PEMBINAAN KARAKTER DI KOMUNITAS BELAJAR QARYAH THAYYIBAH SALATIGA DAN YAYASAN HIDAYATUL MUBTADI-IEN SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 (Studi Komparatif Program Tawāṣi dan Muṣāfaḥah )
PEMBINAAN KARAKTER
DI KOMUNITAS BELAJAR QARYAH THAYYIBAH
SALATIGA DAN YAYASAN HIDAYATUL
MUBTADI-IEN SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
(Studi Komparatif Program Tawāṣ i dan Muṣ āfaḥ ah )
oleh
MUHAMMAD UMAR SYAFI’I
NIM. M1.14.008
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : MUHAMMAD UMAR SYAFI’INIM : M1.14.008 Konsentrasi : Magister Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Hari/Tanggal Ujian : Jumat, 24 Maret 2017
Judul : PEMBINAAN KARAKTER DI KOMUNITAS
BELAJAR QARYAH THAYYIBAH SALATIGA DANYAYASAN HIDAYATUL MUBTADI-IEN SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 (Studi Komparatif Program Tawāṣ i dan Muṣ āfaḥ ah )
Panitia Munaqosah Tesis
Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. ___________________
Sekretaris : Dr. Phil. Widiyanto, MA. ___________________
Penguji I : Prof. Dr. Mansur, M.Ag. ___________________
Penguji II : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag. ___________________
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil
karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijasah pada IAIN Salatiga atau perguruan tinggi
lainnya.”Salatiga, 15 April 2017 Yang membuat pernyataan Muhammad Umar Syafi'i
ABSTRAK
Pembinaan Karakter di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah Salatiga dan
Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga
Tahun Ajaran 2016/2017
Tawāṣ i Muṣ āfaḥ ah
(Studi Komparatif Program dan )
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan: model pembinaan karakter
dengan Program Tawāṣ i di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah (KBQT) Salatiga dan ProgramMuṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien (YHM) Salatiga, nilai-nilai karakter yang dikembangkan, kelebihan dan kekurangan keduanya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan
data melalui hasil pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan analisis induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tawāṣ i
adalah suatu program pembinaan karakter terhadap siswa yang dilaksanakan se-
tiap selesai shalat dhuhur dengan cara menelaah al-Quran dan ilmu-ilmu umum
lainya, sedangkanMuṣ āfaḥ ah adalah suatu program pembinaan karakter terhadap
siswa yang dilaksanakan setiap selesai shalat dhuhur dan ashar dengan cara mene-
laah al-Quran dan kita-kitab fiqh. Metode yang digunakan yaitu: menyimak, tanya
jawab, diskusi, presentasi, penugasan, ceramah dan praktik. Evaluasi program
dengan rubrik tertulis, lisan dan tes. (2) Tawāṣ i dan muṣ āfaḥ ah mengembangkan
nilai-nilai karakter: religius, disiplin, kreatif, demokrasi, rasa ingin tahu,
komunikatif, gemar membaca dan tanggung jawab. (3) Kelebihan program tawāṣ i dan muṣ āfaḥ ah: tawāṣ i mampu dilaksanakan oleh lembaga umum nonformal,guru pendamping hafal al-Quran dan berlatar belakang pesantren, metode yang
digunakan menyenangkan, menggunakan media pembelajaran modern, memberi-
kan solusi permasalahan siswa secara langsung; muṣ āfaḥ ah lebih mudah mema-hamkan peserta didik tentang perintah dan larangan agama, adanya praktek ibadah,
mengkaji berbagai aspek bahasa Arab, menghindarkan siswa dari pemahaman
yang keliru tentang al-Quran, perkembangan karakter peserta didik lebih diperha-
tikan. Kekurangan program tawāṣ i dan muṣ āfaḥ ah yaitu: tawāṣ i tidak membagisiswa dalam kelompok sesuai kemampuan, evaluasi dan perencanaan hanya seca-
ra lisan, tidak semua peserta didik menerima konsep, prinsip dan praktik tawāṣ i; aspek penilaian muṣ āfaḥ ah membutuhkan waktu yang relatif lama, muṣ āfiḥ menggunakan metode klasik, media pembelajaran muṣ āfaḥ ah kurang menarik siswa.Kata kunci: Tawāṣ i, Muṣ āfaḥ ah, Pembinaan Karakter
ABSTRACT
Development of Character in Community Learning Qaryah Thayyibah
Foundation Salatiga and Salatiga Hidayatul Mubtadi-ien
Academic Year 2016/2017
Tawāṣ i Muṣ āfaḥ ah
(Comparative Studies Program and )
The purpose of this research is to discover: coaching model character with Tawāṣ i
in Community Learning Program Qaryah Tayyibah (KBQT) Salatiga and
Muṣ āfaḥ ah Program at the Foundation Hidayatul Mubtadi-ien (YHM) Salatiga,
the values of character developed, the advantages and disadvantages of both.
