BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR - DOCRPIJM 1505189000BAB 6 ASPEK TEKNIS
6.1. RENCANA
6.1.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Arahan Pengembangan
6.1.1.1. Isu Strategis
1. Masih terbatasnya keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman.
Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Pemalang selain menuntut ketersedian lahan untuk permukiman juga menuntut lingkungan permukiman yang sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana & utilitas (PSU), meliputi: jalan, drainase, persampahan, sanitasi, air bersih dan listrik dan sarana pendukung lainnya.
1. Meningkatnya jumlah penduduk, yang menuntut adanya infrastruktur pendukung lingkungan permukiman
C. Aspek Lingkungan Permukiman
Proses verifikasi dalam pengajuan bantuan pengembangan perumahan di Kabupaten Pemalang, masih didasarkan atas data sekunder dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan yang selanjutnya diajukan ke Kabupaten dan akan disetujui oleh Provinsi dalam bantuan dana pembangunan perumahan.
2. Kurangnya kegiatan sosialisasi yang melibatkan masyarakat terhadap proses verifikasi dalam program bantuan pengembangan perumahan dari pemerintah.
Keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan permukiman dan perumahan di Kabupaten Pemalang masih terbatas. Hal tersebut digambarkan dalam program perbaikan rumah terhadap Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) masyarakat hanya sebagai penerima bantuan tanpa terlibat dalam proses pembangunan atau rehabilitasi rumah tersebut.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐1 BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
Rumah tangga yang memiliki rumah tidak layak huni di Kabupaten Pemalang mengalami perkembangan yang fluktuatif.
1. Masih terdapatnya rumah tidak layak huni yang dijadikan tempat tinggal penduduk
A. Aspek Lingkungan
No Isu Strategis Keterangan
IDENTIFIKASI ISU‐ISU STRATEGIS SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KABUPATEN
PEMALANG
TABEL VI. 1
dilihat pada tabel berikut :
Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2‐JM) di Kabupaten Pemalang dapat
Isu strategis pengembangan permukiman yang terkait dengan Penyusunan Rencana
PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
B. Aspek Peran Serta Masyarakat/ Swasta
No Isu Keterangan Strategis
2. Belum optimalnya Kurangnya infrastruktur Prasarana dan Sarana Umum (PSU) pemanfaatan infrastruktur digambarkan adanya kondisi perumahan yang belum terlayani permukiman jaringan yang sudah pengangkutan persampahan. dibangun.
Sumber : Tim Penyusun, 2014
6.1.1.2. Kondisi Eksisting
Perumahan menurut Undang‐Undang No 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman
adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Berdasarkan kondisi fisiknya
bangunan rumah dibedakan menjadi 3 yaitu rumah permanen, semi permanen, dan non permanen.
Jumlah rumah permanen di Kabupaten Pemalang tahun 2006 sebesar 173.138 unit. Jumlah
rumah permanen di Kabupaten Pemalang tahun 2007 sebesar 180.970 unit dan mengalami pertumbuhan di tahun 2010 menjadi 182.080 unit. Sementara itu untuk rumah non permanen
tahun 2006 sebesar 116.559 unit, meningkat menjadi 139.269 unit tahun 2010. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut;
Tabel Error! No text of specified style in document.‐1 Rumah Berdasarkan Kondisi Fisik Bangunan Di Kabupaten Pemalang tahun 2006‐2010 (Unit) No. Indikator 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah 173.138 180.970 180.970 181.858 182.080 Rumah Permanen Jumlah 116.559 128.215 137.715 138.825 139.269
Rumah Non Permanen Sumber: Renstra DPU Kabupaten Pemalang 2011 ‐ 2016
Pembanguan perumahan dan permukiman di Kabupaten Pemalang ditangani oleh Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) Bidang Ciptakarya dan berada pada Seksi Permukiman dan Tata Guna
Lahan dan Seksi Perumahan. Dalam pelaksanaan DPU bekerjasama dengan Dinas Kesehatan.
