Tugas Akhir Membuat Ringkasan i judul tuga

Mata Kuliah

: Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing : Abdul Azis, S.Pd., M.Pd

Tugas Akhir Membuat Ringkasan
UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS
DENGAN MENGATASI KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI
33 MAKASSAR
(Nurul Vebriani)
Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial,Universitas Negeri
Makassar

Oleh:
Maya NIM: 1664041015
Muh. Fahrul Haeri NIM: 1664040003
Program Studi Pendidikan IPS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017


ABSTRAK
Nurul Vebriani, 2016, Upaya Perbaikan Kualitas Pembelajaran pada Mata
Pelajaran IPS dengan Mengatasi Kenakalan Siswa SMP Negeri 33 Makassar. Skripsi.
Program Studi pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.
Dibimbing oleh Syamsul sunusi dan Herman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Untuk mengetahui gambaran
kualitas pembelajaran IPS di SMP Negeri 33 Makassar (2) Untuk mengetahui
gambaran perilaku kenakalan siswa di SMP Negeri 33 Makassar, dan (3) untuk
mengetahui upaya yang dilakukan dalam memperbaiki kualitas pembelajaran pada
mata pelajaran IPS dengan mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 33 Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif yang dalam proses
pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Gambaran kualitas
pembelajaran IPS diSMP Negeri 33 Makassar yaitu a) dariperilaku siswa bahwa sikap
positif belajar siswa tidak merata pada semua rombel kelas, b) Dari perilaku
pembelajaran guru IPS yakni tidak semua mampu membangun persepsi positif belajar
siswa dan memberikan layanan pendidikan yang dibutuhkan siswa, c) Dari system
pembelajaran sekolah bahwa sekolah memilikimisi yang hampir semuanya tercapai,
dan dalam penanganan kenakalan siswa, sekolah memilikisistem poin pelanggaran

yang ketat yang dilaksanakan pihak sekolah bekerjasama dengan BK dan guru mata
pelajaran termasuk guru IPS. (2) gambaran perilaku kenakalan siswa di SMP Negeri
33 Makassar yaitu bolos, merusak keindahan sekolah, menyalahgunakan fungsi HP,
Bertingkah memancing kemarahan guru, berkelahi, berbicara tidak sopan, mencuri,
minum obat-obatan yang serupanarkoba, dan menghisaplem. (3) Upaya yang
dilakukan dalam memperbaiki kualitas pembelajaran IPS dalam mengatasi kenakalan
siswa di SMP Negeri 33 Makassar telah dilakukan oleh Sekolah dalam hal ini guru

BK dan wakil kepala sekolah secara preventif dan represif dan kuratif. Guru ,mata
pelajaran IPS juga melakukan pendekatan ke siswa secara umum dan secara khusus
ke siswa.
1. PENDAHULUAN
Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana perkembangan teknologi
komunikasi semakin canggih maka makin mudahlah komunikasi hingga terjadilah
akulturasi budaya. Akulturasi ini dapat berlangsung lancar dan lembut, akan tetapi
tidak jarang melalui konflik personal dan konflik sosial. Munculnya konflik yang
ditandai dengan keresahan sosial serta ketidak rukunan kelompok-kelompok sosial.
Sebagai akibat lanjut, timbul ketidaksinambungan, disharmoni, ketegangan,
kecemasan, ketakutan, kerusuhan, sosial dan perilaku yang melanggar norma-norma
hukum formal. Sebagian besar dari mereka bertingkah laku seenak sendiri tanpa

mengindahkan kepentingan orang lain, akibatnya muncullah banyak masalah sosial.
Kenakalan remaja merupakan bagian dari masalah sosial yang seringkali
muncul. Perkembangan remaja yang saat ini terjadi relevan dengan perilaku yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku, sehingga seringkali pergaulan ini
menyebabkan masalah sosial apalagi jika tidak ada pengawasan yang ketat dari
berbagai pihak, seperti; keluarga, orang-orang disekitarnya, pemerintah maupun
sekolah.
Berdasarkan penelitian yang telah ada bahwa angka tertinggi tindak kejahatan
ada pada usia 15-19 tahun. Yang mana pada saat ini sudah cenderung pada perbuatan
kriminal yang cukup meresahkan masyarakat. Adapun disekolah, kenakalan siswa
menjadi tanggung jawab sekolah dalam mengelolanya. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu siswa dalam mencapai keberhasilannya.
Adapun salah satu sumber kenakalan pada remaja saat ini ialah ketidak
mampuan mereka dalam memanfaatkan waktu kosongnya dan kurangnya

pengendalian terhadap dorongan meniru, dan yang mereka tiru adalah mayoritas
perilaku yang tidak terpuji yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan mereka.
2. METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian kualitatif deskriptif.

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk. Mendapatkan data mendalam, suatu
data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang
merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan kepada
kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna.
Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan
analisis refleksi terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan
membuat laporan penelitian secara mendetail.
B. lokasi penelitian
Penulis akan melakukan penelitian di SMP Negeri 33 Makassar, bertempat di
jalan Tamalate 8 No. 1, kelurahan Perumnas kecamatan Panakkukang, kode pos
90222.
C. tahap-tahap penelitian
Berikut ini diuraikan beberapa tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini
antara lain tahap pra penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap analisis data.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
metode penelitian deskriptif Kualitatif adalah pencarian fakta yang cenderung
menggunakan analisa induktif dimana proses penelitian dan pemberian makna


terhadap data dan informasi lebih ditekankan dengan ciri utama pendekatan ini adalah
bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta natural.
Adapun Sumber data yang dimaksud adalah dari mana Data tersebut
diperoleh dalam hal ini peneliti menggunakan dua jenis sumber data antara lain:
a) Sumber data primer
Sumber primer adalah sumber data langsung yang memberikan data kepada
pengumpul data. Dalam hal ini, data primer merupakan data yang diperoleh melalui
mengamati kondisi lapangan (observasi) dan wawancara mendalam.
b) sumber data sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. sumber
datanya diperoleh melalui tulisan atau sumber tertulis berupa Laporan atau catatan
yang tersusun dalam arsip dan dokumentasi-dokumentasi yang terkait.
Dalam hal ini Sumber data tersebut yakni orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan peneliti. Sumber data dari penelitian ini yaitu guru IPS, guru
kelas, guru BK, Kepala Sekolah SMP Negeri 33 Makassar, dan siswa yang tak
melakukan bentuk kenakalan serta siswa yang melakukan perilaku kenakalan
tersebut. data yang diperoleh peneliti adalah data yang diperoleh langsung dari
pihak-pihak yang berkaitan berupa data-data sekolah dan berbagai literatur yang
relevan dengan pembahasan.

D. Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah pencarian fakta yang
cenderung menggunakan analisa induktif, dimana proses penelitian dan pemberian

makna terhadap data dan informasi lebih ditekankan, dengan ciri utama pendekatan
ini adalah bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta natural.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A) Visi Misi SMP Negeri 33 Makassar
SMP Negeri 33 Makassar mempunyai visi dan misi dalam menjalankan
aktivitas pendidikannya. Dengan melihat visi dan misi sekolah seseorang bisa
mengetahui cita-cita SMP Negeri 33 Makassar dalam menghasilkan kualitas
pendidikan dan kualitas keluaran siswa-siswinya. Adapun visi dan misi SMP Negeri
33 Makassar adalah:
1) Visi
Menjadi manusia yang beriman, berilmu, berdisiplin, dan berwawasan lingkungan.
2) Misi
a) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama yang dianut
b) Melaksanakan bimbingan pembelajaran secara intensif
c) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dapat

berkembang secara optimal
d) Menumbuhkan sikap disiplin pada seluruh warga sekolah
e) Menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan dan kesehatan sekolah.
B) Profil SMP Negeri 33 Makassar
SMP Negeri 33 Makassar adalah sekolah yang bertempat di Jl. Tamalate VIII
No. 1, Kelurahan Perumnas, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, kode pos
9022. Dengan luas wilayah 5.000 m² dan luas bangunan 3.151 m², dengan status hak

milik pemerintah. Didirikan pada tahun 1992 dan gunakan sampai sekarang. Telp./
Fax

0411-869885.

Adapun

Email:

smp33mss@yahoo.co.id.

sekolah


ini

berdampingan dengan SMP Negeri 13 Makassar.
C) Keadaan Guru dan Siswa
Pada tahun ajaran baru ini, SMP Negeri 33 Makassar dikepalai oleh Andi
Mardiani Maddusila, S.Pd., M.Pd. dan dengan wakilnya Drs. Kusnadi Idris M.Pd.
Adapun guru Mata Pelajaran juga ada penambahan, yakni guru dan atau guru BK
sebanyak 56 orang, serta staf tata usaha sejumlah 16 orang.
Jumlah keseluruhan siswa-siswi tahun ajaran 2015/2016 di SMP Negeri 33
Makassar sebanyak 1050 orang siswa, dengan jumlah siswa kelas vii sebanyak 395
orang yang terbagi dalam 11 rombel, kelas VIII sebanyak 312 orang yang terbagi
dalam 9 rombel, dan kelas IX sebanyak 343 orang siswa yang terbagi dalam 10
rombel. Ditinjau dari jenis kelamin jumlas siswa, yaitu laki-laki 489 orang dan
perempuan 561 orang.
D) Sarana dan Prasarana SMP Negeri 33 Makassar
SMP Negeri 33 Makassar selalu berusaha untuk melengkapi dan memperbaiki
sarana dan prasarana serta fasilitasnya sebagai penunjang pendidikan dari waktu
kewaktu sesuai kebutuhan dan kemampuan sekolah. Apalagi dengan bantuan dana
yang diberikan pemerintah guna perbaikan sarana dan prasarana sekolah makin

memberi peluang bagi sekolah untuk terus meningkatkan pelayanan kepada siswa.
SMP Negeri 33 Makassar dilengkapi sarana dan prasarana seperti ruang kelas
sejumlah 24 ruang yang dipakai siswa untuk kelas pagi dan kelas siang. Lapangan
upacara yang digunakan juga sebagai lapangan basket, serta lapangan bulutangkis,
dan lain-lain. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di tabel 4.1.
Tabel 4.1. Kondisi sarana dan prasarana SMP Negeri 33 Makassar

N
O

SARANA DAN PRASARANA

JML

UKURAN

1

Ruang kepala sekolah


1

6 x 3,6

2

Ruang tamu

1

6 x 3,6

3

Ruang guru

1

12 x 7


4

Pegawai/tatausaha

1

9x3

5

Dapur pegawai dan guru

1

2 x 1,5

6

Perpustakaan

1

12 x 7

7

Ruang kelas

24

9x7

8

BP/BK

1

9x7

9

laboratorium IPA

1

15 x 18

10

Laboratorium computer

1

9x7

11

Ruang osis

1

9x7

12

UKS

1

5 x 12

13

Ruang Pramuka

1

4x7

14

Ruang PMR

1

9x7

15

Ruang Tari

1

9x7

16

Ruang Hasil Keterampilan

1

6 x 12

17

WC Siswa

10

2 x 1,5

18

WC Guru dan Pegawai

5

2 x 1,5

19

Ruang Bujang

1

4x3

20

Lap. Parkir

1

7x6

21

Mushollah

1

7x6

22

Kantin

1

4x3

23

Lap. Upacara (Basket)

1

15 x 35

Sumber. Tata Usaha SMP Negeri 33 Makassar
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dari tanggal 28
September 2016 sampai tanggal 30 Oktober 2016 di lapangan, peneliti berhasil
mewawancarai 22 informan. Adapun penyajian data hasil penelitiannya bisa dilihat
sebagai berikut.
1. Gambaran kualitas pembelajaran IPS di SMP Negeri 33 Makassar
Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilakukan mengenai
gambaran kualitas pembelajaran IPS di SMP Negeri 33 Makassar. Kualitas
pembelajaran adalah kadar baik buruknya setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu siswa mempelajari suatu pengetahuan, keterampilan, sikap atau nilai yang
baru. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas pembelajaran yang berkaitan
dengan perilaku pembelajaran oleh guru, perilaku belajar siswa, iklim belajar, materi,
media, dan sistem pembelajaran.
Dari hasil pengamatan peneliti di lapangan ini bahwa kualitas suatu
pembelajaran sangat besar dipengaruhi oleh guru dan siswa itu sendiri. Ketika guru
mampu membangkitkan minat belajar siswa dan bagaimana perilaku siswa mau untuk
belajar. Melakukan kenakalan di kelas adalah selain karena lahir dari diri sendiri dan
pengaruh dari luar dirinya (yakni temannya), juga sebagai bentuk siswa protes dengan
iklim pembelajaran. Maka interaksi yang baik antara guru dan siswa perlu dipelihara
dan diperbaiki agar kualitas pembelajaran bias ditingkatkan dan tujuan pembelajaran
yakni out-put sumber daya manusia bias menjadi lebih berkualitas.

2. Gambaran perilaku kenakalan siswa di SMP Negeri 33 Makassar

Tujuan pembelajaran di dalam sekolah adalah menitik-beratkan pada perilaku
siswa atau perbuatan mereka sebagai suatu jenis out-put yang terdapat pada siswa dan
menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan belajar. Adapun
hasil penelitian yang didapatkan mengenai gambaran perilaku kenakalan siswa di
SMP Negeri 33 Makassar adalah sebagai berikut.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang diperoleh di kelas, siswa kadang
sengaja tidur di kelas, main HP, dan kadang mondar-mandir di kelas untuk
mengganggu temannya dengan alasan meminjam pulpen atau alat tulis lainnya saat
jam pelajaran berlangsung.
Dari hasil wawancara dengan berbagai informan di tempat rerpisah, dapat
disimpulkan bahwa kenakalan siswa di SMP negeri 33 Makassar adalah bolos atau
mengajak bolos, buang sampah sembarangan, main HP di kelas saat guru ada, ribut
pada saat jam pelajaran, menyontek di HP dan bekerja sama dengan teman
sebangkunya saat ulangan harian, merusak keindahan sekolah(mencoret dinding
sekolah dan memecahkan pot bunga), berkelahi, mengejek guru dan teman-teman
lainnya, berbicara yang tidak sopan, mencuri barang teman mulai dari barang yang
murah (pulpen, buku, dll)

sampai barang yang mahal (Handphone). Mewarnai

rambut, lompat pagar, bermain bola di kelas, minum obat-obatan yang serupa
Narkoba, dan menghisap lem.
3. Upaya yang dilakukan dalam memperbaiki kualitas pembelajaran IPS dengan
mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 33 Makassar
Pembelajaran dapat dikatakan berkualitas jika subyek dari pembelajaran ini
yakni siswa, bisa meraih semaksimal mungkin dari tujuan pendidikan dan siswa telah
mampu merubah sikap/tingkah laku tertentu seperti yang diharapkan. Ketika siswa
melakukan bentuk-bentuk kenakalan di sekolah apalagi di kelas, maka sekolah dalam
hal ini BK dan guru hendaknya berupaya memperbaiki keadaan dari pembelajaran
agar lebih efektif dan berkualitas. Membahas mengenai upaya perbaikan kualitas

pembelajaran khususnya dengan cara pengantasan kenakalan siswa, kita dapat
menyimak hasil wawancara berikut ini.
Dari hasil wawancara dengan guru IPS kelas VII smart ibu Dra. Hj.
Rosmawati, mengatakan:
Saya berusaha membuat siswa senang dengan pelajaran IPS, caranya saya
menerapkan berbagai variasi model pembelajaran, agar siswa tidak bosan.
Sebenarnya kita harus tahu kondisi lingkungan anak-anak tinggal, karena hal
ini juga mempengaruhi minat belajar siswa. Saya sering bertanya ke siswa
tentang keadaan dan pekerjaan orangtuanya. Kita berusaha memberi pengalih
perhatian agar anak tidak melakukan kenakalan. Kadang juga saya memberi
hukuman, berdiri di samping saya, sampai siswa ini mengaku tidak
mengulangi. Setiap tatap muka diawali dengan wejangan/pesan. Jangan anakanak langsung divonis nakal karena setiap anak beda karakternya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Rosmawati ini, dapat disimpulkan
bahwa salah satu upaya yang bisa dilakukan agar bisa memperbaiki kualitas
pembelajaran IPS dalam hal ini mengatasi kenakalan siswa pada saat mata pelajaran
IPS berlangsung adalah membuat siswa senang dengan IPS yakni dengan cara
menggunakan berbagai macam model pembelajaran dan menggabungkannya. Kita
mencoba mengalihkan perhatian anak yang nakal tersebut dengan memberi tugas
khusus atau pertanyaan tiba-tiba ke anak itu. Atau kalau tidak berhasil sesekali kita
gunakan metode hukuman ke siswa. Kita juga berusaha mengetahui latar belakang
lingkungan siswa agar kita bisa mengetahui kondisi psikologis siswa masing-masing.
Bagian yang juga ditekankan adalah melakukan cara umum yakni memberi wejangan.
Metode ini bisa berfungsi menarik perhatian pada sebagian siswa.
hal yang telah dilakukan di SMP Negeri 33 Makassar dalam perbaikan
kualitas pembelajaran IPS dalam hal ini mengatasi kenakalan siswa adalah dengan

a) tindakan preventif
Pihak sekolah dalam hal ini BK dan wakil kepala sekolah melakukan
penyuluhan ke kelas guna menyampaikan hal-hal yang baik dilakukan dan dihindari
oleh siswa. guru IPS memperbanyak motivasi ke siswa untuk menjadi manusia yang
baik dan menasehati untuk menghindari hal-hal buruk, diawal pertemuan, di tengahtengah menjelaskan materi di kelas dan mengaitkannya dengan materi ajar dan juga
di luar kelas.

Menjelaskan efek buruk jika mendapati siswa melakukan kenakalan.

Guru IPS berusaha membuat siswa senang dengan IPS, dengan cara menggunakan
berbagai model pembelajaran dan menggabungkannya. Guru memakai cara
pensugestian terhadap hal-hal baik ke siswa, missal “memang semua siswaku adalah
anak-anak yang rajin, tenang, dan suka kebersihan,” dsb. Memperlihatkan kepedulian
guru terhadap siswa dengan memberikan uang jajan sesekali waktu kepada siswa
yang nakal yang kebetulan latar belakangnya kurang mampu secara ekonomi.
b) Tindakan represif
Ketika siswa melakukan kenakalan di kelas, sebelum guru menyerahkan
Penanganannya ke Kantor BK, guru memberikan penanganan yang dapat membuat
siswa Berhenti melakukan hal tersebut atau setidaknya teralihkan perhatiannya.
Karena tujuan dari pembelajaran adalah bukan hanya mengajarkan kepada yang mau
saja namun mampu merubah yang tidak mau belajar menjadi mau untuk belajar dan
mampu melalui dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Pilihan terakhir dari
sekolah dalam mengatasi kenakalan agar tidak bertambah yakni dengan memberi
hukuman agar menimbulkan efek jerah atau yang paling berat jika masih tetap
demikian setelah ditegur dan dinasehati beberapa kali yakni dikeluarkan dari sekolah.
Cara guru mencoba mengalihkan perhatian anak yang nakal tersebut dengan
memberi tugas khusus atau pertanyaan tiba-tiba ke anak itu. Guru IPS juga berusaha
mengetahui latar belakang orang tua dan lingkungan tempat bergaul siswa di temanteman agar bias mengetahui kondisi psikologis siswa masing-masing terutama yang

sering melakukan kenakalan. Menghimbau siswa dekat dengan guru BK-nya karena
guru Bimbingan dan Konseling lebih paham cara menghadapi siswa dengan berbagai
macam karakteristik khusus tiap pribadi siswa.
c) Tindakan kuratif dan rehabilitasi
Guru IPS berusaha menasehati/berbicara secara khusus dan pribadi kepada
siswa yang bermasalah, menanyakan sebab Iya guru IPS juga menggunakan metode
hukuman ke siswa. Guru IPS juga berusaha menjaga emosi agar tidak terpancing
ketika ada siswa yang memancing kemarahan dan dengan mengejek guru atau
membuat ribut, atau siswa berkelahi. Karena dengan guru turut marah, maka seisi
kelas teralihkan dari belajar ke memperhatikan pertengktern/keributan yang terjadi
dan kualitas pembelajaran yang diinginkan pun tidak tercapai. Ketika guru bersikap
demikian, maka siswa yang lain akan belajar dari sikap guru dalam menangani
kenakalan temannya dengan bersikap tenang sehingga mampu memberi penyelesaian
masalah yang tepat.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan masalah yang diajukan
disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran kualitas pembelajaran IPS di SMP Negeri 33 Makassar yaitu dari
perilaku siswa bahwa sikap positif belajar siswa tidak merata pada semua rombel
kelas. Dari perilaku pembelajaran guru IPS yakni tidak semua mampu membangun
persepsi positif belajar siswa dan memberikan layanan pendidikan yang
dibutuhkan siswa. Dari sistem pembelajaran sekolah bahwa sekolah memiliki misi
yang hampir semuanya tercapai, dan dalam penanganan kenakalan siswa, sekolah
memiliki sistem poin pelanggaran yang ketat yang dilaksanakan pihak sekolah
bekerjasama dengan BK dan guru mata pelajaran termasuk guru IPS.

2. Gambaran perilaku kenakalan siswa di SMP Negeri 33 Makassar yaitu bolos,
merusak keindahan sekolah, menyalahgunakan fungsi HP, bertingkah memancing
kemarahan guru, berkelahi, berbicara tidak sopan, mencuri, minum obat-obatan
yang serupa narkoba, dan menghisap lem.
3. Upaya yang dilakukan dalam perbaikan kualitas pembelajaran IPS dalam
mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 33 Makassar telah dilakukan secara
preventif, represif dan kuratif. Guru IPS secara khusus juga melakukan perbaikan
pendekatan ke siswa secara klasikal dan individu.

5. SARAN
a) Bagi kepala sekolah SMP Negeri 33 Makassar hendaknya mengadakan program
guru mengaji, dan membuat jadwal piket shalat di mushallah sekolah bagi para
guru dan piket berkeliling kelas mengajak siswa turut serta. Menghidupkan pula
ekstra kulikurel ikatan remaja mesjid 33 yang ada bagi siswa. Mengadakan alat
pembesar suara untuk guru yang menghadapi kelas yang ribut untuk
meminimalisir kelelahan guru dalam menjelaskan di kelas sehingga guru bisa lebih
bijak dan tidak mudah terpancing emosi dalam menghadapi siswa yang nakal.
b) Bagi BK hendaknya lebih memaksimalkan lagi upayanya dalam memberikan
penyuluhan tentang masalah yang berkaitan dengan kenakalan siswa. Memanggil
3-5 siswa-siswa bermasalah di jam istirahat sekolah ke ruang BK untuk
berbincang santai guna mengakrabkan diri siswa dengan para guru BK sehingga
timbul keterbukaan tentang aktivitas siswa dari yang baik sampai yang buruk.
Membuat program khusus yang mewajibkan orang tua hadir untuk tukar pendapat
tentang peningkatan kenakalan siswa per kelas beserta bagaimana penanganannya.

c) Bagi guru hendaknya memaksimalkan perannya sebagai pendidik yakni lebih
peduli terhadap kepribadian siswa dan lebih sering memberikan bimbingan
personal ke siswa sehingga timbul kedekatan siswa dengan guru. Hendaknya para
guru memaksimalkan fungsinya sebagai teladan, misalnya dalam pengamalannya
terhadap agama yang dianut dan perilaku terpuji. Bagi guru IPS hendaknya
memaksimalkan motivasi ke siswa di sela-sela pembelajaran yang berkaitan
dengan materi ajarannya. Tidak meninggalkan kelas ketika mengajar tanpa
keperluan yang penting dan darurat, menjaga emosi agar tetap stabil ketika
menghadapi kelas, memilih kata-kata yang baik yang dapat diteladani siswa, lebih
meningkatkan kepedulian dengan siswa-siswanya yang terlibat dengan kenakalan.
Dan menambah serta mengimplementasikan pengetahuan tentang keterampilan
menghadapi siswa yang diketahui.

6. DAFTAR PUSTAKA

Anas, Suryana. "Inilah tawuran yang pernah terjadi di makassar sejak tahun 2008". 25
januari

2016.

http://makassar.

tribunnews.com/2011/06/09/inilah-tawuran-

yang-pernah-terjadi-di-makassar-sejak tahun 2008" 25 januari 2016. h
//makassar tawuran yang-pernah-terjadi-di-makassar-sejak-2008
Arifuddin, Muallif M. 2015. Pengaruh Tes dan Non Tes terhadap motivasi belajar
Sosiologi pada siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Makassar. Skripsi: Universitas
Negeri Makassar
Budiarti, Siswati. "Kenakalan Remaja, Bentuk, Penyebab, Dan Cara Mengatasinya".
1

mei

2016.

https://siswatibudiarti.wordpress.com/2010/12/23/kenakalan-

remaja-bentuk-penyebab-dan-cara-mengatasinya/
Cowley, Sue. 2011. Panduan Manajemen Perilaku Siswa. Jakarta: Esensi, Erlangga
Group
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pusat Utama
Ghufron, M ur. Risnawati, Rini. 2012. Gaya Belajar. yakarta: Pustaka Pelajar
Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Bandung: Alfabeta
Gunarsa, Singgih.D. 1998. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Jakarta: BPK
Gunung Mulia
Haling, Abd, Dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar
Hariyanto.

"kenakalan

Remaja"

2

http://belajarpsikologi.com/2011ll0/kenakalan-remaja/

mei

2016.

Harun,

Idrus

"Matikan

Saja

Televisimu”

31

januari

http://www.kompasiana.com/cuba/matikan-saja-televisimu

2016.
009

f02813311275efa7cb3
Kaelan. 2012. Metode penelitian Kualitatif Yokyakarta: Paradigma
Kartono, Kartini. 2014. Patologi Sosial ll: Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers
Pangewa, Maharuddin. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar
Permana, Aziz "Perilaku Menyimpang Atau Kenakalan Peserta Didik Dalam Kelas".
1 mei 2016. http:/leostudent blogspot atau kenakalan html
Santrock, John W. 2007. Remaja. Jilid 2. Edisi ke-11. Terjemahan. Jakarta: Erlangga
Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Bumi
Aksara
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Sugiyono.
2014. Memahami Penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Yulista, Nina Unun. 2011. Upaya Sekolah Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa
Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Panji Kabupaten Situbondo. Skripsi
Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan.