DOCRPIJM 1538977940BAB 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya Lap.Akhir RPIJM 2017

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021

RENCANA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
7.1.1. Kondisi Eksisting
Pengembangan Permukiman adalah rangkaian kegiatan yang bersifat multisektor
meliputi kegiatan pengembangan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman
lama baik di perkotaan (kecil, sedang, besar dan metropolitan), di perdesaan (termasuk
daerah-daerah tertinggal dan terpencil) maupun kawasan-kawasan tertentu (perbatasan,
pulau-pulau kecil/ terluar). Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun di
perdesaan pada hakekatnya adalah mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang
layak huni (liveable), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan.
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib
memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak
huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi
pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang
terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan
lahan, pengembangan ekonomi Kabupaten, serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.
Perkembangan permukiman hendaknya juga mempertimbangkan aspek-aspek sosial

budaya masyarakat setempat, agar pengembangannya dapat sesuai dengan kondisi
masyarakat dan alam lingkungannya. Aspek sosial budaya ini dapat meliputi desain, pola,
dan struktur, serta bahan material yang digunakan.
Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang diperlukan
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang berada di daerah perkotaan
atau perdesaan. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk menyediakan tempat
permukiman yang sehat dan aman dari bencana alam serta memberikan lingkungan yang
sesuai untuk pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan.
LAPORAN AKHIR

7-1

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paser Tahun 2015–2035, pola
permukiman di Kabupaten Paser dapat dikelompokkan menjadi Kawasan permukiman
perkotaan; dan Kawasan permukiman perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan adalah
kawasan yang tersebar di seluruh ibukota kecamatan dengan luas kurang lebih 10.000
(sepuluh ribu) hektar. Sedangkan Kawasan permukiman perdesaan berada di kawasan

perdesaan yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih 26.000
(dua puluh enam ribu) hektar.
Pada kawasan permukiman perkotaan Tana Paser terdapat 7 lokasi kawasan kumuh
dengan total luasan 10,68 Ha, hal ini berdasarkan Berdasarkan SK Bupati Kabupaten Paser
No. 653/KEP-392/2015 Tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh Perkotaan di Tana Paser. Saat ini kabupaten Paser telah melakukan upaya
peningkatan kualitas permukiman kumuh tersebut dengan target pada tahun 2019 mencapai
0% kawasan kumuh pada kawasan tersebut. Untuk lebih jelasnya data kawasan kumuh di
wilayah perkotaan Tana Paser dapat dilihat pada tabel berikut.
7.1.2. Arahan Kebijakan Sektor Pengembangan Permukiman
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan
perundangan, antara lain:
1. Undang-Undang

No.

17

Tahun


2007

tentang

Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan
hunian

kebutuhan

yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh

masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota
tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang
kawasan permukiman


juga

lingkup

penyelenggaraan perumahan dan

mencakup penyelenggaraan

perumahan (butir

c),

penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e),
serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh (butir f).
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun
khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

LAPORAN AKHIR


7-2

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
4. Peraturan

Presiden

No.15

Tahun

2010

tentang

Percepatan

Penanggulangan


Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan
yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan
perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian

Pekerjaan

Umum

maka

Direktorat

Pengembangan


Permukiman

mempunyai

tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan

teknikdan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan
permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan
dan perdesaan;
b. Pembinaan teknik,pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan
permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;
c. Pembinaan

teknik,

pengawasan

teknik


dan

fasilitasi

peningkatankualitas

permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah
susun sederhana;
d. Pembinaan

teknik,

pengawasan

teknik

dan

fasilitasi


peningkatankualitas

permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau
kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan
dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;
f.

Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

7.1.3. Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman
Isu Strategis Pengembangan Permukiman Berbagai isu strategis nasional yang
berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:
1. Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim.
2. Percepatan pencapaian target 100-0-00 pada tahun 2019 yaitu cakupan 100% sanitasi, 0%
permukiman kumuh dan 100% pelayanan air minum.
LAPORAN AKHIR


7-3

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
3. Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang
dalam MP3EI dan MP3KI.
4. Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
5. Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang
bertambah,

tingginya

kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan

kumuh.
6. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun. Perlunya
kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan
permukiman.
7. Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman.
Ditopang oleh belum optimalnya apasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia

serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di
bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Tabel 7.1
Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Paser
No
1

Isu Strategis
Aspek Penggunaan Lahan

Keterangan
Lahan

di

Kabupaten

Paser,

khususnya

di

wilayah

pengembangan baru merupakan lahan yang masih mentah,
dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit guna proses
pematangannya. Apalagi dibeberapa lokasi, kondisi tanah
kurang menunjang karena cenderung berlempung akibat
rembesan drainase alami dari arah teluk/laut, serta masih
banyak dipenuhi alang-alang, rawa, dan topografi yang tidak
beraturan.
2

Aspek Demografi Penduduk

Dinamika Penduduk Kabupaten Paser dan Ketergantungan
Pertumbuhan

Ekonomi

Kabupaten

Terhadap

Sektor

Potensial.
3

Aspek Lingkungan

Seiring perkembangan perekonomian Kabupaten, sektor
produksi

perikanan

laut

pun

tengah

digalakan

oleh

Pemerintah Kabupaten Paser. Bersamaan dengan itu,
kondisi permukiman pesisir, khususnya perkampungan
nelayan, mengalami degradasi lingkungan akibat semakin
padatnya perumahan, bercampurnya kegiatan produksi hasil
perikanan laut, serta buruknya pemahaman akan pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan.
4

Aspek Infrastruktur

LAPORAN AKHIR

Minimnya dukungan penyediaan infrastruktur pada kawasan7-4

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
No

Isu Strategis

Keterangan
kawasan pengembangan.

