DOCRPIJM 1503122661Bab IV RPI2JM Profil Banyuasin

  4.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Gambaran geografis yaitu menjabarkan posisi geografis daerah Kabupaten Banyuasin yang ditandai dengan koordinat wilayah Kabupaten Banyuasin . Sedangkan, gambaran mengenai administrasi wilayah menjabarkan luas wilayah Kabupaten Banyuasin , batas- batas wilayah Kabupaten Banyuasin , jumlah kecamatan dan kelurahan, serta peta wilayah Kabupaten Banyuasin dengan skala peta 1:50.000. Kabupaten Banyuasin adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Banyuasin terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Musi Banyuasin. Secara yuridis pembentukan Kabupaten Banyuasin disahkan dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2002 dengan l uas Kabupaten Banyuasin 1.183.299 Ha atau sekitar 12,18 % Luas Provinsi Sumatera Selatan. S ecara geografis terletak antara 1° 37 32.12 Sampai 3° 09 15.03LS dan 104° 02 21.79 Sampai 105° 33 38.5BT dengan batas-batas sebagai berikut:

  Sebelah Utara Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi Provinsi Jambi dan Selat Bangka; Sebelah Timur Kec. Pampangan dan Air Sugihan (OKI); Sebelah Barat Kec. Sungai Lilin, Kec. Lais dan Kec. Lalan Kab. Musi Banyuasin

Sebelah Selatan Kec. Jejawi, Pampangan (OKI), Kec. Pemulutan OI), Kota Palembang,

Kec. Sungai Rotan, Kec. Gelumbang, Kec.Muara Belida (Muara Enim).

  Posisi geografis Kabupaten Banyuasin terhadap Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Peta Orientasi, Gambar 4.1.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 1 Gambar 4.1. Peta Orientasi Kabupaten Banyuasin

  Memperhatikan letak geografis dan batas administratif Kabupaten Banyuasin yang berbatasan langsung dengan wilayah laut yaitu Selat Bangka, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Penataan Ruang nomor 26 Tahun 2007 pasal 15,

bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan

rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang

udara, termasuk ruang di dalam bumi, maka akan terjadi perubahan luas wilayah Kabupaten hasil deliniasi pada saat revisi RTRW. Hal ini disebabkan selain faktor perhitungan wilayah yang mengikut sertakan laut, juga karena perbedaan skala dan

ketelitian peta pada saat pembentukan kabupaten dan penyusunan RTRW yang mengacu

Undang-undang No.26 Tahun 2007. Hasilnya luas Wilayah Kabupaten Banyuasin yang

semula sebesar 1.183.299 Ha bertambah menjadi 1.375.400,061 Ha. Perhitungan

tersebut telah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang termuat dalam penjelasan pasal

2, dimana Kewenangan kabupaten/kota ke arah laut ditetapkan sejauh 4 mil yakni

sepertiga dari wilayah laut kewenangan provinsi sebesar 12 mil . Hal tersebut telah pula

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 2

  

dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah .

Dari hasil perhitungan, penambahan luas Kabupaten Banyuasin menjadi 1.375.400,061

Ha atau bertambah 192.101 Ha sekitar 16% dari luas awal. Kecamatan yang mengalami penambahan luas wilayah ke arah laut yaitu Kecamatan Banyuasindua, Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Makarti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Kecamatan Pulau Rimau dan Kecamatan Air Salek.

  Kecamatan terkeci l dengan luas wilayah 21.487 Ha. Gambaran administrasi kawasan Kabupaten Banyuasin dan Rincian luas tiap Kecamatan serta penambahannya dapat dilihat pada Tabel 4.1. dan Gambar 4.2

Tabel 4.1.

  

Rincian Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun 2010/2011

Berdasarkan Hasil Perhitungan.

  Luas Wilayah (Ha) No. Kecamatan Sebelum Ditambah Setelah Ditambah Wilayah Laut

  Wilayah Laut

  1. Rantau Bayur 45.335,92 45.335,92

  2. Rambutan 47.540,25 47.540,25

  3. Banyuasin I 21.487,37 21.487,37

  4. Makarti Jaya 32.728,36 48.278

  5. Betung 38.014,61 38.014,61

  6. Banyuasin III 31.866,48 31.866,48

  7. Pulau Rimau 90.618,51 90.618,51

  8. Muara Telang 32.453,22 32.453,22

  9. Talang Kelapa 46.595,74 46.595,74

  10. Muara Padang 94.200,28 94.200,28

  11. Banyuasin II 390.841,29 493.200

  12. Tungkal Ilir 68.336 68.336

  13. Tanjung Lago 82.010 82.010

  14. Muara Sugihan 71.628,94 106.670

  15. Air Salek 33.197,96 27.929

  16. Suak Tapeh 32.750,71 32.750,71

  17. Sembawa 22.105,04 22.105,04

  18. Air Kumbag 36.222,45 36.222,45

  19. Sumber Marga Telang 24.187,81 24.187,81

  J u m l a h 1.183.299 1.375.400 Sumber : Banyuasin Dalam Angka, 2010 dan Hasil Analisis 2011

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 3 Gambar 4.2. Peta Administrasi Kabupaten Banyuasin

