PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh ANI ROCHMANI GALUH RAKASIWI NIM 11111148 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

  ii

  MOTTO

  

  Jadilah seperti “Bintang” yang mampu menerangi malam meskipun bintang itu tidak abadi.

   Berpikir yang positif, bicara yang positif, yang datang juga

  pasti yang positif ^_^

  

  You can’t have a better tomorrow if you don’t stop thinking about yesterday

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1.

  Keluarga besarku terutama pada ayahku, Bapak Bambang Tri Herawan (Alm) dan Ibuku Sutini yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do‟anya, kasih sayangnya untukku, adik-adikku Dewi Sukma N.A. dan Puspa Ayu T.M. yang selalu memberi semangat, dan untuk Budeku Dwi Hartati, S.Si.,M.Pd., serta Pakdeku Sunaryo B.E. yang telah memberikan nasihat, motivasi, dan dukungannya untukku.

  2. Sahabat-sahabatku di IAIN Salatiga yang selalu menemani di saat suka maupun senang, yang selalu memotivasi dan memberi banyak dukungan, yang telah membantu memperlancar dalam pembuatan skripsiku.

3. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu kelas PAI

  D angkatan tahun 2011, kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya di IAIN Salatiga yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam hal apapun serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang bermanfaat.

KATA PENGANTAR

  Asslamu‟alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Dra. Ulfah Susilawati, M.Si. selaku pembimbing akademik.

  

viii

  

ABSTRAK

  Galuh Rakasiwi, Ani, Rochmani. 2015. Persepsi Hijabers Tentang Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Kota Salatiga Tahun 2015 . Skripsi.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Kata kunci: Persepsi, Pendidikan Karakter, dan Komunitas Hijabers.

  Latar belakang penelitian ini bertolak pada permasalahan yang terjadi pada remaja khususnya muslimah saat ini yang tidak lepas dari pengaruh keluarga, teman pergaulan dan media sosial yang semakin berkembang sebagai faktor penyebab pembentukan karakter muslimah. Realitasnya banyak dari muslimah yang mengenakan jilbab, banyak pula muslimah yang berjilbab tapi melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya, dan tidak sedikit pula yang masih belum berjilbab bahkan banyak yang mengumbar tubuhnya dengan berpakaian serba ketat dan

  arah

  tipis. Globalisasi juga membuat muslimah mengikuti yang salah, banyak muslimah yang terbawa arus globalisasi yang berefek negatif, misalnya saja mode-model pakaian yang yang ditawarkan oleh produk-produk yang berbalut busana muslim namun kenyataannya jauh dari pakaian muslim yang sebenarnya, dengan model-model jilbab yang tidak standar. Namun anehnya banyak muslimah yang lebih memilih model-model pakaian seperti ini, dengan anggapan agar tidak terlihat kuno/ketinggalan zaman, hal ini menunjukkan merosotnya karakter pada bangsa Indonesia dan khususnya pada muslimah di kota Salatiga.

  Fokus penelitian ini adalah: Bagaimanakah persepsi hijabers tentang pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga? Bagaimanakah model pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga? Apa sajakah faktor- faktor penghambat dan pendorong pendidikan karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga? Bagaimanakah solusi dalam mengatasi faktor- faktor penghambat dan pendorong pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga? Dari fokus penelitian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi hijabers tentang pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga, untuk mengetahui model pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga, untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendorong pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga, dan untuk mengetahui solusi dalam mengatasi faktor-faktor penghambat pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku ini dapat diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini. Kemudian melalui jenis penelitian fenomenologi.

  Hasil penelitian yang dapat diperoleh adalah: 1) Persepsi Hijabers Tentang

Pendidikan karakter yang diterapkan di Komunitas Hijabers Salatiga, pendidikan karakter

x

  

yang dikemukakan oleh hijabers merupakan suatu proses pembentukan dan perubahan

pada cerminan tiap individu agar lebih baik. 2) Model Pendidikan Karakter di Komunitas

