PTK LKG 2013 Widi Riani

HALAMAN JUDUL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT MODEL AJATAKA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SOAL CERITA KPK DAN FPB PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1 SD NEGERI 1 KARANGDUWUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh Widi Riani, M.Pd. Guru SD Negeri 1 Karangduwur UPT DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA UNIT KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

PERNYATAAN DAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

1. Nama

: Widi Riani, S.Pd., M.Pd.

: Guru Kelas SD

5. Judul Karya Tulis : Pembelajaran Kooperatif TGT Model Ajataka

untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Soal Cerita KPK dan FPB pada Kelas V Semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014

menyatakan bahwa karya tulis tersebut asli hasil kerja sendiri, bukan jiplakan, dan belum pernah dinilai pada lomba sejenis, baik di dalam maupun di luar Kementerian Pendidikandan Kebudayaan. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mengetahui : Karangduwur, 27 September 2013 Kepala Sekolah,

Peserta Lomba,

Kasino,S.Pd.SD. Widi Riani,S.Pd., M.Pd.

NIP 19620113 198508 1 002 NIP 19751026 200312 2 003

PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif TGT Model Ajataka untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Matematika Materi Soal Cerita KPK dan FPB pada Siswa Kelas V Semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014 ” ini disusun dalam rangka mengikuti Lomba Kreativitas Guru Tingkat Nasional tahun 2013.

Penelitian tindakan kelas ini berawal dari rendahnya aktifitas dan hasil belajar Matematika tentang Soal Cerita KPK dan FPB pada siswa kelas V SD Negeri 1 Karangduwur Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen. Berdasarkan studi awal disimpulkan bahwa hal ini disebabkan pembelajaran yang abstrak, verbal, dan monoton. Padahal, anak usia sekolah dasar masih berada dalam perkembangan tahap operasional konkret. Mereka menginginkan permainan yang menyenangkan dan penuh tantangan. Untuk menjembatani ini diperlukan pembelajaran dengan model yang tepat dan menarik. Dengan model yang tepat dan menarik, aktifitas belajar siswa diharapkan meningkat sehingga berefek pada peningkatan hasil belajar.

Berpijak pada asumsi di atas penulis menggunakan model pembelajaran TGT model Ajataka pada siswa kelas V SD Negeri 1 Karangduwur. Pembelajaran kooperatif TGT model Ajataka memberikan kesempatan kepada siswa untuk berekspresi tanpa merasa takut sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa

Laporan ini terdiri dari lima bab meliputi pendahuluan, kajian teori dan pengajuan hipotesis, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta penutup.

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat penulis selesaikan tidak lepas dari bantuan, dorongan, perhatian dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Suprapto, S.Pd. selaku Kepala UPT Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Unit Kecamatan Petanahan;

2. Bapak Kasino, S.Pd.SD selaku Kepala SD Negeri 1 Karangduwur yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian Tindakan Kelas; dan

3. Rekan-rekan guru SD Negeri 1 Karangduwur dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah turut membantu penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang dapat menyempurnakan laporan ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Karangduwur, 27 September 2013

Penulis

ABSTRAK

Widi Riani NIP 19751026 200312 2 003. Pembelajaran Kooperatif TGT Model Ajataka untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Soal Cerita KPK dan FPB pada Siswa Kelas V Semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi Soal Cerita KPK dan FPB bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui pembelajaran kooperatif TGT model Ajataka.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangduwur pada tahun pelajaran 2013/2014 dengan subyek penelitian adalah siswa kelas V yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada masing- masing siklus terdiri dari empat tahapan penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2, baik untuk aktivitas belajar dan hasil belajar.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: pertama, pembelajaran kooperatif TGT model Ajataka dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika materi Soal Cerita KPK dan FPB bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur tahun pelajaran 2013/2014. Terbukti persentase jumlah siswa dalam kategori aktivitas belajar baik meningkat dari kondisi awal 17% menjadi 48,5% pada siklus I dan menjadi 97,14% pada siklus II atau pada kondisi akhir mengalami peningkatan sebesar 80,14% dari kondisi awal. Kedua, pembelajaran kooperatif TGT model Ajataka dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Soal Cerita KPK dan FPB bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur tahun pelajaran 2013/2014. Terbukti persentase ketuntasan belajar siswa meningkat dari kondisi awal 40% menjadi 48,57% pada siklus I dan menjadi 97,14% pada siklus II atau pada kondisi akhir mengalami peningkatan sebesar 57,14% dari kondisi awal.