Status kepemilikan rumah milik sendiri di Kabupaten Pemalang tahun 2006‐2010 mengalami perubahan
yang cukup baik tahun 2006 sebanyak 245.267 unit menjadi 261.489 unit tahun 2010. Sedangkan
untuk status kepemilikan rumah sewa tahun 2006‐2010 juga mengalami perubahan yaitu sebanyak 1.500 unit rumah sewa tahun 2006 meningkat menjadi 1.755 unit rumah sewa.
Untuk penyediaan rumah Perumnas di Kabupaten Pemalang tahun 2009‐2010 sebanyak 2.009 unit.
Sedangkan penyediaan rumah melalui KPR/BTN tahun 2010 sebanyak 3.429 unit. Kebutuhan rumah di Kabupaten Pemalang mengalami peningkatan. Tahun 2006 kebutuhan rumah sebesar
76.830 unit, tahun 201 kebutuhan rumah meningkat menjadi 118.089 unit. Sementara itu untuk jumlah penghuni yang tinggal pada kawasan permukiman kumuh mengalami penurunan. Tahun
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐2 Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐3
pembangunan perumahan di Kabupaten Pemalang menunjukkan peningkatan. Hal ini ditandai penambahan jumlah kawasan/kompleks perumahan menjadi 25 buah,
82.803 225.705 242.200 206.546 269.933
5 Jumlah penduduk yang tinggal dipermukiman kumuh
1.293
1.163 1.123
1.083 850 Sumber: Renstra DPU Kabupaten Pemalang 2011 ‐ 2016
Dari banyaknya jumlah rumah yang ada, persentase rumah yang layak huni baru tahun
2010 mencapai 96%. Lingkungan yang masuk kategori lingkungan pemukiman kumuh tahun 2010 sebesar
9,19% menurun dari kondisi tahun 2006 yang mencapai 29,25%. Perkembangan
yaitu kawasan perumahan Pelutan Indah, perumahan cangklik baru, perumahan Sugihwaras,
76.830 96.459 141.728 118.089 118.089
perumahan PEPABRI Sugihwaras, perumahan Perumnas Bojongbata, perumahan Songgo
indah, perumahan Kaligelang Permai, perumahan Banjardawa Permai, perumahan Taman Asri
I dan II, perumahan Widuri Asri, perumahan Widuri Graha Pesona I dan II, perumahan Taman Lestari
I dan II, perumahan Taman Mandiri, perumahan Taman Rejo, perumahan Petarukan Permai,
perumahan Puri Asri Comal, perumahan Taman Anggur Refaonda Bojongbata, perumahan Taman Agung, perumahan Pondok Sampir Damai Mulyoharjo, perumahan Green Asri
Comal, perumahan Puri Praja Kencana, perumahan Vila De Blandong, perumahan Grand Comal
(Ex pabrik spirtus), perumahan Trans Quality Bojongbata, dan perumahan Guci Permai Moga.
Di Kabupaten Pemalang jumlah rumah yang telah ber IMB tahun 2006 sebanyak 3.029 unit,
tahun 2007 meningkat menjadi 3.463 unit, tahun 2008 meningkat menjadi 3.809 unit, tahun 2009
4 Jumlah rumah layak huni
274.649 275.759 Jumlah Kebutuhan Rumah (unit)
2006 penduduk yang tinggal di kawasan permukiman kumuh sebanyak 1.293 jiwa, tahun 2010 menurun
2 Penyediaan Rumah (unit)
menajdi 850 jiwa. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel Error! No text of specified style in document.‐2 Status Kepemilikan Rumah, Penyediaan Rumah, Kebutuhan Rumah Tahun 2006‐2010 No
Indikator 2006
2007 2008
2009 2010
1 Status Kepemilikan rumah
a. Rumah milik sendiri (unit) 243.767 244.267 246.267
273.149 274.000 b.
Rumah sewa (unit) 1.500 1.500 1.500 2.327 2.327
Perumnas (unit) 781 781 781
rumah didirikan secara swadaya masyarakat (unit) 246.677 247.767 247.767
2.009 2.009 b.
