PERAN USTADZ DALAM MEMBENTUK KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN PANCASILA SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Di ajukan Guna Memperoleh Gelar

  

PERAN USTADZ

DALAM MEMBENTUK KARAKTER SANTRI

DI PONDOK PESANTREN PANCASILA SALATIGA

TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

  

Di ajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

USWATUN KHASANAH

  

111-13-097

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) SALATIGA

2017

  

MOTTO





  Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (Q.S Al-Ahzab:21)

  

PERSEMBAHAN

Dengan segenap ketulusan hati dan rasa syukur skripsi ini ku persembahkan

kepada :Kedua orang tuaku tercinta;

  

Ayahanda Hartono (Alm) & Ibunda Umi Hidayah,

Ibu Hj Shofiah Djaizan

yang senantiasa mencurahan segenap kasih & sayangnya kepadaku

Teruntuk Calon Imamku

  “Andre Ferdianto

Terimakasih telah menjadi pelita hidupku, penyempurna Agamaku

Kepada:Adik- adiku tersayang; Gusti Muhammad Aji Sakha, Lu’lu’il Khumairotun

  

Nur,Yoga Taruna Muhammad HH & Muhammad Asyifa’ Usy-syarif

Kalianlah sumber semangatku dalam menggapai mimpi

Kepada : Almamaterku tercinta Mts. Sudirman Jambu, SMK Pancasila Salatiga,

  

Segenap Keluarga besar Pondok Pesantren Pancasila& Pondok pesantrenSalafiyah

Terimakasih telas menjadi saksi hijrahku

Kepada: Adik-adiku seperjuangan SMP N 2 Salatiga, TPQ Nurul Iman Ambarawa,

TPQ Asyifa Salatiga, TPQ Al-Ighotsah Candi Mulyo Magelang

  

Terimakasih telah menemaniku dalam berproses

Kepada kakak-kakaku terhormat ka Risa Suryani,Ka Titik, ka Nikmah

Terimakasih banyak membimbinku

Kepada; Sahabat seperjuanganku Mb Puji Tri Utami,Mb Rifa Yuliani

terimakasih kesediaan bahumu untuku bersandar he he

KATA PENGANTAR

   Alhamdulillah, segalah puji dan syukur kepada Allah yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah serta Inayah-Nya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PERAN USTADZ DALAM MEMBENTUK KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN PANCASILA SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017” yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Tak lupa sholawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang memberi Syafaat Udzmah diyaumil qiamah.

  Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dorongan dan bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terimakasih penulis terutama disampaikan kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariadi. MPd Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi. MPd. Selakun Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga 3. Ibu Siti Rukhayati. Mag Selaku Ketua Jurusan PAI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Bapak Achmad Maimun S.Ag Selaku Pembimbing Akademik

5. Bapak Imam Mas Arum. MPd Selaku Pembimbing Skripsi 6.

  Segenap Dosen dan Karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya untaian terimakasih dengan tulus serta iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dan melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah serta Inayah- Nya dan semoga skripsi y ang berjudul “Peranan Ustadz dalam Pembentukan Karakter Santri di Pondok pesantren Pancasila Tahun Ajaran 2016/2017” ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya. Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, Amin.

  Salatiga 14 Juni 2017 Penulis Uswatun Khasanah 111-13-097

  

ABSTRAK

  Khasanah, Uswatun. 2016. Peran Ustadz dalam Membentuk Karakter Santri Di

  Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun 2016 . Program Studi

  Pendidikan Agama Islam. Institut AgamaIslam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Imam Mas Arum MPd

  Kata Kunci : Peran Ustadz, KarakterSantri

  Ustadz mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan Islam di pondok pesantren. Untuk mencetak generasi penerus yang cerdas, berkarakter mulia maka untuk itu perlu adanya evaluasi tentang peran guru agama di sekolah atau pondok pesantren, seperti pondok pesantren Pancasila Kota Salatiga. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana peran guru agama dalam membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Pancasila Kota Salatiga tahun 2016. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun 2016? (2) Bagaimanakah peran ustadz dalam membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun ajaran 2016?

  Menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data-data yang diperoleh dari objek penelitian dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian dilakukan analisis dengan cara mendeskripsikan data dari informan, mereduksi data sesuai kebutuhan penelitian, kemudian dianalisis oleh penulis, dan disimpulkan untuk menjawab penelitian

  Temuan penelitian ini bahwa: (1) pembentukan karakter santri di pondok pesantren pancasila yaitu dengan mengajarkan santri kitab kuning, melatih kedisiplinan, tanggung jawab diri dan kemandirian yang dilaksanakan di dalam maupun luar kelas. Sedang mengenai (2) ustadz agama dalam membentuk karakter santri di Pondok pesantren Pancasila bahwa peran guru agama sebagai, pendidik, pengajar, pembimbing, korektor, penasehat, teladan, supervisor, evaluator. Dalam pelaksanaannya ditemui sejumlah hambatan yakni kurangnya tenaga pengajar, kondisi fisik santri yang sudah lelah karena selain mengikuti pembelajaran di pondok juga mengikuti pembelajaran di sekolahan, kurangnya fasilitas sarana dan prasarana sedangkan daya dukungnya yaitu adanya hubungan yang baik antara pengajar dan santrinya, di dalam pembelajarannya para guru menggunakan pendekatan yang baik sesuai perannya menjadi guru agama untuk membuat santri-santri di pondok ini senang dalam mengikuti program yang telah dibuat oleh kepengurusan, kerjasama antara dewan pengajar juga sangat penting dalam mengelola dan mengembangkan pendidikan di pondok ini untuk mencapai tujuan yang di inginkan yang sesuai dengan visi dan misi di pondok ini.

  Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, guru Pendidikan Agama Islam, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. iv MOTTO ....................................................................................................... v PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ......................................................................... 7 F. Metode Penelitian ........................................................................ 10 G. Sistematika Penulisan ................................................................. 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Peran Ustadz dan Karakter Santri............................ 22

  1. Pengertian Peran........................................................................ 22

  2. Pengertian Ustadz...................................................................... 22 B. Pengertian Karakter Santri............................................................ 26 1.

  Pengertian Karakter.................................................................. 26 2. PengertianSantri........................................................................ 27 C. Pengertian Pondok Pesantren........................................................ 27 1.

  Macam-macam Pondok Pesantren......................................... 28 2. Elemen- elemen Pondok Pesantren......................................... 31 3. Metode Pengajaran Dalam Pondok Pesantren..................... 35 4. Fungsi Pondok Pesantren.......................................................... 37 D. Resensi...........................................................................................38

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data ................................................................................ 40

  1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Pancasila ....................... 40

  2.Kondisi Pondok Pesantren..........................................................41 3.

  Visi dan misi............................................................................. 42 4. letak Geografis Profil Pondok Pesantren Pancasila .............

  43

  5. Struktur OrganisasPondok Pesantren Pancasila .................... 43

  6. Keadaan Santri dan Ustadz....................................................... 44

  7. Jadwal Harian Pondok Pesantren Pancasila........................... 55 8. Jadwal Mingguan Pondok Pesantren Pancasila ...................

  56 9. Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Pancasila.....................

  59

  10. Tata Tertib Pondok Pesantren Pancasila.............................. 64

  11. Gambaran Informan................................................................ 65 B.Temuan Penelitian.......................................................................... 68 1.

  Pembentukan Karakter Santri............................................... 68 2. Peran Ustadz Dalam Membentuk Karakter Santri ........... 74

  BAB IV PEMBAHASAN A. Pembentukan Karakter Santri....................................................... 80 B. Peran Ustadz Dalam Membentuk Karakter Santri.................... 81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................... 88 B. Saran............................................................................................. 89 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era informasi dan pengetahuan yang ditandai oleh penempatan

  teknologi informasi dan kemampuan intelektual sebagai modal utama dalam berbagai bidang kehidupan, ternyata di sisi lain memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan karakter bangsa. Semakin hari degradasi moral, sikap, dan perilaku semakin terasa di berbagai kalangan akademik, pekerja, juga di masyarakat.

  Degadrasi moral tersebut antara lain ditandai oleh memudarnya sikap santun, ramah, kebersamaan serta kegotongroyongan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Di samping itu, perilaku anarkisme dan ketidakjujuran marak di kalangan peserta didik, masyarakat, ataupun di pondok pesantren, misalnya mencuri, menyontek, dan bertengkar. Di sisi lain banyak terjadi penyalahgunaan wewenang oleh para pejabat negara sehingga korupsi semakin merajalela dihampir semua instansi pemerintah. Perilaku seperti ini menunjukan bahwa bangsa ini telah terbelit oleh rendahnya moral, akhlak atau karakter.