  Sejak akhir tahun 2012, jumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin mengalami pemekaran dari 17 kecamatan menjadi 19 kecamatan. Kecamatan yang mengalami pemekaran tersebut antara lain Kecamatan Banyuasin I pecah menjadi Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Air Kumbang, serta Kecamatan Muara Telang pecah menjadi Kecamatan Muara Telang dan Kecamatan Sumber Marga Telang. Masing-masing kecamatan terbagi atas desa-desa dan kelurahan, sedangkan setiap desa-desa dan kelurahan didalamnya tersusun atas dusun, lingkungan maupun rukun warga dan sebagian masih dibagi lagi kedalam rukun tetangga. Jumlah desa di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 masih tetap sebanyak 304 desa/kelurahan, terdiri atas 288 desa dan 16 kelurahan. Lihat Tabel 4.2.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 4

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  22

  11

  2

  13

  11 Air Kumbang 16 -

  16

  12 Rambutan 19 -

  19

  9 Muara Padang 15 -

  15

  14 Muara Sugihan 22 -

  15 Makarti Jaya

  15

  11

  1

  12

  16 Air Saleh 14 -

  14

  17 Banyuasin II 17 -

  17

  18 Muara Telang 16 -

  16

  19 Sumber Marga Telang 10 -

  10 Jumlah/Total 288 16 304 Tahun/ Year 2011 288 16 304 2010 288 16 304 2009 288 16 304 2008 272 16 290

  10 Banyuasin I

  9 Tanjung Lago 15 -

  IV - 5

  4 Pulau Rimau 29 -

Tabel 4.2 Jumlah Kelurahan dan Desa Per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, 2012

  Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah Desa/Kelurahan

(1) (2) (3) (5)

  1 Rantau Bayur 21 -

  21

  2 Betung

  9

  2

  11

  3 Suak Tapeh 11 -

  11

  29

  12

  5 Tungkal Ilir 14 -

  14

  6 Banyuasin III

  21

  5

  26

  7 Sembawa 11 -

  11

  8 Talang Kelapa

  6

  6

  Sumber: Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin, 2012

  4.2. Gambaran Demografi Gambaran demografi wilayah Kabupaten Banyuasin berisikan penjelasan dan tabel

mengenai kependudukan yang terdiri dari jumlah penduduk secara keseluruhan, jumlah

penduduk menurut jenis kelamin, jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan penduduk, dan persebaran penduduk.

Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang

mempunyai peran penting dalam pembangunan. Oleh karena itu data penduduk sangat

dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan. Dilihat dari persebaran penduduk di

Kabupaten Banyuasin, hingga awal tahun 20 12 Kecamatan Talang Kelapa merupakan

Kecamatan dengan persentase persebaran tertinggi, yaitu sebesar 15, 49% dan

Kecamatan Air Kumbang adalah kecamatan dengan persebaran terendah, yaitu hanya sebesar 2,14 %. Untuk selengkapnya dapat dilihat Gambar 4.3, dan Tabel 4.3.

  Muara Telang 4% 2% Betung 3% 6% Banyuasintiga

  8% Air Salek 4% Makarti Jaya

  4% Pulau Rimau 6%

  Banyuasindua 6% Tungkal Ilir 3%

  Muara Sugihan 5% Muara Padang 4%

  Talang Kelapa Rambutan 15% Gambar 4.3

  Grafik Distribusi Penduduk Kabupaten Banyuasin Awal Tahun 2012 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 6

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  10 Banyuasin I 186,69 32.988 176,70

  Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin Ket: *) Angka sangat sementara

  Tahun/Year 2011 11.832,99 762.482 64,44 2010 11.832,99 750.110 63,39 2009 11.832,99 739.626 62,51 2008 11.832,99 728.268 61,55

  19 Sumber Marga 174,89 21.469 122,76 Jumlah/Total 11.832,99 782.220 66,53

  18 Muara Telang 341,57 34.352 100,57

  17 Banyuasin II 3.632,40 46.829 12,89

  16 Air Saleh 311,57 29.215 93,77

  15 Makarti Jaya 300,28 33.805 112,58

  14 Muara Sugihan 696,40 38.040 54,62

  13 Muara Padang 917,60 30.449 33,18

  12 Rambutan 450,04 43.075 95,71

  11 Air Kumbang 328,56 40.601 123,57

  9 Tanjung Lago 802,42 36.259 45,19

  IV - 7

Tabel 4.3

  8 Talang Kelapa 439,43 130.615 297,24

  7 Sembawa 196,14 29.962 152,76

  6 Banyuasin III 294,20 61.087 207,64

  5 Tungkal Ilir 648,14 23.919 36,90

  4 Pulau Rimau 888,64 40.412 45,48

  3 Suak Tape 312,70 16.896 54,03

  2 Betung 354,41 52.690 148,67

  1 Rantau Bayur 556,91 39.557 71,03

  Kepadatan/ Km² (1) (2) (3) (4)

  Jumlah Penduduk

  Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, 2012 Kecamatan Luas

  Laju pertumbuhan penduduk merupakan barometer untuk menghitung besarnya semua

kebutuhan yang diperlukan masyarakat, seperti perumahan, sandang, pangan, pendidikan

dan sarana penunjang lainnya. Berdasarkan hasil registrasi penduduk, Jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin dalam

kurun waktu tahun 2008 sampai dengan awal tahun 2012 mengalami peningkatan dengan

rata-rata laju pertumbuhan peduduk sekitar 2,6%. Total jumlah penduduk tersebut di

tahun 200 8 sebesar 798.360 jiwa dan meningkat di awal tahun 20 12 menjadi 906.736

  

jiwa. Jumlah penduduk terbesar yaitu di Kecamatan Talang Kelapa sebesar 12 7.432 jiwa

di tahun 200 8 dan terus meningkat hingga awal tahun 20 12 mencapai 140.439 jiwa.

