang menggunakan social mediasebagai media pemasaran usaha).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:5). Dalam penelitian ini variabel yang dihubungkan adalah self leadership (X1), self efficacy (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y).


(46)

Penelitian ini dilakukan melalui media internet untuk penyebaran kuesionernya. Waktu penelitian ini dimulai dari Juni sampai dengan September 2014.

3.3 Batasan Operasional

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah self leadership (X1) dan self efficacy (X2). Variabel terikat (dependent variable), adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat adalah keberhasilan usaha (Y).

3.4 Defenisi Operasional

Pada penelitian ini variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel-variabel yang yang termasuk dalam hipotesis. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu pendefinisian variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut:

1. Self Leadership

Self Leadership merupakan proses mempengaruhi diri sendiri melalui suatu tindakan yang mampu dilakukan orang tersebut dan mencapai suatu arah diri serta motivasi diri yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan (Manz dan Neck dalam Muckhtar (2012). Yang digunakan sebagai dimensi self leadership ialah behavior focused strategies (strategi yang berpusat pada perilaku), natural reward


(47)

strategies (strategi penghargaan alami), constructive thought pattern strategies (strategi pola pikir konstruktif).

2. Self Efficacy

Self efficacy merupakan keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam

melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Dimensi dalam self efficacy ialah keyakinan mampu mengembangkan produk baru dan peluang pasar, keyakinan untuk dapat mengatasi tantangan yang tidak terduga, keyakinan untuk dapat mengembangkan sumber daya yang ada, keyakinan untuk dapat mendefinisikan tujuan inti, keyakinan pada kemampuan untuk dapat membangun lingkungan yang inovatif, dan keyakinan pada kemampuan membangun hubungan dengan investor.

3. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan merupakan suatu keadaan yang menggambarkan keadaan yang lebih baik dari keadaan yang sebelumnya. Dimensi keberhasilan usaha ialah pertumbuhan pendapatan (revenue growth), pelanggan, pelayanan, dan tingkat kepuasan pelanggan.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala

Self Leadership (X1)

Proses mempengaruhi diri sendiri

- Behavior focused strategies (strategi yang berpusat pada perilaku)

-Visualizing successful performance (menunjukkan kesuksesan)

-Self talk (memotivasi diri)

-Self goal setting (menentukan tujuan pribadi)


(48)

-Natural reward strategies (stretegi penghargaan alami) -Constructive thought pattern strategies (pola pikir yang konstruktif)

-Self reward(penghargaan diri) -Self punishment(hukuman pribadi)

-Focusing thoughts on natural rewards (pemusatan pikiran pada penghargaan pribadi)

-Self observation (pengamatan pribadi) -Self correcting feedback (pemeriksaan

umpan balik diri)

-Self cueing(isyarat sendiri)

-Evaluating beliefs and assumptions (evaluasi keyakinan dan anggapan) Self Efficacy

(X2)

Variabel

Keyakinan individu pada kemampuan dirinya dalam melakukan tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Defenisi

- Keyakinan untuk mampu

mengembangkan produk baru dan peluang pasar (developing new product and market opportunities)

Dimensi

-Keyakinan untuk meningkatkan produk (I can discover new ways to improve existing product).

-Keyakinan dapat menyelesaikan masalah usaha (I can design products that solve current problems). -Keyakinan dapat mewujudkan

keinginan konsumen yang belum terpenuhi (I can create products that fulfill customers unmeet needs). -Keyakinan untuk dapat melihat

Indikator

Numerikal

Skala

- Keyakinan dapat mengatasi tantangan yang tidak terduga (Coping with unexpected challenges)

peluang baru (I can see new market opportunities for new products and services).

-Keyakinan mampu melihat potensi baru (I can identify new areas for potential growth).

-Keyakinan mampu mentolerir perubahan yang tidak terduga (I can tolerate unexpected changes in business conditions).

-Keyakinan mampu bekerja secara produktif di bawah tekanan (I can work productively under continuous stress, pressure and conflict). -Keyakinan mampu mentolerir

kerancuan (I can tolerate ambiguitics).

-Keyakinan mampu bertahan dalam kesulitan berwirausaha (I can persist I the face of adversity).

-Keyakinan dapat bereaksi cepat dengan perubahan yang tidak terduga ( I can react quickly to unexpected change and failure).

-Keyakinan dapat mempertahankan tampilan yang positif (I can maintain a positive look despite setbacks and negative feedback from naysayers).


(1)

x1-Kepemimp

inan diri

-.022

.052

-.046

x2-keyakinan

diri

-.051

.028

-.194

a. Dependent Variable: absut

Uji Multikolinearisme

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

1

(Constant) 29.397

7.751

3.793 .000

x1-self

leadership

.047

.078

.053 .598 .551

.898

x2-self

efficacy

.270

.042

.569 6.457 .000

.898

a. Dependent Variable: y

Output Analisis Regresi Berganda

a. Uji F

ANOVA

b

Model

Sum of

Squares

Df

Mean Square

F

Sig.


(2)

Residual

2247.211

94

23.907

Total

3431.443

96

a. Predictors: (Constant), X2_Self_Efficacy, X1_self_efficacy

b. Dependent Variable: Y_Keberhasilan_Usaha

b. Uji T

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

29.397

7.751

3.793

.000

X1_self_leadership

.047

.078

.053

.598

.551

X2_self_efficacy

.270

.042

.569

6.457

.000

a. Dependent Variable: Y_Keberhasilan_Usaha

c. Koefisian Determinasi


(3)

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1

.587

a

.345

.331

4.88943

a. Predictors: (Constant), X2_Self_efficacy, X1_self_leadership

b. Dependent Variable: Y_Keberhasilan_Usaha

LAMPIRAN IV

Tabulasi Jawaban Responden Uji Validitas Dan Reabilitas

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26

4 5 3 4 5 3 3 3 5 5 3 3 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4

3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 5 4 4 3 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4

4 5 3 4 4 5 4 3 5 4 4 3 5 5 4 4 3 3 5 4 5 5 4 3 4 3

5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5

5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4

5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4

5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 5 4 3 3 5 4 3 3 4 3 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4

5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5

4 3 5 3 3 4 3 3 5 5 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 3 3 3

3 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 3 5 3 3 3 3 4

4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5

5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5


(4)

4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5

4 3 5 3 3 3 3 5 5 5 3 3 3 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5

3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 5 5 4 5 5 3 5 3 4 4 4 4 4 3

5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3

4 5 5 5 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4

5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5

4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4

4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 3 5 3 3 3 4

5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 3 3 4 3 5 5 4 5 3 3 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3

3 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5

LAMPIRAN V

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN PENELITIAN

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23

5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 1 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5

5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 5 3 5 5 1 2 5 4 5 5 4 4 4

5 5 5 5 2 5 5 5 4 3 4 3 4 5 2 5 5 5 5 5 3 3 5

5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 4 5 3 3 5

4 3 5 4 5 4 4 5 2 4 4 3 2 3 5 1 5 1 5 3 2 4 5

5 5 5 5 5 3 3 4 3 3 3 4 2 2 5 3 3 3 1 2 2 1 5

4 3 5 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 4 4 5 5 5 4 4 4 5

5 5 5 5 5 1 1 3 3 3 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 5 4

5 4 5 4 4 5 5 3 4 3 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4

4 5 5 4 3 4 5 4 5 5 3 2 3 4 1 4 3 4 5 5 3 2 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 3 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 4 4 4 4 5

3 3 4 3 3 5 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4 3 3 5

4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4

4 4 5 5 5 3 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3


(5)

4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3

5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5

4 3 5 5 5 3 3 4 3 5 5 5 4 4 2 3 5 5 5 5 5 5 5

4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 5 3 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5

5 5 4 3 4 5 5 3 3 3 2 3 1 1 3 3 4 3 4 5 5 5 5

3 5 4 4 3 5 5 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5

4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 3 3 5 4 3 4 5

3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 1 5 5 4 3 3 4 5 3 5 4 5 5

4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 3 5 5 4 4 4 5

3 4 5 5 5 4 2 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5

5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5

5 5 5 5 5 2 2 5 4 1 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5

4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 3 5 5

4 3 3 3 4 4 4 5 3 3 3 4 4 3 5 4 4 5 4 4 3 3 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 4 5 4 4 4 4

4 4 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5

5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 5 4 4 5 4 1 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 3 4 4 5

5 4 5 3 4 4 2 1 3 2 4 3 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 4

3 3 3 4 3 5 3 5 3 4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 2 2 5

5 4 5 4 5 5 5 5 5 2 4 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5

5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 3 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 1 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4

5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5

1 2 1 1 3 4 5 5 1 2 2 1 2 3 5 3 1 5 2 1 3 3 5

5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3

5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5

4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5

4 4 5 5 4 3 4 5 4 3 4 4 3 3 1 4 5 5 5 4 4 4 4

5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 3 2 4 5 4 5 5 4 5 5

5 4 5 5 5 4 3 5 3 5 5 1 3 5 1 4 5 4 3 5 4 5 5

3 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 5 3 3 5 5 5 5 4 3 3 3 5

4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 3 5

5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 3 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4

3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 4 5 3 4 2 2 5


(6)

5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 4 5 5 3 5 3 3 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 4

3 3 3 4 4 3 5 4 5 2 4 5 5 5 2 3 4 5 4 3 3 3 5

5 4 4 4 3 5 4 5 4 3 4 3 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5

5 5 5 5 5 3 5 3 5 2 2 4 5 5 3 5 4 4 5 5 4 4 4

5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5

4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 5 3 4 4 3 3 3 3 5

5 4 5 5 4 5 5 4 3 4 5 4 5 5 1 5 5 4 5 5 4 4 5

3 3 3 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 1 1 2 2 5

2 2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 4 4 5

5 5 4 4 4 4 4 5 4 2 3 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 2

4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 5 5 1 2 1 4 4 4 5 4 5 3 5

3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 5 5 4 3 3

4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4

3 4 4 5 5 1 1 2 5 2 4 4 2 2 3 4 4 4 5 5 5 5 4

3 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 3 4 5 3 3 3 3 5 5 3 4 5

5 5 5 5 4 4 4 4 2 3 5 5 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4

4 4 4 5 4 5 5 4 3 3 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5

4 5 5 4 4 3 3 3 5 4 5 4 4 2 3 2 4 4 4 5 4 4 4

5 4 4 5 4 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5

4 3 5 3 4 3 3 5 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 2 2 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4

3 3 4 3 4 4 5 5 4 2 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 2 2 4 4 4 3 5 4 3 3 5

5 5 3 5 5 3 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 3

5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5

5 4 4 3 3 4 4 5 3 5 5 2 2 2 1 4 4 5 5 5 2 2 4

5 5 5 4 5 3 3 2 2 1 5 5 5 5 3 5 5 1 5 5 3 3 5

4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5

4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 5 3 3 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 1 3 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5

4 4 5 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 3 4 4 3 2 2 2 5

5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 3 3 3 4 5 5 4 4 3 4 4

5 5 4 5 3 1 3 5 5 3 3 3 5 5 3 3 3 3 5 5 3 3 5