KONSEP REMAJA YATIM PIATU TENTANG KELUARGA (Studi Etnografi di Panti Asuhan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KONSEP REMAJA YATIM PIATU TENTANG KELUARGA
(Studi Etnografi di Panti Asuhan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

DisusunOleh:
Aneke Ardiana Adiwinata
NIM: 101114012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KONSEP REMAJA YATIM PIATU TENTANG KELUARGA
(Studi Etnografi di Panti Asuhan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

DisusunOleh:
Aneke Ardiana Adiwinata
NIM: 101114012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


MOTTO

“Jika tidak ada hari kemarin, maka tak tercipta hari ini.”

“Kebahagiaanmu tidak ditentukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu sendiri. Apa yang
kamu lakukan hari ini, tentukan kebahagiaan di masa depanmu.”

“Orang sukses takkan pernah mengeluh bagaimana kalau akan gagal, namun berusaha
bagaimana untuk berhasil.”

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
KONSEP REMAJA YATIM PIATU TENTANG KELUARGA
(Studi Etnografi di Panti Asuhan)


Aneke Ardiana Adiwinata
Universitas Sanata Dharma
2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep remaja yatim piatu tentang
keluarga. Penelitian ini dilakukan disebuah Panti Asuhan di Kulon Progo,
Yogyakarta. Subjek penelitian adalah dua remaja yatim piatu, subjek pertama kelas
VIII berusia 14 tahun dan subjek kedua kelas IV berusia 13 tahun.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode etnografi yaitu live
in selama 1 bulan di panti asuhan. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara
dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah mereduksi data ke dalam
verbatim, menggolongan verbatim kedalam aspek, melakukan coding pada verbatim,
dan memasukan teori dari hasil analisis data.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: Konsep yang dimiliki kedua remaja
yatim piatu mengalami perbedaan, tergantung bagaimana pengalaman yang mereka
dapatkan. Subjek pertama yang dahulu pernah merasakan tinggal dengan kedua orang
tuanya dapat menjelaskan, menggambarkan, memberi contoh, dan mengetahui
persamaan dari konsep tentang keluarga. Subjek kedua yang tidak pernah merasakan
kehadiran kedua orang tuanya hanya dapat menjelaskan dan menggambarkan konsep

tentang keluarga bahkan ada satu konsep yang tergantikan karena perolehan hasil
belajarnya.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABTRACT
THE CONCEPT OF ORPHANS TEENAGER ABOUT FAMILY
(Ethnographic Studies in Orphanage)

Aneke Ardiana Adiwinata
Sanata Dharma University
2014


The aims of the study is to identify the concept of orphaned teenager about
family. This research was conducted in an orphanage in Kulon Progo, Yogyakarta.
The subject of this study were two teenage orphan, the first subject was class VIII
aged 14 years old and the second subject was class IV aged 13 years old.
This study includes qualitative research with ethnographic methods, namely:
live in for 1 month in an orphanage. Research instruments such as interview
guidelines and observation. Technique analysis data which used is to reduce the data
into verbatim, verbatim classify into aspects, coding the verbatim, and include the
theory of data analysis.
The reserach showed that: The concept of those teenagers of orphans are
different, depends on how the experience they get. The first subject who had
experience living with her parents could explain, illustrate, and find out the
similarities of the concept of family. The second subject who never felt the existence
of his parents coud only explain and illustrate the concept of family whoever there is
one concept which has been replaced due to the acquisition of learning outcomes.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang di
limpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini
merupakan tugas akhir dalam masa studi di jenjang Universitas. Melalui penulisan
skripsi, penulis mendapatkan banyak pembelajaran serta pengalaman baru selama
prosesnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dan
berjalan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah
dengan setia mendampingi penulis. Oleh karena itu secara khusus penulis
mengucapkan terimakasih secara tulus kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan ijin penelitian dan dukungan selama
penyelesaian skripsi.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah bersedia membantu dalam persiapan menjelang ujian

skripsi.
3. Drs. Robertus Budi Sarwono, M.A sebagai dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi.
4. Dosen-dosen bimbingan dam konseling yang telah mendampingi peneliti
selama menjalankan studi.
5. Pimpinan dan Pamong Panti Asuhan yang telah mengijinkan untuk

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

melakukan Penelitian.
6. Kedua Subjek yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
7. Kedua orangtuaku, Stefanus Widiarto dan Vincencia Wiwik Yuniarti yang

telah memberi dukungan baik doa, semangat dan materi demi terselesainya
skripsi ini.
8. Deviartanti Adiwinata, S.E yang telah memberikan dukungan doa dan
perhatian dalam penulisan skripsi ini.
9. Mas Moko yang telah membantu dalam kelengkapan administrasi.
10. Sahabatku Made yang telah memberikan banyak usulan mengenai penelitian
ini.
11. Sahabatku Rima dan Erni yang telah mengajarkan tentang teknik-teknik
dalam penulisan skripsi ini.
12. Sahabatku Al yang telah memberikan dukungan dan doa dalam penulisan
skripsi ini.
13. Sahabat seperjuanganku Diana, Peny, Aap, Fe, Chika, Agung yang telah
memberikan banyak usul dan saran dalam skripsi ini.
14. Seluruh teman-teman angkatan 2010 yang telah mendukung dan memberi
usulan dalam penyelesaian skripsi ini.
Yogyakarta, 21 Oktober 2014

Aneke Ardiana Adiwinata

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ....................................................

vi

ABSTRAK .................................................................................................

vii

ABSTRACT ...............................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ................................................................................

ix

DAFTAR ISI ..............................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xvi

BAB I: PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

1

B. Rumusan Masalah ........................................................................

3

C. Tujuan Penelitian .........................................................................

3

D. Manfaat Penelitian .......................................................................

4

E. Definisi Operasional Variabel ......................................................

4

BAB II: KAJIAN PUSTAKA .....................................................................

