TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH

TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO

KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Ratih Nurmawati

  

NIM : 21411031

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI ’AH FAKULTAS SYARI ’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

Moto Penulis

  • -------------o------------

  

          

              

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan

janganlah kamu membunuh dirimuSesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (Qs. An-Nisa:

29)

  • --------------------o------------------

  

Jadilah orang yang selalu memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun untuk orang lain

  • --------------------o------------------

  

(Ratih Nurmawati)

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi ini

kepada :

  1. Kedua Orang tuaku Bapak Suwarli dan Ibu Partiyem tercinta, yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta semangat kepadaku selama ini.

  2. Kakakku M. Anjar Bektinawan, kakak Iparku sri widyaningrum serta adik- adik-adikku Tri Kusumawati, Rizal Fauzi dan Muhammad Sadewa Wicaksono, yang telah mendoakan agar selalu tetap semangat dalam menuntut ilmu dan menjalani kehidupan di dunia ini.

  3. Almarhum kakek dan nenekku yang selalu mendoakan aku dan yang selalu sayang denganku semasa hidupnya.

  4. Seseorang yang telah memberikan kehidupan bermakna, pencerahan dan motivasi yang tinggi sehingga penulis selalu semangat dalam menjalani kehidupan.

  5. Para guru sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.

  6. Almamater Tercinta Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang penulis banggakan.

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya Penulisan Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi ini.

  Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih, Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para

  Spirit

  sahabat- sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan nanti.

  Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna mem peroleh gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) dalam ilmu syari’ah, Fakultas

  Syari’ah, Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah yang berjudul: “Tinjauan

  

Hukum Islam Terhadap Jual Sawah Tahunan di Desa Purworejo Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang) ”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun

  Penulisan Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN Salatiga.

  3. Bapak Ilya Muhsin, S.H.i., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari’ah Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan baik.

  4. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah di IAIN Salatiga.

  5. Bapak Prof. Dr. H. Muh Zuhri, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

  6. Ibu Lutfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan. .

  7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi Fakultas Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.

  8. Sahabat-sahabatku tercinta Cenul, Ririf, Fajar, Pipit, Ser, Mayda, Jamilah, Ayu, yang selalu mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.

  9. Teman-teman KKN yang di Desa Siwal tahun 2015 yaitu Ovy, Ika, Sulis, Mas Ilmi, Lutfi, Mbolet, Mbahhe, Mas Edy, Mas Zul, yang telah memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi.

  10. Keluarga yang di Desa siwal, Bapak dan Ibu Bejo, Bapak Lurah, Bapak Carik, Mbak Putri, yang telah memberikan semangat dan dukungannya dalam menyusun skripsi.

  11. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2011 di

  IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.

  Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan demi enaknya penulisan skripsi ini dibaca dan dipahami.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

  Salatiga, 16 September 2015 Penulis.

  ABSTRAK

Nurmawati, Ratih. 2015. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Sawah Tahunan

(Studi Kasus di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang)

Skripsi.

  Fakultas Syari’ah. Jurusan. S1 Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A.

  Kata Kunci : Hukum Islam, Jual Sawah Tahunan Manusia merupakan mahluk sosial, yang mana manusia tidak dapat

memenuhi kebutuhannya sendiri dan manusia juga membutuhkan orang lain untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka,

masyarakat Desa Purworejo melakukan perjanjian jual sawah tahunan. Jual awah

tahunan adalah praktik antara petani dan pembeli untuk menggarap sawah dengan

waktu tempo tertentu. Dimana petani menentukan harga sawah dan juga waktu

temponya. Maka dari itu penulis mengkaji tentang tinjauan hukum Islam terhadap

jual sawah tahunan di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  

Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana

pelaksanaan jual sawah tahunan dalam masyarakat Desa Purworejo Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang? (2) Bagaimana kesesuaian transaksi jual sawah

tahunan dalam masyarakat Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang dengan akad jual beli dan Ijarah (sewa menyewa).

  Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulakan dengan teknik

owawancara, setelah data terebut terkumpul lalu data tersebut akan diolah.

