Proses penerimaan orang tua terhadap anaknya yang hamil di luar nikah : sebuah studi kasus di Kabupaten Poso - USD Repository

  PROSES PENERIMAAN ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH (sebuah studi kasus di kab. Poso) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Jane Mariem Monepa

  NIM : 039114069 FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

PROSES PENERIMAAN ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA YANG

HAMIL DI LUAR NIKAH

(sebuah studi kasus di kab. Poso)

  

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Jane Mariem Monepa

NIM : 039114069

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  “ M intalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu...karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan ( matius 7:7- 8 ) .... K U PERSEM BAH K AN SK RI PSI I N I BU AT ORAN G-ORAN G Y AN G SAN GAT AK U SAY AN GI : PAPA, M AM A, J EM M Y , Y OM BU , ELLA, DAN U N T U K DI RI K U SEN DI RI SEBAGAI DEDI K ASI T ERH ADAP H ASI L Y AN G T ELAH K U CAPAI H I N GGA DAPAT BERADA DI T I T I K I N I ...

  

ABSTRAK

PROSES PENERIMAAN ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA

YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

(Sebuah studi kasus di kab.Poso)

Jane Mariem Monepa

  

NIM : 039114069

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Konflik di kabupaten Poso telah menimbulkan dampak yang serius bagi

masyarakat Poso baik itu secara fisik maupun secara psikologis. Konflik juga

telah memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan reproduksi perempuan

seperti meningkatnya kasus-kasus kehamilan di luar nikah. Tidaklah mudah bagi

orang tua untuk dapat menerima keadaan anaknya khususnya jika kehamilan itu

terjadi pasca terjadinya konflik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana proses penerimaan orang tua terhadap anaknya yang hamil

di luar nikah setelah terjadinya konflik di kabupaten Poso.

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara dan

observasi. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

data kualitatif yaitu mengorganisasi data, koding, dan kategorisasi hasil/

interpretasi. Hasil penelitian ini kemudian menunjukkan bahwa proses

penerimaan orang tua paling banyak berada pada tahapan kemarahan berupa

perasaan dan tahapan penerimaan berupa pikiran dengan kesimpulan bahwa

banyaknya tahapan proses penerimaan serta lamanya proses penerimaan sangat

dipengaruhi oleh jenis kelamin, tipe kepribadian, pola asuh dan karakteristik

masyarakat. Kata kunci:Konflik, Kehamilan di luar nikah, Proses penerimaan orang tua

  

ABSTRACT

THE PROCESS OF PARENTS ACCEPTANCE OF THEIR DAUGHTERS

WHO WHERE PREGNANT BEFORE MARRIED

A Case Study in Poso

Jane Mariem Monepa

  

NIM : 039114069

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

  A conflict which was happened in Poso had emerged a serious impact for

its people, physically and psichologically. The conflict had also resulted

negatively for teenage girls in terms of their reproduction health, that is the

increasing of teenage pregnancy before married. It was not easy for parents to

accept such situation, especially when the pregnancy happened after the conflict.

Therefore, this reasearch was aimed to know how was the process of parents

acceptance of their daughters who were pregnant before married afer the conflict

in Poso.

  The method used in this reasearch was qualitative method through

interview and observation. After that the data was analyzed by means of data

analysis technic. They were data organization,coding, and result categorization/

interpretation. The result revealed that most of the process of parents acceptance

were on the steps of anger in terms of feeling and step of acceptance in terms of

thoughts it was conducted that the number of steps in the process of acceptance

and also the period of the process of acceptance were influenced by gender,

personality type, the act of nursing, and also society characteristic.

  

Key word: conflict, pregnancy before married, the process of parents acceptance.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Jane Mariem Monepa

  Nomor Mahasiswa : 039114069

Demi ilmu pengetahuan, Saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah Saya yang berjudul:

“Proses Penerimaan Orang Tua Terhadap Anaknya Yang Hamil Di Luar Nikah

(sebuah studi kasus di kab. Poso)”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, megalihkan dalam bentuk media lain,

menge lolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari Saya maupun memberikan royalti kepada Saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 25 September 2008

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan karyaNya

di dalam penelitian ini. penyertaanNya senantiasa memberikan kekuatan dari awal

hingga akhir penelitian ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah

satu syarat guna memproleh gelar Sarjana Psikologi, Fakultas Psikologi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Dalam menyusun skripsi yang berjudul “Proses penerimaan orang tua

terhadap anaknya yang hamil di luar nikah”, penulis menyadari bahwa tanpa

campur tangan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

  1. Tuhan Yesus sebagai juru selamatku atas pertolonganMu dalam hidupku hingga bisa berada di titik ini.

  2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi,M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Ibu Sylvia CMYM, S.Psi, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak Y.Heri Widodo, S.Psi, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar membantu dan mendukung serta memberikan nasehat dan pribadi penulis sangat mengucapkan terima kasih, dan mohon maaf jika selama ini penulis pernah membuat bapak kecewa.

