NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA
KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA
SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Pada Jurusan Tarbiyah
Disusun Oleh
ULFAH NURYANI
NIM. 11110071
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
MOTTO
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.(Al-hujuraat:13)
PERSEMBAHAN
Teruntuk Ibu dan Bapak tercinta (Ibu Dartiyah dan Bapak Muhlasin) terimakasih atas doa yang tiada pernah terputus, pengorbanan yang tiada pernah terhenti, suport yang tiada pernah lelah kalian berikan kepadaku, segala fasilitas hidup kalian sediakan, kasih sayank yang tak pernah bisa tergantikan oleh apapun trimakasih karna telah menjadi orang tua terbaik di dunia ini untuk kami anak- anakmu.
Untuk adik kecilku Rischa Amalia Azzahro keceriaanmu menjadi suntikan semangat yang tiada terganti, tetap jadilah pelita untuk kita, meskipun kadang tingkah lucu serta kemanjaanmu membuatku repot tapi kaulah yang teristimewa.
Untuk calon imamku (M.M) terimakasih telah memilihku untuk menjadi calon istri dan ibu dari anak-anakmu kelak, semoga Allah slalu memudahkan jalan yang ada di depan kita.
Untuk Om Heri yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhirnya dan juga keluarga besarku trimakasih telah banyak membantu dan memberiku kehangatan dalam keluarga.
Semua ini ku persembahkan untuk mereka yang tersayang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kesenian
Tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun 2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Bapak Rasimin, SPd.I, M.Pd Selaku Ketua program studi PAI STAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. Juz‟an,M.Hum selaku bimbingan skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan sumbangan pemikiran dalam masa bimbingan hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra.Siti Farikhah,M Pd.selaku dosen pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik STAIN Salatiga.
7. Bapak (Muhlasin) dan Ibu (Dartiyah) yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materi serta dengan tulus ikhlas tiada henti mendoakan agar dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
8. Rischa Amalia Azzahro yang slalu menghibur dan menghilangkan kepenatanku dengan keceriaanmu
9. Calon Imamku (M.M) yang selalu mengajariku dengan berbagai macam cara yang luar biasa agar dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa dan kuat, trimakasih untuk kesabaran dan ketidak putus asaan dalam memahamiku dan untuk segalanya.
10. Bapak. Rovik Asari selaku kepala desa Sidomukti yang telah banyak memberikan bantuan dalam proses penelitian hingga terselesaikanya penelitian ini.
11. Sahabat terdekatku dan teman mondar-mandirku di kampus Maharani D.N salam sukses buat kita
12. Semua teman-teman PAI angkatan 2010 (khususnya PAI B), PPL dan KKN yang selalu memotivasi dan saling mendukung agar cepat menyelesaikan perkuliahan ini.
Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang tentunya masih terdapat kekurangan. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran pendidikan Islam, berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Amin… Salatiga, 28 Desember 2014
Penulis Ulfah Nuryani 111 10 071
ABSTRAK
Ulfah nuryani. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kesenian Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2014.
Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga. Pembimbing. Drs. Juz‟an, M.Hum
Kata kunci : Nilai Pendidikan Islam, Rodat
Penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian rodat di desa sidomukti kecamatan bandungan kabupaten semarang. Fokus penelitian yang dikaji adalah: 1.Bagaimana pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2. Adakah nilai-nilai Pendidikan Islam pada kesenian “rodat” di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang .
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang. Pengumpulan data menggunkan wawancara, dokumentasi, dan observasi atau pengamatan. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan pengamatan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kesenian rodat adalah kesenian tradisional yang masih dilestarikan oleh masyarakat dan menurut pemahaman masyarakat desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang adalah sebuah kesenian yang dilakukan oleh 10-20 orang sebagai pengiring atau penyemarak acara-acara yang diselenggarakan oleh warga, seperti acara merti desa, 17 Agustusan, hajatan atau sebagai pertunjukan yang digemari warga dalam acara pertunjukan biasa dan juga sebagai media dakwah karena dalam kesenian rodat terdapat syair atau lagu-lagu yang menuntun dan mengajak masyarakat untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional rodat adalah keyakinan bahwa Allah SWT adalah tempat satu-satunya meminta pertolongan, Allah adalah Dzat yang Maha Pemberi segala nikamat, dan terciptanya kesatuan, persatuan, dan juga kerukunan dalam masyarakat
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN NOTA PEMBIMBING........................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. iv HALAMAN MOTTO................................................................................ v PERSEMBAHAN...................................................................................... vi KATA PENGANTAR................................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ................................................ 5
F.
