PELAKSANAAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. DENPASAR RENON.

(1)

PELAKSANAAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk KANCA DENPASAR

RENON

Oleh :

MARIA ISABELA SUSANA NIM : 1306023006

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan Menyelesaiakan studi pada Program Studi Diploma III Keuangan dan

Perbankan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, Serta diuji pada tanggal : 1 MEI 2016

Tim Penguji Tandatangan

1. Ketua : Drs. I KomangArdana, MM ………

2. Sekretaris : I Made Dana, MM ………

Mengetahui

Ketua Program DosenPembimbing

Drs. I KomangArdana, MM Drs. I KomangArdana, MM


(3)

KATA PENGANTAR

PujisyukurpenulispanjatkankepadaTuhan Yang MahaEsa, karenaberkatdanrahmat-Nya, penulisdapatmenyelesaikanTugasAkhirStudi yang berjudul

“PelaksanaanPenyelesaianKreditBermasalahPT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) TbkCabang Denpasar Renon”.

PenulismenyadaribahwapenulisanTugasAkhirStudi

(TAS)initidakakanberhasiltanpabimbingandanpengarahandariberbagaipihak yang telahmeluangkanwaktunyadalammenyusunTugasAkhirStudiini.

Dalamkesempatanini, penulismenyampaikanterimakasihkepada : 1. Bapak Dr. I NyomanMahendraYasa, SE., M.Si,

selakuDekanFakultasEkonomidanBisnisUniversitasUdayana

2. Ibu Prof. Dr. Ni NyomanKertiyasa,SE,.M.S, selakuPembantuDekan 1 FakultasEkonomidanBisnisUniversitasUdayana.

3. Bapak Drs. I KomangArdana, MM., selakuKetua Program Diploma III FakultasEkonomidanBisnisUniversitasUdayana

4. Bapak I Made Dana, MM., selakuPembimbingAkademik (PA) selamapenulismenjalankankuliahpada Program Studi Diploma III KeuangandanPerbankanFakultasEkonomidanBianisUniversitasUdayana. 5. BapakdanIbuDosen yang

mengajardanmembimbingpenulisselamamengikutiperkuliahanpada program Studi Diploma III

KeuangandanPerbankanFakultasEkonomidanBisnisUniversitasUdayana. 6. Keluargatercintayang selalumemberikandukungan moral dan material


(4)

asAkhirStudiini.

7. Rekan-rekan di kelasKeuangandanPerbankan 2013 yang selalumauberbagiinformasi, berdiskusi,

sertamotivasibaikdalamperkuliahanmaupundalammenyelesaikanTugasAkh irStudiini.

8. Semuapihak yang telahmembantudalammenyumbangkanpikiran, saran, dankritiksecaralangsungmaupuntidaklangsungsehinggapenulisdapatmenye lesaikanTugasAkhirStudi.

PenulismenyadarisepenuhnyabahwadalamPenyusunLaporanTugasAkhirSt udi (TAS) ini, masihbanyakterdapatkesalahandankekurangan yang disebabkankarenaketerbatasankemampuansertapengalamanpenulis.Namun demikianTugasAkhirStudiinidiharapkandapatmemberikanmanfaatbagi yangberkepentingan.

Denpasar, Juni 2016

Penulis


(5)

Isi Halaman

JUDUL ……….. i

HALAMAN PENGESAHAN………. ii

KATA PENGANTAR………. iii

ABSTRAK……… V DAFTAR ISI………. Vi DAFTAR GAMBAR……… Vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang………...1

1.2 PerumusanMasalah………5

1.3 TujuanPenelitian………..6

1.4 ManfaatPenelitian……….6

1.5 SistematikaPenulisan……….7


(6)