  Rendahnya karakter bangsa ini menjadi perhatian semua pihak. Kepedulian kita pada karakter telah di rumuskan pada fungsi dan tujuan pendidikan bagi masa depan bangsa ini. Pasal 3 Undang-Undang Nomor

  20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan

  “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Ketentuan undang-undang tersebut dapat dimaknai bahwa pendidikan nasional mendorong terwujudnya generasi penerus bangsa yang memiliki karakter religius, berakhlak mulia, cendekia, mandiri, dan demokratis (Zuchri, 2013: 1-2).

  Mengatasi kemerosotan moral yang sedang melanda bangsa Indonesia, Pondok pesantren mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan Islam. Maka tidak salah jika diskursus pendidikan terus memposisikan pendidikan karakter sebagai jalan keluarnya, sekaligus sebagai salah satu usaha untuk mencetak karakter santri ahli dzikir, fikir, dan ikhtiar. Hal tersebut sesuai dengan visi yang ada di Pondok Pesantren Pancasila. Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang akan mampu membentuk karakter santri yaitu tidak hanya melalui kecerdasan kognitif semata, akan tetapi menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik dengan mengajarkan nilai- nilai dan norma yang sesuai dengan syari’at Islam serta membekali santri dengan “life skill” yang akan berguna untuk kehidupan mendatang, terutama ketika santri sudah lulus dari pondok. Hal ini senada dengan pendapat Zamakhsyari Dhofier (1990) bahwa: “pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Lebih lanjutnya mengutip dari pendapat Profesor Johns dalam “Islam in South Asia”, bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti “guru ngaji”.

  Sebagai bagian dari lembaga bimbingan keagamaan, pesantren kemudian dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu pesantren

  

syari’at dan pesantren thariqat (tareqat). Pesantren syari’at menekuni

  pembelajaran hukum agama Islam, meskipun juga menyertakan bagian dari batiniah melalui tasawuf dan Pesantren thariqat menemukan pencarian kesucian dari batiniah melalui tasyawuf meskipun tetap mendasarkan pada penguasaan syari’at lebih dahulu. Kelengkapan kategori pesantren itu secara bersama-sama akan menghadirkan sosok pesantren sebagai lembaga bimbingan keagamaan yang tidak mengajak para santri untuk menarik kehidupan, melainkan menjadikan mereka mampu untuk tegar dalam kehidupan itu. Karena kehidupan masyarakat dan tahan akan kesulitan yang ditimbulkannya itu lebih baik dan lebih jitu untuk menempa kesalehan daripada hidup menyepi jauh dari hiruk-pikuk keramaian manusia.( Nafi, 2007: 22-23)

  Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan mempunyai tujuan yang dirumuskan dengan jelas sebagai acuan program-program pendidikan yang diselenggarakannya. Hal itu dapat dipahami dari rumusan tujuan pendidikan pada masing-masing pondok pesantren. Secara spesifik, beberapa pesantren yang bergabung dalam forum pesantren merumuskan beragam tujuan pendidikan, yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu: pembentukan akhlak/kepribadian, penguatan kompetensi santri, dan penyebaran ilmu.( Nafi, 2007:49-66)

  Pondok Pesantren Pancasila adalah salah satu pesantren yang menjadi lembaga pendidikan non formal yang berada di Kota Salatiga, tepatnya di Jl. Fatmawati No 11, Blotongan, Salatiga. Pesantren ini berdiri sejak september 1992 Oleh K. Muhlasin, beliau adalah putra pertama dari Almagfurullah K.H. Abdurrahim (Alm). Dan cucu dari K.R.Affandi (Alm) pengasuh Ponpes Salafiyah Blotongan Salatiga.

  Pondok Pesantren pancasila sebagai lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengembangan ilmu agama islam meliputi; kitab fikih, akidah, tauhid, ta’lim dan ilmu nahwu shorof yaitu ilmu yang mempelajari tata cara membaca kitab kuning. Sistem pendidikanya menggunakan system Salafiyah di kolaborasikan dengan system modern yaitu di samping mengaji dengan sorogan dan bandongan juga memakai klasikal dengan mengedepankan pembelajaran yang sistematis.

