PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DIKELAS X SMA N 11 MEDAN.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DIKELAS X SMA N 11 MEDAN

Oleh:

Emma Syari Hasibuan NIM 409331012

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperolehGelar SarjanaPendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SMA N 11 Medan”. Adapun penyusunan skripisi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra. Hafni Indriati Nst, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Dra. Ida Duma Riris, M.Si, ibu Dra. Anna Juniar, M.Si, dan ibu Lisnawati Simatupang S.Si, M. Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama proses perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Guboan, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan dan Ibu sahur, M.Pd selaku guru kimia serta siswa siswi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta yaitu ayahanda Fahruddin Hasibuan dan ibunda Derlina Nasution, yang tak henti memberikan doa, kasih, waktu, biaya hidup dan dukungan setiap saat kepada penulis, dan ayahanda adalah semangat, motivasi dalam hidupku dan ibunda adalah alasan ku tetap berdiri diatas kaki ku sendiri. Terima kasih juga kepada keluarga besar atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan. Begitu juga kepada adik-adikku Mhd. Habibi hasibuan dan Mhd. Hafnan Hanafi Hasibuan yang telah memberikan kenangan indah, motivasi dan


(4)

semangat untuk penulis. Kepada sahabat – sahabat seperjuangan di Kimia Ekstensi 2009 yang juga memberikan semangat kebersamaan, kenangan yang indah untuk penulis, khususnya Reza alkhazali, Juandi Ikhwan, Dasmuliani Purba, Yusuf Akbar Hasibuan, Nurhidayah Daulay terima kasih selalu memberikan perhatian dan motivasi untuk penulis. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu. Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan penelitian.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Emma Syari Hasibuan NIM. 409331012.


(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK

BAHASAN HIDROKARBON DIKELAS X SMA N 11 MEDAN

Emma Syari Hasibuan (409331012) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 11 Medan yang terdiri dari 9 kelas dengan total jumlah siswa 360 orang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan teknik random sampling sebanyak 2 kelas, yakni satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Masing – masing kelas terdiri atas 40 orang siswa. Siswa pada kelas eksperimen diberi pengajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Sedangkan siswa pada kelas kontrol diberi pengajaran metode konvensional. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen memiliki rata-rata nilai pre-tes 34,67 dan post-tes 70,5 dengan rata-rata gain sebesar 0,549. Sedangkan siswa pada kelas kontrol memiliki rata-rata nilai pre-tes 28,83 dan post-tes 61,5 dengan rata-rata gain sebesar 0,452. Sedangkan persentase peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 54,9% dan pada kelas kontrol 45,2%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 9,7%.Hasil uji statistik menggunakan uji t pihak kanan menggunakan nilai rata-rata post-tes diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 3,704 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,673 pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga thitung>ttabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii Kata Pengantar iv Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii Daftar Tabel ix

DaftarLampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 5

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Definisi Operasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Belajar dan Pembelajaran 8

2.2. Hasil Belajar 8

2.3. Tujuan Belajar Dan Pembelajaran 9

2.4. Model Pembelajaran Kooperatif 10

2.5. Prosedur Pembelajaran Kooperatif 11

2.6. Pendekatan Make A Match 12

2.7. Hidrokarbon 15

2.8. Kerangka Konseptual 22

2.9. Hipotesa 24

BAB III METODE PENELITIAN 25

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.2. Populasi dan Sampel 25

3.3. Variabel Penelitian 25

3.3.1. Variabel Bebas 25

3.3.2. Variabel Terikat 25

3.3.3. Variabel Kontrol 26

3.4. Rancangan Penelitian 26

3.5. Teknik Pengumpulan Data 28


(7)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32

4.1. Hasil Penelitian 32

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 33

4.1.2. Data Hasil Penelitian 33

4.2. Analisis Data Penlitian 33

4.2.1. Uji Normalitas Data 33

4.2.2. Uji Homogenitas Data 34

4.2.3. Uji Hipotesis 35

4.2.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 35

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 41

5.1. Kesimpulan 41

5.2. Saran 41


(8)