5

A. Konsep ........................................................................................

5

1. Pengertian Konsep ...................................................................

5

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Perolehan Konsep ....................................................................

6

3. Memahami Konsep ..................................................................

7

5. Konsep menurut Piaget ............................................................

7

6. Konsep Keluarga .....................................................................

10

B. Keluarga ......................................................................................

11

1. Pengertian Keluarga..................................................................

11

2. Fungsi Keluarga........................................................................

11

a. Fungsi reproduksi..................................................................

11

b. Fungsi ekonomi ....................................................................

12

c. Fungsi sosialisasi ..................................................................

12

d. Fungsi perawatan kesehatan ..................................................

12

e. Fungsi afektif ........................................................................

12

G. Remaja Yatim Piatu .....................................................................

13

1. Pengertian Remaja ..................................................................

13

2. Ciri-ciri masa remaja ..............................................................

13

a. Masa remaja sebagai periode yang penting .......................

13

b. Masa remaja sebagai periode yang peralihan .....................

14

c. Masa remaja periode perubahan .........................................

14

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah ................................

15

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas......................

15

f. Anggapan stereotip budaya ................................................

15

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik ..................

16

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa .......................

16

3. Tugas perkembangan masa remaja ..........................................

16

a. Memiliki kemampuan mengontrol diri seperti orang
dewasa ................................................................................

17

b. Memperoleh kebebasan ......................................................

17

c. Bergaul dengan teman lawan jenis ......................................

17

d. Mengembangkan keterampilan-keterampilan baru .............

18

e. Memiliki citra diri yang realitas ..........................................

18

4. Yatim Piatu .............................................................................

18

D. Konsep Remaja Yatim Piatu tentang Keluarga .............................

19

BAB III: METODE PENELITIAN .............................................................

21

A. Desain Penelitian .........................................................................

21

B. Subyek Penelitian ........................................................................

22

C. Setting Penelitian .........................................................................

22

D. Alat Pengumpul Data ...................................................................

24

1. Wawancara ..............................................................................

24

a. Tujuan yang eksplisit ............................................................

25

b. Penjelasan etnografis ...........................................................

25

c. Pertanyaan etnografis ...........................................................

25

2. Observasi .................................................................................

28

3. Anekdota/ Catatan ....................................................................

28

a. Catatan deskriptif ..................................................................

28

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

b. Catatan reflektif..................................................................

29

4. Kode (Cooding) ......................................................................

29

a. Catatan awal .......................................................................

30

b. Catatan lanjut .....................................................................

30

c. Penulisan transkrip dan pemberian kode .............................

30

d. Membuat Kode ...................................................................

31

E. Validitas Data ............................................................................

32

F. Teknik Analisis Data .................................................................

33

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................

34

A. Subjek 1......................................................................................

34

1. Penghimpunan data subjek ......................................................

34

a. Deskripsi umum kasus ........................................................

34

b. Analisis ..............................................................................

35

B. Subjek 2 .......................................................................................

42

1. Penghimpunan data subjek ......................................................

42

a. Deskripsi umum kasus.......................................................

42

b. Analisis .............................................................................

42

C. Konsep tentang Keluarga Subjek 1 dan Subjek 2 ..........................

49

a. Fungsi reproduksi ...................................................................

49

b. Fungsi ekonomi ......................................................................

51

c. Fungsi sosialisasi ....................................................................

54

d.Fungsi perawatan kesehatan .....................................................

56

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

e. Fungsi afektif ..........................................................................

58

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

61

A. Kesimpulan .................................................................................

61

B. Saran-saran .................................................................................

62

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

63

LAMPIRAN

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1:

Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2:

Contoh Verbatim Subjek 1 dan Subjek 2

Lampiran 3:

Contoh Verbatim dengan Karyawan

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah konsep remaja yatim piatu
tentang keluarga, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
definisi operasional. Rumusan masalah dalam penelitian ini, memaparkan konsep
remaja yatim piatu tentang keluarga. Tujuan penelitian ini ialah memahami
konsep remaja yatim piatu tentang keluarga. Penelitian ini memiliki manfaat
untuk menjelaskan

konsep remaja yatim piatu terhadap keluarga. Definisi

operasional variabel terdiri dari konsep, keluarga, remaja, dan yatim piatu.
A. Latar Belakang
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, yang setiap anggotanya
saling terikat satu sama lain. Masing-masing anggota keluarga memiliki
keterikatan dalam bentuk hak dan kewajiban yang sesuai dengan perannya.
Menurut Ivey, Simek-Morgan (dalam Kertamuda, 2009: 46) keluarga
merupakan suatu sistem dimana didalamnya terdapat hubungan yang spesifik,
aturan-aturan, dan peran-peran, dari masing-masing anggota yang memiliki
keunikan tersendiri.
Lingkungan