This study used a qualitative approach. Techniques of collecting data through
observation, interviews, and documentation. Data analysis using inductive
analysis. The results showed that: (1)Tawāṣ i is a character building program to
students who are held each finished the prayer dhuhur by way of studying the
Koran and other general sciences, while Muṣ āfaḥ ah is a character building
program to students who are held every completed dhuhur and Asr prayers by
way of studying the Koran and we fiqh. The method used is: listen, question and
answer, discussion, presentations, assignments, lectures and practices. Evaluation
rubric program with written, oral and tests. (2)Tawāṣ i and muṣ āfaḥ ah develop
character values: religious, disciplined, creative, democratic, curious,
communicative, likes to read and responsibility. (3) Excess tawāṣ i program and
muṣ āfaḥ ah: tawāṣ i able to be implemented by the public institution of nonformal,
teacher assistant memorized the Koran and backgrounds boarding, the method
used fun, using the modern learning media, provide solutions to problems students
directly; muṣ āfaḥ ah easier to hang learners about the commands and prohibitions
of religion, the practice of worship, study various aspects of the Arabic language,
to avoid students from a false understanding of the Koran, the character
development of students more attention. Disadvantages tawāṣ i program andmuṣ āfaḥ ah namely: tawāṣ i not divide the students into groups according to ability,
planning and evaluation only verbally, not all learners receive the concepts,
principles and practices tawāṣ i; muṣ āfaḥ ah assessment aspect requires a relatively
long time, muṣ āfiḥ using classical methods, instructional media muṣ āfaḥ ah less attractive students.Keywords: Tawāṣ i, Muṣ āfaḥ ah, Character Development
PRAKATA
BismillaahirrohmaanirrohiimPuji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufiq, hidayah serta inayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.
Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluar-
ga, sahabat serta para pengikutnya sampai akhir zaman.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempur-
naan. Tanpa adanya bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, dimungkinkan
tesis ini tidak akan dapat selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan
terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga
3. Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A, selaku Kepala Progdi PAI 4. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.A, yang telah memberi arahan kepada penulis.
5. Bapak Dr. H. Sa'adi, M.Ag, pembimbing tesis yang dengan sabar serta tu- lus ikhlas memberikan waktu serta ilmunya dalam membimbing penulis
dan juga memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan tesis ini.
6. Bapak Ibu Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberi ilmu dan pencerahan kepada penulis.
7. Ibu tercinta Musarofah, bapak almarhum M. Soleh, istriku Ani Khusnunnida, anakku Ahmad Chaidar Shofa, adik-adik dan kakakku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik berupa materiil maupun do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
8. Bapak Soleh Udin, Bapak Kirnan Hidayatno selaku Direktur LAZIS PLN APP Salatiga, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk me- nyelesaikan tesis.
9. Teman-teman angkatan 2014 Pascasarjana IAIN Salatiga yang selalu memberi dukungan penulis.
10. Segenap keluarga besar Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah dan Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga khususnya Bapak KH. Abda Ab- dul Malik dan Bapak Bahruddin, atas bantuan dan dukungannya pada penulis sehingga penelitian tesis ini bisa berjalan dengan baik.
11. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan bapak/ibu dan teman-teman semua menjadi amal ibadah
yang diterima oleh Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi masyarakat. Semoga
Allah SWT selalu memberikan rahmat kepada kita semua. Amiin.Salatiga, 15 April 2017 Penulis Muhammad Umar Syafi'i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
PRAKATA............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1 A. Latar Belakang Masalah................................................................
1 B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ......................................
2 C. Signifikasi Penelitian.....................................................................
3 D. Kajian Pustaka................................................................................
4 E. Metode Penelitian ..........................................................................
6 F. Sistematika Penelitian ...................................................................
7 BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................
9 A. Pengertian Pembinaan Karakter ....................................................
9 B. Pentingnya Pembinaan Karakter ................................................... 10
C. Karakter, Akhlaq, Moral dan Tabiat ................................................. 11 C. Teori Pembinaan Karakter.............................................................
14 BAB III PEMBINAAN KARAKTER PROGRAM TAWĀ
I DAN ṣ
PROGRAM MU ĀFAḤ AH ............................................................... 17
ṣ
A. Program Tawāṣ i di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah
Salatiga .......................................................................................... 171. Gambaran Umum Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah Sala- tiga .......................................................................................... 17
b. Kelembagaan KBQT ......................................................... 17
2. Pelaksanaan Tawāṣ i................................................................ 18
a. Latar Belakang Program Tawāṣ i ....................................... 18
b. Model Program Tawāṣ i ..................................................... 19
c. Peran Tawāṣ i dalam Pembinaan Karakter Siswa............... 20
d. Evaluasi Tawāṣ i................................................................. 22
B. Program Muṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien
Salatiga… ..................................................................................... 22
1. Gambaran Umum Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga
22
a. Letak Grografis dan Sejarah Yayasan Hidayatul Mubtadi- ien Salatiga........................................................................ 22 b. Kelembagaan ..................................................................... 23
2. Pelaksanaan Muṣ āfaḥ ah ......................................................... 23
a. Model Pembinaan Karakter Program Muṣ āfaḥ ah ............. 23
b. Peranan Muṣ āfaḥ ah dalam Membina Karakter Siswa....... 26
c. Evaluasi Muṣ āfaḥ ah........................................................... 27
BAB IV ANALISIS KOMPARATIF PROGRAM TAWĀ I DAN PROGRAM ṣ MU ĀFAḤ AH ...................................................................................... 28 ṣ A. Analisis Komparatif Karakteristik Program Tawāṣ i dan Muṣ āfaḥ ah ..................................................................................... 28
B. Analisis Komparatif Kelebihan dan Kekurangan Program
Tawāṣ i dan Muṣ āfaḥ ah .............................................................................. 30 1. Kelebihan ...............................................................................31
2. Kekurangan..................................................................................................................... 32
C. Analisis Keunikan Program Tawāṣ i dan Muṣ āfaḥ ah ...................................... 35 BAB V PENUTUP............................................................................................
36 A. Kesimpulan ....................................................................................
36 B. Saran ............................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 40
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 95
DAFTAR TABEL Gambar Halaman
4.1 Tabel Perbandingan Karakteristik Muṣ āfaḥ ah dan Tawāṣ i………….………29
4.2 Tabel Perbandingan Kelebihan Muṣ āfaḥ ah dan Tawāṣ i............................. 32
4.3 Tabel Perbandingan Kekurangan Muṣ āfaḥ ah dan Tawāṣ i.......................... 34
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman
2.1 Hubungan Karakter, Moral, Akhlaq dan Tabiat ..........................................14
2.2 Hubungan Pengetahuan Moral, Perasaan Moral dan Aksi Moral …..........15
2.3 Siklus Pendidikan.........................................................................................15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Catatan hasil wawancara............................................................................. 43
2. Pedoman wawancara................................................................................... 84
3. Wawancara di KBQT................................................................................. 85
4. Pelaksanaan tawāṣ i di KBQT..................................................................... 86
5. Rubrik Tawāṣ i............................................................................................. 87
6. Absensi Tawāṣ i........................................................................................... 87
7. Masjis al-Mustasfa..................................................................................... 87
8. Papan KBQT.............................................................................................. 87
9. Wawancara di YHM ................................................................................. 88
10. Pelaksanaan muṣ āfaḥ ah di YHM ............................................................... 89
11. Pelaksanaan tes muṣ āfaḥ ah di YHM semester awal ................................. 90
12. Papan YHM............................................................................................... 91
13. Absensi muṣ āfaḥ ah.................................................................................... 91
14. Permohonan Ijin Penelitian....................................................................... 92
15. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian.............................................. 94
16. Surat Pengantar Pembimbing.................................................................... 96
17. Lembar Bimbingan Tesis.......................................................................... 97
18. Biografi penulis ........................................................................................ 98
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi saat ini membawa masyarakat Indonesia
melupakan pendidikan karakter bangsa. Seperti apa yang dituturkan Garin Nugroho dalam bukunya Muslich bahwa pendidikan nasional belum mampu
1 memberikan pencerahan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Masalah terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah terletak pada aspek moral.
