Petunjuk Teknis 2014 Program Penilaian P

Petunjuk Teknis 2014

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam

Pengelolaan Lingkungan Hidup

( PROPER)

Petunjuk Teknis Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) 2014

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran ALLAH SWT, Petunjuk Teknis Kegiatan Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, Tahun 2014 dapat kami susun tepat pada waktunya.

Dalam rangka menjawab pengelolaan lingkungan yang lebih baik, Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan mengupayakan perencanaan program dan kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, dapat dilaksanakan secara terarah dan terukur oleh Pemerintah Provinsi sesuai sasaran kinerja Kementerian Lingkungan Hidup.

Petunjuk teknis ini diharapkan dapat digunakan oleh Pemerintah Provinsi dalam melaksanakan kegiatan dekonsentrasi di daerah dalam upaya meningkatkan ketaatan perusahaan terhadap lingkungan hidup dan menjaga agar pencemaran lingkungan hidup dapat dicegah sejak dini.

Akhir kata kami berharap Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi para pihak dalam mengupayakan perbaikan kualitas lingkungan demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Saran dan masukan terhadap Petunjuk Teknis ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kinerja PROPER.

Jakarta,

Februari 2014 Deputi MENLH Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dimaknai sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Pusat terhadap Daerah melalui pendelegasian kewenangan yang dimiliki dalam rangka mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah agar terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan utama penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas perbantuan adalah untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat di daerah, sebagaimana dimaksud dalam konsideran Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, serta penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, telah menetapkan urusan bidang lingkungan hidup yang menjadi Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berdasarkan kriteria eksternal, akuntabilitas dan efisiensi.

Dalam pelaksanaan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup, Menteri memandang perlu untuk menyelenggarakan dekonsentrasi bidang lingkungan hidup kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah.

Dekonsentrasi bidang lingkungan hidup tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menjunjung pencapaian sasaran prioritas nasional yang termuat dalam Program Pengelolaan

B. Tujuan

Tujuan petunjuk teknis ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi institusi pengelola lingkungan hidup tingkat Provinsi dalam melaksanakan tugas dekonsentrasi PROPER.

C. Ruang Lingkup

Petunjuk teknis dekonsentrasi ini memuat langkah-langkah dan standar teknis pelaksanaan PROPER di Provinsi. Petunjuk teknis terdiri dari BAB I Pendahuluan yang menjelaskan mekanisme umum Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER. BAB II Mekanisme Pelaksanaan Dekonsentrasi Proper 2014, BAB

III menjelaskan tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk persiapan pelaksanaan PROPER. BAB IV menjelaskan tentang mekanisme dan prosedur pelaksanaan inspeksi lapangan dan supervisi. Langkah setelah inspeksi lapangan dan supervisi dijelaskan dalam BAB V tentang Pemeringkatan. Salah satu tugas dekonsentrasi adalah peningkatan kapasitas Kabupaten/Kota. Langkah-langkah peningkatan kapasitas di jelaskan pada Bab VI. Sedangkan Bab VII menjelaskan tentang Jadwal Pelaksanaan dan selanjutnya pada Bab VIII dijelaskan tentang Evaluasi & Pelaporan. Untuk kepraktisan buku ini, maka Lampiran-lampiran dipisahkan dari Buku Petunjuk Teknis.

BAB II MEKANISME PELAKSANAAN DEKONSENTRASI PROPER 2014

Pada periode penilaian PROPER tahun 2013-2014, Kementerian Lingkungan Hidup menargetkan akan melakukan evaluasi kinerja lingkungan terhadap 1911 perusahaan dengan ketentuan:

a. 1087 perusahaan pengawasan penaatan dilakukan oleh 30 provinsi;

b. 239 perusahaan pengawasan penaatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup;

c. 585 perusahaan yang memperoleh peringkat taat dalam 3 periode PROPER terakhir, atau memperoleh peringkat lebih dari yang dipersyaratkan dalam 1 periode PROPER terakhir pengawasan penaatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup melalui mekanisme self assesment;

d. Pengawasan dan usulan peringkat Biru, Merah dan Hitam dilakukan oleh 30 Provinsi dan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup;

e. Penilaian Hijau dan Emas dilakukan oleh Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup;

f. Penetapan peringkat dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Penetapan provinsi yang berperan serta pada pelaksanaan Dekonsentrasi PROPER

2014 telah ditentukan melalui Rapat Pertemuan dengan Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi atau yang melawakili. Pada pertemuan tersebut telah disetujui jumlah dan nama perusahaan yang akan dilakukan pengawasan penaatan oleh 30 Provinsi. Untuk memperbaharui data perusahaan yang mutakhir, Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan telah mengirimkan surat No. B-566 /Dep.II/LH/PDAL/01/ 2014 Perihal usulan peserta proper 2014. Seluruh provinsi telah memberikan respon dengan rekapitulasi jumlah industri yang diusulkan sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi perusahaan peserta PROPER melalui mekanisme dekonsentrasi.

No.

PROVINSI

JUMLAH

41

16 Kep. Bangka Belitung

15

17 Kepulauan Riau

72

18 Lampung

27

19 Maluku

30

20 NTB

21 Papua Barat

52

22 Riau

23 Sulawesi Barat

49

24 Sulawesi Selatan

24

25 Sulawesi Tengah

15

26 Sulawesi Tenggara

40

27 Sulawesi Utara

28

28 Sumatera Barat

55

29 Sumatera Selatan

57

30 Sumatera Utara

TOTAL

1087

Keterangan : MPJ = Sektor Manufaktur Prasarana Jasa; PEM = Sektor Pertambangan Energi Migas; AGRO = Sektor Agroindustri

Dekonsentrasi PROPER dilaksanakan dengan melaksanakan 4 tahapan pelaksanaan PROPER sebagai berikut :

1. Persiapan;

2. Inspeksi Lapangan dan Supervisi;

3. Pemeringkatan Penaatan;

4. Peningkatan Kapasitas.

Dalam melaksanakan dekonsentrasi PROPER terdapat beberapa prinsip dasar yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaannya. Salah satu prinsip dasar adalah pelaksanaan PROPER yang didekonsentrasikan kepada 31 Provinsi tersebut di atas, Kriteria Penilaian PROPER dan Mekanisme Pelaksanaan PROPER wajib mengikuti ketentuan PROPER Kementerian Lingkungan Hidup.