2.1 LandasanTeori………8

2.1.1 PengertianKredit……….8

2.1.2 Unsur-UnsurKredit………8

2.1.3 Jenis-JenisKredit………9

2.1.4 TujuandanFungsihKredit………10

2.1.5 Prinsip-PrinsipKredit………11

2.1.6 KreditMasalah………12

2.1.7 PenggolonganKualitasKredit………. 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LokasiPenelitian………16

3.2 ObjekPenelitian………..16

3.3 JenisdanSumber Data………...16

3.4 MetodePengumpulan Data……….16

3.5 TeknikAnalisis Data………. 17


(7)

4.1 GambaranUmum PT. Bank Rakyat Indonesia...16

4.1.1 SejarahBerdirinya PT. Bank Rakyat Indonesia...16

4.1.2 VisidanMisi PT. Bank Rakyat Indonesia...16

4.1.3 Bidang Usaha PT. Bank Rakyat Indonesia...16

4.1.4 StrukturOrganisasi PT. Bank Rakyat Indonesia...16

4.2PembahasanHasilPenelitian………. …16 4.2.1 PelaksanaanPenyelesaianKreditBermasalahpada BRI Cab. Denpasar-Renon………..………16

4.2.2 PenyelesaianKreditBermasalahdalamPerjanjianpadalembagaPer-bankandenganJaminanHakTanggungan………16

4.2.3Faktor-Faktor Yang MenjadiPenyebabTerjadinyaKreditBermasalah-DalamPerjanjianKredit……… ………16

4.2.4 PelaksanaanEksekusiHakTanggunganApabilaDebiturWanprestasi-dalamPerjanjianKredit……… ………16


(8)

5.1 Kesimpulan

...………16 5.2 Saran

...………..18

DAFTAR RUJUKAN Lampiran


(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peranan perbankan dalam lalu lintas bisnis, dapat dianggap sebagai kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh hampir semua pelaku bisnis, baik pengusaha besar maupun pengusaha kecil.

Salah satu produk yang diberikan oleh bank dalam membantu kelancaran usaha debiturnya, adalah dengan pemberian kredit dimana ha ini merupakan salah satu fungsih bank yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutUndang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.

Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank sebagai salah satu lembaga keuangan, sudah semestinya harus dapat memberikan perlindungan hukum bagi pemberi dan penerima kredit serta pihak yang terkait mendapat perlindungan melalui suatu lembaga hak jaminan yang kuat dan dapat memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

Dalam pemberian kredit ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh bank dalam rangka melindungi dan

mengamankan dana masyarakat yang dikelolah bank tersebut untuk disalurkan dalam bentuk kredit, yaitu:


(10)

b. Harus mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

c. Wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan masyarakat yang mempercayakan dananya pada bank.

d. Harus memperhtikan asas-asas perkreditan yang sehat.

Untuk memperoleh keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur, maka sebelum memberikan kredit bank harus melakukan penilaian yang saksama terhadap watak (character), kemampuan (capacity), modal (capital), agunan (collateral), wewenang untuk meminjam (condition).

Dalam pemberian kredit disyaratkan oleh bank adanya agunan kredit. Definisi dari agunan menurutUndang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah: “ jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah”.

Fungsih dari pemberian jaminan adalah guna memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang jaminan tersebut, bila debitur bercidera janji tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

Terhadap jaminan yang diserahkan oleh pihak debitur, pihak bank selaku kreditur mempunyai kewajiban untuk melindungi debiturnya, karena hal ini berkaitan dengan kepentingan bank juga selaku penerima jaminan.

Dalam rangka pencapaian tujuan ekonomi, maka kredit harus diberikan dengan jaminan kepastian hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yang salah satunya adalah membuat perjanjian kredit yang berfungsih memberi batasan hak dan kewajiban bagi pihak-pihak tersebut. Perjanjian kredit merupakan perjanjian pokok yang diikuti dengan perjanjian penjaminan sebagai perjanjian tambahan. Keduanya dibuat secara terpisah, namun


(11)

kedudukan perjanjian penjaminan sangat tergantung dari perjanjian pokoknya. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada pihak kreditur, sehingga apabila debitur wanprestasi maka kreditur tetap mendapatkan hak atas piutangnya.

