PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN (Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I)

  

PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF

SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN

(Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti,

Salatiga)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I)

  

OLEH:

AHMAD HASANUDIN

21110023

  

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (Empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Kepada Yth, Dekan Fakultas SyariahIAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum Wr. Wb.

  Disampaikan dengan hormat, Setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : AHMAD HASANUDIN NIM : 21110023 Fakultas : Syariah Jurusan : Ahwal Al-Syakhsyiyyah Judul : PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI

  UPAYAPENGENTASAN KEMISKINAN (Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga)

  dapat diajukan kepada Fakultas Syariah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Billahitaufiq wal Hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 25 Maret 2015 Pembimbing, Dr. Adang Kuswaya, M. Ag.

  NIP: 19720531 199803 1002

KEMENTERIAN AGAMA RI

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA FAKULTAS SYARI’AH Jl. Nakula Sadewa No. 9 Telp (0298) 3419400 Salatiga 50722 http//www.iainsalatiga.ac.id e-mai

  

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF

  

SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN

(Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga)

  Oleh: AHMAD HASANUDIN

  NIM: 21110023 Telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 25 Maret 2015 dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam.

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Penguji :Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. ....................................

  Sekretaris : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag. .................................... Penguji I : Drs. Badwan, M.Ag. .................................... Penguji II : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. ....................................

  Salatiga, 25 Maret 2015 Dekan Fakultas Syariah Drs. Siti Zumrotun, M.Ag.

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya: Nama : AHMAD HASANUDIN NIM : 21110023 Fakultas : Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan : Ahwal Al-Syakhsyiyyah

  Menyatakan bahwa, skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan (plagiat), saduran atau terjemahan dari karya tulis orang lain. pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 27 Januari 2015 Yang menyatakan, AHMAD HASANUDIN NIM : 21110023

  

MOTTO





  



“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari

yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli

kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara

mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasik” (Al-Imran/3: 110)

  PERSEMBAHAN Untuk Orang-Orang yang Ku Sayangi

  

Karya ini aku persembahkan kepada kedua orang tuaku yang

tersayang, Bapak Ahsan dan Ibu Sri Anah Adik Tercinta, Maria Ulfa

Teman-teman seperjuangan di perkuliahan (Akhwal Al

  Syakhsiyyah) Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Salatiga Terima kasih Atas doa dan support yang telah diberikan

  ABSTRAK

  Hasanudin, Ahmad. 2015. Pengelolaan Zakat Produktif Sebagai Upaya

  Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus di Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga). Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan Ahwal

  Al-Syakhsyiyyah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Kata Kunci: Zakat Produktif, LAZAM, Pengelolaan Zakat, Kemiskinan

  

Penelitian ini mengkaji pengelolaan zakat yang dilakukan oleh Lembaga Amil

Zakat Maal(LAZAM) di Kelurahan Dukuh Salatiga sebagai upaya pengentasan

kemiskinan. Fokus penelitian yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1)

Bagaimana sistem pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif LAZAM

Salatiga. (2) Bagaimana faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam

pendayagunaan zakat produktif LAZAM Salatiga ditinjau melalui analisis SWOT.

(3) Apakah metode zakat produktif mampu mengentaskan kemiskinan masyarakat

Dukuh. Penelitian kualitatif deskriptif ini menggunnakanmetode pengumpulan

data, wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisis data

interpretasinya menerapkan prinsip deduksi induksi. Temuan penelitian inibahwa

pengelolaan zakat LAZAM menggunakan sistem penghimpunan dana zakat yang

dikumpulkan dari muzakki kemudian didistirbusikan kepada mustahiq

menggunakan dua metode yaitu konsumtif dan produktif. Distribusi secara

konsumtif dilakukan dengan cara membagikan secara langsung kepada mustahiq

untuk dimanfaatkan secara konsumtif berupa beras, minyak goreng dan mie

instan.Distribusi secara produktif LAZAM memberikan dalam bentuk bantuan

modal usaha dan bantuan beasiswa kepada siswa-siswi dari keluarga kurang

mampu. Dalam menjalankan perannya sebagai lembaga pengelola zakat LAZAM

mengalami banyak faktor pendukung dan penghambat baik yang datang dari luar

(eksternal) maupun dari dalam (internal). Meskipun LAZAM belum mampu

mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya

LAZAM telah membantu perekonomian masyarakat sehingga mendapat sambutan

hangat dari masyarakat sekitar.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahminirrahim,Alhamdulillahirobbil ‘alamin,

  Peneliti menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas nikmat yang Allah SWT anugerahkan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN(Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga)” dengan baik dan penuh dedikasi.

  Penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Drs. Siti Zumrotun, M.Ag selaku dekan fakultas syariah 3. Dr. Adang Kuswaya, M. Ag selaku pembimbing skripsi yang telah sudi kiranya meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penulisan skripsi.

  4. Ketua LAZAM, Bapak Mukarrom beserta jajaran pengurus yang telah mau memberikan waktunya untuk keperluan penggalian informasi

  5. Kepada semua pihak yang belum dapat penulis sampaikan satu persatu.

  Semoga Allah berkenan untuk membimbing dan memberikan hidayah dalam setiap langkah hidupnya. Kemudian, semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

  Kesongo, Tuntang, 17 Februari 2015 Ahmad Hasanudin

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ................................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

PENGANTAR ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Penegasan Istilah .................................................................. 5 C. Rumusan Masalah ................................................................ 6 D. Tujuan Penelitian ................................................................. 6 E. Kegunaan Penelitian ............................................................ 7 F. Telaah Pustaka ..................................................................... 8 G. Metodologi Penelitian .......................................................... 10 H. Sistematika Penulisan ........................................................... 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum Zakat ........................................................ 14 1. Pengertian Zakat ........................................................... 14 2. Prinsip-prinsip Zakat .................................................... 15 3. Macam-macam Zakat ................................................... 16 4. Syarat Zakat .................................................................. 17 5. Hikmah Zakat ............................................................... 18

  C.

  Pengelolaan Zakat .............................................................. 24 D.

  Pendayagunaan Zakat ........................................................ 26 E. Islam, Zakat dan Kemiskinan ............................................ 30 F. Sistem Analisis SWOT dalam Organisasi ......................... 34

  BAB III DATA HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Kelurahan Dukuh ................................ 38 B. Profil LAZAM Kelurahan Dukuh Salatiga ......................... 43 1. Sejarah Berdirinya LAZAM ......................................... 43 2. Tujuan LAZAM ............................................................ 45 3. Struktur LAZAM .......................................................... 48 4. Kegiatan LAZAM ......................................................... 50 C. Sistem Pengelolaan Zakat di LAZAM ................................ 51 1. Sistem Penghimpunan Dana Zakat ............................... 51 2. Sistem Pendistribusian Dana Zakat ............................... 52 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Sistem Pengelolaan Zakat di LAZAM .................. 56 B. LAZAM dalam Analisis SWOT .......................................... 63 1. Strength (Kekuatan) ...................................................... 64 2. Weakness (Kelemahan) ................................................. 64 3. Opportunity (Peluang) ................................................... 66 4. Threats (Ancaman) ........................................................ 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 68 B. Saran ................................................................................... 70

DARTAR PUSTAKA .................................................................................... 71

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan orang-orang miskin sudah dikenal oleh manusia dan jauh

  sejarah, semenjak zaman-zaman lampau. Oleh karena itu beralasan sekali bila kita mengatakan bahwa kebudayaan umat manusia dalam satu kurunnya tidak pernah sepi dari orang-orang yang berusaha membawa kebudayaan itu memperhatikan nilai manusiawi dasar, perasaan merasa tersentuh melihat penderitaan orang-orang lain dan berusaha melepaskan mereka dari kemiskinan dan kepapaan atau paling kurang meringankan nasib yang mereka derita terdebut. Namun situasi yang dihadapi oleh orang-orang miskin pada kenyataanya tidak memungkinkan maksud itu tercapai dan hal itu sudah merupakan noda hitam yang mengotori muka umat manusia, dimana masyarakat tidak tersentuh lagi oleh nasehat para budiman dan peringatan para cerdik pandai(Qardhawi, 1991: 42).

  Pada dasarnya semua agama, bahkan agama-agama ciptaan manusia yang tidak mengenal hubungan dengan kitab suci yang berasal dari langit (samawi), tidak kurang perhatianya pada segi sosial yang tanpa segi ini persaudaraan dan kehidupan yang sentosa tidak mungkin terwujud (Qardhawi, 1991: 44).

  Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah dukungan orang yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa dana zakat kepada mereka yang kekurangan. Zakat yang merupakan rukun islam ketiga dan menjadi adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim. Di samping itu zakat juga bisa menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusian yang tinggi, menghilangkan sifat fekir, rakus dan materalistis,menumbuhkan ketenangan hidup,sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki (Hafidhuddin, 2002: 10).

  Tujuan zakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sulit terwujud apabila tidak ada peran aktif dari para muzakki dan pengelola zakat. Para muzakki harus sadar betul bahwa tujuan mereka berzakat tidak hanya semata-mata menggugurkan kewajibannya akan tetapi lebih luas yaitu untuk mengentaskan kemiskinan. Pengelola zakat (amil) juga dituntut harus profesional dan inovatif dalam pengelolaan dana zakat. Salah satu model pengelolaan zakat yang inovatif adalah pengelolaan zakat secara produktif, di mana dengan motode ini diharapkan akan mempercepat upaya mengentaskan masyarakat dari garis kemiskinan, mereka pada awalnya adalah golongan mustahik kemudian menjadi seorang muzakki.

  Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat dua macam kategori, yaitu distribusi secara konsumtif dan produktif. Zakat produktif merupakan zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha, yaitu mengembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas (Qadir, 2001:46).

  Saat ini, masyarakat menyalurkan hasil zakatnya secara konsumtif, akan tetapi sudah mulai muncul pendayagunaanya secara produktif di daerah-daerah maupun desa-desa, bahkan dusun-dusun semisal di Krajan Dukuh RW 1 Salatiga. memperdayakan mustahiq zakat berupa bengkel tambal ban. Dengan metode tersebut supaya mustahiq mampu mempunyai penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, serta kedepan diharapkan menjadi muzakki dari hasil tambal ban tersebut.

  Pengembangan metode pendayagunaan zakat di Krajan Dukuh RW 1 Salatiga sudah mulia di rintis pada tahun 2011 dan berjalan sampai sekarang. Pada awalnya gagasan ini muncul dari warga sekitar langsung panitia mempunyai interpretasi baru bahwa zakat itu disamping sebagai ibadah individu, dalam zakat juga terkandung misi pengembangan ekonomi umat. Pada awalnya gagasan konsep baru yang dirumuskan oleh warga sekitar zakat di Krajan Dukuh RW 1 Salatiga tersebut mendapatkan banyak kendala. Banyak masyarakat yang masih memahami bahwa zakat hanya sebagai sebuah pemindahan harta tanpa konsep yang berbasis pada produktifitas. Akan tetapi berkat kerja keras dari panitia zakat dalam memberikan pemahaman dan penyadaran akan pentingnya reorientasi pendayagunaan zakat dari orientasi konsumtif menjadi produktif, Akhirnya gagasan pengelolaan zakat secara produktif mendapatkan dukungan dari semua lapisan masyarakat.

  Sistem pengelolaan pendisrtibusian zakat di LAZAM Dukuh Krajan Salatiga dengan cara konsumtif dan produktif yang telah di lakukan oleh panitia.

  Di Dukuh Krajan Salatiga, dana hasil zakat oleh LAZAM diserahkan kepada para

  

mustahiq diwujudkan berupa usaha tambal ban agar dikembangbiakkan menjadi

  Bengkel. Sistem pengelolaan pendistribusian zakat yang sudah berjalan dua tahun tersebut merupakan suatu terobosan baru dalam menyelenggarakan zakat sebagai alternatif solusi persoalan kemiskinan.

  Kembali pada persoalan-persoalan yang kerap terjadi dalam urusan manajemen zakat, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan zakat baik itu yang bersifat eksternal dan internal. Dari dua arah inilah semua data dari sekian faktor yang mungkin diperoleh akan dijadikan dasar didalam mengambil sebuah keputusan yang diharapkan mampu memberikan penyelesaian praktis terhadap semua persoalan yang dihadapi. Sehingga tidaklah cukup jika sebuah keputusan hanya didasarkan pada data-data internal semata akan tetapi data-data eksternal pun juga harus diutamakan guna menghasilkan sebuah keputusan strategi yang komprehensif, efektif dan efisien terhadap pengembangan organisasi.

  Untuk mendapatkan informasi yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan dalam pengambilan sebuah keputusan. Maka para ahli menawarkan sebuah konsep analisa SWOT yaitu suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi dalam organisasi (Marimin, 2004: 58). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Albert Humphrey.

  Jika dilihat dari kaca mata SWOT (Strengt, Weakness, Opportunity,

  

Threats) , maka akan terlihat pola yang menarik dari LAZAM dalam segi

  pendayagunaan zakat. LAZAM yang terbilang masih baru didirikan tentu akan banyak sekali mempunyai faktor-faktor penghambat maupun pendukung. Untuk itulah analisis SWOT cocok digunakan untuk mengetahui lebih dalam mengenai konsep pemberdayaan zakat produktif yang dilakukan oleh LAZAM.

  Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian sebagai ikhtiar untuk mengetahui lebih mendalam terhadap praktik pengelolaan pendistribusian zakat di Dukuh Salatiga, penulis memilih judul skripsi “PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN” (Studi Kasus LAZAM di Dukuh, Sidomukti, Salatiga).

B. Penegasan Istilah

  Sebelum memulai menyusun skripsi ini perlu penulis sampaikan bahwa judul skripsi adalah PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN” (Studi Kasus LAZAM di Dukuh, Sidomukti, Salatiga). Untuk menghindari kesalahfahaman pengertian, maka penulis kemukakan pengertian serta sekaligus penegasan judul skripsi ini sebagai berikut: 1.