Karenanya, pembangunan karakter bangsa, menjadi sangat berarti dan
2 mendesak untuk segera dilakukan.
Di tengah kegelisahan yang menghinggapi berbagai komponen bangsa, sesungguhnya terdapat beberapa lembaga pendidikan yang telah melaksanakan pendidikan karakter dengan model yang mereka kembangkan sendiri-sendiri. Di antaranya adalah di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga dan di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga. Kedua lembaga pendidikan ini melakukan pembinaan karakter yakni dengan "Program Tawāṣ i" dan "Program Muṣ āfaḥ ah". Tawāṣ i dan muṣ āfaḥ ah bertujuan untuk pembinaan akhlak dan wadah untuk membentuk karakter peserta didik yang berbudi luhur, salih dan salihah
, serta memberikan problem solving terhadap siswa melalui mentor maupun guru pendamping dan 1 muṣ āfiḥ . Komunitas
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Ja- karta: Bumi Aksara, 2010, 2. 2 Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga adalah sebuah learning based community mirip home schooling, yang berada di Kalibening Kecamatan Tingkir, Salatiga. Sedangkan Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga adalah sebuah yayasan pesantren yang terletak di wilayah kecamatan Tingkir tepatnya di Kelurahan Kalibening bagian barat.
Dari hasil penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti, bahwa pada saat ini program tawāṣ i di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga dan program muṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga belum bisa maksimal dalam membentuk karakter mulia para peserta didiknya. Hal itu dikarenakan program tersebut masih tergolong asing di lembaga-lembaga pendidikan, sehingga masih ditemukan kendala dalam pelaksanaan
3 programnya.
Untuk memenuhi rasa keingintahuan yang lebih mendalam, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul: “Pembinaan Karakter di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah Salatiga dan Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017 (Studi Komparatif Program Tawāṣ i dan Muṣ āfaḥ ah)”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah model Pembinaan Karakter dengan Program 3 Tawāṣ i di Wawancara awal dengan Bapak Ahmad Darojat Jumadil Kubro, Penggagas Program
Tawāṣ i di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga dan Bapak Ahmad Syamsul, S.Pd.I, Ka-
Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga dan Program Muṣ āfaḥ ah di
Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga?
2. Nilai-nilai karakter apa sajakah yang dikembangkan dalam Program Tawāṣ i di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga dan Program Muṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan Program Tawāṣ i di Komunitas
Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga dan Program Muṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menemukan model Pembinaan Karakter dengan Program
Tawāṣ i di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga dan Program Muṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga.
b. Untuk menemukan nilai-nilai karakter apa saja yang dikembangkan dalam Program Tawāṣ i di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah
Salatiga dan Program Muṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga.
c. Untuk menemukan kelebihan dan kekurangan Program Tawāṣ i di
Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga dan Program
Muṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga.2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Secara Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan tentang pembinaan karakter di Indonesia dan pendidikan Islam.
b. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pembinaan karakter siswa dan menjadi bahan diskusi untuk perbaikan ke depan di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga dan Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga khususnya dan lembaga pendidikan pada umumnya.