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 45

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 47

Lampiran 3. Kisi-kisi 57

Lampiran 4. Instrumen Penelitian 59

Lampiran 5. Kunci Jawaban 66

Lampiran 6. LKS 67

Lampiran 7. Kunci LKS 75

Lampiran 8. Instrumen Tes Sudah Valid 80

Lampiran 9. Kunci Jawaban 84

Lampiran 10. Contoh soal dengan memakai make a match 85

Lampiran 11. Perhitungan Validitas 86

Lampiran 12. Perhitnugan Reliabilitas 89

Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran 90

Lampiran 14 . Perhitungan Daya Beda 91

Lampiran 15. Tabel Validitas 93

Lampiran 16. Tabel Reliabilitas 94

Lampiran 17. Tabel Tingkat Kesukaran 95

Lampiran 18. Tabel Daya Beda 96

Lampiran 19. Uji Normalitas Data Pre test 97

Lampiran 20. Uji Normalitas Data Pos test 99

Lampiran 21. Data Hasil Belajar Eksprimen dan Kontrol 100 Lampiran 22. Perhitungan Simpangan Baku Eksprimen Dan Kontrol 102 Lampiran 23. Perhitungan Simpangan Baku Gain 104 Lampiran 24. Data Gain Eksprimen Dan Kontrol 105 Lampiran 25. Uji Homogenitas 107 Lampiran 26. Uji Hipotesis 109 Lampiran 27. Uji Normalitas 111 Lampiran 28. Persen Peningkatan 113 Lampiran 29. Tabel Nilai-nilai Distribus F 114

Lampiran 30. Tabel Nilai-nilai r – product moment 117

Lampiran 31. Tabel Nilai-nilai Distribusi t 118

Lampiran 32. Tabel Chi Kuadrat 119

Lampiran 33. Nilai LKS kelas ekperimen dan kelas kontril 120 Lampiran 34. Nilai Data Make A Match 122


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar dia mencapai kedewasaan. Bantuan yang diberikan oleh pendidik itu berupa pendampingan, yang menjaga agar anak didik belajar hal-hal yang positif, sehingga sungguh-sungguh menunjang perkembangannya. Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya dia memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang semuanya menunjang perkembangannya (W.S.Winkel, 2004).

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prows pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Sanjaya, 2006).

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menjadi penerus dan pelaksana pembangunan di segala bidang. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan khususnya kimia, arch pengembangannya sangat terkait dengan perangkat atau kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Di dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, BAB IV Standar Proses, Pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa; proses pendidikan pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, motivasi dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Namun kenyataan yang selama ini terjadi,


(11)

2

penerapan KTSP tersebut belum benar-benar dilakukan oleh sekolah-sekolah adapun yang telah menerapkan hanyalah sebagian saja (Anonim, 2012)

Sebagai pengelolah pembelajaran (Learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolahan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa (Sanjaya, 2008).

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dengan kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda: Pembelajaran ini memeberi peluang bagi siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain. Belajar kooperatif disini menggunakan tipe make a match yaitu salah satu tipe pembelajaran yang mudah diterapkan. Metode make a match atau mencari pasangan merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan partisifasi dan keaktifan siswa dalam kelas dengan bermain tampa menyimpang dari konsep belajar mengajar. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin (Retno, 2010).

Berdasarkan hasil tes ulangan yang pernah dilakukan di SMA Negeri 2 Semarang kelas XI Spada mata pelajaran fisika, diperoleh bahwa nilai siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Data hasil belajar menunjukkan bahwa untuk kelas eksperimen hasil belajar yang diperoleh secara klasikal hanya mencapai 77% dan kelas kontrol 70% yang seharusnya ketuntasan secara klasikal minimal 85% tuntas. Dengan melihat data hasil belajar tersebut perlu adanya tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi.

Syaiful dan Aswan (2006: 77) mengatakan bahwa, “Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai


(12)

tujuan yang telah dirumuskan”. Oleh karena itu variasi model pembelajaran

sangat dibutuhkan. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a-match.

Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa untuk aspek pengetahuan (C1) secara umum prosentase keefektifan lebih didominasi oleh kelas kontrol yaitu 74% sedangkan kelas eksperimen 72%, ini dikarenakan pada kelas kontrol tingkat pengetahuannya tebih banyak karena siswa pada kelas kontol hanya menjadi pendengar ketika guru menjelaskan. Sedangkan untuk aspek pemahaman (C2) dan aplikasi (C3) prosentase keefektifan lebih di dominasi oleh kelas eksperimen yaitu 87% dan 93%.

Hal tersebut dikarenakan pada kelas eksperimen, siswa dapat belajar lebih efektif, karena meraka di tuntut aktif dengan model pembelajaran yang di gunakan sehingga tingkat pemahaman merekapun lebih baik. Hal yang sama juga terlihat dari hasil belajar ranah efektif dan psikomotoriknya. Kelas eksperimen terbukti lebih aktif dalam pembelajaran, serta kerja sama dengan kelas. Hal tersebut bisa dilihat dari data nilai yang diperoleh siswa untuk ranah efektif dan psikomotorik (Astika, dkk, accesed 2013).

Salah satu contoh konkretnya adalah proses pembelajaran di SMA Negari 1 Kartasura. Dalam menyampaikan materi pelajaran kimia dengan menggunakan metode ceramah (metode konvensional). Siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dari data arsip hasil belajar dan hasil wawancara dengan salah satu guru kimia nilai rata-rata materi Sistem Koloid Tahun 2010/2011 yang diajar dengan metode konvensional adalah 74,20, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran kimia 68. Namun dari data yang tersebut masi dapat 56,8% siswa yang nilainya dibawa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM pada materi Sistem Koloid, hal ini dimungkinkan karena materi sistem koloid yang kebanyakan berupa ingatan kurang cocok apabila diajar dengan metode konvensional sehingga prestasi siswa rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut seorang guru harus mampu memilih model, metode, serta media yang tepat dan menarik dalam pembelajaran,


(13)

4

sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa agar dapat bekerja sama adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam metode pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang atau menguasai materi yang disampaikan oaleh guru.

Dua dari model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran Make a Match (MM) dan Numbered Head Together (NHT). Dalam metode pembelajaran Make a Match (MM) siswa diminta untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal dalam waktu tertentu (Saputro, dkk, accesed 2012).

Kimia adalah satu mata pelajaran yang mempelajari mengenai materi dan perubahan yang terjadi di dalamnya. Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia. Hal ini tidak terlepas dari materi yang dipelajari dalam kimia lebih bersifat abstrak.

Kondisi mi di sebabkan oleh kurangnya perhatian guru terhadap peserta didik. Selain itu, guru juga kurang menerapkan metode yang bervariasi dalam penyajian materi pelajaran kimia. Dengan materi pembelajaran yang sarat dengan konsep-konsep seperti hidrokarbon, guru selayaknya •dapat menerapkan model atau metode pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan peranan dan aktifitas siswa saat proses belajar mengajar berlangsung, sehingga tidak ada rasa bosan yang timbul dalam diri siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Negeri 2 Kuantan Hilir diperoleh informasi bahwa prestasi belajar kimia masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya prestasi siswa disebabkan masih banyaknya siswa yang nilai ulangannya pada pokok bahasan redoks belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM 65). Siswa yang memenuhi KKM pada pokok bahasan redoks pada tahun 2010/2011 masih rendah yaitu 62%. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa pada saat mengikuti pelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan redoks. Metode yang digunakan selama ini yaitu metode ceramah, latihan dan diskusi yang cenderung monoton.


(14)

Memperhatikan hal tersebut, maka guru dituntut untuk dapat membangkitkan minat siswa, meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan menggunakan berbagai macam model pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif make a match (erviyenni, dkk, accesed 2013).