Metode Penelitian... ................................................ 7 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian...................... 7 2. Kehadiran Peneliti............................................. 8 3. Lokasi Penelitian............................................... 8 4. Sumber Data...................................................... 9 5. Prosedur Pengumpulan Data............................ 9 6. Analisis Data....................................................... 11 7. Pengecekan Keabsahan Data............................. 12 8. Tahap-tahap Penelitian..................................... 12 G. Sistematika Penulisan Skripsi................................ 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Definisi Nilai ..............................................
14 2. Sifat-sifat Nilai ................................................. 15 3. Macam-macam Nilai......................................... 16 4.
Pengertian Pendidikan Islam........................... 20 5. Landasan Pendidikan Islam............................ 24 6. Tujuan Pendidikan Islam................................. 27 7. Ruang Lingkup Pendidikan Islam................... 29 8. Ciri Substansi Pendidikan Islam...................... 30 9. Tanggung Jawab Pendidikan Islam................ 33 B. Kesenian Tradisional Rodat...................................... 36
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data .......................................................... 44 1. Letak Geografis ................................................. 44 2. Keadaan Penduduk........................................... 45 3. Keadaan Sosial Agama....................................... 46 4. Keadaan Pendidikan dan Sarana Pendidikan .... 47 5. Keadaan Sosial Ekonomi.................................... 48 6. Stuktur Organisasi.............................................. 49 B. Temuan Penelitian .................................................. 50 1. Sejarah Berkembanganya Kesenian Tradisional Rodat di desa Sidomukti.............
50 2. Pemahaman kesenian rodat di desa Sidomukti....................................................
51 BAB IV PEMBAHASAN A.
Kesenian Rodat Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang....
79 B. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti kecamatan
Bandungan kabupaten Semarang. ............................80 1.
Nilai Aqidah........................................................ 80 2. Nilai Ibadah........................................................ 81
4. Nilai Gotong Royong/Kerjasama........................ 82 5.
Nilai Persatuan dan Kesatuan............................ 83 6. Nilai Kearifan Lokal............................................ 84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................... 86 B. Saran ........................................................................ 88
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah penduduk di desa Sidomukti berdasarkan usia dan jenis kelamin tahun2014, hlm 45Tabel 3.2 Data penduduk menurut Agama tahun 2014, hlm 46Tabel 3.3 Data pendidikan masyarakat desa Sidomukti (Umur 5 Tahun Keatas) tahun 2014, hlm 47Tabel 3.4 Sarana pendidikan desa Sidomukti tahun 2014, hlm 48Tabel 3.5 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian (umur 18 keatas) tahun2014, hlm 48-49
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Daftar Riwayat Hidup 2. Daftar Nilai SKK 3. Surat Tugas Pembimbing 4. Surat Ijin Penelitian 5. Surat Keterangan Penelitian 6. Lembar Konsultasi 7. Daftar Pertanyaan 8. Hasil Wawancara 9. Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya
merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia yang sempurna. Islam sebagai agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan. Islam menyediakan dasar-dasar untuk membangun sistem pendidikan yang sarat dengan sistem nilai (Saebani, 2009: 22).
Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk mencapai keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam.
Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses pendidikan melalui latihan-latihan, akal fikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan, serta pancaindera dalam seluruh aspek kehidupan manusia (Djumransah, 2007: 19-20)
Manusia terdiri dari dua substansi; pertama, substansi jasad/materi yang bahan dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dari alam semesta ciptaan Allah dan dalam pertumbuhan dan perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan, ketentuan, hukum Allah yang berlaku di dalam diri manusia sehingga manusia merupakan benda organik yang mempunyai hakekat kemanusiaan serta mempunyai berbagai alat potensial dan fitrah (Widodo, 2004: 14).
Dari kedua substansi tersebut maka yang paling esensial adalah substansi immateri atau ruhnya. Manusia yang terdiri dari dua substansi itu telah dilengkapi dengan alat-alat potensial dan potensi-potensi dasar yang harus diaktualkan atau ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini melalui proses pendidikan untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya kelak di akhirat.