D. Kajian Pustaka
Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan orang lain sebagaimana akan digambarkan sebagai berikut: Rawidya Lestari, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa implementasi pendidikan nilai di Asrama Takhasus MTs Wahid Hasyim diwujudkan dalam buku panduan tata tertib siswa dan pembinaan akhlak melalui kegiatan sehari-hari. Analisis data dilakukan melalui klasifikasi data, reduksi data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini memberikan gambaran tentang metode yang bisa digunakan dalam pembinaan akhlak yang meliputi metode keteladanan, pembiasaan,
4 kedisiplinan, mau’izah dan ibrah serta kerjasama.
Sapriya, hasil penelitiannya melaporkan bahwa pendekatan klarifikasi nilai memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ancangan kualitatif-naturalistik. Penelitian Sapriya ini memiliki peran bagaimana kita menerapkan pendekatan klarifikasi nilai
5
dalam membina budi pekerti siswa.Mulyono, dalam penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa: berdasarkan hasil telaah tentang isi kurikulum ISMUBA di sekolah-sekolah Muhammadiyah Salatiga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya konsep pendidikan karakter telah ada dalam konsep pembelajaran ISMUBA. Peneliti menggunakan pendekatan filosofis, fenomenologis, dan psikologis. Secara teori penelitian ini memberikan gambaran tentang peran teori pendidikan
6 karakter yang digabungkan dalam pendidikan ISMUBA.
Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian ini menggambarkan tahap-tahap pembinaan karakter mulai dari menyimak, menanggapi, memberi nilai, mengorganisasi nilai, dan karakterisasi nilai.
Selain memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh obyek penelitian, 4 Rawidya Lestari, “Implementasi Pendidikan Nilai di Asrama Takhasus Madrasah Tsana- wiyah Wahid Hasyim” , Tesis, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 2011. 5 Sapriya, “Membina Nilai Budi Pekerti dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Pendekatan Klarifikasi Nilai (Value Clarification Approach), (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas
Jurnal Program Pascasarjana PENDAS UPI,V SDN Se-Jambe Kec. Sukaluyu Kab. Cianjur)”, No.04, (2012): 1-14. 6 Mulyono, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam ISMUBA (Al-Islam Kemuhamma- mengambil data masing-masing obyek penelitian dan menyimpulkan secara induktif, peneliti akan membandingkan di antara dua obyek penelitian tersebut mengenai program pembinaan karakter dengan Program
Tawāṣ i dan Muṣ āfaḥ ah.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat induktif dengan variasi perbandingan (komparatif). Peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan, melaporkan serta menarik kesimpulan. Kemudian peneliti akan membandingkan pembinaan karakter program muṣ āfaḥ ah dan tawāṣ i.
2. Metode Pengumpulan Data Penulis akan melakukan pengumpulan data melalui hasil pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Pengamatan (observasi) dilakukan untuk memperoleh data berlangsungnya pembinaan karakter melalui program tawāṣ i di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah Salatiga
dan program muṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga.
Wawancara akan dilakukan penulis untuk memperoleh data tentang fakta, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi berkenaan dengan pembinaan karakter dengan program tawāṣ i dan program
Muṣ āfaḥ ah. Dalam hal ini peneliti akan mewancarai inisiator
Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah dan penggagas Program
Tawāṣ i; ketua Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien dan Kabag. Pendidikan di yayasan; guru pendamping maupun peserta didik di masing-masing tempat penelitian. Sedangkan teknik dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil wawancara dan observasi.3. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis induktif.
Analisis data yang pertama dengan analisis isi ( content analysis) yakni untuk menganalisa isi pembinaan karakter dengan program tawāṣ i dan program muṣ āfaḥ ah. Kemudian hasil data pembinaan karakter dengan program tawāṣ i akan dianalisa secara komparatif dengan program muṣ āfaḥ ah, yaitu dengan mengindentifikasi, mensimplifikasi dan menilai data.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran sekilas mengenai penelitian ini, berikut penulis sampaikan sistematika penulisan yang akan penulis lakukan: Bab I adalah pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II adalah landasan teori, pada bab ini akan diuraikan tentang teori- teori pembinaan karakter (pengertian, pentingnya pembinaan karakter, maupun kerangka teori yang melandasi pembinaan karakter).