Untuk menjamin kredibilitas dan akuntabilitas pelaksanaan PROPER, semua aparat yang terlibat dalam pelaksanaan PROPER wajib melaksanakan etika Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup, yakni:

1. Menaati semua ketentuan disiplin dan sumpah pegawai negeri;

2. Menghindari setiap pertentangan kepentingan karena faktor finansial atau kepentingan lainnya yang berkaitan dengan hasil pengawasan;

3. Berkomunikasi secara sopan dan profesional dengan petugas dari penanggung

jawab usaha dan/atau kegiatan;

4. Menguasai dan menerapkan konsep K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) selama melaksanakan pengawasan;

5. Melaporkan fakta-fakta hasil pengawasan secara lengkap, akurat, dan obyektif;

6. Selalu berupaya meningkatkan pengetahuan profesional dan keterampilan teknis;

7. Berpenampilan pantas termasuk mengenakan pakaian dan peralatan pelindung

untuk keselamatan kerja;

8. Melengkapi diri dengan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan

pengawasan yang mudah dibawa untuk menghindari hutang budi terhadap usaha dan atau kegiatan.

BAB III TAHAP PERSIAPAN

Tahap persiapan pada dasarnya adalah persiapan untuk melaksanakan kegiatan PROPER selanjutnya. Perangkat lunak seperti Kriteria Penilaian, perusahaan yang akan di PROPER, Sumberdaya manusia yang akan melaksanakan PROPER perlu disiapkan agar pelaksanaan PROPER sesuai dengan target dan jadwal yang ditetapkan. Adapun langkah-langkah tahap persiapan antara lain adalah:

A. Penyusunan Tim Pelaksana PROPER

Tahap pertama dalam persiapan pelaksanaan dekonsentrasi PROPER 2014 adalah melakukan penyusunan Tim Pelaksana PROPER Provinsi. Langkah-langkah penyusunan tim adalah sebagai berikut :

1. Kepala Institusi Lingkungan Hidup Provinsi menetapkan susunan Tim Pelaksana PROPER Provinsi dalam suatu surat keputusan dengan susunan sebagai berikut:

a. Ketua Tim Pelaksana PROPER, adalah Kepala Bidang yang menangani pengawasan.

b. Sekretariat Tim Pelaksana PROPER Provinsi:

1) Staf administrasi yang bertugas menyelesaikan urusan administrasi dan keuangan.

2) Tim Pengolah Data yang bertugas mengelola data hasil pengawasan lapangan dan menyiapkan Rapor, Tim Pengolah Data harus menguasai komputer terutama aplikasi Ms Word dan Ms Excel.

c. Tim Inspeksi PROPER Provinsi, adalah pejabat pengawas lingkungan hidup daerah atau staf teknis yang memperoleh pelatihan pengawasan PROPER.

d. Khusus untuk penilaian aspek kerusakan lingkungan kegiatan

Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Maluku, NTB, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Papua.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penguatan kapasitas dan penyegaran dengan ketentuan:

Penguatan Kapasitas Petugas Inspeksi PROPER Provinsi Sekretariat PROPER Provinsi menyelenggarakan penguatan kapasitas sumberdaya manusia kepada Petugas Inspeksi PROPER Provinsi atau Petugas Inspeksi Kabupaten/Kota dengan ketentuan :

1. Melibatkan Tim teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dalam pelaksanaan penguatan kapasitas PROPER.

2. Sekretariat PROPER Provinsi mengkoordinasikan pelaksanaan penguatan kapasitas dan menerbitkan sertifikat kelulusan penguatan kapasitas bagi Petugas Inspeksi PROPER Provinsi.

3. Sertifikat Petugas Inspeksi PROPER didasarkan atas uji kompetensi dan tingkat kehadiran peserta dalam kegiatan peningkatan kapasitas.

4. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi yang telah memperoleh sertifikat dapat melakukan peningkatan kapasitas kepada Petugas Inspeksi PROPER Kabupaten/Kota dengan menggunakan muatan materi yang ditetapkan oleh Tim Teknis PROPER KLH.

Output kegiatan:

1. Jumlah orang yang mengikuti penyegaran PROPER dan penguatan kapasitas;

2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat penguatan kapasitas PROPER;

3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas PROPER;

C. Sosialisasi C. Sosialisasi

Output:

1. Jumlah perusahaan yang memperoleh sosialisasi;

2. Jumlah peserta sosialisasi;

3. Laporan Pelaksanaan kegiatan sosialisasi.

BAB IV INSPEKSI LAPANGAN DAN SUPERVISI

A. Pengumpulan Data Awal

Pengumpulan data awal bertujuan mengumpulkan informasi awal, yang digunakan untuk menyusun strategi inspeksi lapangan. Persiapan yang baik dengan informasi awal yang lengkap merupakan faktor penentu utama pelaksanaan inspeksi yang efektif dan efisien.

Pengumpulan data awal dilaksanakan dengan ketentuan :

1. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi mengumpulkan data awal berupa :

a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER bagi perusahaan yang telah diperingkat periode penilaian sebelumnya.

b. Laporan Pelaksanaan RKL/RPL atau UKL/UPL.

c. Laporan Pelaksanaan Izin.

d. Profil Perusahaan yang memuat informasi dasar seperti nama dan alamat perusahaan, kapasitas produksi atau jasa, proses produksi atau jasa, upaya pengendalian penemaran yang dilakukan dan upaya penanganan limbah B3.

2. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi dapat mengumpulkan data dengan kuisioner untuk perusahaan baru dan menyampaikan hasil kuesioner kepada Sekretariat PROPER.

Output: Data kuesioner yang telah diisi oleh perusahaan.

B. Pelaksanaan inspeksi

3. Tim Inspeksi lapangan harus dilengkapi dengan surat tugas dengan ketentuan:

a. Nama petugas tim inspeksi lapangan harus sesuai dengan yang tercantum dalam SK Tim Inspeksi PROPER Provinsi.

b. Nama petugas yang menandatangani Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER harus sesuai dengan nama yang tercantum dalam surat tugas.

4. Pelaksanaan inspeksi yang dilakukan harus mengacu pada panduan inspeksi PROPER.

5. Pelaksanaan inspeksi dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:

a. Tahap I : April - Mei;

b. Tahap II : Mei - Juli.

6. Pada setiap akhir tahap inspeksi, Petugas Inspeksi PROPER Provinsi sudah harus menyelesaikan inspeksi dengan target sebagai berikut :

Tabel 2. Tahapan Inspeksi

TAHAP

TARGET

KETERANGAN

INSPEKSI INSPEKSI

I 30 %

II 100 %

7. Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib melaporkan kemajuan pelaksanaan inspeksi kepada Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup setiap bulan.