Dalam sejarah penyebaran agama Islam di Jawa, Islam mengalami perkembangan yang cukup unik. Dari segi agama, suku Jawa sebelum menerima pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, masih dalam taraf animistis dan dinamistis. Dengan khasanah budaya yang semacam ini, akan memberikan nilai tersendiri bagi Indonesia diantara bangsa-bangsa lainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang penuh dengan adat ketimuran, yang diwarnai tataran nilai-nilai luhur dalam pendidikan.
Kebudayaan dalam masyarakat lama (kampung) bersifat statik, lamban berubah. Seninya sebagai pola kebudayaan sejagat juga bersifat statik. Seni itu diulang-ulang bukan saja selama kehidupan satu generasi, bahkan dari generasi ke generasi. Dengan perulangan itu menjadi tradisi, yaitu menjadi adat. Adat tidak boleh diubah-ubah. Mengubah adat adalah tabu. Maka seni tradisional juga tidak boleh diubah-ubah. Dengan memuja pandangan praktek lama, menjaganya supaya jangan berubah. Kalau dikaji seni tradisional itu, akan ditemukan ada unsur-unsur yang berhubungan dengan: 1.
Agama atau kepercayaan, 2. Pengobatan (misalnya berhubungan dengan jin), 3. Perang (silat), 4. Peristiwa adat, 5. Hiburan. (Gazalba, 1988: 42) Salah satu unsur seni yang berhungan dengan agama yaitu Rodat.
Rodat merupakan tarian rakyat yang dalam pementasannya berupa tarian kelompok berpasangan. Kesenian ini termasuk jenis salawatan yang lama dan sekarang ini sudah jarang ditemui. Perkumpulan kesenian Rodat yang masih ada pun sudah jarang mengadakan pementasan. Jenis tarian ini dari dulu sampai sekarang bertahan hidup masih seperti keadaan aslinya. Fungsi dan pertunjukan Rodat adalah sebagai tontonan bagi masyarakat umum, yang para penontonnya tidak dipungut bayaran. Jumlah pendukung pementasan kesenian ini sekitar 30 orang, yang terdiri dari 20 orang penari dan 10 orang pemain instrumen. Kesenian ini juga masih menggunakan pedoman Kitab Barzanji. Para pemainnya menggunakan kostum realistis yaitu memakai peci, baju dan celana seragam. Mereka selalu membawa kipas dan saputangan sebagai perlengkapan tangan.
diakses pada
tanggal 7 November 2013 pukul 14:47 WIB.Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksud, tujuan, dan nilai-nilai pendidikan Islam pada kesenian tradisional Rodat. Di mana anggapan masyarakat yang berdomisili di Sidomukti dan sekitarnya yang mayoritas beragama Islam bahwa kesenian rodat tersebut mengandung nilai- nilai pendidikan Islam. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul skripsi “
NILA-NILAI PENDIDIKAN
ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANG DUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014” B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional
Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2014? 2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan agama Islam pada kesenian tradisional
Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2014.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama Islam pada kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2014.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritik Secara teoritis penelitian ini diharapkan menjadi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di dalam melestarikan seni budaya yang terdapat di Indonesia guna menambah hasanah keilmuan pada jenjang S- 1 STAIN Salatiga.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat berguna unutuk melestarikan nilai-nilai budaya yang terdapat di Indonesia khususnya pemerintah desa Sidomukti.
b. Bagi masyarakat, sebagai sumbangan informasi bagi segenap masyarakat khususnya bagi yang beragama Islam untuk tetap menjaga nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat pada kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti kecamatan Bandungan c. Bagi STAIN Salatiga, untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Salatiga.
d. Bagi peneliti, sebagi bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan sikap ilmiah serta bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu : 1.
Nilai
Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009: 27).
2. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan menguasai berlakunya semua ajaran Islam (Widodo, 2007: 173).
3. Kesenian Tradisional Rodat
Kesenian tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum atau suku atau bangsa tertentu. kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut (Soemardjo, 2000: 82).
