PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA MAN I MEDAN.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
kekuatan dan Rahmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses
penulisannya penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat
Bimbingan Pembimbing dan Motivasi dari saudara serta rekan-rekan mahasiswa
Pascasarjana akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
ucapkan terimakasih yang tulus kepada :
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd, Rektor Universitas Negeri Medan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di
Program Pascasarjana Unimed dan Bapak Prof Dr. Belferik Manulang, Direktur
Pascasarjana Unimed yang telah memberikan bantuan administrasi di Program
Pascasarjana Unimed.
Bapak Dr. Julaga Situmorang, M.Pd. dan Bapak Prof. Dr. Sukimo, M. Pd.
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan serta
bimbingan.
Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M. Pd. Dan Bapak Dr. Syaiful Sagala
M.Pd., serta Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S.
Nara sumber yang telah
memberikan masukan derni kesempumaan tesis ini.
Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan dan Bapak Dr. Sahat Siagian, M.Pd., Sekretaris Program Studi Teknologi
Pendidikan atas segala motivasi dan bantuannya.
Bapak I Ibu dosen
Program Studi
Teknologi
Pendidikan,
Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan berbagai ilmu
pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan dan tak terlupakan juga rekan
mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan Studi Teknologi Pendidikan.
iii
Ayahanda Aim. Harun Nasution dan Ibunda Aim. Rumondang Lubis yang
telah membesarkan, membimbing dan memberikan pendidikan sehingga penulis dapat
mencapai Magister Pendidikan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini dan
masa yang akan datang.
Medan, 9 Juni 2009
Penulis,
VERA ANDRIYANI
NIM. 065020419
iv
ABSTRAK
Vera Andriyani, 065020419. Pengarub Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Gaya
Berpiki.- Te.-hadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa MAN l MedaD. Tesis, Medan Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetabui: (I) basil belajar siswa yang diajarkan
menggunakan Strategi pembelajaran CTL dan Strategi pembelajaran koavensional, (2) basil belajar
sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir induktif dan basil belajar sosiologi siswa yang memiliki
gaya berpikir deduktit: (3) ada tidaknya interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa
terhadap basil belajar sosiologi
Hipoteis dalam penelitian ini adalab : (l) Terdapat perbedaan basil belajar sosiologi siswa
yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kontekstual dan siswa yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran konvensional, (2) Terdapat perbedaan basil belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya
berpikir induktif dengan basil belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif. (3)
Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap basil belajar sosiologi siswa
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XII IPS yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu
kelompok A sebanyak. 25 orang dan kelompok R sebayak 25 orang siswa. Teknik pengambilan sample
dengan menggunakan random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimen
dengan desain penelitian 2 X 2 dengan teknik analisis varians (Ananva). Instrumen yang digunakan
untuk menjaring data adalah soal tes basil belajar, dan kuisioner gaya berpikir. Uji coba instrumen
penelitian dengan menggunakan runms product moment untuk uji validitas dan KR-20 untuk uji
rebabilitas.
Hasil pengujian mengungkap bahwa: (I) basil belajar sosiologi siswa yang diajarkan dengan
strategi pembelajaran kontekstual (CTL) lebih baik dari basil belajar siswa yang diajarkan dengan
strategi pembelajaran konvensional, (2) basil belajar siswa yang memiliki gaya berpikir Induktiflebih
baik dari pada basil belajar siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif, Dalam hal ini, basil belajar
sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir induktip lebih baik jika diajar dengan strategi
pembelajaran kontekstual dari pada menggunakan strategi pembelajaran deduktif. Tetapi basil belajar
sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif lebib unggul jika diajar dengan strategi belajar
konvensional, (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir induktif maupun
deduktif, dalant memberikan pengaruh tethadap hasH belajar siswa,
Kesimpulan ini memberikan mak.na bahwa; (l) Hasil belajar sosiologi siswa diajarkan dengan
strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional memiliki keunggulan
masing-masing, (2} J basil belajar siswa yang memiliki gaya berpikir laduktif lebih baik dari pada
basil belajar siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif, Dalam hal ini, basil belajar sosiologi siswa
yang memiliki gaya berpikir induktip lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual
dari pada menggunakan strategi pembelajaran deduktif. Tetapi basil belajar sosiologi siswa yang
memiliki gaya berpikir deduktif lebih unggul jika diajar dengan strategi belajar konvensional, (3)
terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir induktif maupun deduktif terhadap
basil belajar siswa.
(l) Bagi siswa kbustrsnya siswa kelas
Saran saran yang di ajukan datam penelitian ini adlb~
XII IPS MAN I Medan diharpkan lebih memahami gaya berpikir yang dimiliki, sehigga dapat
menentukan langka-langkah yang tepat dalam belajar yang nantinya dapat dijadikan sebagai usaha
untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik, (2) Dalam rangka meningkatkan profesionalisme
guru maka diharapkan para guru untuk lebih memahami gaya berpikir yang dimiliki masing-masing
siswanya,dengan mengetabui cara belajar dan berpikir siswa sehinga guru dapat membantu siswa
memaksimalkan gaya berpikir mereka masing-masing, dengan cara mengidentifikasi cara mengajar apa
dan bagaimana yang lebih ditekankan untuk siswa yang belajar dengan masing-masing gaya belajar
dan gaya berpikir tersebut, (3) Pada guru juga diharapakan untuk menggunakan metode atau strategi
pembelajaran yang dapat dilibatkan keak.tifan siswa dalam belajar terutama dalam belajar kelompok
dan memecahkan masatah belajar, salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran kontekstual;
(4) Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya para peneliti tersebut dapat melanjutkan
peneleti pasca penelitian ini. Hal ini penting agar basil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang
teori maupun sebagai refonnasi dunia pendidikan dunia khususnya da1am pelaksanaan proses belajar
mengajar di kelas.
ABSTRACT
Vera Andriyani, 065020419. The Effect of Contextual Teaching learning (CTL) Strategy and The Style
of Thinking to the Result of learning Sociology of the students of MAN I Medan. Thesis. Medan. Post
Graduate Program The State University ofMedan (UNIMED) 2009.
The Study was intended to know : (I) the learning result of students who were taught by using
contextual teaching learning (CTL) strategy and conventional teachinglearning strategy, (2) the result
of learning sociology of the students who had inductive thinking style and the result of learning
sociology of the students who had deductive thinking style, (3) whether or not there was interaction
between the teaching learning strategy and the thinking style of students to the result of learning
sociology.
The hypothesis of the study were: (I) there was significant difference between the result of
learning sociology of the students who were taught by using contextual teaching learning (CTL)
strategy and those who were taught using conventional teaching learning strategy, (2) there was
difference between the result oflearning sociology of the students who had inductive thinking style, (3)
there was interaction between teaching learning strategy and the style of thinking to the result of
learning sociology of the students.
The study was conducted to the social seience class XII students that were divided into two
group, namely, Group A with 25 students and group B with 25 students. The technique of taking the
sample was by using random sampling. The method of the study used was Quasi- Experiment with the
research design 2 X 2 with the Analysis of varians technique ( ANAVA ). The instrumens used to get
the data were item test of the result oflearning and Questionaire for the style of thinking. The try out of
the research instruments was by using the formula of product moment to test the validity and KR - 20
to test the reliability.
The result of the test showed that : (I) the result of learning sociology of the students who
were taught by using CTL was better than those who were taught by using conventional teaching
learning strategy, (2) the learning result of the students who had inductive thinking style was better
than those who had deductive thinking style. In this case, the result of learning sociology of the
students who had inductive thinking style was better if they were taught by using deductive teaching
learning strategy. However, the result oflearning style was more dominant if they were taught by using
conventional teaching learning strategy, (3) th.ere was interaction between teaching learning strategy
and either inductive thinking style or deductive: one in giving effect to the students learning result.
The suggertions proposed in the study were : (l) for students especially the social science
class XII students of MAN I Medan were expected to understand more about the style of thinking had,
so that they could decide the proper steps in the future learning, which could finally be used to enhance
better learning prestige, (2) in the way of increasing teacher's professionalism, so it was expected that
teachers understand more about every student's thinking style, by knowing the way of learning and the
style of thinking of students, teacher could help students to maximize the style of thinkng of each, by
identifying the way of teaching what and whkh was more stressed for the students who learn by using
each style of learning and style of thinking (3) for teachers, thy were also axpected to use teaching
methods or strategy which involve students' activeness in learning especially in the group of learning
and solve learning problem, one of the ways was by applying the contextual teaching learning (CTL)
strategy, (4) for the researcher, it was suggested that further researcher, coul continue the following
research after this research it was important that the theory balancer or as the reformation of the
education world especially in conducting the t(:acbing learning process in the class.
II
DAFTARISI
ABSTRAK ..................................................................................................... .
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR lSI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFT AR LAMPIRAN ..................................................................................
X
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ .
B. ldentifikasi Masalah. ......................................................................
10
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
10
D. Perumusan Masalah .......................................................................
11
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
11
F. Manfaat Pene1itian ..... .... .... ... .. .. .. .. ... .. ..... ........... ... ....... ... ..... ....... ...
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS .............................................................
13
A. Deskripsi Teoritis...........................................................................
13
B. Hakikat Strategi Pembelajaran.......................................................
19
C. Hakikat Gaya Belajar .....................................................................
35
D. Hakikat Gaya Berpikir ...................................................................
38
E. Penelitian Yang Re1evan ................................................................
45
F. Kerangka Berpikir ..........................................................................
49
G. Hipotesis.........................................................................................
54
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................
55
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................
55
B. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................
55
C Metode Penelitian...........................................................................
55
D. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional...............................
56
E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan .............................................
58
F. Pengontrolan Perlakuan..................................................................
62
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.....................................
63
v
H. Uji Coba Instumen Penelitian ........................................................
66
BAB IV PAPARAN DAN HASIL PENELITIAN .......................................
70
A. Deskripsi Data................................................................................
70
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data..............................................
79
C. Pengujian Hipotesis........................................................................
82
D. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................
88
E. Keterbatasan Penelitian..................................................................
96
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 98
A. Kesimpulan ......................................................................................
98
B. Implikasi Penelitian..........................................................................
98
C. Saran.................................................................................................
100
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
101
vi
DAFTART ABEL
Tabel 1 . Hasil UAS IUS Mata Pelajaran Sosiologi MAN I Medan .............
3
Tabel 2 . Perbedaan Strategi Belajar Berbasis Lingkungan Dengan Stategi
Belajar Konvensional ................................... ................................. 34
Tabel3.
Tahap Pembelajaran Model Belajar Empiris Induktif..................... 42
Tabel 4 . Desain Faktorial2 x 2 ................................................................... 56
Tabel 5.
Rancangan Penelitian ....................................................................