Hijabers Kota Salatiga melalui dua penguatan, yaitu penguatan agama dan penguatan

solidaritas. 3) Ada beberapa faktor yang menghambat Hijabers Salatiga dalam

  menerapkan pendidikan karakter diantaranya sulit untuk kumpul, melalaikan tanggung jawab, kurangnya disiplin, kurangnya keterbukaan, pro-kontra mengenai Hijabers. Kemudian ada juga faktor pendorong Hijabers Salatiga untuk menerapkan pendidikan karakter tersebut yaitu karena tujuan dan visi serta misi mereka yang ingin mendakwahkan hijab melalui komunitas Hijabers. 4) Solusi dalam mengatasi penghambat-penghambat tersebut yaitu diusahakan untuk kumpul dan sharing, terbuka, pada setiap event yang menjadi penanggung jawab harus bergantian, dan melalui pendekan empati bukan sekedar simpati. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penenlitian ini bahwa Komunitas Hijabers khususnya Hijabers Salatiga tidak semata-mata hanya memamerkan kecantikan, menunjukkan mereka itu kalangan high class tapi dibalik pro-kontra mengenai Komunitas Hijabers khususnya Hijabers Salatiga mereka juga berusaha membentuk dan mengembangkan karakter agar menjadi lebih baik lagi.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................... i LEMBAR BERLOGO ....................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................... v MOTTO .............................................................................................. vi PERSEMBAHAN............................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................... viii ABSTRAK ......................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ..................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................

  1 B. Fokus Penelitian ...................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian .................................................................

  5 D. Kegunaan Penelitian ............................................................

  5 1. Kegunaan Teoritik ...........................................................

  5 2. Kegunaan Praktik ............................................................

  6 E. Penegasan Istilah ..................................................................

  6 1. Persepsi ............................................................................

  6

  2. Pendidikan ......................................................................

  18 8. Tahap-tahap Penelitian ....................................................

  30 B. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...........................................

  26 4. Pendidikan Karakter ........................................................

  24 3. Karakter ...........................................................................

  23 2. Pendidikan .......................................................................

  23 1. Persepsi ............................................................................

  23 A. Persepsi Hijabers Tentang Pendidikan Karakter ..................

  21 BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................

  20 G. Sistematika Penulisan Skripsi ..............................................

  15 7. Pengecekan Keabsahan Data ...........................................

  6 3. Karakter ...........................................................................

  13 6. Analisis Data ...................................................................

  12 5. Prosedur Pengumpulan Data ...........................................

  12 4. Sumber Data ....................................................................

  11 3. Lokasi Penelitian .............................................................

  10 2. Kehadiran Peneliti ...........................................................

  10 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................

  8 F. Metode Penelitian.................................................................

  7 5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ......................................

  7 4. Pendidikan Karakter ........................................................

  35

  C.

  43 Muslimah di Komunitas Hijabers Salatiga ..........................

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.......................................................................

  46 A.

  46 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................

  1.

  46 Sejarah Singkat Joglo Ki Penjawi ...................................

  2.

  46 Sejarah Singkat Komunitas Hijabers Salatiga .................

  3.

  48 Visi dan Misi Hijabers Salatiga .......................................

  48 4. Data Kepengurusan Hijabers Salatiga .............................

  49 B. Gambaran Informan .............................................................

  51 C. Temuan Penelitian ...............................................................

  1. Pendidikan Karakter pada Muslimah di Komunitas

  51 Hijabers Salatiga .............................................................

  2. Model Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers

  59 Kota Salatiga ...................................................................

  3. Faktor-faktor Penghambat dan Pendorong Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Salatiga ........................

  61 4. Solusi dalam Mengatasi Hambatan Pendidikan Karakter

  63 di Komunitas Hijabers Salatiga .......................................

  xiv

  BAB IV PEMBAHASAN...............................................................

  65 A. Pendidikan Karakter pada Muslimah di Komunitas

  65 Hijabers Salatiga ..................................................................

  B.

  Model Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Kota

  70 Salatiga .................................................................................

  C.

  Faktor-faktor Penghambat dan Pendorong Pendidikan

  72 Karakter di Komunitas Hijabers Salatiga ............................

  D.

  Solusi dalam Mengatasi Hambatan Pendidikan Karakter di Komunitas Hijabers Salatiga ................................................