5

Aspek

Informasi/

Data

Perumahan dan Permukiman

Pendataan

terhadap

perumahan

dan

permukiman

di

Kabupaten Paser dirasakan belum maksimal, mengingat
berbagai kendala seperti kurangnya koordinasi/keterpaduan
antar instansi, khususnya yang bertugas dan berwenang
dalam pengelolaan perumahan dan permukiman Kabupaten
Paser. Untuk itu, diperlukan upaya sinkronisasi basisdata
perumahan dan permukiman, termasuk utnuk memperoleh
kesamaan

komponen/variabel

dan

satuan

data

yang

seragam, sehingga memudahkan upaya analisa data,
pemanfaatannya,

maupun

pemabaharuan

data

untuk

keperluan perencanaan dan pemograman selanjutnya.

7.1.4. Permasalahan danTantangan
Permasalahan pengembangan permukiman tingkat nasional anata lain:
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan
terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah terpencil, dan
kawasan perbatasan.
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
Sedangkan untuk tantangan pengembangan permukiman skala nasional yaitu:
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor
Pengembangan Permukiman.
3. Pencapaian target 100-0-100 2019, termasuk didalamnya pencapaian Program-Program Pro
Rakyat (Direktif Presiden).
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan
Pengembangan Permukiman yang masih rendah
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur
permukiman

yang

saat

ini

sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan

kabupaten/kota.

LAPORAN AKHIR

7-5

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya pada
Kabupaten/Kota.
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman dimasing-masing Kabupten/ kota
tentunya berbeda-beda, untuk itu perlu penjabaran sendiri untuk permasalahan dan tantangan
pengembangan permukiman di Kabupaten Paser yaitu pada tabel berikut ini.
Tabel 7.2
Permasalahan dan Tantangan
No
Permasalahan
1 Aspek Teknis
1) Hampir 25% penduduknya
masih terkonsentrasi pada
Kecamatan Tanah Grogot
dengan kepadatan tinggi
2) Dilihat dari aspek kualitas
rumah, rumah penduduk di
perdesaan dan sebagian di
perkotaan belum memadai,
baik dari sisi
kenyamanannya maupun
keamanannya. Rumah semi
permanen dan sederhana
masih mencapai 22,96
persen
3) Perkembangan permukiman
baru yang bersifat sporadic
4) Kurangnya ketersediaan
prasarana permukiman yang
memadai

2

3

Aspek Kelembagaan
1) Masih kurangnya
keterpaduan kelembagaan
yang memiliki peran penting
dalam perencanaan
permukiman dan infrastruktur
2) Belum sejalannya regulasi
pembangunan permukiman
dengan pelaksanaan
kebijakan
Aspek Pembiayaan
1) Belum banyak perusahaan
pengembang yang tertarik
berinvestasi di Kabupaten

LAPORAN AKHIR

Tantangan
Alternatif Solusi
Sesuai
dengan
tujuan 1) Pendistribusian
pembanguann permukiman dan
persebaran penduduk
infrastruktur
Perkotaan
di
sesuai dengan daya
Kabupaten Paser maka tantangan
dukung lahan yang
yang harus dipenuhi yaitu
tersedia.
“Terwujudnya
kawasan 2) Pembangunan
permukiman
yang
infrastruktur dengan
mempertimbangkan
sistem terpusat atau
keseimbangan daya dukung &
secara komunal dan
daya tampung serta pemerataan
secara terintegrasi agar
pelayanan infrastruktur yang
agar menjadi kesatuan
sesuai
dengan
standar
yang utuh dan mudah
pelayanan minimum menuju
dalam
pelaksanaan
masyarakat Paser yang Maju,
maupun
Mandiri,
Sejahtera
dan
pengawasannya.
Berkeadilan
3) Pengembangan
permukiman yang tidak
melampaui
daya
dukung
dan daya
tampung lingkungan
4) Pembangunan
prasarana sarana dasar
(PSD) permukiman
1) Perlu
peningkatan
kapasitas kelembagaan
dalam
penyelenggaraan
permukiman
dan
infrastrukturnya
2) Perlu
peningkatan
penyusunan regulasi

1) Perlu
peningkatan
sumber pembiayaan
pembangunan
infrastruktur
7-6

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021

No

4

Permasalahan

Tantangan

Alternatif Solusi
perkotaan
bidang
keciptakaryaan
2) Perlu menggandeng
stakeholder
seperti
masyarakat maupun
swasta
untuk
pembangunan
infrastruktur

Paser
2) Terbatasnya sumber
pembiayaan pembangunan
bidang keciptakaryaan
3) Harga beli tanah diperkotaan
masih tinggi sehingga
penduduk lebih
memanfaatkan lahan pada
kawasan sempadan sungai
Aspek Lingkungan Permukiman
1) Luasan kawasan kumuh
meningkat, terutama di
perkotaan dan desa-desa
kawasan pantai yang padat
penduduk
2) Banyak hal yang terkait
dengan keberadaan kantong
– kantong kawasan kumuh
di Kabupaten Paser
3) Penurunan Kualitas
Lingkungan Permukiman di
kawasan Nelayan
4) Terdapat beberapa kegiatan
industri rumah tangga
polutif (misal industri tahu
tempe) yang keberadaannya
tidak sesuai dengan fungsi
perumahan

1) Perlu
peningkatan
kualitas dan kuantitas
infrastruktur
yang
sesuai
dengan
karakteristik wilayah
2) Perlu pengembangan
permukiman
dan
infrastruktur
yang
terpadu
3) Perlu adanya regulasi
peraturan mengenai
kawasan
industri
rumahan

7.1.5. Sasaran Program
Sasaran program

dalam

jangka waktu lima

tahun kedepan untuk sektor

pengembangan kawasan permukiman adalah sebagai berikut:
Tabel 7.3
Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No

I

II

Uraian Sasaran Program
Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh
Perkotaan
Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan
Permukiman Pedesaan
LAPORAN AKHIR