8. Pengujian sampel air limbah wajib dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi atau laboratorium yang ditunjuk oleh Gubernur.

9. Lokasi pengambilan sampel air limbah wajib dilakukan pada titik penaatan.

10. Seluruh biaya pelaksanaan inspeksi ditanggung oleh biaya APBN Kementerian Lingkungan Hidup melalui dana dekonsentrasi.

C. Penyusunan Berita Acara

6) Kinerja penaatan dalam pengendalian kerusakan lingkungan (khusus untuk kegiatan pertambangan);

d. Bagian 2 memuat :

1) Foto-foto hasil pengawasan lapangan;

2) Lampiran data Swa Pantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai;

3) Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3;

4) Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan (khusus untuk kegiatan pertambangan).

2. Format Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER sesuai lampiran I.

3. Kinerja penaatan pengendalian pencemaran air dan udara dihitung berdasarkan matriks penaatan sesuai lampiran II;

4. Jika perusahaan menolak untuk dilakukan pengawasan, Tim Inspeksi Lapangan wajib membuat Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER sesuai lampiran III.

5. Sekretariat PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan secara sistematis Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER. Sekretariat PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER dalam bentuk data elektronik (scan) selain tetap mendokumentasikan berkas dalam bentuk manual (hard copy).

6. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER wajib disampaikan kepada Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dapat berupa data elektronik (soft copy ) maupun manual (hard copy).

7. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup mempunyai hak penuh untuk mengakses dokumentasi Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER.

D. Penyusunan Laporan Inspeksi

Laporan inspeksi adalah laporan Tim Inspeksi lapangan kepada atasan masing- masing untuk melaporkan hasil pengawasannya sehingga atasan dapat segera mengambil tindakan jika ditemukan hasil pengawasan yang berpotensi atau telah melanggar peraturan lingkungan hidup dan berpotensi atau telah menyebabkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Pada setiap akhir kunjungan inspeksi lapangan, petugas inspeksi wajib menyelesaikan laporan inspeksi berupa ringkasan ketaatan perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, dan pengendalian kerusakan lingkungan (khusus kegiatan pertambangan) serta hal-hal yang perlu mendapat perhatian kepada atasan masing- masing dengan dilampiri oleh:

a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER.

b. Foto-foto hasil pengawasan lapangan.

c. Data Swapantau (dalam form berita acara) yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai.

d. Data hasil pengambilan sampel oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi 1 .

e. Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3 (dalam form berita acara).

f. Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan.

g. Data Perhitungan Beban Pencemaran. Laporan inspeksi wajib didokumentasikan oleh Sekretariat Tim Pelaksana PROPER

Provinsi secara sistematis sehingga mudah ditelusuri. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup memiliki hak penuh untuk mengakses laporan inspeksi ini.

Output Kegiatan: Dokumentasi laporan inspeksi lapangan

1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi menyiapkan materi supervisi sebagai berikut :

a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER beserta lampirannya.

b. Laporan hasil inspeksi.

c. Data-data kualitas air limbah, emisi dan pengelolaan limbah B3.

d. Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. Format dan ketentuan tentang Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara mengacu kepada Sub Bab Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER (Rapor) Sementara pada bagian selanjutnya petunjuk teknis ini.

2. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melakukan supervisi terhadap proses penyusunan Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara.

3. Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup menyusun Rekapitulasi Status Penaatan Awal Perusahaan (Lampiran V) dan Berita Acara Supervisi.

4. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melaporkan hasil supervisi kepada Kepala Instansi Lingkungan Hidup Provinsi, sedangkan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan hasil supervisi kepada Ketua Tim Teknis PROPER melalui Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup.

5. Sekretariat PROPER Provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup wajib mendokumentasikan Laporan Hasil Supervisi.

Output kegiatan:

1. Kumpulan Hasil Inspeksi.

2. Draft Hasil Evaluasi Kinerja PenaatanPROPER Sementara.

3. Rekapitulasi Status Penaatan Awal Perusahaan

4. Berita Acara Supervisi.

BAB V PEMERINGKATAN

A. Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER (Rapor) Sementara

Langkah pertama untuk pemeringkatan adalah penyusunan Rapor sementara. Pada tahapan ini sebenarnya adalah tahapan untuk memutakhirkan Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara yang telah disusun pada saat supervisi dengan memasukkan data-data pemantauan dan neraca limbah B3 yang terbaru. Adapun pelaksanaan penyusunan Rapor Sementara dilakukan dengan ketentuan :

1. Petugas inspeksi PROPER wajib menyelesaikan Rapor Sementara berdasarkan Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER, foto-foto hasil pengawasan lapangan, Data Swa Pantau yang dilaporkan perusahaan, Data hasil pengambilan sampel oleh instansi lingkungan hidup, Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3, Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan dan perbaikan yang telah dilakukan perusahaan dalam

bentuk form Isian umum, Pengendalian Pencemaran Air, udara, dokumen/izin lingkungan dan Pengelolaan Limbah B3.

2. Rapor Sementara adalah penilaian sementara kinerja pengelolaan lingkungan aspek Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, Dokumen/izin lingkungan, Pengelolaan limbah B3 dan pengendalian kerusakan lahan (khusus kegiatan pertambangan) sesuai dengan kriteria penilaian PROPER.

3. Format Rapor Sementara yang memuat kinerja perusahaan dalam pengendalian pencemaran air, udara dan limbah B3 serta pengendalian kerusakan lingkungan (khusus kegiatan pertambangan) mengacu pada :

a. Format Rapor Sementara yang ditetapkan oleh Tim Teknis;

b. Dihitung dengan menggunakan matrik pengendalian pencemaran air dan

7. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melakukan supervisi kepada Tim Pelaksana PROPER Provinsi untuk memastikan kesesuaian Rapor Sementara dengan kriteria penilaian PROPER, validitas data dan menjamin kredibilitas pelaksanaan PROPER serta kesesuaian dengan jadwal pelaksanaan PROPER yang telah ditetapkan.

8. Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup menyusun status penaatan/peringkat awal perusahaan, yang merupakan hasil rekapitulasi dari rapor sementara dan Berita Acara Penyusunan Peringkat Sementara.