Selain perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok, maka diperlukan juga adanya perjanjian pinjaman baik berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak. Untuk itu diperlukan lembaga hak jaminan yang kuat dan mampu memberikan kepastian hukum bagi pemberi dan penerima kredit serta pihak lain yang teribat melalui lembaga ini. Lembaga hak jainan dibutuhkan karena sudah semakin banyak kegiatan pembangunan khususnya di bidang ekonomi yang membutuhkan dana yang cukup besar, dimana sebagian besar dana itu diperoleh melalui kegiatan perkreditan serta untuk memdorong peningkatan partisispasi masyarakat dalam pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.

Adapun yang merupakan ciri-ciri lembaga hak jaminan misalnya lembaga hak jaminan atas tanah menurut undang-undang hak tanggungan nomor 4 tahun 1996 seperti yang disebutkan dalam penjelasannya, yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan kedudukan mendahulukan (hak preferensi) kepada pemegangnya. b. Selalu mengikuti objek yang dijaminkan, ditangan siapapun objek tersebut berada.

c. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas, sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

d. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.

Dengan demikian perlu sekali adanya hukum jaminan yang mampu mengatur konstruksi yuridis yang memungkinkan pemberian fasilitas kredit yang menjaminkan barang-barang yang dimilikinya sebagai jaminan.Secara hukum seluruh kekayaan debitur menjadi jaminan dan diperuntukan bagi pemenuhan kewajiban kepada kreditur.


(12)

Dalam perjanjian krdit biasanya pihak-pihak telah memperjanjikan dengan tegas bahwa apabila debitur wanprestasi, maka kreditur brhak mengambil sebagian atau seluruh hasil penjualan harta jaminan sebagai pelunasan hutang debitur.Jika ada beberapa kreditur, maka pembagian diantara para kreditur tersebut didahulukan kepada para kreditur yang telah melakukan pengikatan jaminan secara khusus seperti jaminan hak tanggungan untuk menerima pelunasan hak tagihnya secara penuh.

Hal tersebut mengingatkan bahwa dalam perjanjian kredit senantiasa memerlukan jaminan yang cukup aman bagi pengembaian dana yang disalurkan melalui kredit. Adanya jaminan ini sangat penting kedudukannya dalam mengurangi risiko kerugian bagi pihak bank (kreditur). Adapun jaminan yang ideal dapat dilihat dari :

1. Dapat membantu memperoleh kredit bagi pihak yang memerlukan

2. Tidak melemahkan potensi (kekuatan) si penerima kredit untuk meneruskan usaha ini. 3. Memberikan kepastian kepada kreditur dalam arti bahwa apabila perlu, maka diuangkan

untuk melunasi hutang si debitur.

Dalam suatu pemberian kredit, bank atau pihak pemberi selalu berharap agar debitur dapat memenuhi kewajibannya untuk melunasi tepat pada waktunya terhadap kredit yang sudah di terimanya. Dalam praktek,tidak semua kredit yang di keluarkan oleh bank dapat berjalan dan berakhir dengan lancar. Tidak sedikit pula terjadinya kredit bermasalah disebabkan oleh debitur tika melunasi kredintnya tepat pada waktunya sebagaimana yang telah disepakati dalam perjanjian kredit antara pihak debitur dan perusahaan perbankan.Dalam hal tersebut diatas, untuk menyelesaikan kredit bermasalah bagi debitur yang tidak memiliki etika baik akan di tempuh melalui lembaga hukum dengan tujuan untuk menjual atau mengeksekusi benda jaminan dalam rangka pelunasan hutang debitur pada perusahaan perbankan.


(13)

Sampai saat ini bank sebagai pemegang hak tanggungan tidak dapat menggunakan haknya sebagai disebut dalamUUHT tanpa adanya campur tangan pihak lain untuk penyelamatan piutangnya. Penyelesaian melalui parate eksekusi ternyata tidak mudah bagi perusahaan perbankan, karena membutuhkan waktu yang lama serta tidak adanya kepastian.

Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan yang sering terjadi di perusahaan perbankan, diantaranya adalah mengenai proses pengosongan rumah karena eksekusi diprioritaskan pada rumah yang sudah dalam keadaan kosong serta adanya perbedaan penafsiran jumlah hutang tertentu yang tercantum dalam grosse akta pengakuan hutang, yaitu adanya ketidak sesuaian besarnya jumlah hutang apakah sudah dihitung dengan bunga atau belum karena apabila belum, maka jumlahnya hutang tertentu itu saja yang dapat dieksekusi sedangkan untuk hutang bunga penagihannya harus melalui gugatan biasa, adanya perubahan jumlah hutang yang telah berubah yang disebabkan oleh jumlah hutang tertentu yang tercantum dalam grosse akta pengakuan hutangtelah dicicil atau dilunasi sebagian tetapi hal tersebut jarang sekali terjadi.

Berdasarkan dari uraian tersebut diatas, telah menimbulkan inspirasi bagi penulis untuk melakukan penelitian dalam laporan ini dengan judul:” Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT.BRI (Persero) Tbk Cabang Denpasar Renon”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penyelesaian kredit bermasalah dalam perjanjian kredit pada lembaga perbankan dengan jaminan hak tanggungan?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya kredit bermasalah dalam perjanjian kredit tersebut?


(14)

3. Bagaimanakah pelaksanaan eksekusi hak tanggungan apabila debitur wanprestasi dalam perjanjian kredit tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum dapat memberikan gambaran yang konkrit mengenai penyelesaian kredit bermasalah khususnya mengenai permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan.

Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini mempunyai maksud untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai:

1. Penyelesaian kredit bermasalah dalam perjanjian kredit pada lembaga perbankan dengan jaminan hak tanggungan.

2. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kredit bermasalah dalam perjanjian kredit tersebut.

3. Pelaksanaan eksekusi hak tanggungan apabila debitur wanprestasi dalam perjanjian kredit tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Di dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dari segi:

1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu hokum yang berkaitan dengan penyelesaian kredit bermasalah dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan. 2. Dari segi praktis, bahwa penulisan ini dapat memberikan jawaban terhadap masalah

yang akan diteliti dan diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi para pihak atau pembaca.


(15)

1.5 Sistematika Penyajian

Bab 1 Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, dan sistematika penyajian.

Bab 11 Kajian Pustaka

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang relevan dengan topik yang diangkat dalam laporan Tugas Akhir Studi (TAS)

Bab 111 Metode Penelitian

Dalam bab ini terdiri dari lokasi penelitian, identifikasi variable, definisi variable, jenis dan sumber data, metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data

Bab IV Pembahasan

Dalam bab ini menguraikan gambaran umum daerah, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Penutup

Dalam bab ini menguraikan mengenai simpulan dan saran dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diajukan berdasarkan simpulan tersebut.


(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit

Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, di mulai dari kata ” kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “ Credere “ yang berarti “ Kepercayaan “ atau dalam bahasa latin “ Creditium “ yang berarti kepercayaan atau kebenaran. Dalam prakteknya pengertian kredit berkembang lebihluas lagi seperti berikut ini :

1) Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan kontra prestasi berupa bunga (Muldjono, 1996)

2) Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati (Muldjono, 1996)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa intisari dari arti kredit sebenarnya adalah kepercayaan, suatu unsur yang harus dipesan sebagai benang merah melintasi falsafah perkreditan dalam arti sebenarnya, bagaimanapun bentuk, macam dan raganya dan dari manapun asalnya serta kesiapapun diberikan.

1.1.2 Unsur-Unsur Kredit

Abdulah dan Tantri (2012 : 165) menyatakan bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang) 2. Kesepakatan, kesepakatan ini harus terjadi antara si pemberi kredit dengan si penerima

kredit, yang dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.


(17)

3. Jangka Waktu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

1.1.3 Jenis-Jenis Kredit

Kredit yang diberikan oleh bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Abdulah dan Tantri (2012 : 169) menyatakan bahwa, secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain:

1) Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau pembanguan proyek/ pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

b. Kredit modal kerja, digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2) Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk

membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3) Dilihat dari segi jangka waktu.

a. Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktu berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, biasanya untuk investasi.

c. Kredit jangka panjang, merupakan kredit jangka waktu pengembaliannya paling panjang. Waktu pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang.


(18)

a. Kredit dengan jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan character serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

1.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit

Menurut Abdulah dan Tantri (2012 : 166) tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain :

1. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah, yaitu membantu nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dana memperluas usahanya.

1.1.5 Prinsip-Prinsip Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali.keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut di salurkan.Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benat menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C (Abdulah dan Tantri, 2012 : 173). Adapun penjelasan analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut:

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dari kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam


(19)

memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Capital

untuk melihat penggunaan modal efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang

ada sekarang ini. 4. Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititpkan akan dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.

1.1.6 Kredit Masalah

Dalam kasus kredit bermasalah, debitur telah dianggap mengingkari janji untuk membayar bunga dan atau kredit induk yang jatuh tempo sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran.

Dapat dikatakan bahwa kredit bermasalah di dalamnya meliputi kredit macet, meskipun demikian tidak semuakredit yang bermasalah adalah kredit macet.


(20)

Berkenaan dengan kredit bermasalah tersebut dihubungkan dengan perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh debitur atau nasabah menurut Gatot Supramano, SH ada 3 macam perbuatan yang digolongkan wanprestasi yaitu:

1. Nasabah sama sekali tidak dapat membayar angsuran kredit atau beserta bunganya. 2. Nasabah membayar sebagian angsuran kredit atau beserta bunganya, pembayaran

angsuran tidak dipermasalahkan nasabah telah membayar sebagian kecila angsuran, tetapi tergolong kreditnya sebagai kredit macet.

Oleh karena itu, terjadinya kredit bermasalah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Itikad tidak baik dari nasabah 2. Kesalahan nasabah sendiri

3. Perubahan peraturan perundang-undangan 4. Kondisi dan situasi ekonomi secara umum 5. Kekurang kehati-hatian bank

Untuk mengatasi kredit bermasalah tersebut upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pihak bank pada tahapan pertama adalah upaya penyelamatan kredit, dengan syarat apabila bank mempunyai keyakinan bahwa usaha nasabah masih mempunyai prospek untuk berkembang.

Yang dimaksud dengan upaya-upaya bank yang disebut penyelamatan kredit adalah upaya-upaya bank untuk melancarkan kembali kredit yang telah tergolong “tidak lancar” , “diragukan”, atau bahkan telah tergolong “macet” untuk dikembalikan menjadi “kredit lancar”, sehingga debitur kembali mempunyai kemampuan untuk membayar kepada bank, baik bunga maupun pokoknya.


(21)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:7/2/PBI/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum ditetapkan secara tegas penggolongan ditinjau dari segi kualitas kredit, maka kredit dibagi menjadi 5 tingkatan, yaitu:

1. Lancar (pass), apabila memenuhi kriteria:

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu; dan b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cashcollateral) 2. Dalam Perhatian Khusus (special mention), apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari; atau

b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau c. Mutasi rekening relatif aktif; atau

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadapkontrak yang diperjanjikan; atau didukung oleh pinjaman baru.

3. Kurang Lancar (Substandard),apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari; atau

b. Sering terjadi cerukan; atau

c. Frekuensi rekening relatif rendah; atau

d. Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari; atau

4. Diragukan (doubtful),apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari.

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen. c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari. 5. Macet (loss),apabila memenuhi kriteria:


(22)

melampaui 270 hari.

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.


(1)

3. Jangka Waktu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

1.1.3 Jenis-Jenis Kredit

Kredit yang diberikan oleh bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Abdulah dan Tantri (2012 : 169) menyatakan bahwa, secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain:

1) Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau pembanguan proyek/ pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

b. Kredit modal kerja, digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2) Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk

membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3) Dilihat dari segi jangka waktu.

a. Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktu berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, biasanya untuk investasi.

c. Kredit jangka panjang, merupakan kredit jangka waktu pengembaliannya paling panjang. Waktu pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang.


(2)

a. Kredit dengan jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan character serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

1.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit

Menurut Abdulah dan Tantri (2012 : 166) tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain :

1. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah, yaitu membantu nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dana memperluas usahanya.

1.1.5 Prinsip-Prinsip Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali.keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut di salurkan.Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benat menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C (Abdulah dan Tantri, 2012 : 173). Adapun penjelasan analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut:

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dari kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam


(3)

memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Capital

untuk melihat penggunaan modal efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4. Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititpkan akan dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.

1.1.6 Kredit Masalah

Dalam kasus kredit bermasalah, debitur telah dianggap mengingkari janji untuk membayar bunga dan atau kredit induk yang jatuh tempo sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran.

Dapat dikatakan bahwa kredit bermasalah di dalamnya meliputi kredit macet, meskipun demikian tidak semuakredit yang bermasalah adalah kredit macet.


(4)

Berkenaan dengan kredit bermasalah tersebut dihubungkan dengan perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh debitur atau nasabah menurut Gatot Supramano, SH ada 3 macam perbuatan yang digolongkan wanprestasi yaitu:

1. Nasabah sama sekali tidak dapat membayar angsuran kredit atau beserta bunganya. 2. Nasabah membayar sebagian angsuran kredit atau beserta bunganya, pembayaran

angsuran tidak dipermasalahkan nasabah telah membayar sebagian kecila angsuran, tetapi tergolong kreditnya sebagai kredit macet.

Oleh karena itu, terjadinya kredit bermasalah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Itikad tidak baik dari nasabah 2. Kesalahan nasabah sendiri

3. Perubahan peraturan perundang-undangan 4. Kondisi dan situasi ekonomi secara umum 5. Kekurang kehati-hatian bank

Untuk mengatasi kredit bermasalah tersebut upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pihak bank pada tahapan pertama adalah upaya penyelamatan kredit, dengan syarat apabila bank mempunyai keyakinan bahwa usaha nasabah masih mempunyai prospek untuk berkembang.

Yang dimaksud dengan upaya-upaya bank yang disebut penyelamatan kredit adalah upaya-upaya bank untuk melancarkan kembali kredit yang telah tergolong “tidak lancar” , “diragukan”, atau bahkan telah tergolong “macet” untuk dikembalikan menjadi “kredit lancar”, sehingga debitur kembali mempunyai kemampuan untuk membayar kepada bank, baik bunga maupun pokoknya.


(5)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:7/2/PBI/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum ditetapkan secara tegas penggolongan ditinjau dari segi kualitas kredit, maka kredit dibagi menjadi 5 tingkatan, yaitu:

1. Lancar (pass), apabila memenuhi kriteria:

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu; dan b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cashcollateral) 2. Dalam Perhatian Khusus (special mention), apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari; atau

b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau c. Mutasi rekening relatif aktif; atau

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadapkontrak yang diperjanjikan; atau didukung oleh pinjaman baru.

3. Kurang Lancar (Substandard),apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari; atau

b. Sering terjadi cerukan; atau

c. Frekuensi rekening relatif rendah; atau

d. Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari; atau

4. Diragukan (doubtful),apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari.

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen. c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari. 5. Macet (loss),apabila memenuhi kriteria:


(6)

melampaui 270 hari.

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.