KPR/BTN (unit) 3.129 3.129 3.129 3.429 3.429
3 Kebutuhan Rumah Jumlah rumah tangga
326.007 346.636 391.905 395.386 395.386 Jumlah
Penduduk (jiwa) 1.364.274
1.371.236
1.387.453 1.391.711
1.405.488 Jumlah rumah didirikan oleh pengembang (unit)
3.910
3.910
4.109 4.336 4.813 Jumlah
meningkat menjadi 4.459 unit dan tahun 2010 mencapai 5.338 unit. Komposisi antara rumah yang ber‐IMB antara rumah pada perumahan maupun rumah swadaya seimbang, seperti terlihat
pada tabel berikut:
Tabel Error! No text of specified style in document.I‐3 Jumlah Rumah Ber‐IMB di Kabupaten Pemalang Tahun 2006‐2010
No 2006 2007 2008 2009 2010 Jenis Rumah
1 Perumahan 1.499 1.499 1.698 1.925 2.402
2 Umum/swadaya 1.530 1.964 2.111 2.534 2.936
Jumlah 3.029 3.463 3.809 4.459 5.338
Sumber: Renstra DPU Kabupaten Pemalang 2011 – 2016
A. Parameter Teknis
Hal ‐hal yang menjadi parameter teknis pada bidang pengembangan/pembangunan permukiman
adalah:
Luas 1.
daerah pengembangan permukiman,
2. Jumlah Penduduk, Jumlah 3.
Penduduk yang sudah memiliki rumah tinggal dan belum memilki rumah tinggal,
4. Jarak permukiman terhadap akses ekonomi dan sosial, Ketersediaan 5.
jaringan prasarana dan sarana dasar seperti air minum dan listrik,
6. Kelengkapan prasarana dan sarana pendukung, B. Aspek Pendanaan
Pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman masyarakat sebagian besar masih menggantungkan
pendanaannya dari Pemerintah karena pendanaannya yang cukup besar. Untuk
menyelesaikan kegiatan lokasi prioritas Peremajaan Kawasan Kumuh Kabupaten Pemalang,
Pemerintah Kabupaten Pemalang menyediakan dana pendamping untuk setiap usulan program dan kegiatan bidang PU/Cipta Karya yang bersumber dari Pemerintah Pusat,
Provinsi dan bantuan pihak swasta.
Sedangkan kegiatan pembangunan yang membutuhkan dana yang relatif kecil, masyarakat melakukannya
secara swadaya. Bantuan stimulan sebagai pendorong dalam perbaikan prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman juga telah dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Pemalang, yang diberikan kepada warga/masyarakat yang benar‐ benar
membutuhkan untuk meningkatkan kualitas perumahan maupun lingkungannya. Dalam pelaksanaan pembiayannya akan mencakup sumber dana APBN, APBD Propinsi, APBD
Kabupaten dan swadaya masyarakat.
C. Pengembangan Permukiman Kabupaten Pemalang
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐4 Perumahan menurut Undang‐Undang No 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman adalah
kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Berdasarkan kondisi fisiknya bangunan
rumah dibedakan menjadi 3 yaitu rumah permanen, semi permanen, dan non permanen.