Secara rinci Tabel 1.4 berikut ini menerangkan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin di

setiap kecamatan Tahun 2008- Awal 2012.

  Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuasin dalam kurun waktu tahun 2008 sampai dengan Awal Tahun 2012 masih tergolong sangat rendah, akan tetapi tiap

tahunnya mengalami peningkatan dengan rata-rata kepadatan di tahun 2008 sebesar 67

jiwa/km2 menjadi 77 jiwa/km2 di Awal tahun 2012, Kecamatan Talang Kelapa merupakan

kecamatan dengan rata-rata kepadatan penduduk tertinggi. Pada awal tahun 20 12, rata-

rata kepadatan penduduk di Kecamatan Talang Kelapa mencapai 441 jiwa/Km2.

Tingginya tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Talang Kelapa disebabkan karena

kecamatan ini letaknya strategis karena lebih dekat dengan Kota Palembang. Sementara

kecamatan dengan rata-rata kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Muara

Sugihan, yang pada awal tahun 20 12 rata-rata kepadatan penduduknya hanya

  11

jiwa/Km2. Persebaran kepadatan penduduk Kabupaten Banyuasin dapat dilihat pada Peta

Kepadatan Gambar 4.5, sedangkan perkembangan dan Rata-rata kepadatan penduduk di

Kabupaten Banyuasin dapat melihat grafik pada Gambar 4 .4 dan Tabel 4 .4. Lihat pula

table 2.5 dan 2.6.

  Perkembangan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuasin 2008-Awal 2012

  77

  76

  71

  69

  67 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Gambar 4.4

Grafik Peningkatan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuasin

Tahun 2007-2012

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 8

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 9

  Gambar 4.5 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuasin

  Tabel 4.4

  Proyeksi Laju Pertumbuhan Penduduk dan Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2013

  No Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013

  1. Laju pertumbuhan penduduk (%) 2,43 2,23 1,79 1,62 1,43

  2. Laju pertumbuhan ekonomi (%) 6,63 7,91 7,89 8,32 8,81

  Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin 2012 Ket: *) Angka sangat sementara

  Tabel 4.5

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  11 389.907 372.575 762.482 104,65

  

16 Air Saleh 15.518 13.697 29.215 113,29

  

17 Banyuasin II 24.218 22.611 46.829 107,11

  

18 Muara Telang 17.402 16.950 34.352 102,67

  19 Sumber Marga Telang 10.696 10.773 21.469 99,29 Jumlah/Total 399.412 382.808 782.220 104,34

  Tahun/Years

  20

  20

  14 Muara Sugihan 19.971 18.069 38.040 110,52

  10 384.069 366.041 750.110 104,93

  20

  09 371.929 367.697 739.626 101,15

  20

  08 363.788 364.480 728.268 99,81

  Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin 2012 Ket: *) Angka sangat sementara

  

15 Makarti Jaya 17.350 16.455 33.805 105,44

  13 Muara Padang 16.081 14.368 30.449 111,93

  IV - 10

  

4 Pulau Rimau 20.846 19.566 40.412 106,54

  Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio di Kabupaten Banyuasin, 2012

  Kecamatan/ Penduduk Jumlah Sex Rasio (%) Laki-laki

  Perempuan (1) (2) (3) (4) (5)

  

1 Rantau Bayur 20.055 19.502 39.557 102,83

  

2 Betung 27.387 25.303 52.690 108,24

  

3 Suak Tape 8.782 8.114 16.896 108,23

  

5 Tungkal Ilir 12.651 11.268 23.919 112,27

  

12 Rambutan 22.238 20.837 43.075 106,72

  

6 Banyuasin III 29.911 31.176 61.087 95,94

  

7 Sembawa 14.670 15.292 29.962 95,94

  

8 Talang Kelapa 65.367 65.248 130.615 100,18

  

9 Tanjung Lago 19.191 17.068 36.259 112,44

  

10 Banyuasin I 16.874 16.114 32.988 104,72

  

11 Air Kumbang 20.205 20.396 40.601 99,06

  Tabel 4.6 Jumlah Kepala Keluarga Penerima Beras Miskin (Raskin)

  19 Sumber Marga Telang

  8 Talang Kelapa 8.209 8.076 8.076 3.214

  18 Muara Telang 7.625 7.074 7.074 6.518

  17 Banyuasin II 4.826 4.826 4.826 3.565

  16 Air Saleh 3.005 2.585 2.585 2.286

  15 Makarti Jaya 3.778 3.498 3.498 2.802

  14 Muara Sugihan 3.671 3.200 3.200 2.337

  13 Muara Padang 2.121 1.993 1.993 2.726

  12 Rambutan 5.018 4.297 4.297 2.410

  11 Air Kumbang - - - -

  10 Banyuasin I 13.577 12.699 12.699 6.305

  9 Tanjung Lago 5.361 5.370 5.370 3.487

  7 Sembawa - - - 628

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  6 Banyuasin III 5.424 5.254 5.254 1.682

