laporan praktikum genetika peluang Indonesia

01-10-2015

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PELUANG

Di Susun Oleh:
Nama

: Werdi Nur Solihah

NIM

: 1401070029

Prodi

: Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


A. TUJUAN
1.

Untuk mengetahui peluang munculnya jenis kelamin betina atau jantan dengan
menggunakan koin

2.

Untuk mengetahui peluang munculnya fenotipe pada persilangan monohibrid
dengan menggunakan kancing baju (2 warna)

3.

Untuk mengetahui peluang munculnya berbagai macam fenotipe pada
persilangan dihibrid dengan menggunakan kancing baju (4 warna)

B. DASAR TEORI
Untuk mengetahui sesuatu yang belum jelas akan kebenarannya sering di
gunakan kata kemungkinan atau peluang. Contohnya siswa yang menghadapi UN

tentu ia menghadapi kemungkinan antara lulus dan tidak. Sebuah tim yang bermain
sepak bola juga akan menghadapi kemungkinan antara menang atau kalah. Dan juga
jika seseorang melempar uang logam ke atas, disitu juga terdapat kemungkinan
munculnya salah satu sisi apakah terlentang atau terlungkup. Dan begitu juga seorang
ibu yang melahirkan juga menghadapi kemungkinan seorang anak yang muncul
apakah anaknya laki-laki atau perempuan dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.
( Suryo,1990 :154)
Dalam Genetika, peluang tersebut mempunyai peranan yang penting.
Contohnya : tentang pemindahan gen dari orang tua ke gamet-gamet, jenis dari
spermatozoa yang dibuahi sel telur dan berkumpulnya kembali gen-gen dalam zigot
sehingga muncul berbagai kombinasi. (Suryo, 1990: 154)
. Peluang atas terjadinya sesuatu yang dinginkan ialah sama dengan perbandingan
antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhan yang ada.
Singkatnya: K(x) =
Dengan K = peluang
K(x) = beasrnya peluang untuk mendapat (x)
x = peristiwa yang diharapkan
y = peristiwa yang tidak diharapkan

b. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah

sama dengan hasil perkalian dengan besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa
itu.
Singkatnya: K(x+y) = K(x) x K(y)
c. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling mempengaruhi ialah sama
dengan jumlah dari besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa itu.
Singkatnya: K(x atau y) = K(x) + K(y)
Untuk mencari peluang biasanya dapat ditempuh jalan yang lebih mudah, yaitu
dengan menggunakan rumus binomium.
(a + b)n dengan,

a dan b = kejadian/ peristiwa terpisah

n = banyaknya percobaan
Rumus binomium hanya dapat digunakan untuk menghitung peluang yang
masih dalam rencana. Seringkali dalam melakukan percobaan kita tidak akan
memperoleh hasil yang sesuai benar dengan yang kita harapkan. Agar supaya kita
mantap bahwa hasil yang nampaknya “menyimpang” itu masih dapat kita anggap
sesuai atau masih dapat kita pakai. (Suryo, 1990).
Selain itu, Peluang itu sendiri juga dapat di artikan sebagai suatu kemungkinan
yang akan terjadi/timbul, yang dinyatakan dengan nilai. Suatu kejadian yang tidak

mungkin terjadi yaitu mempunyai nilai 0, tetapi yang pasti terjadi mempunyai nilai 1.
Kejadian yang sering muncil dikatakan memiliki peluang = 1, sedangkan kejadian
yang tidak pernah muncul dapat dikatakan memiliki peluang = 0. Dua kejadian
muncul secara bersama – sama itu berarti mempunyai peluang yang sama dengan
hasil kali dari suatu kejadian. Sebagai contoh adalah Jika mata uang logam dilempar
maka kemungkinan yang terjadi yang akan muncul adalah gambar atau angka. Jika
dimisalkan P : gambar dan Q : angka maka P + Q = 1.
Umumnya pada suatu percobaan genetik itu didasarkan pada analisis data yang
diperoleh dari persilangan – persilangan yang telah dilakukan. Hal ini penting bagi
mereka yaitu yang melakukan percobaan karena dengan menganalisis data yang

diperoleh dari persilangan-persilangan maka akan dapat mengetahui ada tidaknya
penyimpangan dari rasio yang diharapkan.
Persilangan monohibrid merupakan persilangan antar dua individu dengan
satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini berkaitan dengan hukum Mendel I atau
yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet
untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.”
Mendel mengetahui adanya sifat monohibrid ketika melakukan percobaan yang
pertama kalinya dengan menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga
sampai sekarang dalam persilangan monohibrid selalu berlaku hukum Mendel I.