keluarga

merupakan

suatu

tempat

dimana

anak

berinteraksi sosial dengan orang tua yang paling lama, sehingga upaya
pencegahan terhadap perilaku dan sikap yang kurang baik pada masa
perkembangan anak difokuskan pada keluarga kemudian sekolah. Keluarga
adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan mempunyai ikatan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

darah, pernikahan, atau pengadopsian serta tinggal secara bersama-sama (dalam
Kertamuda, 2009: 46).
Pada saat ini, tidak semua anak memiliki keluarga yang utuh. Banyak
anak memiliki nasib yang kurang beruntung, terutama remaja yang memiliki
status yatim piatu atau tidak memiliki kedua orang tua. Penelitian yang dilakukan
di Indonesia oleh organisasi kemanusiaan Save the Children yang bekerjasama
dengan UNICEF pada akhir tahun 2009, menemukan sekitar 6% dari lima ratus
ribu anak berada dalam pengasuhan rumah yatim piatu. Sedangkan 94% anak
yang benar-benar yatim piatu menjadi penghuni panti.
Setiap anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan memiliki konsep
yang berbeda tentang keluarga. Hal itu dapat disebabkan karena mereka diasuh
oleh orang tua angkat atau pamong panti, bukan kedua orang tua kandung.
Peneliti

selama

sebulan

melakukan

Program

Pengembangan

Lapangan

Komunitas, tepatnya di sebuah Panti Asuhan. Peneliti melihat kedua anak yatim
piatu tersebut saat ditanya tentang keluarga mengalami kebingungan, terdengar
nada suara mereka yang tidak jelas dan terputus-putus saat menjawab. Bahkan
mereka sempat kurang percaya diri. Terlihat mereka selalu menunduk saat di
tanya tentang keluarga karena alasan takut salah saat menjawab. Mereka
terkadang juga merasa iri dengan teman-teman satu panti asuhan yang masih
memiliki keluarga utuh. Misalnya, saat liburan sebagian besar anak panti asuhan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

yang tidak berstatus yatim piatu dijemput oleh kedua orang tuanya sedangkan
mereka tetap tinggal di panti asuhan.
Timbulnya gejala-gejala yang kurang sesuai yang muncul dalam
nonverbal pada kedua remaja yatim piatu saat ditanya mengenai keluarganya
membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana konsep yang dimiliki
anak yatim piatu tentang keluarga. Masing-masing anak yatim piatu akan
memiliki konsep yang berbeda mengenai keluarga sesuai dengan pengalaman
yang mereka alami. Pengalaman anak yang diterlantarkan oleh orang tuanya
akan berbeda dengan pengalaman anak yang kedua orang tuanya telah
meninggal dunia. Selain hal tersebut, penelitian ini memiliki manfaat untuk
kehidupannya. Contohnya, memberi gambaran pada remaja yatim piatu yang
tidak memiliki keluarga yang utuh untuk berkeluarga nantinya. Remaja yatim
piatu memiliki pemikiran yang positif terhadap sebuah keluarga walaupun
tidak memiliki keluarga yang utuh, dan remaja yatim piatu memiliki konsep
yang baik terhadap relasi saat nantinya berkeluarga.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dijawab dengan penelitian ini dirumuskan :
Bagaimana konsep remaja yatim piatu tentang keluarga?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk:
Mengetahui konsep remaja yatim piatu tentang keluarga.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teroritis: Penelitian ini memberikan sumbangan bagi peningkatan dan
mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan konsep remaja yatim piatu yang
tinggal di panti asuhan tentang keluarga.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi Pamong Panti Asuhan:
Menyadari konsep remaja yatim piatu tentang keluarga, sehingga lebih
mengetahui cara yang tepat untuk mendampingi anak-anak yatim piatu
yang berada di panti.
b. Bagi Subjek:
Mengetahui konsep tentang keluarga, sehingga subjek lebih memahami
mengenai keluarga walaupun subjek tidak tinggal bersama dengan
keluarga intinya
E. Definisi Operasional Variabel
1. Konsep Keluarga: paham atau tafsiran tentang sebuah sistem sosial yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang memiliki suatu keterkaitan antara satu
dengan yang lainnya.
2. Remaja: perkembangan manusia pada rentan usia sebelas sampai empatbelas
tahun.
3. Yatim piatu: seseorang anak yang tidak memiliki keluarga yang utuh karena
disebabkan oleh beberapa hal yaitu kedua orang tua meninggal dunia dan anak
yang

ditinggalkan

oleh

kedua

orang

tuanya

di

panti

asuhan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini disajikan kajian ilmiah tentang konsep anak yatim piatu tentang
keluarga yang terdiri dari: pengertian konsep, pembentukan konsep, memahami
konsep, konsep menurut Piaget, konsep keluarga. Keluarga yang terdiri dari:
pengertian keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga. Remaja yatim piatu yang terdiri
dari: Pengertian remaja, ciri-ciri remaja, tugas perkembangan remaja, dan pengertian
yatim piatu. Pengertian konsep Remaja Yatim Piatu tentang Keluarga.
A. Konsep
1. Pengertian Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu objek, kejadian,
kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Konsep
terbentuk atas abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman seseorang,
menurut Rosser (dalam Dahar, 2011: 46). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2011), konsep adalah ide atau pengertian yang dibuat menjadi
abstrak dari peristiwa konkret. Berdasarkan penjabaran di atas dapat
disimpulkan bahwa konsep merupakan pemikiran yang sebelumnya telah
dimiliki. Dengan hasil pemikiran tersebut akan terbentuk sebuah pemahaman
dan tafsiran. Pemahaman dan tafsiran tersebut didapatkan oleh suatu konsep.