Tabel 6.
Kisi-Kisi Test Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI IPS MAN 1
61
Medan Materi Struktur Sosial Dalam Fenomena Kehidupan ........ 64
Tabel 7.
Dimensi Dimensi Intrumen Gaya Berpikir ....................................
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
66
Kontekstual .................................................................................... 70
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Belajar Sosiologi Kelompok
Konvensional..................................................................................
71
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Gaya
Berpikir Induktif.... .. ..... ... ... ... .... .. ..... .. ... ... .... .. ... ......... ... ...... ... ..... .. .
72
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Gaya
Berpikir Deduktif.. ... ........ .... ............... .. ........ ..... ... ... .. .. ... .. .. .... .......
73
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok
Kontekstual dan Memiliki Gaya Berpikir Induktif .......................
75
Tabel13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok
Kontekstual dan Memiliki Gaya Berpikir Deduktif.......................
76
Tabel14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok
Konvensional dan Memiliki Gaya Berpikir lnduktif .....................
vii
77
Tabel15 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok
Konvensional dan Memiliki Gaya Berpikir Deduktif....................
78
Tabell6. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sampel dengan Uji Liliefors
(a=0.05) ......................................................................................
79
Tabel17. Ringkasan Uji Homogenitas Kelompok Strategi
Pembelajaran ..................................................................................
80
Tabel 18. Ringkasan Uji Homogenitas Kelompok Gaya Berpikir .................
81
Tabell9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi dengan
Uji Barlett.......................................................................................
81
Tabel20. Hasil Pengujian Homogenitas Variansi Populasi dengan Uji
Barlett.............................................................................................
82
Tabel 21. Ringkaan Deskripsi Statistik Hasil Belajar Sosiologi Siswa
Secara Keseluruhan ......................................... ...............................
82
Tabel 22. Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Dua Jalur .........................
83
Tabe1 23. Ringkasan Hasil Perhitungan Perbandingan Ganda (Uji
Scheffe) ...... ...... ... .... .. ... ... ...... .. ... .. ... ..... .. .... .. .. .. ... ...... .. ..... .. .... .... .. .
Vlll
85
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Kontekstual .. ...... ......... .. ..... ..... .. ....... .... ......... .... .. ..... .. ....... .. .... .. .. ...... ..
71
Gambar 2. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Konvensional..................................................................................... ..
72
Gambar 3. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok Gaya
Berpikir lnduktif..................................................................................
73
Gambar 4. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa KelompokGaya
Berpikir Deduktif ................................................................................
74
Gambar 5. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Kontekstual dan Memiliki Gaya Berpikir lnduktif .............................
75
Gambar 6. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kontekstual dan
Memiliki Gaya Berpikir Deduktif.......................................................
76
Gambar 7. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Konvensional dan Memiliki Gaya Berpikir Induktif ..........................
78
Gambar 8. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Konvensional dan Memiliki Gaya Berpikir Dedukti ..........................
79
Gambar 9. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir.................
88
lX
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I. Soal sosioiogi yang akan Diujikan ke Siswa Materi Peiajaran
Perubahan sosial dan Dampaknya dalam Kehidupan
Bermasyarakat ............................................................ ............ ..........
I 04
Larnpiran 2. Kuesioner gaya Berpikir ..................................................................
I 09
Larnpiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................
Ill
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................
118
Lampiran 5. Skenario pembelajaran CTL berbasis portopolio ..........................
124
Lampiran 6. Skenario Pembelajaran CTL Persiapan Kegiatan Siswa di
Lapangan .........................................................................................
129
Lampiran 7. Contoh Penghitungan Uji Coba lnstrumen .....................................
130
Lampiran 8. Deskripsi Data Pene1itian ................................................................
136
Lampiran 9. Uji Prasyarat ....................................................................................
148
Larnpiran I 0 Pengujian Hipotesis .........................................................................
I 56
X
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran adalah suatu proses komunikasi Edukatif antara
pendidik dan peserta didik. Peran pendidik membantu dan membimbing peserta
didik untuk mencapai tingkat kedewasaan sehingga mampu
met~adi
anggota
masyarakat yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh cepatnya perkembangan
dan perubahan teknologi. Cepatnya perkembangan fakta dan konsep sains ini
seolah tidak mungkin dipelajari oleh siswa tanpa bantuan dan bimbingan
pendidikan .. Dalam hal inilah pendidik memainkan peran dan fungsinya sebagai
fasilitator, motivator dan edukator dalam mendidik dan membimbing siswa untuk
mampu berflkir, menganalisa dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sehingga siswa memiliki sensitifitas terhadap berbagai isu yang berkembang di
masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan konsep materi pelajaran.
Tantangan yang dihadapi sekolah di Indonesia dalam menunaikan peran
dan fungsinya terakumulasi dalam tiga masalah penting, yaitu bagaimana budaya
menjadi akar dan sumber bagi pendidikan, pendidikan bagi pembangunan dan
pendidikan menghadapi kehidupan global (Tilaar, 2000 : 1- 45, Johnson, 1969 :
262-364). Proses pendidikan tidak bisa dilepaskan dari budaya yang berkembang
dalam masyarakat. Karena pendidikan sendiri lahir sebagai refleksi budaya dan
secara
timbal
balik
mempengaruhi
perkembangan
budaya
itu
sendiri
(Brameld,l950 : 12). Demikian juga pendidikan berperan secara dinamis dalam
pembangunan. Sutisna (1977 : 38-40) berpendapat bahwa pendidikan berfungsi
2
mengubah sikap mental tradisional dan menggalakkan inovasi serta penyebaran
kebudayaan seluas mungkin.
Fungsi ini
me~adi
faktor yang sanggup
mempengaruhi secara kreatif pola dan perilaku masyarakat ke arah perubahan
positif sebagai bekal pembangunan. Sehingga pendidikan dalam pembangunan
diyakini sebagai lembaga investasi sumber daya manusia (Investment of human
capital) (Tilaar : 1995 : 56-70). Konsekuensi dari kehidupan global bagi
pendidikan adalah kemampuan sekolah untuk memberikan kepada anak didik
kesiapan dan kesadaran tentang dunia yang mereka huni. Konsep sating
ketergantungan, wawasan global, dan kerjasama antara bangsa merupakan
keterampilan yang perlu dikembangkan oleh sekolah dalam memasuki era global
(Buchori, 1995: 140-144).
Ketika pendidikan berhubungan dengan tujuan pembangunan, maka
pendidikan menjadi alat strategis memicu kesiapan pelaksana pembangunan
khususnya generasi muda sebagai tulang punggung. Generasi muda selayaknya
dibekali dengan pengalaman belajar yang akan mempersiapkan dirinya menjadi
warga negara dengan wawasan dan sikap yang benar terhadap pembangunan.
Pendidikan juga perlu menciptakan kondisi yang kondusif agar nation and
character building betul-betul tercapai. Untuk menuju arah ini dalam konsep
pembelajarannya, pendidikan berusaha mengembangkan kompetensi individu
peserta didik sehingga mereka mampu menyelesaikan persoalan-persoalan
pembangunan dan berpartisipasi aktif di dalamnya. Keberhasilan sebagai individu
akan membentuk citra diri yang berkarakter, sumber daya manusia berkualitas,
serta mempunyai pandangan yang luas dalam berbagai ilmu dan teknologi
(Setjotmojo: 1983 :43).Keberhasilan sebagai bangsa adalah memberikan citra
3
positif dalam pembentukan sumber daya manusia seutuhnya serta identitas bangsa
yang cerdas sehingga mampu sejajar dan berkembang dengan bangsa-bangsa
lain(Yoshida: 2004 : 90).
Selain itu pendidikan juga berhadapan dengan persoalan-persoalan yang
terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada
abad ke- 21 kita berhadapan dengan era pasca industri yaitu abad informasi dan
pengetahuan (trilling & Hood: 1999: 163 ).
Era informasi dan pengetahuan berpengaruh besar terhadap paradigma
pendidikan. Percepatan dan perkembangan informasi dan teknologi menurut
spesifikasi khusus terutama dalam lapangan kehidupan dan berimbas pada sikap
dunia pendidikan menjawab tantangan ini. Menurut Ani (2003: 67) perkembangan
ini berdampak pada cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang
terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen, serta perubahan pola
hubungan antara mereka.
Namun pada kenyataan yang terjadi dilapangan hasil belajar Sosiologi
secara umum tergolong masih rendah, misalnya di MAN 1 Medan dari tahun
pelajaran 2004 - 2005 sampai 2007 - 2008 masih belum menunjukkan kemajuan
yang signifikan. Hal ini terlihat dari Gambar hasil nilai ujian akhir siswa MAN I
Medan pada mata pelajaran sosiologi.
Tabell
Hasil UAS/US Mata Pelajaran Sosiologi
MAN1Medan
Tahun
Nilai Rata-Rata
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
2004-2005
65
48
85
2005-2006
65
55
90
2006-2007
68
58
88
2007-2008
70
55
90
4
Sedangkan gambaran hasil belajar sosiologi secara khusus masih
menWljukkan lebih banyak pada hasil rata-rata nilai yang ada dari pada basil nilai
tertinggi. Ini
di~ukan
pada setiap kelas IPS XII Siswa yang memiliki nilai
rata- rata jumlahnya lebih banyak dari nilai tertinggi (hampir 60 % dari nilai
tertinggi dan terendah).
Proses pembelajaran sosiologi yang berlangsWlg di MAN 1 Medan, masih
menWljukkan pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran konvensional.
Antara lain proses pembelajaran masih berlangsWlg satu arah yaitu; guru yang
lebih dominan menyampaikan imformasi ke siswa, dan siswa di anjurkan
menguasai materi pembelajaran dengan menghapal konsep-konsep yang ada yang
nantinya akan di hapalkan satu-persatu di depan kelas. Hal ini hanya
menWljukkan pembelajaran yang berupa hapalan bukan pembelajaran yang
bermakna, dimana siswa tidak dapat mengetahui dan memahami pembelajaran
yang sebenarnya dan proses pembelajaran tersebut kurang berkesan dalam diri
peserta belajar.
Di lapangan, banyak para gurulpendidik pada kenyataannya telah
menghilangkan salah satu komponen dalam proses pembelajarannya Yaitu
penggooaan media pendidikan. Keadaan ini "diperparah"lagi dengan adanya
kebiasaan guru yang mengabaikan variasi metode dalam proses pembelajarnnya.