Bab III membahas gambaran umum Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah (KBQT) Salatiga dan Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien (YHM) Salatiga, model pembinaan karakter program tawāṣ i dan program muṣ āfaḥ ah.
Pada bab ini akan mengurai pelaksanaan masing-masing program, peran
pembinaan karakternya, evaluasinya. Bab IV merupakan analisis komparatif dari hasil penelitian mengenaipembinaan karakter program tawāṣ i di Komunitas Belajar Qaryah Tayyibah
Salatiga dan Program muṣ āfaḥ ah di Yayasan Hidayatul Mubtadi-ien Salatiga.Dalam hal ini terutama akan dianalisis mengenai karakteristik, kelebihan dan
kelemahan dari masing-masing program pembinaan karakter.Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Sedangkan bagian akhir adalah daftar pustaka dan lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembinaan Karakter
- Pembinaan dalam bahasa Arab disebut dengan ﺔﯿﺑﺮﺗ ﻲﺑﺮﯾ - ﻰ ﺑ ر
( rabba, yurabbii, tarbiyyah) yang artinya mendidik, mengasuh, berkembang; sedangkan menurut istilah adalah merubah sesuatu yang lemah ke arah yang
7 lebih baik. Karakter menurut istilah adalah gerak jiwa yang mendorong ke
8 arah melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan pikiran.
Pembinaan diartikan juga dengan “pendidikan” yang menurut Muslich diartikan proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan
9 emosional. John Dewey menyebut istilah pendidikan sebagai “ asocial
10 Sedangkan menurut Soemanto pembinaan adalah suatu continuity of life”.
11 kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada.
Sedangkan pembinaan karakter menurut Haidar Putra Daulay adalah usaha sadar yang dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan prilaku peserta didik agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur (berakhlakul karimah) dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan 7 8 Ibnu Mandzur, Lisan al-Arab, al- Juz 1, Makah: Dar al-Baz, 1994, 399.
Darmiyati Zuhdi dkk, Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi, Yogyakarta: UNY Press, 2013, 17. 9 10 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter…, 67.
Freedom and Culture, New York: Capricorn Books, 1963, 3. 11 John Dewey,
12 sesama manusia maupun dengan alam/lingkungan.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
“The deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development” (sengaja melibatkan semua dimensi kehidupan sekolah untuk mendorong
13 pembangunan karakter yang optimal). Menurut Tadkiroatun Musfiroh seperti dikutip oleh Hamid, karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan
14 (skills).
B. Pentingnya Pembinaan Karakter
Pentingnya pendidikan karakter sebenarnya telah dicanangkan oleh Presiden pertama kita, Ir. Sukarno sejak dibentuk dan diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 silam. Bapak pendiri bangsa menyadari betul bahwa pembangunan karakter adalah bagian integral
15 dari pembangunan bangsa.
Dalam Islam teladan pendidikan karakter yang sudah ada sejak jaman dahulu adalah Nabi Muhammad SAW, Sebagaimana firman Allah SWT 12 Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Haidar Putra Daulay, Bogor: Kencana, 2004, 32. 13 Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Dirjen Dikdasmen Kemendiknas,
Pertama, Jakarta : Dirjen Dikdasmen Kemendiknas, 2010, 9. 14 Hamdani Hamid & Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Ban- dung: Pustaka Setia, 2013, 30-31. dalam Al Quran QS. al-Qalam/68:4): ٍﻢﻴِﻈَﻋ ٍﻖُﻠُﺧ ﻰَﻠَﻌَﻟ َﻚﱠﻧِإَو
16 Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
17 Ayat ini memberikan isyarat bahwa Nabi SAW adalah insan yang terbaik.
18 Beliau memiliki budi pekerti yang paling luhur sesuai ajaran al-Quran.
C. Karakter, Akhlaq, Moral dan Tabiat
Secara sepintas, terminologi karakter, akhlaq, moral dan tabiat seolah bermakna sama. Walaupun secara substansi maknanya menjadi bagian tak terpisahkan, tetapi masing-masing memiliki sumber dan maknanya sendiri.
Setelah diurai, ia akan memiliki persamaan dan perbedaan sebagai berikut:
1. Pengertian
a. Karakter Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlaq atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus, yang menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakan dengan
19 individu yang lain. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam bukunya Zainal Aqib karakter diartikan paduan segala tabiat manusia yang 16 bersifat tetap yang membedakan yang satu dengan yang lainnya.
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 2010, 564. 17 Abu Daud, Sunan Abu Daud Juz 2, Bairut: Dar al-Fikri, 250. 18 1994, 19 Imam Syaukani, Tafsir Fathul Qadir Juz 5, Kairo: Dar El-Hadits, 2007, 318.
M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, Surakar-
20 Karakter sering disamakan dengan budi pekerti.
b. Akhlaq Akhlaq merupakan bentuk plural dari khuluq, yang berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan. Al-Ghazali dalam bukunya Mawardi Lubis mengartikan akhlaq adalah sifat keimanan dalam jiwa, yang timbul daripadanya tindakan-tindakan dengan mudah tanpa memerlukan
21
pemikiran dan pertimbangan.c. Moral Menurut Nasin Elkabumaini moral merupakan tata karma, sopan santun, ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu komunitas masyarakat. Seseorang dianggap bermoral kalau sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia berada, dan sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral, jika sikap hidupnya tidak sesuai dengan tradisi yang berlaku di
22 masyarakat tersebut.
d. Tabiat Sa’aduddin mengemukakan bahwa tabiat adalah sifat yang terbentuk dalam diri batin manusia tanpa dikehendaki dan tanpa diupayakan. Sifat ini ada pada individu yang Allah ciptakan. Pendek 20 kata, tabiat merupakan sifat bawaan yang berhubungan dengan jasmani
Zainal Aqib, Pendidikan Karakter di Sekolah Membangun Karakter dan Kepribadian Anak, Bandung: Yrama Widya, 2012, 64. 21 Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai: Perkembangan Moral Keagamaan Mahasi- siwa PTAIN, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, 26-27. 22 Nasin Elkabumaini, Panduan Implementasi Pendidikan Budi Pekerti, Bandung: Yrama
23 seseorang.
2. Perbedaan dan Persamaan Sri Narwanti mengurai perbedaan antara akhlak, moral, tabiat dan
24 karakter sebagai berikut:
a. Berdasarkan sumber acuan: moral bersumber dari norma atau adat istiadat; akhlak bersumber dari wahyu; karakter bersumber dari penyadaran dan kepribadian; sedangkan tabiat bersumber pada individu setiap manusia yang Allah ciptakan.
b. Berdasarkan sifat pemikiran: moral bersifat empiris; akhlak merupakan perpaduan antara wahyu dan akal; karakter merupakan perpaduan antara akal, kesadaran dan kepribadian; sedangkan tabiat tidak membutuhkan pemikiran karena merupakan jibillah (bawaan).
c. Berdasarkan proses munculnya perbuatan: moral muncul karena pertimbangan suasana; akhlak muncul secara spontan tanpa pertimbangan; karakter merupakan proses dan bisa mengalami perubahan; tabiat muncul karena kondisi jasmani.
Adapun persamaannya kaitannya dengan pendidikan karakter: moral, akhlaq dan tabiat mempunyai orientasi yang sama yaitu
25 pembentukan karakter. Dari keterangan tersebut penulis menggambarkan 23 hubungan antara keempatnya sebagai berikut:
Meneladani Akhlaq Nabi, Bandung: Remaja Rosda- Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, karya 2006, 15-16. 24 25 Sri Narwanti, Pendidikam Karakter, Yogyakarta: Familia, 2011, 14-15.
Gambar 2.1. Hubungan Karakter, Moral, Akhlaq dan TabiatMenjadi manusia yang berakhlak mulia harus menjadi rujukan proses pendidikan Islam karena itulah misi utama Rasulullah SAW.
26 Hal ini juga sesuai dengan tujuan umum dari pendidikan yakni membawa anak kepada kedewasaanya, berbuat menurut kesusilaan, norma, keindahan dan kebenaran.
pendekatan religius dan pendekatan sosiologis. Orang yang berwawasan religi dan sosial baik maka akan memiliki pengetahuan dan perasaan moral yang baik pula, akhirnya akan memiliki aksi moral yang sesuai dengan norma.
29
lamnya. Proses itu harus terus-menerus didorong untuk terus menginspirasi terwujudnya manusia-
manusia yang memiliki karakter yang baik dan mulia, yang kemudian terefleksikan ke dalam ben-
tuk perilaku pada tataran fakta empirik di lapangan sosial. 26 Imam al-Bayhaqiy, Sunan al-Bayhaqiy,al-Juz 2, Makah: Dar al-Baz, 1994/1414, 472. 27 M. Ngalim Purwanto,Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosda- karya, 2007, 19. 28 M. Jumali dkk, Landasan Pendidikan, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2008,
25. Pendekatan religius memandang bahwa manusia adalah makhluk religi, sehingga kegiatan
pendidikan adalah kegiatan yang mengantarkan pada keadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
yang menekankan pada moralitas. Dengan pendekatan sosiologis pendidikan diarahkan kepada
kepentingan hidup bersama dalam masyarakat. 29 Sumber Acuan Sifat PemikiranProses Munculnya Perbuatan Tujuan Akhlaq Moral
Tabiat K A R A K T E R
D. Teori Pembinaan Karakter
27 Untuk mencapai tujuan tersebut maka tidak bisa terlepas dengan
28 Pengetahuan moral dan perasaan moral jelas berpengaruh pada aksi moral, dan pengaruhnya bisa bersifat timbal balik.
Hubungan ketiganya dapat digambarkan dengan gambar di bawah ini:
Gambar 2.2. Hubungan Pengetahuan Moral, Perasaan Moral danAksi Moral 30 Sumber: Buku Pendidikan Karakter Karangan Thomas Lickona 2014.
Konsep pendidikan karakter Lickona tersebut di atas sesuai dengan
konsep Paulo Freire ahli pendidikan dari Amerika Selatan yang menyatakan
proses pendidikan merupakan perpaduan antara fungsi berfikir ( reflection), berbicara ( word) dan bertindak (action). Proses pendidikan harus menstimulimenuju suatu action, kemudian dengan action tersebut direfleksikan kembali,
berdasarkan refleksi tersebut dimunculkan action baru yang lebih baik demikian seterusnya. Gambaran tentang siklus pendidikan sebagai berikut:Gambar 2.3. Siklus Pendidikan31 Bertindak
Bertindak Dan seterusnya Berpikir Berpikir Sumber: Buku Landasan Pendidikan Karangan Jumali dkk, 2008 . 30 Pengetahuan Moral
Aksi Moral Perasaan Moral Menurut Krathwohl, proses pembentukan karakter pada anak ada 5 tahap: menyimak, menanggapi, memberi nilai, mengorganisasi nilai, dan
32 karakterisasi nilai. Cronbach menambahkan bahwa untuk mengamati dan menggambarkan perilaku maka harus melalui tes, karena tes merupakan
33 langkah yang sistematis mengenai suatu sifat.
Adapun nialai-nilai karakter bangsa yang telah dicanangkan oleh Kemendiknas adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
34 peduli lingkungan, peduli social, tanggung jawab. Dengan demikian teori- teori di atas dapat dijadikan rujukan dalam melaksanakan program pembinaan karakter dalam suatu lembaga pendidikan.
Dari berbagai pemaparan dapat disimpulkan bahwa pembinaan karakter saat ini sangatlah penting dan didukung oleh berbagai teori. Dengan adanya pembinaan karakter, maka diharapkan generasi bangsa ke depannya mampu menghadapi derasnya arus globalisasi.