Rodat berasal dari kata Irodat, salah satu sifat Allah yang berarti berkehendak. Maksud pemberian nama itu adalah agar manusia selalu berkehendak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada lagi yang mengatakan ia berasal dari kata raudah, yaitu taman Nabi yang terletak di masjid Nabawi, Madinah. Ada yang berpendapat ia berasal dari nama alat yang dimainkan dalam kesenian ini. Alat musik tersebut berbentuk bundar yang dimainkan dengan cara dipukul yang disebutnya tar. Dengan demikian, maka rodat termasuk seni yang memiliki misi dakwah. http://kedaibacakita.blogspot.com/2008/09/rodat-tarian-pengiring-syair- dan-musik.html. Diakses tanggal 4 Maret 2014 pukul 11:36 WIB
Rodat, dilakukan oleh sebilangan orang, ada yang memukul rebana, ada yang menari dan menyanyikan lagu dalam bahasa arab, memuji Tuhan dan Nabi. (Gazalba, 1988: 43)
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional Rodat, mengingat dalam kesenian tersebut terdapat lantunan sholawat.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu angka atau perhitungan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran suatu gejala atau masyarakat tertentu (Rumidi 2004:104) Penelitian ini menggunakan metode bercerita secara nyata tentang keadaan yang di teliti. Selain itu penulis juga mengemukakan landasan- landasan atau teori-teori secara literature yang ada hubunganya dengan objek yang diteliti dalam laporan penelitian seperti ini. Data yang dikumpulkan dan dianalisis adalah berbagai informasi dari respon dan hasil laporan penelitian dapat berupa kutipan-kutipan atau gambar.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan, Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai memperoleh data yang valid. dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti menjadi pelajar, yakni belajar dari orang diwawancara yang menjadi sumber data. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2014.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang peneliti ambil adalah di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 4.
Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data kualitatif yaitu data yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar. Data berisi yang berisi nilai-nilai pendidikan dan kesenian tradisional Rodat. Penelitian ini menggunakan metode bercerita secara nyata tentang keadaan yang diteliti. Selain itu, penulis juga mengemukakan landasan- landasan atau teori-teori secara literatur yang ada hubunganya dengan objek yang diteliti dalam laporan penelitian seperti ini. Data yang dikumpulkan dan dianalisis adalah berbagai informasi dari respon dan hasil laporan penelitian dapat berupa kutipan-kutipan atau gambar. Oleh karena itu, data yang diperlukan adalah data sekunder dan data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini, sumber data primer penulis peroleh melallui wawancara.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak kedua, baik berupa catatan, laporan, atau yang lainya.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini, peneliti memperoleh data dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data.
a.
Metode Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang (Rumidi, 2004:68). Metode observasi ini peneliti gunakan untuk mengamati kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, dengan cara terjun langsung melihat pertunjukan kesenian rodat. b.
Metode Wawancara Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan cara bertanya langsung secara lisan maupun tulisan kepada narasumber.
Menurut Rumidi (2004:88) wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya. Metode wawancara digunkan untuk menggali informasi tentang kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Dengan jumlah responden 7 orang yang terdiri dari kepala desa, kepala dusun, ketuan kesenian rodat, pemain rodat dan dua warga yang mewakili warga yang selalu dirumah dan warga yang jarang dirumah.
c.
Metode Dokumentasi Menurut Irawan yang dikutip oleh Rumidi (2004:100) Study dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumentasi yang peneliti peroleh dalam hal ini berupa dokumen dan buku-buku serta kumpulan dari beberapa pengamatan langsung di lokasi penelitian yakni berupa foto-foto kesenian rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
6. Analisis Data
Menurut Suprayogo dan Tobroni (2001:192), “Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis”.
Sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata- kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Jadi, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemutusan pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar. Penyajian data adalah penyajian kembali sekumpulan informasi atau data untuk yang tersusun untuk dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya berdasarkan sajian datanya. Verifikasi adalah tahapan penyimpulan dari proses penemuan makna atau gejala atas peristiwa yang diteliti.
Secara garis besar teknik analisis data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah data dirasakan cukup, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diseleksi. Jika terdapat data yang tidak diperlukan, data tersebut direduksi. Setelah data baru hasil reduksi baik selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, yang merupakan hasil akhir atau jawaban terhadap judul.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Agar data mempunyai validitas, reliabilitas, dan objektivitas yang tinggi, perlu dilakukan triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu yaitu triangulasi sumber, metode, dan teori (Moleong 2001:178). Tringulasi adalah teknik pemeriksan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai data pembanding. Dengan kata lain, bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuanya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori.