  75 BAB V PENUTUP .............................................................................

  76 A.

  76 Kesimpulan ..........................................................................

  78 B. Saran ....................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  xv

DAFTAR LAMIRAN-LAMIRAN

  LAMPIRAN 1 RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 2 LEMBAR KONSULTASI LAMPIRAN 3 SURAT IZIN PENELITIAN LAMPIRAN 4 SURAT BALASAN LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA LAMPIRAN 7 CATATAN OBSERVASI LAMPIRAN 8 ARSIP FOTO PENELITIAN LAMPIRAN 9 AGENDA KEGIATAN HIJABERS SALATIGA LAMPIRAN 11 SKK

  

xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses atau usaha dari manusia dewasa

  yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar, dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup pada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia sesuai dengan sifat- sifat hakiki dan ciri- ciri kemanusiaannya. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat beradab (Muslich, 2011:69). Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk menyiapkan potensi-potensi yang dimiliki oleh individu dan sebagai sektor penting dalam pembentukan dan pengembangan karakter, khususnya pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga.

  Menurut pandangan Islam, muslimah merupakan titik sentral dalam pembentukan suatu bangsa.

  Jika dilihat di era teknologi informasi yang semakin berkembang dalam kehidupan masyarakat ini, memiliki dampak baik positif maupun negatif terhadap pertumbuhan karakter bangsa. Semakin hari makin terasa kemunduran moral, sikap, dan perilaku masyarakat. Kemunduran tersebut ditandai oleh ketidakpedulian antar sesama, sikap tidak sopan santun, tidak gotongroyong, tidak menjaga amanah, penyalahgunaan wewenang, dan yang

  

1 terjadi pada para pelajar diantaranya menyontek, tidak jujur, bolos sekolah, tawuran, dan lain sebagainya. Begitu pula yang terjadi pada para muslimah remaja hingga muslimah dewasa yang ditandai dengan ketidakpedulian mereka terhadap etika berbusana. Permasalah tersebut tentu tidak lepas dari pendidikan dan pembelajaran yang mereka dapatkan namun hanya bersifat akademik semata, sedangkan pendidikan karakter mereka terabaikan. Menurut Raka dalam buku Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

  

Multidimensional , menyatakan bahwa krisis karakter bangsa ditandai oleh

  beberapa hal diantaranya: “terlampau terlena oleh Sumber Daya Alam yang melimpah, pembangunan ekonomi yang terlalu bertumpu pada modal fisik, surutnya idealisme, berkembangnya pragmatisme, kurang berhasil belajar dari pengalaman bangsa sendiri” (Muslich, 2011:72).

  Dilihat dari permasalahan remaja khususnya pada muslimah, tidak terlepas dari pengaruh lingkungan mereka baik keluarga, teman pergaulan, acara-acara di televisi, bahkan internet yang banyak menyajikan berbagai informasi yang menjadi tumbuh kembang dalam pendidikan karakter remaja khususnya muslimah saat ini.

  UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan sebagai berikut.

  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Zuchdi dkk, 2013:15).

  2 Makna dari isi undang-undang tersebut bahwa pendidikan nasional mendorong terwujudnya generasi penerus bangsa yang memiliki karakter religius, berakhlak mulia, cendekiawan, mandiri, dan demokratis (Zuchdi dkk, 2013:15). Berkaitan dengan sifat-sifat mulia dan semakin pesatnya perkembangan zaman terutama fashion dikalangan muslimah maka muncul komunitas muslimah yang disebut sebagai “komunitas hijaber Salatiga” yaitu kumpulan dari wanita-wanita muslim berjilbab di kota Salatiga. Komunitas ini memiliki banyak anggota dengan berbagai latar belakang yang menjadi faktor mereka dalam bergabung, yang mungkin sebelum mereka bergabung ada yang belum mengenakan jilbab dan setelah bergabung menjadi termotivasi untuk berjilbab.

  Realitasnya banyak dari muslimah yang mengenakan jilbab, banyak pula muslimah yang berjilbab tapi melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya, dan tidak sedikit pula yang masih belum berjilbab bahkan banyak yang mengumbar tubuhnya dengan berpakaian serba ketat dan tipis. Globalisasi juga membuat muslimah mengikuti kiblat yang salah, banyak muslimah yang terbawa arus globalisasi yang berefek negatif, misalnya saja mode-model pakaian yang yang ditawarkan oleh produk-produk yang berbalut busana muslim namun kenyataannya jauh dari pakaian muslim yang sebenarnya, dengan model-model jilbab yang tidak standar. Namun anehnya banyak muslimah yang lebih memilih model-model pakaian seperti ini, dengan anggapan agar tidak terlihat kuno/ketinggalan zaman, hal ini menunjukkan merosotnya karakter pada bangsa Indonesia dan khususnya di kota Salatiga.