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

2. Perolehan Konsep
Konsep dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu pembentukan konsep dan
asimilasi konsep. Pembentukan konsep diperoleh sebelum anak masuk
sekolah. Asimilasi konsep merupakan cara utama untuk memperoleh konsep
selama dan sesudah disekolah. Banyak konsep yang

diperoleh dan

berkembang semasa kecil, tetapi konsep-konsep itu mengalami modifikasi
atau perubahan yang disebabkan karena pengalaman-pengalaman kita. Anakanak memperoleh konsep-konsep seperti: meja, kursi dan lain-lain, konsep
semacam ini diperoleh melalui proses pembentukan konsep. Pembentukan
konsep merupakan suatu bentuk belajar penemuan (discovery learning),
paling sedikit dalam bentuk primitif yang melibatkan proses-proses psikologi
seperti analisis deskriminatif, abstraksi, deferensiasi, pembentukan hipotesis,
pengujian dan generalisasi (Dahar, 2011: 64).
Anak-anak, setelah masuk sekolah diharapkan belajar banyak konsep
melalui proses asimilasi konsep. Dalam proses asimilasi anak-anak diberi
nama konsep dan atribut dari konsep itu. Ini berarti bahwa mereka akan
belajar arti konseptual baru dengan memperoleh penyajian atribut-atribut
kriteria dari konsep, kemudian mereka akan menghubungkan atribut-atribut
ini dengan gagasan-gagasan relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif
mereka, guna memperoleh definisi formal dari konsep-konsep itu. Suatu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

definisi formal dari kata, menunjukkan kesamaan-kesamaan dengan konsep
itu, dan membedakan konsep itu dari konsep-konsep lain (Dahar, 2011: 65).
3. Memahami Konsep
Menurut Klausmeier (dalam Dahar, 2011), tingkat pemahaman konsep
dibagi menjadi empat kriteria, yaitu: 1) tingkat konkret, 2) tingkat identitas,
3) tingkat klasifikasi, 4) tingkat formal. Tingkat konkret dicapai apabila orang
dapat menjelaskan benda tersebut dengan memperlihatkan benda dan dapat
membedakan benda-benda dari stimulus-stimulus yang ada dilingkungannya.
Tingkat identitas ini, seseorang akan mengenal objek sesudah selang waktu,
bila orang tersebut mempunyai orientasi ruang yang berbeda dengan objek itu,
bila objek itu ditentukan melalui suatu cara indra yang berbeda. Tingkat
klasifikasi telah dicapai apabila mengenal persamaan dari dua contoh yang
berbeda dari kelas yang sama. Tingkat formal telah dicapai apabila dapat
menentukan atribut-atribut yang membatasi konsep,dengan memberi nama,
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memberi contoh verbal ataupun
nonverbal.
4. Konsep menurut Piaget
Pada diri setiap orang memiliki skema. Skema adalah mental seseorang di
mana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema
merupakan rangkaian proses dalam sistem kesadaran seseorang dan tak dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

dilihat,oleh karena itu skema dapat juga disebut sebagai suatu konsep atau
kategori dalam pikiran seseorang. Semakin seseorang bertambah dewasa,
maka skema yang dimiliki seseorang semakin bertambah banyak, karena
seseorang akan semakin banyak mendapatkan pengalamannya dan berkontak
dengan lingkungannya (Suparno: 2000).
Skema bertambah dan berubah seseuai dengan apa yang telah ditemukan
dan

dilihat

oleh

seseorang

mengenai

objek

tersebut

berdasarkan

pengalamanya. Pertambahan dan perubahan skema tersebut dapat disebut
sebagai asimilasi dan akomodasi (Suparno: 2000).
Asimilasi merupakan proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan
presepsi, konsep, atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah
ada dalam pikirannya. Asimilasi tidak menyebabkan perubahan skema tetapi
menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru ke
dalam skema yang sudah dimiliki sebelumnya. Misalnya, seorang anak
memiliki konsep mengenai lembu.dalam pikiran anak tersebut, ada skema
konsep megenai lembu itu binatang berkaki empat, berwarna putih, dan
makan rumput. Skema tersebut muncul saat pertama kali anak tersebut
melihat lembu setelah anak tersebut berhadapan dengan berbagai pengalaman,
maka melihat lembu sebagai hewan yang berkaki empat, berwarna putih atau
kelabu, makan rumput, dan dapat menarik gerobak (Suparno: 2000).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Akomodasi dapat terjadi bahwa dalam menghadapi rangsangan atau
pengalaman yang baru, seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman
yang baru ini dengan skema yang telah dimiliki. Hal ini terjadi karena
pengalaman yang baru itu sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah
ada. Pada keadaan seperti ini, dapat membentuk skema baru yang dapat cocok
dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang ada sehingga
cocok dengan rangsangan itu. Maka, akomodasi dapat diartikan sebagi
pembentukan skema yang baru atau mengubah skema yang lama. Misalnya,
pemikiran seseorang anak bahwa benda yang memiliki masa lebih berat maka
akan jatuh terlebih dahulu, tetapi saat di suatu laboratorium anak tersebut
melakukan percobaan di suatu ruangan hampa udara dan ternyata benda
dengan masa yang lebih berat dan lebih ringan akan terjatuh secara besamaan,
dengan adanya kejadian tersebut anak tersebut merubah skema yang telah
dimiliki dengan skema yang baru (Suparno: 2000).
Menurut Piaget, proses asimilasi dan akomodasi ini terus berlagsung
dalam diri seseorang, maka dalam perkembangan kognitif diperlukan
kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Proses itu disebut
ekuilibrium, yaitu pengaturan diri mekanisme yang perlu untuk mengatur
kesetimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Disekuilibrium adalah
keadaan tidak setimbang antara asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi adalah
proses bergerak dari keadaan disekuilibrium ke ekuilibrium. Proses tersebut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

