BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi Semester
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di bulan Maret sampai April 2015 di kelas 3
SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi. Di kelas 3 SD Negeri 2
Genuksuran mempunyai kelas paralel yaitu kelas 3A dan 3B. Kelas 3B sebagai
kelas eksperimen mempunyai 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. Di kelas 3A ada 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki
dan 8 siswa perempuan. Kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran
discovery learning dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran
konvensional.
Pelaksanaan uji coba validitas soal pre test dilakukan pada tanggal 23 Maret
2015 dengan jumlah 22 siswa di kelas 4 SD Negeri 2 Genuksuran. Setelah
mendapatkan data validitas dari kelas 4 tersebut, peneliti menganalisis validitas
dan reliabilitas. Dari hasil uji coba 30 soal dengan 22 siswa diperoleh 25 soal
valid dan 5 soal tidak valid dengan ketentuan corrected item total correlation >
0,423 dan memperoleh reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,948 yang artinya
reliabilitas baik. Soal yang valid tersebut merupakan soal yang akan digunakan
sebagai pre test untuk mengetahui kedua kelas tersebut homogen atau tidak.
Setelah melakukan uji validitas soal pre test maka peneliti melakukan uji validitas
soal post test pada tanggal 24 Maret 2015 dengan jumlah 22 siswa di kelas 4 SD
Negeri 2 Genuksuran. Dari hasil uji coba 30 soal dengan 22 siswa diperoleh 20
soal yang valid dan 10 soal tidak valid dengan ketentuan corrected item total
correlation > 0,423 dan memperoleh reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,931.
Soal yang valid tersebut merupakan soal yang akan digunakan sebagai post test di
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Peneliti membagikan pretest di kelas 3B SD Negeri 2 Genuksuran sebagai
kelas eksperimen dan di kelas 3A SD Negeri 2 Genuksuran sebagai kelas kontrol.
Pada tanggal 25 Maret 2015, peneliti memberikan soal pre test di kelas 3B sebagai
kelas eksperimen yang diampu oleh ibu Retno. Pada tanggal 26 Maret 2015,
36
37
peneliti membagikan soal pre test di kelas 3A sebagai kelas kontrol yang diampu
oleh ibu Maryawati. Dari data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan bahwa kedua kelas homogen.
Pelaksanaan penelitian di kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan
Purwodadi semester 2 tahun ajaran 2014/2015 dilakukan 2x pertemuan di kelas
eksperimen dan 2x pertemuan di kelas kontrol seperti yang tercantum pada jadwal
penelitian pada tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1
Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen dengan menggunakan
Metode Pembelajaran Discovery Learning
No. Hari/Tanggal
1. Senin, 13 April
2015
2.
Selasa, 14
April 2015
Uraian Kegiatan
1. Perkenalan dengan siswa.
2. Kegiatan pembelajaran pertemuan 1 tentang
energi gerak dan manfaat kincir angin.
1. Kegiatan pembelajaran pertemuan 2 tentang
cara hemat energi dan manfaat hemat energi.
2. Memberikan soal post test.
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Konvensional
No. Hari/Tanggal
Uraian Kegiatan
1.
Rabu, 15 April 1. Perkenalan dengan siswa.
2015
2. Kegiatan pembelajaran pertemuan 1 yaitu guru
menjelaskan energi gerak dan manfaat kincir
angin.
2.
4.2
Kamis,
April 2015
16 1. Kegiatan pembelajaran pertemuan 2 yaitu guru
menjelaskan cara hemat energi dan manfaat
hemat energi.
2. Memberikan soal post test.
Analisis Deskriptif Setiap Variabel Penelitian
Analisis deskriptif setiap variabel penelitian dilihat dari skor minimum,
maksimum mean dan standar deviasi.
38
4.2.1 Analisis Deskriptif Post test Kelas Eksperimen
Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. Sebelum
analisis deskriptif dilakukan terlebih dahulu distribusi frekuensi post test kelas
eksperimen. Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen
digunakan kategori kelompok. Tabel distribusi frekuensi nilai post test kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3. Untuk menentukan kategori dan interval
kelompok digunakan rumus seperti berikut ini.
Banyaknya kategori: 1 + 3,3, log n
Kelas eksperimen: 1 + 3,3 log 21 = 5,36 = 6 (pembulatan).
Interval (i):
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
Kelas eksperimen: i =
90−60
6
=5
Hasil distribusi frekuensi post test kelas eksperimen dapat dilihat pada
tabel 4.3.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Interval
41-45
46-50
51-55
56-60
61-65
66-70
71-75
76-80
81-85
86-90
Total
Kelas Eksperimen
Frekuensi
Persentase
2
9,5
5
23,8
5
23,8
3
14,3
3
14,3
2
9,5
1
4,8
21
100%
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen yang mendapat skor
41-45, 46-50, 51-55 tidak ada. Siswa yang mendapat skor 56-60 sebanyak 2 anak.