5. Keluarga om ating dan tante mei atas ijinnya untuk try out, tanpa bantuan om dan tante sulit bagiku untuk melakukan wawancara.

  

6. Papa rit dan mama rit serta papa susi dan mama susi, terima kasih atas

kesempatan yang sudah diberikan sehingga boleh memperoleh data yang diharapkan

  

7. Papaku yang kukasihi Benny. S. Monepa, terima kasih atas dukungannya,

tiada kata-kata yang dapat diungkapkan sebagai tanda terima kasih atas segala nasehatnya dan kekuatan di saat benar-benar tidak mampu, Thanks Pa....Love U so Much .

  

8. Mamaku yang sangat kukasihi Minaltin Polembi, ma...akhirnya satu babak

telah kulalui, doamu selalu menjadi semangat buatku, terima kasih atas omelan dan nasehatnya tanpa semua itu saya tidak akan mampu menyelesaikan penulisan skrispsi ini....Your the best Mom.

  

9. Kakakku Jemmy...Broww sekarang aku dah bisa membuktikan kata-

kataku selama ini, terima kasih atas nasehatnya

  

10. Adikku Yombu, terima kasih atas kesetiaanmu, kakak yakin kamu bisa

meraih apa yang kamu impikan tetap sabar dan setia karena itu adalah kunci kesuksesan, maaf kalau selama ini kamu menjadi tempat kekesalan

  

11. Adikku Ella, kamu adalah adik yang sangat kakak sayangi, kenakalan dan

seyummu yang membuatku menjadi lebih semangat.

  

12. buat k’ un ku sayang atas masukkannya serta pelajaran berharga yang

telah diberikan sejak aku masih SMA sehingga aku bisa jadi lebih baik dan k’dolof serta k’sem, k’lia beserta si kecil gaby dan grace, ku ucapkan terima kasih atas dukungannya

  

13. My special frieds Ichad “Godeku”, terima kasih atas dukungannya

tanpamu sulit bagiku untuk mengerjakan skripsiku, skrispsi ini boleh jadi berkat dukunganmu tetaplah menjadi “Godeku”.

  

14. Buat temanku inung, ellen, ratna, melissa, dhank2 yang selalu memberikan

dukungan, saat-saat kita bersama menjadi suatu kerinduan bagiku.

  

15. Keluarga besar STM Pembangunan No. 13, ibu Mira atas nasehatnya yang

sangat membantu, ibu Ucay atas pemikirannya yang membua tku selalu berusaha maju, Destak atas semangatnya, Dwie atas segala pengertiannya, Maman atas bantuannya, Ius atas bantuannya, Ais atas pengalamannya dan semuanya yang selalu hadir dalam kebahagiaan keluarga besar STM Pembangunan No.13.

  

16. Vivin yang selalu mendorong biar cepat selesai, sekarang namamu sudah

kumasukkan jadi hutangku sudah lunas.

  

17. Buat anak-anak seperjuangan m’tiwuk, m’nope, ani, melati...akhirnya kita

18. Buat aspire 5583, byon ellen, kompie ucay dan yang terakhir buat Mac ku, terima kasih karena selalu menemaniku.

  19. Buat pa tua dan ma tua Al, pa tua da ma tua Victor, pa tua dan ma tua Iwan, pa tua dan ma tua Esan terima kasih kalian sungguh memberikanku semangat baru dan seluruh keluarga besarku terima kasih atas dukungannya.

  Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini banyak kekurangan

dalam segala hal, sehingga masih membutuhkan kritik dan saran. Akhir kata

penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN HALAMAN JUDUL............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................ iv ABSTRAK............................................................................................. v ABSTRACT........................................................................................... vi PERNYATAAN PERS ETUJUAN PUBLIKASI................................... vii

KATA PENGANTAR............................................................................ viii- xi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................. xii

DAFTAR ISI........................................................................................... xiii- xv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR………………………………….. xvi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. xvii

  BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1-4 B. Rumusan Masalah...................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian…................................................................. 5

  HALAMAN

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................... 7 A. Keha milan di Luar Nikah

  1. Pengertian kehamilan di Luar Nikah................................ 7-8

  2. Penyebab Kehamilan di Luar Nikah................................. 8-9

  3. Akibat Kehamilan di Luar Nikah...................................... 9-11

  B. Penerimaan Orang Tua

  1. Pengertian Penerimaan...................................................... 11-12

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Penerimaan Orang Tua......................................................................... 12-19