  3 Terkait hal tersebut, terdapat nilai-nilai karakter dalam membentuk pribadi yang beradab diantaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Samani dan Hariyanto, 2013:9). Pendidikan dalam membangun karakter lebih menekankan pada pengembangan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam pendidikan karakter tidak cukup mengetahui apa yang baik namun yang terpenting adalah menyemaikan kebaikan itu di hati dan menerapkannya dalam tindakan. Oleh karena itu pendidikan karakter sangat diperlukan terutama pada zaman sekarang yang semakin merosotnya moralitas khususnya pada muslimah.

  Maka dari itu peneliti akan mengadakan penelitian dengan mengangkat judul,

  “PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015 .

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat memfokuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Bagaimanakah persepsi hijabers tentang pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga?

2. Bagaimanakah model pendidikan karakter di komunitas hijabers kota

  Salatiga?

  3. Apa sajakah faktor-faktor penghambat dan pendorong pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga?

  4. Bagaimanakah solusi dalam mengatasi faktor-faktor penghambat pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga?

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui persepsi hijabers tentang pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga.

  2. Untuk mengetahui model pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga.

  3. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendorong pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga.

  4. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi faktor-faktor penghambat pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Kegunaan penelitian ini dapat dirumuskan menjadi dua, pertama kegunaan teoritik dan kedua kegunaan praktik.

1. Kegunaan Teoritik

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritik sekurang- kurangnya dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti, masyarakat, khususnya komunitas hijabers kota Salatiga dalam bidang pendidikan karakter.

  

5

2. Kegunaan Praktik

  Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat membantu menemukan gambaran hidup komunitas hijabers kepada masyarakat umum khususnya di kota Salatiga.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul, maka penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah pokok dalam penelitian ini.

  1. Persepsi

  Persepsi menurut McMahon adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerimaan informasi (sensory information). Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson, persepsi merupakan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia di sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia (Adi, 1994:105). Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan atau pandangan seseorang mengenai sesuatu yang dialami oleh setiap individu.

  2. Pendidikan

  Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang; usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses; cara; perbuatan mendidik (KBBI, 2003:263). Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Zuchdi, 2013:9). Sehingga dapat

  

6 disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha untuk mewujudkan suasana belajar mengajar agar peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan memiliki kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

  3. Karakter

  Scerenko (1997) mendefinisikan “karakter sebagai atribut atau ciri- ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa” (Samani dan Hariyanto, 2013:42). Menurut Robert Marine (1998), “karakter adalah gabungan yang samar-samar antara sikap, perilaku bawaan, dan kemampuan yang membangun pribadi seseorang” (Samani dan Hariyanto, 2013:42). Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter adalah ciri-ciri yang membedakan seseorang atau kelompok atau bangsa dengan yang lain.

  4. Pendidikan Karakter

  Menurut Ratna Megawangi (2004), “pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi ya ng positif kepada lingkungannya”

  (Kesuma dkk, 2012:5). Lickona (1991) mendefinisikan “pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai- nilai etis” (Samani dan Hariyanto, 2013:44).

  7 Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha untuk melakukan perubahan maupun pengembangan dari keseluruhan sifat, watak, dan perilaku yang tercermin pada setiap individu ke arah yang lebih baik sesuai dengan norma-norma agama.

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter a.

  Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Zuchdi, 2011:168).

  b.

  Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan (Zuchdi, 2011:168).

  c.

  Toleransi: menerima secara terbuka orang lain yang tingkat kematangannya, latar belakangnya berbeda (Samani dan Hariyanto, 2013:132).

  d.

  Disiplin: sikap dan perilaku yang muncul sebagai akibat dari pelatihan atau kebiasaan menaati aturan, hukum atau perintah (Samani dan Hariyanto, 2013:121).

  e.

  Kerja Keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Zuchdi, 2011:168).

  8 f.

  Kreatif: membangkitkan gagasan, menciptakan sesuatu yang asli/orisinil atau mendesain ulang melalui keterampilan imajinatif (Samani dan Hariyanto, 2013:104).

  g.

  Mandiri: mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan upaya sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain (Samani dan Hariyanto, 2013:131).

  h.