Total Luas
Kawasan

Sasaran Program
Ket

2016

2017

2018

2019

2020

10.68 Ha

1,9 Ha

5,9 Ha

…… Ha

…… Ha

…… Ha

Sudah ada
SK Kumuh

23 Ha

…… Ha

…… Ha

…… Ha

…… Ha

…… Ha

-

7-7

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
7.1.6. Usulan Kebutuhan Program
Usulan Kebutuhan Program Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Paser
tahun 2017 - 2021 adalah sebagai berikut.
Tabel 7.4
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No
I

II

Kawasan Permukiman
Kawasan Kumuh
Perkotaan
Penyediaan
Infrastruktur Kawasan
Kumuh Perkotaan
Kawasan Permukiman
Perdesaan
1. Kawasan
Permukiman Kumuh
Nelayan Desa Tanjung
Aru
2. Jalan Usaha Tani
Desa Tajur Kec.Long
Ikis
3. Jalan Desa Damit
4. Kawasan Kumuh
Nelayan Desa
Labuangkalo
5. Jalan Usaha Tani
desa Kerang Dayo
Kec.Batu Engau
6.Kawasan Kumuh
Nelayan Desa Lori
7. Jembatan Titian
Desa Muara Pasir
8. Jalan Titian Desa
Prepat
9. Jalan Usaha Tani/
Jalan Desa Pondong
Baru Kec. Kuaro

LAPORAN AKHIR

Rencana Program

Luas
Kawasan

2017

2018

2019

2020

2021

Ket



Ha 10.68
2.0 Ha





23 Ha




5.0 Ha


2.0 Ha
1.0 Ha



5.0 Ha




1.0 Ha
5.0 Ha



1.0 Ha



1.0 Ha
2.0 Ha




7-8

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
Tabel 7.5 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,Kode

KEGIATAN/OUTPUT/SUB OUTPUT/NAMA PAKET

KAB/KOTA

DESA/KEC

VOL SAT PEMANFAAT (Jiwa/Ha)

TAHUN ATRIBUT
Rp. MURNI

1

2

3

4

5

6

2412

Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

-

-

-

-

-

26.150.000

700.000

0

0

0

2412.003

Permukiman Perkotaan

-

-

2.00

Ha

-

3.650.000

0

0

0

2 4 12 .0 0 3 .0 0 4

P e ningk a t a n Kua lit a s P e rm uk im a n Kum uh
P e rk o t a a n

-

-

2 .0 0

Ha

-

3 .6 5 0 .0 0 0

0

0

2412.003.004.1

PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN KUM UH
PERKOTAAN

Ha

0

3.650.000

0

PASER

TANAH GROGOT / TANAH GROGOT

2.00

7

APBD PROV. APBD KAB / KOTA SWASTA Masy DAK

8

9

10

11

12

13

14

15

0

-

-

0

0

-

-

0

0

0

-

-

0

0

0

0

2018

Umum

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
2412.004

Permukiman Perdesaan

-

-

23.00

Ha

-

22.500.000

700.000

0

0

0

0

-

-

2 4 12 .0 0 4 .0 0 4

P e m ba nguna n D a n P e nge m ba nga n Ka wa s a n
P e rm uk im a n P e rde s a a n

-

-

2 3 .0 0

Ha

-

2 2 .5 0 0 .0 0 0

7 0 0 .0 0 0

0

0

0

0

-

-

2412.004.004.1

PEM BANGUNAN JALAN TITIAN PADA KAWASAN PEM UKIM AN
KUM UH NELAYAN DESA TANJUNG ARU

PASER

TANJUNG ARU / TANJUNG HARAPAN

5.00

Ha

0

2.500.000

0

0

0

0

0

2017

Nelayan

2412.004.004.2

PENINGKATAN JALAN USAHA TANI

PASER

TAJUR / LONG IKIS

2.00

Ha

0

0

700.000

0

0

0

0

2017

Umum

2412.004.004.3

Peningkat an Jalan Desa Damit

PASER

DAM IT / PASIR BELENGKONG

1.00

Ha

0

5.000.000

0

0

0

0

0

2017

Umum

2412.004.004.4

PEM BANGUNAN JALAN TITIAN PADA KAWASAN KUM UH
NELAYAN DESA LABUANGKALO

PASER

LABUANGKALO / TANJUNG HARAPAN

5.00

Ha

0

2.500.000

0

0

0

0

0

2019

Umum

2412.004.004.5

PENINGKATAN JALAN USAHA TANI

PASER

KERANG DAYO / BATU ENGAU

1.00

Ha

0

2.000.000

0

0

0

0

0

2019

Umum

2412.004.004.6

PEM BANGUNAN JALAN TITIAN PADA KAWASAN KUM UH
NELAYAN DESA LORI

PASER

LORI / TANJUNG HARAPAN

5.00

Ha

0

2.500.000

0

0

0

0

0

2018

Umum

2412.004.004.7

Semenisasi Jembat an Tit ian Desa M uara Pasir

PASER

M UARA PASIR / TANAH GROGOT

1.00

Ha

0

4.500.000

0

0

0

0

0

2017

Umum

2412.004.004.8

Pembangunan Jalan Tit ian Desa Prepat

PASER

PREPAT / TANAH GROGOT

1.00

Ha

0

2.000.000

0

0

0

0

0

2017

Umum

2412.004.004.9

PENINGKATAN JALAN USAHA TANI/ JALAN DESA

PASER

PONDONG BARU / KUARO

2.00

Ha

0

1.500.000

0

0

0

0

0

2018

Umum

26.150.000

700.000

0

0

0

0

TOTAL

LAPORAN AKHIR

7-9

-

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021

7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1 Kondisi Eksisting
Bangunan-bangunan di wilayah Kabupaten Paser secara umum saat ini diarahkan
kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu
perdagangan dan jasa, pemukiman, perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata letak
Kabupaten, bangunan-bangunan memiliki fungsi sebagaimana disebutkan di atas. Untuk
lebih detailnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.6
Fungsi Bangunan di Kabupaten Paser
Fungsi Bangunan
Pemukiman

Uraian/ Lokasi
Jenis

permukiman

di

Kabupaten

Paser

meliputi

permukiman nelayan, permukiman secara umum, dan
permukiman berupa kompleks.