  3. Akibat Penerimaan Orang Tua Pada Anaknya.................. 19

  4. Proses Penerimaan Orang Tua Terhadap Anaknya yang Hamil di Luar Nikah.......................................................... 19-24

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................... 25 A. Jenis Penelitian....................................................................... 25

B. Identifikasi Variabel Utama.................................................... 25

C. Subyek Penelitian.................................................................... 25-26 D. Metode Pengumpulan Data..................................................... 26-29

E. Langkah- langkah Persiapan Penelitian.................................... 29-30

F. Metode Analisis Data............................................................... 30-32

G. Pemeriksaan Keabsahan Data.................................................. 32

  HALAMAN

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................... 35 A. Hasil Penelitian........................................................................ 35

  1. Proses penelitian................................................................ 35-36

  2. Hasil penelitian subjek 1.................................................. 36-44

  3. Hasil penelitian subjek 2................................................... 46-51

  4. Hasil penelitian subjek 3................................................... 53-59

  5. Hasil penelitian subjek 4................................................... 61-67

  

B. Pembahasan............................................................................. 75-79

  BAB V PENUTUP............................................................................ 80 A. Kesimpulan.............................................................................. 80-81

B. Saran........................................................................................ 81-82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Halaman Tabel. 1 Identitas Subjek 1…………………………………………… 36 Tabel. 2 Identitas Subjek 2…………………………………………… 46 Tabel. 3 Identitas Subjek 3…………………………………………… 53 Tabe l. 4 Identitas Subjek 4…………………………………………… 61 Tabel. 5 Jumlah frekuensi proses penerimaan berdasarkan koding per subjek...................................................................

  75 Gambar. 1 Skema terjadinya kehamilan di luar nikah di kab. Poso... 6 Gambar. 2 Proses Penerimaan Secara Umum……………………….. 33 Gambar. 3 Proses Penerimaan Subjek 1…………………………….. 45 Gambar. 4 Proses Penerimaan Subjek 2…………………………….. 53 Gambar. 5 Proses Penerimaan Subjek 3…………………………….. 61 Gambar. 6 Proses Penerimaan Subjek 4…………………………….. 69 Gambar. 7 Proses Penerimaan Kasus 1 (subjek 1 & subjek 2)……… 70 Gambar. 8 Proses Penerimaan kasus 2 (subjek 3 & subjek 4)………. 71 Gambar. 9 Proses Penerimaan Bapak (subjek 2 & subjek 4)………... 72 Gambar. 10 Proses Penerimaan Ibu (subjek 1 & subjek 3)…………. 73 Gambar. 11 Proses Penerimaan Umum (subjek 1, 2, 3 & subjek 4)… 74

DAFTAR LAMPIRAN

  A. Wawancara Subjek Primer

  B. Wawancara Subjek Sekunder

  

C. Keterangan Koding dan Validitas Komunikatif

  

D. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

  E. Surat Pernyataan Subjek Primer

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG MASALAH Pada tahun 1998 terjadi konflik di kabupaten Poso, konflik ini telah

  

mengakibatkan penderitaan yang mendalam bagi masyarakat Poso. Banyak

diantara mereka yang harus kehilangan rumah sebagai tempat untuk berteduh

serta kehilangan orang-orang yang mereka sayangi. Konflik Poso yang muncul

dipermukaan pada umumnya lebih di lihat dari aspek SARA ( suku, agama, ras,

dan antar kelompok). Akan tetapi, bila diperhatikan secara cermat, konflik yang

terjadi di kabupaten Poso sebenarnya lebih didasarkan pada kesenjangan politik

pemerintahan dan adanya kesenjangan ekonomi (Sutanto, 2004).

Konflik telah menimbulkan masalah psikososial diantaranya, problem

belajar, problem antara orang tua dan anak, kenakalan anak dan remaja, problem

ekonomi, sikap pesimis, kecendrungan ketergantungan terhadap bantuan, adanya

berbagai bentuk keluhan psikologik dan gangguan psikiatrik yang berhubungan

dengan pengalaman trauma seperti stres pasca trauma, depresi, kecemasan, dan

berbagai gejala psikosomatik. (Midjan, 2005). Selain itu, konflik telah

memberikan dampak negatif terhadap kesehatan reproduksi perempuan yang

ditandai dengan timbulnya berbagai permasalahan yang terkait dengan kesehatan

reproduksi perempuan yaitu terjadinya hubungan seksual di luar nikah yang pada

akhirnya mengakibatkan kehamilan di luar nikah (Agustiana & Pakpahan, 2004).