berjalan terus dalam diri seseorang melalui asimilasi dan akomodasi.
Ekuilibrasi membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan
struktur dalamnya (skema) (Suparno 2000).
5. Konsep keluarga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2011), konsep adalah
rancangan dan paham yang telah ada dalam pikiran seseorang. Santrock
(2002: 257) mengemukakan keluarga sebagai suatu sistem yang terdiri atas
individu-individu yang berinteraksi yang saling bersosialisasi dan saling
mengatur.
Konsep keluarga merupakan sebuah pandangan yang telah dimiliki
seseorang tetang keluarga. Pemahaman tersebut dapat berubah atau bertambah
sesuai dengan pengalaman kehidupan seseorang untuk memahami sebuah
keluarga. Pada dasarnya keluarga merupakan sebuah sistem terkecil dalam
masyarakat yang di dalamnya saling terlibat atau ketergantungan. Sehingga
konsep keluarga adalah pemahaman sebuah sistem terkecil dalam masyarakat,
tetapi pemahaman tersebut dapat berubah ataupun bertambah sesuai dengan
pengalaman yang seseorang hadapi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

B. Keluarga
1. Pengertian keluarga
Menurut Suparlan dkk (1990:98) keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak yang merupakan tiang
pokok masyarakat, yang ada hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi
antara sesama anggota keluarga dan masyarakat: lembaga pertama dari
individu yang terkait oleh norma-norma tertentu dan juga berbagai kebutuhan
jasmani maupun rohani serta sosial.
Santrock (2002: 257) mengatakan/ menuliskan keluarga sebagai suatu
sistem yang terdiri atas individu-individu yang berinteraksi yang saling
bersosialisasi dan saling mengatur. Menurut (Ahmad, 1991: 239) keluarga
adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga
memberikan pengaruh yang menentukan pada pembentukan watak dan
kepribadian anak; dan menjadi unit sosial terkecil yang memberikan fondasi
primer bagi perkembangan anak.
2. Fungsi Keluarga
Terdapat lima fungsi keluarga (Marilyn. M. Friedman, 1998: 286):
a. Fungsi reproduksi yaitu keluarga berfungsi untuk kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

b. Fungsi ekonomi yaitu merupakan fungsi untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga.
c. Fungsi sosialisasi yaitu keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi dimana sosialisasi ini merupakan suatu proses yang
berlangsung seumur hidup bagi individu yang secara kontinu dapat
mengubah perilaku sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara
sosial yang mereka alami.
d. Fungsi

perawatan

kesehatan

yaitu

keluarga

mempunyai

fungsi

melaksanakan praktek asuhan keperawatan untuk mencegah terjadinya
gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
e. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga, keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga
timbul karena fungsi afeksi tidak terpenuhi.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang mana setiap
anggota keluarga saling berhubungan antara satu dan lainnya. Agar tercipta
hubungan keluarga yang solid dan seimbang maka perlu adanya fungsi keluarga.
Fungsi keluarga digunakan sebagai aspek dalam penelitian ini. Hal ini
dikarenakan terciptanya keluarga yang solid dan seimbang dapat dilihat dari
bagaimana keluarga tersebut menjalankan fungsi keluarga. Berdasarkan fungsi
keluarga yang dimiliki, dapat dilihat bagaimana peran masing-masing anggota
keluarga dalam menjalankan fungsi keluarga. Penelitian ini memberikan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

gambaran mengenai konsep remaja yatim piatu tentang keluarga dari sisi fungsi
keluarga yang mereka miliki saat ini.
C. Remaja Yatim Piatu
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak merasa di bawah tingkat orang-orang yang
lebih tua melainkan pada tingkat yang sama (Hurlock, 1980: 206). Remaja
sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa
usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu
seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya, dan sebagainya. Bahwa
remaja sebagai sebuah tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada di
antara tahap kanak-kanak dengan tahap dewasa.
2. Ciri-ciri Masa Remaja
Ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock, (1980:207):
a. Masa remaja sebagai periode yang penting.
Anak muda pada usia 12- 16 tahun, merupakan tahun yang penuh
kejadian

yang

menyangkut

pertumbuhan

dan

perkembangan.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan hal yang penting karena
perkembangan fisik yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan
mental terutama pada awal masa remaja. Perkembangan fisik pada remaja
mengakibatkan seorang remaja perlu melakukan penyesuaian mental dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