Permukiman

nelayan

berada

di

kawasan

pesisr

Kabupaten Paser. Pada umumnya permukiman ini
muncul secara spontan terkait dengan adanya kegiatan
masyarakat sebagai nelayan.
Perumahan secara umum pada umumnya terdapat dua
macam yakni perumahan tidak terencana akan tetapi
teratur

dan

Perumahan

perumahan
ini

tersebar

terencana
dihampir

dan

teratur.

seluruh

wilayah

kecamatan Kabupaten Paser. perumahan ini bersifat
permanen, semi permanen dan non permanen.

Luas kawasan pemukiman dan industri yang terdapat di
Kabupaten Paser adalah ± 470.139,99 Ha. Dari luasan
tersebut sekitar

73 persen

dari total luas kawasan

permukiman adalah kawasan yang sangat sesuai untuk
dibangun dan dikembangkan sebagai lokasi tempat
tinggal.
Adapun jumlah rumah di seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Paser sebesar 42.560 unit, terdiri atas rumah
LAPORAN AKHIR

7 - 10

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021

Fungsi Bangunan

Uraian/ Lokasi
permanen sebanyak 32.788 unit sedangkan rumah nonpermanen sebanyak 9.772 unit.

Pendidikan

Bangunan fasilitas pendidikan tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten Paser baik itu sekolah swasta maupun
sekolah negeri dengan jenjang TK, SD, SMP, SMA dan
PT.

Perkantoran

Fasilitas

perkantoran

tersebar

diseluruh

wilayah

Kabupaten Paser baik ditingkat Kecamatan maupun di
tingkat Kelurahan. Untuk pusat pemerintahan (Kantor
Bupati) terdapat di Kecamatan Tanah Gogot. Untuk
arahan pengembangan kawasan pemerintahan yakni ke
arah Selatan Kabupaten Paser di Kelurahan Kabupaten
Paser. Perkantoran ini meliputi kantor pos, kantor dinasdinas

pemerintahan

Pengairan

dan

termasuk

Tata

Dinas

Ruang,

Dinas

Bina

Marga

BAWASDA,

BAPPEDA, Badan LH, DPPKD, BPS, DPRD, Dinas Cipta
Karya Kebersihan dan Perumahan.
Kesehatan

Bangunan fasilitas kesehatan ini tersebar di wilayah
Kecamatan Kabupaten Paser yakni berupa fasilitas
Rumah

Sakit,

Puskesmas,

Balai

Pengobatan

dan

Puskesmas Pembantu.
Sumber: Hasil Kajian RPIJMD Kabupaten Paser, 2013

Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari
bangunan yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit,

kantor pos, kantor dinas

pemadam kebakaran dan lain-lain. Secara umum bangunan-bangunan fasilitas umum ini
seharusnya dijadikan fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya sehingga
lokasi dan keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama kawasan
pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena perkembangan
pembangunan Kabupaten yang kurang terkendali dan cenderung tidak terencana. Dari sisi
historis banyak bangunan – bangunan dan kawasan di Kabupaten Paser yang memiliki nilai
historis tinggi karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah baik itu
kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan.
Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya baik bangunan
perdagangan dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional tentu saja
memiliki nilai ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa didasarkan pada lokasi
LAPORAN AKHIR

7 - 11

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
bangunan, fungsi bangunan, umur atau usia bangunan dan nilai historis bangunan.
Bangunan yang berada di kawasan perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang
lebih tinggi dari pada yang berada di pinggiran Kabupaten Paser. Begitupula bangunan
fungsi perdagangan biasanya memilki nilai ekonomi yang kebih tinggi dari pada bangunan
perkantoran, pendidikan ataupun pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis sejarah
dan berumur tua lebih tinggi nilai ekonominya dari bangunan biasa dan berumur muda.
Berkaitan dengan pendapatan atau penerimaan bangunan-bangunan tersebut sangat
dipengaruhi oleh fungsi bangunan tersebut serta nilai sejarah/ historis bangunan.
Kawasan tepian Sungai Kabupaten Paser sebagian besar merupakan perkampungan
penduduk yang telah lama terbentuk dan kondisi fisik bangunannya sudah sangat tidak
layak, meski ada beberapa hunian telah direnovasi. Oleh karena itu, direncanakan perbaikan
hunian-hunian yang telah rusak dengan tetap mempertahankan bentuk dan fasade aslinya
yang merupakan ciri khas arsitektur vernakular kawasan tepi Sungai Kabupaten Paser ini.
Tipologi bangunan yang terdapat di Kabupaten Paser

pada umumnya berbentuk

panggung (non permanen) yang menjadi ciri khas permukiman di pinggir sungai. Bangunan
yang bersifat non permanen berlokasi di kawasan tepian sungai. Adapun bangunan yang
berbentuk permanen rata-rata berlokasi di sepanjang jalan utama. Bangunan permanen
sudah menunjukkan ciri perkotaan modern yang sedang berkembang.
Kondisi dan kelayakan bangunan di Kabupaten Paser terbagi menjadi 3, yaitu
sebagai berikut :
1. Bangunan tembok
Dilihat dari kondisi bangunan, khususnya bangunan tembok rata-rata telah dapat
dikatakan layak dikarenakan jika dilihat dari segi :
▪ Kesehatan, bangunan ini telah memiliki kamar mandi di dalam rumah sehingga jika
masyarakat ingin buang air ataupun mandi tidak perlu pergi ke sungai. Rumah-rumah
tersebut bersih dari sampah dan terbebas dari genangan air yang terdapat di halaman
depan ataupun halaman belakang sehingga kecil kemungkinan nyamuk demam
berdarah berkembang biak. Rumah dengan bangunan tembok juga telah memiliki
fentilasi untuk sirkulasi udara.
▪ Kenyamanan, atap rumah menggunakan genteng ataupun seng sehingga terlindungi
dari sengatan panas mentari dan hujan. Selain itu, dinding yang terbuat dari tembok
mengurangi dinginnya angin malam yang masuk ke dalam rumah. Namun, ada
beberapa rumah yang terkesan “kering” karena tidak memiliki pekarangan di halaman
rumah mereka (ruang terbuka hijau nya maíz kurang)
LAPORAN AKHIR