Kemudian akan analisis menggunakan deskriptif analisis dengan menggunakan

pendekatan normatif yuridis untuk memperoleh kesimpulan dan dianalisis

menurut hukum Islam.

  Hasil penulis meyimpulkan bahwa dalam praktik jual sawah tahunan yang

dilakukan oleh masyarakat Desa Purworejo bukanlah praktik Jual beli. Karena

bila ditinjau hukum islam ditemukan indikasi yang meragukan didalam akadnya.

Dari segi akad masih mengandung kesamaran karena terdapatnyanya waktu tempo

dalam menggarap sawah jadi jika sawah tersebut sudah selesai digarap dalam

waktu tempo yang sudah ditentukan maka sawah itu akan kembali ke petani.

Maka dari itu Jual sawah tahunan bukanlah praktik jual bali akan tetapi Ijarah.

Yang mana praktik Ijarah menjual manfaat dari lahan (sawah) itu dengan kurun

waktu yang sudah ditentukan.Dengan kesimpulan diatas maka semua pihak

terutama Masyarakat Desa Purworejo agar tidak lagi mempraktekkan lagi

transaksi jual beli tersebut, karena dari segi akad masih tidak ada kesesuaian

didalam hukum Islam. Dan praktik jual sawah tahunan tersebut bukanlah praktik

jual beli tapi ijarah. Bagi para pemerintahan desa untuk mengundang Intansi

seperti Institut Agama Islam Negeri (IAIN) untuk memberikan pengarahan dan

penyuluhani mengenai hukum Islam tentang Muamalah

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING........................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................... iv

v HALAMAN MOTO……………………………………………………………

  

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... vi

KATA PENGANTAR......................................................................................... vii

ABSTRAK........................................................................................................... x

DAFTAR ISI....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL xiv …………………………………………………………...

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang ...........................................................................

  B.

  8 Fokus Penelitian……………............……………………........

  C.

  8 Tujuan Penelitian.........................................................................

  D.

  9 Kegunaan Penelitian....................................................................

  E.

  9 Penegasan Istilah.........................................................................

  F.

  11 Tinjauan Pustaka.........................................................................

  G.

  Metode Penelitian........................................................................ 12 H.

  16 Sistematika Penulisan..................................................................

  BAB II KERANGKA TEORITIK A.

  18 Tinjauan Umum Tenetang Jual Beli ..........................................

  1.

  18 Pengertian Jual Beli.........................……………………….

  2.

  21 Landasan Hukum Jual Beli………………………………… 3.

  24 Syarat dan Rukun Jual Beli....................................................

  4.

  32 Macam-macam Jual Beli.......................................................

  5.

  39 Larangan-larang Yang Merusak Jual Beli..............................

  6.

  43 Hikmah Jual Beli....................................................................

  DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 : Jumlah Sekolah, Guru Dan Murid Di Desa PurworejoTABEL 3.2 : Keadaan Tingkat PendidikanTABEL 3.3 : Tempat IbadahTABEL 3.4 : Mata Pencaharian Di Desa PurworejoTABEL 3.5 : Penggunaan Tanah di Desa Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam hukum Islam kita mempelajari tentang muamalah,

  munakahat, waris dan masih banyak lagi. Di sini kita akan mempelajari tentang muamalah, sebagaimana diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti membuka peluang bisnis, menjalin bisnis, mengembangkan produk dan masih banyak lagi.

  Dunia usaha yang semakin berkembang pesat banyak kesepakatan untuk mengadakan transaksi jual beli yang dituangkan dalam perjanjian. Menurut Yan Pramadya Puspa yang dikutip oleh Chairuman (2004:1), bahwa perjanjian dalam bahasa arab adalah

  Mu’ahadah Ittifa’, Akad atau kontrak dan dapat diartikan sebagai

  perjajian atau persetujuan adalah suatu perbuatan di mana seorang atau lebih mengikat dirinya terhadap seseorang lain atau lebih.