  Pondok Pesantren Pancasila ini juga memiliki lembaga formal di dalamnya yaitu: MTs Pancasila dan SMK Pancasila sebagai penunjang tujuan pendidikan nasional, siswa siswi yang ada didalamnya tak lain adalah santri pesantren Pancasila itu sendiri ada juga dari luar, namun hanya beberapa siswa saja. Untuk mengatasi krisis moral di masa sekarang ini, pondok pesantren dipandang tepat oleh sebagian orang tua untuk mendidik putra putri mereka pada kyai, ustadz atau ustadzah di pesantren agar berkarakter mulia.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin menfokuskan penelitianya tentang bagaimana peran guru agama dalam membentuk karakter santri, sebagai upaya mengatasi kemerosotan moral bangsa. Supaya generasi yang akan datang menjadi orang yang taat beragama dan diharap tidak ada lagi kekerasan, pelecehan seksual, pencurian bahkan korupsi dikalang pejabat atau instansi-instansi lainya.

  Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana peran guru agama dalam membentuk karakter santri pondok pesantren pancasila, selain guru atau ustadz ada banyak hal yang berperan penting untuk mewujudkan tujuan membentuk karakter santri seperti; pembelajaran, kurikulum pesantren serta sarana prasarana yang ada di pondok pesantren.

  Dari uraian di atas, merupakanh beberapa hal yang melatarbelakangi serta menghantarkan kepada penulis untuk membahas dalam sebuah skripsi yang berjudul PERAN USTADZ DALAM

  MEMBENTUK KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN PANCASILA SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 B.

  Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki beberapa hal yang mengulas tentang peran guru agama dalam membentuk karakter santri pondok pesantren pancasila, meliputi

  1. Bagaimanakah pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun ajaran 2016/2017 ? 2. Bagaimanakah peran ustadz dalam membentuk karakter santri di

  Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun ajaran 2016/2017 ? C. Tujuan Penelitian

  Setiap kegiatan aktifitas yang didasari mempunyai tujuan yang ingin di capai. Adapun tujuan penelitia ini adalah:

  1. Untuk mengetahui pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun ajaran 2016/2017 2. Untuk mengetahui peran ustadz dalam membentuk karakter santri di

  Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun ajaran 2016/2017 D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini di harap memberikan kegunaan sebagai berikut; 1.

  Kegunaan Teoritis a.

  Sebagai sumbangan dalam upaya memeberikan informasi ilmiah terkait dengan peran ustadz dalam membentuk karakter santri b.

  Mengembangkan wawasan keilmuan dalam pendidikan khususnya pada ustadz di Pondok Pesantren Pancasila Salatiga c.

  Memberikan sumbangan fikiran dan informasi kepada ustadz dalam menghadapi krisis moral di Indonesia

  2. Kegunaan Praktis a.

  Bagi pembaca yaitu memberi pengetahuan tentang peran ustadz dalam membentuk karakter santri di pondok pesantren Pancasila dan menjadikan pembaca mengetahui ustadz dalam menghadapi krisis moral b.

  Bagi lembaga pendidikan pesantren sebagai fokus penelitian Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan pengetahuan serta sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memberi sumbangsih pemikiran serta ide terhadap penyelenggaraan pendidikan di pesantren.

  c.

  Bagi peneliti Mendapat ilmu baru yang bermanfaat sebagai pengetahuan dalam bidang pendidikan karakter di pesantren sebagai upaya mengatasi krisis moral di Indonesi.

  E.

  Penegasan Istilah Upaya menghindari kesalah pahaman penafsiran judul yang ada di atas, maka perlu pembatasan pembahasan yang akan penulis teliti sehingga tidak terjadi pembiasaan dalam permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu di ketahuimaksud dari istilah dalam judul di atas

1. Peran

  Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang di harapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu peran adalah suatu pola sikap, nilai dan tujuan yang di hadapkan dari seseorang yang berdasarkan posisinya di masyarakat. Posisi ini merupakan identifikasi dari status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial dan merupakan perwujudan aktualisasi diri.

  Peran juga di artikan sebagai serangkaian perilaku yang dihadapkan dengan lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu dalam berbagai kelompok sosial. Peran merupakan salah satu komponen dari konsep diri (gambaran diri, idel diri, harga diri, peran dan identitas diri). Peran merupakan fungsi seseorang atau sesuatu dalam kehidupan (KBBI, 2008; 1155).

2. Ustadz

  Ustadz adalah Guru agama Islam laki-laki(Abu Muhammad FH; 330). Ustadz atau Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan rokhani(Zuhairini, 1994; 45).