Output kegiatan:

1. Rapor Sementara hasil evaluasi pengawasan kinerja penaatan PROPER;

2. Rekapitulasi status penaatan;

3. Berita Acara Penyusunan Peringkat Sementara atau Berita Acara Supervisi;

4. Surat penyampaian status penaatan usaha dan atau kegiatan yang dinilai dan peringkat awal usaha dan atau kegiatan.

B. Pemberitahuan hasil peringkat sementara

Setelah Rapor Sementara diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menyampaikan Rapor tersebut kepada perusahaan untuk memperoleh tanggapan. Langkah langkah untuk memberitahukan hasil peringkat sementara adalah sebagai berikut :

1. Kepala institusi lingkungan hidup Provinsi menyampaikan secara tertulis hasil status sementara penaatan Perusahaan beserta Rapor Sementara kepada Ketua Tim Teknis melalui Sekretariat PROPER bulan September.

2. Rapor Sementara disampaikan kepada Perusahaan pada bulan September

3. Pemberitahuan peringkat sementara secara tertulis ke Perusahaan dilakukan melalui surat Ketua Tim Teknis PROPER.

2. Sanggahan ini harus dalam bentuk tertulis yang diantar langsung ataupun dikirim melalui fax dan pos untuk selanjutnya mendapat bukti tanda terima dokumen sanggah. Apabila tidak ada sanggahan dalam jangka waktu 2 minggu setelah pemberitahuan hasil peringkat sementara maka Perusahaan dianggap menerima hasil Peringkat Kinerja Sementara dan Rapor Kinerja Sementara.

3. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan evaluasi terhadap dokumen sanggahan pada bulan Oktober. Hasil evaluasi dokumen sanggahan didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER untuk menyepakati usulan peringkat akhir pada bulan Oktober.

4. Sanggahan tertulis dapat dilakukan setelah dilakukan kesepakatan dengan Tim Teknis PROPER KLH.

5. Perbaikan peringkat perusahaan hanya dapat dilakukan jika :

a. Terdapat kesalahan data yang dimasukkan kedalam Rapor sementara oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi,

b. Melengkapi data yang masih belum dimasukkan oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi.

6. Jika terdapat sanggahan yang tidak berkaitan dengan ketentuan angka 5, maka wajib didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup untuk menentukan perlu atau tidaknya perubahan peringkat perusahaan.

Output kegiatan: Tanda terima dokumen sanggahan;

D. Review hasil sanggahan oleh Dewan PROPER

Berdasarkan hasil verifikasi sanggahan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER. Adapun langkah-langkah review hasil sanggahan adalah sebagai berikut :

1. Dewan pertimbangan akan melakukan review terhadap usulan peringkat akhir Perusahaan.

2. Dalam melakukan review terhadap usulan peringkat akhir Perusahaan, Dewan

BAB VI PENINGKATAN KAPASITAS KABUPATEN/KOTA

Tim Pelaksana PROPER Provinsi dapat melakukan peningkatan kapasitas kepada Tim Pelaksana PROPER Kabupaten/Kota dengan menggunakan muatan materi yang ditetapkan oleh Ketua Tim Teknis PROPER.

Lingkup peningkatan kapasitas mencakup :

a. Kriteria dan mekanisme pelaksanaan PROPER;

b. Tata cara pengawasan penaatan lingkungan hidup (pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, serta pengendalian kerusakan lingkungan, khusus kegiatan pertambangan);

c. Cara penyusunan Berita Acara Hasil Pengawasan;

d. Cara pengolahan data hasil pengawasan;

e. Cara penyusunan Rapor Sementara dan,

f. Cara penyusunan Rapor final. Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi memberikan sertifikat kepada para

peserta penguatan kapasitas yang lulus. Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi menyampaikan laporan hasil

pelaksanaan penguatan kapasitas kepada Ketua Tim Teknis PROPER. Output kegiatan:

1. Jumlah orang yang dilatih;

2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat;

3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas.

BAB VII JADWAL KEGIATAN PROPER

Pelaksanaan kegiatan PROPER dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :

Kegiatan

Waktu (bulan)

Peningkatan Kapasitas dan Sosialisasi Mekanisme dan Kriteria PROPER kepada Perusahaan

Maret - April

Kunjungan Lapangan Tahap I

Mei - Juni

Supervisi Tahap I

Mei

Kunjungan Lapangan Tahap II

Mei Juli

Supervisi Tahap II

Juni dan Juli

Pengiriman Raport Sementara Provinsi dan KLH

September

Sanggahan

September

Evaluasi Sanggahan

Oktober

Usulan Pemeringkatan

Oktober

Pengumuman

November

BAB VIII EVALUASI DAN PELAPORAN

Laporan dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Dekonsentrasi Bidang Lingkungan Hidup dan struktur laporan dekonsentrasi PROPER.

Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan secara sistematis semua output tahapan kegiatan dan Tim PROPER Kementerian Lingkungan Hidup berhak secara penuh untuk mengakses dokumentasi pelaksanaan PROPER.

Pelaporan dekonsentrasi Proper terdiri beberapa bab dan lampiran dengan susunan sebagai berikut:

I. Pendahuluan

II. Pelaksanaan Proper

III. Hasil Evaluasi Proper

IV. Peningkatan Kapasitas

V. Penutup

VI. Lampiran-Lampiran Struktur pelaporan dapat dilihat pada gambar 8.1

Isian lampiran laporan dekonsentrasi PROPER mengacu pada Lampiran VIII.

A. Pendahuluan

Pada bab pendahuluan disampaikan latar belakang, tujuan, ruang lingkup kegiatan Proper serta sistematika pelaporan dekon PROPER. Dalam ruang lingkup kegiatan PROPER disampaikan deskripsi mengenai tahapan persiapan proper yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan serta evaluasi hasil pelaksanaan PROPER

B. Pelaksanaan PROPER

Dalam Bab pelaksanaan Proper disampaikan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemda mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan PROPER yaitu :

• Penetapan usulan peserta PROPER kepada KLH • Pertemuan teknis dengan KLH membahas peserta, rencana pemantauan serta

peningkatan kapasitas • Penyusunan rencana kerja pelaksanaan PROPER di Provinsi

• Peningkatan kapasitas kepada Tim Pelaksana PROPER Provinsi • Sosialisasi PROPER kepada Perusahaan peserta PROPER

Dalam Bab ini disampaikan juga daftar peserta PROPER periode penilaian. Data lengkap mengenai peserta PROPER disampaikan dalam Lampiran 1 Laporan Dekonsentrasi PROPER. Setelah dilaksanakan pengawasan, salah satu bukti pengawasan adalah Berita Acara. Kumpulan Berita Acara peserta PROPER disampaikan dalam Lampiran 2 Laporan Dekonsentrasi PROPER .

C. Hasil Pelaksanaan PROPER

Dalam Bab ini disampaikan hasil pelaksanaan PROPER yang terdiri dari jumlah industri peserta PROPER dan hasil peringkatnya, data penghitungan beban pencemar, Raport perusahaan serta rekapitulasi Berita Acara.