8. Tahap-tahap Penelitian
Beberapa urutan kegiatan yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut: a.
Persiapan, meliputi : penyusunan proposal, pengurusan perizinan, dan penyusunan jadwal kegiatan.
b.
Pengumpulan data, meliputi : pengumpulan dokumen dan penelaahan dokumen yang terkumpul.
c.
Analisis data, meliputi : analisis awal, reduksi data, analisis data temuan, pengayaan dan pendalaman, dan merumuskan kesimpulan.
d.
Penyusunan laporan, meliputi : penyusunan laporan sementara (draf), penilaian laporan penelitian sementara, perbaikan laporan dan penusunan laporan akhir.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca dapat memahami isi skripsi ini dengan mudah maka penulis berusaha memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garsis besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan yaitu sebagai berikut:
BAB I berisi tentang pendahuluan yang memuat : terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II berisi konsep nilai, definisi pendidikan Islam, kesenian tradisional
Rodat.BAB III berisi nilai-nilai pendidikan Islam pada kesenian tradisional Rodat
yang meliputi konsep kesenian tradisional Rodat dan nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian Rodat.
BAB IV berisi tentang analisis nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian
tradisional Rodat. BAB V berisi tentang penutup yang meliputi : kesimpulan dan saran-saran.BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Definisi Nilai Menurut Muhammad Noor Syam yang dikutip Muhaimin dan Abdul Mujib (1993:109) nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas objek yang menyangkut suatu jenis apresiasi atau minat. Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia
dan melembaga secara objektif di dalam lembaga masyarakat. Nilai ini merupakan suatu realita yang sah sebagai suatu cita-cita yang benar dan berlawanan dengan cita-cita palsu atau bersifat khayati. Dalam arti lain, nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah (Muhaimin, 1993:110).
Nilai bersifat ideal, abstrak, dan tidak dapat disentuh oleh panca indra, sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah laku yang mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan fakta yang berbentuk kenyataan dan konkret, oleh karena itu, masalah nilai bukan soal benar dan salah, tetapi soal dikendaki atau tidak, sehingga bersifat subjektif. Nilai tidak mungkin diuji, dan ukuranya terletak pada diri yang menilai. Konfigurasi nilai dapat berwujud kebenaran yakni nilai logika yang memberi kepuasan rasa intelek, atau berwujud kegunaan diperoleh dari sesuatu barang. Hal ini karena barang tidak memiliki kegunaan, sehingga tidak bernilai yakni nilai pragmatis (guna) (Muhaimin, 1993:110)
Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009: 27). Nilai juga diartikan sebagai suatu sasaran sosial atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai (Sagala, 2006: 237). Adapun nilai yang dimaksud di sini adalah norma yang berlaku dalam masyarakat ataupun tuntunan Agama yang ada dalam masyarakat.
Nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Esensi belum berarti sebelum dibutuhkan oleh manusia, tetapi tidak berarti adanya esensi karena adanya manusia yang membutuhkan. Hanya saja kebermaknaan esensi tersebut semakin meningkat sesuai dengan peningkatan daya tangkap dan pemaknaan manusia sendiri.
2. Sifat-sifat Nilai
Sifat-sifat nilai menurut Sjarkawi (2009: 31) adalah sebagai berikut: a.
Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat di indra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.
b.
Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c.
Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
3. Macam-macam Nilai
Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan, yang menyebabkan terdapat bermacam-macam nilai, antara lain: a.
Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslaw dapat dikelompokkan menjadi: a.
Nilai biologis b.
Nilai keamanan c. Nilai cinta kasih d.
Nilai harga diri e. Kelima nilai tersebut berkembang sesuai kebutuhan yakni akan tuntutan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang terahkir kebutuhan jati diri (Thoha, 1996: 63).
b.
Dilihat dari sumbernya menurut Muhaimin (1993:111) nilai di bagi menjadi dua sumber nilai yang berlaku dalam pranata kehidupan manusia dapat digolongkan menjdi dua macam, yaitu: 1)
Nilai Ilahi Nilai yang dititahkan Tuhan melalui para Rasul-Nya, yang berbentuk taqwa, iman, adil, yang diabadikan dalam wahyu Ilahi.