membentuk sikap, nilai dan minat yang baru dalam melakukan
kegiatannya.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan.
Peralihan tidak berarti lepas dari kejadian atau peristiwa yang
terjadi sebelumnya, melainkan berkembang dari satu tahap perkembangan
ketahap perkembangan berikutnya. Artinya yang telah terjadi sebelumnya
akan meninggalkan bekas pada masa sekarang dan yang akan datang.
Kadang perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi pada masa anak akan
meninggalkan bekas da mempengaruhi masa remaja.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan.
Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan
pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Ada tiga
perubahan yang sama yang hampir bersifat universal, yaitu:
1) Meningginya emosi yang intesitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
2) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial, menimbulkan masalah baru.
3) Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.
Mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan
meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung
jawab tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit di atasi, baik
oleh anak laki-laki maupun anak perempuan karena:
1) Sepanjang

masa

kanak-kanak

masalah

anak-anak

sebagian

diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan
remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.
2) Para remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi
masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
Seperti dijelaskan Erikson (Hurlock, 1980:207) identitas diri yang
dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, dan apa
peranannya dalam masyarakat. Remaja mempertanyakan apakah ia
seorang anak atau orang dewasa; apakah ia mampu percaya diri; apakah ia
akan berhasil atau gagal.
f. Anggapan stereotip budaya.
Bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat
dipercaya, cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa
yang harus memimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Keyakinan
bahwa orang dewasa mempunyai pandangan buruk tentang remaja
membuat peralihan remaja ke masa dewasa menjadi sulit. Hal diatas
menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang tua, sehingga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

orang tua dan remaja terjadi jarak yang menghalangi anak untuk meminta
bantuan orang tua apabila menemui masalah.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih daam cita-cita. Cita-cita
yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi
keluarga dan teman-temannya, dan menyebabkan meningginya emosi
remaja. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang
ditetapkannya sendiri.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan
dengan

status

menggunakan

dewasa,

yaitu

obat-obatan

dan

merokok,
terlibat

minum-minuman
perbuatan

seks.

keras,
Mereka

menganggap bahwa apabila melakukan kegiatan seperti yang dilakukan
orang dewasa, remaja akan dianggap dewasa dan dapat diterima oleh
lingkungan tempat tinggalnya.
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Pada setiap tahap perkembangan dalam kehidupan manusia ada
sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui. Dan tugas perkembangan
pada masa remaja itu menuntut adanya perubahan besar dalam sikap dan pola
perilaku. Havighurts (Willis, 1981:8) mendefinisikan tugas perkembangan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

adalah suatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan
individu, jika tugas perkembangan itu berhasil akan menimbulak kebahagiaan
individu, sebaliknya jika tugas itu gagal akan menimbulkan kesulitan baginya
pada masa mendatang.
Tugas perkembangan remaja

menurut

Wattenberg (Mappiare,

1982:106) sebagai berikut:
a. Memiliki kemampuan mengontrol diri sendiri seperti orang dewasa.
Ketika memasuki masa remaja seorang remaja diharapkan dapat
mengontrol dirinya sendiri. Tugas perkembangan ini timbul karena remaja
sudah dianggap seperti orang dewasa yang umumnya mampu mengontrol
dirinya. Kemampuan dalam mengontrol dirinya membuat dia diterima
oleh lingkungannya.
b. Memperoleh kebebasan.
Memperoleh kebebasan termasuk salah satu diantaranya tugas
perkembangan yang penting bagi remaja. Remaja diharapkan belajar dan
berlatih membuat rencana, bebas membuat alternatif pilihan, dan bebas
melaksanakan pilihan-pilihannya itu dengan bertanggung jawab. Remaja
diharapkan dapat melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang tua
atau orang dewasa lainnya secara berangsur-angsur.
c. Bergaul dengan teman lawan jenis.
Di dalam hati remaja mulai muncul rasa tertarik dengan lawan
jenisnya. Pada mulanya mereka merasa ragu dan malu untuk bergaul lebih

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

dekat dengan lawan jenisnya, tetapi lama-kelamaan mereka terbiasa
bahkan ada yang lebih banyak bergaul dengan lawan jenisnya.
d. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru.
Remaja diharapkan mulai belajar mengembangkan ketrampilanketrampilan baru yang sesuai dengan tuntutan hidup dan pergaulannya
dalam masa dewasa kelak. Ketrampilan-ketrampilan baru itu tidak saja
menyangkut apa yang dituntut pada bidang pekerjaan, melainkan juga
bersangkutan dengan ketrampilan dalam kehidupan berkeluarga. Remaja
perempuan misalnya dapat melakukan latihan mengatur meja makan,
memasak, mencuci dan sebagainya. Remaja lelaki dapat membantu
membresihkan halaman, mengepel lantai dan sebagainya.
e. Memiliki citra diri yang realistis.
Remaja diharapkan dapat member penilaian terhadap dirinya secara
apa adanya. Mereka diharapkan dapat mengukur kelebihan dan
kekurangannya dan dapat menerima diri apa adanya, memelihara dan
memanfaatkannya secara positif. Remaja juga diharapkan memiliki
gambaran diri secara realistis dan bukan lagi berdasarkan fantasi seperti
yang pernah mereka alami semasa anak-anak.
4. Yatim Piatu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), yatim piatu adalah keadaan
dimana tidak ada lagi orang tua (ayah dan ibu) dikarenakan meninggal dunia
atau tidak diketahui keberadaannya. Salah satunya adalah remaja yatim piatu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