Akibatnya, proses pembelajaran, terutama Wltuk lingkup materi pelajaran
sosiologi sebagai salah satu pendidikan IPS, tidak seoptimal yang di harapkan. Ia
telah terjebak ke dalam rutinitas metode ceramah pasif-monolog dan proses
"menghafal"materi pelajaran. Hal ini telah diWlgkap pula oleh Al Muktar
(1999:70) yang mengatakan:
5
"Kelemahan IPS selama ini terletak pada proses belajar, proses belajar masih lemah
dan terperangkap pada "proses menghapal" menyentuh kognitif tingkat rendah.
Proses belajar belum mengembangkan kemampuan berfikir tingkat
tinggi .... Kualitas partisipasi siswa dalam belajar masih rendah, mereka belum
diperankan sebagai pembelajar yang secara mandiri melakukan kegiatan belajar.
Lebih dari itu, belajar belum diartikan sebagai pengembangan potensi berfikir,
posisi penerima masih banyak dilakukan oleh siswa. Begitu pula siswa belum
dilibatkan secara optimal dalam pembentukan konsep berdasarkan potensi
intelektual dan emosional dirinya sendiri. Konsep siswa belum dijadikan basis
pembelajaran dalam IPS".
Pembelajaran Sosiologi terperangkap pada proses balajar menghapal, dan
oleh karenanya pula ia hanya menyentuh kognitif tingkat rendah yang dalam
taxonorni Bloom termasuk dalam kategori merecall. Karena proses belajarnya
masih bersifat menghapal, maka jelas tidak akan ada pertisipasi siswa dalam
proses pembelajarannya, akhirnya berdampak pada penitian pengembangan
potensi pikir emosi dan potensi sosialnya.
Selama ini yang terjadi adalah proses pendidikan selalu tidak sejalan
dengan kenyataan yang dihadapi oleh siswa maupun anak didik, minimal
ditingkat lokal. Padahal proses pendidikan sesungguhnya dijalankan dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan sumberdaya manusia yang (minimal)
sanggup menyelesaikan persoalan lokal yang melingkupinya. Dalam artian, setiap
proses pendidikan seharusnya mengandung berbagai bentuk pelajaran dengan
muatan lokal yang signiflkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga out put
pendidikan
adalah
manusia yang
sanggup
untuk
memetakan
sekaligus
memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Bagaimana
mungkin dapat diperoleh keluaran pendidikan yang mengerti kebutuhan daerah
(lokal) manakala proses belajarnya tidak pemah bersentuhan dengan kebutuhank:ebutuhan yang memang mengakar dalam masyarakat.
Reigeluth & Merrill (197: 20), mengatakan bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh interaksi strategi pembelajaran dengan kondisi pembelajaran.
6
Yang dimaksud kondisi pembelajaran di sini adalah
tujuan dan karakteristik
bidang studi, karakteristik peserta belajar dan hambatan-hambatan atau
keterbatasan-keterbatasan bidang studi.
Sedangkan srategi pembelajaran dalam teori ini dapat di klasifikasikan
menjadi 3 jenis, yaitu: (1) strategi pengorganisasian (organizational strategy), (2)
strategi penyampaian (delivery strategy), (3) strategi pengelolaan (management
strategy).
Organizational strategi adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang
studi yang telah dipilih untuk pengajaran." Mengorganisasi" mengacu pada suatu
tindakan seperti pemilihan isi , penataan isi, pembuatan diagram, format, dan
lainnya yang setingkat dengan itu. Sedangkan Delivery strategy adalah metode
untuk menyampaikan pengajaran kepada si-belajar dan/atau untuk menerima serta
merespon masukan yang berasal dari si-belajar. Media pengajaran merupakan
bidang kajian utama dari strategi ini. Adapun Management strategi adalah
metode untuk menata interaksi antar si-belajar dan variabel metode pengajaran
lainnya yaitu variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pengajaran.
Seperti yang dikemukakan di atas salah satu yang termasuk dalam kondisi
pengajaran adalah karakteristik peserta belajar yang dapat didefinisikan sebagai
aspek-aspek atau kualitas perseorangan peserta belajar. Aspek ini biasanya berupa
gaya berpikir, bakat, minat, motivasi belajar, atau kemampuan awal (basil belajar)
yang telah dirnilikinya. Karakteristik peserta belajar sangat berpengaruh dalam
pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata
pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran agar sesuai
dengan karakteristik perseorangan peserta belajar dan strategi penyampaian.
7
Sebenarnya, begitu banyak karakteristik yang bisa diidentifikasi dalarn diri
peserta belajar yang dapat membawa pengaruh pada pelaksanaan dan hasil
pengajaran secara keseluruhan. Antara lain karakteristik yang berkaitan dengan
gaya berpikir dari peserta belajar yang berguna sebagai pijakan dalarn pemilihan
strategi pengajaran yang optimal. Dalarn hal ini penting untuk meningkatkan
kebermaknaan
pengajaran,
yang
selanjutnya
membawa
darnpak
dalarn
memudahkan proses-proses internal yang berlangsung dalarn diri peserta belajar
ketika belajar.
Jika dilihat dari ketiga strategi pembelajaran yang ada di atas, dapat juga
dihubungkan dengan strategi pembelajaran problem based learning yaitu
termasuk pada golongan strategi pengelolaan pengajaran. Karena merupakan
komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi
antara peserta belajar dengan variabel-variabel metode pengajaran. Strategi ini
berkaitan dengan pengarnbilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan
strategi penyarnpaian mana yang digunakan selama proses pengajaran. Reeigeluth,
Bunderson, dan Merril (1977: 112) mengajukan structural strategy, yang
mengacu kepada cara untuk membuat urutan (flequencing) dan mensintesis
(synthesizing) fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Sequencing
mengacu kepada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing
mengacu kepada upaya untuk menunjukkan kepada peserta belajar keterkaitan
antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam bidang.
Dale Parnell mengatakan bahwa pembelajaran mandiri dapat menjadikan
siswa berhasil. Dalarn buku Contextual Teaching Wor.b!,dia menunjukkan buktibukti yang kuat tentang kemajuan siswa (Parnell, 2001 :76) . Pembelajaran
8
mandiri bisa berhasil karena hal yang alarni bagi anak dapat bertindak secara
mandiri, dan mengambil keputusan sendiri. Juga hal yang alami bagi anak untuk
menemukan hubungan antara ide-ide baru dan situasi mereka sendiri. Semua
manusia,
secara terus
menerus
sadar akan
lingkungan
hidupnya,
dan
menyesuaikan pemikiran serta tindakan mereka untuk menanggapinya.
Dalam belajar sosiologi pada dasarnya diperlukan suatu pola pemikiran
yang logis, rasional dan intelektual, karena objek kajian sosiologi yang dipelajari
adalah sesuatu yang empiris yaitu sekumpulan kenyataan-kenyataan/fakta-fakta
yang teljadi dimasyarakat, didasarkan juga pada teori-teortinya yang pemah ada
dan bagaimana mengungkapkan fakta-fakta tersebut baik yang buruk maupun
yang baik secara analitis.
Belajar sosiologi juga balajar bagaimana melakukan prediksi sosial ke
depan berdasarkan realitas-realitas sosial saat ini. Untuk itu gaya barftkir projektif
yang memberikan sebab dan faktor-faktor yang mungkin akan terwujud pada
masa depan Ainan dan Abdullah (1996:43). Oleh karena itu, perlu ada suatu
pendekatan pembelajaran yang dapat memherikan kemudahan dan meningkatkan
minat dan motivasi siswa untuk mempelajari Ilmu khususnya ilmu Sosiologi
secara baik dan benar. Sehubungan itu, kajian ini mencoba menerapkan
penggunaan strategi Pembelajaran dan pengajaran Contextual Teaching Learning
(CTL) dalam pembelajaran sosiologi dan peningkatan proses gaya berpikir dalarn
pembelajaran.
Penggunaan pembelajaran dengan Pengajaran CTL sebagai suatu upaya
penerapan
Strategi
pembelajaran
yang
diharapkan
dapat
meningkatkan
kemampuan belajar pembelajaran karena para siswa melakukan sebuah usaha
9
yang lebih keras untuk memahami dan mengingat ketika mereka melihat
hubungan-hubungan diantara bahan yang mereka pelajari dengan kehidupan
mereka sendiri. Misalnya: Para siswa bertanya kenapa mereka butuh mempelajari
sebuah mata pelajaran? Atau Apa fungsilkegunaan informasi bagi mereka?. CTL
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan melibatkan para siswa dalam
aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan
konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan demikian para siswa
mendapatkan ilmu atau keahlian-keahlian maupun keterampilan baru untuk
memecahkan sebuah masalah atau melengkapi sebuah tugas yang relevan dengan
kehidupan mereka. Dengan kata lain pembelajaran dengan CTL berhungan erat
dengan masalah yang sedekat mungkin pada situasi kehidupan yang nyata.
Melalui Pengajaran CTL dengan strategi pembelajaran mandiri, yang di
tunjukkan dalam proses pembelajaran melalui metode Problem based learning
dengan menggunakan teknik diiskusi secara kelompok, Diharapkan siswa
semakin dapat memahami proses belajar bermakna. Karena secara langsung siswa
mengamati dan menganalisa proses sosialisasi di masyarakat yang kelak akan
mereka alami dalam kehidupannya sehari hari.
Sedangkan Gaya berpikir Induktif adalah merupakan kemampuan yang
menyimpulkan pemyataan yang dimulai dari beberapa peryataan yang khusus dan
kemudian di simpulkan menjadi pemyataan yang umum. Sedangkan Gaya
berpikir Deduktif adalah kemampuan menyimpulkan dari pemyataan yang umum
menuju pemyataan-pemyatan yang khusus.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
eksperimen terhadap permasalahan tentang penerapan strategi pembelajaran
10
melalui pendekatan Pembelajaran dan Pengajaran CTL) yang diperkirakan dapat
meningkatkan basil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi. Di samping itu
akan disesuiakan dengan gaya berpikir siswa sebagai variabel moderator.
B. ldentitlkasi Masalab
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentiflkasi
permasalahan dalam pembelajaran Sosiologi sebagai berikut: Apakah strategi
pembelajaran menggunakan
CTL dapat membangkitkan minat dan motivasi
belajar siswa? Apakah strategi pembelajaran CTL yang tepat dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar Sosiologi? Bagaimana strategi pembelajaran CTL yang
dilaksanakan oleh guru untuk rnengajar Sosiologi? Bagaimana tingkat gaya
berpikir siswa dalam pembelajaran Sosiologi? Bagaimana basil belajar Sosiologi
yang di peroleh siswa kelas XI IPS MAN 1 Medan? Apakah terdapat perbedaan
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran
CTL dan siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran
konvensional? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai
gaya berpikir tinggi dengan siswa yang memiliki gaya berpikir rendah? Apakah
terdapat interaksi antara strategi pembelajaran CTL dengan gaya berpikir siswa
dalam mempengaruhi hasil belajar Sosiologi.