  Zakat: derma yang wajib diberikan oleh umat Islam kepada fakir miskin.

  Harta yang jumlahnya sudah ditentukan untuk dikeluarkan umat Islam kepada yang berhak menerima (merupakan rukun Islam ke-5) (Fajri dan Senja, tt: 864).

2. Produktif: mampu menghasilkan dalam jumlah besar; mampu menciptakan hasil karya secara baik dan banyak (Fajri dan Senja, tt: 671).

  Jadi, zakat produktif merupakan zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha, yaitu untuk mengembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahik.

C. Rumusan Masalah

  Hal yang akan menjadi rumusan masalah dari deskripsi latar belakang di atas adalah:

1. Bagaimana sistem pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif LAZAM

  Salatiga? 2. Bagaimana faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pendayagunaan zakat produktif LAZAM Salatiga ditinjau melalui analisis SWOT?

  3. Apakah metode zakat produktif mampu dalam mengentaskan kemiskinan masyarakat Dukuh?

D. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah yang menjadi target skripsi ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sistem pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif LAZAM Salatiga.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pendayagunaan zakat produktif LAZAM Salatiga ditinjau melalui analisis SWOT.

  3. Untuk mengetahui apakah metode zakat produktif mampu dalam mengentaskan kemiskinan masyarakat Dukuh

E. Kegunaan Penelitian

  Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Secara Teoritis Dengan penelitian ini penulis mengharapkan dapat menerapkan teori yang telah penulis dapat dalam perkuliahan serta membandingkan dengan realitas yang ada dalam masyarakat. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pula bagi seluruh civitas akademika khususnya dalam program studi AkhwalusSyakhsiyyah Jurusan Syariah STAIN Salatiga sebagai bahan informasi dan bahan penelitian terhadap permasalahan zakat.

  2. Secara Praktis Selain kegunaan secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini juga mampu memberikan manfaat secara praktis, yaitu dapat bermanfaat bagi masyarakat umum, sehingga mampu menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, selain itu juga dapat dijadikan bahan bacaan tentang manajemen pelaksanaan, pengelolaan dan pendayagunaan zakat dengan baik sesuai dengan hukum Islam.

F. Telaah Pustaka

  Penulis mengambil judul “Pengelolaan Zakat Produktif Sebagai Upaya Pengentaskan Kemiskinan” (Studi Kasus LAZAM di Dukuh, Sidomukti, Salatiga). Sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian tentang analisis pengembangan zakat produktif di tinjau dari tujuan zakat untuk mengentaskan kemiskinan. Akan tetapi tetapi ada beberapa penelitian yang terkait dengan masalah zakat ini.

  Rebin, mahasiswa STAIN Salatiga, pernah melakukan penelitian tentang peranan badan amil zakat infak dan sodaqoh (BAZIS) terhadap perekonomian masyarakat kabupaten Semarang. Dalam pengelolaan zakat di kabupaten Semarang, BAZIS melakukan pengumpulan dana zakat dengan cara dipungut dari para pegawai di kabupaten Semarang yang jumlahnya sudah di tentukan batas minimalnya. Dari hasil pengumpulan zakat tersebut kemudian di distribusikan kepada 8 asnaf. Dengan prosentase 50% untuk fakir miskin, 40% untuk Sabilillah dan 10% untuk Ibnusabil, Mu’alaf dan Ghorim. Dalam pemberdayaannya bazis mengenalkan pada program - program yang memberi manfaat jangka panjang untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan mustahik. Kondisi masyarakat di Kabupaten Semarang dalam perekonomian ditunjang oleh sektor perdagangan, pertanian, dan aneka jasa. Dalam hal kesejahteraan sosial masyarakat, masih banyak terdapat warga yang mengalami kesulitan dalam kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, dibutuhkan wadah pengembangan wadah swadaya masyarakat. Kondisi masyarakat kabupaten semarang di dominasi oleh agama Islam. Muslim di kabupaten Semarang ini keberadaannya sangat kuat meskipun terdapat juga agama lain yang saling mengembangkan misinya. Kepedulian terhadap sesama semakin meningkat hal ini terbukti dengan adanya wadah swadaya masyarakat seperti BAZIS sehingga mereka saling menolong saudaranya (mustahiq). BAZIS berperan untuk memaksimalkan kerja dalam meningkatkan kesejahteraan mustahiq (fakir miskin), yaitu dengan menciptakan iklim usaha kecil bagi mereka.

