PEMBANGUNAN APLIKASI WEB UNTUK PEMANTAUA
PEMBANGUNAN APLIKASI WEB UNTUK PEMANTAUAN PERGERAKAN KENDARAAN PADA SISTEM PENJEJAKAN BERBASIS GPS
Tugas Akhir
Diserahkan kepada Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung
oleh :
Lorensius W Londa Tiga 151 99 037
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Bidang
Teknik Geodesi DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
Diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II
Dr. Ir. Bambang Setyadji, M. Si. Dr. Ir. Agung Budi Harto, M. Eng. NIP: 131 944 836
NIP: 132 061 764
Disahkan oleh: Ketua Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Bandung
Dr. Ir. Wedyanto Kuntjoro, M. Sc. NIP: 131 690 328
Pernyataan Selesai Penulisan Skripsi
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lorensius W Londa Tiga NIM
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
“PEMBANGUNAN APLIKASI WEB UNTUK PEMANTAUAN PERGERAKAN KENDARAAN PADA SISTEM PENJEJAKAN BERBASIS GPS”
adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan sebelumnya, baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun oleh orang lain, baik di ITB maupun di institusi pendidikan lainnya.
Bandung, 06 Februari 2004
Lorensius W Londa Tiga
Mengetahui: Pembimbing utama
Dr. Ir. Bambang Setyadji, M. Si. NIP: 131 944 836
"Don't worry about what anybody else is going to do… The best way to predict the future is to invent it. Really smart people with reasonable funding can do just about anything that doesn't violate too many of Newton's Laws!" -Alan Kay, The Inventor of Smaltalk, 1971-
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang tercinta di Ende Flores Nusa Tenggara Timur
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik bidang Teknik Geodesi.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kasih memberikan balasan yang lebih baik. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan pada :
1. Bapak Dr. Ir. Wedyanto Kuntjoro, M. Sc, selaku Ketua Departemen Teknik Geodesi FTSP ITB.
2. Bapak Ir. Bambang Subekti, M. Sc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Geodesi FTSP ITB.
3. Bapak Dr. Ir Bambang Setyadji, M. Si dan Dr. Ir Agung Budi Harto, M. Eng selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan petunjuk dalam pengerjaan tugas akhir ini.
4. Bapak Dr. Ir. Hasanuddin Z.A, M.Sc, Dr. Ir. Ketut Wikantika, M. Eng, dan Ir. Irdam Adil, M.T selaku dosen penguji. Terima kasih atas segala koreksi dan ide-ide masukannya.
5. Orang tua penulis atas segala jasa-jasanya yang tak akan bisa terbalaskan.
6. Teman-teman seperjuangan di Amateur Radio Club (ARC) ITB, terima kasih atas segala bantuannya, Dodik, Savietra (terima kasih atas 6. Teman-teman seperjuangan di Amateur Radio Club (ARC) ITB, terima kasih atas segala bantuannya, Dodik, Savietra (terima kasih atas
7. Lukas, Erikson, Andri Fernandus, terima kasih atas segala bantuannya.
8. Paul, terima kasih atas bantuannya dalam pelaksanaan uji coba tugas akhir ini.
9. Teman-teman GD 99 dan seluruh rekan-rekan Ikatan Mahasiswa Geodesi ITB.
10. Seluruh staff karyawan Departemen Teknik Geodesi ITB
11. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran membangun akan senantiasa penulis nantikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Akhir kata penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, Februari 2004
Lorensius W Londa Tiga
ABSTRAK
Aplikasi Fleet Management System dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan berkembangnya teknlogi GPS, Sistem Informasi Geografis (SIG) dan komunikasi data. Aplikasi ini sangat bermanfaat di bidang transportasi untuk pemantauan pergerakan armada kendaraan sehingga mempermudah pihak pengelola untuk melakukan manajemen dan perencanaan. Di sisi lain perkembangan teknologi internet khususnya teknologi web memungkinkan informasi dapat beredar dengan cepat tanpa ada batasan waktu dan tempat. Integrasi teknologi web ke dalam aplikasi fleet management system akan mempermudah proses pemantauan sehingga posisi kendaaan tidak hanya dapat diakses pada pusat kontrol saja melainkan kapan dan dimana melalui internet tanpa ada batasan waktu dan tempat.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aplikasi GPS (Global Positioning System) dalam bidang transportasi khususnya pada sistem pemantauan armada kendaraan atau Fleet Management System merupakan integrasi dari tiga teknologi yaitu teknologi penentuan posisi dengan GPS, teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) dan teknologi komunikasi data. Dalam sistem ini, GPS berfungsi sebagai alat penentuan posisi kendaraan, SIG sebagai penyedia informasi spasial dan sebagai “latar belakang” posisi kendaraan yang akan dipantau dan jaringan komunikasi data sebagai penghubung antara kendaraan dan pusat kontrol. Saat ini aplikasi ini mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan ketiga teknologi pendukung aplikasi tersebut.
Di lain pihak perkembangan teknologi internet saat ini menyebabkan proses penyebaran dan pertukaran informasi dapat dilakukan dengan cepat secara global tanpa ada batasan waktu. Teknologi World Wide Web (WWW) atau web sebagai salah satu jenis layanan yang disediakan oleh internet merupakan jenis layanan yang berkembang paling pesat dan paling banyak digunakan saat ini. Perkembangan perangkat lunak pendukung web seperti bahasa pemrograman server side, applet java, active x, dan lain-lain telah menambah kemampuan web dari yang semula hanya bisa menampilkan halaman-halaman statik dimana pengguna hanya bisa melihat informasi tanpa adanya interaksi antara pengguna dan web, saat ini web lebih bersifat dinamis yang memungkinkan adanya interaksi antara pengguna dan web.
Integrasi teknologi web ke dalam aplikasi pemantauan kendaraan memungkinkan informasi posisi kendaraan dapat divisualisasikan ke dalam web sehingga informasi tersebut dapat diakses secara global tanpa ada batasan waktu dan tempat.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan dalam tugas akhir ini adalah bagaimana agar posisi dari kendaraan yang ditentukan oleh GPS dapat ditampilkan di web secara online di internet sehingga informasi tersebut dapat diakses dengan mudah oleh pengguna yang memiliki koneksi ke internet.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah membangun aplikasi web yang dapat menampilkan posisi kendaraan secara online di internet untuk keperluan pemantauan pergerakan kendaraan.
1.4 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini permasalahan dibatasi pada:
1. Desain dan implementasi aplikasi web untuk visualisasi posisi kendaraan.
2. Aplikasi web dikembangkan di atas lingkungan sistem operasi Linux dengan
dukungan perangkat-perangkat lunak freeware dan open source.
3. Aplikasi web dirancang untuk digunakan dalam pemantauan pergerakan armada kendaraan, namun karena keterbatasan peralatan komunikasi, uji coba aplikasi hanya dilakukan untuk kasus satu kendaraan.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur yang meliputi pengkajian konsep penentuan posisi dengan 1. Studi literatur yang meliputi pengkajian konsep penentuan posisi dengan
2. Analisis kebutuhan dan kondisi dari aplikasi yang akan dibangun baik pada tingkat perangkat lunak maupun perangkat keras.
3. Perancangan sistem dan aplikasi yang akan dibangun.
4. Implementasi hasil perancangan dalam ke dalam bahasa pemrograman (coding)
5. Pengujian dan analisis terhadap aplikasi yang telah dibangun.
6. Penarikan kesimpulan.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan metodologi penelitian tugas akhir ini.
Bab II Dasar Teori
Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung penulisan tugas akhir ini seperti teknologi penentuan posisi dengan GPS, teknologi World Wide Web, dan teknologi komunikasi radio paket.
Bab III Analisis dan Perancangan Aplikasi Web untuk Pemantauan Pergerakan Kendaraan
Bab ini berisi pembahasan mengenai analisis dan perancangan terhadap aplikasi web dan sistem secara keseluruhan.
Bab IV Implementasi Aplikasi Web untuk Pemantauan Pergerakan Kendaraan.
Bab ini berisi implementasi dari hasil perancangan pada Bab III
Bab V Pengujian dan Analisis Hasil
Bab ini berisi pengujian dan analisis terhadap hasil pengujian dari aplikasi yang telah dibangun.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap seluruh kegiatan tugas akhir yang telah dilakukan.
BAB II DASAR TEORI
2.1 Sistem Navigasi GPS
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi dengan menggunakan satelit navigasi yang dimiliki dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System). Sistem ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai posisi, waktu dan kecepatan kepada siapa saja secara global tanpa ada batasan waktu dan cuaca. Satelit GPS pertama diluncurkan pada tahun 1978 dan secara resmi sistem GPS dinyatakan operasional pada tahun 1994.
2.1.1 Segmen Penyusun Sistem GPS
Sistem GPS tediri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa (space segment), segmen sistem kontrol (control system segment), dan segmen pengguna (user segment) [Abidin, 2000]. Segmen Angkasa
Segmen angkasa terdiri dari 24 buah satelit GPS yang secara kontinyu memancarkan sinyal – sinyal yang membawa data kode dan pesan navigasi yang berguna untuk penentuan posisi, kecepatan dan waktu. Satelit-satelit tersebut ditempatkan pada enam bidang orbit dengan periode orbit 12 jam dan ketinggian orbit 20.200 km di atas permukaan bumi. Keenam orbit
tersebut memiliki jarak spasi yang sama dan berinklinasi 55 o terhadap ekuator dengan masing-masing orbit ditempati oleh empat buah satelit
dengan jarak antar satelit yang tidak sama.
Segmen sistem kontrol terdiri dari Master Control Station (MCS), Ground Station, dan beberapa Monitor Station (MS) yang berfungsi untuk mengontrol dan memonitor pergerakan satelit.
Segmen Pengguna
Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS baik yang ada di darat, laut maupun udara Dalam hal ini receiver GPS dibutuhkan untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal dari GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, dan waktu.
2.1.2 Sinyal GPS
Sinyal GPS yang dipancarkan oleh satelit-satelit GPS menggunakan band frekuensi L pada spektrum gelombang elektromagnetik. Setiap satelit GPS memancarkan dua (2) gelombang pembawa yaitu L1 dan L2 yang berisi data kode dan pesan navigasi.
Pada dasarnya sinyal GPS terdiri dari tiga komponen, yaitu: penginformasi jarak (kode), penginformasi posisi satelit (navigation message), dan gelombang pembawanya (carrier wave) [Abidin, 2000].
2.1.2.1 Penginformasi Jarak
Penginformasi jarak yang dikirimkan oleh satelit GPS terdiri dari dua buah kode PRN (Pseudo Random Noise) yaitu kode-C/A (Coarse Acquisition/Clear Access) yang dimodulasikan pada gelombang pembawa L1 dan kode-P(Y) (Private) yang dimodulasikan baik pada gelombang pembawa L1 maupun L2. Kedua kode tersebut disusun oleh rangkaian kombinasi bilangan-bilangan biner (0 dan 1).
Setiap satelit GPS mempunyai struktur kode yang unik dan berbeda antara satu satelit dengan satelit lainnya yang memungkinkan receiver GPS untuk membedakan sinyal-sinyal yang datang dari satelit-satelit GPS yang Setiap satelit GPS mempunyai struktur kode yang unik dan berbeda antara satu satelit dengan satelit lainnya yang memungkinkan receiver GPS untuk membedakan sinyal-sinyal yang datang dari satelit-satelit GPS yang
2.1.2.2 Penginformasi Posisi
Pesan navigasi yang dibawa oleh sinyal GPS terdiri dari informasi ephemeris (orbit) satelit yang biasa disebut broadcast ephemeris yang terdiri dari parameter waktu, parameter orbit satelit dan parameter perturbasi dari orbit satelit [Abidin, 2000]. Parameter – parameter tersebut digunakan untuk menentukan koordinat dari satelit.
Disamping broadcast ephemeris , pesan navigasi juga berisi almanak satelit yang memberikan informasi tentang orbit nominal satelit yang berguna bagi receiver dalam proses akuisasi awal data satelit maupun bagi para pengguna dalam perencanaan waktu pengamatan yang optimal [Abidin, 2000]. Informasi lain yang dibawa oleh pesan navigasi adalah koefisien koreksi jam satelit, parameter koreksi ionosfer, status konstelasi satelit dan informasi kesehatan satelit.
2.1.2.3 Gelombang Pembawa
Kode dan pesan navigasi agar dapat mencapai pengamat harus dimodulasikan terlebih dahulu pada gelombang pembawa. Gelombang pembawa yang digunakan terdiri atas dua gelombang , yaitu gelombang L1 dan L2. Gelombang L1 (1575.42 Mhz) membawa kode-P(Y) dan kode-C/A sedangkan gelombang L2 (1227.60 Mhz) hanya membawa kode-P(Y) saja. Teknik modulasi yang digunakan dalam sinyal GPS adalah BPSK (Binary Phase Shift Keying) yang menggunakan modulasi fase [Kapplan et.al, 1996].
2.1.3 Penentuan Posisi Absolut dengan GPS
Penentuan posisi dengan GPS adalah penentuan posisi tiga dimensi yang dinyatakan dalam sistem koordinat kartesian (X,Y,Z) dalam datum WGS Penentuan posisi dengan GPS adalah penentuan posisi tiga dimensi yang dinyatakan dalam sistem koordinat kartesian (X,Y,Z) dalam datum WGS
2.1.3.1. Prinsip Penentuan Posisi Absolut dengan GPS.
Prinsip dasar penentuan posisi absolut dengan GPS adalah dengan reseksi jarak ke beberapa satelit GPS sekaligus yang koordinatnya telah diketahui [Abidin, 2000]. Pada penentuan posisi absolut dengan data pseudorange, jarak pengamat (receiver) ke satelit GPS ditentukan dengan mengukur besarnya waktu tempuh sinyal GPS dari satelit ke receiver pengamat.
Waktu tempuh ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi kode (code correlation technique) dimana sinyal GPS yang datang dikorelasikan dengan sinyal replika yang diformulasikan dalam receiver. Jarak dari receiver ke pengamat kemudian dapat ditentukan dengan mengalikan waktu tempuh dengan kecepatan cahaya. Karena ada perbedaan waktu pada jam satelit dan jam receiver maka data jarak yang diperoleh bukan merupakan jarak yang sebenarnya melainkan jarak pseudorange yang persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut [Kapplan et.al, 1996]:
ρ = r + c(t u – δ t ) r = c(T u –T s )=c ∆t
dimana: ρ = jarak pseudorange dimana: ρ = jarak pseudorange
Untuk mendapatkan posisi tiga dimensi (X,Y,Z) maka terdapat empat parameter yang harus diestimasi / dipecahkan yaitu: • parameter koordinat (X,Y,Z) • parameter kesalahan jam receiver GPS.
Oleh sebab itu untuk memecahkan keempat parameter tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap minimal empat (4) buah satelit secara simultan yang dirumuskan dalam persamaan berikut [Kapplan et.all, 1996].
1 = ( x 1 − x u ) + ( y 1 − y u ) + ( z 1 − z u ) + ct u
− u ( 2 x 2 x ) + ( y 2 − y u ) + ( z 2 − z u ) + ct u
( x 3 − x u ) + ( y 3 − y u ) + ( z 3 − z u ) + ct u
ρ 4 = ( x 4 − x u ) 2 + ( y 4 − y u ) 2 + ( z 4 − z u ) 2 + ct u
dimana ρ = jarak pseudorange x i ,y i = koordinat satelit i
x u ,y u = koordinat pengamat ct u
= koreksi kesalahan jam receiver
2.1.3.2 Ketelitian Posisi Absolut
Ketelitian posisi absolut GPS sangat bergantung pada tingkat ketelitian data pseudorange serta geometri dari satelit pada saat pengukuran [Kapplan
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketelitian penentuan posisi dengan GPS adalah sebagai berikut: Satelit, seperti kesalahan ephemeris (orbit) dan jam satelit, Medium propagasi, seperti bias ionosfer dan bias troposfer yang
mempengaruhi kecepatan (memperlambat) dan arah perambatan sinyal GPS.
Receiver GPS, seperti kesalahan jam receiver, kesalahan yang terkait
dengan antena dan noise (derau). Kesalahan-kesalahan ini bergantung pada kualitas dari receiver GPS dan berbanding lurus dengan harga dari receiver GPS, semakin tinggi harga receiver, semakin tinggi kualitasnya.
Lingkungan sekitar receiver GPS, seperti multipath yaitu fenomena dimana sinyal GPS yang tiba di antena receiver GPS merupakan resultan dari sinyal yang langsung dari GPS dan sinyal yang dipantulkan oleh benda-benda di sekliling receiver GPS.
Dalam kaitannya dengan ketelitian penentuan posisi dengan GPS, terdapat dua level ketelitian yang diberikan oleh GPS, yaitu SPS (Standard Positioning Service) dan PPS (Precise Positioning Service). SPS merupakan layanan standar yang diberikan oleh GPS kepada siapa saja tanpa dipungut biaya. Tingkat ketelitian yang diberikan oleh layanan ini adalah ± 100 m pada saat kebijakan SA (Selective Availability) masih berlaku dan ± 20 m setelah kebijakan SA dihapus (1 Mei 2000, 00:00 EDT). Sedangkan PPS merupakan jenis layanan yang hanya dikhususkan untuk pihak militer Amerika dan pihak- pihak lain yang diizinkan dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi dari tingkat ketelitian SPS.
Receiver GPS memiliki format keluaran sebanyak lima (5) jenis yaitu NMEA 0180, NMEA 0182, NMEA 0183, AVIATION, dan PLOTTING [Sitio, 1997]. Format data tersebut ditetapkan oleh NMEA (National Maritime Electronic Association) dan dapat dikoneksikan ke komputer melalui port komunikasi serial dengan menggunakan kabel RS-232.
Data keluaran dalam format NMEA 0183 berbentuk kalimat (string) yang merupakan rangkaian karakter ASCII 8 bit. Setiap kalimat diawali dengan satu karakter '$' , dua karakter Talker ID, tiga karakter Sentence ID, dan diikuti oleh data fileds yang masing-masing dipisahkan oleh koma serta diakhiri oleh optional cheksum dan karakter cariage return/line feed (CR/LF). Jumlah maksimum karakter dihitung dari awal kalimat ($) sampai dengan akhir kalimat (CR/LF) adalah 82 karakter. Format dasar data NMEA 0183:
$aaccc,c—c*hh
keterangan:
aa = Talker ID, menandakan jenis atau peralatan navigasi yang digunakan, ccc = Sentence ID, menandakan jenis informasi yang terkandung dalam kalimat, c—c = data fileds, berisi data-data navigasi hasil pengukuran,
hh = optional cheksum, untuk pengecekan kesalahan (error) kalimat, <CR><LF> = carriage return/line feed, menandakan akhir dari kalimat. [Sumber: http://vancouver-webpages.com/peter/nmeafaq.txt ] beberapa jenis Talker ID yang ada pada spesifikasi NMEA 0183 adalah: - GP, untuk data keluaran GPS receiver,
- OM, untuk data keluaran Omega Navigation receiver.
Gambar 2.1. Keluaran NMEA 0183 dari receiver GPS yang teridentifikasi
pada Hyperterminal
2.2 Aplikasi GPS untuk Pemantauan Armada Kendaraan (Fleet Management System)
Aplikasi GPS dalam bidang transportasi khususnya bidang pemantauan armada kendaraan (fleet management system) merupakan bagian dari teknologi Intellegent Transportation System (ITS). Teknologi ITS merupakan integrasi dari beberapa teknologi, seperti teknologi penentuan posisi, sistem informasi, kontrol, dan elektronik [Abidin, 2000]. Dalam teknologi ITS, GPS berfungsi sebagai teknologi penentuan posisi dan SIG berperan sebagai teknologi sistem informasinya.
Pada dasarnya teknologi fleet management system terdiri atas tiga subsistem yaitu subsistem navigasi kendaran, subsistem komunikasi data dan subsistem pusat kontrol (dispatch center) seperti yang terlihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Arsitektur Fleet Management System
2.2.1 Subsistem Navigasi Kendaraan
Subsistem navigasi kendaraan terdiri dari seperangkat alat (in-vehicle unit) yang terdiri dari alat penentu posisi (receiver GPS) dan perangkat komunikasi data. Biasanya perangkat tersebut sudah terintegrasi menjadi satu dan dapat beroperasi secara individual dengan menggunakan mikrokontroler. Receiver GPS berfungsi untuk menentukan posisi kendaraan beserta parameter- parameter lainnya seperti waktu dan kecepatan (jika diperlukan) dalam selang waktu tertentu yang diatur oleh mikrokontroler. Data-data tersebut kemudian dikirimkan ke pusat kontrol dengan menggunakan perangkat komunikasi.
2.2.2 Subsistem Komunikasi Data
Subsistem komunikasi data berfungsi sebagai penghubung antara kendaraan dan pusat kontrol dan memegang peranan paling penting dalam teknologi fleet management system. Komunikasi antara pusat kontrol dan kendaraan dapat berupa komunikasi satu arah maupun komunikasi dua arah.
mengirimkan data posisi kendaraan ke pusat kontrol sedangkan pada komunikasi dua arah, selain kendaraan mengirimkan data posisinya, pusat kontrol juga dapat mengirimkan informasi-informasi tertentu ke kendaraan seperti informasi rute terbaik, zona berbahaya, dan informasi-informasi lainnya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi data, saat ini terdapat beberapa alternatif komunikasi data yang digunakan dalam teknologi fleet management system antara lain: Selular (GSM/CDMA) Radio (VHF/UHF) Satelit komunikasi (Inmarsat/OrbComm)
Masing-masing teknologi komunikasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dari segi jangkauan komunikasi dan biaya (cost). Komunikasi dengan menggunakan jaringan komunikasi radio memiliki cakupan wilayah yang terbatas dan membutuhkan adanya line of sight antara kendaran dan pusat kontrol namun dapat diimplementasikan dengan biaya yang relatif murah. Komunikasi selular, misalnya via SMS (Short Message Service) juga terbatas pada cakupan area tertentu dan sangat bergantung infrastruktur jaringan dari operator selular yang digunakan dan biaya implementasinya cukup mahal. Sebaliknya komunikasi satelit dapat menjangkau area yang sangat luas namun membutuhkan biaya yang sangat mahal.
2.2.3 Subsistem Pusat Kontrol
Subsistem ini berfungsi untuk memantau dan mengelola armada kendaraan. Data posisi yang dikirimkan oleh masing-masing kendaraan kemudian ditampilkan pada peta digital sehingga pihak pengelola dapat dengan mudah memantau pergerakan kendaraan-kendaraan tersebut. Selain memantau pergerakan dan kondisi kendaran, pusat kontrol juga bertanggung jawab dalam Subsistem ini berfungsi untuk memantau dan mengelola armada kendaraan. Data posisi yang dikirimkan oleh masing-masing kendaraan kemudian ditampilkan pada peta digital sehingga pihak pengelola dapat dengan mudah memantau pergerakan kendaraan-kendaraan tersebut. Selain memantau pergerakan dan kondisi kendaran, pusat kontrol juga bertanggung jawab dalam
2.3 Teknologi World Wide Web (WWW)
World Wide Web (WWW) atau web adalah salah satu jenis layanan yang disediakan oleh internet disamping jenis layanan lainnya seperti FTP (File Transfer Protocol), Email, Telnet, News Group dan lain-lain. Internet sendiri merupakan sekumpulan jaringan komputer yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan diatur oleh sebuah protokol komunikasi yang dinamakan TCP/IP (Transmision Control Protocol / Internet Protocol). Protokol ini mengatur komunikasi data antara komputer-komputer yang terhubung di jaringan internet sehingga data yang dikirimkan dari satu komputer dapat disampaikan dengan tepat ke komputer lainnya.
Web menyediakan informasi dalam bentuk hypertext . Hypertext merupakan sistem pengkodean yang menghubungkan suatu sumber informasi kepada sumber informasi lainya. Informasi yang ditampilkan pada halaman web dapat berupa kumpulan teks, gambar, audio, video dan lain sebagainya. Agar dapat menampilkan informasi yang terdapat dalam web, pengguna memerlukan web browser yang terpasang pada komputernya. Web broswer merupakan perangkat lunak (software) yang berfungsi untuk mengeinterpretasikan kode- kode hypertext yang terkandung dalam web menjadi informasi yang dapat dibaca atau dimengerti oleh pengguna. Beberapa contoh web browser yang sering digunakan adalah internet explorer, netscape navigator, opera, mozila, lynx dan lain-lain.
Web bekerja berdasarkan terminologi client-server . Dalam terminologi client-server, server adalah host (komputer) yang menyediakan layanan atau Web bekerja berdasarkan terminologi client-server . Dalam terminologi client-server, server adalah host (komputer) yang menyediakan layanan atau
Web server dan web browser berkomunikasi melalui protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) yang bekerja berdasarkan prinsip request and response. Request merupakan proses client meminta informasi dari server sedangkan response adalah proses server menanggapi atau melayani permintaan client.
Pada saat pengguna mengakses halaman tertentu dari sebuah situs web, protokol HTTP mengirimkan pesan (message) ke web server yang dinamakan HTTP request. Web server kemudian mengecek halaman web yang diminta, jika tersedia maka halaman tersebut dikirimkan ke client, namun jika web server tidak menemukan halaman yang diminta maka ia akan mengirimkan halaman yang berisi pesan error (dalam kasus ini Error 404: Page Not Found) ke client. Pesan yang dikirim dari server sebagai tanggapan dari permintaan client dinamakan HTTP response. Baik HTTP request maupun HTTP response terdiri dari tiga bagian yaitu request/response line, HTTP header dan HTTP body seperti yang digambarkan pada gambar 2.3.
Setiap dokumen atau halaman web memiliki alamat yang unik. Untuk mengidentifikasi lokasi dari dokumen atau halaman web tersebut digunakan URL (Uniform Resource Locator), yaitu sekumpulan karakter alfanumerik yang merepresentasikan lokasi atau alamat suatu sumber informasi pada internet secara unik dan bagaimana sumber tersebut seharusnya diakses. Sintaks umum dari URL adalah:
<protokol>://<host>[:<port>]/path[?arguments]
Keterangan: o Protokol = mekanisme yang digunakan oleh web browser untuk
berkomunikasi dengan sumber informasi, misalnya: http. o Host = nama host atau alamat IP dari web server.
o Port = tempat logikal untuk melakukan koneksi, dinotasikan dalam bentuk bilangan bulat positf. HTTP menggunakan port 80 sebagai port standar (well known port).
o Path = lokasi dari sumber informasi/dokumen yang terdapat pada host.
o Argument = parameter tambahan untuk mengakses informasi tertentu.
Contoh dari sintaks URL adalah sebagai berikut: http://www.arc.itb.ac.id:80/index.php?menu=news
2.4 Peta Berbasis Web
Perkembangan teknologi internet yang pesat saat ini memungkinkan penyebaran informasi, komunikasi dan transfer data dengan cepat dalam skala global. Perkembangan ini berpengaruh kepada perkembangan teknologi peta digital, dimana pada awalnya peta digital hanya dapat ditampilkan pada perangkat-perangkat lunak CAD dan SIG seperti AutocadMap, Arcview, Mapinfo dan lain-lain, kini dapat ditampilkan baik secara statik maupun dinamis pada halaman web.
Berdasarkan tingkat interaktifitas dan fungsionalitasnya, peta berbasis web dapat digolongkan dalam dua generasi, yaitu peta berbasis web generasi pertama dan peta berbasis web generasi kedua [Gebremariam, 2001].
2.4.1 Peta Berbasis Web Generasi Pertama
Peta berbasis web generasi pertama memiliki karakteristik relatif sederhana dalam hal interaktifitas dan fungsionalitas, serta memuat informasi yang terbatas. Peta berbasis web generasi pertama dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu peta statik dan peta fleksibel. Peta Statik
Peta statik biasanya ditampilkan pada halaman web dalam bentuk gambar dalam format yang didukung oleh web seperti JPEG, GIF, dan PNG. Pengguna hanya dapat melihat informasi yang terdapat dalam gambar tersebut tanpa ada interaksi dengan gambar tersebut.
Peta Fleksibel Peta fleksibel biasanya ditampilkan pada halaman web dalam bentuk Portable File Format (PDF). Peta ini memiliki kemampuan dalam memperbesar (zoom in) dan memperkecil (zoom out) ukuran gambar serta Peta Fleksibel Peta fleksibel biasanya ditampilkan pada halaman web dalam bentuk Portable File Format (PDF). Peta ini memiliki kemampuan dalam memperbesar (zoom in) dan memperkecil (zoom out) ukuran gambar serta
2.4.2 Peta Berbasis Web Generasi Kedua
Peta berbasis web generasi kedua memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan peta berbasis web generasi pertama. Selain memiliki kemampuan-kemampuan dasar navigasi seperti memperbesar dan memperkecil ukuran, peta berbasis web generasi kedua memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan data spasial maupun data atribut. Peta berbasis web generasi kedua dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu peta dinamis dan peta interaktif.
Peta Dinamis Peta dinamis memiliki kemampuan-kemampuan navigasi seperti memperbesar dan memperkecil ukuran serta menggeser gambar. Kemampuan-kemampuan tersebut bukan hanya untuk tujuan visualisasi saja, artinya informasi yang terkandung pada peta setalah diperbesar dan diperkecil adalah berbeda.
Peta Interaktif
Peta interaktif memiliki tingkat interaktifitas dan fungsionalitas yang lebih tinggi dari peta dinamis. Peta interaktif ditampilkan dalam bentuk layer-layer feature seperti jalan, hutan, sungai dan lain-lain. Pengguna dapat memilih layer-layer yang akan ditampilkan serta melalukan query terhadap data atribut.
2.5 Komunikasi Paket Radio
Paket radio adalah metoda komunikasi paket data antara komputer Paket radio adalah metoda komunikasi paket data antara komputer
Agar komunikasi data dapat berjalan dengan baik maka perlu ada suatu aturan yang terdefinisi dan perlu diikuti oleh semua pihak yang ingin berkomunikasi. Dalam komunikasi paket radio aturan tersebut dikenal sebagai protokol AX.25. AX.25 adalah protokol komunikasi radio yang dikembangkan dari protokol X.25. Protokol ini mengatur komunikasi paket data sehingga beberapa stasiun dapat berkomunikasi secara simultan melalui kanal frekuensi yang sama.
Metode akses channel yang digunakan oleh protokol AX.25 adalah CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Accsess/Collision Detection). Dalam metode ini, stasiun yang hendak mengirimkan data pada suatu channel frekuensi tertentu harus menunggu sampai channel tersebut kosong atau tidak digunakan lagi oleh stasiun lain (Carrier Sense) . Karena sebuah channel frekuensi dapat dipakai oleh beberapa stasiun secara simultan (Multiple Accsess) maka kemungkinan tabrakan data (collision) dapat saja terjadi dan menyebabkan rusak atau hilangnya data (data loss), dan jika hal ini terjadi maka kedua stasiun akan berhenti mengirimkan data menunggu dalam selang waktu tertentu untuk mengirimkan kembali data tersebut. Mekanisme ini menyebabkan data yang dikirimkan dapat dijamin sampai ke tempat tujuan tanpa adanya kerusakan data (error free).
Gambar 2.4 Komunikasi paket radio
Jaringan komunikasi paket radio terdiri dari beberapa peralatan penunjang, antara lain (gambar 2.4): Komputer, yang menjalankan aplikasi radio paket. TNC (Terminal Node Controller), yang terdiri dari micro-processor, modem
dan rangkaian untuk mengubah komunikasi serial dari komputer ke protokol paket radio yang digunakan. TNC merakit data yang diterima dari komputer, melakukan perhitungan koreksi kesalahan dengan metoda CRC (Cylic Redundancy Check), membagi data menjadi paket-paket data dan memodulasinya menjadi frekuensi audio (sinyal analog) untuk kemudian dikirimkan ke pemancar radio . Sebaliknya TNC juga mendemodulasi sinyal analog dari radio menjadi sinyal digital (byte stream) untuk dikirim ke komputer. Kecepatan pengiriman data yang digunakan pada umumnya pada kecepatan 1200 bps untuk paket VHF/UHF dan 300 bps untuk paket HF. Seluruh implementasi AX.25 pada awalnya diletakkan dalam TNC. Namun karena alasan kompatibilitas, saat ini TNC hanya berfungsi sebagai konverter antara sinyal RS-232 yang asinkron dengan sinyal data dari dan ke modem dan rangkaian untuk mengubah komunikasi serial dari komputer ke protokol paket radio yang digunakan. TNC merakit data yang diterima dari komputer, melakukan perhitungan koreksi kesalahan dengan metoda CRC (Cylic Redundancy Check), membagi data menjadi paket-paket data dan memodulasinya menjadi frekuensi audio (sinyal analog) untuk kemudian dikirimkan ke pemancar radio . Sebaliknya TNC juga mendemodulasi sinyal analog dari radio menjadi sinyal digital (byte stream) untuk dikirim ke komputer. Kecepatan pengiriman data yang digunakan pada umumnya pada kecepatan 1200 bps untuk paket VHF/UHF dan 300 bps untuk paket HF. Seluruh implementasi AX.25 pada awalnya diletakkan dalam TNC. Namun karena alasan kompatibilitas, saat ini TNC hanya berfungsi sebagai konverter antara sinyal RS-232 yang asinkron dengan sinyal data dari dan ke modem
Radio Radio berfungsi untuk mengirim dan menerima data. Frekuensi yang digunakan dalam komunikasi radio diantaranya adalah VHF (Very High Frequency) pada rentang frekuensi 144-148 Mhz (band 2 meter), UHF (Ultra High Frequency) pada rentang frekuensi 430-435 Mhz (band 70 cm) dan HF (High Frequency) pada rentang frekuensi 3-30 Mhz. Frekuensi VHF/UHF biasanya digunakan untuk paket data dengan kecepatan 1200/2400 bps dan dapat mencapai jarak jangkau 10-100 km sedangkan frekuensi HF digunakan untuk paket data 300 bps dan sering digunakan untuk komunikasi data jarak jauh (di atas 500 km).
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI WEB UNTUK PEMANTAUAN PERGERAKAN KENDARAAN
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan- permasalahan yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun yang meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan pengguna. Analisis ini diperlukan sebagai dasar bagi tahapan perancangan sistem. Analisis sistem meliputi identifikasi permasalahan, spesifikasi aplikasi, spesifikasi pengguna, dan lingkungan operasi.
3.1.1 Identifikasi Masalah
Dalam sistem tracking GPS untuk pemantauan armada kendaraan (Fleet Management System), kendaraan-kendaraan yang bergerak dilengkapi dengan alat penentuan posisi yaitu receiver GPS yang berfungsi untuk menentukan posisi dari kendaraan tersebut. Data posisi yang diperoleh dari pengukuran GPS kemudian dikirimkan ke pusat kontrol melalui hubungan komunikasi data. Dalam tugas akhir ini, media komunikasi data yang digunakan adalah media komunikasi radio paket.
Pada pusat kontrol posisi dari masing-masing kendaraan divisualisasikan pada peta elektronik untuk keperluan pemantauan dan pengelolaan oleh pihak pengelola. Untuk aplikasi yang berbasis web, visualisasi posisi kendaraan adalah dalam bentuk halaman-halaman web yang dapat diakses oleh pengguna dengan menggunakan web browser dengan syarat pengguna memiliki koneksi ke server yang menyediakan layanan visualisasi tersebut baik secara lokal dalam suatu
Permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi pada sistem ini adalah sebagai berikut: Penyaringan data posisi, kecepatan, tanggal, dan waktu dari data keluaran
receiver GPS. Format peta digital jalan yang ada yaitu SHP, tidak dapat ditampilkan pada halaman web. Permasalahan visualisasi posisi kendaraan yang datanya bersifat dinamis. Pada umumnya peta digital jalan yang ada berada pada sistem koordinat
proyeksi UTM, sedangkan data posisi hasil ukuran GPS berada dalam sistem koordinat geodetik.
Solusi untuk permasalahan – permasalahan di atas adalah sebagai berikut: Receiver GPS setiap dua detik secara periodik mengeluarkan sederetan
karakter (string) ASCII NMEA 0183. Informasi yang terdapat pada data tersebut bermacam-macam yaitu data posisi (lintang dan bujur), kecepatan, arah, waktu pengamatan, jumlah satelit yang teramati dan lain sebagainya. Salah satu string informasi adalah baris yang diawali oleh karakter $GPRMC. String GPRMC adalah data minimum GPS yang direkomendasikan oleh NMEA. Penyaringan data posisi, kecepatan, tanggal, dan waktu dilakukan dari string tersebut. Oleh karena itu perlu dibuat suatu interface untuk menangani proses penyaringan tersebut.
Format peta digital jalan yang ada adalah dalam format SHP (Esri shape file). Format tersebut tidak dapat ditampilkan pada sebuah halaman web. Untuk dapat menampilkannya format tersebut harus diubah ke dalam format gambar yang didukung oleh web misalnya JPG, GIF dan PNG. Oleh karena itu dibutuhkan perangkat lunak yang berfungsi sebagai map server, karena Format peta digital jalan yang ada adalah dalam format SHP (Esri shape file). Format tersebut tidak dapat ditampilkan pada sebuah halaman web. Untuk dapat menampilkannya format tersebut harus diubah ke dalam format gambar yang didukung oleh web misalnya JPG, GIF dan PNG. Oleh karena itu dibutuhkan perangkat lunak yang berfungsi sebagai map server, karena
Untuk mengakomodasi data posisi kendaraan yang dinamis, maka data posisi kendaraan disimpan dalam format basis data spasial bukan dalam format file sehingga memudahkan proses penyimpanan, updating, dan pengaksesan.
Untuk mengatasi permasalahan perbedaan sistem koordinat, aplikasi harus mendukung dua jenis sistem koordinat yaitu sistem koordinat proyeksi UTM dan sistem koordinat Geodetik. Apabila peta yang digunakan dalam sistem koordinat UTM maka data hasil ukuran diproyeksikani terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam basis data.
3.1.2 Spesifikasi Aplikasi
Aplikasi web yang akan dibangun memiliki kemampuan sebagai berikut: Dapat menampilkan posisi kendaraan dengan latar belakang peta jalan. Posisi yang ditampilkan adalah posisi terakhir yang dikirim oleh kendaraan. Dapat menampilkan informasi posisi kendaraan pada saat tertentu
berdasarkan query yang dilakukan pengguna. Dapat menampilkan track log baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk visualisasi peta. Memiliki kemampuan navigasi peta seperti zoom in, zoom out, pan, scalebar, dan legenda. User friendly
Aplikasi ini ditujukan untuk digunakan oleh semua pihak yang ingin memperoleh informasi mengenai pergerakan posisi kendaraan secara online melalui internet khususnya pihak pengelola armada kendaraan.
3.1.4 Lingkungan Operasi
Untuk membangun aplikasi web sesuai dengan spesifikasi kebutuhan, dibutuhkan lingkungan operasi sebagai berikut: Sistem operasi Linux.
Sistem operasi ini dipilih karena bersifat bebas (free) dan open source. Web Server. Web server digunakan untuk memberikan layanan web sehingga dapat diakses oleh pengguna baik yang berada pada jaringan lokal maupun pada jaringan internet. Web server yang digunakan adalah Apache. Perangkat lunak ini digunakan karena bersifat gratis dan memiliki kemampuan kerja yang tinggi dibanding dengan perangkat lunak web server lainnya.
Map Server Map Server digunakan sebagai perangkat lunak visualisasi peta digital jalan dan posisi kendaraan. Alasan dipilih perangkat lunak ini adalah:
9 Bersifat gratis dan open source.
9 Mendukung format peta digital SIG yang banyak digunakan yaitu SHP.
9 Selain format SHP, Map Server juga mendukung format data yang berasal dari basis data PostgreSQL/PostGIS sehingga memungkinkan peta digital disimpan dalam basis data dan terintegrasi dengan data-data atribut.
9 Memiliki API dalam bahasa pemograman PHP. DBMS PostgreSQL/PostGIS
PostgreSQL adalah perangkat lunak DBMS sedangkan PostGIS adalah perangkat lunak tambahan (third party) yang berfungsi untuk menambah kemampuan dari PostrgreSQL dalam menangani basis data spasial. Alasan dipilihnya perangkat lunak ini adalah karena bersifat gratis dan satu-satunya DBMS yang didukung oleh Map Server.
Interpreter PHP
PHP adalah bahasa pemrograman server side yang bekerja pada sisi server yang berfungsi untuk menangani request dari pengguna dan berkomunikasi dengan Map Server serta DBMS PostgreSQL melalui API yang disediakannya. Perangkat lunak ini digunakan karena bersifat gratis dan open source.
3.2 Perancangan Sistem
Tahap perancangan sistem bertujuan untuk mencari bentuk yang optimal dari aplikasi yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor- faktor permasalahan dan kebutuhan yang ada pada sistem seperti yang telah ditetapkan pada tahap analisis. Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha mencari kombinasi penggunaan teknologi, perangkat keras (hardware), dan perangkat lunak (software) yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal dan mudah untuk diimplementasikan.
3.2.1 Batasan Perancangan
Perancangan sistem yang akan dibangun ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: Receiver GPS yang digunakan pada kendaraan untuk penentuan posisi
adalah receiver tipe navigasi.
Aplikasi web dirancang untuk berjalan pada sistem operasi Linux dengan perangkat lunak pendukung Map Server, PHP dan PostgreSQL/PostGIS yang bersifat gratis dan open source.
Aplikasi dirancang untuk dapat digunakan oleh pengguna tanpa ada mekanisme proteksi atau autentifikasi.
3.2.2 Perancangan Arsitektur Sistem
Arsitektur sistem yang dibangun dibagi dalam tiga subsistem yaitu subsistem navigasi kendaraan, sub sistem komunikasi data dan sub sistem pusat kontrol.
3.2.2.1 Sub Sistem Navigasi Kendaraan
Sub sistem navigasi kendaraan berfungsi sebagai penentu posisi, kecepatan, dan waktu kendaraan untuk kemudian dikirimkan ke subsistem pusat kontrol melalui sub sistem komunikasi data. Desain sub sistem navigasi kendaraan divisualisasikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1 Desain sub sistem navigasi kendaraan
Sub sistem ini terdiri receiver GPS sebagai alat penentu posisi, kecepatan, dan waktu, serta interface komunikasi data yang berfungsi untuk menyaring data yang diperoleh dari receiver GPS untuk kemudian dikirimkan ke pusat kontrol. Untuk menjalankan interface komunikasi kendaraan, digunakan komputer atau laptop.
Sub sistem komunikasi data berfungsi sebagai penghubung antara subsistem navigasi kendaraan dan sub sistem pusat kontrol. Data navigasi kendaraan (posisi, kecepatan, tanggal, dan waktu) yang diperoleh pada sub sistem navigasi kendaraan dikirimkan melalui sub sistem ini ke sub sistem pusat kontrol. Sub sistem ini berhubungan dengan sub sistem navigasi kendaraan dan sub sistem pusat kontrol melalui modul interface komunikasi yang ada pada kedua sub sistem tersebut. Desain sub sistem komunikasi data ini dapat dilihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Desain sub sistem komunikasi data
Sub sistem ini terdiri dari modem radio yang ditempatkan pada kendaraan dan pusat kontrol serta pemancar radio (transmitter) yang ditempatkan di kendaraan dan radio penerima (receiver) yang ditempatkan di pusat kontrol. Data hasil penyaringan dari modul interface komunikasi dikirim ke modem radio untuk dimodulasi menjadi sinyal analog dan dikirim ke radio pemancar untuk dipancarkan. Pada pusat kontrol, data yang dikirim diterima oleh radio penerima dan diteruskan ke modem radio untuk didemodulasi menjadi sinyal digital dan
Dalam tugas akhir ini, peralatan komunikasi yang digunakan adalah peralatan komunikasi paket radio satu arah untuk satu kendaraan (one to one) sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan dalam pemantauan banyak kendaraan secara bersamaan yang disebabkan karena keterbatasan dari peralatan yang tersedia. Namun demikian, aplikasi yang dibangun tetap dirancang untuk digunakan dalam pemantaun beberapa kendaraan secara bersamaan.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan sehubungan komunikasi data melalui radio ini adalah: `Format data pengiriman
Data posisi, kecepatan, tanggal, dan waktu kendaraan yang akan dikirim ke pusat kontrol harus berada dalam format tertentu untuk mempermudah proses pengolahan data di pusat kontrol. Dalam aplikasi tracking GPS untuk pemantauan kendaraan, untuk membedakan kendaraan yang satu dengan yang lainnya, setiap kendaraan diberi ID yang unik. Oleh karena itu, data yang akan dikirim harus disertai dengan ID dari kendaraan. Format data pengiriman yang digunakan adalah:
$ID,tanggal,jam,lintang,l,bujur,b,kecepatan
Keterangan:
Tabel 3.1 Format data pengiriman
Field
Keterangan
$ awal kalimat
ID ID kendaraan tanggal tanggal pengukuran (tanggal, bulan, tahun)
jam waktu (jam, menit, detik ) pengukuran dalam format UTC jam waktu (jam, menit, detik ) pengukuran dalam format UTC
posisi bujur kendaraan
b letak bujur (Timur/Barat)
kecepatan kecepatan kendaraan
Sebagai contoh, format data untuk kendaraan dengan ID VH001, pengukuran pada tanggal 22 Desember 2003, jam 10:22:21 dengan posisi lintang - 6.22112 dan bujur 105.12333: $VH001,221203,102221,0622.112,S,10512.333,E,004.2
Kecepatan pengiriman data Kecepatan pengiriman data merupakan jumlah bit per detik (bps) yang dapat dikirimkan oleh modem radio ke pemancar radio. Kecepatan pengiriman data ini biasanya dinyatakan dalam satuan bit per second (bps). Pemilihan kecepatan pengiriman data ini bergantung pada jumlah data yang akan dikirim. Receiver GPS setiap dua detik mengeluarkan string GPRMC yang memiliki ukuran ± 70 byte. Tidak semua data pada baris string GPRMC dikirimkan ke pusat kontrol tetapi hanya data posisi, kecepatan, dan waktu ditambah ID kendaraan seperti pada format data pengiriman yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan, jumlah data dalam format tersebut berkisar 50 byte = 400 bit (8 bit/byte x 50 byte). Untuk itu diperlukan modem radio dengan kecepatan minimal 1200 bps.
Reliabilitas pengiriman data Untuk menjamin kualitas data yang dikirim, dipilih modem radio yang memiliki fasilitas protokol AX.25. AX.25 adalah protokol komunikasi radio yang mengatur komunikasi antar dua buah stasiun radio atau lebih agar data yang dikirimkan dijamin sampai ke tujuan dan tidak mengalami kerusakan.
Pemilihan channel frekuensi radio.
Untuk menjamin kualitas pengiriman data, dipilih channel frekuensi radio yang benar-benar bersih dari gangguan frekuensi lain untuk mencegah tabrakan frekuensi yang disebabkan oleh penggunaan satu channel frekuensi secara bersamaan yang dapat menyebakan rusaknya data yang dikirim. Dalam tugas akhir ini digunakan channel frekuensi radio yang berada dalam rentang frekuensi radio amatir yaitu pada band 2 meter (VHF / 144-148 Mhz). Pengguna radio amatir dalam rentang frekuensi ini cukup ramai, oleh karena itu diusahakan sebaik mungkin untuk menggunakan channel frekuensi yang belum digunakan oleh pengguna lain.
3.2.2.3 Sub Sistem Pusat Kontrol
Sub sistem pusat kontrol merupakan pusat pengolahan data, visualisasi data, dan kontrol terhadap kendaraan. Data posisi yang dikirimkan oleh masing- masing kendaraan diolah dan divisualisasikan sehingga pihak pengelola mempunyai kemudahan untuk mengelola pergerakan kendaraan tersebut. Arsitektur dari sub sistem ini dapat dilihat pada gambar 3.3
Sub sistem ini terdiri dari web server yang berfungsi sebagai pusat pengolahan data, penyimpanan data, dan tempat berjalannya aplikasi web. Server terhubung dengan jaringan lokal (LAN) yang ada di pusat kontrol dan jaringan internet melalui koneksi TCP/IP. Karena aplikasi yang dibangun adalah aplikasi yang berbasis web, pengguna baik dalam jaringan lokal maupun di luar jaringan lokal (internet) membutuhkan web browser untuk menjalankan aplikasi tersebut.
Gambar 3.3 Desain sub sistem pusat kontrol
Mekanisme kerja dari sub sistem ini adalah sebagai berikut: Web server menerima data yang dikirim dari kendaraan melalui modem radio yang terhubung denganya melalui port komunikasi serial menggunakan kabel RS-232.
Data tersebut kemudian diolah dan disimpan ke dalam basis data PostgreSQL/PostGIS oleh modul interface komunikasi pusat kontrol. Jika ada request dari pengguna (web browser), web server memberikan response dengan mengeksekusi program aplikasi (php) dan berkomunikasi dengan Map Server dan DBMS PostgreSQL untuk menghasilkan gambar peta jalan dan posisi untuk kemudian didownload oleh client.
3.2.3 Perancangan Aplikasi Web
Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses perancangan aplikasi web dengan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan atau spesifikasi yang Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses perancangan aplikasi web dengan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan atau spesifikasi yang
3.2.3.1 Perancangan Modul Aplikasi
Modul aplikasi dibagi menjadi tiga buah modul yaitu modul visualisasi data, modul query posisi, dan modul basis data.
3.2.3.1.1 Modul Visualisasi Data
Modul ini berfungsi untuk memvisualisasikan peta digital jalan dan posisi kendaraan beserta atribut-atribut peta seperti peta referensi, legenda, dan scalebar. Modul ini dibangun dengan menggunakan API PHP/MapScript. Dengan MapScript dapat dibuat objek peta yang kemudian dapat dirender menjadi format PNG [Romi, 2003]. Sumber data untuk peta jalan adalah file SHP sedangkan sumber data untuk posisi kendaraan adalah tabel basis data PostgreSQL/PostGIS. Alur proses modul ini dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini:
Gambar 3.4. Alur proses modul visualisasi data 3.2.3.1.2 Modul Query Posisi
Modul ini berfungsi untuk menangani proses query yang dilakukan pengguna pada saat mengklik salah satu posisi kendaraan maupun beberapa Modul ini berfungsi untuk menangani proses query yang dilakukan pengguna pada saat mengklik salah satu posisi kendaraan maupun beberapa
Gambar 3.5. Alur kerja modul query posisi