  3. Karakter karakter Secara etimologis, kata karakter (Inggris:character) berasal dari bahasa Yunani (Grek), yaitu carassein yang berarti “to

  engrave

  ”(Ryan and Bohlin, 1999: 5). Kata “to engrave” bisa di terjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 1987: 214). Dalam bahasa Indonesia kata “Karakter” diartikan lengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak. (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 682).

  4. Santri Santri adalah murid yang mempelajari agama dari seorang kyai atau syaikh di pondok pesantren. Pada umumnya mereka tinggal disuatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah kyai, bale-bale, aula dan masjid. (Adib Abdushomad,2005;80)

  5. Pondok pesantren Pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren.

  Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab yang berarti rumah, penginapan, atau hotel. Akan tetapi didalam pesantren indonesia, khususnya pulau jawa, lebih miripdengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana.

  Sedangakan istilah pesantren secara etimologis asalnya pe-santi-an yang berarti tempat santri. Santri atau murid mempelajari agama dari seorang kyai atau Syaikh di pondok pesantren(Nasir, 2005:80)

  Menurut Prof. DR. HA. Mukti Ali, bahwa pondok pesantren adalah tempat untuk menseleksi calon-calon ulama dan kyai. Perkataan “seleksi” dipergunakan dengan pengertian bahwa ulama atau kyai itu tidak bisa dididik, juga tidak bisa dididik oleh pondok pesantren. tetapi orang menjadi u lama dan kyai iyu karena ia mempunyai “bakat” ulama atau kyai itu, dan pondok pesantren adalah tempat untuk menyeleksi orang-orang yang memang sudah mempunyai bakat ulama atau kyai itu.

  Pondok pesantren juga berarti suatu lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang ada pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut di berikan dengan cara nonklasikal, tetapi dengan sistem bandongan dan sorogan. Dimana seorang kyai mengajar santri- santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dalam bahasa arab oleh ulama-ulama besar sejak abad pertengahan, sedang para santri bisanya tinggal dalam pondok atau asrama dalam pesantren tersebut (Abdushomad, 2005: 80-81).

  Jadi pesantren yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini adalah suatu lembaga pendidikan islam dimana santri tinggal di dalam asrama, sehingga lebih mudah dalam proses pembelajaran di dalamnya. Ustadz atau Kyai juga lebih mudah mengawasi santri-santrinya karena berada dalam satu lingkup.

  Berdasarkan penegasan istilah yang telah di jelaskan secara terpenci maka, yang dimaksud dalam judul penelitian secara keseluruhan adalah bagaimana peran ustadz dalam membentuk karakter santri sesuai dengan visi pondok pesantren pancasila salatiga yaitu “Menjadikan Generasi Ahli Fikir, Dzikir dan Ikhtiar”.

  F.

  Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian ini di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami (natural

  setting ), karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan

  untuk antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.(Sugiono,2009; 1)

  Penelitian secara kualitatif deskriptis ini guna untuk memeberi keterangan yang jelas mengenai peran guru agama dalam membentuk karakter santri di pondok pesantren Pancasila Salatiga 2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti datang secara langsung pada obyek penelitian guna untuk mengumpulkan data.

3. Lokasi dan Waktu penelitian a.

  Lokasi Penelitian Tempat atau lokasi penelitian adalah di podok pesantren pancasila, desa Klumpit, Kec, Sidorejo, Kota Salatiga tahun 2016. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah semua komponen yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di pesantren yaitu; sarana prasarana penunjang penyelenggaraan proses pembelajaran, Personalia (Kyai, Lurah pondok, dewan asatidz, santriwan, santriwati), dan hubungan sosial masyarakat di pesantren.

  b.

  Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan mulai tanggal 17 April 2017 sampai selesai.

4. Sumbar Data

  Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai sumber data yang ada hubunganya dengan masalah yang di teliti. Dalam penelitian ini terdapat dua data yaitu; data utama (primer) dan data pendukung (skunder) a.