Kata kunci: kooperatif, TGT, ajataka, hasil belajar, aktivitas belajar, matematika, Soal Cerita KPK dan FPB.

ABSTRACT

Widi Riani NIP 19751026 200312 2003 . Ajataka TGT Cooperative Learning Model to Improve Learning Outcomes Activities and Story Problem Math Content KPK and FPB in Class V Semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Academic Year 2013/2014 .

The purpose of this study is to increase the activity and learning outcomes Math Story Problem KPK and materials for students of classes V FPB half of 1 SD Negeri 1 Karangduwur academic year 2013/2014 through a cooperative learning TGT Ajataka models .

The research was conducted in SD Negeri 1 Karangduwur in the school year 2013/2014 with research subjects were students of class V consisting of 20 male students and 15 female students.

The method used was action research method that consists of two cycles. In each cycle consists of four stages , namely research planning, action, observation, and reflection. Data were analyzed using descriptive comparative continued reflection. Comparative descriptive done by comparing baseline, cycle 1 and cycle 2, good for learning activities and learning outcomes .

These results indicate that: firs , the model Ajataka TGT cooperative learning can enhance mathematics learning activity materials and FPB KPK Story Problems for students of classes V Semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur academic year 2013/2014. Proven percentage of students in learning activities both categories increased from baseline 17 % to 48.5 % in the first cycle and a 97.14 % in the second cycle or at the end of the condition has increased by 80.14 % from the initial conditions. Second, cooperative learning TGT Ajataka models can improve learning outcomes Story Problem KPK math materials and FPB for 1 semester of fifth grade students of SD Negeri 1 Karangduwur academic year 2013/2014. Proven to increase the percentage of students passing grade of 40 % to the initial condition 48,57% in the first cycle and a 97.14 % in the second cycle or at the end of the condition has increased by 57.14 % from the initial conditions .

Keywords : cooperative , TGT , ajataka , learning outcomes , learning activities , math , Story Problem KPK and FPB .

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan pada pasal 19 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut maka diharapkan guru menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Ciri model pembelajaran yang baik meliputi adanya keterlibatan intelektual-emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap; adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan proses pembelajaran; guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik; serta penggunaan berbagai metode, alat, dan media pembelajaran.

SD Negeri 1 Karangduwur merupakan sekolah yang berada di daerah pinggiran kota Kebumen. Sebagai sekolah di daerah pinggiran, kemampuan peserta didik sangat beragam. Sebagian siswa mempunyai kemampuan yang tinggi, namun masih banyak siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah. Hal ini terbukti dari rendahnya persentase siswa yang mencapai SD Negeri 1 Karangduwur merupakan sekolah yang berada di daerah pinggiran kota Kebumen. Sebagai sekolah di daerah pinggiran, kemampuan peserta didik sangat beragam. Sebagian siswa mempunyai kemampuan yang tinggi, namun masih banyak siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah. Hal ini terbukti dari rendahnya persentase siswa yang mencapai

1 tahun pelajaran 2013/2014, hasil ulangan harian materi Soal cerita KPK dan FPB menunjukkan rata-rata nilai 58,86 dengan 14 siswa (40%) yang tuntas dan 21 siswa (60%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah.

Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan siswa cenderung pasif dan menunggu temannya untuk mengerjakan tugas. Beberapa siswa bahkan sama sekali tidak mengerjakan tugas dengan alasan tidak bisa atau tidak membawa buku dan lebih memilih bercakap-cakap atau bermain- main dengan teman daripada mengerjakan tugas. Dalam diskusi kelompok siswa cenderung diam, tidak aktif dan individualis. Hal ini menunjukkan aktivitas belajar siswa masih rendah.

Pada praktiknya, pembelajaran Matematika pada kelas V lebih banyak disajikan dengan metode ceramah. Pembelajaran lebih berorientasi pada guru (teacher centered), siswa tidak dilibatkan secara aktif. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Siswa kurang memiliki ketertarikan pada pelajaran Matmetika yang dianggap sulit dan teoretis saja sehingga aktivitas dan hasil belajarnya rendah. Apalagi anggapan siswa bahwa mata pelajaran Matematika adalah pelajaran yang paling sulit menjadi faktor rendahnya perhatian dan antusiasme guru dan

siswa. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor siswa dan faktor guru. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dari faktor guru karena guru belum menggunakan berbagai macam model dan media. Sedangkan faktor siswa adalah siswa menganggap pelajaran Matematika sulit, membosankan dan tidak menarik, materi soal cerita KPK dan FPB dianggap materi yang abstrak dan sulit. Melihat rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas oleh guru untuk memecahkan masalah tersebut. Perlu ada tindakan memanfaatkan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apakah melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) dapat meningkatkan aktivitas belajar Matematika materi Soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Apakah melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB 2. Apakah melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB

3. Apakah melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar Matematika materi soal certia KPK dan FPB pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014.

2) Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas VI semester

1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu)

2) Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi soal 2) Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi soal

1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu).

3) Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu)

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi siswa

1) Meningkatnya aktivitas belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014.

2) Meningkatnya hasil belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014.

b. Manfaat bagi guru

1) Guru dapat memanfaatkan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2) Guru dapat memanfaatkan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Guru dapat memanfaatkan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (aku jawab tantangan kamu) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

4) Guru dapat mengembangkan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu)

5) Meningkatkan kinerja guru.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran Matematika di sekolah.

2) Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu)

a. Hakikat Matematika Pembelajaran Matematika selalu berkaiatan dengan kehidupan sehari-hari. Dari banyaknya persoalan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan menambah pula materi pembelajaran Matematika. Kesesuaian konteks pembelajaran yang ada pada kurikulum dapat diaplikasikan dengan baik pada mata pelajaran Matematika. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa. Beberapa ahli memberi batasan yang berbeda tentang istilah belajar belajar merupakan peranan yang penting dalam proses pengajaran.

Menurut Sardiman (2006: 20) belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kegiatan seutuhnya.

Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi di lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya mengandung makna terjadinya perubahan tingkah laku pada diri anak berkat adanya pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar meliputi perubahan terjadi secara sadar.

Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri (James dalam Ruseffendi, 1992 : 27 ).

Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat (Johnson dan Rising dalam Ruseffendi, 1992: 28)

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran

Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir (Jhonson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 252). Sedangkan menurut Reys dkk. dalam Ruseffendi, dkk. (1992: 28) mengemukakan bahwa “matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau cara berpikir, suatu seni suatu bahasa dan suatu alat”.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari pola berpikir, pola pengorganisasian, pembuktian yang logis, serta bahasa dan penelaahannya yang dibangun melalui proses penalaran deduktif.

Dalam Peraturan Materi Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22, Tahun 2006 tentang Standar Isi (2006: 139) tujuan matematika adalah: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Dalam Peraturan Materi Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22, Tahun 2006 tentang Standar Isi (2006: 139) tujuan matematika adalah: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

diperoleh. (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajarai matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan (Wahyudi, 2008: 3).

Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa dapat memiliki kemampuan (1) memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam memecahkan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi dan membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelasakan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah merancang model matematika, Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa dapat memiliki kemampuan (1) memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam memecahkan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi dan membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelasakan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah merancang model matematika,

b. Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT)

1) Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pengajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam meyelesaikan tugasnya setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman belum menguasai bahan pembelajaran (Depdiknas, 2004: 11). Ibrahim dan Shaodih (1996: 46) menjelaskan bahwa metode kelompok adalah cara mengajar yang menekankan aktivitas peserta didik. Sedangkan menurut Nuryani dan Andrian Rustaman (1997: 38) menjelaskan bahwa apabila kelompok terdiri atas peserta didik yang sama pintarnya atau sama tidak pintarnya akan menyebabkan ada kelompok yang dominan terhadap lainnya. Besar kelompok 1) Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pengajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam meyelesaikan tugasnya setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman belum menguasai bahan pembelajaran (Depdiknas, 2004: 11). Ibrahim dan Shaodih (1996: 46) menjelaskan bahwa metode kelompok adalah cara mengajar yang menekankan aktivitas peserta didik. Sedangkan menurut Nuryani dan Andrian Rustaman (1997: 38) menjelaskan bahwa apabila kelompok terdiri atas peserta didik yang sama pintarnya atau sama tidak pintarnya akan menyebabkan ada kelompok yang dominan terhadap lainnya. Besar kelompok

kooperatif dikembangkan berdasarkan teori sosial, teori kognitif, dan teori kontruktivisme cukup efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, berpikir aktif dan kritis, membantu memahami konsep- konsep yang sulit serta meningkatkan kemampuan akademisnya. Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif peserta didik dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya (Anonym, 2004: 15). Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada peserta didik kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi diharapkan dapat membantu rekan lainnya yang memiliki kemampuan di bawahnya. Jadi peserta didik dapat memperoleh bantuan dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses pembelajaran kooperatif ini, peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberikan bantuan pemikiran lebih mendalam tentang materi yang terdapat di dalam materi tertentu. Penerapan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran Matematika juga meningkatkan kemampuan

Model

pembelajaran

bekerja sama antar individu, berbicara, dan sharing dengan orang lain. Hal tersebut akan melahirkan sikap positif terhadap keanekaragaman (learning to live together).

Menurut Slavin (2005:71) dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif di kelas ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan sebagai berikut ini: 1) materi pelajaran dirancang untuk pembelajaran secara kelompok yang sebelumnya dibuat lebih dahulu lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari, 2) menetapkan peserta didik dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang peserta didik yang terdiri dari campuran peserta didik laki-laki dan perempuan yang memiliki prestasi belajar sedang, tinggi dan rendah juga terdiri dari katar belakang sosial yang beragam, 3) menentukan skor awal yang merupakan rata-rata peserta didik secara individual pada semester sebelumnya, 4) menyiapkan peserta didik untuk belajar kooperatif yang sebaiknya dimulai dengan latihan-latihan kerjasama kelompok masing-masing anggotanya lebih saling mengenal.

Slavin (2005:75) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan teknik pembelajaran kooperatif terdapat tahapan- tahapan utama yaitu: 1) menyampaikan tujuan dan motivasi peserta didik, 2) menyajikan informasi, 3) mengorganisasikan peserta didik, 4) membimbing kelompok bekerja dan belajar, 4) evaluasi, dan 6) penghargaan.

2) Teknik Teams Games Tournament (TGT) Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1995:5) teknik sebagai prosedur mental yang berbentuk satuan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan. Oemar Hamalik (2001:201) mengungkapkan bahwa teknik adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, teknik adalah keseluruhan metode yang menitikberatkan pada kegiatan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan. Teknik pembelajaran lebih luas dari metode, karena ada prosedur untuk mencapai tujuan tertentu.

Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edward. Robert E. Slavin (2010:13) menguraikan bahwa teknik ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.