Pada nilai Ilahi ini, tugas manusia adalah menginterpretasikan nilai-nilai itu. Dengan intepretasi itu, manusia akan mampu menghadapi ajaran Agama yang dianut. 2)
Nilai Insani Nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban manusia.
Nilai-nilai insani yang kemudian melembaga menjadi tradisi-tradisi yang diwariskan turun temurun dan menginginkan anggota masyarakat yang mendukungnya, karena kecenderungan tradisi tetap mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan tata nilai, kenyataan ikatan- ikatan tradisional sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan manusia (Muhaimin, 1993:112). c.
Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan mengembangkan nilai menurut Noeng Muhadjir dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a.
Nilai yang statik, misalnya kognisi, emosi, psikomotor.
b.
Nilai yang bersifat dinamis, seperti motifasi berprestasi, motivasi berafiliasi, motifasi berkuasa (Thoha, 1996 :63).
d.
Dilihat dari wujudnya, menurut Muhaimin (1993: 116), nilai yang dilihat berdasarkan wujudnya dibagi menjadi dua yaitu: 1)
Nilai formal Nilai formal yaitu nilai yang tidak ada wujudnya, tetapi memiliki bentuk, lambang, serta simbol-simbol. Nilai ini dibagi menjadi dua macam yaitu : a) Nilai sendiri, seperti sebutan “Bapak Lurah” untuk seseorang yang memangku jabatan lurah. b) Nilai turunan, seprti sebutan “Ibu Lurah” bagi seseorang yang menjadi istri pemangku jabatan lurah.
2) Nilai material
Nilai material yaitu nilai yang berwujud dalam kenyataan pengalaman, rohani dan jasmani. Nilai ini dibagi menjadi dua macam yaitu : a) Nilai rohani, nilai rohani ini terdiri atas nilai logika, nilai estetika, nilai etika, dan nilai religi. b) Nilai jasmani atau panca indra, nilai ini terdiri atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai Agama. e.
Pendekatan proses budaya, nilai dapat dikelompokkan dalam tujuh jenis yakni (Darmadi, 2006: 44): 1)
Nilai ilmu pengetahuan 2)
Nilai ekonomi 3)
Nilai keindahan 4)
Nilai politik 5)
Nilai keagamaan 6)
Nilai kekeluargaan dan
7) Nilai kejasmanian.
f.
Pembagian nilai didasarkan atas sifat nilai itu dapat dibagi ke dalam (1) nilai-nilai subjektif, (2) nilai-nilai objektif rasional, dan (3) nilai-nilai objektif metafisik. Nilai subjektif adalah nilai yang merupakan reaksi subjek terhadap objek, hal ini sangat tergantung kepada masing-masing pengalaman subjek tersebut. Nilai subjektif rasional (logis) yakni nilai-nilai yang merupakan esensi dari objek secara logis yang dapat diketahui melalui akal sehat. Seperti nilai kemerdekaan, setiap orang memiliki hak untuk merdeka, nilai kesehatan, nilai keselamatan badan dan jiwa, nilai perdamaian dan sebagainya. Sedangkan nilai yang bersifat objektif metafisik yakni nilai-nilai yang ternyata mampu menyusun kenyataan objektif, seperti nilai-nilai Agama (Thoha, 1996: 64). g.
Menurut Noeng Muhadjir, dilihat dari segi ruang lingkup dan keberlakuannya nilai dapat dibagi menjadi (1) nilai-nilai universal dan (2) nilai-nilai lokal (Thoha, 1996: 64).
h.
Ditinjau dari segi hakekatnya nilai dapat dibagi menjadi (1) nilai hakiki (root values) dan (2) nilai instrumental. Nilai-nilai yang hakiki itu bersifat universal dan abadi, sedangkan nilai-nilai instrumental dapat bersifat lokal, pasang-surut, dan temporal.
Perbedaan macam-macam nilai ini mengakibatkan menjadikan perbedaan dalam menentukan tujuan pendidikan nilai, perbedaan strategi yang akan dikembangkan dalam pendidikan nilai, perbedaan metoda dan teknik dalam pendidikan Islam. Di samping perbedaan nilai tersebut di atas yang ditinjau dari sudut objek, lapangan, sumber dan kualitas serta masa keberlakuannya, nilai dapat berbeda dari segi tata strukturnya. Tentu hal ini lebih ditentukan dari segi sumber, sifat dan hakekat nilai itu (Thoha, 1996: 65).