C. Pembatasan Masalab
Melihat banyak factor-faktor diatas yang diidentifikasi yang diduga
mempengaruhi hasil belajar siswa, maka dari uraian pada latar belakang masalah
dan identifikasi masalah di atas, permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada
11
penggunaan strategi pembelajaran CTL menggunakan belajar dengan kelompok
melalui bimbingan dan strategi belajar dengan kelompok dengan pembelajaran
mandiri. Dan gaya berpikir dibatasi pada gaya berpikir induktif dan deduktif.
D. Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah basil belajar siswa yang diajarkan menggunakan strategi CTL
lebih baik dari pada siswa yang diajarkan menggunakan strategi
pembelajaran konvensional?
2. Apakah basil belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir induktif
lebih baik dari pada siswa yang memiliki gaya berflkir deduktif?.
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir
terhadap hasil belajar sosiologi .
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan peru.musan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk menguji anatar lain :
12
l. Hasil bel~ar
sosiologi siswa yang di ajar menggunakan strategi CTL lebih
baik dari pada siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran
konvensional.
2. Hasil belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir induktif dan
belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif.
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa terhadap
hasil belajar sosiologi.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
pada umwnnya dan pelajaran sosiologi pada khususnya, baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran
dan hubungannya dengan gaya berpikir siswa serta sebagai kerangka acuan
metode penelitian tentang pembelajaran yang sejenis. Secara praktis diharapkan
dapat memberikan informasi tentang ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran
untuk memudahkan siswa dalam menerima pelajaran, disamping itu penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang ada tidaknya pengaruh gaya
berpikir yang berbeda terhadap hasil belajar srtategi, untuk dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi guru sosiologi dalam mernilih strategi pembelajaran,
yang sesuia dengan gaya berpikir yang dimiliki siswa.
98
BABV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan peneletian ini didasarkan temuan-temuan dari data-data
dan basil penelitian pada bab IV sistematika sajiannya dilakukan dengang
memperbatikana tujuan peneltian yang telah dirumuskan dalam Bab I. Adapun
kesimpulan-kesimpulan yang diperoleb antara lain :
1. Hasil belajar sosiologi siswa diajarkan dengan strategi pembelajaran
kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional memiliki keunggulan
masing masing.
2. Strategi pembelajaran konteksual lebih baik. jika di ajarkan kepada siswa
yang memiliki gaya berpikir Induktif, dan Strategi pembelajakan
konvensionallebih baik, jika di ajarkan kepada siswa yang memiliki gaya
berpikir Deduktif.
3. Terdapat interakasi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar induktif
maupun deduktif,
dalam memberikan pengaruh terbadap basil belajar
siswa.
B. Implikasi Penelitan
Peneletian ini menemukan bahwa basil belajar siswa dengan strategi
pembelajaran kontekstual lebih baik dari pada basil belajar siswa dengan strategi
pembelajaran konvensional. Hal ini berimplikasi pada pemilihan strategi
pembelajaran oleb guru. Guru sebaiknya menggunakan strategi pembelajaran
kontekstual dan meninggalkan strategi pembelajaran konvensional.
Kepala
99
sekolah juga sebaiknya menyarankan kepada guru mata pelajaran agar lebib
intensif menggunakan strategi pembelajaran kontekstual. Selanjutnya kepada
Balai Diklat juga dibarapkan berperan aktif dalam memberi informasi dan
pelatihan kepada guru untuk memberi penyegaran kepada guru tentang strategi
pembelajaran. Dengan cara yang demikian maka dibarapkan tetjadi sinergi antara
guru dan kepala sekolah dalam penerapan strategi pembelajaran kontekstual yang
pada akhirnya dapat meningkatkan basil belajar siswa.
Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat perbedaan signiftkan basil
siswa dengan gaya berfikir induktif dan siswa dengan gaya berfikir deduktif.
Dengan demikian maka guru juga sebaiknya tidak monoton dalam alur
pembelajaran. Guru tidak barus selalu menggunakan alur deduktif dalam
pembelajaran. Guru barus memberikan kesempatan kepada siswa dengan gaya
berfikir induktif untuk mendapatkan alur pembelajaran yang sesuai yaitu
pembelajaran induktif. Perubahan alur ini akan mempengaruhi basil belajar siswa
dengan
gaya
berfikir
deduktif.
Dengan
demikian
dibarapkan
tetjadi
kesinambungan antara gaya berftkir siswa dengan alur pembelajaran.
Selanjutnya peneletian ini menemukan bahwa ada interaksi antara strategi
pembelajaran dan gaya belajar induktif maupun deduktif,
dalam memberikan
pengaruh terbadap basil belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa antara strategi
pembelajaran dan gaya berfikir merupakan variabel yang saling mempengaruhi
secara signiftkan
dan berkorelasi. Dengan demikian
antara srategi pembelajaran terbadap gaya berfikir siswa.
diperlukan penyesuaian
100
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil peneltian dan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka
sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai beriktu
I. Bagi siswa khususnya siswa kelas XII IPS MAN I Medan diharpkan lebih
memahami gaya berpikir yang dimiliki, sehigga dapat menentukan langkaIangkah yang tepat dalam belajar yang nantinya dapat dijadikan sebagai
usaha untuk meningkatkan prestasi belajar yang Iebih baik.
2. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru maka diharapkan para
guru untuk lebih memahami gaya berpikir yang dimiliki masing-masing
siswanya,dengan mengetahui cara belajar dan berpikir siswa sehinga guru
dapat membantu siswa memaksimalkan gaya berpikir mereka masingmasing, dengan cara mengidentifikasi cara mengajar apa dan bagaimana
yang lebih ditekankan untuk siswa yang belajar dengan masing-masing
gaya belajar dan gaya berpikir tersebut.
3. Pada guru juga diharapakan untuk menggunakan metode atau strategi
pembelajaran yang dapat dilibatkan keaktifan siswa dalam belajar
terutama dalam belajar kelompok dan memecahkan masalah belajar, salah
satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran kontekstual.
4. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya para peneliti tersebut
dapat melanjutkan peneleti pasca penelitian ini. Hal ini penting agar hasil
penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai
reformasi dunia pendidikan dunia khususnya dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar di kelas.
101
DAFTAR PUSTAKA
Ariktmto, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi 1997 Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bwni
Aksara
Ahmad sabri,2007, Strategi Be/ajar & MicroTeaching, Jakarta,Quanrum Teachin.
Amsal Bakhtiar 2004, Filsafat ilmu sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka
Sinar Harapan.
Arnie Fajar, 2002. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung, Penerbit
Rodakarya
Suwarma, (1999). Epistimologi Dasar Konseptual Strategi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Forum Pendidikan IKIP Padang No.
01 Thn XXXIV.
AI Mukhtar
Blom B. s dkk 1997. Taxonomy ofEducational objective, New. York, Lorman.
Buchori, M. (1995). Tran:formasi Pendidikan, Bandung: Ganaco
Dahar, Ratna Willis. 1989. Teori-teori Be/ajar. Bandung : Gelora Aksara
Pratama.
Elan Priatna Muhammad Iqbal 2006., Dinamika Sosiologi, Bandung , Sinergi.
Elaine B. Johnson, 2008, Contextual Teaching & Learning, sBandung : MLC
Firdaus M. Yunus,2007, Pendidikan berbasis Realitas social, Yogyakarta
Logung pustaka.
Gagne, Robert M,1977. The conditional of Learning New York: Hail, Rinehort
and Winston.
Gagne, Robert M. dan Briggs. Leslie J 1979. Principles of Instructional Design.
New York : Holt Rinehart & Winston.
Imam Syafei, 2003, Panduan Pengajaran KBK Mata Pelajaran Sosiologi, Jakarta
CV Sandila Corp
I. Nyoman Sudana Degeng, 1989, Ilmu Pengetahuan Taksonomi Variabel,
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
102
Jujun S. Suriasumantri, 2005, Filsafat ilmu Sebuah Pengantar popular, Jakarta,
Pustaka Sinar Harapan
Janu Murdijatmoko,2004. Sosiologi, Jakatra, Grafindo.
Joyce dan Weil, I 980 Models of Teaching. Prentice hall International (PHI)
America.
MargaretE. Bell. Gredler 1994. Be/ajar dan Membelajarkan, Jakarta. Raja
Grafindo Persada.
M. sitorus, 2001, Berkenalan dengan Sosio/ogi, Jakarta, Erlangga
May, Roll, 2004 Apakah anda cukup berani untuk kreatif, Jakarta: Teraju
Mulyasa, 2005 Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Be/ajar (KBK), Bandung,
Penerbit Cipta Cekas Graftka.
Niniek Sriwahyuni. Yusniati,2007, Manusia dan Maryarakat, Jakarta, Ganeca
Nurseno, 2004. Kompetensi Dasar Sosiologi, Solo, Tiga serangkai Pustaka
Mandiri.
Nasution S. 1992, Metode Penelitian Naturallistik Kua/itatif, Bandung, Tarsito.
Nasution S. 2003. Metode Penelitian Natura/istik Inkuiri. Bandung : Tarsito
Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana
Oemar Hamalik, 1995. Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung, Penerbit Bumi
Akasara.
Pabundu Tika. Amin. Andi Sopandi. Mita Widyastuti,2008., Ilmu Pengetahuan
Sosial Sosiologi, Jakarta, Bumi aksara.
Poerwadarminta, 1984 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai pustaka.
Rakhmat Jalaluddin, 2001, Psilwlogi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya
Rafael Raga Maran,2007, Pengantar Logika, Jakarta :Grasindo.
Sudjana, N, 1989, Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta, Reneka Cipta.
Sastrapadja, 1990. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar-Mengajar,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukardi,2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yokyakarta, Bumi Aksara.
103
Setjoatmojo, P. (1983). "Pembaharuan Konsep Kemanusiaan da/am Pendidikan"
Makalah . Kumpulan karangan IKIP Malang.
Strategi Be/ajar PPGI 2170,1995, Jakasrta. Universitas terbuka.
Sardiman, A.M.2000. lnteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Sagala, Syaiful.2005. Konsep dan Malena Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Tilaar, H.A.R. (1995) Pembangunan Pendidikan Nasiona/ 1945-1995; Suatu
Analisis Kebijakan. Jakarta: Grasindo.
Thilling, B. & Hood, P. (1999), "Learning, Technology, and Education; Reform
in Knowledge Age or " We're Wired, Webbed, and Windowed, now
what?" Educational Technology. Journal. May-June Edition.
Yoshida, D.E. (2003). Pendidikanyang Berkeberatan, Online. Pada: www.
Sinarharapan.co.id. 20 Desember 2004.
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
kekuatan dan Rahmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses
penulisannya penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat
Bimbingan Pembimbing dan Motivasi dari saudara serta rekan-rekan mahasiswa
Pascasarjana akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
ucapkan terimakasih yang tulus kepada :
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd, Rektor Universitas Negeri Medan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di
Program Pascasarjana Unimed dan Bapak Prof Dr. Belferik Manulang, Direktur
Pascasarjana Unimed yang telah memberikan bantuan administrasi di Program
Pascasarjana Unimed.
Bapak Dr. Julaga Situmorang, M.Pd. dan Bapak Prof. Dr. Sukimo, M. Pd.
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan serta
bimbingan.
Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M. Pd. Dan Bapak Dr. Syaiful Sagala
M.Pd., serta Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S.
Nara sumber yang telah
memberikan masukan derni kesempumaan tesis ini.
Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan dan Bapak Dr. Sahat Siagian, M.Pd., Sekretaris Program Studi Teknologi
Pendidikan atas segala motivasi dan bantuannya.
Bapak I Ibu dosen
Program Studi
Teknologi
Pendidikan,
Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan berbagai ilmu
pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan dan tak terlupakan juga rekan
mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan Studi Teknologi Pendidikan.
iii
Ayahanda Aim. Harun Nasution dan Ibunda Aim. Rumondang Lubis yang
telah membesarkan, membimbing dan memberikan pendidikan sehingga penulis dapat
mencapai Magister Pendidikan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini dan
masa yang akan datang.
Medan, 9 Juni 2009
Penulis,
VERA ANDRIYANI
NIM. 065020419
iv
ABSTRAK
Vera Andriyani, 065020419. Pengarub Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Gaya
Berpiki.- Te.-hadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa MAN l MedaD. Tesis, Medan Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetabui: (I) basil belajar siswa yang diajarkan
menggunakan Strategi pembelajaran CTL dan Strategi pembelajaran koavensional, (2) basil belajar
sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir induktif dan basil belajar sosiologi siswa yang memiliki
gaya berpikir deduktit: (3) ada tidaknya interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa
terhadap basil belajar sosiologi
Hipoteis dalam penelitian ini adalab : (l) Terdapat perbedaan basil belajar sosiologi siswa
yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kontekstual dan siswa yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran konvensional, (2) Terdapat perbedaan basil belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya
berpikir induktif dengan basil belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif. (3)
Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap basil belajar sosiologi siswa
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XII IPS yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu
kelompok A sebanyak. 25 orang dan kelompok R sebayak 25 orang siswa. Teknik pengambilan sample
dengan menggunakan random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimen
dengan desain penelitian 2 X 2 dengan teknik analisis varians (Ananva). Instrumen yang digunakan
untuk menjaring data adalah soal tes basil belajar, dan kuisioner gaya berpikir. Uji coba instrumen
penelitian dengan menggunakan runms product moment untuk uji validitas dan KR-20 untuk uji
rebabilitas.
Hasil pengujian mengungkap bahwa: (I) basil belajar sosiologi siswa yang diajarkan dengan
strategi pembelajaran kontekstual (CTL) lebih baik dari basil belajar siswa yang diajarkan dengan
strategi pembelajaran konvensional, (2) basil belajar siswa yang memiliki gaya berpikir Induktiflebih
baik dari pada basil belajar siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif, Dalam hal ini, basil belajar
sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir induktip lebih baik jika diajar dengan strategi
pembelajaran kontekstual dari pada menggunakan strategi pembelajaran deduktif. Tetapi basil belajar
sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif lebib unggul jika diajar dengan strategi belajar
konvensional, (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir induktif maupun
deduktif, dalant memberikan pengaruh tethadap hasH belajar siswa,
Kesimpulan ini memberikan mak.na bahwa; (l) Hasil belajar sosiologi siswa diajarkan dengan
strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional memiliki keunggulan
masing-masing, (2} J basil belajar siswa yang memiliki gaya berpikir laduktif lebih baik dari pada
basil belajar siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif, Dalam hal ini, basil belajar sosiologi siswa
yang memiliki gaya berpikir induktip lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual
dari pada menggunakan strategi pembelajaran deduktif. Tetapi basil belajar sosiologi siswa yang
memiliki gaya berpikir deduktif lebih unggul jika diajar dengan strategi belajar konvensional, (3)
terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir induktif maupun deduktif terhadap
basil belajar siswa.
(l) Bagi siswa kbustrsnya siswa kelas
Saran saran yang di ajukan datam penelitian ini adlb~
XII IPS MAN I Medan diharpkan lebih memahami gaya berpikir yang dimiliki, sehigga dapat
menentukan langka-langkah yang tepat dalam belajar yang nantinya dapat dijadikan sebagai usaha
untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik, (2) Dalam rangka meningkatkan profesionalisme
guru maka diharapkan para guru untuk lebih memahami gaya berpikir yang dimiliki masing-masing
siswanya,dengan mengetabui cara belajar dan berpikir siswa sehinga guru dapat membantu siswa
memaksimalkan gaya berpikir mereka masing-masing, dengan cara mengidentifikasi cara mengajar apa
dan bagaimana yang lebih ditekankan untuk siswa yang belajar dengan masing-masing gaya belajar
dan gaya berpikir tersebut, (3) Pada guru juga diharapakan untuk menggunakan metode atau strategi
pembelajaran yang dapat dilibatkan keak.tifan siswa dalam belajar terutama dalam belajar kelompok
dan memecahkan masatah belajar, salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran kontekstual;
(4) Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya para peneliti tersebut dapat melanjutkan
peneleti pasca penelitian ini. Hal ini penting agar basil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang
teori maupun sebagai refonnasi dunia pendidikan dunia khususnya da1am pelaksanaan proses belajar
mengajar di kelas.
ABSTRACT
Vera Andriyani, 065020419. The Effect of Contextual Teaching learning (CTL) Strategy and The Style
of Thinking to the Result of learning Sociology of the students of MAN I Medan. Thesis. Medan. Post
Graduate Program The State University ofMedan (UNIMED) 2009.
The Study was intended to know : (I) the learning result of students who were taught by using
contextual teaching learning (CTL) strategy and conventional teachinglearning strategy, (2) the result
of learning sociology of the students who had inductive thinking style and the result of learning
sociology of the students who had deductive thinking style, (3) whether or not there was interaction
between the teaching learning strategy and the thinking style of students to the result of learning
sociology.
The hypothesis of the study were: (I) there was significant difference between the result of
learning sociology of the students who were taught by using contextual teaching learning (CTL)
strategy and those who were taught using conventional teaching learning strategy, (2) there was
difference between the result oflearning sociology of the students who had inductive thinking style, (3)
there was interaction between teaching learning strategy and the style of thinking to the result of
learning sociology of the students.
The study was conducted to the social seience class XII students that were divided into two
group, namely, Group A with 25 students and group B with 25 students. The technique of taking the
sample was by using random sampling. The method of the study used was Quasi- Experiment with the
research design 2 X 2 with the Analysis of varians technique ( ANAVA ). The instrumens used to get
the data were item test of the result oflearning and Questionaire for the style of thinking. The try out of
the research instruments was by using the formula of product moment to test the validity and KR - 20
to test the reliability.
The result of the test showed that : (I) the result of learning sociology of the students who
were taught by using CTL was better than those who were taught by using conventional teaching
learning strategy, (2) the learning result of the students who had inductive thinking style was better
than those who had deductive thinking style. In this case, the result of learning sociology of the
students who had inductive thinking style was better if they were taught by using deductive teaching
learning strategy. However, the result oflearning style was more dominant if they were taught by using
conventional teaching learning strategy, (3) th.ere was interaction between teaching learning strategy
and either inductive thinking style or deductive: one in giving effect to the students learning result.
The suggertions proposed in the study were : (l) for students especially the social science
class XII students of MAN I Medan were expected to understand more about the style of thinking had,
so that they could decide the proper steps in the future learning, which could finally be used to enhance
better learning prestige, (2) in the way of increasing teacher's professionalism, so it was expected that
teachers understand more about every student's thinking style, by knowing the way of learning and the
style of thinking of students, teacher could help students to maximize the style of thinkng of each, by
identifying the way of teaching what and whkh was more stressed for the students who learn by using
each style of learning and style of thinking (3) for teachers, thy were also axpected to use teaching
methods or strategy which involve students' activeness in learning especially in the group of learning
and solve learning problem, one of the ways was by applying the contextual teaching learning (CTL)
strategy, (4) for the researcher, it was suggested that further researcher, coul continue the following
research after this research it was important that the theory balancer or as the reformation of the
education world especially in conducting the t(:acbing learning process in the class.
II
DAFTARISI
ABSTRAK ..................................................................................................... .
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR lSI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFT AR LAMPIRAN ..................................................................................
X
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ .
B. ldentifikasi Masalah. ......................................................................
10
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
10
D. Perumusan Masalah .......................................................................
11
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
11
F. Manfaat Pene1itian ..... .... .... ... .. .. .. .. ... .. ..... ........... ... ....... ... ..... ....... ...
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS .............................................................
13
A. Deskripsi Teoritis...........................................................................
13
B. Hakikat Strategi Pembelajaran.......................................................
19
C. Hakikat Gaya Belajar .....................................................................
35
D. Hakikat Gaya Berpikir ...................................................................
38
E. Penelitian Yang Re1evan ................................................................
45
F. Kerangka Berpikir ..........................................................................
49
G. Hipotesis.........................................................................................
54
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................
55
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................
55
B. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................
55
C Metode Penelitian...........................................................................
55
D. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional...............................
56
E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan .............................................
58
F. Pengontrolan Perlakuan..................................................................
62
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.....................................
63
v
H. Uji Coba Instumen Penelitian ........................................................
66
BAB IV PAPARAN DAN HASIL PENELITIAN .......................................
70
A. Deskripsi Data................................................................................
70
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data..............................................
79
C. Pengujian Hipotesis........................................................................
82
D. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................
88
E. Keterbatasan Penelitian..................................................................
96
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 98
A. Kesimpulan ......................................................................................
98
B. Implikasi Penelitian..........................................................................
98
C. Saran.................................................................................................
100
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
101
vi
DAFTART ABEL
Tabel 1 . Hasil UAS IUS Mata Pelajaran Sosiologi MAN I Medan .............
3
Tabel 2 . Perbedaan Strategi Belajar Berbasis Lingkungan Dengan Stategi
Belajar Konvensional ................................... ................................. 34
Tabel3.
Tahap Pembelajaran Model Belajar Empiris Induktif..................... 42
Tabel 4 . Desain Faktorial2 x 2 ................................................................... 56
Tabel 5.
Rancangan Penelitian ....................................................................
Tabel 6.
Kisi-Kisi Test Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI IPS MAN 1
61
Medan Materi Struktur Sosial Dalam Fenomena Kehidupan ........ 64
Tabel 7.
Dimensi Dimensi Intrumen Gaya Berpikir ....................................
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
66
Kontekstual .................................................................................... 70
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Belajar Sosiologi Kelompok
Konvensional..................................................................................
71
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Gaya
Berpikir Induktif.... .. ..... ... ... ... .... .. ..... .. ... ... .... .. ... ......... ... ...... ... ..... .. .
72
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Gaya
Berpikir Deduktif.. ... ........ .... ............... .. ........ ..... ... ... .. .. ... .. .. .... .......
73
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok
Kontekstual dan Memiliki Gaya Berpikir Induktif .......................
75
Tabel13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok
Kontekstual dan Memiliki Gaya Berpikir Deduktif.......................
76
Tabel14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok
Konvensional dan Memiliki Gaya Berpikir lnduktif .....................
vii
77
Tabel15 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok
Konvensional dan Memiliki Gaya Berpikir Deduktif....................
78
Tabell6. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sampel dengan Uji Liliefors
(a=0.05) ......................................................................................
79
Tabel17. Ringkasan Uji Homogenitas Kelompok Strategi
Pembelajaran ..................................................................................
80
Tabel 18. Ringkasan Uji Homogenitas Kelompok Gaya Berpikir .................
81
Tabell9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi dengan
Uji Barlett.......................................................................................
81
Tabel20. Hasil Pengujian Homogenitas Variansi Populasi dengan Uji
Barlett.............................................................................................
82
Tabel 21. Ringkaan Deskripsi Statistik Hasil Belajar Sosiologi Siswa
Secara Keseluruhan ......................................... ...............................
82
Tabel 22. Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Dua Jalur .........................
83
Tabe1 23. Ringkasan Hasil Perhitungan Perbandingan Ganda (Uji
Scheffe) ...... ...... ... .... .. ... ... ...... .. ... .. ... ..... .. .... .. .. .. ... ...... .. ..... .. .... .... .. .
Vlll
85
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Kontekstual .. ...... ......... .. ..... ..... .. ....... .... ......... .... .. ..... .. ....... .. .... .. .. ...... ..
71
Gambar 2. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Konvensional..................................................................................... ..
72
Gambar 3. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok Gaya
Berpikir lnduktif..................................................................................
73
Gambar 4. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa KelompokGaya
Berpikir Deduktif ................................................................................
74
Gambar 5. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Kontekstual dan Memiliki Gaya Berpikir lnduktif .............................
75
Gambar 6. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kontekstual dan
Memiliki Gaya Berpikir Deduktif.......................................................
76
Gambar 7. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Konvensional dan Memiliki Gaya Berpikir Induktif ..........................
78
Gambar 8. Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelompok
Konvensional dan Memiliki Gaya Berpikir Dedukti ..........................
79
Gambar 9. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir.................
88
lX
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I. Soal sosioiogi yang akan Diujikan ke Siswa Materi Peiajaran
Perubahan sosial dan Dampaknya dalam Kehidupan
Bermasyarakat ............................................................ ............ ..........
I 04
Larnpiran 2. Kuesioner gaya Berpikir ..................................................................
I 09
Larnpiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................
Ill
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................
118
Lampiran 5. Skenario pembelajaran CTL berbasis portopolio ..........................
124
Lampiran 6. Skenario Pembelajaran CTL Persiapan Kegiatan Siswa di
Lapangan .........................................................................................
129
Lampiran 7. Contoh Penghitungan Uji Coba lnstrumen .....................................
130
Lampiran 8. Deskripsi Data Pene1itian ................................................................
136
Lampiran 9. Uji Prasyarat ....................................................................................
148
Larnpiran I 0 Pengujian Hipotesis .........................................................................
I 56
X
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran adalah suatu proses komunikasi Edukatif antara
pendidik dan peserta didik. Peran pendidik membantu dan membimbing peserta
didik untuk mencapai tingkat kedewasaan sehingga mampu
met~adi
anggota
masyarakat yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh cepatnya perkembangan
dan perubahan teknologi. Cepatnya perkembangan fakta dan konsep sains ini
seolah tidak mungkin dipelajari oleh siswa tanpa bantuan dan bimbingan
pendidikan .. Dalam hal inilah pendidik memainkan peran dan fungsinya sebagai
fasilitator, motivator dan edukator dalam mendidik dan membimbing siswa untuk
mampu berflkir, menganalisa dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sehingga siswa memiliki sensitifitas terhadap berbagai isu yang berkembang di
masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan konsep materi pelajaran.
Tantangan yang dihadapi sekolah di Indonesia dalam menunaikan peran
dan fungsinya terakumulasi dalam tiga masalah penting, yaitu bagaimana budaya
menjadi akar dan sumber bagi pendidikan, pendidikan bagi pembangunan dan
pendidikan menghadapi kehidupan global (Tilaar, 2000 : 1- 45, Johnson, 1969 :
262-364). Proses pendidikan tidak bisa dilepaskan dari budaya yang berkembang
dalam masyarakat. Karena pendidikan sendiri lahir sebagai refleksi budaya dan
secara
timbal
balik
mempengaruhi
perkembangan
budaya
itu
sendiri
(Brameld,l950 : 12). Demikian juga pendidikan berperan secara dinamis dalam
pembangunan. Sutisna (1977 : 38-40) berpendapat bahwa pendidikan berfungsi
2
mengubah sikap mental tradisional dan menggalakkan inovasi serta penyebaran
kebudayaan seluas mungkin.
Fungsi ini
me~adi
faktor yang sanggup
mempengaruhi secara kreatif pola dan perilaku masyarakat ke arah perubahan
positif sebagai bekal pembangunan. Sehingga pendidikan dalam pembangunan
diyakini sebagai lembaga investasi sumber daya manusia (Investment of human
capital) (Tilaar : 1995 : 56-70). Konsekuensi dari kehidupan global bagi
pendidikan adalah kemampuan sekolah untuk memberikan kepada anak didik
kesiapan dan kesadaran tentang dunia yang mereka huni. Konsep sating
ketergantungan, wawasan global, dan kerjasama antara bangsa merupakan
keterampilan yang perlu dikembangkan oleh sekolah dalam memasuki era global
(Buchori, 1995: 140-144).
Ketika pendidikan berhubungan dengan tujuan pembangunan, maka
pendidikan menjadi alat strategis memicu kesiapan pelaksana pembangunan
khususnya generasi muda sebagai tulang punggung. Generasi muda selayaknya
dibekali dengan pengalaman belajar yang akan mempersiapkan dirinya menjadi
warga negara dengan wawasan dan sikap yang benar terhadap pembangunan.
Pendidikan juga perlu menciptakan kondisi yang kondusif agar nation and
character building betul-betul tercapai. Untuk menuju arah ini dalam konsep
pembelajarannya, pendidikan berusaha mengembangkan kompetensi individu
peserta didik sehingga mereka mampu menyelesaikan persoalan-persoalan
pembangunan dan berpartisipasi aktif di dalamnya. Keberhasilan sebagai individu
akan membentuk citra diri yang berkarakter, sumber daya manusia berkualitas,
serta mempunyai pandangan yang luas dalam berbagai ilmu dan teknologi
(Setjotmojo: 1983 :43).Keberhasilan sebagai bangsa adalah memberikan citra
3
positif dalam pembentukan sumber daya manusia seutuhnya serta identitas bangsa
yang cerdas sehingga mampu sejajar dan berkembang dengan bangsa-bangsa
lain(Yoshida: 2004 : 90).
Selain itu pendidikan juga berhadapan dengan persoalan-persoalan yang
terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada
abad ke- 21 kita berhadapan dengan era pasca industri yaitu abad informasi dan
pengetahuan (trilling & Hood: 1999: 163 ).
Era informasi dan pengetahuan berpengaruh besar terhadap paradigma
pendidikan. Percepatan dan perkembangan informasi dan teknologi menurut
spesifikasi khusus terutama dalam lapangan kehidupan dan berimbas pada sikap
dunia pendidikan menjawab tantangan ini. Menurut Ani (2003: 67) perkembangan
ini berdampak pada cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang
terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen, serta perubahan pola
hubungan antara mereka.
Namun pada kenyataan yang terjadi dilapangan hasil belajar Sosiologi
secara umum tergolong masih rendah, misalnya di MAN 1 Medan dari tahun
pelajaran 2004 - 2005 sampai 2007 - 2008 masih belum menunjukkan kemajuan
yang signifikan. Hal ini terlihat dari Gambar hasil nilai ujian akhir siswa MAN I
Medan pada mata pelajaran sosiologi.
Tabell
Hasil UAS/US Mata Pelajaran Sosiologi
MAN1Medan
Tahun
Nilai Rata-Rata
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
2004-2005
65
48
85
2005-2006
65
55
90
2006-2007
68
58
88
2007-2008
70
55
90
4
Sedangkan gambaran hasil belajar sosiologi secara khusus masih
menWljukkan lebih banyak pada hasil rata-rata nilai yang ada dari pada basil nilai
tertinggi. Ini
di~ukan
pada setiap kelas IPS XII Siswa yang memiliki nilai
rata- rata jumlahnya lebih banyak dari nilai tertinggi (hampir 60 % dari nilai
tertinggi dan terendah).
Proses pembelajaran sosiologi yang berlangsWlg di MAN 1 Medan, masih
menWljukkan pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran konvensional.
Antara lain proses pembelajaran masih berlangsWlg satu arah yaitu; guru yang
lebih dominan menyampaikan imformasi ke siswa, dan siswa di anjurkan
menguasai materi pembelajaran dengan menghapal konsep-konsep yang ada yang
nantinya akan di hapalkan satu-persatu di depan kelas. Hal ini hanya
menWljukkan pembelajaran yang berupa hapalan bukan pembelajaran yang
bermakna, dimana siswa tidak dapat mengetahui dan memahami pembelajaran
yang sebenarnya dan proses pembelajaran tersebut kurang berkesan dalam diri
peserta belajar.
Di lapangan, banyak para gurulpendidik pada kenyataannya telah
menghilangkan salah satu komponen dalam proses pembelajarannya Yaitu
penggooaan media pendidikan. Keadaan ini "diperparah"lagi dengan adanya
kebiasaan guru yang mengabaikan variasi metode dalam proses pembelajarnnya.
Akibatnya, proses pembelajaran, terutama Wltuk lingkup materi pelajaran
sosiologi sebagai salah satu pendidikan IPS, tidak seoptimal yang di harapkan. Ia
telah terjebak ke dalam rutinitas metode ceramah pasif-monolog dan proses
"menghafal"materi pelajaran. Hal ini telah diWlgkap pula oleh Al Muktar
(1999:70) yang mengatakan:
5
"Kelemahan IPS selama ini terletak pada proses belajar, proses belajar masih lemah
dan terperangkap pada "proses menghapal" menyentuh kognitif tingkat rendah.
