BAB 1 PENDAHULUAN - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Sumatera Utara Berdasarkan data Tahun 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah
satu
tujuan
pembangunan
nasional
adalah
meningkatkan
kinerja
perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan
yang layak
bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan
kesejahteraan penduduk Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional
adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah dalam
pembangunan
yang
bersifat
multidimensial
karena
dalam menanggulanginya
masalah yang dihadapi bukan saja terbatas pada hal-hal yang menyangkut
hubungan sebab-akibat timbulnya kemiskinan tetapi melibatkan juga preferensi
nilai dan politik.
Kemiskinan
terus
menjadi
masalah
fenomenal
sepanjang
sejarah
Indonesia, karena selama ini pemerintah belum memiliki strategi dan kebijakan
pengentasan kemiskinan yang tepat yakni program pemberdayaan masyarakat
miskin yang benar-benar berpihak kepada lapisan yang paling miskin. Kebijakan
pembangunan
dan
berbagai
program
penanggulangan
kemiskinan
yang
dikembangkan seringkali kurang memperhatikan karakteristik dan konteks lokal
masyarakat miskin.
Dalam
kemiskinan,
kemiskinan.
menelah
perlu
kebijakan
terlebih
pemerintah
dahulu
daerah
diperhatikan
dalam menanggulangi
faktor-faktor
penyebab
Kebijakan pemerintah daerah yang berorientasi pada program
pengentasan kemiskinan sudah seharusnya didasarkan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi kemiskinan tersebut. Faktor-faktor penyebab kemiskinan
dapat berupa karakteristik makro, sektor, komunitas, rumah tangga, dan individu.
Hampir tidak ada yang membantah bahwa pendidikan adalah pionir dalam
pembangunan masa depan suatu bangsa. Pendidikan memainkan peran utama
dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap
teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan
serta pembangunan yang berkelanjutan. Jika dunia pendidikan suatu bangsa sudah
Universitas Sumatera Utara
2
jeblok, maka kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab,
pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan
jati diri manusia suatu bangsa. Banyak orang miskin yang mengalami kebodohan.
Karena itu, penting untuk dipahami bahwa kemiskinan bisa mengakibatkan
kebodohan, dan kebodohan jelas identik dengan kemiskinan. Oleh karena itu,
tingkat pendidikan dapat diukur salah satunya dengan rata-rata lama sekolah.
Semakin tinggi pendidikan yang diperoleh maka peluang untuk mendapatkan
pekerjaan akan semakin besar.
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah populasi
penduduk. Perkembangan jumlah penduduk bisa menjadi faktor pendorong dan
penghambat pembangunan. Faktor pendorong karena, pertama, memungkinkan
semakin banyaknya tenaga kerja. Kedua, perluasan pasar, karena luas pasar
barang dan jasa ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu pendapatan masyarakat
dan
jumlah
penduduk.
Sedangkan
penduduk
disebut
faktor
penghambat
pembangunan karena akan menurunkan produktivitas, dan akan terdapat banyak
pengangguran. Dalam kaitannya dengan kemiskinan, jumlah penduduk yang besar
justru akan memperparah tingkat kemiskinan. Fakta menunjukkan, di kebanyakan
Negara dengan jumlah penduduk yang besar tingkat kemiskinannya juga lebih
besar jika dibandingkan dengan Negara dengan jumlah penduduk sedikit. Secara
teori dapat diartikan jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu
saat nanti sumber daya alam akan habis. Sehingga muncul wabah penyakit,
kelaparan dan berbagai macam penderitaan manusia.
Selain faktor-faktor di atas, ada pula indikator lain yang digunakan untuk
mengukur jumlah penduduk miskin yaitu seberapa besar jumlah pengangguran
yang ada. Pengangguran bisa disebabkan oleh bertambahnya angkatan kerja baru
yang terjadi tiap
tahunnya,
sementara itu penyerapan tenaga kerja tidak
bertambah. Selain itu adanya industri yang bangkrut sehingga harus merumahkan
tenaga kerjanya. Hal ini berarti, semakin tinggi jumlah pengangguran maka akan
meningkatkan jumlah penduduk miskin.
Permasalahan strategis di pemerintahan Provinsi Sumatera Utara tidak
jauh berbeda dengan di pemerintahan pusat (problem nasional), yakni masih
tingginya angka kemiskinan jika dibandingkan dengan provinsi lain. Di mana
Universitas Sumatera Utara
3
Sumatera Utara merupakan peringkat keempat jumlah penduduk miskin terbanyak
di Indonesia. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan
pada bulan September 2014 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di
Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.360.600 orang atau sebesar 9,85 persen
terhadap jumlah total penduduk. Kondisi ini lebih buruk jika dibandingkan
dengan kondisi Maret 2014 yang jumlah penduduk miskinnya sebanyak 1.286.700
orang atau sebesar 9,38 persen. Dengan demikian, ada peningkatan jumlah
penduduk miskin sebanyak 73.900 orang serta peningkatan persentase penduduk
miskin sebesar 0,47 poin. Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara kembali
mengalami peningkatan di mana pada bulan Maret 2015 bertambah sebanyak
103.070 orang dan mencapai 1.463.670 orang atau sebesar 10,53 persen terhadap
jumlah total penduduk.
Dari uraian di atas serta pemikiran di atas, maka penulis merasa terdorong
untuk
mendalami
dan
meneliti
tentang
“Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara Berdasarkan Data
Tahun 2013”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penelitian
ini
akan
menganalisa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat
kemiskinan di Sumatera Utara berdasarkan data tahun 2013. Penulis akan
mengemukakan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh Rata-rata Lama Sekolah terhadap Tingkat Kemiskinan
di Sumatera Utara?
2.
Bagaimana pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Tingkat Kemiskinan di
Sumatera Utara?
3.
Bagaimana pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan
di Sumatera Utara?
4.
Bagaimana pengaruh Rata-rata Lama Sekolah, Jumlah Penduduk dan
Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Sumatera Utara?
1.3 BATASAN MASALAH
Batasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah
yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan. Untuk mengarahkan
Universitas Sumatera Utara
4
agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan maka penulis
membatasi ruang lingkup berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kemiskinan yaitu pendidikan berupa rata-rata lama sekolah, jumlah penduduk dan
tingkat
pengangguran
serta
populasi yang diambil dibatasi pada Provinsi
Sumatera Utara pada Tahun 2013. Dan untuk menganalisa data penulis
menggunakan metode regresi linier berganda.
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
a.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh rata-rata lama sekolah,
jumlah penduduk dan tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di
Sumatera Utara.
b.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah:
1.
Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
mengambil keputusan atau menetapkan kebijakan tentang pengentasan
kemiskinan di Sumatera Utara.
2.
Semakin banyaknya penelitian akan semakin terbuka informasi dan caracara yang efektif dalam menanggulangi masalah kemiskinan di Sumatera
Utara.
3.
Dapat
dijadikan
kerangka
penilaian
ke
arah
pembangunan
dalam
memecahkan masalah kemiskinan di Sumatera Utara.
1.5 METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yaitu suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan
kegiatan
yang
melaksanaka
berfungsi sebagai pedoman
umum yang
digunakan
untuk
penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu
dapat terwujud. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara
sebagai berikut:
1.
Metode Penelitian Kepustakaan (Studi literatur)
Universitas Sumatera Utara
5
Penelitian kepustakaan
yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh
data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku,
referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yeng mendukung penulisan
tugas akhir.
2.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, telah dilakukan oleh penulis
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor Badan Pusat
Statistik
Provinsi Sumatera
Utara.
Data
yang
dikumpulkan tersebut
kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut .
3.
Metode Pengolahan Data
Data dianalisa menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat
persamaan regresi liniernya dan untuk mengetahui hubungan setiap variabel
digunakan analisis korelasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah:
a.
Mengelompokkan data menjadi variabel bebas
dan variabel terikat
.
b.
c.
Menentukan hubungan antara variabel bebas
dengan variabel
terikat
.
sehingga didapat regresi
Uji regresi linier berganda untuk
variabel bebas
d.
atas
mengetahui besarnya pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat .
Uji korelasi untuk megetahui seberapa besar pengaruh hubungan
variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat.
1.6 TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan nilai variabel dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang
berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola perubahan nilai
suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang
memungkinkan untuk
membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai
tertentu variabel yang mempengaruhinya (Algifari, 2000).
Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis
hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisa regresi. Istialah “regresi”
Universitas Sumatera Utara
6
pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan mengenai nilai satu variabel
terhadap satu variabel yang lain. Analisis regresi merupakan teknik untuk
membangun persamaan. Dalam suatu persamaan regresi terdapat dua macam
variabel yaitu variabel dependen (dependent variable) dan variabel independen
(independent variable). Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tidak
bebas atau bergantung pada variabel lainnya sedangkan variabel independen
adalah variabel yang nilainya bebas atau tidak tergantung pada variabel lainnya.
Sehingga, persamaan ini dapat menggambarkan hubungan antara dua variabel
atau lebih variabel dan menaksir nilai variabel dependen berdasar pada nilai
tertentu variabel independennya.
Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua
variabel. Secara umum, data hasil pengamatan
variabel-variabel bebas
bisa terjadi karena akibat
. Akan ditentukan hubungan antara
sehingga didapat regresi
atas
dan
. Yang akan ditinjau
hanyalah garis regresi sederhana yaitu yang dikenal dengan nama regresi linier
ganda (Sudjana, 1992;347).
Maka persamaan regresi linier berganda adalah:
̂
di mana:
̂
= Nilai estimasi
= Konstanta
= Nilai variabel independen
= Koefisien yang berhubungan dengan variabel
= Kesalahan (error)
Dari rumus di atas jika dimasukan ke variabel yang digunakan dapat
diperoleh seagai berikut:
̂
Universitas Sumatera Utara
7
di mana:
̂
= Jumlah Penduduk Miskin ( Ribu Jiwa)
= Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
= Jumlah Penduduk ( Ribu Jiwa)
= Tingkat pengangguran (%)
Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu
persamaan regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel
independen. Semakin banyak variabel independen yang terlibat dalam suatu
persamaan regresi semakin rumit menentukan nilai statistik yang diperlukan
sehingga diperoleh persamaan regresi estimasi.
Persamaan regresi berganda tiga variabel independen masih mungkin
dibangun secara manual.
persamaan
̂
regresi
menentukan besarnya
Besarnya
dan
Dari suatu data observasi yang akan dibangun
dapat
dan
dibuat
dengan
yang terdapat pada persamaan tersebut.
dapat ditentukan dengan menggunakan empat
persamaan berikut ini:
∑
∑
∑
∑
......................................(1)
∑
...................................(3)
∑
∑
∑
∑
∑
...................................(2)
∑
∑
∑
∑
∑
....................................(4)
∑
∑
∑
∑
Analisis korelasi adalah alat statistik
yang dapat digunakan untuk
menegtahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Umumnya
analisis
korelasi digunakan,
dalam hubungannya dengan analisis
regresi, untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai
variabel dependen.
Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu
variabel dengan variabel lain adalah koefisien determinasi dan koefisien korelasi.
Koefisien determinasi diberi simbol
dan koefisien korelasi diberi simbol .
Universitas Sumatera Utara
8
a.
Koefisien Determinasi
Koefisein determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara pengaruh dua variabel. Nilai koefisien
determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat
dijelaskan
oleh
persamaan
regresi
yang
dihasilkan.
Besarnya
koefisien
determinasi (r2 ) dapat dicari menggunakan formulasi sebagai berikut:
∑
∑
∑
di mana:
= besarnya koefisien determinasi sampel
= titik potong kurva terhadap sumbu
= slope garis estimasi yang paling baik
= banyaknya data
= nilai variabel
= nilai variabel
= nilai rata-rata variabel
b.
Koefisien korelasi
Koefisien korelasi merupakan ukuran kedua yang dapat digunakan untuk
mengetahui bagaimana keeratan hubungan anatara suatu variabel dengan variabel
lain. Jika koefisien korelasi berhubungan dengan sampel yang digunakan maka
koefisien korelasi besarnya adalah akar koefisien determinasi.
Maka formula
koefisien korelasi adalah:
√{ ∑
∑
∑
∑
}{ ∑
∑
∑
}
di mana:
= Koefisien korelasi antara
dan
= Variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
9
= Variabel terikat
Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis
. Untuk
= +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara
sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara
= 0, berarti tidak ada korelasi antara
dan ,
dan , sedangkan
dan .
Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan di dalam
variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai
korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti oleh
penurunan di dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut
mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel
walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut
tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 1.1 Interpretasi koefisien korelasi
Besarnya Nilai 𝒓
Interpretasi
0,80
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah
satu
tujuan
pembangunan
nasional
adalah
meningkatkan
kinerja
perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan
yang layak
bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan
kesejahteraan penduduk Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional
adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah dalam
pembangunan
yang
bersifat
multidimensial
karena
dalam menanggulanginya
masalah yang dihadapi bukan saja terbatas pada hal-hal yang menyangkut
hubungan sebab-akibat timbulnya kemiskinan tetapi melibatkan juga preferensi
nilai dan politik.
Kemiskinan
terus
menjadi
masalah
fenomenal
sepanjang
sejarah
Indonesia, karena selama ini pemerintah belum memiliki strategi dan kebijakan
pengentasan kemiskinan yang tepat yakni program pemberdayaan masyarakat
miskin yang benar-benar berpihak kepada lapisan yang paling miskin. Kebijakan
pembangunan
dan
berbagai
program
penanggulangan
kemiskinan
yang
dikembangkan seringkali kurang memperhatikan karakteristik dan konteks lokal
masyarakat miskin.
Dalam
kemiskinan,
kemiskinan.
menelah
perlu
kebijakan
terlebih
pemerintah
dahulu
daerah
diperhatikan
dalam menanggulangi
faktor-faktor
penyebab
Kebijakan pemerintah daerah yang berorientasi pada program
pengentasan kemiskinan sudah seharusnya didasarkan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi kemiskinan tersebut. Faktor-faktor penyebab kemiskinan
dapat berupa karakteristik makro, sektor, komunitas, rumah tangga, dan individu.
Hampir tidak ada yang membantah bahwa pendidikan adalah pionir dalam
pembangunan masa depan suatu bangsa. Pendidikan memainkan peran utama
dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap
teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan
serta pembangunan yang berkelanjutan. Jika dunia pendidikan suatu bangsa sudah
Universitas Sumatera Utara
2
jeblok, maka kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab,
pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan
jati diri manusia suatu bangsa. Banyak orang miskin yang mengalami kebodohan.
Karena itu, penting untuk dipahami bahwa kemiskinan bisa mengakibatkan
kebodohan, dan kebodohan jelas identik dengan kemiskinan. Oleh karena itu,
tingkat pendidikan dapat diukur salah satunya dengan rata-rata lama sekolah.
Semakin tinggi pendidikan yang diperoleh maka peluang untuk mendapatkan
pekerjaan akan semakin besar.
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah populasi
penduduk. Perkembangan jumlah penduduk bisa menjadi faktor pendorong dan
penghambat pembangunan. Faktor pendorong karena, pertama, memungkinkan
semakin banyaknya tenaga kerja. Kedua, perluasan pasar, karena luas pasar
barang dan jasa ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu pendapatan masyarakat
dan
jumlah
penduduk.
Sedangkan
penduduk
disebut
faktor
penghambat
pembangunan karena akan menurunkan produktivitas, dan akan terdapat banyak
pengangguran. Dalam kaitannya dengan kemiskinan, jumlah penduduk yang besar
justru akan memperparah tingkat kemiskinan. Fakta menunjukkan, di kebanyakan
Negara dengan jumlah penduduk yang besar tingkat kemiskinannya juga lebih
besar jika dibandingkan dengan Negara dengan jumlah penduduk sedikit. Secara
teori dapat diartikan jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu
saat nanti sumber daya alam akan habis. Sehingga muncul wabah penyakit,
kelaparan dan berbagai macam penderitaan manusia.
Selain faktor-faktor di atas, ada pula indikator lain yang digunakan untuk
mengukur jumlah penduduk miskin yaitu seberapa besar jumlah pengangguran
yang ada. Pengangguran bisa disebabkan oleh bertambahnya angkatan kerja baru
yang terjadi tiap
tahunnya,
sementara itu penyerapan tenaga kerja tidak
bertambah. Selain itu adanya industri yang bangkrut sehingga harus merumahkan
tenaga kerjanya. Hal ini berarti, semakin tinggi jumlah pengangguran maka akan
meningkatkan jumlah penduduk miskin.
Permasalahan strategis di pemerintahan Provinsi Sumatera Utara tidak
jauh berbeda dengan di pemerintahan pusat (problem nasional), yakni masih
tingginya angka kemiskinan jika dibandingkan dengan provinsi lain. Di mana
Universitas Sumatera Utara
3
Sumatera Utara merupakan peringkat keempat jumlah penduduk miskin terbanyak
di Indonesia. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan
pada bulan September 2014 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di
Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.360.600 orang atau sebesar 9,85 persen
terhadap jumlah total penduduk. Kondisi ini lebih buruk jika dibandingkan
dengan kondisi Maret 2014 yang jumlah penduduk miskinnya sebanyak 1.286.700
orang atau sebesar 9,38 persen. Dengan demikian, ada peningkatan jumlah
penduduk miskin sebanyak 73.900 orang serta peningkatan persentase penduduk
miskin sebesar 0,47 poin. Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara kembali
mengalami peningkatan di mana pada bulan Maret 2015 bertambah sebanyak
103.070 orang dan mencapai 1.463.670 orang atau sebesar 10,53 persen terhadap
jumlah total penduduk.
Dari uraian di atas serta pemikiran di atas, maka penulis merasa terdorong
untuk
mendalami
dan
meneliti
tentang
“Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara Berdasarkan Data
Tahun 2013”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penelitian
ini
akan
menganalisa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat
kemiskinan di Sumatera Utara berdasarkan data tahun 2013. Penulis akan
mengemukakan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh Rata-rata Lama Sekolah terhadap Tingkat Kemiskinan
di Sumatera Utara?
2.
Bagaimana pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Tingkat Kemiskinan di
Sumatera Utara?
3.
Bagaimana pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan
di Sumatera Utara?
4.
Bagaimana pengaruh Rata-rata Lama Sekolah, Jumlah Penduduk dan
Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Sumatera Utara?
1.3 BATASAN MASALAH
Batasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah
yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan. Untuk mengarahkan
Universitas Sumatera Utara
4
agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan maka penulis
membatasi ruang lingkup berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kemiskinan yaitu pendidikan berupa rata-rata lama sekolah, jumlah penduduk dan
tingkat
pengangguran
serta
populasi yang diambil dibatasi pada Provinsi
Sumatera Utara pada Tahun 2013. Dan untuk menganalisa data penulis
menggunakan metode regresi linier berganda.
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
a.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh rata-rata lama sekolah,
jumlah penduduk dan tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di
Sumatera Utara.
b.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah:
1.
Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
mengambil keputusan atau menetapkan kebijakan tentang pengentasan
kemiskinan di Sumatera Utara.
2.
Semakin banyaknya penelitian akan semakin terbuka informasi dan caracara yang efektif dalam menanggulangi masalah kemiskinan di Sumatera
Utara.
3.
Dapat
dijadikan
kerangka
penilaian
ke
arah
pembangunan
dalam
memecahkan masalah kemiskinan di Sumatera Utara.
1.5 METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yaitu suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan
kegiatan
yang
melaksanaka
berfungsi sebagai pedoman
umum yang
digunakan
untuk
penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu
dapat terwujud. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara
sebagai berikut:
1.
Metode Penelitian Kepustakaan (Studi literatur)
Universitas Sumatera Utara
5
Penelitian kepustakaan
yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh
data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku,
referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yeng mendukung penulisan
tugas akhir.
2.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, telah dilakukan oleh penulis
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor Badan Pusat
Statistik
Provinsi Sumatera
Utara.
Data
yang
dikumpulkan tersebut
kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut .
3.
Metode Pengolahan Data
Data dianalisa menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat
persamaan regresi liniernya dan untuk mengetahui hubungan setiap variabel
digunakan analisis korelasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah:
a.
Mengelompokkan data menjadi variabel bebas
dan variabel terikat
.
b.
c.
Menentukan hubungan antara variabel bebas
dengan variabel
terikat
.
sehingga didapat regresi
Uji regresi linier berganda untuk
variabel bebas
d.
atas
mengetahui besarnya pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat .
Uji korelasi untuk megetahui seberapa besar pengaruh hubungan
variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat.
1.6 TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan nilai variabel dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang
berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola perubahan nilai
suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang
memungkinkan untuk
membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai
tertentu variabel yang mempengaruhinya (Algifari, 2000).
Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis
hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisa regresi. Istialah “regresi”
Universitas Sumatera Utara
6
pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan mengenai nilai satu variabel
terhadap satu variabel yang lain. Analisis regresi merupakan teknik untuk
membangun persamaan. Dalam suatu persamaan regresi terdapat dua macam
variabel yaitu variabel dependen (dependent variable) dan variabel independen
(independent variable). Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tidak
bebas atau bergantung pada variabel lainnya sedangkan variabel independen
adalah variabel yang nilainya bebas atau tidak tergantung pada variabel lainnya.
Sehingga, persamaan ini dapat menggambarkan hubungan antara dua variabel
atau lebih variabel dan menaksir nilai variabel dependen berdasar pada nilai
tertentu variabel independennya.
Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua
variabel. Secara umum, data hasil pengamatan
variabel-variabel bebas
bisa terjadi karena akibat
. Akan ditentukan hubungan antara
sehingga didapat regresi
atas
dan
. Yang akan ditinjau
hanyalah garis regresi sederhana yaitu yang dikenal dengan nama regresi linier
ganda (Sudjana, 1992;347).
Maka persamaan regresi linier berganda adalah:
̂
di mana:
̂
= Nilai estimasi
= Konstanta
= Nilai variabel independen
= Koefisien yang berhubungan dengan variabel
= Kesalahan (error)
Dari rumus di atas jika dimasukan ke variabel yang digunakan dapat
diperoleh seagai berikut:
̂
Universitas Sumatera Utara
7
di mana:
̂
= Jumlah Penduduk Miskin ( Ribu Jiwa)
= Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
= Jumlah Penduduk ( Ribu Jiwa)
= Tingkat pengangguran (%)
Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu
persamaan regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel
independen. Semakin banyak variabel independen yang terlibat dalam suatu
persamaan regresi semakin rumit menentukan nilai statistik yang diperlukan
sehingga diperoleh persamaan regresi estimasi.
Persamaan regresi berganda tiga variabel independen masih mungkin
dibangun secara manual.
persamaan
̂
regresi
menentukan besarnya
Besarnya
dan
Dari suatu data observasi yang akan dibangun
dapat
dan
dibuat
dengan
yang terdapat pada persamaan tersebut.
dapat ditentukan dengan menggunakan empat
persamaan berikut ini:
∑
∑
∑
∑
......................................(1)
∑
...................................(3)
∑
∑
∑
∑
∑
...................................(2)
∑
∑
∑
∑
∑
....................................(4)
∑
∑
∑
∑
Analisis korelasi adalah alat statistik
yang dapat digunakan untuk
menegtahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Umumnya
analisis
korelasi digunakan,
dalam hubungannya dengan analisis
regresi, untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai
variabel dependen.
Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu
variabel dengan variabel lain adalah koefisien determinasi dan koefisien korelasi.
Koefisien determinasi diberi simbol
dan koefisien korelasi diberi simbol .
Universitas Sumatera Utara
8
a.
Koefisien Determinasi
Koefisein determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara pengaruh dua variabel. Nilai koefisien
determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat
dijelaskan
oleh
persamaan
regresi
yang
dihasilkan.
Besarnya
koefisien
determinasi (r2 ) dapat dicari menggunakan formulasi sebagai berikut:
∑
∑
∑
di mana:
= besarnya koefisien determinasi sampel
= titik potong kurva terhadap sumbu
= slope garis estimasi yang paling baik
= banyaknya data
= nilai variabel
= nilai variabel
= nilai rata-rata variabel
b.
Koefisien korelasi
Koefisien korelasi merupakan ukuran kedua yang dapat digunakan untuk
mengetahui bagaimana keeratan hubungan anatara suatu variabel dengan variabel
lain. Jika koefisien korelasi berhubungan dengan sampel yang digunakan maka
koefisien korelasi besarnya adalah akar koefisien determinasi.
Maka formula
koefisien korelasi adalah:
√{ ∑
∑
∑
∑
}{ ∑
∑
∑
}
di mana:
= Koefisien korelasi antara
dan
= Variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
9
= Variabel terikat
Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis
. Untuk
= +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara
sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara
= 0, berarti tidak ada korelasi antara
dan ,
dan , sedangkan
dan .
Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan di dalam
variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai
korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti oleh
penurunan di dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut
mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel
walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut
tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 1.1 Interpretasi koefisien korelasi
Besarnya Nilai 𝒓
Interpretasi
0,80