Siswa bermain dalam meja pertandingan melawan anggota kelompok lain yang memiliki kemampuan setara. Juara Siswa bermain dalam meja pertandingan melawan anggota kelompok lain yang memiliki kemampuan setara. Juara

Lebih lanjut, Robert E. Slavin (2010: 169) menguraikan tentang pembelajaran kooperatif TGT sebagai berikut: (a) pengajaran: menyampaikan materi; (b) belajar tim: para siswa mengerjakan lembar-lembar kegiatan untuk menguasai materi; (c) turnamen: para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta; dan (d) rekognisi tim: skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumya.

3) Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) Sebuah pembelajaran akan berhasil dengan maksimal jika siswa merasa senang dengan pembelajaran tersebut. Pada dasarnya setiap anak menyukai permainan yang penuh tantangan, tetapi tidak terlalu sulit. Ajataka (aku jawab tantangan kamu) adalah sebuah pertandingan kelompok, di mana kelompok yang satu akan menantang kelompok lain. Masing-masing perwakilan kelompok akan bertanding di meja pertandingan menghadapi 3) Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) Sebuah pembelajaran akan berhasil dengan maksimal jika siswa merasa senang dengan pembelajaran tersebut. Pada dasarnya setiap anak menyukai permainan yang penuh tantangan, tetapi tidak terlalu sulit. Ajataka (aku jawab tantangan kamu) adalah sebuah pertandingan kelompok, di mana kelompok yang satu akan menantang kelompok lain. Masing-masing perwakilan kelompok akan bertanding di meja pertandingan menghadapi

2. Aktivitas Belajar Matematika

a. Aktivitas Belajar Diedrich dalam Nasution (1995) mengelompokkan aktivitas siswa ke dalam kategori:

1. Visual activities seperti membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2. Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviuw, diskusi, interaksi dan sebagainya.

3. Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.

4. Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin dan sebagainya.

5. Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan lain sebagainya.

6. Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

7. Mental activities seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan lain sebagainya.

8. Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan lain sebagainya.

b. Aktivitas Belajar Matematika Aktivitas belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB meliputi membaca, menerjemahkan soal cerita ke dalam kalimat dan menyampaikan informasi, matematika, menyampaikan pendapat, berdiskusi, menghargai pendapat teman, mengingat, dan berkompetensi.

3. Hasil Belajar Matematika Sebelum diuraikan mengenai hasil belajar, perlu diketahui terlebih dulu prasyarat yang diperlukan dalam belajar menurut Slameto (2003: 27) adalah sebagai berikut: (a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. (b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan instruksional. (c) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan 3. Hasil Belajar Matematika Sebelum diuraikan mengenai hasil belajar, perlu diketahui terlebih dulu prasyarat yang diperlukan dalam belajar menurut Slameto (2003: 27) adalah sebagai berikut: (a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. (b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan instruksional. (c) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan

Prinsip dalam belajar memiliki beberapa sudut pandang diantaranya belajar harus ada partisipasi aktif dari siswa dan juga motivasi yang kuat dari dalam diri siswa dan juga dari luar siswa. Hasil belajar memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar. Penilaian hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan belajar dalam upaya mencapai tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar mengajar. Pengertian Hasil dalam KBBI adalah sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh usaha. Belajar adalah usaha secara sadar yang dilakukan individu untuk memahami sesuatu melalui berbagai prosedur latihan dan pengalaman sehingga menghasilkan kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, dan pengertian.

Menurut Oemar Hemalik (2006: 14) hasil belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu dan dari tidak mengerti menjadi tahu dan mengerti. Sudjana dalam Padmono (2002: 37) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Dengan demikian, hasil belajar menunjukkan perubahan dari sebelum pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menunjukkan perubahan yang berupa penambahan, peningkatan, dan penyempurnaan perilaku. Perubahan Dengan demikian, hasil belajar menunjukkan perubahan dari sebelum pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menunjukkan perubahan yang berupa penambahan, peningkatan, dan penyempurnaan perilaku. Perubahan

Berdasarkan pernyataan diatas dapat simpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah sesuatu yang dibuat atau diusahakan yang dicapai seseorang dalam usaha belajar suatu ilmu yang mempelajari hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran.

B. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal guru belum menggunakan pembelajaran kooperatif model ajataka, aktivitas dan hasil belajar matematika rendah. Agar hasil belajar matematika materi soal cerita KPK dan FPB meningkat maka diperlukan adanya tindakan yang dilakukan guru, yaitu guru menggunakan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu)

Siklus pertama adalah penggunaan pembelajaran kooperatif TGT model ajataka (aku jawab tantangan kamu) untuk menyelesaikan soal cerita FPB, dilanjutkan dengan siklus kedua penggunaan pembelajaran kooperatif TGT model Ajakata (Aku Jawab Tantangan Kamu) untuk menyelesaikan soal Siklus pertama adalah penggunaan pembelajaran kooperatif TGT model ajataka (aku jawab tantangan kamu) untuk menyelesaikan soal cerita FPB, dilanjutkan dengan siklus kedua penggunaan pembelajaran kooperatif TGT model Ajakata (Aku Jawab Tantangan Kamu) untuk menyelesaikan soal

Pada kondisi akhir, diduga melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) aktivitas dan hasil belajar matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas V SD Negeri 1 Karangduwur pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkat.

Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir penelitian.

Aktivitas dan hasil belajar siswa

Kondisi Guru hanya menggunakan metode

rendah

Awal

ceramah dan penugasan

Siklus I

Penggunaaan pembelajaran

kooperatif TGT model ajataka

pada materi soal cerita FPB

kooperatif

pembelajaran

TGT model ajataka

Siklus II

Penggunaan pembelajaran

kooperatif TGT model ajataka

Kondisi

pada materi soal cerita KPK

Akhir

Diduga

melalui penggunaan

pembelajaran

kooperatif TGT model Ajataka dapat

meningkatkan

aktivitas dan

hasil belajar

matematika materi soal cerita KPK dan FPB

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, peneliti menetapkan hipotesis tindakan sebagai berikut.

1. Melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) dapat meningkatkan aktivitas belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa 1. Melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) dapat meningkatkan aktivitas belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa

2. Melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas

VI semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Model Ajataka (Aku Jawab Tantangan Kamu) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi soal cerita KPK dan FPB pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Karangduwur Tahun Pelajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Unit Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen yang dilakukan pada siswa kelas V SD. Adapun lokasi penelitian adalah di SD Negeri 1 Karangduwur. Peneliti memilih lokasi di kelas V SD Negeri 1 Karangduwur dengan alasan masalah terjadi di kelas tersebut di mana peneliti bertugas mengajar, sehingga peneliti telah memahami benar-benar kondisi dan kemampuan siswa di samping kekurangan dan kelemahannya.

Lokasi SD Negeri 1 Karangduwur terletak di Jalan Raya Puring 198 Desa Karangduwur Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen. Akses menuju SD ini dapat dikatakan mudah karena terletak di daerah pemukiman penduduk.

Balai Desa Karangduwur

SDN 1 Karangduwur

Gambar 3.1 Denah Lokasi SD Negeri 1 Karangduwur

SD Negeri 1 Karangduwur sebagai salah satu SD Negeri di UPT Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Unit Kecamatan Petanahan merupakan SD yang berprestasi di atas rata-rata. Pada tahun pelajaran 2012/2013 SD Negeri 1 Karangduwur meraih peringkat lima nilai (Ujian Nasional) UN di UPT Dinas Dikpora Unit Kecamatan Petanahan. Di samping itu, prestasi akademik dan nonakademik juga tidak ketinggalan. Berbagai macam kejuaraan pernah diraih. Salah satunya pernah mendapat medali perunggu pada OSN di Medan Sumatera Utara pada bulan Agustus 2010.

Gambar 3.2 SD Negeri 1 Karangduwur

Tenaga pengajar di SD Negeri 1 Karangduwur juga cukup memadai dengan enam guru kelas, satu guru PAI, satu guru Penjaskes, seorang kepala sekolah, satu guru Bahasa Inggris, seorang petugas perpustakaan, dan seorang penjaga sekolah. Kompetensi para pengajar pun sudah sesuai dengan aturan pemerintah. Delapan orang guru telah berkualifikasi S1, sebagian guru sedang menempuh pendidikan S 1 untuk meningkatkan profesionalisme.

Berikut ini adalah data kepegawaian terbaru di SD Negeri 1 Karangduwur.

Tabel 3.1 Data kepegawaian SD Negeri 1 Karangduwur

No Nama / NIP

Gol.

Jabatan

Tugas Kelas

Mengajar KASINO, S.Pd.SD

Ruang

PKn I-VI 19620113 198508 1 002

1 IV.A

Kepala Sekolah

– VI 3 PURWANTO,A.Ma.Pd

ROJIYAH, S.Pd.I

PAI I 19590824 198104 2 001

2 IV.A

Guru

Penjaskes I 19570906 198405 1 002

– VI WIDI RIANI, M.Pd.

IV.A

Guru

Guru Kelas VI 19751026 200312 2 003

4 II.D

Guru

5 SUNDARI, S.Pd.SD.

Guru Kelas IV 19670330 200312 1 001

II.C

Guru

SUWARDIYANTO,S.Pd.

Guru Kelas II 19660802 200701 2 012

6 II.B

Guru

Guru Kelas V 19680705 200701 2 021

7 PARYASIH,S,Pd.

II.B

Guru

SRI MULYANINGSIH,S.Pd.

Guru Kelas I 19700621 200701 2 010

8 II.B

Guru Mulok IV – VI 12 INDRI SUSANTI

11 AZMATUL HANIAH

WB

Guru WB

Guru Mulok IV – VI 13 TANTINAH PUJIASTUTI

WB

Guru WB

PTT

Perpustakaan

Seperti sekolah yang lain, SD Negeri 1 Karangduwur juga mempunyai Visi dan Misi sekolah. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Visi

: Mewujudkan masyarakat sekolah yang unggul, berprestasi, dan berbudaya berdasakan iman dan taqwa

b. Misi

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didik.

2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.

3) Menumbuhkan semangat penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut dengan mengedepankan budaya bangsa agar menjadi sumber kearifan dalam bertindak dan terciptanya kerukunan hidup beragama.

4) Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul yang mampu mengembangkan diri dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Selanjutnya, secara lebih rinci peneliti meggambarkan denah lokasi kelas I sebagai subjek penelitian ini.

Ruang RUANG Kep.sek

UKS

Kantor KELAS VI

Guru

RUANG MULTI-

KELAS V

MEDIA

KELAS IV

Ruang

KELAS I

KELAS II

KELAS III

Mushola Perpus-

GURU WC

GURU

SISW

Gambar 3.3 Denah SD Negeri 1 Karangduwur

2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, mulai bulan Juli sampai dengan bulan September 2013. Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

Tahun 2012

No Jenis Kegiatan

Sept Okt 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Juli

Agustus

1. Ijin Penelitian

2. Pengkajian

dan

penyusunan teori 3. Penyusunan alat dan

instrumen 4. Pelaksanaan Penelitian

a. Siklus I

b. Siklus II

4. Penyusunan

laporan

x x x x penelitian

Berdasarkan jadwal pelaksanaan penelitian di atas, peneliti menyusunan jadwal siklus perbaikan pembelajaran sebagai berikut:

a) Siklus 1

: tanggal 23 dan 29 Agustus 2013

b) Siklus 2

: tanggal 9 dan 13 September 2013

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 1 Karangduuwr tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa dalam kelas ini 35 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Berikut ini adalah daftar nama siswa kelas V di SD Negeri 1 Karangduwur.

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangduwur

Jenis kelamin NO

NAMA SISWA

P 1 Hidyan Fajar Azizi

2 Rizki Nurul Nur R

3 Uni Isnaeni P 4 Ajroh

P 5 Alfina Nur Afifah

P 6 Ananda Nurul F

P 7 Anas Rifki Romadhon

8 Atikah Nur Fadilah P 9 Aziz Prasetyo

P 10 Dani Setyanto

11 Dzikriya

12 Fahmi Muafa Rusydi

13 Nadiya Azka P 14 Novita Rizkani R

P 15 Puguh Andhia D

16 Rahmat Juni Widodo

17 Rani Dwi Astuti

18 Ridho Nur Robangi

19 Rihmah Alfiah H P 20 Silvya Agustin

P 21 Naia Shafira Hanin

P 22 Rizki Nurul Nur Rokhim

23 Sri Handoyo P 24 Danang Dwi Yuli Anwar

25 Fiki Haikal

26 Grahaita Wahana Lestari P 27 Naskhan Abdul Hakim

28 Primafakhri Elnanda H

29 Ridho Ibnu Fida

30 Rina Puji Astuti

31 Rizki Pria Muhamad Ali

32 Zulfikar Akhmad P 33 Andhini Hafshah

34 Shintya Jenyfer

35 Difki Lesta Gibran P

Jumlah

C. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi dua sumber yaitu (1) sumber data primer di mana data diperoleh langsung dari subjek penelitian (siswa); dan (2) sumber data sekunder di mana data diperoleh dari pengamatan teman sejawat dan wawancara dengan siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Kuantitatif

1) Data tentang hasil belajar siswa dengan teknik tes tertulis Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes awal diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi pengetahuan siswa tentang KPK dan FPB dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu hasil belajar siswa. Dengan perkataan lain, tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar siswa sesuai dengan siklus yang ada.

2) Data tentang penilaian kegiatan siswa dengan menggunakan lembar penilaian kegiatan siswa baik individu maupun kelompok.

3) Pengamatan Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika

melaksanakan proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yang diminta sebagai observer dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu, observer dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar siswa dan guru di kelas. Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran model TGT bermedia Tabu. Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan, dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti yang terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi rangsang baik yang datang dari guru atau teman lain, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, dan sebagainya.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Data Kuantitatif

1) Data hasil belajar siswa dengan teknik tes menggunakan satu soal uraian dan tiap siklus.

2) Hasil pertandingan secara individu pada setiap siklus 2) Hasil pertandingan secara individu pada setiap siklus

1) Data hasil aktivitas belajar siswa dengan lembar pengamatan oleh pengamat.

2) Data hasil pengamatan proses pembelajaran oleh pengamat.

E. Validitas Data

Teknik validasi yang diguakan adalah trianggulasi. Adapun trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data. Trianggulasi data (sumber) dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber berbeda. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik analisis. Data kuantitatif diolah melalui analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan siklus II, sedangkan data kualitatif hasil pengamatan diolah menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.

G. Indikator Kinerja

Untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses dan hasil belajar sesuai dengan tujuan penelitian diperlukan indikator. Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah perlakuan yang digunakan dapat membantu siswa meningkatkan aktivitas belajar Matematika adalah respon, tanggapan, dan opini siswa yang menunjukkan kesetujuannya. Selain itu, indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa Untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses dan hasil belajar sesuai dengan tujuan penelitian diperlukan indikator. Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah perlakuan yang digunakan dapat membantu siswa meningkatkan aktivitas belajar Matematika adalah respon, tanggapan, dan opini siswa yang menunjukkan kesetujuannya. Selain itu, indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa

Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Perlakuan yang dilaksanakan dinyatakan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa jika minimal 90% dari jumlah siswa, menunjukkan respon, tanggapan dan opini yang menunjukkn kesetujuannya melalui pengamatan.

2. Perlakuan yang dilaksanakan dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika ada peningkatan hasil belajar secara individual dan klasikal, serta minimal 90% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.

H. Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini tindakan yang akan peneliti lakukan sebanyak dua siklus. Sedangkan tahapan-tahapan dalam siklus terdiri atas empat tahapan yaitu planning, acting, observating, dan reflecting.