Proses belajar belum mengembangkan kemampuan berfikir tingkat
tinggi .... Kualitas partisipasi siswa dalam belajar masih rendah, mereka belum
diperankan sebagai pembelajar yang secara mandiri melakukan kegiatan belajar.
Lebih dari itu, belajar belum diartikan sebagai pengembangan potensi berfikir,
posisi penerima masih banyak dilakukan oleh siswa. Begitu pula siswa belum
dilibatkan secara optimal dalam pembentukan konsep berdasarkan potensi
intelektual dan emosional dirinya sendiri. Konsep siswa belum dijadikan basis
pembelajaran dalam IPS".
Pembelajaran Sosiologi terperangkap pada proses balajar menghapal, dan
oleh karenanya pula ia hanya menyentuh kognitif tingkat rendah yang dalam
taxonorni Bloom termasuk dalam kategori merecall. Karena proses belajarnya
masih bersifat menghapal, maka jelas tidak akan ada pertisipasi siswa dalam
proses pembelajarannya, akhirnya berdampak pada penitian pengembangan
potensi pikir emosi dan potensi sosialnya.
Selama ini yang terjadi adalah proses pendidikan selalu tidak sejalan
dengan kenyataan yang dihadapi oleh siswa maupun anak didik, minimal
ditingkat lokal. Padahal proses pendidikan sesungguhnya dijalankan dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan sumberdaya manusia yang (minimal)
sanggup menyelesaikan persoalan lokal yang melingkupinya. Dalam artian, setiap
proses pendidikan seharusnya mengandung berbagai bentuk pelajaran dengan
muatan lokal yang signiflkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga out put
pendidikan
adalah
manusia yang
sanggup
untuk
memetakan
sekaligus
memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Bagaimana
mungkin dapat diperoleh keluaran pendidikan yang mengerti kebutuhan daerah
(lokal) manakala proses belajarnya tidak pemah bersentuhan dengan kebutuhank:ebutuhan yang memang mengakar dalam masyarakat.
Reigeluth & Merrill (197: 20), mengatakan bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh interaksi strategi pembelajaran dengan kondisi pembelajaran.
6
Yang dimaksud kondisi pembelajaran di sini adalah
tujuan dan karakteristik
bidang studi, karakteristik peserta belajar dan hambatan-hambatan atau
keterbatasan-keterbatasan bidang studi.
Sedangkan srategi pembelajaran dalam teori ini dapat di klasifikasikan
menjadi 3 jenis, yaitu: (1) strategi pengorganisasian (organizational strategy), (2)
strategi penyampaian (delivery strategy), (3) strategi pengelolaan (management
strategy).
Organizational strategi adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang
studi yang telah dipilih untuk pengajaran." Mengorganisasi" mengacu pada suatu
tindakan seperti pemilihan isi , penataan isi, pembuatan diagram, format, dan
lainnya yang setingkat dengan itu. Sedangkan Delivery strategy adalah metode
untuk menyampaikan pengajaran kepada si-belajar dan/atau untuk menerima serta
merespon masukan yang berasal dari si-belajar. Media pengajaran merupakan
bidang kajian utama dari strategi ini. Adapun Management strategi adalah
metode untuk menata interaksi antar si-belajar dan variabel metode pengajaran
lainnya yaitu variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pengajaran.
Seperti yang dikemukakan di atas salah satu yang termasuk dalam kondisi
pengajaran adalah karakteristik peserta belajar yang dapat didefinisikan sebagai
aspek-aspek atau kualitas perseorangan peserta belajar. Aspek ini biasanya berupa
gaya berpikir, bakat, minat, motivasi belajar, atau kemampuan awal (basil belajar)
yang telah dirnilikinya. Karakteristik peserta belajar sangat berpengaruh dalam
pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata
pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran agar sesuai
dengan karakteristik perseorangan peserta belajar dan strategi penyampaian.
7
Sebenarnya, begitu banyak karakteristik yang bisa diidentifikasi dalarn diri
peserta belajar yang dapat membawa pengaruh pada pelaksanaan dan hasil
pengajaran secara keseluruhan. Antara lain karakteristik yang berkaitan dengan
gaya berpikir dari peserta belajar yang berguna sebagai pijakan dalarn pemilihan
strategi pengajaran yang optimal. Dalarn hal ini penting untuk meningkatkan
kebermaknaan
pengajaran,
yang
selanjutnya
membawa
darnpak
dalarn
memudahkan proses-proses internal yang berlangsung dalarn diri peserta belajar
ketika belajar.
Jika dilihat dari ketiga strategi pembelajaran yang ada di atas, dapat juga
dihubungkan dengan strategi pembelajaran problem based learning yaitu
termasuk pada golongan strategi pengelolaan pengajaran. Karena merupakan
komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi
antara peserta belajar dengan variabel-variabel metode pengajaran. Strategi ini
berkaitan dengan pengarnbilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan
strategi penyarnpaian mana yang digunakan selama proses pengajaran. Reeigeluth,
Bunderson, dan Merril (1977: 112) mengajukan structural strategy, yang
mengacu kepada cara untuk membuat urutan (flequencing) dan mensintesis
(synthesizing) fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Sequencing
mengacu kepada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing
mengacu kepada upaya untuk menunjukkan kepada peserta belajar keterkaitan
antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam bidang.
Dale Parnell mengatakan bahwa pembelajaran mandiri dapat menjadikan
siswa berhasil. Dalarn buku Contextual Teaching Wor.b!,dia menunjukkan buktibukti yang kuat tentang kemajuan siswa (Parnell, 2001 :76) . Pembelajaran
8
mandiri bisa berhasil karena hal yang alarni bagi anak dapat bertindak secara
mandiri, dan mengambil keputusan sendiri. Juga hal yang alami bagi anak untuk
menemukan hubungan antara ide-ide baru dan situasi mereka sendiri. Semua
manusia,
secara terus
menerus
sadar akan
lingkungan
hidupnya,
dan
menyesuaikan pemikiran serta tindakan mereka untuk menanggapinya.
Dalam belajar sosiologi pada dasarnya diperlukan suatu pola pemikiran
yang logis, rasional dan intelektual, karena objek kajian sosiologi yang dipelajari
adalah sesuatu yang empiris yaitu sekumpulan kenyataan-kenyataan/fakta-fakta
yang teljadi dimasyarakat, didasarkan juga pada teori-teortinya yang pemah ada
dan bagaimana mengungkapkan fakta-fakta tersebut baik yang buruk maupun
yang baik secara analitis.
Belajar sosiologi juga balajar bagaimana melakukan prediksi sosial ke
depan berdasarkan realitas-realitas sosial saat ini. Untuk itu gaya barftkir projektif
yang memberikan sebab dan faktor-faktor yang mungkin akan terwujud pada
masa depan Ainan dan Abdullah (1996:43). Oleh karena itu, perlu ada suatu
pendekatan pembelajaran yang dapat memherikan kemudahan dan meningkatkan
minat dan motivasi siswa untuk mempelajari Ilmu khususnya ilmu Sosiologi
secara baik dan benar. Sehubungan itu, kajian ini mencoba menerapkan
penggunaan strategi Pembelajaran dan pengajaran Contextual Teaching Learning
(CTL) dalam pembelajaran sosiologi dan peningkatan proses gaya berpikir dalarn
pembelajaran.
Penggunaan pembelajaran dengan Pengajaran CTL sebagai suatu upaya
penerapan
Strategi
pembelajaran
yang
diharapkan
dapat
meningkatkan
kemampuan belajar pembelajaran karena para siswa melakukan sebuah usaha
9
yang lebih keras untuk memahami dan mengingat ketika mereka melihat
hubungan-hubungan diantara bahan yang mereka pelajari dengan kehidupan
mereka sendiri. Misalnya: Para siswa bertanya kenapa mereka butuh mempelajari
sebuah mata pelajaran? Atau Apa fungsilkegunaan informasi bagi mereka?. CTL
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan melibatkan para siswa dalam
aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan
konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan demikian para siswa
mendapatkan ilmu atau keahlian-keahlian maupun keterampilan baru untuk
memecahkan sebuah masalah atau melengkapi sebuah tugas yang relevan dengan
kehidupan mereka. Dengan kata lain pembelajaran dengan CTL berhungan erat
dengan masalah yang sedekat mungkin pada situasi kehidupan yang nyata.
Melalui Pengajaran CTL dengan strategi pembelajaran mandiri, yang di
tunjukkan dalam proses pembelajaran melalui metode Problem based learning
dengan menggunakan teknik diiskusi secara kelompok, Diharapkan siswa
semakin dapat memahami proses belajar bermakna. Karena secara langsung siswa
mengamati dan menganalisa proses sosialisasi di masyarakat yang kelak akan
mereka alami dalam kehidupannya sehari hari.
Sedangkan Gaya berpikir Induktif adalah merupakan kemampuan yang
menyimpulkan pemyataan yang dimulai dari beberapa peryataan yang khusus dan
kemudian di simpulkan menjadi pemyataan yang umum. Sedangkan Gaya
berpikir Deduktif adalah kemampuan menyimpulkan dari pemyataan yang umum
menuju pemyataan-pemyatan yang khusus.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
eksperimen terhadap permasalahan tentang penerapan strategi pembelajaran
10
melalui pendekatan Pembelajaran dan Pengajaran CTL) yang diperkirakan dapat
meningkatkan basil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi. Di samping itu
akan disesuiakan dengan gaya berpikir siswa sebagai variabel moderator.
B. ldentitlkasi Masalab
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentiflkasi
permasalahan dalam pembelajaran Sosiologi sebagai berikut: Apakah strategi
pembelajaran menggunakan
CTL dapat membangkitkan minat dan motivasi
belajar siswa? Apakah strategi pembelajaran CTL yang tepat dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar Sosiologi? Bagaimana strategi pembelajaran CTL yang
dilaksanakan oleh guru untuk rnengajar Sosiologi? Bagaimana tingkat gaya
berpikir siswa dalam pembelajaran Sosiologi? Bagaimana basil belajar Sosiologi
yang di peroleh siswa kelas XI IPS MAN 1 Medan? Apakah terdapat perbedaan
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran
CTL dan siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran
konvensional? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai
gaya berpikir tinggi dengan siswa yang memiliki gaya berpikir rendah? Apakah
terdapat interaksi antara strategi pembelajaran CTL dengan gaya berpikir siswa
dalam mempengaruhi hasil belajar Sosiologi.