Siswa yang mendapat skor 61-65 sebanyak 5 anak. Siswa yang mendapat skor 6670 sebanyak 5 anak. Siswa yang mendapat skor 71-75 sebanyak 3 anak. Siswa
yang mendapat skor 76-80 sebanyak 3 anak. Siswa yang mendapat skor 81-85
39
sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 90 sebanyak 1 anak. Gambaran hasil
analisis distribusi frekuensi post test kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar
diagram batang 4.1.
Kelas Eksperimen
6
5
4
3
2
1
0
56-60
61-65
66-70
71-75
76-80
81-85
86-90
Diagram Batang 4.1
Distribusi Frekuensi Post test Kelas Eksperimen
Setelah disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dilakukan analisis
deskriptif. Data hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran
IPA dengan materi penerapan energi gerak dengan metode discovery learning
yang telah diklasifikasikan dalam analisis deskriptif dengan ukuran skor
minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Analisis Deskriptif Post test Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
KelasEksperimen
N
Valid
Missing
21
0
Mean
72,3810
Std. Deviation
8,45858
Minimum
60,00
Maximum
90,00
Sum
1520,00
40
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen dengan jumlah data
(N) sebanyak 21 mempunyai skor maksimal 90 sedangkan skor minimal 60
dengan rata-rata nilai 72,38 dan standar deviasi 8,45 serta jumlah dari semua nilai
siswa adalah 1520.
4.2.2 Analisis Deskriptif Post test Kelas Kontrol
Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. Sebelum
analisis deskriptif dilakukan terlebih dahulu distribusi frekuensi post test kelas
kontrol. Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas kontrol digunakan
kategori kelompok. Tabel distribusi frekuensi nilai post test kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.5. Untuk menentukan kategori dan interval kelompok
digunakan rumus seperti berikut ini.
Banyaknya kategori: 1 + 3,3, log n
Kelas kontrol: 1 + 3,3 log 21 = 5,36 = 6 (pembulatan).
Interval (i):
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
Kelas kontrol: i =
75−45
6
= 5
Hasil distribusi frekuensi post test kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Interval
Kelas Kontrol
Frekuensi
Persentase
41-45
1
4,8
46-50
1
4,8
51-55
2
9,5
56-60
8
38,1
61-65
4
19,0
66-70
2
9,5
71-75
3
14,3
76-80
81-85
86-90
Total
21
100%
41
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kelas kontrol yang mendapat skor 41-45
sebanyak 1 anak. Siswa yang mendapat skor 46-50 sebanyak 1 anak. Siswa yang
mendapat skor 51-55 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 56-60 sebanyak
8 anak. Siswa yang mendapat skor 61-65 sebanyak 4 anak. Siswa yang mendapat
skor 66-70 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 71-75 sebanyak 3 anak.
Siswa yang mendapat skor 76-80, 81-85, dan 86-90 tidak ada. Gambaran hasil
analisis distribusi frekuensi post test kelas kontrol dapat dilihat pada gambar
diagram batang 4.2.
Kelas Kontrol
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
41-45
46-50
51-55
56-60
61-65
66-70
71-75
Diagram Batang 4.2
Distribusi Frekuensi Post test Kelas Kontrol
Setelah disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dilakukan analisis
deskriptif. Data hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran
IPA dengan materi penerapan energi gerak dengan metode konvensional yang
telah diklasifikasikan dalam analisis deskriptif dengan ukuran skor minimum,
maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 4.6.
42
Tabel 4.6
Hasil Analisis Deskriptif Post test Kelas Kontrol
Statistics
KelasKontrol
N
Valid
21
Missing
0
Mean
62,3810
Std. Deviation
7,84523
Minimum
45,00
Maximum
75,00
Sum
1310,00
Tabel 4.6 menunjukkan kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 21
mempunyai skor maksimal sebesar 75 sedangkan skor minimal sebesar 45 dengan
rata-rata nilai 62,38 dan standar deviasi 7,84 serta jumlah dari semua nilai siswa
adalah 1310.
4.3
Analisis Hasil Penelitian
4.3.1 Normalitas Data
Sebelum dilakukan uji t-tes maka perlu dilakukan uji normalitas data yang
bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data dari variabel
penelitian. Uji Normalitas variabel menggunakan teknik kolmogrov smirnov test
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.
4.3.1.1 Uji Normalitas Post test Kelas Eksperimen
Untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada nilai post test
kelas eksperimen dilakukan dengan uji normalitas data. Hasil uji normalitas nilai
post test kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.7.
43
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Post test Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KelasEksperimen
N
21
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
72,3810
Std. Deviation
8,45858
Absolute
,182
Positive
Negative
,182
-,102
Kolmogorov-Smirnov Z
,835
Asymp. Sig. (2-tailed)
,488
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil uji kolmogrov smirnov untuk hasil
post test kelas eksperimen sebesar 0,835 dengan signifikansi 0,488 > 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pengukuran nilai post test kelas eksperimen adalah
normal. Gambaran normal penyebaran data dapat dilihat pada grafik 4.3.
Grafik 4.3
Uji Normalitas Post test Kelas Eksperimen
44
4.3.1.2 Uji Normalitas Post test Kelas Kontrol
Untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada nilai post test
kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data. Hasil uji
normalitas nilai post test dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Post test Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KelasKontrol
N
21
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
62,3810
Std. Deviation
7,84523
Absolute
,191
Positive
Negative
,191
-,190
Kolmogorov-Smirnov Z
,874
Asymp. Sig. (2-tailed)
,430
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa uji kolmogrov smirnov hasil post test
kelas kontrol sebesar 0,874 dengan signifikansi 0,430 > 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pengukuran untuk nilai post test kelas kontrol adalah
normal. Gambaran normal penyebaran data dapat dilihat pada grafik 4.4.
Grafik 4.4
Uji Normalitas Post test Kelas Kontrol
45
4.3.2 Uji Homogenitas
Untuk mengetahui kesetaraan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
maka dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas post test dapat dilihat
pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas Post test
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic
,442
df1
df2
Sig.
1
40
,510
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari nilai post test
adalah 0,510. Karena signifikansi 0,510 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama (homogen).
Angka lavene statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar
homogenitasnya, df1= jumlah kelompok data – 1 atau 2-1 = 1 sedangkan df2 =
jumlah data – jumlah kelompok atau 42 -2 = 40.
4.3.3 Uji T
Untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol maka analisa data yang digunakan adalah uji t-test. Uji test
digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Hasil uji t-test post test kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 4.10.
46
Tabel 4.10
Hasil Uji T Soal Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances
F
Sig.
T
df
Sig.
(2-
Mean
Std. Error
Difference Difference
tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
Equal variances
,442
,510
3,972
40
,000
10,00000
2,51751 4,91192
15,08808
3,972
39,775
,000
10,00000
2,51751 4,91102
15,08898
assumed
PostTest
Equal variances
not assumed
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat hasil analisis uji beda t-test
menggunakan asumsi equal variances assumed bahwa nilai t adalah 0,3972
dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar IPA menggunakan metode pembelajaran discovery learning
pada kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran.
4.4
Hasil Uji Hipotesis
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh hasil t-
hitung maka analisis hipotesisnya adalah:
H0
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode
pembelajaran discovery learning dengan metode konvensional terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan
Purwodadi Semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
H1
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode
pembelajaran discovery learning dengan metode konvensional terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan
Purwodadi semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
Berdasarkan analisis uji hipotesis, H0 diterima jika signifikansi lebih besar
dari 0,05 (H0 > 0,05) dan H0 ditolak jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 (H0 <
47
0,05). Dari hasil t-hitung yang telah dilakukan maka diperoleh signifikansi 0,000
< 0,05. Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Jadi
kesimpulannya H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran
discovery learning dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional
terhadap hasil belajar IPA kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran.
4.5
Hasil Observasi
Penggunaan metode pembelajaran discovery learning diharapkan dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA yaitu
penerapan energi gerak dan juga bermanfaat untuk siswa agar aktif dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar.
Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati peneliti dalam
menggunakan metode pembelajaran discovery learning apakah sesuai dengan
langkah-langkah metode pembelajaran discovery learning. Selain mengamati
peneliti, observer juga mengamati siswa dalam proses pembelajaran. Observer
dalam penelitian ini adalah guru kelas 3B. Hasil observasi guru dan siswa dalam
2x pertemuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran
discovery learning dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan
observasi siswa.
Dari lampiran lembar observasi guru dan siswa pada pertemuan pertama
untuk lembar observasi guru belum semua aspek pembelajaran dilakukan oleh
guru. Aspek yang tidak dilakukan oleh guru adalah menyampaikan tujuan
pembelajaran sehingga hanya mendapatkan skor 17. Untuk lembar observasi
siswa skor yang diisi observer mendapatkan skor 3 (baik) dan 4 (sangat baik) dari
seluruh penggunaan metode pembelajaran discovery learning. Dalam pertemuan
pertama lembar observasi guru, peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran
sehingga dalam lembar observasi siswa, observer tidak memberikan skor.
Walaupun tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, secara keseluruhan guru dan
siswa sudah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran discovery learning dengan baik.
48
Dari lampiran observasi guru dan siswa pada pertemuan kedua, untuk
lembar observasi guru, 100% guru sudah melakukan pembelajaran mengikuti
semua aspek langkah-langkah discovery learning sehingga mendapatkan skor 18.
Untuk lembar observasi siswa skor yang diisi observer mendapatkan skor 3 (baik)
dan 4 (sangat baik) dari seluruh langkah-langkah penggunaan metode
pembelajaran discovery learning. Pada pertemuan kedua, guru sudah lebih baik
dalam menyampaikan pembelajaran daripada pertemuan pertama guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Jadi dari hasil lembar observasi guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan sudah menyampaikan materi sesuai dengan langkah-langkah
metode pembelajaran discovery learning. Untuk siswa secara keseluruhan hampir
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
discovery learning.
4.6
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis deskriptif kelas eksperimen dengan jumlah data (N)
sebanyak 21 mempunyai skor maksimal 90 sedangkan skor minimal 60 dengan
rata-rata nilai 72,38 dan standar deviasi 8,45 serta jumlah dari semua nilai siswa
adalah 1520. Diketahui siswa yang mendapat skor 41-45, 46-50, 51-55 tidak ada.
Siswa yang mendapat skor 56-60 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 6165 sebanyak 5 anak. Siswa yang mendapat skor 66-70 sebanyak 5 anak. Siswa
yang mendapat skor 71-75 sebanyak 3 anak. Siswa yang mendapat skor 76-80
sebanyak 3 anak. Siswa yang mendapat skor 81-85 sebanyak 2 anak. Siswa yang
mendapat skor 90 sebanyak 1 anak.
Hasil analisis deskriptif kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 21
mempunyai skor maksimal sebesar 75 sedangkan skor minimal sebesar 45 dengan
rata-rata nilai 62,38 dan standar deviasi 7,84 serta jumlah dari semua nilai siswa
adalah 1310. Siswa yang mendapat skor yang mendapat skor 41-45 sebanyak 1
anak. Siswa yang mendapat skor 46-50 sebanyak 1 anak. Siswa yang mendapat
skor 51-55 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 56-60 sebanyak 8 anak.
Siswa yang mendapat skor 61-65 sebanyak 4 anak. Siswa yang mendapat skor 66-
49
70 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 71-75 sebanyak 3 anak. Siswa
yang mendapat skor 76-80, 81-85, dan 86-90 tidak ada.
Hasil uji normalitas nilai post test kelas eksperimen menunjukkan hasil uji
kolmogrov smirnov untuk hasil post test kelas eksperimen sebesar 0,835 dengan
signifikansi 0,488 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran nilai post
test kelas eksperimen adalah normal.
Hasil uji normalitas nilai post test kelas kontrol menunjukkan hasil uji
kolmogrov smirnov untuk hasil post test kelas kontrol sebesar 0,874 dengan
signifikansi 0,430 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran untuk
nilai post test kelas kontrol adalah normal.
Hasil uji t-test pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai t adalah 0,3972
dengan signifikansi sebesar 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran discovery
learning dengan metode konvensional yang mempunyai rata-rata sekitar 4,911
sampai 15,088 dan memiliki perbedaan rata-rata 10,000.
Dari kelas eksperimen 3B yang menggunakan metode discovery learning
mempunyai rata-rata nilai 72,38 dari 21 siswa. Dari 21 siswa tersebut memiliki
skor maksimal 90 sedangkan skor minimal 60. Dari kelas kontrol 3A yang
menggunakan metode konvensional mempunyai rata-rata 62,38 dari 21 siswa.
Dari 21 siswa tersebut memiliki skor maksimal 75 sedangkan skor minimal 45.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
metode pembelajaran discovery learning secara signifikan terhadap hasil belajar
IPA siswa kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian digunakan rumus t-test.
Hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh yang signifikan ditunjukkan oleh
perbedaan rata-rata hasil akhir (post test) kelas eksperimen 3B dan kelas kontrol
3A pada mata pelajaran IPA. Penggunaan metode pembelajaran discovery
learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi. Hal ini disebabkan
kemungkinan adanya kelebihan metode discovery learning menurut Marzano
(Hosnan,2014:288)
antara
lain
siswa
dapat
berpartisipasi
aktif
dalam
50
pembelajaran yang disajikan dan menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap
inquiry (mencari-temukan). Penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lisa Saputri (292008140) pada tahun 2012 yang berjudul “
Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan
Bunyi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Kristen Satya Wacana Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Program S1 PGSD FKIP Universitas
Kristen Satya Wacana menyimpulkan bahwa analisis data hasil dari uji t-test
diketahui 4,532 dengan signifikasi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak. Jadi dari hasil
uji t-test disimpulkan bahwa penggunaan metode discovery berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa kelas IV SD Kristen Satya Wacana Salatiga.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di bulan Maret sampai April 2015 di kelas 3
SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi. Di kelas 3 SD Negeri 2
Genuksuran mempunyai kelas paralel yaitu kelas 3A dan 3B. Kelas 3B sebagai
kelas eksperimen mempunyai 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. Di kelas 3A ada 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki
dan 8 siswa perempuan. Kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran
discovery learning dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran
konvensional.
Pelaksanaan uji coba validitas soal pre test dilakukan pada tanggal 23 Maret
2015 dengan jumlah 22 siswa di kelas 4 SD Negeri 2 Genuksuran. Setelah
mendapatkan data validitas dari kelas 4 tersebut, peneliti menganalisis validitas
dan reliabilitas. Dari hasil uji coba 30 soal dengan 22 siswa diperoleh 25 soal
valid dan 5 soal tidak valid dengan ketentuan corrected item total correlation >
0,423 dan memperoleh reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,948 yang artinya
reliabilitas baik. Soal yang valid tersebut merupakan soal yang akan digunakan
sebagai pre test untuk mengetahui kedua kelas tersebut homogen atau tidak.
Setelah melakukan uji validitas soal pre test maka peneliti melakukan uji validitas
soal post test pada tanggal 24 Maret 2015 dengan jumlah 22 siswa di kelas 4 SD
Negeri 2 Genuksuran. Dari hasil uji coba 30 soal dengan 22 siswa diperoleh 20
soal yang valid dan 10 soal tidak valid dengan ketentuan corrected item total
correlation > 0,423 dan memperoleh reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,931.
Soal yang valid tersebut merupakan soal yang akan digunakan sebagai post test di
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Peneliti membagikan pretest di kelas 3B SD Negeri 2 Genuksuran sebagai
kelas eksperimen dan di kelas 3A SD Negeri 2 Genuksuran sebagai kelas kontrol.
Pada tanggal 25 Maret 2015, peneliti memberikan soal pre test di kelas 3B sebagai
kelas eksperimen yang diampu oleh ibu Retno. Pada tanggal 26 Maret 2015,
36
37
peneliti membagikan soal pre test di kelas 3A sebagai kelas kontrol yang diampu
oleh ibu Maryawati. Dari data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan bahwa kedua kelas homogen.
Pelaksanaan penelitian di kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan
Purwodadi semester 2 tahun ajaran 2014/2015 dilakukan 2x pertemuan di kelas
eksperimen dan 2x pertemuan di kelas kontrol seperti yang tercantum pada jadwal
penelitian pada tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1
Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen dengan menggunakan
Metode Pembelajaran Discovery Learning
No. Hari/Tanggal
1. Senin, 13 April
2015
2.
Selasa, 14
April 2015
Uraian Kegiatan
1. Perkenalan dengan siswa.
2. Kegiatan pembelajaran pertemuan 1 tentang
energi gerak dan manfaat kincir angin.
1. Kegiatan pembelajaran pertemuan 2 tentang
cara hemat energi dan manfaat hemat energi.
2. Memberikan soal post test.
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Konvensional
No. Hari/Tanggal
Uraian Kegiatan
1.
Rabu, 15 April 1. Perkenalan dengan siswa.
2015
2. Kegiatan pembelajaran pertemuan 1 yaitu guru
menjelaskan energi gerak dan manfaat kincir
angin.
2.
4.2
Kamis,
April 2015
16 1. Kegiatan pembelajaran pertemuan 2 yaitu guru
menjelaskan cara hemat energi dan manfaat
hemat energi.
2. Memberikan soal post test.
Analisis Deskriptif Setiap Variabel Penelitian
Analisis deskriptif setiap variabel penelitian dilihat dari skor minimum,
maksimum mean dan standar deviasi.
38
4.2.1 Analisis Deskriptif Post test Kelas Eksperimen
Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. Sebelum
analisis deskriptif dilakukan terlebih dahulu distribusi frekuensi post test kelas
eksperimen. Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen
digunakan kategori kelompok. Tabel distribusi frekuensi nilai post test kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3. Untuk menentukan kategori dan interval
kelompok digunakan rumus seperti berikut ini.
Banyaknya kategori: 1 + 3,3, log n
Kelas eksperimen: 1 + 3,3 log 21 = 5,36 = 6 (pembulatan).
Interval (i):
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
Kelas eksperimen: i =
90−60
6
=5
Hasil distribusi frekuensi post test kelas eksperimen dapat dilihat pada
tabel 4.3.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Interval
41-45
46-50
51-55
56-60
61-65
66-70
71-75
76-80
81-85
86-90
Total
Kelas Eksperimen
Frekuensi
Persentase
2
9,5
5
23,8
5
23,8
3
14,3
3
14,3
2
9,5
1
4,8
21
100%
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen yang mendapat skor
41-45, 46-50, 51-55 tidak ada. Siswa yang mendapat skor 56-60 sebanyak 2 anak.
Siswa yang mendapat skor 61-65 sebanyak 5 anak. Siswa yang mendapat skor 6670 sebanyak 5 anak. Siswa yang mendapat skor 71-75 sebanyak 3 anak. Siswa
yang mendapat skor 76-80 sebanyak 3 anak. Siswa yang mendapat skor 81-85
39
sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 90 sebanyak 1 anak. Gambaran hasil
analisis distribusi frekuensi post test kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar
diagram batang 4.1.
Kelas Eksperimen
6
5
4
3
2
1
0
56-60
61-65
66-70
71-75
76-80
81-85
86-90
Diagram Batang 4.1
Distribusi Frekuensi Post test Kelas Eksperimen
Setelah disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dilakukan analisis
deskriptif. Data hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran
IPA dengan materi penerapan energi gerak dengan metode discovery learning
yang telah diklasifikasikan dalam analisis deskriptif dengan ukuran skor
minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Analisis Deskriptif Post test Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
KelasEksperimen
N
Valid
Missing
21
0
Mean
72,3810
Std. Deviation
8,45858
Minimum
60,00
Maximum
90,00
Sum
1520,00
40
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen dengan jumlah data
(N) sebanyak 21 mempunyai skor maksimal 90 sedangkan skor minimal 60
dengan rata-rata nilai 72,38 dan standar deviasi 8,45 serta jumlah dari semua nilai
siswa adalah 1520.
4.2.2 Analisis Deskriptif Post test Kelas Kontrol
Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. Sebelum
analisis deskriptif dilakukan terlebih dahulu distribusi frekuensi post test kelas
kontrol. Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas kontrol digunakan
kategori kelompok. Tabel distribusi frekuensi nilai post test kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.5. Untuk menentukan kategori dan interval kelompok
digunakan rumus seperti berikut ini.
Banyaknya kategori: 1 + 3,3, log n
Kelas kontrol: 1 + 3,3 log 21 = 5,36 = 6 (pembulatan).
Interval (i):
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
Kelas kontrol: i =
75−45
6
= 5
Hasil distribusi frekuensi post test kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Interval
Kelas Kontrol
Frekuensi
Persentase
41-45
1
4,8
46-50
1
4,8
51-55
2
9,5
56-60
8
38,1
61-65
4
19,0
66-70
2
9,5
71-75
3
14,3
76-80
81-85
86-90
Total
21
100%
41
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kelas kontrol yang mendapat skor 41-45
sebanyak 1 anak. Siswa yang mendapat skor 46-50 sebanyak 1 anak. Siswa yang
mendapat skor 51-55 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 56-60 sebanyak
8 anak. Siswa yang mendapat skor 61-65 sebanyak 4 anak. Siswa yang mendapat
skor 66-70 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 71-75 sebanyak 3 anak.
Siswa yang mendapat skor 76-80, 81-85, dan 86-90 tidak ada. Gambaran hasil
analisis distribusi frekuensi post test kelas kontrol dapat dilihat pada gambar
diagram batang 4.2.
Kelas Kontrol
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
41-45
46-50
51-55
56-60
61-65
66-70
71-75
Diagram Batang 4.2
Distribusi Frekuensi Post test Kelas Kontrol
Setelah disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dilakukan analisis
deskriptif. Data hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran
IPA dengan materi penerapan energi gerak dengan metode konvensional yang
telah diklasifikasikan dalam analisis deskriptif dengan ukuran skor minimum,
maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 4.6.
42
Tabel 4.6
Hasil Analisis Deskriptif Post test Kelas Kontrol
Statistics
KelasKontrol
N
Valid
21
Missing
0
Mean
62,3810
Std. Deviation
7,84523
Minimum
45,00
Maximum
75,00
Sum
1310,00
Tabel 4.6 menunjukkan kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 21
mempunyai skor maksimal sebesar 75 sedangkan skor minimal sebesar 45 dengan
rata-rata nilai 62,38 dan standar deviasi 7,84 serta jumlah dari semua nilai siswa
adalah 1310.
4.3
Analisis Hasil Penelitian
4.3.1 Normalitas Data
Sebelum dilakukan uji t-tes maka perlu dilakukan uji normalitas data yang
bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data dari variabel
penelitian. Uji Normalitas variabel menggunakan teknik kolmogrov smirnov test
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.
4.3.1.1 Uji Normalitas Post test Kelas Eksperimen
Untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada nilai post test
kelas eksperimen dilakukan dengan uji normalitas data. Hasil uji normalitas nilai
post test kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.7.
43
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Post test Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KelasEksperimen
N
21
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
72,3810
Std. Deviation
8,45858
Absolute
,182
Positive
Negative
,182
-,102
Kolmogorov-Smirnov Z
,835
Asymp. Sig. (2-tailed)
,488
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil uji kolmogrov smirnov untuk hasil
post test kelas eksperimen sebesar 0,835 dengan signifikansi 0,488 > 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pengukuran nilai post test kelas eksperimen adalah
normal. Gambaran normal penyebaran data dapat dilihat pada grafik 4.3.
Grafik 4.3
Uji Normalitas Post test Kelas Eksperimen
44
4.3.1.2 Uji Normalitas Post test Kelas Kontrol
Untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada nilai post test
kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data. Hasil uji
normalitas nilai post test dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Post test Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KelasKontrol
N
21
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
62,3810
Std. Deviation
7,84523
Absolute
,191
Positive
Negative
,191
-,190
Kolmogorov-Smirnov Z
,874
Asymp. Sig. (2-tailed)
,430
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa uji kolmogrov smirnov hasil post test
kelas kontrol sebesar 0,874 dengan signifikansi 0,430 > 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pengukuran untuk nilai post test kelas kontrol adalah
normal. Gambaran normal penyebaran data dapat dilihat pada grafik 4.4.
Grafik 4.4
Uji Normalitas Post test Kelas Kontrol
45
4.3.2 Uji Homogenitas
Untuk mengetahui kesetaraan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
maka dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas post test dapat dilihat
pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas Post test
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic
,442
df1
df2
Sig.
1
40
,510
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari nilai post test
adalah 0,510. Karena signifikansi 0,510 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama (homogen).
Angka lavene statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar
homogenitasnya, df1= jumlah kelompok data – 1 atau 2-1 = 1 sedangkan df2 =
jumlah data – jumlah kelompok atau 42 -2 = 40.
4.3.3 Uji T
Untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol maka analisa data yang digunakan adalah uji t-test. Uji test
digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Hasil uji t-test post test kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 4.10.
46
Tabel 4.10
Hasil Uji T Soal Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances
F
Sig.
T
df
Sig.
(2-
Mean
Std. Error
Difference Difference
tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
Equal variances
,442
,510
3,972
40
,000
10,00000
2,51751 4,91192
15,08808
3,972
39,775
,000
10,00000
2,51751 4,91102
15,08898
assumed
PostTest
Equal variances
not assumed
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat hasil analisis uji beda t-test
menggunakan asumsi equal variances assumed bahwa nilai t adalah 0,3972
dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar IPA menggunakan metode pembelajaran discovery learning
pada kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran.
4.4
Hasil Uji Hipotesis
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh hasil t-
hitung maka analisis hipotesisnya adalah:
H0
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode
pembelajaran discovery learning dengan metode konvensional terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan
Purwodadi Semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
H1
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode
pembelajaran discovery learning dengan metode konvensional terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan
Purwodadi semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
Berdasarkan analisis uji hipotesis, H0 diterima jika signifikansi lebih besar
dari 0,05 (H0 > 0,05) dan H0 ditolak jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 (H0 <
47
0,05). Dari hasil t-hitung yang telah dilakukan maka diperoleh signifikansi 0,000
< 0,05. Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Jadi
kesimpulannya H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran
discovery learning dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional
terhadap hasil belajar IPA kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran.
4.5
Hasil Observasi
Penggunaan metode pembelajaran discovery learning diharapkan dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA yaitu
penerapan energi gerak dan juga bermanfaat untuk siswa agar aktif dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar.
Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati peneliti dalam
menggunakan metode pembelajaran discovery learning apakah sesuai dengan
langkah-langkah metode pembelajaran discovery learning. Selain mengamati
peneliti, observer juga mengamati siswa dalam proses pembelajaran. Observer
dalam penelitian ini adalah guru kelas 3B. Hasil observasi guru dan siswa dalam
2x pertemuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran
discovery learning dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan
observasi siswa.
Dari lampiran lembar observasi guru dan siswa pada pertemuan pertama
untuk lembar observasi guru belum semua aspek pembelajaran dilakukan oleh
guru. Aspek yang tidak dilakukan oleh guru adalah menyampaikan tujuan
pembelajaran sehingga hanya mendapatkan skor 17. Untuk lembar observasi
siswa skor yang diisi observer mendapatkan skor 3 (baik) dan 4 (sangat baik) dari
seluruh penggunaan metode pembelajaran discovery learning. Dalam pertemuan
pertama lembar observasi guru, peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran
sehingga dalam lembar observasi siswa, observer tidak memberikan skor.
Walaupun tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, secara keseluruhan guru dan
siswa sudah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran discovery learning dengan baik.
48
Dari lampiran observasi guru dan siswa pada pertemuan kedua, untuk
lembar observasi guru, 100% guru sudah melakukan pembelajaran mengikuti
semua aspek langkah-langkah discovery learning sehingga mendapatkan skor 18.
Untuk lembar observasi siswa skor yang diisi observer mendapatkan skor 3 (baik)
dan 4 (sangat baik) dari seluruh langkah-langkah penggunaan metode
pembelajaran discovery learning. Pada pertemuan kedua, guru sudah lebih baik
dalam menyampaikan pembelajaran daripada pertemuan pertama guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Jadi dari hasil lembar observasi guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan sudah menyampaikan materi sesuai dengan langkah-langkah
metode pembelajaran discovery learning. Untuk siswa secara keseluruhan hampir
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
discovery learning.
4.6
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis deskriptif kelas eksperimen dengan jumlah data (N)
sebanyak 21 mempunyai skor maksimal 90 sedangkan skor minimal 60 dengan
rata-rata nilai 72,38 dan standar deviasi 8,45 serta jumlah dari semua nilai siswa
adalah 1520. Diketahui siswa yang mendapat skor 41-45, 46-50, 51-55 tidak ada.
Siswa yang mendapat skor 56-60 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 6165 sebanyak 5 anak. Siswa yang mendapat skor 66-70 sebanyak 5 anak. Siswa
yang mendapat skor 71-75 sebanyak 3 anak. Siswa yang mendapat skor 76-80
sebanyak 3 anak. Siswa yang mendapat skor 81-85 sebanyak 2 anak. Siswa yang
mendapat skor 90 sebanyak 1 anak.
Hasil analisis deskriptif kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 21
mempunyai skor maksimal sebesar 75 sedangkan skor minimal sebesar 45 dengan
rata-rata nilai 62,38 dan standar deviasi 7,84 serta jumlah dari semua nilai siswa
adalah 1310. Siswa yang mendapat skor yang mendapat skor 41-45 sebanyak 1
anak. Siswa yang mendapat skor 46-50 sebanyak 1 anak. Siswa yang mendapat
skor 51-55 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 56-60 sebanyak 8 anak.
Siswa yang mendapat skor 61-65 sebanyak 4 anak. Siswa yang mendapat skor 66-
49
70 sebanyak 2 anak. Siswa yang mendapat skor 71-75 sebanyak 3 anak. Siswa
yang mendapat skor 76-80, 81-85, dan 86-90 tidak ada.
Hasil uji normalitas nilai post test kelas eksperimen menunjukkan hasil uji
kolmogrov smirnov untuk hasil post test kelas eksperimen sebesar 0,835 dengan
signifikansi 0,488 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran nilai post
test kelas eksperimen adalah normal.
Hasil uji normalitas nilai post test kelas kontrol menunjukkan hasil uji
kolmogrov smirnov untuk hasil post test kelas kontrol sebesar 0,874 dengan
signifikansi 0,430 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran untuk
nilai post test kelas kontrol adalah normal.
Hasil uji t-test pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai t adalah 0,3972
dengan signifikansi sebesar 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran discovery
learning dengan metode konvensional yang mempunyai rata-rata sekitar 4,911
sampai 15,088 dan memiliki perbedaan rata-rata 10,000.
Dari kelas eksperimen 3B yang menggunakan metode discovery learning
mempunyai rata-rata nilai 72,38 dari 21 siswa. Dari 21 siswa tersebut memiliki
skor maksimal 90 sedangkan skor minimal 60. Dari kelas kontrol 3A yang
menggunakan metode konvensional mempunyai rata-rata 62,38 dari 21 siswa.
Dari 21 siswa tersebut memiliki skor maksimal 75 sedangkan skor minimal 45.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
metode pembelajaran discovery learning secara signifikan terhadap hasil belajar
IPA siswa kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian digunakan rumus t-test.
Hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh yang signifikan ditunjukkan oleh
perbedaan rata-rata hasil akhir (post test) kelas eksperimen 3B dan kelas kontrol
3A pada mata pelajaran IPA. Penggunaan metode pembelajaran discovery
learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas 3 SD Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi. Hal ini disebabkan
kemungkinan adanya kelebihan metode discovery learning menurut Marzano
(Hosnan,2014:288)
antara
lain
siswa
dapat
berpartisipasi
aktif
dalam
50
pembelajaran yang disajikan dan menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap
inquiry (mencari-temukan). Penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lisa Saputri (292008140) pada tahun 2012 yang berjudul “
Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan
Bunyi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Kristen Satya Wacana Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Program S1 PGSD FKIP Universitas
Kristen Satya Wacana menyimpulkan bahwa analisis data hasil dari uji t-test
diketahui 4,532 dengan signifikasi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak. Jadi dari hasil
uji t-test disimpulkan bahwa penggunaan metode discovery berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa kelas IV SD Kristen Satya Wacana Salatiga.