  Data Primer Data primer adalah yang langsung di kumpulkan oleh peneliti dari sumber pertanyaan (Suryabrata, 2003:39). Adapun yang terlibat langsung sebagai sumber data primer disini adalah

  No Nama Jabatan

  1 K. Muhlasin Pengasuh

  2 Mansur Hidayat Lurah pondok

  3 Fauzan Nur Ihsan Dewan Asatidz

  4 Andre ferdianto Dewan Asatidz

  5 Samsul Arifin Dewan Asatidz

  6 Lilik Masfufah Dewan Asatidz

  7 Dimas Risky R Santriwan

  8 Nila Milkhatuna Santriwati

  9 Samsul Arifin Santriwan

  10 Afi Fatma Santriwati b.

  Data Skunder Data skunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah di jadikan dalam bentuk dokumen-dokumen (Suryabrata, 2003:40).

  Adapun sumber data skunder di sini disini adalah buku-buku yang terkait dengan peran guru agama, pendidikan karakter,arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan Pondok Pesantren Pancasila.

5. Teknik pengumpulam data

  Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti maka, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah a.

  Metode Observasi Observasi (Observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik dan cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana syaodin sukmadinata, 2007: 220).

  Metode observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan yang digunakan dengan melakukan pengamatan fenomena-fenomena yang dijadikan pengamatan. Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung di pondok pesantren Pancasila.

  Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan pembelajaran yang di laksanakan. Observasi harus dilakukan terus menerus sehingga peneliti semakin mendalami proses pembentukan karakter oleh ustadz yang diteliti seperti apa adanya. Sehingga kegiatan pembelajar dalam membentuk karakter oleh ustadz yang akan di amati, teknik observasi ini boleh di katakan merupakan keharusan dalam melaksanakan penelitian kualitatif. Hal ini di sebabkan karena fenomena yang tersamar atau “kasat mata”. Yang sulit terungkap bilamana hanya di gali dengan wawancara (Burhan Bungi, 2005 : 60).

  b.

  Metode Wawancara Wawancara (interview) yaitu : proses tanyajawab secara lisan yang terdiri dari dua orang atau lebih berhadapan secara fisik yangsatu melihatdata yang lain dan mendengan suaranya dari telinganya sendiri (Sukkadarrumidi, 2004 : 88) Metode ini untuk menemukan sebuah jawaban atas pola-pola pendidikan nonformal dalam pesantren yang ada dalam membentuk karakter santri di pondok pesantren pancasila. Metode wawancara dengan pengurus pesantren yang sangat memahami kondisi dan hal- hal yang berhubungan dengan karakter santri. Sedangkan wawancara dengan santri untuk mengentahui tanggapan santri terhadapproses pembentukan karakter. Dalam penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya. Sedangan wawacara dengan santriuntuk mengetahui tanggapan santri terhadan peran guru agama dakam membentuk karakter santri.

  c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang merupakan catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002 : 148) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

  Dokumen bisa bernentuk lisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokuman berbentuk gambar misalnya gambar, foto, gambar hidup sketsa dan lain-lain. Informasi dokumentasi yang di dapat dari dokumen yakni laporan kegiatan pembelajaran, foto, arsip-arsip pondok. Metode ini di gunakan untuk mengumpulkan data yang dokumentatif selama proses penelitian.

  Metode ini untuk data berupa sruktur organisasi, jadwal kegiatan. Proses membentuk karakter dan yang perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen kredibilitas yang tinggi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di pesantren bisa menjadi dokumen dalam penelitian ini.

6. Analisis data

  Menurut Pavon dalam Moelong (2009: 280), Tehnik analisis data adalah proses kategiri urutan data, mengorganisasikan kedalam pola, kategori uraian kerja dasar, ia membedakanya dengan penafsiran yaitu: memberi arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

  Analisis data merupakan proses pengelolaan data penelitian. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (Triangulasi), di alamnya terdapat proses diantaranya yaitu: a.

  Pengumpulan data Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari pengumpulan data baik menggunakan metode wawancara, pengamatan maupun observasi, data yang terkumpul masih berupa data mentah yang belum diolah, sehingga masih perlu dipilih data yang penting dan tidak.

  b.

  Reduksi data.

  Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih fokus dan tajam, karena data yang menumpuk belum dapat memberi gambaran yang jelas. Reduksi data merupakan penyederhanaan yang diperoleh dari catatan lapangan sebagai upaya untuk mengorganisasikan data dan memudahkan penarikan kesimpulan.

  c.

  Penyajian data.

  Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan langsung disajikan sebagai kumpulan informasi terusan yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penulis membuat ini dengan naratif guna memperjelas hasil penelitian ini.

  d.