C.3.1 Peringkat PROPER pada periode Penilaian serta periode Penilaian

Parameter (ton/Periode) No.

1 MPJ 2 PEM 3 Agro

Detail inventarisasi beban pencemaran air dari setiap perusahaan disampaikan dalam Lampiran 3 a.

Inventarisasi beban pencemar udara dilakukan untuk pencemar kriteria yaitu SO2, NO2, PArtikulat, serta pencemar GRK yaitu CO2, CH4, N2O serta SF6 dimana semua nilainya dikonversi dengan CO2e. Contoh tabel untuk beban pencemar udara dan GRK adalah sebagai berikut:

Tabel Beban Pencemar Udara

Parameter (ton/Periode)

No. Sektor

1 MPJ 2 PEM 3 Agro

Tabel Pencemar GRK

Parameter (ton/Periode)

No. Sektor CO2

1 MPJ 2 PEM 3 Agro

Detail perhitungan beban pencemar udara kriteria dan gas rumah kaca dari setiap perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 3 b.

Untuk limbah B3 maka informasi yang disampaikan dapat dilihat pada table

8.3.3 Kinerja Perusahaan Peserta PROPER Kinerja Laporan kinerja perusahaan disampaikan dalam bentuk Rapor yang

akan disampaikan kepada setiap peserta PROPER. Kumpulan Rapor peserta akan disampaikan dalam Lampiran 4 Laporan Dekonsentrasi PROPER.

D. Penguatan Kapasitas

Dalam bab ini disampaikan hasil penguatan kapasitas yang sudah dilakukan baik untuk lingkup internal, ataupun kabupaten/kota, serta sosialisasi kepada perusahaan perusahaan PROPER.

Jumlah SDM yang terlibat, kompetensi, pendidikan, pelatihan serta status kepegawaian ataupun jabatan fungsional disampaikan dalam Lampiran 5 Laporan Dekonsentrasi PROPER.

E. Penutup

Bab penutup berisikan analisis hasil pelaksanaan PROPER, kendala serta hambatan, kesimpulan hasil pelaksanaan PROPER serta rekomendasi agar pelaksanaan PROPER ke depan menjadi lebih baik

Sekretariat PROPER

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER, dapat menghubungi:

Sekretariat PROPER

Telp./Fax. : (021) 8520-886

Email: dekonproper@gmail.com dan sekretariatproper@gmail.com

Alamat: Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Gd. B Lt. 4 Kebon Nanas Jakarta 13410.

LAMPIRAN

Lampiran1. Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup PROFIL PERUSAHAAN

Nama Perusahaan

Alamat lokasi kegiatan

Telp./Fax.

Alamat Kantor Pusat/Perwakilan

Telp./Fax.

Nama Holding Company

Alamat Kantor Holding Company Telp./Fax.

Tahun Berdiri Perusahaan/ Beroperasi Perusahaan

Jenis Industri

Status Permodalan Luas Area Pabrik/Lokasi Kegatan

Pengelolaan Air Limbah : Pembuangan Ke sumber air/ Pembuangan ke laut/ Pemanfaatan ke tanah/ Reinjeksi

Jumlah Karyawan

Kapasitas Produksi

· Terpasang

· Senyatanya

Bahan Baku Utama

Bahan Penolong

Proses Produksi

Prosentase Pemasaran Eksport

Prosentase Pemasaran Domestik/Lokal

Bahan Bakar yang digunakan

Satuan Bahan Bakar

HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN Periode 1 Juli 20xx – 30 Juni 20xx

Nama Perusahaan

: PT. Xxx

Jenis Industri

: Xxx

Lokasi Kegiatan

: Kabupaten Xxx, Provinsi Xxx

I. DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN LINGKUNGAN No. Kewajiban penanggungjawab usaha

Temuan sesuai PP 27/2012

Penaatan

Dokumen UKL-UPL Nomor :117/UKL- Lingkungan.

1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin

Taat

UPL/2008 disetujui oleh Kepala Dinas Lingkunga Hidup, Pertambangan dan Energi Kabupaten xxx

2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen Tidak Taat Belum melaksanakan ketentuan lingkungan/izin lingkungan:

secara rutin pelaksanaan UKL-UPL

A. Deskripsi kegiatan (luas area dan kapasitas produksi)

B. Pengelolaan lingkungan terutama terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3

3. Melaporkan pelaksanaan dokumen Tidak Taat Belum melaporkan secara rutin lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek

pelaksanaan UKL-UPL pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Air No.

Pengelolaan Limbah Cair

Penaatan

Temuan

B. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL

2. Perusahaan wajib segera mengurus izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten xxxxxxxxxxxx

3. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar memenuhi BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan

xxxxxxxxxxxx tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan xxxxxxxxxxxxxxx

4. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter yang dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah Industri xxxxxxxxxxx ,dan memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi.

5. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit, /kuantitas

limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan.

6. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian, kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada BLH Kabupaten Xxx, BLH Provinsi Xxx dan Kementerian Lingkungan Hidup.

C. Perhitungan Beban Pencemaran Air (Ton/periode) No Parameter

Beban Inlet

Beban Outlet

III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara No.

Pengendalian Pencemaran Udara

Penaatan

Temuan

1. Ketaatan terhadap titik penaatan

• Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit pemantauan

heather, 2 Unit dryer, 3 unit deporasi gliserin, 2 unit genset

• Seluruh sumber emisi sudah dipantau

2. Ketaatan terhadap pelaporan

Semua parameter dari hasil pemantauan semua sumber emisi sudah dilaporkan sesuai peraturan Semua parameter dari hasil pemantauan semua sumber emisi sudah dilaporkan sesuai peraturan

C. Perhitungan Beban Pencemaran Udara (Ton/periode) No Parameter

Beban Emisi

IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3)

A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Pengelolaan

Status

Keterangan Limbah B3

No. SK/ No. Surat

Masa Berlaku

Perizinan Penyimpanan

Surat

Keputusan

2 (dua) tahun

Izin tempat penyimpanan

Sementara

Kepala BLH Kabupaten

sementara limbah B3 untuk

XXX

nomor:

sludge hasil kegiatan sendiri

XXX//SK/TPS- LB3/2011 pada tanggal

Belum memiliki TPS Limbah B3 untuk penyimpanan abu batubara

memiliki izin penyimpanan

sementara untuk limbah B3 lainnya (oli bekas, bekas kemasan bahan kimia, aki bekas, majun terkontaminasi limbah B3, drum bekas oli bekas, limbah elektronik)