C. Pembatasan Masalab
Melihat banyak factor-faktor diatas yang diidentifikasi yang diduga
mempengaruhi hasil belajar siswa, maka dari uraian pada latar belakang masalah
dan identifikasi masalah di atas, permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada
11
penggunaan strategi pembelajaran CTL menggunakan belajar dengan kelompok
melalui bimbingan dan strategi belajar dengan kelompok dengan pembelajaran
mandiri. Dan gaya berpikir dibatasi pada gaya berpikir induktif dan deduktif.
D. Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah basil belajar siswa yang diajarkan menggunakan strategi CTL
lebih baik dari pada siswa yang diajarkan menggunakan strategi
pembelajaran konvensional?
2. Apakah basil belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir induktif
lebih baik dari pada siswa yang memiliki gaya berflkir deduktif?.
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir
terhadap hasil belajar sosiologi .
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan peru.musan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk menguji anatar lain :
12
l. Hasil bel~ar
sosiologi siswa yang di ajar menggunakan strategi CTL lebih
baik dari pada siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran
konvensional.
2. Hasil belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir induktif dan
belajar sosiologi siswa yang memiliki gaya berpikir deduktif.
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa terhadap
hasil belajar sosiologi.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
pada umwnnya dan pelajaran sosiologi pada khususnya, baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran
dan hubungannya dengan gaya berpikir siswa serta sebagai kerangka acuan
metode penelitian tentang pembelajaran yang sejenis. Secara praktis diharapkan
dapat memberikan informasi tentang ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran
untuk memudahkan siswa dalam menerima pelajaran, disamping itu penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang ada tidaknya pengaruh gaya
berpikir yang berbeda terhadap hasil belajar srtategi, untuk dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi guru sosiologi dalam mernilih strategi pembelajaran,
yang sesuia dengan gaya berpikir yang dimiliki siswa.
98
BABV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan peneletian ini didasarkan temuan-temuan dari data-data
dan basil penelitian pada bab IV sistematika sajiannya dilakukan dengang
memperbatikana tujuan peneltian yang telah dirumuskan dalam Bab I. Adapun
kesimpulan-kesimpulan yang diperoleb antara lain :
1. Hasil belajar sosiologi siswa diajarkan dengan strategi pembelajaran
kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional memiliki keunggulan
masing masing.
2. Strategi pembelajaran konteksual lebih baik. jika di ajarkan kepada siswa
yang memiliki gaya berpikir Induktif, dan Strategi pembelajakan
konvensionallebih baik, jika di ajarkan kepada siswa yang memiliki gaya
berpikir Deduktif.
3. Terdapat interakasi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar induktif
maupun deduktif,
dalam memberikan pengaruh terbadap basil belajar
siswa.
B. Implikasi Penelitan
Peneletian ini menemukan bahwa basil belajar siswa dengan strategi
pembelajaran kontekstual lebih baik dari pada basil belajar siswa dengan strategi
pembelajaran konvensional. Hal ini berimplikasi pada pemilihan strategi
pembelajaran oleb guru. Guru sebaiknya menggunakan strategi pembelajaran
kontekstual dan meninggalkan strategi pembelajaran konvensional.
Kepala
99
sekolah juga sebaiknya menyarankan kepada guru mata pelajaran agar lebib
intensif menggunakan strategi pembelajaran kontekstual. Selanjutnya kepada
Balai Diklat juga dibarapkan berperan aktif dalam memberi informasi dan
pelatihan kepada guru untuk memberi penyegaran kepada guru tentang strategi
pembelajaran. Dengan cara yang demikian maka dibarapkan tetjadi sinergi antara
guru dan kepala sekolah dalam penerapan strategi pembelajaran kontekstual yang
pada akhirnya dapat meningkatkan basil belajar siswa.
Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat perbedaan signiftkan basil
siswa dengan gaya berfikir induktif dan siswa dengan gaya berfikir deduktif.
Dengan demikian maka guru juga sebaiknya tidak monoton dalam alur
pembelajaran. Guru tidak barus selalu menggunakan alur deduktif dalam
pembelajaran. Guru barus memberikan kesempatan kepada siswa dengan gaya
berfikir induktif untuk mendapatkan alur pembelajaran yang sesuai yaitu
pembelajaran induktif. Perubahan alur ini akan mempengaruhi basil belajar siswa
dengan
gaya
berfikir
deduktif.
Dengan
demikian
dibarapkan
tetjadi
kesinambungan antara gaya berftkir siswa dengan alur pembelajaran.
Selanjutnya peneletian ini menemukan bahwa ada interaksi antara strategi
pembelajaran dan gaya belajar induktif maupun deduktif,
dalam memberikan
pengaruh terbadap basil belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa antara strategi
pembelajaran dan gaya berfikir merupakan variabel yang saling mempengaruhi
secara signiftkan
dan berkorelasi. Dengan demikian
antara srategi pembelajaran terbadap gaya berfikir siswa.
diperlukan penyesuaian
100
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil peneltian dan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka
sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai beriktu
I. Bagi siswa khususnya siswa kelas XII IPS MAN I Medan diharpkan lebih
memahami gaya berpikir yang dimiliki, sehigga dapat menentukan langkaIangkah yang tepat dalam belajar yang nantinya dapat dijadikan sebagai
usaha untuk meningkatkan prestasi belajar yang Iebih baik.
2. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru maka diharapkan para
guru untuk lebih memahami gaya berpikir yang dimiliki masing-masing
siswanya,dengan mengetahui cara belajar dan berpikir siswa sehinga guru
dapat membantu siswa memaksimalkan gaya berpikir mereka masingmasing, dengan cara mengidentifikasi cara mengajar apa dan bagaimana
yang lebih ditekankan untuk siswa yang belajar dengan masing-masing
gaya belajar dan gaya berpikir tersebut.
3. Pada guru juga diharapakan untuk menggunakan metode atau strategi
pembelajaran yang dapat dilibatkan keaktifan siswa dalam belajar
terutama dalam belajar kelompok dan memecahkan masalah belajar, salah
satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran kontekstual.
4. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya para peneliti tersebut
dapat melanjutkan peneleti pasca penelitian ini. Hal ini penting agar hasil
penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai
reformasi dunia pendidikan dunia khususnya dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar di kelas.
101
DAFTAR PUSTAKA
Ariktmto, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi 1997 Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bwni
Aksara
Ahmad sabri,2007, Strategi Be/ajar & MicroTeaching, Jakarta,Quanrum Teachin.
Amsal Bakhtiar 2004, Filsafat ilmu sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka
Sinar Harapan.
Arnie Fajar, 2002. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung, Penerbit
Rodakarya
Suwarma, (1999). Epistimologi Dasar Konseptual Strategi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Forum Pendidikan IKIP Padang No.
01 Thn XXXIV.
AI Mukhtar
Blom B. s dkk 1997. Taxonomy ofEducational objective, New. York, Lorman.
Buchori, M. (1995). Tran:formasi Pendidikan, Bandung: Ganaco
Dahar, Ratna Willis. 1989. Teori-teori Be/ajar. Bandung : Gelora Aksara
Pratama.
Elan Priatna Muhammad Iqbal 2006., Dinamika Sosiologi, Bandung , Sinergi.
Elaine B. Johnson, 2008, Contextual Teaching & Learning, sBandung : MLC
Firdaus M. Yunus,2007, Pendidikan berbasis Realitas social, Yogyakarta
Logung pustaka.
Gagne, Robert M,1977. The conditional of Learning New York: Hail, Rinehort
and Winston.
Gagne, Robert M. dan Briggs. Leslie J 1979. Principles of Instructional Design.
New York : Holt Rinehart & Winston.
Imam Syafei, 2003, Panduan Pengajaran KBK Mata Pelajaran Sosiologi, Jakarta
CV Sandila Corp
I. Nyoman Sudana Degeng, 1989, Ilmu Pengetahuan Taksonomi Variabel,
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
102
Jujun S. Suriasumantri, 2005, Filsafat ilmu Sebuah Pengantar popular, Jakarta,
Pustaka Sinar Harapan
Janu Murdijatmoko,2004. Sosiologi, Jakatra, Grafindo.
Joyce dan Weil, I 980 Models of Teaching. Prentice hall International (PHI)
America.
MargaretE. Bell. Gredler 1994. Be/ajar dan Membelajarkan, Jakarta. Raja
Grafindo Persada.
M. sitorus, 2001, Berkenalan dengan Sosio/ogi, Jakarta, Erlangga
May, Roll, 2004 Apakah anda cukup berani untuk kreatif, Jakarta: Teraju
Mulyasa, 2005 Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Be/ajar (KBK), Bandung,
Penerbit Cipta Cekas Graftka.
Niniek Sriwahyuni. Yusniati,2007, Manusia dan Maryarakat, Jakarta, Ganeca
Nurseno, 2004. Kompetensi Dasar Sosiologi, Solo, Tiga serangkai Pustaka
Mandiri.
Nasution S. 1992, Metode Penelitian Naturallistik Kua/itatif, Bandung, Tarsito.
Nasution S. 2003. Metode Penelitian Natura/istik Inkuiri. Bandung : Tarsito
Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana
Oemar Hamalik, 1995. Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung, Penerbit Bumi
Akasara.
Pabundu Tika. Amin. Andi Sopandi. Mita Widyastuti,2008., Ilmu Pengetahuan
Sosial Sosiologi, Jakarta, Bumi aksara.
Poerwadarminta, 1984 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai pustaka.
Rakhmat Jalaluddin, 2001, Psilwlogi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya
Rafael Raga Maran,2007, Pengantar Logika, Jakarta :Grasindo.
Sudjana, N, 1989, Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta, Reneka Cipta.
Sastrapadja, 1990. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar-Mengajar,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukardi,2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yokyakarta, Bumi Aksara.
103
Setjoatmojo, P. (1983). "Pembaharuan Konsep Kemanusiaan da/am Pendidikan"
Makalah . Kumpulan karangan IKIP Malang.
Strategi Be/ajar PPGI 2170,1995, Jakasrta. Universitas terbuka.
Sardiman, A.M.2000. lnteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Sagala, Syaiful.2005. Konsep dan Malena Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Tilaar, H.A.R. (1995) Pembangunan Pendidikan Nasiona/ 1945-1995; Suatu
Analisis Kebijakan. Jakarta: Grasindo.
Thilling, B. & Hood, P. (1999), "Learning, Technology, and Education; Reform
in Knowledge Age or " We're Wired, Webbed, and Windowed, now
what?" Educational Technology. Journal. May-June Edition.
Yoshida, D.E. (2003). Pendidikanyang Berkeberatan, Online. Pada: www.
Sinarharapan.co.id. 20 Desember 2004.