  Menurut Abu al-fath yang dikutip oleh Anwar (2010: 68) bahwa Istilah perjanjian dalam hukum Islam adalah akad. Akad berasal dari kata

  al- ‘aqd yang memiliki arti menngikat, menyambung atau menghubungkan

  (ar-rabt).

  Menurut Mursyil al-Hairan yang dikutip oleh Anwar (2010:68) bahwa akad merupakan pertemuan ijab dan yang diajukan oleh salah satu pihak dengan kabul dari pihak lain yang menimbulkan akibat hukum .

  Menurut Henry yang dikutip oleh Anwar (2010;1) bahwa perjanjian akad mempunyai arti penting dalam kehidupan masyarakat dan merupakan dasar dari sekian banyak aktivitas keseharian kita. Perjanjian akad bukan hanya untuk bisnis dan usaha saja, akan tetapi akad juga dapat menyatukan seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam satu ikatan dalam kehidupan bersama.

  Aktivitas ekonomi di Desa Purworejo yaitu tentang akad jual sawah tahunan, dilakukan oleh penduduk yang mayoritas beragama Islam.

  Mereka beranggapan bahwa dalam akad jual sawah tahunan tersebut termasuk jual beli atau sewa menyewa.

  Praktek jual sawah tahunan ini membingungkan dalam hukum Islam, karena dalam akad jual beli atau ijarah ada aturan-aturannya sehingga sah hukumnya menurut hukum Islam.

  Sewa menyewa (Al ijarah) berasal dari kataal Ajru yang berarti Al

  

‘Iwadhu (ganti). Menurut pengertian Syara’, Al Ijarah adalah suatu jenis

akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian (Sabiq, 1987:1).

  Dalam istilah Hukum Islam orang yang menyewakan disebut sebagai

  “Mu’ajjir”, sedangkan orang yang menyewa disebut dengan

  “Ma’jur” dan uang sewa atau imbalan atas pemakaian manfaat barang tersebut disebut dengan

  “Ajaran atau Ujrah” (Chairuman, 2004: 52). Adapun landasan hukum dalam sewa menyewa yaitu dalam Al- Qu

  ’ran surat Al Baqarah ayat 233:

  

            

          

Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada

dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha

melihat apa yang kamu kerjakan.

  Syarat sah perjanjian sewa menyewa yaitu: masing-masing pihak rela melakukan perjanjian sewa menyewa, harus jelas dan terang mengenai obyek yang diperjanjikan, obyek sewa menyewa dapat digunakan sesuai peruntukanya, obyek sewa menyewa dapat diserahkan dan kemanfaatan obyek yang diperjanjikan adalah yang dibolehkan dalam islam (Chairuman, 2004: 53-54).

  . Jual menunjukkan adanya perbuatan menjual sedangkan beli menunjukkan perbuatan membeli. Maka dari itu jual beli menunjukkan perbuatan dalam satu peristiwa, yaitu satu pihak menjual dan pihak lain yang membeli, maka dalam hal ini terjadinyalah peristiwa jual beli (Chairuman, 1996: 33).

  Jual beli (al-

  bay’) secara bahasa adalah memindahkan hak milik

  terhadap benda dengan akad saling mengganti(Aziz, 2010:23). Menurut pengertian syari’at jual beli ialah pertukaran harga atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dibenarkan (Sabiq, 1987: 45).

  Secara terminologi ada beberapa definisi jual beli yang dikemukakan oleh para ulama fiqh, sekalipun subtansinya dan tujuan masing-masing definisi adalah sama, yaitu tukar menukar barang dengan cara tertentu atau tukar menukar sesuatu dengan sepadan menurut caranya yang benar. Jual beli (al-Buyu) adalah pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan (berupa alat tukar yang sah) (Dewi dkk, 2006: 99).

  Adapun landasan hukum tentang jual beli, yaitu firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi:

        

Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

  Maka di sini sudah jelas bahwa Allah telah memperbolehkan jual beli akan tetapi dalam jual beli tersebut tak boleh memperoleh keuntungan yang berlebihan, dikarenakan keuntuugan yang berlebihan itu adalah riba karena riba itu diharamkan oleh Allah. Dan tidak lain juga bahwa dalam jual beli harus bebas dari yang namanya riba.

  Perilaku jual beli merupakan suatu perbuatan hukum yang memiliki konsekuensi terjadi peralihan hak atas sesuatu barang dari pihak penjual kepada pihak pembeli, maka dari itu dalam suatu perbuatan hukum harus dipenuhi rukun dan syarat sah jual beli (Chairuman, 1996: 34).

  Adapun rukun dan syarat jual beli yaitu: Penjual dan pembeli, Uang dan benda yang dibeli dan lafal ijab kabul (Dewi dkk, 2006: 100-

  102). Hal tersebut harus terpenuhi semua, jika salah satu rukun dan syarat sah tidak terpenuhi maka, hal tersebut dikatakan jual beli tidak sah menurut hukum Islam.

  Jual beli dalam bentuk khusus terbagi menjadi 3 bagian yaitu:Murabahah (jual beli di atas harga pokok), As salam/ As salaf (jual beli dengan pembayaran dimuka) dan Al Istishna (jual beli pesanan) (Gemala, 2006: 108-112)

  Tradisi jual beli yang sering dilakukan dalam masyarakat adalah jual beli as salam karena jual beli tersebut telah menjadi kebiasaan. Jual beli as-salam mempunyai dasar hukum yaitu surat Al-Baqarah ayat 282 yang berbunyi:

           

Apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang

ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang

penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.

  Syarat pembayaran (Modal) yaitu diketahui jelas jenisnya, diketahui jelas kadarnya dan diserahkan di majelis. Adapun syarat barang yang disalamkan yaitu: bahwa barang tersebut ada dalam tanggungan , barang tersebut berkriteria yang bisa memberkan kejelasan kadar dan sfat- sifat yang membedakan gharar dan terhindar dari perselisihan dan ada batas waktu tempo yang diketahui (Sabiq, 1987: 120).

  Hal tersebut sangat berbeda dengan praktek jual sawah tahunnan yang telah dilakukan oleh masyarakat di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  Mayoritas mata pencaharian masyarakatnya Desa Purworejo adalah adalah bertani. Mereka memiliki tingkat perekonomian yang sangat berbeda. Dalam memenuhi suatu kebutuhan mereka tidaklah lepas dengan bantuan orang lain.

  Tidak semua masyarakat desa Purworejo bekerja sebagai petani, ada juga yang bekerja sebagai guru, buruh pabrik dan masih banyak lagi.

  Sebagian besar dari mereka adalah bekerja sebagai petani, terdapat beberapa petani yang tidak menggarap sawahnya sendiri tetapi mereka menggarap sawah milik orang lain dengan bagi hasil, ada juga yang menjual sawah dengan sistem tahunan.

  Disamping itu hasil dalam bertani tidaklah selalu baik dalam setiap panennya, dan mereka juga membutuhkan biaya dalam mencukupi kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari mereka. Maka di samping itu ada sebagian pemilik sawah yang menjual sawahnya dengan sistem tahunan, karena pemilik sawah tersebut benar-benar membutuhkan biaya dalam mencukupi keseharian.

  Yang dimaksud jual sawah tahunan tersebut adalah dimana A sebagai penjual. Sedangkan B sebagai pembeli sawah tersebut. A berkata saya jual sawah ini tahunan sebesar Rp. 3.000.000 kepada B. Dan B berkata bahwa saya akan membeli sawah tersebut tahunan dengan satu tahun 2 garapan sebesar Rp.600.000, jadi B menggarap sawah A selama 6 tahun. Si A menjawab bahwa ia setuju dengan perjanjian tersebut dikarenakan Si A sedang membutuhkan uang tersebut untuk keperluan sehari-hari.

  Dalam hal ini terjadi ketidakadilan dan kerugian bagi seorang penjual, hal tersebut disebabkan penjual menjual dengan harga murah.

  Ketidakadilan itu dikarenakan pembeli lebih pandai dalam menggarap sawah daripada penjual. Dari keterangan diatas menurut penulis hal tersebut sangat merugikan bagi pembeli. Walaupun pratek tersebut sangat merugikan namun, kenyataannya pratek jual sawah tahunan tetap masih berlangsung dan dilakukan oleh warga desa Purworejo.

  Pelaksanaan transaksi jual sawah tahunan antara penjual dan pembeli dilakukan secara lisan hanya berdasarkan saling percaya satu dengan yang lainnya, tanpa ada saksi dalam pelaksanaan jual sawah tahunan tersebut. Dalam perjanjian tersebut penjual menjual sawah tahunan mendapatkan uang, dan pembeli tersebut mendapatkan sawah untuk digarap dalam kurun waktu beberapa tahun dan hasil panen sawah tersebut dimiliki oleh pembeli sawah tersebut. Setelah perjanjian jual sawah tersebut selesai maka sawah tersebut akan kembali lagi ke penjual tanpa harus membeli lagi kepada pembeli.

  Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan membahas tentang pelaksanaan perjanjian jual sawah tahunan Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang untuk diketahu secara jelas dan kepastiannya dalam hukum Islam.

  Untuk membahas permasalahan ini peneliti mengangkatnya dalam bentuk skripsi dengan judul: TINJAUAN HUKUM ISLAM

  

TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN di DESA PURWOREJO

KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana pelaksanaan akad jual sawah tahunan dalam masyarakat Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana kesesuaian transaksi jual sawah tahunan dalam masyarakat

  Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan akad jual beli an akad sewa menyewa?

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pelaksanaan akad jual sawah tahunan dalam masyarakat Desa Purworejo Kecamatan suruh Kabupaten Semarang?

  2. Untuk mengetahui kesesuaian transaksi jual sawah tahunan dalam mayarakat Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan akad jual beli dan akad sewa menyewa?

D. Kegunaan Penelitian

  Agar tulisan ini dapat memberikan hasil yang berguna secara keseluruhan. Maka dari itu penulis dapat memberikan manfaat adalah:

  1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian yang lebih lanjut bagi akademisi dan bagi masyarakat umum dan memberikan khasanah ilmu tentang hukum Islam tentang suatu pejanjian dalam akad jual sawah tahunan yang benar di Desa purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  2. Kegunaan Praktis Dengan adanya penelitian ini kita dapat memperkaya ilmu tentang pengetahuan hukum terhadap permasalahan yang menyangkut dengan jual sawah tahunan pada masyarakat Desa Purworejo Kecamata Suruh Kabupaten Semarang.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang akan peneliti teliti ini, maka di pandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu: 1.

  Hukum Islam Hukum Islam yaitu rangkaian dari kata “hukum” dan kata

  “Islam” untuk mengetahui arti hukum Islam perlu diketahui lebih dahulu arti kata hukum. Hukum yaitu seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat itu berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya. Hukum Islam artinya seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan sunah Rasul tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini serta mengikat untuk semua yang beragama Islam (Syarifudin, 1997:4- 5).

  Menurut Rifyal Ka’bah dikutip oleh Hirsanudin(2008: 6), pengertian hukum dalam Islam tidak hanya menyangkut aturan yang membutuhkan kekuasaan negara untuk pelaksanaannya, tetapi semua perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat, baik yang berhubungan yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan negara. Hukum menurut Al-

  Qur’an adalah ketetapan Allah dan legislasi manusia yang bertujuan untuk menegaakkan keadilan dalam kehidupan pribadi masyarakat dan negara.

  Menurut Amir Syarifudin yang dikutip oleh Hirsanudin (2008: 7) bahwa hukum Islam berarti seperangkat aturan berdasarkan wahyu Allah dan suunah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beraga Islam.

2. Jual Tahunan sawah

  Jual tahunan sawah adalah menjual sawah dengan memberikan waktu beberapa tahun dan beberapa kali sawah tersebut diolah oleh pihak yang penjual dan pembeli.

F. Tinjauan Pustaka

  Peneltian ini tidak mengulang atau duplikasi dari penelitian yang ada. Karena penelitian yang penulis teliti ini mendiskripsikan analisis tentang tinjauan hukum Islam terhadap jual sawah tahunan.

  Beberapa peneliti terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan bagi penelitian ini antara lain yaitu terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang jual beli.

  Skripsi saudara Dodik Kusbianto (2009) . Fakultas Syari’ah: IAIN Surabaya.

  Yang berjudul ”Tinjauan Hukum Islam terhadap Penetapan Syarat dan Akibatnya dalam Transaksi Jual Beli Sawah di Desa Karangrejo Kec. Gempol-

  Pasuruan” yang menekankan hukum Islam terhadap jual beli yang menggunakan syarat, yaitu; a) membayar perskot 10%, b) membayar sisanya sesuai waktu, apabila melebihi waktu yang telah ditentukan maka perskot akan hilang, dan c) pembeli tidak dapat lansung menggunakan sawah tersebut.

  Dalam skripsi saudara Roshida Mufti (2009) Jurusan Mualamah. Fakultas syariah: IAIN Sunan Ampel. Yang berjudul “Pandangan Tokoh Agama Dalam Praktik Transaksi Jual Beli Sawah Tahunan Studi Analisis HukumIslam di Desa Madigondo Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan”, ditekankan pada jual beli sawah yang penjualan dan pembeliannya secara tahunan. Dengan kesepakatan apabila telah selesai batas waktunya, lahan sawah itu akan kembali kepada pemiliknya dengan cara pemilk sawah tersebut membayar awah yang ijual kepada pembeli.

  Dalam Skripsi saudara Siti Nurcahyati (2010) . Jurusan Muamalah. Fakulta Syariah: IAIN WALISONGO. Y ang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjanjian Nguyang Pelaksanaannya Di Desa Tlogorejo Kecamat Tegowanu Kabupaten Grobogan” yang menjelaskan tentang perjanjian nguyang dan pelaksanaannya yaang menekankan pada jual beli salam.

  Dengan demikian, berbagai keragaman penelitian yang terdahulu akan semakin memperjelas tentang posisi tentang jual beli. Maka dari itu permasalah yang diteliti oleh penulis adalah untuk mengetahui tentang perjanjian jual sawah tahunan di Desa PurworejoKec. Suruh Kab.

  Semarang dan kesesuaian perjanjian jual sawah tahunan tersebut dengan hukum Islam.

G. Metode penelitian 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yaitu apa yang dinyatakan oleh rinforman secara tertulis maupun secara lisan dan perilaku yang nyata. Penelitian kualitatif, data yang penulis peroleh dari lapangan baik data lisan tersebut berupa wawncara maupun data tertulis (dokumen) (Moleong, 2005:6).

  Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menemukakan apakah perbuatan hukum itu sesuai dengan hukum yang berlaku atau tidak (Moleong, 2002: 8). Dengan pendekatan tersebut saya mengetahui tentang pelaksanaan jual sawah tahunan di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sudah sesuai dengan hukum Islam atau belum.

  2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi itu akan dilakukan.

  Dalam penelitian ini, Lokasi penelitian Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  3. Kehadiran peneliti Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai pengumpul data dilapangan dengan menggunakan alat penelitian yang aktif dalam mengumpulkan data-data di lapangan. selain peneliti yang dijadikan alat pengumpulan data adalah dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

  Oleh karena itu kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat menunjang keberhasilan suatu penelitian, alat bantu memahami masalah yang ada, serta hubungan dengan informan menjadi lebih dekat sehingga informasi yang didapat menjadi lebih jelas. Maka kehadiran peneliti menjadi sumber data yang mutlak.

4. Sumber data

  Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) sumber data yan digunakan oleh peneliti yang terdiri dari: a.

  Sumber Data Primer Adalah sumber yang dapat memberikan informasi secara langsung serta sumber data tersebut memiliki hubungan denganmasalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang dicari (Syafidin, 1998: 91). Data tersebut dapat diperoleh dari wawancara masyarakat yang melakukan praktik jual sawah tahuan di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Data tersebut diperoleh dari penjual dan pembeli.

  b.

  Sumber data sekunder Sumber data yang bersifat untuk melengkapi sumber daya primer meliputi buku-buku, arsip dan hasil penelitian lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti 5. Prosedur pengumpulan data

  Yaitu prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Tehnik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: a.

  Wawancara Adalah suatu proses tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih dengan berhadapan secara fisik yang satu dapat melihat dan yang satu mendengarkan (Hadi, 1998: 136).

  Saya melakukan tanya jawab kepada 5 pihak, yaitu pihak pembeli dan pihak penjual yang mempraktikkan Sawah Tahunan di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dalam rangka memperjelas teknik pengamatan baik tempat, proses dan dalam hal yang terkait dengan penelitian ini.

  6. Analisis data Dalam menganalsis data, penulis menggunakan metode Kualitatif deskriptif analitis yaitu suatu metode yang menjadi sebagai suatu prosedur, pemecahan masalah yang diselidiki dengan manggambarkan atau melukiskan suatu keadaan subyrek atau obyek dari dalam sebuah penelitian berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya. Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggambarakan dengan keadaan yang sebenarnya bagaimana perjanjian jual sawah tahunan tersebut apakah sudah sesuai dengan hukum Islam belum.

  7. Pengecekan keabsahan data Untuk mengetahui data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian memiliki tingkat penelitian kebenaran atau tidak, maka akan dilakukan pengecekan data yang disebut dengan vidalitas data. Untuk menjamin suatu validitas data maka akan dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2006: 330). Maka validitas data tersebut akan membuktikan apakah data tersebut sudah sesuai dengan data yang dilapangan atau belum.

8. Tahap-tahap penelitian

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif jadi tahap-tahapnya adalah sebagai berikut; a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

  b. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan interview dengan perilaku jual sawah tahunan c. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut dan mengambarkan hasil penelitain sehingga bisa memberi arti pada objek yang diteliti.

  d. Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan telah dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentuakan.

  H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi, adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Bab pertama adalah Pendahuluan sebagai garis-garis besar pembahasan isi pokok penelitian yang terdiri atas; latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

  Bab kedua Bab kedua membahas mengenai tinjauan umum tentang jual beli dan ijarah dalam Islam yang meliputi pengertian akad jual beli, syarat dan rukun akad jual beli, beserta macam- macam jual beli, larangan- larangan yang merusak jual beli, hikmah jual beli dan pengertian ijarah, landasan hukum, rukum dan syarat, hikmah serta berakhirnya akad ijarah.

  Lokasi penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah jual sawah tahunan di desa purworejo kecamatan Suruh Kabupaten Semarag. Oleh karena itu bab ketiga paparan gambaran umum yang meliputi letak geografis, keadaan sosial dan ekonomi dan pelaksanaan jual sawah tahunan di desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  Bab keempat merupakan analisis terhadap perjanjian jual sawah tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Purworejo Kecamatn Suruh Kabupaten Semarang dan analisis Hukum Islam terhadap perjanjian jual sawah tahunan di Desa Purworejo Kecamatn Suruh Kabupaten Semarang.

  Bab kelima merupakan penutup dari pembahasan skripsi ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KERANGKA TEORITIK A. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli 1. Pengertian Jual beli Jual beli (al-

  bay’) secara bahasa menurut Aziz (2010:23) adalah

  memindahkan hak milik terhadap benda dengan akad saling mengganti.

  Jual beli menurut bahasa adalah memberikan sesuatu karena ada pemberian (imbalan yang tertentu). Menurut Istilah jual beli adalah pemberian harta karena menerima harta dengan ikrar penyerahan dan jawab menerima (ijab dan qobul) dengan cara yang diizikan (Rifai, 183: 1976)

  Menurut pengertian

  syari’at jual beli ialah pertukaran harga atas

  dasar saling rela atau memindahkan miik sengan ganti yang dibenarkan (Sabiq, 1987: 45). Secara terminologi ada beberapa definisi jual beli yang dikemukakan oleh para ulama fiqh, sekalipun subtansinya dan tujuan masing-masing definisi adalah sama, yaitu tukar menukar barang dengan cara tertentu atau tukar menukar sesuatu dengan sepadan menurut caranya yang benar. Jual beli (al-Buyu) adalah pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan (berupa alat tukar yang sah) (Dewi dkk, 2006: 99).

  Adapun definisi sebagian ulama yang mengatakan bahwa jual beli adalah menukar satu harta dengan harta dengan harta lain dengan cara khusus merupakan definisi yang bersifat toleran karena menjadikan jual beli sebagai alat tukat menukar, sebab pada dasarnya akad tidak harus saling tukar menukar akan tetapi menjadi bagian dari konsekuensinya, kecuali jika dikatakan: “ Akad yang mempunyai sifat saling tukat menukar artinya menuntut adanya satu pertukaran (Aziz, 2010: 25).

  Menurut Ali fikri yang dikutip oleh Ahmad (2010: 175), bahwa pendapat dari hanafiah menyatakan jual beli memiliki dua arti, yaitu:a a.

  Arti khusus, jual beli adalah menukar barang dengan mata uang (emas dan perak) dan semacamnya, atau tukar menukar berang dengan uang atau semacamnya menurut cara yang khusus.

  b.

  Arti umum, jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta menurut cara yang khusus, harta mencakup zat (barang) atau uang. Sedangkan menurut Malikiyah, juga memiliki arti dalam jual beli, yaitu: a.

  Jual beli dalam arti umum adalah akad mu’awadhah (timbal balik) ata manfaat dan bukan pula untuk menikmati kesenangan.

  Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa jual beli adalah akad

  mu’awadhah, yakni akad yang dilakukan oleh dua pihak,

  yaitu penjual dan pembeli, yang obyeknya bukan manfaat, yakni benda dan bukan untuk kenikmatan seksual (Ahmad, 2010: 176).

  b.

  Ali Fikri yang dikutip oleh Ahmad 2010: 176), bahwa jual beli dalam arti khusus yaitu akad

  mu’awadhah (timbal balik) atas

  selain manfaat dan bukan pula untuk menikmati kesenangan, bersifat mengalahkan salah satu imbalannya bukan emas dan bukan perak, obyek jelas dan bukan utang.

  Menurut Samudin yang dikutip oleh Ahmad (2010:176), bahwa pendapat dari Syafi’iyah, jual beli menurut syara’ adalah suatu akad yang mengandung tukar menukar harta dengan syarat yang akan diuraikan nanti untuk memperoleh kepemilikan atas benda atau manfaat untuk waktu selamanya.

  Ali fikri yang dikutip oleh Ahmad (2010: 177), bahwa jual beli

  syara’ menurut Hanabilah adalah tukar menukar harta

  dengan harta, atau tukar menukar manfaat yang mubah dengan manfaat yang untuk waktu selamanya, bukan riba dan bukan utang. Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ulama mazhab tentang intisari pengertian jual beli, yaitu: a.

  Jual beli adalah mu’awadhah, yakni akad yang dilakukan oleh dua pihak, di mana pihak pertama menyerahkan barang dan pihak kedua menyerahkan imbalan, baik berupa uang ataupun barang.

  b.

  Syafi’iyah dan Hanabilah mengemukakan bahwa obyek jual beli bukan hanya barang (benda), tetapi juga manfaat dengan yarat tukar menukar berlakunya selamanya, bukan untuk sementara. Dengan demikian ijarah (sewa-menyewa) tidak termasuk jual beli karena manfaat digunakan untuk sementara, yaitu selama waktu yang ditetapkan alam perjanjian (Ahmad, 2010:177) 2. Landasan Hukum Jual Beli.

  a.

  Al-Qur’an 1)

  Surat Al-Baqarah ayat 275:

                                            

         

  Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni- penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. . 2) Surat An-Nisa ayat 29:

              janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 78

ANALISIS SOSIOLOGI HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TEBASAN DI DESA SUROJOYO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 89

SISTEM PENGELOLAAN DANA TANGGUNG RENTENG KELOMPOK SEJAHTERA BUMI JAYA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI KARANGSALAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Eko

0 0 102

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 120

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 80

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 142