Hukum Mendel I berlaku pada gametosis F1 X F1 mempunyai genotipe heterozigot.
Gen yang terletak pada lokus yang sama, pada waktu gametosis gen yang satu alel
akan terpisah menjadi satu (Campbell,2002)
Setela Mendel melakukan percobaan pertama yaitu persilangan monohibrid,
Mendel juga melakukan percobaan yang kedua yaitu persilangan dihibrid dimana
persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda dengan prinsip
segregasi percobaan Mendel berlaku pada segregasi kromosom yang homolog.
Persilangan dihibrid berkaitan dengan Hukum Mendel II yang berbunyi “ Bila dua
individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasang tidak tergantung dari pasangan sifat yang lain
”(Campbell,2002).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1

Kalkulator.

2

Bolpoin.


3

Kertas kosong.

4

Gelas bening 4 buah.

Bahan :
1.

40 pasang benik genetika warna merah

2.

40 pasang benik genetika warna kuning

3.


40 pasang benik genetika warna hitam

4.

40 pasang benik genetika warna hijau

5.

Uang koin Rp. 500,-

D. CARA KERJA
a.

Peluang Koin
1. Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan uang logam dengan nilai
nominal berapapun dan menganggap koin yang memiliki sisi bergambar
sebagai Jantan (♂) dan sisi yang satunya berupa angka diibaratkan dengan
betina (♀).
2. Uang logam tersebut di lempar keatas dan memperhatikan jatuhnya koin
tersebut dengan melihat sisi mana yang tampak.

3. Kemudian ketika koin yang di lempar jatuh ke meja lalu di catat hasilnya.
(munculnya gambar atau angka).
4. Melakukan pelemparan koin tersebut 100x berturut-turut.
5. Membuat tabel dari hasil yang telah diamati
6. Menghitung hasil kemungkinan (peluang) dengan chi kuadrat dan
membandingkannya dengan table chi kuadrat.

b.

Peluang Monohibrid
1.

Yang pertama dilakukan yaitu Menyiapkan benik genetika yang berwarna
merah dengan jumlah 40 pasang dan benik genetika yang berwarna kuning
dengan jumlah 40 pasang pula.

2.

Memisahkan pasangan benik genetika yang berwarna merah dan berwarna
kuning sehingga nantinya terbentuk benik sebanyak 40.


3.

Menyiapkan gelas bening dua buah.

4.

Memasukkan benik genetika berwarna merah yang masing – masing 40
buah dan 40 buah berwana kuning kedalam salah satu gelas bening.

5.

Memasukkan benik genetika yang berwarna merah yang masing - masing
40 buah dan 40 buah berwarna kuning kedalam gelas bening lainnya.

6.

Mengambil benik genetika dari kedua gelas secara bersamaan dan acak.
Kemudian mencatat hasil dari pengambilan acaknya dan membuat
perumpamaan merah (Panjang) dominan terhadap kuning (pendek). lalu

membuat tabel berdasarkan hasil pengambilan benik genetika secara acak
tersebut.

7.

Hasil pengambilan acak benik genetika tersebut dihitung dengan
menggunakan analisis chi kuadrat.

8.

Kemudian hasil dari pengambilan acak benik genetika tersebut di buat
kesimpulan, apakah sesuai dengan hukum mendel atau menyimpang dari
hukum mendel I.

c.

Peluang Dihibrid
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan.
2. Mempersiapkan benik genetika berwarna merah, kuning, hitam dan hijau
yang masing-masing berjumlah 40 pasang.

3. Memisahkan atau melepaskan masing-masing pasangan benik genetika yang
berwarna merah, putih, kuning dan hijau.
4. Menyiapkan gelas bening empat buah.
5. Setelah itu mencampurkan (menyilangkan) benik genetika tersebut dengan
empat warna yang masing – masing dalam gelas berisi dua warna, warna
merah dengan kuning dan warna hijau dengan hitam.
6. Kemudian mengambil benik genetika dari gelas plastik yang berisikan benik
genetika tersebut secara acak. Lalu menghitung dan memasukan hasilnya
kedalam tabel. Dengan keterangan : M = Merah m= putih P= kuning p= putih
7. Mencatat hasil pengambilan acak yang telah dilakukan. Membuat tabel dari
hasil pengambilan acak yang telah dilakukan tadi dan membuat perhitungan

menggunakan teknik chi kuadrat dan membandingkan dengan tabel chi
kuadrat.
8. Membuat kesimpulan dari hasil pengambilan acak yang telah dilakukan,
apakah sesuai dengan hukum Mendel II atau menyimpang dengan hukum
Mendel II.
E. HASIL PRAKTIKUM
1) Koin ( untuk menentukan jantan dan betina)
♀ = angka
♂ = garuda
Tabel Perbandingan
Jumlah

individu

diamati
Jumlah individu
diharapkan
Jumlah individu yang diharapkan :
Jantan = ½ x 100 =50
Betina = ½ x 100 =50
Derajat Kebebasan = K-1
= 2-1
=1
Analisis chi-kuadrat
x²= ∑ (ft-Ft)2 : F
x²= (48-50)2:50 + (52-50)2:50
x²= 0.08 + 0.08
x²= 0,16

Jantan
yang 48

Betina
52

Jumlah
100

yang 50

50

100

Apabila dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut menunjukkan
menerima hipotesis nol dengan taraf kepercayaan 95% karena 0,16 < 3,84. Dan hasil
ini sesuai dengan harapan.
2) Monohibrid
Merah = M- (panjang)
Kuning = mm (pendek)
Tabel Perbandingan
Panjang
Jumlah individu yang di 30

Pendek
10

Jumlah
40

amati
Jumlah individu yang 30

10

80

diharapkan
Individu yang diharapkan =
M- = ¾ x 40 = 30
mm= ¼ x 40 = 10
Derajat kebebasan = K-1
= 2-1
=1
Analisis chi-kuadrat
x²= ∑ (ft-Ft)2 : F
x²= (30-30)2:30 + (10-10)2:10
x²= 0
Apabila dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut menunjukkan
menerima hipotesis nol dengan taraf kepercayaan 95% karena 0 < 3,84. Dan hasil ini
sesuai dengan Hukum Mendel 1

Diagram Persilangan
P

MM

X

mm

(panjang)
F1

(pendek)
Mm

X

(panjang)

Mm

(pendek)

F2

3M- = 3 panjang
Mm = 1 pendek

3) Dihibrid
Merah = MPutih = mm
Panjang = PPendek = pp
Tabel Perbandingan
Merah

Merah

Putih

Putih

Jumlah

panjang
Jumlah individu yang di 20

pendek
9

panjang
8

pendek
3

40

amati
Jumlah individu yang di 22,5

7,5

7,5

2,5

40

harapkan

Jumlah individu yang diharapkan :
M-P- = 9/16 x 40 = 22,5

M-pp = 3/16 x 40 = 7,5
mmP- = 3/16 x 40 = 7,5
mmpp = 1/16 x 40 = 2,5
Derajat kebebasan = K – 1
= 4-1
=3
Diagram Persilangan
P

Merah Panjang

X

Putih Pendek

MMPP

mmpp

F1

MmPp

F2

X

= 3M-

MmPp

3P- = 9 M-P- = merah panjang
pp = 3 M-pp = merah pendek

mm

3P_ = 3 mmP- = putih panjang
pp = 1 mmpp = putih pendek

jadi rasio fenotipe nya :
merah panjang : merah pendek: putih panjang : putih pendek
9

:

3

:

3

:

1

Analisis chi-kuadrat
x²= ∑ (ft-Ft)2 : F
x²= (20-22.5)2:22.5 + (9-7.5)2:7.5 + (8-7.5)2:7.5 + (3-2.5)2:2.5
x²= 0.27+0.3+ 0.3 + 0.1 = 0.7
Jika dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut menunjukan
menerima hipotesis nol dengan taraf kepercayaan 95% karena 0.7 < 7,82. Dan hasil
tersebut sesuai dengan Hukum Mendel II
F. PEMBAHASAN
Peluang merupakan peristiwa yang diharapkan. Yaitu pebandingan antara
peristiwa yang diharapkan itu dengan semua peristiwa yang mungkin terjadi pada
suatu objek. (Wildan, 2003 : 117).
Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan koin untuk
mengetahui peluang munculnya laki-laki atau perempuan pada individu. Percobaan
ini dilakukan dengan melempar koin ke atas kemudian setelah jatuh akan muncul
angka atau gambar, sebelumnya di tentukan permisalan terlebih dahulu misalnya sisi
yang angka untuk betina dan sisi yang gambar untuk jantan. Maka setelah dilempar
kemudian muncul angka berarti dicatat sebagai munculnya individu betina begitu
seterusnya sampai 100 kali, maka dari percobaan yang dilakukan sisi yang angka
muncul 48 kali yang menunjukkan individu betina dan sisi gambar muncul 52 kali
yang menunjukkan munculnya individu laki-laki, hasil ini sesuai dengan yang
diharapkan karena hasil yang di harapkan dari masing-masing individu adalah 50, dan
derajat kebebasanya adalah 1, kemudian setelah di analisis dengan menggunakan chikuadrat menunjukkan menerima hipotesis nol dengan taraf kepercayaan 95% karena
hasil analisis yaitu 0,16 lebih kecil dari 3,84 sehingga percobaan ini sesuai dengan
harapan.
Kemudian pada percobaan kedua menggunakan kancing baju untuk menguji
persilangan monohibrid dengan Hukum Mendel 1 yaitu hukum segregasi yang

berbunyi “pada pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangan akan
disegregasikan ke dalam dua sel anak” (Tjan Kiau Nio, 1991: 32). Untuk mengujinya
digunakan kancing baju warna merah dan warna kuning masing-masing 40 tangkup
untuk kemudian di buka kancingnya dan di pisahkan pada dua gelas sebagai F1
sehingga pada masing-masing gelas itu terdapat jumlah kancing baju warna merah
dan warna kuning sama banyak, lalu praktikan mengambil secara acak dari gelas
yang satu dan yang satunya lagi kemudian dipasangkan, barulah kemudian di baca
sifat fenotipe yang muncul setelah sebelumnya di tentukan merah untuk sifat panjang
dan putih untuk sifat pendek, lalu setelah dihitung hasil yang diperoleh untuk sifat
panjang (kancing warna merah) dengan genotipe M- adalah 30 dan sifat bulat
(kancing warna kuning) dengan genotipe mm adalah 10 sedangkan individu yang
diharapkan untuk yang bergenotipe M- adalah 30 dan untuk yang bergenotipe mm 10,
maka dari hasil tersebut maka kemungkinan yang muncul menunjukkan sesuai
dengan hukum Mendel 1 sehingga memiliki perbandingan fenotipe 3:1 dan memiliki
derajat kebebasan 1 dan setelah di analisis dengan chi-kuadrat menunjukkan
menerima hipotesis nol yang berarti tidak menyimpang dari hukum Mendel 1.
Kemudian pada percobaan yang ketiga untuk menguji peluang yang muncul
pada persilangan dihibrid juga digunakan kancing baju dengan 4 warna yang berbeda
yang menunjukkan adanya dua sifat beda. Pada praktikum ini digunakan warna
merah untuk sifat bunga berwarna merah, putih untuk bunga warna putih, kuning
untuk panjang, dan hijau untuk pendek. Langkah pertama menyediakan 20 tangkup
masing-masing kancing baju kemudian di lepas dan disediakan 4 gelas plastik lalu
warna merah dan kuning di campur sehingga masing-masing dari dua gelas mendapat
jumlah kancing baju yang sama (merah dan putih) dan pada gelas yang dua diberi
kancing baju warna hijau dan putih dengan jumlah yang sama kemudian mengambil
secara acak dari masing-masing gelas dan di baca sesuai permisalan sebelumnya,
sehingga hasilnya adalah 20 untuk yang bergenotipe M-P-, 9 untuk yang bergenotipe
M-pp, 5 untuk yang bergenotipe mmP- dan 3 untuk yang bergenotipe mmpp sehingga
diperoleh perbandingan fenotipe 9:3:3:1 sesuai dengan hasil persilangan dihibrid dan

setelah di analisis dengan chi-kuadrat hasilnya menerima hipotesis nol yang berarti
tidak menyimpang dari Hukum Mendel II.
Maka dari berbagai hasil percobaan tersebut menunjukkan peluang yang
muncul semuanya sesuai dengan harapan.
G. KESIMPULAN
1.

Peluang merupakan peristiwa yang diharapkan. Yaitu pebandingan antara
peristiwa yang diharapkan itu dengan semua peristiwa yang mungkin terjadi pada
suatu objek.

2.

Percobaan dengan melempar koin untuk mengetahui kemungkinan dari
munculnya jenis laki-laki atau perempuan pada suatu individu memperoleh hasil
pehitungan dengan chi kuadrat yaitu 0,16 (

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Perancangan media katalog sebagai sarana meningkatkan penjualan Bananpaper : laporan kerja praktek

8 71 19