  Demokratis: menghargai pendapat orang lain, toleran, terbuka, berprinsip musyawarah untuk mufakat, bilamana perlu melakukan pemungutan suara (voting) demi kepentingan rakyat, bukan semata-mata kepentingan pribadi dan golongan, taat kepada aturan main (Samani dan Hariyanto, 2013:120). i.

  Rasa Ingin Tahu: keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam (Samani dan Hariyanto, 2013:104). j.

  Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok (Zuchdi, 2011:169). k.

  Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya (Zuchdi, 2011:169). l.

  Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain (Zuchdi, 2011:169). m.

  Bersahabat/Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain (Zuchdi, 2011:169). n.

  Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya (Zuchdi, 2011:169). o.

  Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan baginya (Zuchdi, 2011:169). p.

  Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (Zuchdi, 2011:169). q.

  Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Zuchdi, 2011:169). r.

  Tanggung Jawab: menanggapi dengan cara yang pantas dan layak, bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan (Samani dan Hariyanto, 2013:104).

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian (J.Moleong, 2002:3). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

  oba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji

(http://www.menulisproposalpenelitian.com/2011/01/jenis-jenis-penelitian-

kualitatif.html) . Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

  berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif menekankan makna (Sugiyono, 2006:9-10). Menurut sifatnya data kualitatif adalah data yang tak berbentuk bilangan, data kualitatif yaitu semua bahan, keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat dihitung dan diukur secara matematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan kata), serta bersifat proses.

2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan pengumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah:

  Pertama , peneliti menggunakan sistem wawancara tidak berstruktur, dengan

  pemahaman tentang pendidikan karakter yang dimiliki oleh peneliti, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk wawancara secara mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi dengan obyek dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih akrab dan mudah dipahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti dan informan. Ketiga, peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara terperinci berkaitan dengan hal-hal yang bertalian dengan permasalahan yang diteliti.

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini akan dilaksanakan di Komunitas Hijabers kota Salatiga yaitu di Joglo Ki Penjawi Salatiga tahun 2015 sebagai bese camp sekaligus sebagai kesekretariatan komunitas hijabers Salatiga.

  4. Sumber Data

  Data dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh, diantaranya melalui: a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:253). Sumber data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah ketua komunitas hijabers di kota Salatiga, para pengurus komunitas hijabers di kota Salatiga, dan anggota yang tergabung dalam komunitas hijabers di kota Salatiga.

  12 b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melaui orang lain atau melalui dokumentasi (Sugiyono, 2006:253). Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa foto, catatan, dan arsip. Catatan dan arsip yang dimaksud adalah struktur keanggotaan komunitas, jadwal kegiatan komunitas, dan aktivitas pada event yang dilakukan komunitas.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian.

  Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Data primer dapat diperoleh melalui: a.

  Wawancara Esterberg (2002) menyatakan bahwa “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk betukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dkonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu” (Sugiyono, 2006:260). Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara tak berstruktur atau terbuka, yaitu wawancara yang

  13 bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2006:263). Wawancara ini digunakan dalam mencari data melalui informan tentang pendidikan karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga yakni ketua komunitas, para pengurus komunitas, dan anggota yang tergabung dalam komunitas, serta peneliti juga dapat mengetahui lebih mendalam tentang informan mengenai hal- hal terkait dengan judul, sehingga dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena sesuai dengan yang terjadi. Pengumpulan data pada wawancara dapat dilengkapi pula melalui observasi.

  b.

  Observasi Marshall (1995) menyatakan bahwa “melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku ters ebut” (Sugiyono,

  2006:254). Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan langsung sesuai dengan keadaan riil di lapangan. Observasi ini digunakan dalam mencari data tentang pendidikan karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga untuk memperoleh data yang berhubungan dengan gambaran riil dan detail komunitas.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu

  (Sugiyono, 2006:270). Dokumentasi merupakan materi tertulis yang didasarkan pada catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan untuk melengkapi sebuah data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen- dokumen tersebut bisa berupa foto, dokumen milik informan, dan hasil wawancara yang didapat dari informan. Dokumentasi digunakan dalam mencari data tentang pendidikan karakter pada muslimah di komunitas hijabers kota Salatiga, dan diperlukan sebagai pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi, sehingga akan lebih kredibel/dapat dipercaya jika didukung oleh data-data dokumentasi.

6. Analisis Data

  Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola induktif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian yang kemudian dilakukan analisis dengan cara: a.