Berdasarkan kondisi demikian, maka salah satu upaya meningkatkan hasil belajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Suprojono (2010) mengatakan bahwa :”Pembelajaran kooperatif adalah meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan

bentuk ujian tertentu pada akhir tugas”.

Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan hidrokarbon. Dimana hidrokarbon merupakan mated yang hanya berupa konsep-konsep, sehingga sangat sesuai jika diterapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match. Untuk menjawab pertanyaan ini maka peneliti melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di Kelas X SMA Negeri 11 Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa sebagai berikut:

1. Anggapan siswa bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami, pelajaran yang membosankan serta menjenuhkan.

2. Metode pengajaran guru yang bersifat monoton, kurang bervariasi, dan tidak menarik bagi siswa


(15)

6

3. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru sehingga siswa cenderung pasif

4. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka pada penelitian ini dilakukan pembatasan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah media kartu. 3. Materi dibatasi pada pokok bahasan Hidrokarbon.

4. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester genap di SMA N 11 Medan T.P. 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan hidrokarbon dikelas X SMA Negeri 11 Medan?

2. Berapa persenkah peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe make a match pada pokok bahasan hidrokarbon dikelas X SMA Negeri 11 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

1. untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan hidrokarbon dikelas X SMA Negeri 11 Medan.

2. Untuk mengethui berapa persenkah peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe make a match pada pokok


(16)

bahasan hidrokarbon dikelas X SMA Negeri 11 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah:

1. Bagi guru sebagai salah satu strategi alternatif untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

2. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar, dan belajar lebih bermakna melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

3. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan pengajaran khususnya pada mata pelajaran kimia.

4. Memberikan informasi kepada guru mengenai pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam pengajaran kimia. Informasi ini diharapkan menjadi bekal bagi guru kimia sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

1.7 Defenisi Operasional

Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana

siswa belajar dengan kelompok-kelompok atau dibagi menjadi 4 kelompok dimana tiap kelompok beranggotakan 10 orang yang dipilih secara acak. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan teknik dimana

siswa mencari pasangan kartu yang dimiliki oleh masing-masing siswa sambil belajar mengenai suatu pokok bahasan atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

3. Hidrokarbon adalah materi yang membahas tentang senyawa-senyawa yang mengandung hidrogen dan karbon banyak sekali seperti gas elpiji, minyak tanah, bensin, solar, kantong plastic, lilin, dan aspal. Semua materi tersebut termasuk ke dalam golongan senyawa hidrokarbon.


(17)

41 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :.

1. Hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan metode tersebut.

2. Persen peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sebesar 54,9% sedangkan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode konvensional (ceramah, penugasan, dan tanya jawab) sebesar 45,2% pada pokok bahasan hidrokarbon siswa kelas X di SMA Negeri 11 Medan. Jadi selisi peningkatan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah 9,7%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat menyarankan yaitu

1. Agar guru dan calon guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.

2. Agar mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe make a match ini, agar lebih memperhatikan kelemahan dalam strategi pembelajaran ini yakni terjadi lompatan pemahaman dalam belajar, untuk sebagian siswa tidak bisa terlalu cepat dalam menyerap materi pembelajaran pada saat menyajikan materi sehingga dapat dibantu dengan menggunakan media.


(18)

3. Harus memperhatikan waktu, jumlah sampel dan indikator yang sesuai dalam pengintegrasian pendidikan lingkungan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk dapat membentuk sikap peduli siswa terhadap lingkungan.


(19)

43

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2008), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/), accesed, 4 Februari 2013

Anonim, (2010), (http://sahri.ohlog.com/hidrokarbon.cat3518.html).

Anonim, (2012), (http://skripsigratis83.blogspot.com/2012/03/pengaruh-metode-demonstrasi-dengan.html)

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Isjoni.,(2009), Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Lie, anita., (2010), Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.

Purba, Michael., (2004), Kimia SMA kelas X, Erlangga, Jakarta.

Rachmawati, (2007), Kimia 1 SMA dan MA Untuk Kelas X, Erlangga, Jakarta. Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana Prenata Media, Jakarta.

Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, A., (2011), cooperatif Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Sutresna, Nana., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung.

Suyanti, Retno Dewi., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.


(20)

Trianto., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.


(1)

3. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru sehingga siswa cenderung pasif

4. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka pada penelitian ini dilakukan pembatasan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah media kartu. 3. Materi dibatasi pada pokok bahasan Hidrokarbon.

4. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester genap di SMA N 11 Medan T.P. 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan hidrokarbon dikelas X SMA Negeri 11 Medan?

2. Berapa persenkah peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe make a match pada pokok bahasan hidrokarbon dikelas X SMA Negeri 11 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

1. untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan hidrokarbon dikelas X SMA Negeri 11 Medan.

2. Untuk mengethui berapa persenkah peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe make a match pada pokok


(2)

7

bahasan hidrokarbon dikelas X SMA Negeri 11 Medan. 1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah:

1. Bagi guru sebagai salah satu strategi alternatif untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

2. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar, dan belajar lebih bermakna melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

3. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan pengajaran khususnya pada mata pelajaran kimia.

4. Memberikan informasi kepada guru mengenai pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam pengajaran kimia. Informasi ini diharapkan menjadi bekal bagi guru kimia sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

1.7 Defenisi Operasional

Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana

siswa belajar dengan kelompok-kelompok atau dibagi menjadi 4 kelompok dimana tiap kelompok beranggotakan 10 orang yang dipilih secara acak. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan teknik dimana

siswa mencari pasangan kartu yang dimiliki oleh masing-masing siswa sambil belajar mengenai suatu pokok bahasan atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

3. Hidrokarbon adalah materi yang membahas tentang senyawa-senyawa yang mengandung hidrogen dan karbon banyak sekali seperti gas elpiji, minyak tanah, bensin, solar, kantong plastic, lilin, dan aspal. Semua materi tersebut termasuk ke dalam golongan senyawa hidrokarbon.


(3)

41 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :.

1. Hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan metode tersebut.

2. Persen peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sebesar 54,9% sedangkan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode konvensional (ceramah, penugasan, dan tanya jawab) sebesar 45,2% pada pokok bahasan hidrokarbon siswa kelas X di SMA Negeri 11 Medan. Jadi selisi peningkatan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah 9,7%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat menyarankan yaitu

1. Agar guru dan calon guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.

2. Agar mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe make a match ini, agar lebih memperhatikan kelemahan dalam strategi pembelajaran ini yakni terjadi lompatan pemahaman dalam belajar, untuk sebagian siswa tidak bisa terlalu cepat dalam menyerap materi pembelajaran pada saat menyajikan materi sehingga dapat dibantu dengan menggunakan media.


(4)

42

3. Harus memperhatikan waktu, jumlah sampel dan indikator yang sesuai dalam pengintegrasian pendidikan lingkungan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk dapat membentuk sikap peduli siswa terhadap lingkungan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2008), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/), accesed, 4 Februari 2013

Anonim, (2010), (http://sahri.ohlog.com/hidrokarbon.cat3518.html).

Anonim, (2012), (http://skripsigratis83.blogspot.com/2012/03/pengaruh-metode-demonstrasi-dengan.html)

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Isjoni.,(2009), Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Lie, anita., (2010), Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.

Purba, Michael., (2004), Kimia SMA kelas X, Erlangga, Jakarta.

Rachmawati, (2007), Kimia 1 SMA dan MA Untuk Kelas X, Erlangga, Jakarta. Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana Prenata Media, Jakarta.

Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, A., (2011), cooperatif Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Sutresna, Nana., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung.

Suyanti, Retno Dewi., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.


(6)

44

Trianto., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN KIMIA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 3 16

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN PERHITUNGAN KIMIA.

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 12 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 0 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA SENYAWA KELAS X SMA.

0 2 20

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SMA.

0 0 19

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH.

0 2 19