Remaja yatim piatu dapat diartikan bahwa, seorang remaja yang dalam
kehidupannya tidak merasakan adanya kehadiran orang tua (ayah dan ibu).
Orang tua adalah orang yang dapat diandalkan anak dalam memenuhi
kebutuhan fisik maupun psikologisnya, sumber kasih sayang dan
penerimaan, sumber bimbingan, orang yang dapat diharapkan bantuannya
dalam memcahkan masalah yang dihadapi dalam setiap penyesuaian
kehidupan, perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan di sekolah
dan kehidupan sosial serta menjadi sumber persahabatan sampai anak cukup
besar untuk mendapatkan teman atau menjadi sahabat baginya (Santrock,
2011).
D. Konsep Remaja Yatim Piatu tentang Keluarga
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2011), konsep adalah
rancangan dan paham yang telah ada dalam pikiran seseorang. Remaja adalah
usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak
tidak merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan pada
tingkat yang sama (Hurlock, 1980: 206). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995), yatim piatu adalah keadaan dimana tidak ada lagi orang tua
(ayah dan ibu) dikarenakan meninggal dunia atau tidak diketahui keberadaannya.
Santrock (2002: 257) keluarga sebagai suatu sistem yang terdiri atas individuindividu yang berinteraksi yang saling bersosialisasi dan saling mengatur.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

Pemahaman yang dimiliki remaja yatim piatu terhadap sistem terkecil
yang saling bergantungan dapat berubah ataupun bertambah sesuai dengan
pengalaman dan respon yang dimiliki remaja yatim piatu tersebut. Terutama
remaja yang tinggal di dalam panti asuhan yang membuat remaja yatim piatu
tersebut memiliki pengalaman dan rangsangan yang berbeda.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Menurut Dezin dan Licoln (dalam Tohirin, 2012: 2) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode
yang ada. Salah satu penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan metode
etnografis. Metode etnografi

memusatkan usahanya untuk menemukan

bagaimana berbagai masyarakat (kelompok orang) mengorganisasikan kebiasaan
dalam pikiran mereka dan kemudian menggunakan kebiasaan tersebut dalam
kehidupan (Spardley, 2007: xii). Menurut Bogdan & Biklen (dalam Ahmad,
2014: 50), metode etnografi adalah studi tentang bagaimana anak panti asuhan
memahami dan menjalani kehidupan keseharian mereka, serta menemukan caracara untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan tersebut.
Tugas peneliti etnografis adalah menyelidiki bagaimana cara anak panti asuhan
menerapkan aturan/ kaidah-kaidah abstrak dan pengertian akal sehat dalam
berbagai situasi sehingga tindakan tersebut kelihatan rutin, dapat diterangkan, dan
tidak meragukan Bogdan & Biklen (dalam Ahmad, 2014: 50). Melalui pengertian
dan tugas dari metode etnografi, penelitian ini berusaha untuk memberi gambaran
dengan menyelidiki, menggali, menganalisa, dan memahami konsep remaja yatim

21

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

piatu terhadap keluarga yang berada di panti asuhan dengan melakukan
penelitian lapangan.
B. Subyek Penelitian
Subjek Penelitian terdiri dari 2 remaja yang berada di sebuah panti
asuhan. Subjek pertama siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berumur 13 tahun
berstatus yatim piatu. Sejak lahir subjek, oleh seseorang dititipkan di sebuah
penampungan. Ciri fisik subjek adalah tinggi badan ± 150 cm, rambut lurus,
dan mata bulat.
Subjek yang kedua siswa kelas VIII SMP berumur 14 tahun yang
berstatus anak yatim piatu. Ayah subjek meninggal saat subjek masih kecil
dan ibu subjek meninggal pada saat subjek kelas VII SMP , maka oleh salah
satu anggota keluarganya, anak ini dimasukan ke panti asuhan. Ciri fisik
subjek yaitu tinggi badan ± 152 cm, rambut lurus, dan bibir tebal.
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sebuah panti asuhan di daerah Kulon
Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama satu bulan
dari bulan 21 Mei 2014 sampai bulan 21 Juni 2014 dengan mengikuti kegiatan
subjek dan peneliti tinggal bersama subjek (live in). Di panti asuhan tersebut
terdapat beberapa anak yang berstatus yatim piatu, tetapi peneliti hanya
mengambil sampel dua subjek saja karena mereka berdua yang menarik
peneliti untuk menjadi subjek penelitian. Peneliti melakukan penggalian data
dengan metode observasi dan wawancara saat subjek sedang tidak mengikuti
kegiatan rutin.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