7 - 12

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
▪ Keamanan, rumah yang terbuat dari tembok dindingnya lebih kokoh, mencegah
masuknya hewan ke dalam rumah. Selain itu, tingkat keamanan rumah tembok jauh
dari tindakan kriminalitas.
2. Bangunan bilik layak (tipe rumah panggung)
▪ Kesehatan, bangunan ini telah memiliki kamar mandi di dalam rumah sehingga jika
masyarakat ingin buang air ataupun mandi tidak perlu pergi ke sungai. Rumah-rumah
tersebut belum sepenuhnya bersih dari sampah dan belum terbebas dari genangan air
yang terdapat di halaman depan. Telah memiliki fentilasi untuk sirkulasi udara.
▪ Kenyamanan, atap rumah menggunakan genteng sehingga terlindungi dari sengatan
panas mentari dan hujan. Keamanan, dinding kokoh kokoh walaupun terbuat dari bilik
kayu, mencegah masuknya hewan ke dalam rumah.
3. Bangunan Bilik Tidak Layak
▪ Kesehatan, bangunan rumah terlihat kotor selain itu kurangnya fentilasi untuk sirkulasi
udara.
▪ Kenyamanan, genteng rumah sudah terlihat kurang layak sehingga ketika turun hujan
sering terjadi kebocoran.
▪ Keamanan, dilihat dari kondisi bangunannya memiliki dinding yang kurang kokoh
sehingga bangunan rumah cepat atau lambat akan hancur.
Bahan bangunan yang ada dipergunakan di Kabupaten Paser pun cukup bervariasi
mulai dari bangunan yang menggunakan bahan tembok, kayu bahkan menggunakan bilik.
Penggunaan bahan-bahan tersebut berfungsi untuk menjaga suhu termal yang ada di
Kabupaten Paser, dan bahan bilik ini merupakan bahan yang cukup murah sehingga
terjangkau oleh penghasilan masyarakat setempat. Tetapi rumah yang menggunakan bahan
bilik mempunyai kesan bangunan kumuh dan tidak terawat. Pada kenyataannya, pemilik
bangunan tersebut tidak mampu merawat atau mengganti dengan yang baru. Bangunan
yang menggunakan bahan bilik maupun kayu mempunyai ciri khas sebagai bangunan untuk
iklim tropis. Letak bangunan yang menggunakan bahan ini berada di bagian yang lebih dekat
dengan sungai.
Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten Paser lebih rinci
dapat diuraikan sebagai berikut :
1.

Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.
Secara umum bangunan-bangunan yang berada di semua wilayah Kabupaten
Paser disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan

LAPORAN AKHIR

7 - 13

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
kenyamanan baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturanaturan ini antara lain terdapat pada aturan Koefisien Dasar Bangunan

(KDB),

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan aturan bangunan yang lain. Sedangkan untuk
daerah-daerah rawan bencana misalnya kebakaran dan banjir maka disyaratkan
bangunan-bangunan tersebut harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi tehadap
ancaman bencana tersebut.
2.

Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran
Hidran

adalah

cadangan

air

pada

media

tertentu

sebagai

sarana

penaggulangan bencana kebakaran. Sarana hidran ini biasanya berbentuk tabung dan
selang pemadaman, seharsunya dimilki oleh setiap bangunan terutama yang rawan
bencana kebakaran, seperti bangunan pabrik, gudang, bangunan bertingkat,
perkantoran, supermarket/plaza, pusat perbelanjaan dan lain-lain.
Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki
sarana hidran tersebut, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar
yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak. Keberadan hidran ini
sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran
yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kerugian baik
materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran ini
dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum
dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.
3.

Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan
Beberapa daerah kawasan di Kabupaten Paser memang telah memiliki rencana
tata bangunan dan lingkungan, namun belum sepenuhnya berjalan sesuai aturan tata
bangunan dan lingkungan tersebut. Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya
kawasan yang telah direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu sendiri.
Tingkat keselamatan, keamanan serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak
bisa terwujud dengan baik.

4.

Kondisi Penataan Bangunan Pada Jalan Arteri
a.

Peruntukan Komersial
Daerah

komersial

campuran

perdagangan

dan

jasa

dapat

berupa

pengkombinasian dari pasar Plaza besar,restouran,pelayanan komersial, fungsi
Entertainment, retail dengan beragam ukuran, ruko serta fungsi perkantoran cukup
besar.
b.

Konfigurasi Pusat Perkantoran

LAPORAN AKHIR

7 - 14

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
Daerah pusat komersial dapat mencampurkan fungsi lantai dasar
berupa retair,kantor dan ruang komersial lannya.konfigurasi pertokoan pada
daerah komersial harus menyeimbangkan kenyamanan, pandangan dan akses
pencapaian bagi pedestrian dan mobil. Toko-toko besar mungkin harus
berorientasi pada jalur arteri dan daerah parkir sedangkan toko-toko kecil harus
berorientasi pada jalur utama pedestrian dan plaza, dibutuhkan juga jalan lokal
yang menghubungkan langsung dengan daerah perumahan disekitar.
c.

Peruntukan Perkantoran
Daerah dengan dominasi peruntukan perkantoran dikhususkan pada salah
satu bagian dari segmen Koridor Jalan Arteri Kabupaten Paser. Namun secara
umum peruntukan perkantoran terdapat hampir disepanjang segmen terutama
pada titik-titik simpul (node). Pada titik-titik simpul tersebut perkantoran menjadi
bagian dari peruntukan komersial campuran sesuai dengan arahan peruntukan
pada masing –masing titik simpul.
Daerah dengan peruntukan perkantoran yang terkait dan berhadapan
langsung dengan ruang publik dan jalur pedestrian, pada lantai dasar harus
diletakkan fungsi – fungsi komersial perdagangan dan jasa (retail, Tokotoko,restouran dsb) untuk meningkatkan aktifitas publik pada daerah tersebut.

d. Peruntukan Hunian
Fungsi hunian menjadi fungsi pendukung dominan yang ada disekitar segmen
koridor. Konsep peruntukan hunian adalah hunian terpadu kompak(compack)
berkepadatan tinggi yaitu fungsi hunian berintensitas lahan tinggi(berupa hunian
deret dan hunian vertikal) dengan fasilitas pendukungnya yang diarahkan sebagai
tempat tinggal bagi pegawai/pekerja dari fungsi-fungsi kerja dari segmen koridoer
ini. Lokasi peruntukan hunian terutama diarahkan ada pada daerah belakang
segmen koridor tapi masih dimungkinkan ada pada bagian depan koridor dengan
peruntukan lahan pada lantai dasarnya tetap fungsi publik atau komersial.
Keragaman kepadatan, pola kepemilikan, harga dan type bangunan hunian
dibutuhkan dalam perencanaan peruntukan hunian pada koridor jalan Arteri dua
jalur. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan akan perumahan dari
kalangan yang beragam seperti untuk para penduduk awal, untuk para pekerja
dan pegawai dari fungsi – fungsi kerja yang ada disekitarnya.
e. Peruntukan Fasilitas Umum/Fasilitas Sosial

LAPORAN AKHIR

7 - 15

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
Sesuai dengan perencanaan RDRTK, terdapat penambahan baru fasilitas
umum/fasilitas sosial pada koridor Jalan Arteri dua jalur. Sehingga peruntukan
fasilitas umum/fasilitas sosial merupakan peruntukan yang telah ada sebelumnya
yang tetap dipertahankan keberadaannya.
f. Peruntukan RUT-RTH
Penempatan Peruntukan Ruang Terbuka Umum dan Ruang terbuka Hijau
tersebar di sepanjang jalan koridor jalanArteri Kabupaten Paser. Secara umum
peruntukan ini terdiri dari dua pola yaitu:
▪ Pola penyebaran yang menerus(linier) berupa jalur-jalur hijau disepanjang tepi
Arteri koridor hijau pada gerbang Kabupaten Paser.
▪ Pola penyebaran terpusat ; yaitu pada setiap titik simpul (Node)yang ada
disepanjang koridor memiliki fungsi juga sebagai RUT-RTH.
▪ Kedua pola penyebaran Ruang Terbuka Umum dan Ruang terbuka Hijau ini
akan membentuk sebuah pola park system Koridor yang menerus disepanjang
koridor jalan arteri dua jalur.
Tabel 7.7
Daftar dan Luas RTH Kabupaten Paser
NO

2

LOKASI

LUAS (M )

PETUGAS
YANG ADA

PETUGAS
TAMBAHAN
YANG
DIBUTUHKAN

1

Taman Tanah Grogot
1

Taman Jalur Dua Jln. Jend. Sudirman
Tanah Grogot

7.352

2

2

Taman Jalur Dua Noto Sunardi, Taman
Depan Kantor Bupati

4.004

1

3

Taman Tepian Kandilo

8.3

2

4

Taman Simpang Jln. HOS Cokro
Aminoto

116

0

5

Taman Simpang Jln. R. Suprapto

176

0

6

Taman Median Jln. YOS Sudarso

200

0

7

Taman Median Tengah Jln. Basuki
Rahmad

60

0

8

Taman Putri Shaleha (Taman Mawar)

2.455

3

9

Taman Hutan Kota (Ex. Awa Mangku
Ruku)

12.441

1

10

Taman Simpang Lima Putri Petung

1.703

2

11

Taman Putri Petung/MTQ

4.109

2

12

Taman Median Tengah Jalur Dua Tapis

5

2

13

Taman Tugu Selamat Datang Km.4

2.6

0

LAPORAN AKHIR

2

1

7 - 16

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021

14

Nursery

2

4

15

Taman Pasar Penyembolun Senaken

1.575

2

16

Taman Simpang Jln. Dr. Cipto Mangun
Kusumo

366

0

17

Taman Pulau Tapis

975

1

18

Taman Median Tengah Jalan Km.6

562

2

19

Kawasan Telaga Ungu

251.566

5

Jumlah Luas Taman di Tanah Grogot

2

1
4

305.56

Taman Kecamatan
20

Taman Median Jalan Kec. Pasir
Belengkong

2

1

21

Taman Median Jalan Kec. Longkali

2

2

22

Taman Median Jalan Kec. Muara
Komam

1.5

2

23

Taman Median Jalan Kec. Kuaro

1.5

2

24

Taman Median Jalan Kec. Batu Sopang

2

2

Jumlah Luas Taman Kecamatan

9

JUMLAH LUAS TAMAN TANAH GROGOT
DAN KECAMATAN

314.65

38

11

Sumber: Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan 2017

Tabel 7.8
Peraturan-Peraturan Terkait Penataan Bangunan Dan Lingkungan
No
1

2

Perda/ Peraturan Gubernur/ Peraturan Walikota/
Peraturan Bupati/ Peraturan Lainnya
No
Tahun
Tentang
Perda No. 10
2011
Penggunaan dan
Pengoperasian Menara
Bersama

Perda No. 11

LAPORAN AKHIR

2011

Retribusi Izin Mendirikan
Mendirikan Bangunan

Amanat
Penyelenggaraan
menara
berlandaskan
asas
keselamatan,
keamanan, kemanfaatan, keindahan
dan keserasian dengan lingkungannya,
serta kejelasan informasi dan identitas
menara
Pemberian izin meliputi kegiatan
peninjauan desain dan pemantauan
pelaksanaan pebangunannya agar
tetap sesuai dengan rencana teknis
bengunan dan rencana tata ruang,
dengan
tetap
memperhatikan
koefisien dasar bangunan (KDB),
koefisien luas bangunan (KLB), dan
pengawasan penggunaan bangunan
yang meliputi pemeriksaan dalam
7 - 17

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021

No

3

Perda/ Peraturan Gubernur/ Peraturan Walikota/
Peraturan Bupati/ Peraturan Lainnya
No
Tahun
Tentang

Perda No. 6

2013

Perubahan Atas Peraturan
Daerah No. 2 Tahun 2011
Tentang Pajak Daerah

Amanat
rangka memnuhi syarat keselamatan
bagi yang menempati bangunan
tersebut.
Dalam
hal
pemanfaatan
bumi
dan/atau bangunan ramah lingkungan
dan/atau merupakan bangunan atau
lingkungan cagar budaya, maka dapat
diberikan pengurangan sebesar 50%
dari tariff pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan

7.2.2. Permasalahan dan Tantangan
Dalam

kegiatan

penataan

bangunan

dan

lingkungan

terdapat

beberapa

permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:
1. Penataan Lingkungan Permukiman:
a. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;
b. Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih
melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna
pengembangan lingkungan permukiman;
c. Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi

kawasan kegiatan ekonomi

utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
d. Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman
yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk
peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.
e. Pemanfaatan dan penataan lahan kurang optimal
f.

Banyak PKL yang belum dikelola dengan baik

g. Kurangnya fasilitas ruang terbuka hijau yang menjadi sarana rekreatif bagi
masyarakat
h. Banjir di setiap musim penghujan
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:
a. Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan
efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
b. Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar, sedang,
kecil di seluruh Indonesia;
LAPORAN AKHIR

7 - 18

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
c. Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan
dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan);
d. Kurang ditegakkannya aturan

keselamatan,

keamanan

dan kenyamanan

Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
e. Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang
mendapat perhatian;
f.

Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

g. Banyaknya Bangunan Gedung

Negara yang belum memenuhi persyaratan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
h. Penyelenggaraan Bangunan

Gedung

dan

Rumah

Negara

kurang tertib dan

efisien;
i.

Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

3. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
a. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana
olah raga.
4. Kapasitas Kelembagaan Daerah:
a. Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
b. Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan
pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
c. Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di
daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
d. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Dari paparan dan hasil pengamatan lapangan dapat dirumuskan beberapa
permasalahan dan tantangan di sektor penataan bangunan dan lingkungan di kawasan
perencanaan sebagai berikut:
Tabel 7.9
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
I
1

Permasalahan yang
dihadapi
Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Aspek Teknis
• Belum adanya RISPK
• Belum optimlanya
pengelolaan RTH
Aspek PBL

LAPORAN AKHIR

Tantangan
Pengembangan
Kurangnya lahan
untuk
pembangunan

Alternatif Solusi
• Penyusunan Rencana
Induk Sistem Kebakaran
di Kabupaten Paser
7 - 19

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021

No

Aspek PBL

Permasalahan yang
dihadapi
Kabupaten

Tantangan
Pengembangan

• Penurunan kuantitas
dan kualitas ruang
terbuka hijau
2

Aspek Kelembagaan

3

Aspek Pembiayaan

4

Aspek Peran Serta
Masyarakat/ Swasta

5

Aspek Lingkungan
Permukiman

II
1

Kelembagaan pada
pengembangan tata
bangunan gedung dan
lingungan belum optimal
Masih kecilnya alokasi
anggaran daerah untuk
peningkatan kualitas
lingkungan dalam rangka
pemenuhan SPM.

• Peran serta masyarakat
masih belum optimal
dalam penetapan
prioritas pembangunan
• Kurangnya kepedulian
masyarakat akan ruang
terbuka hijau
• Permukiman padat di
perkotaan
• Tingkat kenyamanan
lingkungan pada kawasan
kumuh masih belum
optimal

Lemahnya
kelembagaan yang
menangani
Menurunnya
pendapatan
daerah untuk
pembangunan
infrastruktur

• Pencemaran
lingkungan
• Bencana alam

Alternatif Solusi
• Perencanaan pengelolaan
RTH Kabupaten dengan
bentuk bantuan teknis
perencanaan kebutuhan
dan pengelolaaan RTH
Kabupaten Paser.
Penguatan kerangka
kelembagaan yang efektif
dan akuntabel
• Peningkatan perolehan
pajak
• Menjalain kerjasama
dengan stakeholder dan
CSR
• Keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan
• Sosialisasi peraturan
daerah
• Turut melibatkan
masyarakat dalam
pembangunan
berkelanjutan

Kelalaian manusia • Penataan Bangunan dan
dalam hal menjaga
Lingkungan sesuai dengan
keteraturan
perencanaan.
bangunan
• Pengoptimalan tingkat
permukiman
kenyamanan lingkungan
pada kawasan kumuh
dengan ketercapaian
indeks kenyamanan
lingkungan (IKL) sebesar
75%.
Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Aspek Teknis
• Tidak
semua
• Diharapkan masing-masing
pembangunan
yang
secara sektoral memiliki
berjalan mangacu pada
acauan
perencanaan
RTBL dikarenakan tidak
berupa
RTBL
sebagai
semua kawasan memiliki
landasan pengembangan
dokumen
tata bangunan gedung dan
perencanaannya.
lingkungan.
• Perda tata bangunan
• Dengan
adanya
belum ada.
penyusunan RTBL pada
kawasan-kawasan
• Penegakan
aturan
perencanaan
maka
keselamatan
tata
diharapkan
dapat
bangunan gedung dan
dilanjutkan
dengan
lingkungan belum optimal.
pembuatan perda tata
bangunan dan lingkungan