  Mendiskripsikan data dari informan Analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu diusahakan agar satuan-satuan itu dapat diidentifikasi dengan mendiskripsikan atau menggambarkan keadaan dari obyek penelitian. Data tersebut diperoleh dari informan ketika melakukan penelitian.

  15 b.

  Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis oleh penulis c.

  Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

  d.

  Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan.

  e.

  Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisa selama menulis dan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali dalam menjawab tujuan penelitian. Analisis ini sendiri akan dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1)

  Penyajian Data (Data Display) Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya, tapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami (Sugiyono, 2006:280). Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki

  16 makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan penelitian.

  2) Reduksi Data

  Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006:277-278). Yang peneliti lakukan dalam mereduksi data diantaranya: a)

  Hasil wawancara maupun catatan lapangan yang masih umum dan acak-acakan yang belum dapat dipahami, dengan reduksi maka peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, sedangkan yang tidak penting dibuang.

  b) Peneliti dalam mereduksi data akan memfokuskan pada komunitas hijabers di kota Salatiga, karakter muslimah pada komunitas hijabers di kota Salatiga, pendidikan karakter muslimah pada komunitas hijabers di kota Salatiga, dan faktor-faktor penghambat pendidikan karakter muslimah pada komunitas hijabers di kota Salatiga.

  17 c) Jika peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, maka itulah yang harus dijadikan perhatian dalam mereduksi data.

  3) Kesimpulan dan Verifikasi

  Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang kemudian disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukannya data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data diambil dari hasil reduksi dan panyajian data merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Uji keabsahan data dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaannya yaitu adanya kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan dimintakan kesepakatan (membercheck) (Sugiyono, 2006:302). Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenran atau tudak, maka dilakukan pengecekkan data yang disebut validitas data. Untuk menjamin validitas data maka dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Penelitian ini dalam menguji keabsahan data dilakukan dengan beberapa bentuk meliputi: a.

  Triangulasi Sumber Menurut Patton (1987), “triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda” (Moleong, 2009:330). Dalam penelitian ini yang peneliti lakukan, diantaranya: 1) membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi,

  3) membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi, 4) data yang diperoleh dilakukan pada ketua komunitas dan pengurus komunitas, data dari sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber tersebut sehingga dapat dianalisis oleh peneliti yang kemudian menghasilkan suatu kesimpulan.

  b.

  Triangulasi Teknik Triangulasi teknik merupakan pengengecekkan data kepada sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,

  2006:307). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekkan terhadap data yang telah diperoleh melalui wawancara lalu dicek melalui observasi ataupun dokumentasi. Bila dengan teknik-teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data atau yang lainnya untuk memastikan data yang sebenarnya.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Kegiatan administratif, yang meliputi pengajuan izin operasional untuk penelitian dari rektor IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif lainnya.

  b.

  Kegiatan lapangan yang meliputi: 1)

  Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu pada komunitas hijabers Salatiga.

  2) Menemui para pengurus dan anggota komunitas hijabers Salatiga yang akan dijadikan objek penelitian.

  20

  3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara mendalam berkaitan dengan yang diteliti.

  4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

  5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau menyimpang.

  6) Melakukan ferivikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian.

7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui urutan-urutan dalam penulisannya, diantaranya: BAB I PENDAHULUAN, berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliatian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekkan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian persepsi, pengertian pendidikan, pengertian karakter, pengertian pendidikan karakter, model pendidikan karakter, faktor-faktor penghambat dan pendorong dalam pendidikan karakter, dan solusi dalam mengatasi penghambat pendidikan karkter.

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, berisi paparan data dan temuan penelitian yang menjelaskan tentang: gambaran umum lokasi penelitian, gambaran informan terdiri dari: sejarah singkat, visi dan misi, data kepengurusan, dan deskripsi hasil temuan penelitian.

  BAB IV PEMBAHASAN, pembahasan memuat tentang persepsi hijabers tentang pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga, model pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga, faktor-faktor penghambat dan pendorong pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga, dan solusi dalam mengatasi faktor-faktor penghambat pendidikan karakter di komunitas hijabers kota Salatiga.

  BAB V PENUTUP, penutup memuat tentang: kesimpulan dan saran.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 132

PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119

PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 2 161

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI YA QOWIYYU DI DESA JATINOM KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTAMADYA SALATIGA TH. 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 202

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 120