  5 Tungkal Ilir 3.954 3.356 3.356 1.278

  4 Pulau Rimau 7.813 7.537 7.537 3.869

  3 Suak Tapeh - - - 691

  2 Betung 4.100 4.029 4.029 1.694

  1 Rantau Bayur 7.388 7.074 7.074 2.931

  Kecamatan Jumlah Kepala Keluarga Penerima Raskin 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5)

  • Jumlah/Total 85.870 80.868 80.868 48.423

   Gambaran Topografi 4.3.

  di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2012 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin 2012 Ket: *) Angka sangat sementara

  IV - 11 Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi ketinggian dan kontur wilayah Kabupaten Banyuasin . Selain berisikan penjelasan, juga didukung oleh peta ketinggian dan kontur wilayah dengan skala peta 1:50.000. Kondisi topografi Kabupaten Banyuasin didominasi oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang, yaitu terdiri dari 80% luas dataran rendah basah berupa pesisir pantai, rawa pasang surut dan lebak serta 20% luasan merupakan dataran berombak sampai bergelombang dengan kisaran ketinggian 0 – 60 M di atas permukaan laut. Topografi datar atau sedikit bergelombang 0-12 dan 13-24 Mpdl menyebar di seluruh

kecamatan sedangkan topografi berombak sampai bergelombang 25-36 dan 37-48 Mdpl

berada di sebagian kecil Banyuasin dua, Tungkal Ilir serta selatan baguan timur

Kabupaten Banyuasin serta sebagian kecil wilayah Betung dan Banyuasin III untuk 49-60

Mdpl. Dilihat dari kelerengannya, daratan Kabupaten Banyuasin berada pada kisaran

kemiringan lereng 0-2% seluas 1.181.610 Ha dan 2-5% seluas 1.689 Ha. Beberapa

wilayah yang berada pada dataran rendah dengan kisaran kemiringan lereng 0-2% berupa lahan rawa pasang surut tersebar di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau, Air Salek Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir. Selanjutnya berupa lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasin I. Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang dan kisaran kemiringan lereng 2-5% terdapat di sebagian besar Kecamatan Betung, Sembawa, Banyuasin III, Talang Kelapa, Rantau Bayur dan sebagian kecil Kecamatan Muara

Sugihan, Rambutan dan Kecamatan Tungkal Ilir. Gambaran kondisi kemiringan lahan dan

topografi di Kabupaten Banyuasin dapat di lihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 12 Gambar 4.6. Peta Kondisi Kemiringan Lahan Kabupaten Banyuasin Gambar 4.7.

  Peta Topografi Kabupaten Banyuasin

  4.4 Gambaran Geohidrologi

Gambaran mengenai geohidrologi menjabarkan penggunaan air tanah, dan wilayah DAS

secara deskriptif dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/DAS dengan

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 13 skala peta 1:50.000. Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat

dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah datarah basah pola alirannya

rectangular dan di daerah dataran kering pola alirannya dendritic.

  Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai

Telang, Sungai Upang dan yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air berupa

alur pelayaran pedalaman yang dapat menghubungkan pusat kegiatan wilayah, pusat

kegiatan lingkungan, antar pusat pelayanan lokal serta antar pusat pelayanan lingkungan.

Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang surut umumnya rectangular, sedangkan untuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering dijumpai genangan air yang cukup luas.

  Terkait kondisi hidrologi, Kabupaten Banyuasin terbagi kedalam 5 wilayah daerah aliran

sungai yang masing-masing Das Bangke meliputi Kawasan Taman Nasional Sembilang,

Das Banyuasin yang merupakan Das terbesar meliputi Kecamatan Tungkal Ilir, Pulau

Rimau, Suak Tapeh, Sembawa, Betung, Banyuasin III, Tanjung Lago dan bagian selatan

Banyuasin II, Das Benawang meliputi sepanjang wilayah timur Kecamatan Muara

Sugihan, Sumber Marga Telang dan Muara Padang, Das Sembilang yang meliputi bagian

utara kawasan Taman Nasional Sembilang dan Das Musi yang meliputi Kecamatan Rambutan, Banyuasin I, Air Kumbang, Talang Kelapa, Makarti Jaya, Muara Telang, Air Salek, Tanjung Lago, Rantau bayur serta sebagian wilayah di Kecamatan Banyuasin II.

Pembagian daerah aliran sungai di Kabupaten Banyuasin di ilustrasikan pada Gambar

4.8.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 14

  

. Gambar 4.8.

  Peta Geohidrologi Kabupaten Banyuasin

  4.5 Gambaran Geologi Gambaran geologi menjabarkan jenis tanah serta penjelasan mengenai daerah rawan

bencana yang ada di wilayah Kabupaten Banyuasin. Pada gambaran geologi tidak hanya

dijelaskan secara deskriptif tetapi juga didukung oleh peta jenis tanah, dan peta rawan bencana dengan skala peta 1:50.000.

  Kondisi geologi di Kabupaten Banyuasin akan di gambarkan melalui stratigrafi penyusunnya yang terdiri dari aluvium, batu lempung, batu pasir, batu sabak, endapan rawa, filit dan granit.