B. Sumber Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Konversi ke No.

Estimasi

Sumber

Jenis Limbah

Abu batubara

0.20 ton/ hari

Karung plastik ---

C. Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 20xx – 30 Juni 20xx

Jenis Limbah

Dihasilkan Dikelola Dikelola

A. Sumber Dari Proses Produksi

B. Sumber Dari Luar Proses Produksi

Abu batubara

Ton

30.00 0 30.00 Ditempatkan dalam karung plastik di lokasi terbuka di lingkungan pabrik

Sludge IPAL

Ton

7.54 2.00 0 - Disimpan di TPS

5.54 - Diserahkan ke xxx (pengangkut/ AAT), PT. xxx Oli bekas

0.45 0 0.45 Disimpan di gudang workshop Drum bekas oli bekas

Ton

0.03 0 0.03 Disimpan di gudang workshop Bekas kemasan bahan

Ton

0.09 0 0.09 Disimpan di gudang workshop kimia Majun terkontaminasi

Ton

0 0 0 Belum dihasilkan limbah B3 Aki bekas

Ton

0 0 0 Belum dihasilkan Limbah elektronik

Ton

Ton

0 0 0 Belum dihasilkan

Ket : 14.54% limbah B3 yang diserahkan ke pihak ke tiga yang memiliki izin, 5.25% limbah B3 masih tersimpan di TPS dan 80,21% limbah B3 belum dikelola sesuai ketentuan. Secara umum 80.21% limbah B3 belum dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.

D. Temuan dan Rekomendasi No

Aspek Penilaian

Temuan Lapangan

Rencana Tindak Lanjut

1 a. Pendataan Jenis dan Volume Limbah yang dihasilkan

Identifikasi jenis limbah B3 - Telah melakukan identifikasi Wajib melakukan identifikasi terhadap limbah B3 sludge, terhadap seluruh limbah B3 yang oli bekas, kemasan bekas dihasilkan bahan kimia, drum bekas oli bekas, aki bekas, abu Identifikasi jenis limbah B3 - Telah melakukan identifikasi Wajib melakukan identifikasi terhadap limbah B3 sludge, terhadap seluruh limbah B3 yang oli bekas, kemasan bekas dihasilkan bahan kimia, drum bekas oli bekas, aki bekas, abu

salinan #2 per triwulan kepada BLH XXX dengan tembusan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan BLH Provinsi XXX .

2. Perizinan Pengelolaan Limbah B3

Kepemilikan izin PLB3 yang

Izin - Wajib membangun TPS dipersyaratkan

Limbah B3 untuk limbah B3

Limbah B3 untuk sludge

abu batubara, oli bekas, aki

bekas, majun terkontaminasi,

Keputusan Kepala BLH

bekas kemasan bahan kimia,

Kabupaten XXX nomor:

drum bekas oli bekas dan

XXX//SK/TPS-LB3/2011

limbah elektronik sesuai KEP-

pada tanggal 27 Desember

01/BAPEDAL/09/1995 dan

mengajukan permohonan Izin

Penyimpanan Sementara

Penyimpanan

Sementara

Limbah B3 kepada BLH

untuk limbah abu batubara

Kabupaten XXX.

- Belum

memiliki

Izin - Tidak menyimpan limbah B3

Penyimpanan

Sementara

melebihi jangka waktu 90 hari

untuk limbah B3 oli bekas,

kecuali jika limbah B3 yang

dihasilkan kurang dari 50 kg

terkontaminasi,

bekas

per hari maka dapat disimpan

kemasan bahan kimia, drum

selama 180 hari

bekas oli bekas dan limbah elektronik

Masa berlaku izin

2 (dua) tahun untuk Izin Penyimpanan

Sementara

Limbah B3 untuk sludge IPAL

3. Pelaksanaan ketentuan izin :

a. Pemenuhan terhadap ketentuan - TPS Sludge memenuhi Wajib membangun TPS Limbah teknis dalam izin selain Baku

B3 yang memenuhi ketentuan Mutu Emisi, Effluent dan

57.70% ketentuan teknis

- Belum memiliki TPS Limbah teknis di TPS Limbah B3 sesuai - Belum memiliki TPS Limbah teknis di TPS Limbah B3 sesuai

---

---

pengolahan dan/atau penimbunan dan/atau pengelolaan limbah B3 lainnya :

d. Standar Mutu Produk

---

---

dan/atau kualitas limbah B3 untuk pemanfaatan

4. Open dumping, pengelolaan

Menyimpan limbah B3 abu - Menghentikan kegiatan

tumpahan, dan penanganan

batubara dalam kemasan

menyimpan limbah abu

media/tanah terkontaminasi

karung plastik di lokasi terbuka

batubara di tempat terbuka

- Segera memindahkan limbah Jenis limbah dan jumlah limbah Limbah abu batubara sebanyak

limbah B3 :

di lingkungan pabrik

abu batubara yang disimpan di yang di open dumping

lokasi terbuka ke dalam TPS Rencana pengelolaan lahan

30 ton

yang berizin terkontaminasi

---

- Menyampaikan progress pemindahan limbah B3 abu batubara ke dalam TPS berizin kepada

Kementerian Lingkungan Hidup dengan tembusan ke BLH Kabupaten XXX

- Menyampaikan rencana penyelesaian

pemindahan limbah B3 abu batubara ke dalam TPS berizin kepada Kementerian

Lingkungan Hidup dengan tembusan ke BLH Kabupaten XXX

Kesesuaian rencana dengan

---

---

pelaksanaa pengelolaan lahan terkontaminasi Jumlah total limbah dan tanah

---

---

terkontaminasi yang dilakukan pengelolaan

Kesesuaian jenis limbah B3

---

---

yang dikumpul dengan izin yang berlaku Kontrak kerjasama penghasil

---

---

limbah dan pengumpul limbah Kontrak kerjasama antara

---

---

pengumpul dengan pihak pemanfaat, pengolah atau penimbun Ada/tidak masalah pencemaran ---

---

lingkungan

b. Pihak ke-3 pengelola lanjut

PT. Bata Kuo Shin

---

limbah B3 (pemanfaat/ pengolah/ penimbun)