Lingkungan sekitar subjek merupakan lingkungan yang cukup
nyaman dan baik untuk kelangsungan kehidupan subjek. Subjek saat berada di
panti asuhan diasuh oleh dua pamong panti asuhan. Pamong pertama bertugas
sebagai pimpinan panti asuhan yang mengurus bagian administrasi dan
megasuh anak-anak yang berada di panti asuhan, sedangkan pamong yang
kedua bertugas untuk mengasuh anak-nak panti. Subjek setiap harinya wajib
mengikuti kegiatan yang telah terjadwal mulai dari bangun pagi hingga saat
tidur malam. Saat ada acara gereja atau tamu dari luar panti subjek juga
diwajibkan untuk mengikuti acara tersebut. Subjek saat di panti di berikan
beberapa fasilitas seerti ruang belajar, lapangan untuk sepak bola, lapangan
badminton, kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang doa, ruang makan, dan
ruang musik.
Berikut adalah jadwal penelitian selama peneliti bertemu dengan kedua subjek
serta melakukan trianggulasi dengan kedua karyawan:
Tabel 1. Agenda pertemuan peneliti dengan subjek dan kedua karyawan
NO

TANGGAL
PERTEMUAN

KETERANGAN

TEMPAT

1

22 Mei 2014

Bertemu dengan kedua subjek
untuk menjelaskan penelitian
yang dilakukan peneliti dan
observasi.

Di ruang doa.

2

24 Mei 2014

Mencari informasi tetang latar
belakang subyek dan
gambaran subjek selama di
panti asuhan.

Di ruang
administrasi.

3

29 Mei 2014

Memberikan lembar
pertanyaan kepada subjek

Di ruang doa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

seputar keluarga.
4

6 Juni 2014

Wawancara dengan subjek
untuk mendalami jawaban
lembar pertanyaan seputar
keluarga.

Di ruang doa.

5

11 Juni 2014

Mencari informasi mengenai
subjek dengan pimpinan panti,
karyawan, dan salah satu
keluarga subyek.

Di ruang
administrasi,
dan lapangan
panti asuhan.

6

20 Juni 2014

Wawancara dengan subyek
seputar konsep subjek tentang
keluarga.

Di ruang doa.

D. Alat Pengumpulan Data
Penulis

menggunakan

beberapa

metode

dalam usaha

untuk

memperoleh data dan informasi tersebut, antara lain:
1. Wawancara
Wawancara adalah data verbal yang diperoleh melalui percakapn
atau tanya jawab (Tohirin, 2012: 63). Wawancara dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami
individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan
eksplorasi terhadap isu atau makna subjektif yang muncul.
Esterberg (dalam Sugiyono, 2010: 317) menyatakan bahwa
wawancara merupakan hatinya penelitian sosial. Bila melihat jurnal dalam
ilmu sosial, maka akan menemui semua penelitian sosial yang didasarkan
pada interview, baik yang dasar maupun mendalam.
Wawancara etnografi adalah sebagai serangkaian percakapan
persahabatan yang di dalamnya peneliti secara perlahan memasukkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

beberapa unsur baru guna membantu subyek memberikan jawaban sebagai
seorang subyek (Spradley, 2006: 85). Ada tiga unsur etnografis yang
terpenting, yaitu tujuan yang eksplisit, penjelasan, dan pertanyaan yang
bersifat etnologi (Spradley, 2006: 85-87):
a. Tujuan yang eksplisit
Wawancara pada etnografis melibatkan tujuan dan arah. Pada saat
wawancara dalam studi etnografi selayaknya memiliki arah dan
tujuan yang jelas, maka jika pada saat

subjek diwawancarai

menuju arah dan tujuan yang tidak jelas peneliti wajib
memperjelas.
b. Penjelasan etnografis
Pertemuan pertama sampai wawancara yang terakhir, peneliti
secara berulang-ulang harus memberi penjelasan kepada subyek,
karena pada akhirnya peneliti mempelajari kebiasaan subyek, maka
subyek memiliki kesempatan untuk belajar mengenai beberapa hal.
c. Pertanyaan etnografis
Tiga tipe utama dalam pernyataan etnografis dan fungsinya:
1)

Pertanyaan deskriptif
Tipe pertanyaan ini memungkinakan seseorang untuk
mengumpulkan suatu sampel yang terjadi di dalam bahasa
subjek.

2)

Pertanyaan Struktural

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pertanyaan

jenis

ini

memungkinkan

26

peneliti untuk

menemukan subjek mengenai domain unsur-unsur dasar
dalam kebiasaan subjek. Pertanyaan ini untuk menemukan
bagaimana subjek mengorganisir pengetahuan mereka.
3)

Pertanyaan Kontras
Pertanyaan kontras memungkinkan peneliti menemukan
dimensi

makna

yang

dipakai

oleh

subjek

untuk

membedakan berbagai objek dan peristiwa dalam dunia
subjek.
Berikut ini akan dijabarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan aspek-aspek
fungsi keluarga:
Tabel 2. Pertanyaan Wawancara

No
1

Aspek
Fungsi reproduksi

Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat anda mengenai tentang
kenyaman anda sebagai seorang laki-laki?
2. Bagaimana pendapat anda tentang seorang
perempuan?

2

Fungsi ekonomi

1. Bagaimana pendapat anda ketika kamu
dibelikan baju baru?
2. Bagaimana pendapat anda ketika kamu
diberi uang jajan?

3

Fungsi sosialisasi

1. Bagaimana pendapat anda tentang kebiasaan
anda yang dilakukan saat di rumah?
2. Bagaimana menurut anda jika tugas rumah
diselesaikan namun, dengan cara harus
diperingatkan oleh orang tua terlebih
dahulu?

4

Fungsi perawatan

1. Bagaimana pendapat anda k