Jumlah rumah permanen di Kabupaten Pemalang tahun 2006 sebesar 173.138 unit. Jumlah rumah permanen di Kabupaten Pemalang tahun 2007 sebesar 180.970 unit dan mengalami
pertumbuhan di tahun 2010 menjadi 182.080 unit. Sementara itu untuk rumah non permanen tahun 2006 sebesar 116.559 unit, meningkat menjadi 139.269 unit tahun 2010.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut;
Tabel Error! No text of specified style in document.I‐4 Rumah Berdasarkan Kondisi Fisik Bangunan Di Kabupaten Pemalang tahun 2006‐2010 (Unit) No. Indikator 2006 2007 2008 2009 2010
1. Jumlah 173.138
Rumah Permanen 180.970 180.970 181.858 182.080
2. Jumlah 116.559
Rumah Non 128.215 137.715 138.825 139.269
PermanenSumber: Renstra DPU Kabupaten Pemalang (2011‐2016)
Status kepemilikan rumah milik sendiri di Kabupaten Pemalang tahun 2006‐2010 mengalami perubahan
yang cukup baik tahun 2006 sebanyak 245.267 unit menjadi 261.489 unit tahun 2010. Sedangkan untuk status kepemilikan rumah sewa tahun 2006‐2010 juga mengalami perubahan
yaitu sebanyak 1.500 unit rumah sewa tahun 2006 meningkat menjadi 1.755 unit rumah sewa. Untuk penyediaan rumah Perumnas di Kabupaten Pemalang tahun 2009‐2010 sebanyak
2.009 unit. Sedangkan penyediaan rumah melalui KPR/BTN tahun 2010 sebanyak 3.429
unit. Kebutuhan rumah di Kabupaten Pemalang mengalami peningkatan. Tahun 2006 kebutuhan rumah sebesar 76.830 unit, tahun 201 kebutuhan rumah meningkat menjadi
118.089 unit. Sementara itu untuk jumlah penghuni yang tinggal pada kawasan permukiman kumuh
mengalami penurunan. Tahun 2006 penduduk yang tinggal di kawasan permukiman kumuh sebanyak 1.293 jiwa, tahun 2010 menurun menajdi 850 jiwa. Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Tabel Error! No text of specified style in document.I‐5 Status Kepemilikan Rumah, Penyediaan Rumah, Kebutuhan Rumah Tahun 2006‐2010 Indikator 2006 2007 2008 2009 2010 1.
Status Kepemilikan rumah
a. 244.267 246.267 273.149 274.000
Rumah milik sendiri (unit) 243.767
b. 1.500 1.500 1.500 2.327 2.327 Rumah sewa (unit)2.
Penyediaan Rumah (unit)
a. 781 781 781 2.009 2.009 Perumnas (unit)
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐5 b. 3.129 3.129 3.129 3.429 3.429 KPR/BTN (unit)
3.
Kebutuhan Rumah Jumlah 326.007 346.636 391.905 395.386 395.386 rumah tangga Jumlah 1.364.274 1.371.236 1.387.453 1.391.711 Penduduk (jiwa) 1.405.488 Jumlah 3.910 3.910 4.109 4.336 4.813
rumah didirikan oleh
pengembang(unit) Jumlah 246.677 247.767 247.767 274.649 275.759 rumah didirikan secara
swadaya masyarakat (unit) Jumlah 76.830 96.459 141.728 118.089 118.089
Kebutuhan Rumah (unit) 4. 82.803 225.705 242.200 206.546 269.633
Jumlah rumah layak huni
5. 1.293 1.163 1.123 1.083 850 Jumlah penduduk yang tinggaldipermukiman kumuh
Sumber: Renstra DPU Kabupaten Pemalang (2011‐2016)
Dari banyaknya jumlah rumah yang ada, persentase rumah yang layak huni baru tahun 2010 mencapai
96%. Lingkungan yang masuk kategori lingkungan pemukiman kumuh tahun 2010 sebesar 9,19% menurun dari kondisi tahun 2006 yang mencapai 29,25%.
Perkembangan pembangunan perumahan di Kabupaten Pemalang menunjukkan peningkatan.
Hal ini ditandai penambahan jumlah kawasan/kompleks perumahan menjadi 25 buah, yaitu kawasan
perumahan Pelutan Indah, perumahan cangklik baru, perumahan Sugihwaras, perumahan PEPABRI Sugihwaras, perumahan Perumnas Bojongbata, perumahan Songgo indah,
perumahan Kaligelang Permai, perumahan Banjardawa Permai, perumahan Taman Asri
I dan II, perumahan Widuri Asri, perumahan Widuri Graha Pesona I dan II, perumahan Taman
Lestari I dan II, perumahan Taman Mandiri, perumahan Taman Rejo, perumahan Petarukan
Permai, perumahan Puri Asri Comal, perumahan Taman Anggur Refaonda Bojongbata, perumahan
Taman Agung, perumahan Pondok Sampir Damai Mulyoharjo, perumahan Green Asri
Comal, perumahan Puri Praja Kencana, perumahan Vila De Blandong, perumahan Grand Comal
(Ex pabrik spirtus), perumahan Trans Quality Bojongbata, dan perumahan Guci Permai Moga.