  Selain itu bazis telah ikut serta meningkatkan sumber daya manusia yaitu dengan pemberian bantuan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu di beberapa SD, MI, SLTP, dan MTs di kabupaten Semarang. Adapun jumlah bantuan tersebut belum begitu banyak mengingat usia BAZIS yang masih muda dan terbatasnya dana yang terkumpul.

  Arif Maslah, mahasiswa STAIN Salatiga lulus tahun 2012 melakukan penelitian dengan judul skripsi tentang pengelolaan zakat secara produktif

  

sebagai upaya pengentasan kemiskinan (studi kasus bazis di Tarukan, Candi,

Bandungan, Semarang) dengan mendapatkan kesimpulan sistem pengelolaan

  dengan pendistribusian yang di wujudkan hewan ternak (kambing), oleh BAZIS hasil pengumpulan zakat didistribusikan kepada mustahiq berwujud uang tunai dan beras.

  Sigit Purnomo, mahasiswa STAIN Salatiga yang lulus tahun 2006 dalam penelitianya yang berjudul Pengentasan Kemiskinan Melalui Zakat dan Shadaqoh

  

Wajib (Studi pemikiran K.H Mahfudz Ridwan tentang zakat dan shadaqoh wajib

di desa Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang) dengan mendapatkan

  kesimpulan menurut K.H Mahfudz Ridwan, fenomena kemiskinan yang terjadi di Indonesia adalah kemiskinan buatan atau kemiskinan yang terstruktur. Artinya merta diciptakan oleh Tuhan (takdir) atau karena malas bekerja, tetapi dalam kehidupan sehari–hari ada struktur besar yang melingkupi masyarakat yang membuat penghalang masyarakat untuk keluar dari jeram kemiskinan, baik dari kebijakan pemerintah, mekanisme pasar global yang didukung kapitalis atau sebuah rekayasa sosial tertentu.

  Penelitian tentang zakat memang sudah pernah dilakukan namun berdasarkan pengamatan penulis belum ada yang meneliti tentang Pengelolaan Zakat Produktif Sebagai Upaya Pengentaskan Kemiskinan”(Studi Kasus LAZAM di Dukuh, Sidomukti, Salatiga).

G. Metodologi Penelitian

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

  research ) yaitu penelitian yang objeknya adalah mengenai mekanisme

  pelaksanaan, pengelolaan, dan pendayagunaan zakat produktif oleh Lembaga Amil Zakat dan Mal (LAZAM) jl. Abiyoso Krajan Dukuh RW 1 Salatiga.

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan objek yang diteliti. Dalam hal ini mengenai mekanisme pelaksanaan, pengelolaan, dan pendayagunaan zakat produktif oleh Lembaga Amil Zakat dan Mal (LAZAM) jl. Abiyoso Krajan Dukuh RW 1 Salatiga, kemudian melakukan analisis terhadap pelaksanaan tersebut.

  2. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di lembaga amil zakat dan mal (LAZAM) Jl. Abiyoso Krajan Dukuh RW 1 Salatiga.

  3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Sumber data primer; yaitu hasil temuan data di lapangan melalui wawancara dengan pengurus Lazam.

  b.

  Sumber data sekunder; yaitu data yang diperoleh dari literatur buku- buku, perundang-undangan tentang zakat dan kepustakaan ilmiah lain yang menjadi referensi maupun sumber pelengkap penelitian.

  4. Prosedur Pengumpulan Data

  a. Wawancara Pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan. Wawancara dilakukan penulis dengan beberapa sumber: 1.

  Ketua lembaga lazam sendiri untuk mengetahui pemgelolaan zakat.

2. Bendahara lazam untuk mengetahui sumberdana

  b. Observasi Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis atas pelaksanaan, pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif oleh Lazam jl. Abiyoso Krajan Dukuh RW 1 Salatiga.

  c. Dokumentasi

  Adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (Margono, 2004:23). Teknik dokumentasi ini akan penulis gunakan untuk memperoleh data-data tentang praktek pelaksanaan, pengelolaan dan pendayagunaan zakat oleh Lazamjl. Abiyoso Krajan Dukuh RW 1 Salatiga.

  5. Analisis Data Data yang diperoleh, baik dari studi lapangan maupun studi pustaka pada dasarnya merupakan data tataran yang dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu data yang terkumpul di dituangkan diuraikan secara logis dan sistematis dan selanjutnya dianalisis dan ditarik kesimpulan.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman yanglebih lanjut dan jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlahsistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut: 1.

  Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,penegasan istilah, metode penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedurpengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap- tahappenelitian, dan sistematika penulisan

  2. Bab II adalah kajian pustaka yang berisi pembahasan tentang makna zakat, kemiskinan dan produktifitas zakat yang meliputi makna zakat, hikmah dan tujuan zakat, harta yang wajib dizakati kadar dan syarat-syaratnya, distribusi zakat, Islam dan kemiskinan, Teori analisis SWOT dan produktifitas pengelolaan zakat.

  3. Bab III adalah data hasil penelitian yang berisi gambaran umum kondisi sosial keagamaan masyarakat di Dukuh Krajan Sidomukti Salatiga yang meliputi: letak geografis Dukuh Krajan Salatiga, penduduk Dukuh Krajan Salatiga dalam angka, potret kehidupan beragama serta kondisi umum LAZAM di Dukuh Krajan Salatiga yang meliputi sejarah berdiri dan program-program dalam mengelola pendistribusian zakat.

  4. Bab IV adalah analisis hasil penelitian yang berisi bagian teknik pelaksanaan zakat produktif yang dilakukan oleh LAZAM, sistem pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif LAZAM Salatiga dan dampak dari sistem pengelolaan pendistribusian zakat produktif LAZAM Salatiga menggunakan analisis SWOT.

5. Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum Zakat

1. Pengertian Zakat

  Dari segi bahasa, kata zakat merupakan masdar dari zaka yang berarti berkembang, tumbuh, bersih dan baik (Qardhawi, 1991:34). Menurut istilah fiqh Islam, zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kekayaan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada mereka yang berhak menerimanya, dengan aturan-aturan yang telah ditentukan di dalam syara’ (Anshori, 2006:12).

  Berdasarkan pengertian secara istilah tersebut, meskipun para ulama mengemukakan dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama. Jadi zakat adalah bagian dari harta dengan dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada pihak yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Sedangkan menurut ketentuan umum pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, yang dimaksud dengan zakat adalah harta yang wajib di keluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syari’at Islam.

  Pengertian zakat menurut bahasa dan istilah mempunyai hubungan yang berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan baik (Hafidhuddin, 2002:7 ).

2. Prinsip-prinsip Zakat

  Sebagai suatu kewajiban yang harus ditunaikan, tidak setiap harta harus dikeluarkan zakatnya. Namun ada prinsip-prinsip yang mengatur. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  a. Prinsip keyakinan agama (faith) Bahwa orang yang membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan salah satu manifestasi keyakinan agamanya, sehingga orang yang belum menunaikan zakat merasa tidak sempurna dalam menjalankan ibadahnya.

  b. Prinsip pemerataan (equity) dan keadilan Prinsip pemerataan dan keadilan cukup jelas menggambarkan tujuan zakat, yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepada umat manusia.

  c. Prinsip produktifitas (productivity) dan kematangan Prinsip produktivitas dan kematangan menekankan bahwa zakat memang wajar harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu. Hasil produksi tersebut hanya dapat dipungut setelah melampaui jangka waktu satu tahun yang merupakan ukuran normal memperoleh hasil tertentu.

  Bahwa menurut nalar manusia harta yang disimpan dan dibelanjakan untuk Allah, tidak akan berkurang melainkan akan bertambah banyak.

  e. Prinsip kebebasan (freedom) Prinsip kebebasan menjelaskan bahwa zakat hanya dibayarkan oleh orang yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya, yang mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk kepentingan bersama.

  f. Prinsip etik (ethic) dan kewajaran Prinsip etik dan kewajaran menyatakan bahwa zakat tidak dipungut secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang akan ditimbulkan

  (Anshori, 2006: 20-21).

3. Macam-macam Zakat

  Zakat terdiri atas 2 macam, yaitu:

  a. Zakat nafs (jiwa) Disebut juga dengan zakat fitrah, merupakan zakat untuk menyucikan diri. Dikeluarkan dan disalurkan kepada yang berhak pada bulan ramadhan sebelum tanggal 1 Syawal (hari raya Idul Fitri). Zakat fitrah diwajibkan pada tahun kedua hijriyah. Ukuran zakat perjiwa yang dikeluarkan adalah satu sha’

  1

  (3 /

  2 liter) makanan pokok (Depag, 1983:267) atau bisa berupa uang yang

  nilainya sebanding dengan ukuran/harga bahan pangan atau makanan pokok tersebut.

  b. Zakat Mal atau zakat harta

  Yaitu zakat yang dikeluarkan untuk menyucikan harta, apabila harta itu telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat. (Qardhawi, 1991:121).

  Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa kewajiban mengeluarkan zakat itu dikenakan pada setiap harta kekayaan yang halal dan diperoleh dengan cara yang halal pula, baik hasil usaha atau jasa, maupun berupa buah-buhan, binatang ternak, dan kekayaan lain-lainnya.

4. Syarat Zakat

  Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi terhadap harta kekayaan yang dipunyai oleh saeorang muslim. Syarat-syarat tersebut adalah: a.

  Pemilikan yang pasti, halal dan baik. Artinya, sepenuhnya berada dalam kekuasaan yang punya, baik kekuasaan pemanfaatan maupunkekuasaan menikmati hasilnya.

  b.

  Berkembang. Artinya, harta itu berkembang, baik secara alami berdasarkan sunnatullah maupun bertanbah karena ikhtiar atau usaha manusia.

  c.

  Melebihi kebutuhan pokok. Harta yang dimiliki oleh seseorang itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan bagi diri sendiri dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai manusia.

  d.

  Bersih dari hutang e. Mencapai nishab, harta yang dimiliki oleh muzaki telah mencapai jumlah (kadar) minimal yang harus dikeluarkan zakatnya.

  f.

  Mencapai haul, harta mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat, biasanya tidak ditentukan haul setiap tahun adalah tumbuh-tumbuhan ketika menuai dan barang temua ketika ditemukan (Anshori, 2006:28-29).

5. Hikmah Zakat

  Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung manfaat dan hikmah yang demikian besar dan mulia, baik yang berkautan dengan muzaki, mustahiq, harta yang dikeluarka zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan. Adapun hikmah tersebut antara lain sebagai berikut: a.

  Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan. Zakat bisa mendorong mereka untuk bekerja dengan semangat dan bisa meraih kehidupan yang layak. Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari kemiskinan (Zuhayly, 1995:87).

  b.

  Membersihkan dan menyuburkan harta c. Mewujudkan rasa syukur terhadap nikmat yang dikaruniakan oleh Allah SWT (Anshori, 2006:55).

  d.

  Mensucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil, dengan zakat dapat melatih seorang mukmin untuk bersifat dermawan (Zuhayly, 1995:88).

  e.

  Mewujudkan kesatuan di kalangan masyarakat islam dalam urusan ekonomi dan keuangan. Sehingga zakat akan menciptakan kesejahteraan dari sudut ekonomi dan kebudayaan (Anshori, 2006:56).

B. Harta Yang Wajib di Zakati

  Pada hakikatnya, semua yang dihasilkan dari usaha seorang muslim, apapun kaum yang membutuhkan, dalam arti harta itu harus dikeluarkan zakatnya , tetapi disisi lain juga ada harta yang tidak terkena atau wajib zaka. Pada umumnya harta yang harus dikelurkan zakatnya ada lima jenis, yaitu emas dan perak, barang tambang dan barang temuan, harta perdagangan, tanaman dan buah-buahan, dan binatang ternak yaitu unta, sapi dan kambing (Zuhayly, 1995:126).

  a. Emas dan Perak Para fuqoha sepakat bahwa emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya, baik yang berupa potongan, yang dicetak ataupun yang berbentuk bejana.

  Bahkan dalam mazhab Hanafi, mengharuskan zakat kepada perhiasan yang terbuat dari bahan tersebut (Zuhayly, 1995:126). Berbeda dengan Hanafi, Jika perak dan emas digunakan sebagai perhiasan yang diperbolehkan, keduanya tidak wajib dizakati menurut Imam Syafi’i (al Mawardi, 2007:213).

  Adapun nisab zakat emas adalah 200 dinar, atau menurut jumhur ukuran emas tersebut sama dengan 91 gram. Sedangkan nisab perak adalah 200 dirham yang kira-kira, menurut Mazhab Hanafi, sama dengan 700 gram perak, dan menurut jumhur ulama adalah 643 gram. Sedangkan zakat uang disesuaikan dengan nisab emas dan disesuaikan dengan nilai tukar yang ada. Kadar zakat yang harus dikeluarkan dari emas dan perak adalah 2,5%. Dengan demikian, jika seseorang memiliki nisab itu dalam waktu setahun, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya (Zuhayly, 1995:127). Untukpenetapan nisab emas terdapat berbagai pandangan. Ada yang berpendapat 85 gram, 91 gram, 93,6 gram, 94 gram dan 96 gram. Hal ini karena disebabkan ketidaksamaan dalam mengkonversi alat ukur yang dipergunakan dari masa lalu dan sekarang (Muhammad dan Mas’ud, 2005:46).

  b. Zakat Barang Tambang Ada beberapa hal yang diperselisihkan oleh para fuqaha, yaitu makna barang tambang atau ma’din, barang temuan atau rikaz, atau harta simpanan atau kanz. Zakat yang mesti dikeluarkan dari harta tambang menurut mazhab Hanafi dan maliki adalah seperlima atau khumus, sedangkan menurut mazhab Syafi’i dan Hanbali sebanyak seperempat puluh (2,5 %). Barang tambang menurut mazhab Maliki dan Syafi’i adalah emas dan perak sedangkan menurut mazhab Hanafi, barang tambang adalah setiap yang dicetak dengan menggunakan api. Adapun Mazhab Hanbali berpendapat bahwa yang dimaksud dengan barang tambang adalah semua jenis tambang, baik yang berbentuk padat maupun cair.

  c. Zakat Harta Terpendam Harta terpendam adalah harta yang ditemukan terpendam sejak zaman jahiliyah di lahan kosong atau jalanan. Harta tersebut menjadi milik penemunya dan besar zakatnya adalah 20%. Apa saja yang ditemukan di tanah milik seseorang, maka barang temuan tersebut menjadi milik pemilik tanah dan penemunya tidak punya hak di dalamnya. Ada pun barang yang ditemukan sesudah zaman Islam, baik terpendam atau tidak maka namanya adalah luqatah (barang temuan). Luqatah tersebut harus diumumkan selama setahun. Jika pemiliknya datang penemunya harus menyerahkan barabg kepadanya pemiliknya berhak memilikinya dengan jaminan ia menggantinya jika suatu saat pemiliknya datang kepadanya (al Mawardi, 2007: 214).

  d. Zakat Harta Perdagangan Harta perdagangan adalah semua aset dari benda-benda yang diperjual- belikan, termasuk rumah yang diperjual oleh pemiliknya. Besar zakat yang dikeluarkan adalah 2,5% dari jumlah keseluruhan harta dagangan yang dimiliki. Dalil mengenai kewajiban zakat harta perdagangan tercantum dalam Alquran, yaitu:

  







  ”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil

usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari

bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu

menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya

melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa

Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (Depag, 1974:67 ).

  Sebelum mengeluarkan harta perdangan harus memenuhi beberapa syarat, yang menurut jumhur ulama, ada 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi, yaitu :

  1) Nisab harta perdagangan harus telah mencapai nisab senilai 94 gram emas. Harga tersebut disesuaikan dengan harga yang berlaku di setiap daerah.

  2) Harta dagang harus telah mencapai haul, yaitu satu tahun sejak dimilikinya harta tersebut. Jadi, zakat barang dagang dikeluarkan setiap tutup buku setelah perdagangan berjalan satu tahun.

  3) Niat melakukan perdagangan saat membeli barang-barang dagangan. Pemilik barang harus berniat berdagang ketika membelinya. Adapun jika niat dilakukan setelah harta dimiliki, niatnya harus dilakukan ketika kegiatan perdagangan dimulai.

  e. Zakat Profesi Zakat profesi itu bisa dilaksanakan setahun sekali atau sebulan sekali, atau berapa bulan sekali. Yang jelas, bila ditotal setahun besar zakat yang dikeluarkan harus sama. Namun zakat tersebut wajib dikeluarkan jika penghasilannya, ditotal selama setahun setelah dikurangi kebutuhan- kebutuhannya selama setahun melebihi nisab. dengan ketentuan nisab setara dengan 84 gram emas 24 karat, dan kadar zakatnya sebesar 2,5%. Jika tidak mencapai nishab, tidak wajib untuk dizakati (Hafidhuddin, 2002:94). Semua penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut, apabila telah mencapai nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini berdasarkan nash-nash yang bersifat umum, misalnya firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 267 yang sudah disebutkan di atas.

  f. Zakat Tanaman dan Buah-buahan Pada dasarnya, zakat ini diwajibkan berdasarkan dalil dari alqur’an, sunnah, ijma’ dan akal. Dalil yang diambil dari alqur’an diantaranya, yaitu :

  









  “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang

tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam

buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak

sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila

Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-

  An’am : 141) Mengenai zakat tanaman yang tumbuh dari tanah, para fuqaha mempunyai dua pendapat. Pendapat yang pertama menyatakan bahwa tanaman yang wajib dikeluarkan zakatnya mencakup semua jenis tanaman. Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa tanaman yang wajib dizakati adalah khusus tanaman yang berupa makanan yang mengenyangkan dan bisa disimpan. Nisab zakat tanaman adalah 1350 kg gabah atau 750 kg beras. Kadar zakatnya adalah 5% jika pengairannya atas usaha penanam dan 10% jika pengairanya berasal dari hujan tanpa usaha penanam.

Dokumen yang terkait

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 15

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 78

PEMBAHARUAN AKAD NIKAH MASYARAKAT MUSLIM BERDASARKAN PETUNGAN JAWA (Studi Kasus Di Desa Pakis Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 120

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat di Dusun Bringin) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari‟ah

0 0 100

SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 88

PERILAKU SEKSUAL KAUM GAY DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus pada Komunitas Gay di Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 3 129