Masa berlaku izin Perusahaan tidak memiliki Wajib memiliki salinan izin pihak salinan izin pihak ketiga ketiga pengelola lanjut dan pengelola lanjut

menyampaikan salinan izin tersebut

ke Kementerian Lingkungan Hidup Kesesuaian jenis limbah B3

---

---

yang dikelola Kontrak kerjasama penghasil

---

---

dan pengolah/ pemanfaat/ penimbun Ada/tidak masalah pencemaran ---

---

lingkungan yang dilakukan oleh pengelola limbah B3

Pihak ke-3 Jasa

CV. Gema Putra Buana

---

Pengangkutan

Ada/tidak izin dari Kementerian Memiliki izin pengangkutan dari --- Perhubungan

Kementerian Perhubungan

Ada/tidak rekomendasi dari KLH Memiliki rekomendasi dari ---

Kementerian Lingkungan Hidup

Kesesuaian jenis limbah yang

Sesuai dengan izin dan ---

diangkut dengan izin

rekomendasi rekomendasi

---

di dumping

8. Pengelolaan Limbah B3

E. Penaatan

Belum

No. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 Taat Keterangan

Taat

1. a. Pendataan jenis dan volume limbah yang - Belum melakukan identifikasi dihasilkan

limbah elektronik dan majun terkontaminasi limbah B3

---

- Belum melakukan pencatatan seluruh limbah B3 yang dihasilkan

b. Pelaporan Belum melakukan pelaporan

---

realisasi pengelolaan limbah B3 sludge IPAL sesuai dengan izin

2. Status perizinan pengelolaan limbah B3 Untuk TPS Limbah B3 Sludge

---

IPAL

3. Pelaksanaan ketentuan dalam Izin

a. Pemenuhan Ketentuan Teknis

- TPS

Sludge memenuhi 57.70% ketentuan teknis

---

- Belum memiliki TPS Limbah B3

untuk

penyimpanan abu batubara dan limbah B3 lainnya

b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi

---

---

c. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah

---

---

d. Pemenuhan Pemanfaatan

---

---

4. Penanganan open dumping, pengelolaan Menyimpan limbah B3 abu tumpahan, dan penanganan media

batubara dalam kemasan karung

---

terkontaminasi LB3 plastik di lokasi terbuka di lingkungan pabrik

a. Rencana pengelolaan

---

---

b. Pelaksanaan pengelolaan

---

---

LAMPIRAN

1. Check list pengelolaan limbah B3 (TPS Limbah B3) yang telah ditandatangani oleh pengawas dan perusahaan.

2. Foto temuan lapangan.

FOTO TEMUAN LAPANGAN Kondisi TPS Limbah B3

Keterangan

Tindak Lanjut

- Membuang air limbah hasil - Tidak melakukan

pengolahan IPAL (drying

pembuangan air limbah dari

bed) ke lingkungan tanpa

proses IPAL secara

langsung ke lingkungan

limbah cair

tanpa ada izin pembuangan

- Dilakukan analisa pH pada

limbah cair air limbah yang dibuang ke - Menutup saluran air limbah lingkungan menggunakan

dari proses drying bed ke

kertas lakmus dengan hasil

lingkungan selama izin

pH 7

pembuangan limbah cair belum ada dan mengalirkan kembali ke IPAL.

TPS Sludge tidak sesuai Wajib memenuhi ketentuan dengan ketentuan teknis dalam teknis di TPS sesuai Kep- Kep-01/BAPEDAL/09/1995

01/BAPEDAL/09/1995

Terdapat tumpahan/ ceceran Melakukan pembersihan sludge IPAL di sekitar TPS sludge IPAL yang tercecer di Sludge.

lokasi TPS Sludge.

Menyimpan limbah oli bekas, Wajib membangun TPS drum bekas oli bekas, kemasan Limbah B3 untuk menyimpan bekas bahan kimia di gudang oli bekas, drum bekas oli workshop dan bercampur bekas, kemasan bekas bahan dengan limbah non B3.

kimia, majun terkontaminasi limbah B3, aki bekas, dan limbah elektronik.

- House keeping di lokasi - Menjaga house keeping di boiler kurang terawat

lokasi boiler agar terawat, - Banyak batubara yang

rapi dan bersih sehingga disimpan di luar lokasi boiler

tidak ada ceceran batubara - Menyimpan limbah abu

dan limbah abu batubara ke batubara di lokasi boiler

lingkungan - Banyak

limbah abu - Membangun TPS limbah B3 batubara yang tercecer di

khusus untuk abu batubara sekitar lokasi boiler

sesuai ketentuan Kep- 01/BAPEDAL/09.1995

- Menyimpan limbah B3 abu - Menghentikan kegiatan batubara dalam kemasan

menyinpan limbah abu karung plastik di lokasi

batubara di lokasi terbuka. terbuka di lingkungan pabrik, - Segera memindahkan limbah di antaranya dekat lokasi

abu batubara ke dalam TPS boiler dan di samping

yang berizin. bangunan pabrik

- Menyampaikan progress - Menyimpan limbah B3 abu

pemindahan limbah B3 abu batubara dalam kemasan

batubara ke dalam TPS karung plastik di lokasi

berizin kepada Kementerian terbuka di lingkungan pabrik

Lingkungan Hidup dengan - Menyimpan limbah B3 abu

tembusan ke BLH batubara dalam kemasan

Kabupaten XXX karung plastik di lokasi - Menyampaikan

rencana terbuka di lingkungan pabrik

penyelesaian pemindahan - Menyimpan limbah B3 abu

limbah B3 abu batubara ke batubara dalam kemasan

dalam TPS berizin kepada karung plastik di lokasi

Kementerian Lingkungan terbuka di lingkungan pabrik

Hidup dengan tembusan ke BLH Kabupaten XXX

V. PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (KHUSUS KEGIATAN PERTAMBANGAN)

A. Rekapitulasi Penilaian No.

X ≤ 55 Keterangan

Total

1. Pembersihan

98 1 Taat Lahan

Lokasi 1

2. Penggalian

81 1 Taat Tanah Penutup

78 1 Tidak Taat

5. Pengupasan

98 1 Taat Tanah Pucuk

1 Taat Lahan

1 Taat Tanah Pucuk

81 1 Taat Tanah Penutup

1 Taat Lahan

1 Taat Tanah Pucuk

Lokasi 3

15. Penggalian

Lokasi 3

81 1 Taat

23. Penggalian

91 1 Taat Tanah Penutup

1 Taat Lahan

1 Taat Tanah Pucuk

83 1 Taat Tanah Penutup

JUMLAH DATA

30 27 2 1 Tidak Taat Persentase

3,3% Tidak Taat

B. Ringkasan Penaatan Pengendalian Kerusakan Lahan

1. Pada aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan

lingkungan 2. Untuk aspek Teknis:

a) Kriteria K3 (Potensi Longsor) terlihat longsoran batuan pada dinding yang ditinggal b) Kriteria K4 (Potensi Pencemaran AAT) tidak mendapatkan nilai karena belum dilakukan

upaya penanganan batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang. c) Kriteria K5 (Erosi): terdapat indikasi adanya erosi didinding lereng penggalian tanah

penutup d) Kriteria K6 (Kebencanan); jauh dari pemukiman penduduk dan sarana vital lain/memiliki

sistem tanggap darurat (sarana, personil, SOP, dll)

c. Tindaklanjut yang harus dilakukan

1. Mempertahankan kinerja terkait aspek manajemen 2. Melakukan pembenahan pada lereng-lereng yang tinggi atau sudutnya melebihi rekomendasi

FS dan terlihat adanya longsoran batuan didaerah tersebut. 3. Melakukan upaya penanganan batuan yang berpotensi pencemar dengan mengikuti langkah

langkah sebagai berikut ;

LAMPIRAN 2. BERITA ACARA PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP

A. LEMBAR ISIAN PENILAIAN DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN LINGKUNGAN

1. Pengesahan Dokumen Nama Dokumen

Dampak Penting No. Lingkungan

Institusi Pengesahan

Tanggal Pengesahan

Batasan Kapasitas

Realisasi Kapasitas

Dokumen Lingkungan

Dokumen Lingkungan

Produksi

Produksi

yang dikelola

2. Pelaporan Triwulanan*

Triwulan III-(Tahun

Triwulan IV-

Triwulan I-

Triwulan II-

(Tahun N-1)

(Tahun N)

(Tahun N)

Kabupaten

Provinsi

Kementerian Lingkungan Hidup

* Triwulanan : berupa nomor dan tanggal surat pengiriman laporan

3. Pelaporan Semester**

Semester 2-(Tahun

(Tahun N)

Kabupaten

Provinsi

Kementerian Lingkungan Hidup

** Semester : berupa nomor dan tanggal surat pengiriman laporan Catatan : Tabel Triwulan/Semeter dipilih sesuai kewajiban dalam Dokumen Lingkungan

B. LEMBAR ISIAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

1. Titik Penaatan dan Izin

Jenis

Status Izin

Nomor Sertifikat Hasil Uji

Sumber Nama Titik

Pengolahan Nomor

Air Limbah

a. Titik Penaatan dan Izin (Industri yang menerapkan Land Aplikasi) No

Nama Titik

Jenis Titik Penaatan

Status Izin

Penaatan

Nomor Sertifikat Hasil

Nomor

Instansi

Tanggal Izin

Tanggal

Tanggal Pemantauan

Uji

Izin

Penerbit Izin

Tanah (Rorak)

Tanah (Antar Rorak) Tanah (Lahan

Kontrol/Non LA)

b. Parameter dan Pelaporan Baku Mutu

Konsentrasi Karakteristik Air

Baku Mutu

Satuan Baku Baku Mutu

Titik Penaatan

Parameter

Limbah/Inlet

Baku Mutu

Beban

No.

Titik Penaatan/ outlet

(sebelum diolah di

Baku

Baku Mutu

Mutu Beban Beban

(outlet)

yang dipantau

Konsentrasi

Mutu

yang diacu

Pencemaran

IPAL)

Pencemaran Pencemaran

Maksimum

Maksimum

Jul

Agust

Jul

Agust

dst.

c. Parameter dan Pelaporan Baku Mutu (Industri yang menerapkan Land Aplikasi)

Kedalaman Tanah/Lapisan

Peraturan

Satuan Baku Mutu Parameter

Baku Mutu

Satuan

Peraturan

No Titik Penaatan

Baku Beban (outlet)

yang

Baku Mutu

Baku

Baku Mutu

Mutu Pencemaran

dipantau

Mutu

yang diacu

Beban Maksimum yang diacu

1 Tanah (Rorak) …

… … 2 Tanah (Antar

… … Rorak)

… … 3 Tanah (Lahan

… … Kontrol/Non LA)

d. Ketentuan Teknis

Ketentuan Teknis

Laboratorium

1. Laboratorium penguji

2. Nama Laboratorium penguji

3. Nomor akreditasi laboratorium penguji/laboratorium rujukan Gubernur

4. Tanggal Berakhir Akreditasi laboratorium

5. Bulan pengujian

Status

No.

Ketentuan Teknis

Dokumen Pendukung

(Ya/Tidak)

1. Memisahkan saluran air limbah dengan limpasan air hujan Layout saluran air limbah dan drainase dan Foto

2. Membuat saluran air limbah yang kedap air Layout saluran air limbah dan drainase dan Foto

3. Memasang alat pengukur debit ( flowmeter) Foto flowmeterpada seluruh saluran outlet

4. Memantau pH dan debit harian

5. Tidak melakukan pengenceran

6. Tidak melakukan by pass air limbah Khusus untuk industri sawit melakukan land aplikasi ditambahkan

Status

No.

Ketentuan Teknis

Dokumen Pendukung

(Ya/Tidak)

1. Dilakukan pada lahan selain lahan gambut ….

2. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih besar 15 cm/jam ….

3. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas kurang 1,5 cm/jam ….

4. Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2 meter ….

5. Pembuatan sumur pantau di 3 lokasi yang diwajibkan ….

6. Tidak ada air larian ( run off) yang masuk ke sungai ….

7. Tidak melakukan pengenceran air limbah yang dimanfaatkan ….

8. Tidak membuang air limbah pada tanah di luar lokasi yang ditetapkan dalam peraturan ….

9. Tidak membuang air limbah ke sungai bila melebihi ketentuan yang berlaku ….

10. Tidak melakukan pengaplikasian air limbah pada lahan diluar lahan dalam izin …. Khusus untuk Industri Petrokimia ditambahkan

Status

Ketentuan Teknis

Dokumen Pendukung

(Ya/Tidak)

Pemantauan harian pH dan COD ….

e. Penurunan Beban Pencemaran

TAHUN

No. Kegiatan Penurunan Beban Pencemaran Air

Satuan

Bukti Perhitungan

N-3

N-2

N-1

…. dst.

f. Beban Pencemaran Aktual

Beban No

Titik

Hasil Perhitungan Beban Pencemaran Aktual

Penaatan Parameter

(Debit x Konsentrasi) Periode (N-1) – (N)

Satuan

Satuan Pencemaran Total

Produksi (Outlet)

Debit

dalam Ton 1. ...

Jul

Aug

Sep

Oct

Nov

Dec

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

...

...

...

...

...