4. Pengertian Pendidikan Islam
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada hamba-Nya melalui para Rasul. Dalam Islam memuat sejumlah ajaran, yang tidak sebatas pada aspek ritual, tetapi juga mencakup aspek peradaban. Dengan misi utamanya adalah sebagai
rahmatan lil „alamin,
Islam hadir dengan menyuguhkan tata nilai yang bersifat plural dan inklusif yang merambah ke dalam semua ranah kehidupan.
Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia yang sempurna. Islam sebagai Agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan. Islam menyediakan dasar-dasar untuk membangun sistem pendidikan yang sarat dengan system nilai (Saebani, 2009: 22). pendidikan Islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim paripurna (insan kamil) (Al Rasyidin dan Nizar, 2005:38).
Secara terminologi para ahli pendidikan Islam telah mencoba menformulasikan pengertian pendidikan Islam. Di antara batasan yang variatif tersebut (Al-Rasyidin, Nizar, 2005:31) adalah: a.
Al-Syaibani; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
b.
Muhammad Fadhil al-Jamaly; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembalikan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi perserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.
c.
Ahmad D. Marimba : mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil). (Al- Rasyidin, Nizar, 2005:32).
d.
Ahmad Tafsir; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Al-Rasyidin, Nizar, 2005:32).
Menurut M.J. Adler yang dikutip Djumransah (2007:14) mengartikan “pendidikan adalah suatu proses di mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan disempurnakan dengan kebiasaan- kebiasaan yang baik melalui sarana yang artistik serta dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan dengan kebiasaan yang baik. Hal ini berarti bahwa yang menyangkut permasalahan hidup manusia dan kemampuan asli dan yang diperoleh dapat dipengaruhi dan disempurnakan oleh pembiasaan yang baik. Berkenaan dengan pengertian ini maka Ibnu Sina memberikan arti “pendidikan” adalah “pembiasaan”
Menurut Djumransah (2007: 19-20), definisi pendidikan Islam adalah: a.
Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk mencapai keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam (Djumransah, 2007: 19).
b.
Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses pendidikan melalui latihan-latihan, akal fikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan, serta pancaindera dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
c.
Pendidikan Islam adalah bimbingan secara sadar dan terus-menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajaranya (pengaruh dari luar), baik secara individual maupun kelompok sehingga manusia mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam secara utuh dan benar. Ajaran utuh meliputi aqidah (keimanan),
syari‟ah (ibadah, muammalah) dan akhlak (budi pekerti) (Djumransah, 2007: 20).
Dengan keimanan yang benar memimpin kearah budi pekerti luhur (akhlak mulia), dan akhlak mulia memimpin manusia ke arah manusia mendalami hakikat, dan menuntut ilmu yang benar, sedangkan ilmu yang benar memimpin manusia ke arah amal shaleh. Di samping itu, untuk memahami pendidikan Islam lebih mendalam maka tentu akan lebih baik apabila memahami makna Islam itu sendiri sebagai suatu kekuatan yang memberi hidup bagi suatu peradaban yang mana salah satu buahnya adalah pendidikan. (Djumransah, 2007: 20)
Kata “Islam” yang bersumber dari Al-Qur‟an memang memiliki banyak pengertian antara lain: a. silm berarti damai (perdamaian).
b. salaam artinya selamat (keselamatan).
c. taslim artinya serah (penyerahan) diri kepada Tuhan.
d. sullam artinya tangga/ jenjang, naik untuk mencapai kemulyaan dunia akhirat (Mutholib Muhyidin, 1981: 5)
Pengertian Islam sebagai Agama dapat diketahui dengan ungkapan lain yaitu “Islam adalah undang-undang tuhan yang menuntun orang-orang yang berakal dengan ikhtiar mereka yang terpuji ke arah perbaikan taraf hidup mereka di dunia dan akhirat” (muthalib muhyidin, 1981:7). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam sebagaimana dirumuskan berdasarkan pengertian Islam yaitu: menyerahkan diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah dengan cara ikhtiar menuju perubahan hidup yang lebih baik.
5. Landasan Pendidikan Islam
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu, pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan itu dihubungkan (Depag RI, 1984:19).
a.
Al-Qur‟an Al-