  2. Batu Lempung, Batu Lanau, Batu Pasir : tersebar di sebagian Kecamatan Banyuasin Dua, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, Betung, Banyuasin Tiga, Rantau Bayur dan Suak Tapeh

  

3. Batu Pasir, batu lumpur dan batu bara : tersebar di sebagian Kecamatan Pulau

Rimau

  4. Batu Sabak, Filit dan Batu Lumpur : tersebar di sebagian Kecamatan Tanjung Lago

  5. Endapan Rawa : tersebar di selatan bagian timur Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan Betung, Suak Tapeh, Banyuasin III, Talang Kelapa dan Rantau Bayur Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 15

  6. Filit dan Batu pasir : tersebar di sebagian kecil wilayah perbatasan Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau Rimau

  7. Granir, Granodiorit, Diorit : tersebar di sebagian Kecamatan Pulau Rimau, Banyuasin II, Tanjung Lago dan Rambutan Dari jenis stratigrafi tersebut yang paling mendominasi adalah jenis aluvium yang terbentuk dari endapan danau dan pantai. Selanjutnya adalah jenis endapan rawa yang tersebar di selatan bagian timur Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan Betung, Suak Tapeh, Banyuasin III, Talang Kelapa dan Rantau Bayur dan persebaran paling sedikit yaitu jenis filit yang hanya terdapat di sebagian kecil wilayah perbatasan Kecamatan

Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau Rimau. S ebaran kondisi geologi berdasarkan

stratigrafi penyusunnya dalam Kabupaten Banyuasin seperti pada Peta Geologi Gambar

4.9.

  Gambar 4.9. Peta Geologi Kabupaten Banyuasin

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 16

  • Ilir, Betung, Sembawa, Makarti Jaya bagian utara, Suak Tapeh bagian barat serta bagian timur Banyuasintiga dengan curah hujan rata-rata 2521-2683 mm/tahun. Tipe Iklim B, dengan curah hujan rata-rata 2359-2521 mm/tahun, meliputi sebagian -

    besar Kecamatan Muara Sugihan, Air Salek, Makarti Jaya, Muara Telang, Air Marga

    Telang, Tanjung Lago, Rantau Bayur, Talang Kelapa dan bagian utara Kecamatan

    Sembawa.

    Tipe Iklim B1, dengan curah hujan rata-rata 2197-2359 mm/tahun, meliputi sebagian

  • besar Kecamatan Muara Padang, Talang Kelapa, bagian selatan Makarti Jaya dan

    Muara Telang serta bagian barat Tanjung Lago

    Tipe Iklim C2, dengan curah hujan rata-rata 1872-2197 mm/tahun meliputi sebagian

  • besar Kecamatan Banyuasin I, Air Kumbang, Rambutan, Muara Padang dan bagian

    selatan Talang Kelapa.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 17 Gambaran Klimatologi

  4.6 Gambaran klimatologi menjabarkan mengenai iklim wilayah Kabupat en Banyuasin, curah hujan, temperatur serta peta rawan air, baik dalam bentuk narasi dan tabel.

  Seperti kebanyakan kondisi klimatologi di wilayah Indonesia, Kabupaten Banyuasin

memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan suhu rata-rata

26,100 – 27,400 Celcius serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % - 85,5

% sepanjang tahun. Kondisi iklim Kabupaten Banyuasin secara umum beriklim tropis

basah dengan rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun. Secara lebih rinci dari pengamatan

enam stasuin klimatologi yaitu Stasiun Hujan Sungai Lilin, Sungsang, Sembawa dan Betung, Air Sugihan, Mariana serta Badaruddin, sebaran tipe iklim di Kabupaten Banyuasin terbagi menjadi 4 (tiga) yaitu tipe iklim B2, tipe iklim B, tipe iklim B1 dan tipe iklim C2.

  Tipe Iklim B2, meliputi Sebagian besar Kecamatan Banyuasin II, Pulau Rimau, Tungkal Gambaran kondisi Klimatologi di Kabupaten Banyuasin terlihat pada Gambar 4.10.

  Gambar 4.10. Peta Gambaran Klimatologi Kabupaten Banyuasin

  

Menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol seperti adat istiadat masyarakat

Kabupaten/Kota sedangkan gambaran ekonomi menjabarkan data dan informasi kondisi ekonomi daerah. Kondisi perekonomian daerah mencakup kondisi perkembangan PDRB, laju tingkat investasi (ICOR), laju inflasi daerah, dan potensi ekonomi (pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata).

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama perekonomian di suatu

wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan

struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk

mengetahui pertumbuhan ekonomi.Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 18

  

ekonomi di Kabupaten Banyuasin (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai

Rp. 15,01 milyar, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 13,48 milyar.

  Struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin masih didominasi oleh sektor primer (pertanian dan pertambangan), sebesar 44,74 persen PDRB Banyuasin disumbang oleh sektor ini.

Sumbangan sektor primer terutama berasal dari sektor pertanian sebesar 30,35 persen,

sedangkan sektor pertambangan sebesar 14,39 persen.

  

Sektor sekunder (sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, dan sektor

bangunan) memberikan kontribusi sebesar 34,12 persen terhadap PDRB Banyuasin.

Sumbangan sektor sekunder terutama diberikan oleh sektor industri pengolahan sebesar

24,89 persen.

  

Sumbangan sektor tersier (sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan

dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa- jasa) terhadap PDRB Banyuasin sebesar 21,14 persen. Pada sektor ini sumbangan terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel & restoran yaitu sebesar 13,05 persen.

  4.7.2 Pertumbuhan Ekonomi Pada tahun 2012 tingkat pertumbuhan riil sektor ekonomi di Kabupaten Banyuasin sebesar 6,23 persen dengan migas dan bila tanpa migas mencapai 7,39 persen. Pertumbuhan ekomoni tahun 2012 mengalami percepatan dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 6,06 percent, sedangkan bila dibandingkan dengan tanpa migas terjadi sedikit perlambatan yang sebesar 7,88 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami laju pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 13,01 persen. Disusul kemudian oleh sektor bangunan sebesar 11,17 persen dan sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 9,87 persen.

  4.7.3 Laju Inflasi PDRB Selain untuk mengukur kinerja perekonomian, PDRB juga dapat digunakan untuk mengestimasi laju inflasi. Inflasi merupakan indeks yang menggambarkan perubahan harga. Laju inflasi PDRB Banyuasin tahun 2012 sebesar 5,08 % dalam struktur migas.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 19 Pendapatan perkapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata. Angka ini terbentuk dari jumlah pendapatan yang timbul (income origined) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan perkapita di Kabupaten Banyuasin dalam struktur ekonomi atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2012 tercatat 15,70 juta rupiah atau naik sebesar 8,80 persen dibanding tahun sebelumnya. Begitu juga dengan pendapatan perkapita tanpa migas naik sebesar 12,03 persen atau mencapai 13,13 juta rupiah.

  Pertanian / Agriculture

  4.01 Pertambangan & Penggalian / Mining & Quarrying

  13.25

  4.12 Industri Pengolahan / Manufacturing Industry

  2.62 Listrik, Gas, dan Air Bersih / Elec, Gas, & Water Supply

  6.79 Bangunan / Construction

  6.79 Perdagangan, Hotel dan Restoran / Trade, Hotel, & Restauran Pengangkutan & Komunikasi / Transportation & Communication

  8.87

  6.49 Keuangan, Persewaan & Js Prsh / Finance, Leasing & Business Service

  8.55 Jasa-jasa / Services Sumber Data : RTRW 2012 -2032

Gambar 4.11 Distribusi Persentase PDRB Kab. Banyuasin Menurut Lapangan Usaha ADHB

  Dengan Migas Tahun 2012 Pendapatan perkapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata. Angka ini terbentuk dari jumlah pendapatan yang timbul (income origined) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

  Pendapatan perkapita di Kabupaten Banyuasin dalam struktur ekonomi atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2012 tercatat 15,70 juta rupiah atau naik sebesar 8,80 persen dibanding tahun sebelumnya. Begitu juga dengan pendapatan perkapita tanpa migas naik sebesar 12,03 persen atau mencapai 13,13 juta rupiah.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 20

Tabel 4.8 PDRB

  5 Bangunan 847.404 965.696 1.142.846 1.383.149

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin

  7.520.534 8.603.791 9.909.916 11.389.095

  10.396.719 11.928.617 13.484.257 15.051.955 PDRB Tanpa Migas /

  9 Jasa-jasa / Services 588.150 694.325 819.648 1.005.665 PDRB Dengan Migas

  8 Keuangan, Persewaan & 77.496 86.682 97.233 112.086 Jasa Perusahaan

  59.712 69.517 82.335 99.085

  7 Pengangkutan & Komunikasi

  6 Perdagangan, Hotel dan 1.243.465 1.427.809 1.670.549 1.964.412 Restoran

  4.526 4.984 5.621 6.595

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  4 Listrik, Gas, dan Air Bersih

  3 Industri Pengolahan 2.828.403 3.234.135 3.458.773 3.745.714

  1.480.075 1.809.664 2.058.835 2.166.524

  2 Pertambangan & Penggalian

  1 Pertanian 3.267.488 3.635.805 4.148.417 4.568.725

  Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5)

  PDRB Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah), 2009-2012

  Tabel 4.7

  • ) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara

  IV - 21

  

Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta

rupiah), 2008-2011

  Lapangan Usaha / 2009 2010r) 2011*) 2012**)

  Industrial Origin

  (1) (2) (3) (4) (5) 1.568.24

  Pertanian

  1 1.652.500 1.753.346 1.856.571

  4

  2 Pertambangan & Penggalian 688.162 725.367 731.502 739.316

  3 Industri Pengolahan 840.161 882.295 931.848 983.389

  4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.883 2.013 2.209 2.427

  5 Bangunan 424.032 461.092 509.137 566.007 Perdagangan, Hotel dan 6 701.172 751.816 813.863 881.670 Restoran

  7 Pengangkutan & Komunikasi 28.260 31.611 35.689 40.332 /

  8 Keuangan, Persewaan & 41.685 44.913 48.410 52.257 Jasa Perusahaan

  9 Jasa-jasa 187.970 203.124 220.648 239.052 PDRB Dengan Migas / 4.481.56

  4.754.731 5.046.652 5.361.021

  9 PDRB Tanpa Migas / 3.648.58 3.938.005 4.228.515 4.541.067

  4 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin

  • ) Angka Sementara / Preliminary Figures **)Angka Sangat Sementara / Very Preliminary Figures Tabel 4.9

  Peranan Masing-masing Sektor Dalam Pembentukan PDRB Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku (%), 2009-2012

  Lapangan Usaha 2009 2010r) 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5)

  Pertanian

  1 31,43 30,48 30,76 30,35

  2 Pertambangan & Penggalian 14,24 15,17 15,27 14,39

  3 Industri Pengolahan 27,20 27,11 25,65 24,89

  4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,04

  5 Bangunan 8,15 8,10 8,48 9,19

  6 Perdagangan, Hotel dan 11,96 11,97 12,39 13,05 Restoran

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 22

  • ) Angka Sementara / Preliminary Figures **)Angka Sangat Sementara / Very Preliminary Figures

  3,28 5,41 0,85 1,07

  Laju Inflasi Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha 2008-2011

  6,15 7,93 7,38 7,39

  5,47 6,10 6,14 6,23 PDRB Tanpa Migas

  9 Jasa-jasa 9,05 8,06 8,63 8,34 PDRB Dengan Migas

  8 Keuangan, Persewaan & 7,47 7,74 7,79 7,95 Jasa Perusahaan

  15,13 11,86 12,90 13,01

  7 Pengangkutan & Komunikasi

  6 Perdagangan, Hotel dan 5,14 7,22 8,25 8,33 Restoran

  5 Bangunan 11,39 8,74 10,42 11,17

  6,08 6,90 9,74 9,87

  4 Listrik, Gas, dan Air Bersih

  3 Industri Pengolahan 3,13 5,01 5,62 5,53

  2 Pertambangan & Penggalian

  1 Pertanian 5,73 5,37 6,10 5,89

  2009 2010r) 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5)

  Industrial Origin

  Lapangan Usaha /

  Tabel 4.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuasin Menurut Sektor (%), 2009-2012

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin

  100,0 100,00 100,00

  9 Jasa-jasa 5,66 5,82 6,08 6,68 Jumlah/Total 100,00

  8 Keuangan, Persewaan & 0,75 0,73 0,72 0,74 Jasa Perusahaan

  7 Pengangkutan & Komunikasi 0,57 0,58 0,61 0,66

  • ) Angka Sementara / Preliminary Figures **)Angka Sangat Sementara / Very Preliminary Figures Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin Tabel 4.11

  IV - 23

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian

  1 2,65 5,60 7,54 4,01

  • 2 Pertambangan & Penggalian 16,00 12,81 4,12

  16,27

  3 Industri Pengolahan 1,10 8,88 1,26 2,62

  4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 2,24 3,01 2,77 6,79

  5 Bangunan 5,81 4,80 7,18 8,87

  6 Perdagangan, Hotel dan 4,69 7,09 8,08 8,55 Restoran

  7 Pengangkutan & Komunikasi -3,53 4,08 4,91 6,49

  8 Keuangan, Persewaan & 2,68 3,81 4,07 6,79 Jasa Perusahaan

  9 Jasa-jasa 15,52 9,25 8,67 13,25 PDRB Dengan Migas

  • 0,21 8,14 6,50 5,08 PDRB Tanpa Migas 5,07 6,00 7,27 7,02
    • ) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin Tabel 4.12

  Pendapatan Perkapita Kabupaten Banyuasin (Rupiah), 2007-2012 PDRB

  PDRB tanpa PDRB dengan PDRB tanpa Tahun dengan

  Migas Migas Migas Migas

  (1) (2) (3) (4) (5) 2007 9.285.626 7.224.629 4.641.078 3.739.257 2008 11.068.710 8.346.558 4.813.692 3.893.596 2009 11.470.287 9.166.473 4.998.870 4.069.735 2010 12.976.432 10.340.240 5.229.437 4.331.170 2011 14.430.706 11.716.722 5.460.441 4.575.223 2012 15.701.970 13.125.807 5.654.218 4.789.420

  • ) Angka Sementara

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 24

  • )Angka Sangat Sementara

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin 2012

  Sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten Banyuasin, karena sektor ini memberikan kontribusi yang paling besar terhadap perekonomian Banyuasin. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDRB) tahun 2012 mencapai 30,35

persen dengan nominal nilai output sebesar 4,57 milyar rupiah (atas dasar harga berlaku).

Sektor pertanian terbagi atas lima subsektor, meliputi sektor tanaman bahan makanan (tabama) atau sering disebut tanaman pangan hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.

  Tanaman Bahan Makanan - Produksi pada sawah dan padi ladang di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012

mencapai 882.597 ton yang dihasilkan dari 200.980 hektar luas panen. Bila dibandingkan

dengan tahun 2011 terjadi pertumbuhan sebesar 7,59 persen yakni dari 820.337,7 ton dengan luas lahan 190.341 hektar.

  Perbandingan produksi per hektar antara padi sawah dan padi ladang menunjukkan bahwa rata-rata produksi sawah selalu lebih tinggi dibandingkan padi ladang. Hal ini

disebabkan karena padi sawah mendapatkan pengairan yang baik dan t eratur

dibandingkan padi lading

  

Komoditas palawija mencakup jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai,

dan kacang hijau. Tanaman palawija ini dapat ditanam di arel sawah maupun ladang.

  Pada tahun 2012, rata-rata produksi palawija mengalami penurunan produksi dibanding tahun sebelumnya. Dari seluruh jenis tanaman palawija, produksi terbanyak yakni ubi kayu mencapai 22,95 ribu ton, diikuti jagung sebanyak 14,73 ribu ton dan produksi ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai masing-masing kurang dari 3 ribu ton.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 25

  b. Perkebunan

Perkebunan ditinjau dari sisi pelaku u saha, terbagi menjadi dua yait u perkebunan rakyat

dan perkebunan besar.

  Perkebunan Rakyat -

Karet, kelapa sawit dan kelapa merupakan komoditi perkebunan yang banyak diusahakan

oleh rakyat Kabupaten Banyuasin, dibanding dengan komoditi kopi dan kakao.

  Karet dan kelapa sawit merupakan komoditas ekspor yang harganya relatif stabil tinggi sehingga kehidupan petani pekebun karet dan kelapa sawit lebih sejahtera dibanding

dengan kehidupan petani lainnya. Harga yang relatif stabil tinggi untuk karet dan kelapa

sawit jatuh turun sejak terjadi krisis ekonomi global yang melanda perekonomian dunia sekitar bulan September 2008 dan baru stabil lagi pada pertengahan tahun 2009. Selama tahun 2012, karet, kelapa sawit, dan kelapa merupakan komoditas yang berproduksi secara signifikan dibandingkan kom oditas perkebunan lainnya. Produksi komoditas ini berturut-turut mencapai 94.233 ton, 39.039 ton, dan 43.540 ton.

  Perkebunan Besar - Pada hakekatnya komoditi perkebunan besar tidak jauh berbeda dari komoditi perkebunan rakyat, ini menunjukan bahwa untuk komoditi perkebunan yang cocok di daerah ini adalah karet, kelapa dan kelapa sawit.

  c. Kehutanan Menurut fungsinya, hutan dapat di kelompokkan menjadi Hutan Suaka Alam, Hutan

Produksi, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi Konversi, dan Hutan Lindung (pantai

dan darat). Pengambilan hasil hutan yang dilakukan secara serampangan dapat membawa bencana banjir dan tanah longsor, karenanya pengambilan hasil hutan perlu dilakukan secara hati-hati dengan

memperhatikan lingkungan dan ekosistem. Hasil hutan yang diambil berupa kayu bulat,

dan kayu olahan.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 26

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 27 Peternakan d.

  Perhatian pemerintah terhadap peternakan cukup tinggi, bantuan ternak dan unggas yaitu sapi dan itik digelontorkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

  Hewan ternak dibagi dalam kelompok ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak yang masuk kategori ternak besar adalah sapi perah, sapi, kerbau, dan kuda. Sedangkan kambing, domba, babi, ayam dan itik digolongkan pada ternak kecil dan unggas. Secara umum, populasi sapi tahun 2012 mencapai 28.071 ekor, dan kerbau mencapai 1.951 ekor. Sedangkan populasi kambing, domba, dan babi masing-masing sebanyak 27.190 ekor, 1.566 ekor, dan 5.847 ekor.

   Perikanan e.

  Pada perekonomian daerah, sub sektor perikanan punya andil yang cukup besar yakni sekitar 8,26 persen. Kontribusi yang disumbangkan ini, dibentuk dari hasil produksi penangkapan ikan dan budidaya ikan. Produksi perikanan menunjukkan peningkatan seperti selama kurun waktu 2010-2012. Jumlah produksi perikanan tahun 2011 sebesar 68.203,97 ton meningkat menjadi 75.800,99 ton pada tahun 2012.

  9% 0%

0%

11%

  3% 0% 0% 7%

  5% 3% 8% 14%

  7% 8% 6% 18%

  Rantau Bayur Betung Suak Tapeh Pulau Rimau Tungkal Ilir Banyuasin III Sembawa Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Air Kumbang Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Makarti Jaya Air Saleh

  Banyuasin II Muara Telang Sumber Marga Telang

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin 2012

  Gambar 4.12 Persentase Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang per Kecamatan di

  Kabupaten Banyuasin Tahun 2012

  10,000,000 9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000

  Ayam petelur 5,000,000 Ayam pedaging Ayam buras

  4,000,000 Itik 3,000,000

  2,000,000 1,000,000 2008 2009 2010 2011 2012

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin 2012

  Gambar 4.13 Populasi Unggas Menurut Jenis Unggas di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008-2012

  

Tabel 4.13

  Luas Lahan Pertanian Menurut Jenis Lahan Per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, 2012 Kecamatan

  I. Jenis Lahan Sawah Sementara

  Tadah Lebak,Polder, Pasang Surut Tdk

  Hujan Lainnya Digunakan

  1 Rantau Bayur 18.575 425 - -

  2

  • 231 251 Betung 170

  3 Suak Tapeh 673 395 - -

  4 Pulau Rimau 16.904 988 - -

  5 Tungkal Ilir 5.300 1.367 - -

  6

  • Banyuasin III

  2.228 517

  7 Sembawa 550 - - -

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  IV - 28

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  Luas Lahan Pertanian Menurut Jenis Lahan Per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, 2012

  7 Sembawa - 1.575

  6 Banyuasin III - 1.324 354 163 - -

  5 Tungkal Ilir - 978 529 - - -

  47 31 - -

  4 Pulau Rimau - 217

  3 Suak Tapeh - 2.295 987 215 - -

  2 Betung - 2.835 600 294 - -

  1 Rantau Bayur - 5.500 3.000 - - -

  Rawa Tambak/ Dyke (Ha)

  Huma Pengembalaan/ Padang Rumput Rawa-

  Halaman Tegal/ Kebun Ladang/