  

Hal ini tentu saja tidak terlepas dari faktor- faktor pendukung seperti

  2

pengungsian Posunga-Pamona Utara dan desa Tangkura-Poso Pesisir), kurangnya

pengawasan dan kontrol dari orang tua terhadap anak serta terjadinya perubahan

perilaku seksual yang diakibatkan oleh buruknya kondisi kehidupan di tempat

pengungsian.

  

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustiani dan Pakpahan

(2004), ditemukan bahwa di desa Posungga kecamatan Pamona Utara kabupaten

Poso sekitar 60 % pernikahan di usia muda merupakan akibat dari hubungan

pranikah serta kehamilan di luar nikah. Hal ini juga di dukung oleh Patodo

(komunikasi pribadi, 15 Januari 2008), yang menyatakan bahwa angka kasus

kehamilan di luar nikah di kabupaten Poso pada umumnya meningkat setelah

terjadinya konflik, penyebabnya antara lain dikarenakan ketidakmampuan orang

tua dalam hal ekonomi, sehingga anak menjadi putus sekolah dan melakukan hal-

hal yang tidak diinginkan oleh orang tua.

Kondisi atau keadaan yang terjadi di kab Poso, yang ditandai dengan

meningkatnya angka kasus kehamilan di kabupaten Poso ini sangat sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh PKBI yang menunjukkan bahwa lingkungan

sangat berpengaruh terhadap terjadinya kasus-kasus kehamilan di luar nikah

(Indrasari, 2004). Dalam hal ini, konflik merupakan penyebab utama sehingga

angka kasus kehamilan di luar nikah pada kabupaten Poso meningkat.

  

Anak adalah harapan setiap orang tua, oleh karena itu, setiap orang tua

selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. Selain memenuhi

kebutuhan anaknya, orang tua juga memiliki kewajiban untuk memelihara dan

  3 orang tua kepada anaknya yaitu pendidikan tanggung jawab yang dapat di mulai

sejak usia dini (Ginott, 1965). Pendidikan tanggung jawab diberikan dengan

tujuan agar anak dapat belajar mandiri dan menemukan solusi untuk permasalahan

yang dihadapinya.

  

Perjuangan orang tua untuk memelihara dan mendidik anaknya tidak hanya

sampai pada masa ketika anak memasuki masa anak-anak dan masa puber. Akan

tetapi, prosesnya masih terus berlanjut hingga sang anak benar-benar dapat di

lepas untuk mengatur sendiri kehidupannya. Salah satu masa yang paling sulit

dihadapi oleh orang tua di dalam rentang waktu perkembangan anak yaitu pada

saat anak memasuki masa remaja. Di dalam rentang kehidupan, masa remaja

merupakan suatu masa di mana gelombang kehidupan sudah mencapai

puncaknya. Pada masa ini, remaja memiliki kesempatan yang sebesar-besarnya

dan sebaik-baiknya untuk mengalami hal- hal yang baru serta menemukan sumber-

sumber baru dari kekuatan-kekuatan, bakat-bakat serta kemampuan yang ada di

dalam dirinya (Hamalik, 1995).

Bagi remaja, waktu dengan teman merupakan bagian penting. Dalam

kesehariannya teman merupakan tempat menghabiskan waktu, berbicara, berbagi

kesenangan, dan kebebasan. Akan tetapi, teman sebaya juga dapat merupakan

kelompok yang memberikan pengaruh negatif terhadap anak remaja. Mereka

mendorong ke arah kualitas yang tidak diharapkan seperti minum- minuman keras,

mencuri, hingga ke perilaku-perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan

di luar nikah (Agustiani, 2006).

  4

bagi orang tua yang anaknya mengalami kehamilan di luar nikah. Dalam hal ini,

orang tua diharapkan untuk dapat memberikan dukungan, dorongan serta

semangat terhadap anaknya yang hamil di luar nikah. Namun, disisi lain orang tua

secara psikologis belum dapat untuk menerima keadaan anaknya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Kubler-Ross (seperti dikutip dalam Astuti, 1997) yang

mengungkapkan bahwa seiring dengan rasa bersalah dan depresi yang dialami,

orang tua yang anaknya hamil di luar nikah akan merasakan ketidakberdayaan,

frustasi, dan marah karena hal ini harus terjadi dan mereka tidak mampu

melakukan apapun untuk membantu anaknya, sehingga apabila kita berhadapan

dengan situasi tersebut, satu-satunya cara yang rasional untuk memberikan respon

kepadanya adalah menerimanya (Frankl dalam Schultz, D., 1991 ).

Adanya konflik di kabupaten Poso yang menimbulkan masalah psikososial

dan berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi perempuan sehingga

menyebabkan meningkatnya angka kasus kehamilan di luar nikah membuat

peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana proses penerimaan orang tua terhadap

anaknya yang hamil di luar nikah di kabupaten Poso.

B. RUMUSAN MASALAH

  

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah yaitu bagaimana

proses penerimaan orang tua terhadap anaknya yang hamil di luar nikah di

kabupaten Poso setelah terjadinya konflik?.

  5 C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penerimaan orang tua

terhadap anaknya yang hamil di luar nikah setelah adanya konflik yang terjadi di

kabupaten Poso.

  D. MANFAAT PENELITIAN

  1. Manfaat praktis : Secara umum penelitian ini dapat digunakan untuk membantu proses penerimaan orang tua yang anaknya hamil di luar nikah khususnya pada daerah konflik sehingga diharapkan melalui hasil penelitian ini orang tua dapat memberikan reaksi yang positif terhadap kehamilan yang terjadi pada anak.

  2. Manfaat teoretis : Memberikan sumbangan kepada ilmu psikologi khususnya Psikologi Perkembangan dan Psikologi Remaja.

  6 Gambar 1. Skema Terjadinya kehamilan di luar nikah di kab. Poso

  Konflik Masalah pengungsian Masalah ekonomi Buruknya kondisi di tempat pengungsiaan

  Menimbulkan masalah yang terkait dengan kesehatan reproduksi perempuan antara lain terjadinya kehamilan di luar nikah Meningkatnya angka putus sekolah, sehingga anak tidak memiliki aktivitas dan melakukan hal- hal yang negatif Masalah hubungan orang tua dan anak

Kurangnya

pengawasan dan

kontrol orang tua

terhadap anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN DI LUAR NIKAH 1. Pengertian Kehamilan di Luar Nikah Kehamilan merupakan suatu proses yang diakibatkan oleh bersatunya sel

  seks pria dan sel seks wanita (Hurlock, 1995). Menurut Gilarso (2004), ciri-ciri dari kehamilan yaitu: a. Pada permulaan hanya ada tanda-tanda yang belum pasti yaitu: Tidak haid, buah dada menjadi bertambah besar, sering mual pada pagi hari sampai mau muntah, sulit tidur, dan sering sakit kepala.

  b. Pada umur kehamilan selanjutnya (3 bulan ke atas), rahim mulai membesar dan mulai ada hiperpigmentasi wajah (topeng kehamilan).

  c. Pada kehamilan 5 bulan, denyut jantung anak bisa di dengar oleh pemeriksa dan gerakan anak di rasakan.

  Namun, tidak semua wanita menginginkan terjadinya kehamilan. Hal ini di tandai dengan meningkatnya aborsi sebagai akibat dari kehamilan di luar nikah (Santrock, 2002). Kehamilan di luar nikah ini lebih banyak terjadi karena ketidaktahuan remaja tentang proses reproduksi atau terjadinya kehamilan. Banyak yang beranggapan bahwa melakukan hubungan seksual hanya satu kali tidak akan menyebabkan kehamilan (“kehamilan yang tidak dikehendaki”, 2001). Selain itu, banyak orang tua yang sebenarnya merasa

  8

masalah fungsi dan proses reproduksi mereka. Akibatnya, remaja tidak

mendapatkan informasi yang benar dan jujur yang sebenarnya mereka

perlukan (“seputar seks oral”, 2001 ).

Jadi, kehamilan di luar nikah adalah kehamilan yang terjadi karena

kurangnya pengetahuan mengenai proses reproduksi atau terjadinya kehamilan.

2. Penyebab Kehamilan di Luar Nikah

  

Indrasari (2004) mengungkapkan bahwa kehamilan di luar nikah bukan

disebabkan karena mereka tidak tahu bahwa seks pranikah dilarang oleh agama

serta melanggar nilai- nilai di dalam masyarakat, akan tetapi, disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu: a. Mereka tidak memahami mengenai apa itu hubungan seksual; bagaimana dua orang yang tadinya sekedar merasa dekat dan saling percaya, kemudian bisa terlibat dalam hubungan fisik seperti berpelukan, berciuman, dan berhubungan seksual. Semua dialami seperti sesuatu yang baru dan mereka tidak bisa mengendalikan dirinya untuk menghentikan di saat yang tepat b.

  Mereka tidak mengetahui konsekuensi dari berciuman dan berhubungan seksual. Seringkali mereka melakukannya karena insting, dan logikanya selama beberapa saat tak terpakai. Mereka tidak mengetahui bahwa berciuman akan menimbulkan dorongan seksual yang begitu besar, yang sukar untuk dihentikan. Mereka sering berpikiran bahwa hanya dengan satu kali berhubungan seksual tidak akan membuat hamil. Akan tetapi,

  9 dengan sekali berhubungan dapat menyebabkan kehamilan.

  c. Sebenarnya mereka tahu bahwa hubungan seksual bisa menyebabkan kehamilan, tetapi mereka tidak kuasa untuk menolak karena mereka takut pacarnya akan marah dan meninggalkan dirinya. Mereka berpikir bahwa hubungan seks adalah satu-satunya cara untuk menunjukkan rasa cinta kepada pasangannya.

Dari penelitian juga ditemukan jawaban bahwa baik remaja putra atau

putri ternyata mereka menyadari akan kesalahan itu. Mereka kemudian

dianjurkan untuk menggunakan obat-obatan atau alat-alat pencegah kehamilan,

tetapi mereka menolak dan merasa yakin bahwa mereka tidak akan

mengulanginya lagi. Ternyata, mereka tetap melakukannya dan akibatnya

mereka keluar masuk klinik gelap untuk menggugurkannya. Hal serupa inilah

yang disebut sebagai ketidakdewasaan sikap yang menimpa bukan saja pemuda

atau pemudi tetapi juga orang dewasa (La Rose, 1996).

  

Jadi, penyebab terjadinya kehamilan di luar nikah adalah kurangnya

pemahaman mengenai hubungan seksual, tidak mengetahui konsekuensi dari

berciuman dan berhubungan seksual, tidak dapat menolak untuk tidak

melakuakan hubungan seksual karena adanya ketakutan ditinggalkan oleh

pacar, dan ketidakdewasaan sikap.

3. Akibat Kehamilan di Luar Nikah

  

Menurut Mc Dowell & Stewart (2002), kehamilan di luar nikah secara

emosional mengakibatkan:

  10 a. Penyangkalan Remaja yang hamil di luar nikah biasanya memungkiri kehamilannya dengan cara menunda tes kehamilan, tidak memberitahu seseorang, atau tidak pergi ke dokter meskipun gejala- gejala awalnya tampak jelas.

  b. Rasa Takut Reaksi umum yang terjadi menghadapi kehamilan di luar nikah adalah timbulnya rasa takut terutama perasaan takut menghadapi tanggapan orang tua serta merasa takut akan perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuh atau takut menghadapi sakit persalinan dan melahirkan anak.

  c. Rasa Bersalah Remaja yang hamil di luar nikah biasanya diliputi oleh perasaan bersalah sehingga mengabaikan hal-hal lain.

  d. Rasa Malu Karena kehamilan menunjukkan kepada setiap orang bahwa mereka telah melakukan hubungan seks, maka hal itu sering menimbulkan rasa malu yang mendalam.

  e. Penyesalan Adanya harapan agar dapat memutar waktu kembali dan mengubah situasi yang telah mengakibatkan kehamilan di luar nikah. Kenyataannya bahwa waktu tidak dapat di rubah kembali dan hal ini menyebabkan rasa penyesalan terutama karena telah mengecewakan orang tua.

Sedangkan menurut Santrock (2002), kehamilan di luar nikah secara

  11 a. Kehamilan pada remaja meningkatkan resiko kesehatan bagi ibu dan anaknya. Bayi yang dilahirkan oleh ibu remaja cenderung memiliki berat badan yang lebih rendah.

  b. Ibu remaja sering berhenti dan keluar dari sekolah, tidak memperoleh pekerjaan serta tergantung pada orang tua. Walaupun banyak ibu remaja yang melanjutkan pendidikannya kemudian, namun biasanya mereka tidak dapat mengejar ketertinggalannya.

  c. Kekurangan bekal pendidikan. Orang tua remaja cenderung memperoleh gaji yang rendah, memiliki pekerjaan dengan status yang rendah atau bahkan tidak memiliki pekerjaan. Jadi, kehamilan di luar nikah secara emosional dapat menyebabkan penyangkalan, rasa takut, rasa bersalah, rasa malu, dan penyesalan. Sedangkan secara sosial dapat menyebabkan meningkatnya resiko kesehatan bagi ibu dan anak, putus sekolah, dan kurangnya bekal pendidikan.

B. PENERIMAAN ORANG TUA 1. Pengertian Penerimaan

  Menurut Sulastrini (2002), yang di maksud dengan penerimaan orang tua adalah perasaan senang terhadap statusnya sebagai orang tua yang ditandai oleh perhatian dan kasih sayang, memberikan waktu untuk berperan serta dalam kegiatan anak, tidak mengharapkan terlalu banyak pada anak, memperlakukan anak seperti anak yang lain serta tidak menjauhkan anak dari

  12

yang tulus dan apa adanya, serta keterlibatan yang tidak dibuat-buat agar anak

merasa nyaman dan di dukung (Indrasari, 2004).

  

Menurut Johnson (seperti dikutip dalam Supratiknya, 1995), ada 2

macam penerimaan terhadap orang lain: a. Penerimaan Anteseden, yaitu mendorong orang lain agar mau ambil resiko membuka diri atau membangun hubungan yang lebih erat dengan menunjukkan kehangatan dan rasa senang atau suka tanpa syarat terhadap orang yang bersangkutan.

  b. Penerimaan Konsekuen, adalah penerimaan terhadap orang lain sesudah orang yang bersangkutan mau ambil resiko mengungkapkan diri atau mencoba membangun hubungan yang lebih erat. Penerimaan ini penting untuk menjaga agar hubungan terus terjalin dan tumbuh.

  

Jadi, penerimaan adalah perasaan senang yang ditandai perhatian dan

kasih sayang, dukungan yang tulus dan apa adanya, serta keterlibatan dan

berperan serta dalam kegiatan anak agar anak merasa nyaman dan di dukung.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penerimaan Orang tua

  a. Jenis Kelamin Menurut Sahran (seperti dikut ip dalam Basti, & Dewi, P. M. E., 1996), karakteristik peran gender maskulin dapat di bagi dalam tiga komponen yaitu:

  1. Kemampuan memimpin yang dijabarkan dalam sifat aktif, berkemauan keras, konsisten, mampu memimpin, optimistik

  13

  2. Sifat maskulin yang dijabarkan bersifat melindungi, mandiri, matang atau dewasa, dan percaya diri.

  3. Rasionalitas yang dijabarkan dalam sifat suka mencari pengalaman baru, rasional, dan tenang saat menghadapi krisis.

  

Raven dan Rubin (seperti dikutip dalam Basti, & Dewi, P. M. E.,

1996) juga menyebutkan lebih detail mengenai karakteristik peran gender

maskulin yaitu agresif, bebas, dominan, objektif, tidak emosional, aktif,

kompetitif, ambisi, rasional, percaya diri, rasa ingin tahu tentang berbagai

perasaan dan objek-objek non sosial, impulsif, kurang dapat

mengekspresikan kehangatan dan rasa santai serta kurang responsif terhadap

hal- hal yang berhubungan dengan emosi (perasaan).

Sedangkan karakteristik peran gender feminim juga di bagi dalam tiga

komponen yaitu:

  1. Kasih sayang yang mencakup memperhatikan keserasian, penyayang, suka merasa kasihan, tabah, dan tulus hati

  2. Kelembutan perilaku yang mencakup berbudi halus, hangat, hemat, kalem dan suka hati- hati.

  3. Sifat feminim yang mencakup ramah, membutuhkan rasa aman, memperhatikan etika, dan rapi

Selain itu, Kartono (2005) mengungkapkan bahwa wanita lebih

praktis, sangat bergairah, lebih menonjol sifat kesosialannya, melindungi,

memelihara dan mempertahankan, lebih berorientasi pada perasaan

  14 serta lebih memandang kehidupan ini sebagaimana adanya.

b. Tipe Kepribadian

  

Eysenck mengelompokkan manusia berdasarkan dua tipe kepribadian

yaitu tipe kepribadian introvert dan tipe kepribadian ekstrovert (seperti

dikutip dalam Rusli, R., 2008). Tipe kepribadian introvert cenderung mudah

tersinggung, rendah diri, pendiam, penyendiri, menjaga jarak dengan orang

lain, cenderung berpikir ke depan, menjalani hidup dengan serius, kaku,

sukar tidur, senang akan keteraturan, mengontrol perasaan, dan dapat

diandalkan. Sebaliknya, tipe kepribadian ekstrovert memperlihatkan

kecendrungan perhatian yang sempit, tidak puas, cenderung tidak tetap pada

pendiriannya, tidak teliti, tidak kaku, sociable, senang pesta, punya banyak

teman, selalu membutuhkan orang lain untuk di ajak berbicara, optimis,

kendali perasaan longgar, dan tidak selalu dapat diandalkan.

Sejalan dengan penggolongan yang dikemukakan oleh Eysenck, Jung

(seperti dikutip dalam Hall & Lindzey, 1993), menggolongkan manusia

berdasarkan sikap jiwanya menjadi dua tipe, yaitu manusia yang bertipe

introvert yang lebih berorientasi kedalam, yakni pada pikiran dan

perasaannya, tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor

subjektif, penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup,

sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik

hati orang lain tetapi penyesuaian dengan batinnya sendiri baik. Sedangkan

tipe ekstrovert yaitu terutama lebih dipengaruhi oleh dunia objektif yaitu di

  15 Costa dan McCrae (seperti dikutip dalam Mastuti, E., 2005), juga

mengungkapkan bahwa tipe introvert cenderung tidak sepenuhnya terbuka

dan memiliki hubungan yang lebih sedikit dan tidak seperti kebanyakan

orang lain, mereka lebih senang dengan kesendirian. Sedangkan tipe

ekstrovert cenderung ramah dan terbuka serta menghabiskan waktunya

untuk mempertahankan dan menikmati sejumlah besar hubungan.

c. Pola Asuh

  1. Pola Asuh Otoriter Menurut Stewart dan Koch (seperti dikutip dalam Muazar, H., 2008), orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Kaku

  b) Tegas

  c) Suka menghukum

  d) Kurang ada kasih sayang serta simpatik

  e) Orang tua memaksa anak untuk patuh pada nilai- nilai mereka serta mencoba membentuk tingkah laku sesuai dengan tingkah laku orang tua dan cenderung mengekang keinginan anak

  f) Orang tua tidak mendorong serta memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian.

  g) Hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa.

  16

H., 2008), orang tua yang otoriter tidak memberikan hak anaknya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarakan perasaan-perasaannya.

  2. Pola Asuh Demokratis

Stewart dan Koch (seperti dikutip dalam Muazar, H., 2008 ),

menyatakan ciri-cirinya adalah:

  a) Orang tua menganggap sama kewajiban dan hak antara orang tua dan anak

b) Secara bertahap orang tua memberikan tanggung jawab bagi anak-

anaknya mengenai segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa

  c) Orang tua selalu berdialog dengan anak-anaknya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluahan dan pendapat anak-anaknya

  d) Dalam bertindak, mereka selalu memberikan alasannya kepada anak, mendorong anak saling membantu dan bertindak secara obyektif, tegas tetapi hangat dan penuh perhatian

Sedangkan menurut Barnadib (seperti dikutip dalam Muazar, H.,

  

2008), orang tua yang demokratis selalu memperhatikan perkembangan

anak dan tidak hanya sekedar mampu memberi nasehat dan saran, tetapi

juga bersedia mendengarkan keluhan-keluhan anak berkaitan dengan

persoalan-persoalannya.

3. Pola asuh Permisif

  17 menyatakan bahwa orang tua yang mempunyai pola asuh permisif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali b) Anak sedikit sekali di tuntut untuk tanggung jawab, tetapi memiliki hak yang sama seperti orang dewasa c) Anak di beri kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya d. Karakteristik Masyarakat

Masyarakat Poso menggunakan istilah “SINTUWU” sebaga i landasan

kepribadian masyarakatnya (Tahir, L.S., 2007), yang dapat dipahami dalam beberapa pengertian:

  1. Dota pasanggan atau kemauan bersama untuk melakukan pekerjaan.

  Kegiatan kerjasama yang di dorong oleh rasa kekeluargaan, rasa kebersamaan satu komuniti untuk kepentingan seseorang, keluarga, kerabat, dan masyarakat pada umumnya.

  2. Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai bidang dan lapangan kehidupan yang di pandang baik dan terpuji di mana menghendaki kerjasama dan bantuan orang lain. Secara keseluruhan arti dari istilah SINTUWU adalah kebersamaan yang dalam konteks sosial dan agama termanifestasi dalam bentuk:

  1. Mesale atau social responsibility, yaitu, rasa tanggung jawab sosial

  18 mereka saling membantu mengerjakan sawah atau kebun masing- masing secara bergiliran dan teratur sampai seluruh anggota kelompok itu mendapatkan giliran

  2. Nosialapale atau transparancy, yaitu, adanya keterbukaan masyarakat dalam menerima keyakinan agama, bahasa, adat istiadat yang berbeda, rasa solodaritas dan kekeluargaan diantara sesama warga serta rasa simpatik dan penghargaan antar sesamanya.

  3. Membutulungi atau social awarenes, yaitu, suatu semangat yang membahu, saling membantu dalam hal pembangunan rumah. Bantu membantu tersebut di mulai pada saat seseorang mendirikan rumah, mengatap rumah, dan sebagainya. Bagi masyarakat Poso, dianggap tabu meninggalkan desanya sebelum sempat membantu, walaupun hanya sekedar memegang tiang atau sekedar menaikkan selembar atap, mereka percaya bahwa meninggalkan desa pada saat kegiatan saling membantu mendirikan rumah pasti mengalami kegagalan.

  

Selain itu, sistem kekerabatan masyarakat poso terbagi menjadi dua