Di Kabupaten Pemalang jumlah rumah yang telah ber IMB tahun 2006 sebanyak 3.029 unit, tahun
2007 meningkat menjadi 3.463 unit, tahun 2008 meningkat menjadi 3.809 unit, tahun 2009
meningkat menjadi 4.459 unit dan tahun 2010 mencapai 5.338 unit. Komposisi antara rumah yang ber‐IMB antara rumah pada perumahan maupun rumah swadaya seimbang, seperti
terlihat pada tabel berikut:
Tabel Error! No text of specified style in document.I‐6 Jumlah Rumah Ber‐IMB di Kabupaten Pemalang Tahun 2006‐2010
No Jenis 2006 2007 2008 2009 2010
Rumah
1 Perumahan 1.499
1.499 1.698 1.925 2.402
2 Umum/swadaya 1.530
1.964 2.111 2.534 2.936
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐6 Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐7 Jumlah
Rencana kebutuhan rumah di Kabupaten Pemalang untuk tahun 2011 sebesar 286.617 unit
Permukiman dengan Lingkungan Hunian yang berimbang.
739/KPTS/1992 No. 09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pengembangan Perumahan dan
perencanaan 2030. Rencana kebutuhan perumahan di Kabupaten Pemalang disesuaikan dengan PP 80 Tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba BS, dengan Pola Hunian Berimbang : 1:3:6 dengan dasar hukumnya adalah SKB Mendagri, Men PU, Menpera : No. 648.384 Tahun 1992 No.
dan sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana perumahan maka direncanakan kebutuhan sarana perumahan di Kabupaten Pemalang sampai dengan akhir tahun
Kondisi fasilitas perumahan di Kabupaten Pemalang terdiri dari rumah permanen, semi permanen
6.1.1.4 Arahan Pengembangan Permukiman
Watukumpul, Belik)
3.029 3.463 3.809 4.459 5.338 Sumber: Renstra DPU Kabupaten Pemalang (2011‐2016)
6. Adanya permukiman yang berada di kawasan rawan bencana (kec. Bantarbolang,
5. Masih rendahnya cakupan pelayanan kebakaran. Tahun 2010 pemadam kebakaran yang ada hanya di Kecamatan Comal dan Pemalang, tahun 2011 direncanakan di Kecamatan Randudongkal.
4. Masih terdapatnya lingkungan permukiman kumuh di Kabupaten Pemalang kumuh. Tahun 2010 persentase lingkungan permukiman kumuh sebesar 9,19%, dengan jumlah penduduk yang tinggal di permukiman kumuh sebesar 850 jiwa.
3. Masih rendahnya pemenuhan kebutuhan perumahan layak huni yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Jumlah rumah tidak layak huni /rumah non permanen di Kabupaten Pemalang tahun 2010 sebesar 139.269 unit.
2. Masih rendahnya penyediaan rumah, baik oleh pengembang maupun secara swadaya. Rumah yang didirikan oleh pengembang hanya sebesar 1,71%, penyediaan rumah secara swadaya sebesar 98,28%.
Rata‐rata pertumbuhan kebutuhan rumah pada 4 tahun terakhir (2006‐2010) sebesar 13%.
1. Pertumbuhan penduduk cukup tinggi sehingga kebutuhan perumahan semakin meningkat.
6.1.1.3 Permasalahan Pembangunan Permukiman
dengan perincian 28.662 unit rumah besar, 85.985 unit rumah sedang dan 171.970 unit rumah kecil. Untuk tahun 2015 sebesar 308.654 unit, dengan perincian 30.865 unit rumah besar,
92.596 unit rumah sedang dan 185.193 unit rumah kecil. Untuk tahun 2020 sebesar 332.881unit, dengan
perincian 33.288 unit rumah besar, 99.864 unit rumah sedang dan 199.729 unit rumah kecil. Untuk tahun 2025 sebesar 359.558 unit, dengan perincian 35.956 unit rumah besar, 107.867 unit
rumah sedang dan 215.735 unit rumah kecil. Sedangkan untuk tahun 2030 sebesar 388.975 unit, dengan perincian 38.897 unit rumah besar, 116.692 unit rumah sedang dan 233.385 unit rumah
kecil. Kawasan
permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang berada di daerah perKabupatenan atau perdesaan.