LAPORAN AKHIR

7 - 20

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021

No

2

Aspek PBL

Aspek Kelembagaan

3

Aspek Pembiayaan

4

Aspek Peran Serta
Masyarakat/ Swasta

5

Aspek Lingkungan
Permukiman

LAPORAN AKHIR

Permasalahan yang
dihadapi

• Masih perlunya
peningkatan dan
pemantapan kelembagaan
bangunan gedung di
daerah dalam fasilitasi
penyediaan perangkat
pengaturan.
• Masih adanya tuntutan
reformasi peraturan
perundang-undangan dan
peningkatan pelaksanaan
otonomi dan
desentralisasi
masih kecilnya alokasi
anggaran daerah untuk
pembangunan infrastruktur

• Keterlibatan masyarakat
proses perencanaan dan
penetapan prioritas
pembangunan masih
dirasa belum optimal
• Kurangnya kepedulian
masyarakat mengenai
peraturan IMB
• Belum adanya institusi dan
tim ahli bangunan gedung
yang bertugas dalam
pembinaan penataan
bangunan dan lingkungan
• Permukiman padat di
perkotaan
• Tingkat kenyamanan
lingkungan pada kawasan
kumuh masih belum
optimal

Tantangan
Pengembangan

Alternatif Solusi

sebagai
pengendalai
pembangunan
kawasan
pengembangan
• Perlu adanya penegakan
aturan tata bangunan
gedung dan lingkungan
yaitu dengan menyusun
peraturan dan legislasi.
Lemahnya
Penguatan kerangka
kelembagaan yang kelembagaan yang efektif
menangani
dan akuntabel

Menurunnya
pendapatan
daerah untuk
pembangunan
infrastruktur

Perencanaan tata
ruang yang tidak
sesuai

• Peningkatan perolehan
pajak
• Menjalain kerjasama
dengan stakeholder dan
CSR
• Keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan
• Sosialisasi peraturan
daerah
• Turut melibatkan
masyarakat dalam
pembangunan
berkelanjutan

• Penataan Bangunan dan
Lingkungan sesuai dengan
perencanaan.
• Penyusunan Peraturan
Bangunan Gedung untuk
mengatur pembangunan
dan perizinan
penylenggaraan bangunan
7 - 21

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021

No

Aspek PBL

Permasalahan yang
dihadapi

Tantangan
Pengembangan

Alternatif Solusi

gedung dan rumah negara
Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
Aspek Teknis
Aspek Kelembagaan Kelembagaan pada
Lemahnya
Penguatan kerangka
pengembangan tata
kelembagaan yang kelembagaan yang efektif
bangunan gedung dna
menangani
dan akuntabel
lingungan belum optimal
Aspek Pembiayaan
masih kecilnya alokasi
Menurunnya
• Peningkatan perolehan
anggaran daerah untuk
pendapatan
pajak
pembangunan infrastruktur daerah untuk
• Menjalain kerjasama
pembangunan
dengan stakeholder dan
infrastruktur
CSR
• Keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan
Aspek Peran Serta
Masyarakat/ Swasta
Aspek Lingkungan
Permukiman

III
1
2

3

4
5

7.2.3. Sasaran Program
Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:
a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;
b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.
Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan
Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup
antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika
diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek
serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun.
Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah:
1. Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung
-

Kriteria Khusus:
• Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda Bangunan Gedung;
• Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG

2. Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
-

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
Berbasis Komunitas:
• Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan;

LAPORAN AKHIR

7 - 22

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
• Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada PJM
Pronangkis-nya;
• Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
3. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)
-

Kriteria Lokasi :
• Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006;
• Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;
• Kawasan yang dilestarikan/heritage;
• Kawasan rawan bencana;
• Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/
budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central
business district);
• Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota;
• Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah
daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/atau
pengembangan wilayahnya;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;
• Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.

4. Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan
Permukiman Tradisional/Bersejarah
Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk elemen
kawasan, program/rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan pelaksanaan serta
DAED/DED.
-

Kriteria Umum:
• Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi perencanaan RTBL (jika
luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;
• Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario pengembangan wilayah (jika luas
perencanaan < 5 Ha);
• Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah,
swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/atau
pengembangan wilayahnya;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

LAPORAN AKHIR

7 - 23

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi
Kawasan:
• Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis;
• Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan kualitas;
• Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;
• Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau:
• Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan taman (RTH
Publik);
• Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007
tentang Tata ruang);
• Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik minimal 20% dari luas
wilayah kota;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Permukiman Tradisional
Bersejarah:
• Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat (kota/kabupaten);
• Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas dan estetis;
• Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
-

Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK):
• Ada Perda Bangunan Gedung;
• Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;
• Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi
• Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008 ttg Tata
Ruang;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

-

Kriteria

dukungan

PSD

Untuk

Revitalisasi

Kawasan,

RTH

Dan

Permukiman

Tradisional/Ged Bersejarah:
LAPORAN AKHIR

7 - 24

Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kabupaten Paser Tahun 2017 - 2021
• Mempunyai

dokumen

Rencana

Tindak

PRK/RTH/Permukiman

Tradisional-

Bersejarah;
• Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;
• Ada DDUB;
• Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran;
• Dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, diutamakan pada
fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang
menyentuh unsur tradisionalnya;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
-

Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran:
• Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah (minimal
SK/peraturan bupati/walikota);
• Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap