Dimensi Dimensi dalam Kepentingan Nasion

Halida Rizkina (Kelas B/0711411233003)_PIHI_Minggu 5

Dimensi-Dimensi dalam Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional adalah salah satu hal yang paling mendasar dalam hubungan internasional
tetapi juga yang paling diperdebatkan definisinya. Adapun untuk memudahkan disksusi dan
memulai implementasi, bisa dipisahkan maksud antara kepentingan nasional secara umum
(national interest) dan kepentingan nasional spesifik (national interests). National interest
membawa nama kebaikan bersama. Pemilihan kebaikan bersama didapat dari susunan
masyarakat yang membentuk sebuah komunitas yang menyalurkan suaranya ke pemerintah. Lalu
pemerintah diasumsikan mempunyai keistimewaan untuk mebuat keputusan atas nama
masyarakat Karena itulah sistem demokrasi yang bagus dibutuhkan untuk membentuk konsesus
yang mendasari national interest ini (Nincic 1999) National interest mengandung nilai-nilai
idealisme dan sering digunakan sebagai pemersatu dan propaganda bangsa. Karena itulah
national interest tidak bisa dikompromikan dan lebih bersifat domestik. Sedangkan national
interests adalah penyempitan national interest yang berkorespondensi dengan kenyataan yang
ada. Sebuah negara bisa mempunyai banyak national interests, dan mereka banyak yang bersifat
realis. Situasi politik internasional yang bergerak dan berubah sangat cepat membuat national
interests berubah sesuai waktu dan bisa dikompromikan karena adanya pengaruh national
interest negara lain, karena itulah national interests cenderung bersifat internasional.(Clinton
1986) Presiden Carter dalam pidatonya pernah mengajak negara dunia agar berkembang dari
national interest yang sempit dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah internasional sepeti

perang nuklir, rasialxxzzz, dan perusakan lingkungan. (Rochester 1978)

Dengan definisi

tersebut secara umum kepentingan nasional bisa diartikan sebagai bagian dari kepentingan
masyarakat yang dipengaruhi oleh politik eksternal. (Nincic 1999) Dengan definisi tersebut,
kepentingan nasional bisa digunakan sebagai tujuan totalitas kegiatan pemerintah (Hyndman
1970), sebagai alat untuk membenarkan sebuah kebijakan dan akhirnya adalah tujuan dari semua
kebijakan luar negeri (Glanville 2005).
Adapun dengan definisi yang sangat luas, kepentingan nasional mempunyai beberapa dimensi
yang bisa dikaji. Salah satunya adalah dimensi rasionalitas dan moralitas. Oppenheim
berpendapat bahwa tidak ada alasannya untuk mengukur perlindungan kepentingan nasional
secara moral (Oppenheim 1987) Selanjutnya David Clinton menyatakan bahwa kepentingan
nasional dapat dibedakan menjadi yang mempunyai prinsip moral yang terpisah dari kenyataan

Halida Rizkina (Kelas B/0711411233003)_PIHI_Minggu 5

dan yang merupakan hasil dari evaluasi kenyataan. (Clinton 1986) Kepentingan nasional juga
mempunyai dimensi rasionalitas dimana bahkan dalam lembar suatu negara, contohnya Kanada,
diberikan peringatan kepada warga Kanada tentang keterbatasan kekuasaan suatu negara dalam

negosiasi internasional yang diikuti negara-negara dengan kekuasaan yang lebih besar.
(Hyndman 1970) Disini dapat dilihat bahwa kekuasaan juga berperan besar dalam kepentingan
nasional. Dimensi lain dari kepentingan nasional adalah batas-batas cakupan kepentingan
internasional. Miroslav Nincic berpendapat bahwa kepentingan nasional mencakup tiga
kebutuhan dasar manusia yaitu kehidupan, kebebasan, dan kepemilikan. Dengan perkembangan
zaman kedudukan tinggi negara juga diperhitungkan sebagai kepentingan nasional. (Nincic
1999) Dari dimensi ini kepentingan nasional dapat dibedakan menjadi kepentingan nasional vital
dan yang tidak vital. Perkembangan zaman juga mempengaruhi dimensi lain yaitu siapa-siapa
saja yang berkepentingan dalam kepentingan nasional. Dimensi ini dianggap tidak bisa
diklasifikasikan karena yang berkepentingan dalam suatu kepentingan nasional hanya bisa dilihat
saat kepentingan tersebut terancam. Perkembangan zaman juga membuat jarak antar pemegang
kepentingan dalam suatu negara semakin tipis, kebijakan militer yang dilakukan suatu negara
dapat secara signifikan ditentang oleh para pemimpin bisnis karena kepentingan ekonomi mereka
akan terganggu (Nincic 1999) Dimensi lain yang diperdebatkan adalah apakah kepentingan
nasional bersifat normatif atau fakta substantif. Morgenthau berpendapat bahwa kepentingan
nasional mempunyai kedua sifat tersebut, sedangkan Hobbes dengan gamblang menyatakan
bahwa kepentingan nasional adalah fakta yang disalurkan lewat kekuasaan, sedangkan Niebuhr
menolak melihat kepentingan nasional sebagai normatif karena menurutnya panduan moral
dalam kebijakan luar negeri adalah evaluasi dari kenyataan politik yang ada. (Glanville 2005)
Dalam perkembangan zaman dewasa yang serba interdependen, keamanan suatu negara menjadi

sangat penting dikarenakan kepentingan nasional negara lain dapat dengan mudah menginterupsi
kepentingan negara tersebut. Karena itulah negara harus mempertahankan keamanan
kepentingan nasional menjadi sangat penting. Kepentingan nasional sendiri menjadi penting
karena menjadi pedoman suatu negara untuk menentukan posisinya dalam interaksi antar negara,
menegakkan keadilan dalam negaranya, memenuhi kebutuhan nasionalnya, dan mempertahankan
eksistensi negaranya. (Clinton 1986)

Halida Rizkina (Kelas B/0711411233003)_PIHI_Minggu 5

Referensi :
Glanville, Luke. (2005). “Who Are We to Think about the ‘National Interest?’” Australian
Quarterly, Vol.77, No.4; pp. 33-37
Nincic, Miroslav (1999) “The National Interest and Its Interpretation” The Review of
Politics, Vol. 61, No. 1; pp. 29-55
Oppenheim, Felix E., (1987). “National Interest, Rationality, and Morality”. Political
Theory, Vol. 15, No. 3; pp. 369-389.
Lake, Anthony . (1981). “Defining the National Interest” Proceedings of the Academy of
Political Sciences, Vol. 34, No. 2. The Power to Govern: Assesing Reform in the United
States, pp. 202-213
Rochester, J. Martin. (1978). “The “National Interest” and Contemporary World Politics” The

Review of Politics, Vol. 40, No. 1: pp. 77-96
Clinton, W. David. (1986). “The National Interest: Normative Foundations”. The Review of
Politics, Vol. 48, No. 4: pp. 495-519.
Hyndman, James E. (1970/1971). “National Interest and the New Look”. International
Journal, Vol. 26, No. 1: pp. 5-18.