PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN LARUTAN BASA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWADI KELAS XI SMA SWASTA PGRI 12 MEDAN.

iii

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ASAM BASA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
DI KELAS XI SMA SWASTA PGRI 12 MEDAN

Sumitro Silalahi (071244320005)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe
STAD terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa.
Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 12 Medan Tahun Ajaran 2011/2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA PGRI 12 Medan
yang terdiri dari tiga kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara random
sebanyak dua kelas. Kedua kelas kelas tersebut memiliki kemampuan yang
heterogen. Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata pre-test untuk kelas
eksperimen 33,5 dan kelas kontrol 33,5. Sedangkan pada data pos-test diperoleh
rata-rata untuk kelas eksperimen 80,3 dan kelas kontrol 72,7. Berdasarkan data
gain ternormalisasi, besar peningkatan hasil belajar yang menggunakan
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalah 71 % dan peningkatan hasil belajar
yang menggunakan pembelajaran Konvensional adalah 48 %. Hasil pengujian

hipotesis, diperoleh thitung > ttabel dengan menggunakan uji t pihak kanan yaitu 13,4
> 1,7 pada taraf signifikan α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima.
Dari hasil penelitian ini, terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa
yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran
konvensional. Besar perbedaaan peningkatan hasil belajar kimia siswa adalah 23
%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Larutan
Asam Basa.

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Tabel 3.1 Rancangan pelaksanaan penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal untuk menganalisis tingkat pemahaman
siswa dalam pembelajaran laju reaksi.
Tabel 3.3 Penentuan dan Penghargaan Kelompok
Tabel 4.2.1 Uji Homogenitas Data Pre-Test
Tabel 4.2.2 Uji Homogenitas Data Post-Test
Tabel 4.2.3 Uji Normalitas Data Pre-Test
Tabel 4.2.4 Uji Normalitas Data Post-test

Tabel 4.2.5 Peningkatan Hasil Belajar Kedua Kelas
Tabel 4.2.6 Hasil Pre-Test dan Post-Test Kedua Sampel

13
26
27
30
36
36
36
37
37
38

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Pola Penelitian

34


DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 2. Peta Konsep
Lampiran 3. Bahan Kajian
Lampiran 4. Tabel Kisi-kisi Soal Objektif Test
Lampiran 5. Instrument Objektif Test
Lampiran 6. Kunci Jawaban Objektif Test
Lampiran 7. Perhitungan Validitas Test
Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Test
Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran
Lampiran 10. Perhitungan Daya Beda
Lampiran 11. Hasil Pre-test Kelas A dan Kelas B
Lampiran 12. Perhitungan Rata-rata dan Standar Deviasi
Lampiran 13. Hasil Pos-test Kelas A dan Kelas B
Lampiran 14. Hasil Pre-test dan Post-test Kelas A dan Kelas B
Lampiran 15. Uji Normalitas
Lampiran 16. Uji Homogenitas
Lampiran 17. Uji Hipotesis

Lampiran 18. Perkembangan Nilai Kelompok Kelas A
Lampiran 19. Tabel Data Gain Hasil Belajar
Lampiran 20. Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 22..Tabel r-Product Moment
Lampiran 23.Tabel Chi Kuadrat
Lampiran 24. Nilai Kritis Distribusi F
Lampiran 25. Tabel Nilai-Nilai Distribusi t

44
46
54
55
66
67
73
74
77
79
82

85
87
90
92
94
98
101
104
106
108
108
114
115
116
119

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan eksperimen, untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,
dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan komposisi,
struktur, dan sifat transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh sebab itu, maka
pelajaran kimia harus melibatkan keterampilan dan penalaran. Menurut Cahyana
(2005) ”Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan, komposisi, struktur,
sifat-sifat dan perubahan yang menyertai perubahan tersebut.
Bagi sebagian siswa ilmu kimia merupakan suatu pelajaran yang sulit
dimengerti dan memerlukan pemahaman yang tinggi, sehingga minat siswa untuk
belajar kima menjadi rendah, salah satu masalah yang sering dihadapi dalam
mengajarkan kimia adalah kurangnya interaksi siswa dalam proses pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran kurang efektif, hal ini dapat dilihat dari sikap siswa
dalam menerima pelajaran mereka cenderung hanya mendengarkan apa yang
dijelaskan oleh guru, tanpa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini seorang guru membutuhkan alat bantu untuk memperbaiki mutu
pendidikan kimia dengan memperbaiki proses belajar mengajar yaitu dengan
ketepatan dalam pemilihan metode pengajaran dimana guru harus benar-benar
memperhatikan metode mengajar yang akan digunakan.
SMA Swasta PGRI 12 Medan adalah salah satu SMA yang terdapat di
Kota Medan yang sudah menghasilkan banyak lulusan yang berkualitas. Lokasi

sekolah ini berada di pinggir jalan, tetapi proses belajar mengajar tidak terlalu
terganggu karena ruang belajar berjarak 10 meter dari jalan. Gedung sekolah
berbentuk lingkaran dengan lapangan ditengahnya, yang menyebabkan setiap
kegiatan disekolah dapat terpantau dengan baik. SMA ini memiliki 13 rungan
belajar, 1 ruangan laboratorium IPA, 1 ruangan laboratorium bahasa dan
komputer, 1 ruangan guru, 1 ruangan BP, 1 ruangan TU, 1 ruangan perpustakaan,
1 ruangan PKS, dan 1 ruangan kepala sekolah.

1

Metode belajar yang dilakukan disekolah tersebut merupakan metode
ceramah, dimana pelajaran hanya berpusat pada guru saja dan siswa kurang aktif
dalam pembelajaran. Hal ini diketahui peneliti berdasarkan hasil observasi secara
langsung terhadap siswa di sekolah tersebut.( SMA Swasta PGRI 12 Medan )
Berdasarkan hasil interview peneliti di SMA swasta PGRI 12 Medan
melalui wawancara dengan guru bidang studi, ternyata nilai rata-rata yang di
peroleh siswa pada mata pelajaran kimia semester I dikelas XI IPA tahun
pelajaran 2011/2012 adalah 62,88. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
tersebut belum memenuhi standar ketuntasan belajar yang mana standar
ketuntasan minimal 65. ( Nilai Raport )

Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk digunakan adalah Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model ini dalam pelaksanaanya adalah
mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok dengan anggota kelompok
yang berasal dari campuran tingkat kecerdasan dan jenis kelamin. Tujuan dari
pembagian kelompok dengan ketentuan tersebut adalah agar dalam satu kelompok
terdapat siswa yang lebih unggul sehingga apabila ada anggota kelompok yang
mengalami kesulitan siswa tersebut dapat membantu menyelesaikannya.
Pembelajaran menggunakan tipe STAD mengacu kepada kelompok siswa,
Guru menyajikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari kepada siswa.
Siswa dalam satu kelas tertentu dipecah menjadi beberapa kelompok kecil, setiap
kelompok haruslah heterogen. Agar pembelajaran kooperatif berjalan lebih baik
siswa terlebih dahulu dilatih cara-cara belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif. Model STAD ditandai oleh struktur tugas, tujuan dan
penghargaan bersama. Sehingga siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah
akan meningkat kemampuan akademiknya Bakti (2005). Penerapan pembelajaran
kooperatif ini telah dilakukan oleh Nurcahasanah , Harjono di SMA Negeri 5
Semarang pada mata pelajaran kimia berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa Penerapan pembelajaran kooperatif ini mampu meningkatkan kompetensi
siswa yang ditunjukkan oleh aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
selama pembelajran berlangsung.


2

Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Victor (2005) yaitu.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad dalam Meningkatkan
Pemahaman Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi. menunjukkan bahwa
penyampaian materi pelajaran kimia yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD baik digunakan untuk mengubah konsep dasar siswa yang
sulit memahami materi pelajaran menjadi mudah dipahami. Terbukti dari nilai
rata-rata dan besar peningkatan hasil belajar yang diberikan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 76,41 dan 65,9% sedangkan nilai ratarata dan besar peningkatan hasil belajar yang diberikan melalui pembelajaran
konfensional adalah 52,31 dan 28,5%.
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
ini juga telah dilakukan oleh Marpaung (2006),diperoleh nilai rata-rata pretes 3,08
dan nilai rata-rata postes 7,41 hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
Berdasarkan

latar


belakang

masalah

diatas

peneliti

tertarik

untuk

melaksanakan penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kimia Siswa di SMA Swasta PGRI 12 Medan.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1) Siswa cenderung pasif dan kurang berperan aktif dalam proses

pembelajaran.
2) Hasil belajar kimia siswa yang masih rendah membutuhkan perbaikan
kualitas dan pemilihan metode yang tepat untuk pembelajaran kimia.
3) Kesulitan guru dalam pencarian respon dari siswa sebagai bentuk
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

3

1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada proses belajar
mengajar menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
pokok bahasan Larutan Asam Basa di kelas XI SMA swasta PGRI 12 Medan TA
2011/2012.

1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Apakah hasil belajar siswa yang diajari dengan pembelajaran kooperatif tipe
STAD Lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional pada pokok
bahasan Larutan Asam Basa di kelas XI SMA swasta PGRI 12 Medan TA
2011/2012?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajari dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada yang diajarkan
dengan metode konvensional pada pokok bahasan Larutan Asam Basa di kelas XI
SMA swasta PGRI 12 Medan TA 2011/2012.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini :
1. Bagi guru bidang studi khususnya kimia dapat menjadikan model
pembelajaran kooperatif sebagai salah satu alternatif pendekatan terhadap
minat siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan,
bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan
berpikir dan berpendapat positif, dan memberikan bekal untuk dapat
bekerjasama dengan orang lain, baik dalam belajar maupun dalam
masyarakat.

4

1.7. Defenisi Operasional
1. Model pembalajaran
Model pembalajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancang
aktivitas belajar.

2. Hasil belajar
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahun
sikap dan keterampilan.
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model kooperatif tipe STAD merupakan suatu pembelajaran berbentuk
diskusi dalam kelompok dimana terjadi interaksi antara dua atau lebih
siswa yang terlibat dihadapkan pada suatu masalah (pertanyaan) untuk
dibahasa dan dipecahkan bersama.
Secara garis besar ada 6 tahap pembelajaran kooperatif yang diterapkan.
1. Tahap penyampaian tugas dan motivasi siswa
2. Tahap penyajian materi atau menyajikan informasi
3. Tahap mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar
4. Tahap membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Tahap Evaluasi
6. Penghargaan Kelompok

5

42

DARTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit:
Rineka cipta. Jakarta.

Aisyah, N., (2000), Mengembangkan Aktivitas siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif, Jurnal Pendidikan
Matematika, Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya (55-56)
Aliana, Y., (2009), Perbandingan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif
Student Teams Archievement Division dan Ekspositori Terhadap Hasil
Belajar Geografi Paket B di PKBM Negeri 10 Guntur, Jakarta Selatan,
Jurnal Pendidikan PLS, FKIP Universitas Negeri Jakarta (4-5).
Anitah, S., (2007), Strategi Pembelajaran, edisi ke-1, Penerbit Universitas
Terbuka Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara.
Cahyana,U.,(2005),Sains Kimia SMP/MTs Kelas VII,
Piranti Darma Kalokatama,Jakarta.
Dimyanti dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Holowarni, B., Erviyenni, Zulhelmi, Herdina, Model-model Pembelajaran
Inovatif Dalam Rangka Inovasi Pembelajaran, Pelatihan Pengembangan
Peningkatan Pembelajaran IPA SMP dan SMA Februari 2008.
Ibrahim, M., Rachmadiarti,F., Nur, M.,(2007), Pembelajaran Kooperatif, edisi ke1, UNESA-University PRESS, Surabaya.
Lie, A, (2008), Cooperatif Learning, PT. Gramedia Widiasarana, Jakarta.
Marpaung,D.S.,(2006),Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Terhadap
peningkatan Hasil Belajar Siswa,Skripsi,FMIPA,Unimed,Medan.
Silitonga, P.M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan:
FMIPA UNIMED.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Bina
Aksara, Jakarta.
Slavin, Robert E, (1995), Cooperatif learning, allyn and bacon,Massachusets.

43

Sudjana dalam Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor
Mempengaruhinya, Penerbit: Rineka cipta. Jakarta.

yang

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sudjana., (1992), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sumber : Sutresna, Nana., (2007), Cerdas Belajar Kimia, Grafindo, Bandung.
Wahyuni, S., (2006), Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit di SMA, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CHEMBALL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

5 24 129

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ASAM DAN BASA.

0 2 23

PENERAPAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA.

0 4 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

1 4 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 12 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DIKELAS X SMA N 11 MEDAN.

0 1 20

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TRISAKTI MEDAN.

0 3 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI KELAS XI IPA SMA KARTIKA WIJAYA SURABAYA

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA SANTA MARIA SURABAYA SKRIPSI

0 0 17