Kawasan permukiman merupakan kawasan yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal dan kegiatan masyarakatnya. Pada prinsipnya pengembangan kegiatan permukiman dapat dialokasikan
pada lahan‐lahan yang kurang produktif dan memiliki kemiringan lereng dibawah 15%.
Kawasan yang diperuntukkan bagi permukiman, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1.
Kesesuaian lahan dengan masukan teknologi yang ada. 2.
Ketersediaan air terjamin. 3.
Lokasi terkait dengan kawasan hunian yang telah ada dan berkembang. 4.
Tidak terletak pada kawasan tanaman pangan lahan basah, kawasan yang berfungsi lindung, kawasan
hutan produksi tetap dan terbatas. Tujuan
pengelolaan kawasan ini adalah untuk menyediakan tempat permukiman yang sehat dan aman dari bencana alam serta memberikan lingkungan yang sesuai untuk pengembangan
masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan permukiman di wilayah Kabupaten Pemalang tersebar di seluruh wilayah baik di perdesaan (rural) maupun
perKabupatenan (urban). Pengembangan permukiman atau rumah tempat tinggal di desa yang bersangkutan, diperkenankan di daerah yang berdekatan dengan desa yang bersangkutan,
dengan jarak maksimum dari pusat desa 250 meter. Kawasan permukiman yang saat ini belum terbangun, diutamakan peruntukannya bagi perluasan permukiman penduduk yang tinggal
di perkampungan terdekat. Kawasan permukiman perdesaan di wilayah Kabupaten Pemalang
terdapat di 208 desa dengan luas 8.361,399 Ha. Pengembangan
permukiman pada sawah non‐irigasi teknis atau kawasan pertanian lahan kering diperkenankan sejauh mematuhi ketentuan yang berlaku mengenai peralihan fungsi
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐8 Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐9
peruntukan kawasan. Adapun arahan pengelolaan Kawasan Permukiman di wilayah Kabupaen
Pemalang sampai dengan akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2030 terdiri atas :
1. Perlu memperhatikan tata air, budaya lokal serta kepentingan umum.
2. Pengembangan kawasan permukiman dapat dibedakan atas kawasan permukiman penduduk asli dan kawasan permukiman baru.
3. Pada permukiman/perumahan nelayan harus dilakukan upaya penataan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kawasan. Penempatan perumahan nelayan baru hendaknya disesuaikan dengan potensi sumber daya sekitar dan “market” hasil budidaya perikanan
4. Program pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan untuk kawasan permukiman baru antara lain: penataan bangunan, pengaturan pengambilan air tanah, reklamasi, pengaturan batas sempadan bangunan, program penghijauan sempadan, dll.
5. Penetapan kawasan permukiman dilakukan dengan menegaskan kembali fungsi dan peran kawasan lindung (seperti kawasan sempadan, hutan, dan cagar alam) serta dalam hal pengaturan bangunan serta tata lingkungan yang dapat mendukung daya tarik wisata.
6. Bangunan di kawasan permukiman memiliki batasan KDB, KLB yang berbeda beda,tergantung dari peruntukan lahannya.
7. Untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang baik, maka hal‐hal yang harus diperhatikan adalah: a. Untuk bangunan di sempadan sebaiknya tidak ada penambahan bangunan baru, arsitektur bangunan menunjukkan ciri khas daerah (sebagai estetika kawasan), ketinggian bangunan tidak melebihi ketinggian bangunan di daerah yang lebih tinggi (+ 2 lantai), system pembuangan domestik (cair dan padat) diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kualitas air b. Jika permukiman yang saat ini telah berkembang di kawasan lindung (hutan), maka kegiatan budidaya masyarakat perlu diatur agar tidak mengganggu fungsi lindung sebagai catchment area.
8. Untuk bangunan/permukiman di sepanjang jalan utama arsitektur bangunan diatur dengan rapi dan indah dengan mencirikan khas masyarakat setempat, kepadatan bangunan dijaga untuk jangan sampai berubah agar tidak menambah beban jalan, dikembangkan alternatif pembangunan jalan local sekunder yang melayani pergerakan antar perumahan agar tidak perlu melalui jalan utama.
Tabel Error! No text of specified style in document.I‐7 Luas rencana permukiman di kabupaten pemalang tahun 2030 Luas Permukiman (ha) No Kecamatan Pedesaaan PerKabupatenan
1 Ampelgading 709,649 353,413
2 Bantarbolang 522,448 277,786
3 Belik 721,368 231,782
4 Bodeh 601,846 85,641
5 Comal 322, 1.362,306
244
6 Moga 242,561 479,620
7 Pemalang 530,098 1.506,132
8 Petarukan 1.237,057 544,984
9 Pulosari 197,925 79,170
10 Randudongkal 651,291 174,075
11 Taman 547,989 1.303,318
12 Ulujami 1.062,114 35,347
13 Warungpring 328,533 84,937
14 Watukumpul 238,295 91,694
Sumber: RTRW Pemalang, Tahun 2010 – 2030
6.1.2. Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman
Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Pemalang terdapat kriteria yang menentukan,
yang terdiri dari kriteria umum dan khusus. Adapun beberapa kriteria kesiapan sektor pengembangan permukiman yang terdapat di Kabupaten Pemalang sebagai berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document.I‐8 KESIAPAN KABUPATEN PEMALANG TERHADAP KRITERIA KESIAPAN SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Chek List No Kriteria Keterangan Kesiapan
Kriteria Kesiapan
1. Kriteria Umum
Kabupaten Ada rencana kegiatan √ Pemalang mempunyai produk rinci rencana yang diuraikan kegiatan rinci dalam pengembangan secara permukiman jelas perkotaan dan perdesaan yaitu termuat dalam produk RTRW, RPJMD, RPIJM, serta Renstra SKPD Kabupaten Pemalang. Indikator Indikator kinerja sesuai √ kinerja disesuaikan dengan yang dengan tertuang yang ditetapkan dalam Renstra SKPD Kabupaten dalam Pemalang.
Renstra. Pengembangan Kesiapan lahan (sudah √ permukiman perkotaan dan tersedia) perdesaan diarahkan pada lahan‐lahan yang mempunyai kesesuaian dengan peruntukan lahan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang. Belum tersedianya DED pembangunan Sudah tersedia DED. ‐ permukiman di Kabupaten Pemalang. Dokumen Belum tersedianya beberapa dokumen Tersedia ‐ Perencanaan perencanaan Berbasis berbasis kawasan (RP2KP, RTBL Kawasan KSK, (RP2KP, RTBL Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, KSK, Masterplan. dan
KSK), sehingga perlu diprioritaskan guna Agropolitan & sebagai acuan kegiatan yang lebih teknis.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
VI ‐10
Chek List No Kriteria Keterangan Kesiapan
Kriteria Kesiapan Minapolitan, dan KSK)
Tersedianya Tersedia Dana Daerah √ dana daerah berupa APBD untuk untuk pembiayaan Urusan Bersama pengembangan permukiman. (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
Tersedianya Ada unit pelaksana √ unit pelaksana kegiatan dalam kegiatan pengembangan
permukiman yang diwadahi oleh DPU Bidang Ciptakarya Seksi Perumahan dan
permukiman Belum Ada lembaga pengelola ‐ tersedianya lembaga pengelola pasca pasca konstruksi.
konstruksi. Misalanya dalam program bantuan rumah layak huni, kegiatan pasca kontruksi sepenuhnya
dikelola dan dilakukan oleh pemilik rumah.