  Kesimpulan.

  Dari hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan diverifikasi, pengertian verifikasi adalah pembuktian yaitu proses proses mencari arti 7. Pengecekan Keabsahan Data ( Validitas Data)

  Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena sebelumdata dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan. Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai yang sebenarnya atau kejadian (Nasution, 2003:105). Tehnik pengujian validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

  . Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan

  triangulasi

  memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri (Moleong, 2009:330).

  Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan yaitu:

  a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejanis dari beberapa sumber data yang berbeda.

  b. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan metode yang berbeda

8. Tahap-tahap penelitian a.

  Penelitian Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis mengkaji referensi-referensi yang berkaitan dengan penerapan pendidikan karakter oleh guru agama di Pondok Pesantren, sekaligus mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan pondok pesantren pancasila.

  b.

  Pengembangan Desain Setelah tahap pendahuluan, penulis menyediakan waktu guna mengembangkan desain penelitian, menyusun petunjuk guna memperoleh data yang dibutuhkan, seperti petunjuk wawancara dan pengamatan.

  c. Pelaksanaan Penelitian Penulis melaksanakan penelitian secara langsung di lokasi penelitian sekaligus melihat secara seksama, agar lebih mengetahui secara detail berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian dan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.

  d. Penulisan laporan Tahap penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data hasil temuan penelitian secara sistematis. Dalam penulisan laporan penelitian ini tentunya mencakup semua kegiatan penelitian mulai dari tahap awal penelitian sampai tahap akhir yaitu tahap penarikan kesimpulan. G.

  Sistematika Penulisan Skripsi.

  Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

  BAB I :PENDAHULUAN Pada bab ini pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian. B II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka ini, dikupas berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian.

  Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

  terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang di harapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu peran adalah suatu pola sikap, nilai dan tujuan yang di hadapkan dari seseorang yang berdasarkan posisinya di masyarakat. Posisi ini merupakan identifikasi dari status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial dan merupakan perwujudan aktualisasi diri.

  Ustadz adalah Guru agama Islam laki-laki (Abu Muhammad FH; 330).

  Ustadz atau Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan rokhani(Zuhairini, 1994; 45)

  

Pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren. Istilah

  pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab yang berarti rumah, penginapan, atau hotel. Akan tetapi didalam pesantren indonesia, khususnya pulau jawa, lebih miripdengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana. Sedangakan istilah pesantren secara etimologis asalnya pe-santi-an yang berarti tempat santri. Santri atau murid mempelajari agama dari seorang kyai atau Syaikh di pondok pesantren(Nasir, 2005:80)

  BAB III :LAPORAN HASIL PENELITIAN Paparan data dan hasil temuan. Paparan data berisi tentang sejarah berdirnya pondok pesantren Pancasila, maksud dan tujuan pondok pesantren Pancasila, Visi dan Misi, usaha pondok pesantren Pancasila, pengurus dan pengasuh pondok pesanten Pancasila, santri Pondok Pesantren Pancasila, sarana dan prasarana. Paparan data beriasi tentang pemaparan peran guru agama dalam membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Pancasila Kota Salatiga tahun 2017

  BAB IV :ANALISIS DATA Pada bab analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, dengan pentahapan, menyimpulkan landasan teori, mendiskripsikan hasil wawancara tentang bagaimana komponen lembaga pendidikan pesantren dalam membentuk karakter santri dan kegiatan.

  Pendidikan dalam menyeimbangkan kebutuhan keilmuan dan kemampuan skill para santri dalam mengikuti segala kegiatan pendidikan yang diikuti baik pendidikan pesantren maupun pendidikan umum di luar.

  BAB V : PENUTUP Mengakhiri penulisan skripsi pada bab ke lima menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian saran saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Peran Ustadz Memebentuk Karakter Santri dan Pondok Pesantren A. Pengertian Peran Ustadz 1. Pengertian Peran Peran juga di artikan sebagai serangkaian perilaku yang

  dihadapkan dengan lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu dalam berbagai kelompok sosial. Peran merupakan salah satu komponen dari konsep diri (gambaran diri, idel diri, harga diri, peran dan identitas diri). Peran merupakan fungsi seseorang atau sesuatu dalam kehidupan (KBBI, 2008; 1155).

2. Pengertian Ustadz

  Ustadz Guru agama Islam laki-laki adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan rokhani(Zuhairini, 1994; 45).

  Guru dalam konteks pendidikan Islam sering disebut dengan istilah “murabby, mu’allim, dan mu’adib”. Adapun makna dan perbedaan dari istilah-istilah tersebut yaitu : a.

  Murobby (Pendidik/Pemerhati/Pengawas) Lafad murobby berasal dari masdar lafad tarbiyah. Menurut Abdurrahman Al-Bani sebagaimana dikutip Ahmad Tafsir lafad

  tarbiyah terdiri dari empat unsur, yaitu : menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa, mengembangkan seluruh potensi, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan dan melaksanakan secara bertahap. Pendapat ini sejalan dengan penafsiran pada lafad

  

Nurobbyka yang terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Syu'ro ayat 18

  : 

  (keluarga) Fir’aun menjawab :” Bukankah kami telah mengasuhmu diantara bersama kami,waktu kamu masih kanak- kanak dankamu tinggal beberapa tahun dari umurmu. Ayat lain yang mempunyai maksud sama adalah:

   Dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. Jadi tugas dari murobby adalah mendidik, mengasuh dari kecil sampai dewasa, menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit sehingga sempurna. Pendidikan yang dilakukan murobby mencakup aspek kognitif berupa pengetahuan keagamaan, akhlak, berbuat baik pada orang tua, aspek afektif yang mengajarkan cara menghormati orang tua dan psikomotorik, tindakan berbakti dan mendoakan kedua orang tua. b.

  Muallim (Pengajar) Lafal mu'allim merupakan isim fa'il dari masdar t'alim.

  Menurut Al-'Athos sebagaimana dikutip Hasan Langgulung berpendapat taklim hanya berarti pengajaran, jadi lebih sempit dari pada pendidikan. Dalam terjadinya proses pengajaran menempatkan peserta didik pasif adanya. Lafal taklim ini dalam al-Qur'an disebut banyak sekali, tetapi ayat yang dijadikan rujukan (dasar) proses pengajaran (pendidikan) diantaranya(Al-alaq : 5)

   Artinya : Dia mengajar kepada manusia apa yang tidakdiketahuinya.

  Lafad 'allama pada ayat di atas cenderung pada aspek pemberianinformasi kepada obyek didik sebagai makhluk yang berakal. Tugas dari mu'allim adalah mengajar dan memberikan pendidikan yang tidak bertentangan dengan tatanan moral kemanusiaan. Pengajaran sendiri berarti pendidikan dengan cara memberikan pengetahuan dankecakapan. Karena pengetahuan yang dimiliki semata-mata akibat pemberitahuan, maka dalam istilah mu'allim sebagaipentransfer ilmu, sementara peserta didik dalam keadaan pasif.

  c.

  Muaddib (Penanam Nilai) Lafad muaddib merupakan isim fa'il dari masdar ta’dib.

  Menurut Al-Athos

  ta’dib erat kaitannya dengan kondisi ilmu dalam

  Islam, termasuk dalam isi pendidikan, jadi lafad

  ta’dib sudah

  meliputi kata taklim dan tarbiyah. Meskipun lafad ini sangat tinggi nilainya, namun tidak disebutkan dalam Al-Qur'an.

  Tugas muaddib tidak sebatas mengajar, mengawasi, memperhatikan, tetapi pada penanaman nilai-nilai akhlak dan budi pekerti serta pembentukan moral bagi anak. Hadits di atas menyuruh seorang agar mendidik anaknya dengan menanamkan nilai-nilai akhlak, karena hal itu lebih baik dari pada bersedekah satu sho. Berdasarkan uraian singkat di atas, dapat dicermati bahwa tugas dari

  

murobby, mu'allim dan muaddib mempunyai titik tekan sendiri

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

EFEKTIVITAS METODE BERDZIKIR DALAM PENANGANAN PROBLEM PSIKOLOGIS SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DESA BALAK KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 187

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMAL FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 125

PENERAPAN METODE WAHDAH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 85

PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA TUNARUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PEMBELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 115

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI PUISI MELALUI METODE RESITASI PADA KELAS V SD ISLAM PLUS KURMA SALATIGA TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI Di ajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 231

IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AN-NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 121

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 98

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM BERSINERGI MELAKSANAKAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 159

PENERAPAN METODE SIMA’I DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN TA’MIRUL ISLAM LAWEAN SURAKARTA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 142