BAB I I III IV V VI

Pompa Angguk ( Pump Jack )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alamnya terutama
pada sumber daya minyak dan gas bumi. Pada masa sekarang ini permintaan akan
minyak bumi dan gas bumi sangat besar baik dari dalam negeri maupun di luar
negeri sehingga dibutuhan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi secara tepat dan
efisien guna memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, salah satu perusahaan
minyak yang cukup berperan dalam mengatasi kebutuhan minyak dan gas bumi di
indonesia yaitu PT. Pertamina EP UBEP Jambi. Perusahaan ini bergerak di bidang
ekslorasi dan eksploitasi minyak dan gas dengan menggunakan berbagai macam
teknologi yang digunakan untuk menunjang proses eksplorasi minyak tersebut.
Kegiatan industri di PT. Pertamina EP UBEP Jambi yaitu meliputi eksplorasi
minyak mentah sebagai perusahaan komoditi ekspor untuk sektor migas, dan
sebagainya. PT. Pertamina EP UBEP Jambi tediri dari beberapa unit kegiatan yang
mampu memproduksi minyak mentah rata-rata sebanyak 4.057 barel/hari, unit – unit
kegiatan tersebut antara lain :


Pengeboran (Drilling)




Perawatan Sumur Minyak (Work Over & Well Service)



Pompa (Pump Shop)



Teknik Produksi dan Fasility (Tek-PF)



Unit Pengujian (Laboratorium)



Persediaan Material (Logistic)




Unit Pemisahan Minyak (Central Fasility)



Stasiun Penampung Utama (SPU)

Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi
terutama dalam sumber daya manusianya agar perusahaan tersebut dapat terus

Jevi Septiawan
Page 1

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
berkembang dan maju serta dapat mencapai misi perusahaan sehingga perusahaan
dapat terus bersaing dalam pasar global.

PT. Pertamina EP UBEP Jambi memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk dapat melakukan praktek kerja lapangan di lingkungan perusahaan
tersebut agar mahasiswa dapat mengenal proses produksi dari perusahaan, dan juga
dapat mengenal serta mengetahui sejarah perusahaan dari pertama di bangun hingga
sekarang. Kerja praktek sangat berguna bagi mahasiswa terutama untuk dapat
mengenalkan mahasiswa terhadap dunia industri atau dunia kerja yang nantinya akan
dihadapi mahasiswa. Disamping itu mahasiswa juga dapat menerapkan ilmu yang
didapat dari perguruan tingginya sehingga tidak teorinya saja tetapi dapat melakukan
prakteknya agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kerja bagi
mahasiswa.
1.2 Tujuan
Berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri Padang
bahwa sebagai syarat kelulusan maka mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan
praktek kerja di perusahaan yang sesuai dengan bidang atau jurusannya masingmasing dimana dalam kesempatan ini yang dituju adalah PT. Pertamina EP UBEP
Jambi.
Pada dasarnya kegiatan Praktek Kerja Lapangan mempunyai dua tujuan yakni
tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1

Tujuan Umum


1) Melihat, memahami dan mengetahui secara langsung penerapan ilmu yang
didapat pada bangku kuliah terhadap dunia industri.
2) Mengetahui secara umum proses kerja PT. Pertamina EP UBEP Jambi dalam
rangka eksplorasi migas.
3) Mengetahui kendala dan permasalahan yang timbul dalam dunia industri serta
mencarikan solusi penyelesaian.

Jevi Septiawan
Page 2

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
4) Membiasakan diri berdisiplin dan bermasyarakat sesuai dengan ketentuan
yang ada pada dunia industri.
5) Bisa berfikir dengan wawasan manajemen yang luas dengan orang lain dari
berbagai bidang keahlian.
6) Mengetahui sejarah dan struktur kerja dari PT. Pertamina EP UBEP Jambi
sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perminyakan.

7) Mempelajari cara kerja operator – operator minyak di PT. Pertamina EP
UBEP Jambi.
1.2.2


Tujuan Khusus

Mengetahui secara langsung prinsip kerja pompa minyak yang digunakan di
lapangan minyak PT. Pertamina EP UBEP Jambi.



Mengetahui cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perakitan
“downhole pump” pompa minyak ( Pump Jack ) sebelum instalasi di lokasi.



Mengetahui cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perakitan
“Surface Equipment” pompa minyak ( Pump Jack ) sebelum instalasi di
lokasi.




Mampu

Mengassembly

dan

disassembly

bagian

bawah

permukaan

“downhole pump” pompa angguk ( Pump Jack ).
1.3 Batasan Masalah
Dalam Praktek Kerja Lapangan adapun tugas khusus yang dibahas adalah

Pump Jack dimana didalamnya terdapat komponen –komponen utama, prinsip
kerja, serta Assembly dan Disassembly “downhole pump” Pump Jack tipe
THBC ( Tubing Pump Heavy Bottom Cup ).
1.4 Metode Pengambilan Data
Jevi Septiawan
Page 3

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Dalam penulisan laporan ini dibutuhkan data-data sebagai landasan untuk
mempermudah dalam penulisan laporan atau kertas wajib ini. Metode yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1.

Metode Literatur, yaitu penulis mengumpulkan data-data sebagai sumber
informasi dari buku-buku referensi.

2.


Melalui observasi, dengan terjun langsung di lapangan yang dijadikan
subjek laporan, yakni tempat melakukan kerja praktek lapangan serta ikut
serta dalam pekerjaan di Pump Shop maupun instalasi di lokasi.

3.

Melalui wawancara, yaitu dengan menanyakan langsung kepada teknisi,
para pekerja, dan pembimbing di lapangan.

1.5 Statika penulisan
Bab I

Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, metodologi
kerja raktek.

Bab II

Gambaran Umum perusahaan
Bab ini menjelaskan mengenai ruang lingkup PT. Pertamina EP UBEP

Jambi.

Bab III

Dasar Teori
Bab ini membahas teori dasar Pompa Angguk ( Pump jack ) dan
system pendukung.

Bab IV

Perakitan dan Instalasi Pompa
Bab ini menjelaskan proses assembly dan Instalasi Pompa Angguk
( Pump jack ) di PT. Pertamina EP UBEP Jambi.

Bab VI

Penutup
Bab

menjelaskan


mengenai

kesimpulan

dan

saran

selama

melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan di PT. Pertamina EP
UBEP Jambi.

Jevi Septiawan
Page 4

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )


BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.1

Sejarah PT. Pertamina
Lahirnya industri di tanah air bermula pada tahun 1907, dimana perusahaan
bangsa Belanda “Royal Dutch Company” bergabung dengan “Shell Transport
and Trading Company”, membentuk perusahaan minyak Bataafsche Petrolium
Maatschappy (BPM) merupakan satu-satunya perusahaan minyak yang
beroperasi sampai tahun 1911.
Pada tahun 1912, Standard Vacum Oil, suatu anak perusahaan dari Standard
Oil Company (New Jersey) dan Vacum Oil Company memulai operasi di
Indonesia. Untuk menghadapi saingan dari Standard Oil Company, maka pada
tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dan BPM membentuk
sebuah perusahaan campuran yaitu NV, Nederlandsche Indische Aordolie
Maatschappy (NIAM)
Lalu pada tahun 1931 CALTEX, sebuah anak perusahaan Standard Oil of
California dan Texas Company memulai beroperasi di Indonesia. Kemudian pada
tahun 1935 dibentuk perusahaan dengan nama Nederlandsche Niouw Guinea
Petroleom Maatschappy (NNGPM) untuk mengekplorasi daerah bagian barat
Irian Jaya, dengan sahamnya dari Royal Dutch-Shell, STANVAC dan CALTEX.
Kilang minyak yang ada sebelum perang dunia II ada 6 buah, yaitu di Plaju
(BPM), Sei. Gerong (STANVAC), Balikpapan (BPM), Cepu (BPM), Wonokromo
(BPM) dan Pangkalan Brandan (BPM).
Dengan pecahnya perang dunia ke II, karena serbuan bala tentara Jepang ke
Indonesia, maka sebagian besar instalasi-instalasi minyak hancur terutama
Pangkalan Brandan, disebabkan politik bumi hangus Hindia Belanda. Dalam

Jevi Septiawan
Page 5

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
perjuangan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, satu-satunya
lapangan minyak yang dapat dikuasai oleh pejuang-pejuang Indonesia adalah
lapangan minyak di sekitar Pangkalan Brandan dan daerah Aceh, bekas milik
Shell-BPM, yang selanjutnya menjadi Perusahaan Minyak Indonesia yang
pertama dan diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik
Indonesia (PTMNRI).
BPM berhasil meneruskan produksi minyaknya di Tarakan pada tahun 1945,
dan pada tahun 1946 meneruskan produksinya di Kalimantan dan mengaktifkan
kembali kilang minyak di Balikpapan. Dalam bulan oktober 1946 kilang Plaju
dan Sei.Gerong masing-masing dikembalikan kepada BPM dan Nederlandsche
Colonial Petroleom Maatschappy (STANVAC) untuk direnstruksi. Di Jawa
Tengah BPM tidak berhasil kembali kelapangan Kawenangan dan kilang minyak
Cepu karena lapangan dan kilang telah dikuasai oleh koperasi buruh minyak yang
kemudian menjadi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERMIGAN).
Setelah selesainya fisik PTMNRI di tahun 1950, namun belum nampak
usaha-usaha pembangunannya, maka pada bulan April 1954 PTMNRI diubah
menjadi Tambang Minyak Sumatera Utara (TMSU). Tindakan ini ternyata juga
tidak ada manfaatnya, sehingga pada tanggal 10 Desember 1957 diubah manjadi
Perusahaan Minyak Nasional (PT PERMINA). Setelah kira-kira setengah tahun,
maka pada tanggal 1 juli 1961 statusnya diubah menjadi Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak Nasional (PN PERTAMINA).
Dengan penyerahan kedaulatan Pemerintah Kolonial Belanda pada Republik
Indonesia, maka status NV NIAM pada tanggal 1 Januari 1959 diubah menjadi
PT Pertambangan Minyak Indonesia (PT PERMINDO). Karena jangka waktu
berdirinya NV NIAM hanya sampai 31 Desember 1960, akhirnya pada bulan
Februari 1961 didirikan Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia
(PN PERTAMIN) dan untuk melancarkan usaha tersebut

PN PERTAMIN

ditunjuk sebagai satu-satunya distributor minyak dalam negeri dan bertanggung
jawab atas pengadaan minyak bagi ABRI. Akhirnya untuk mempertegas struktur
Jevi Septiawan
Page 6

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
kerja dan prosedur kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak
dan gas bumi pada tanggal 20 Agustus 1968 PN PERMINA dan PT PERTAMIN
dilebur pemerintah menjadi Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi Nasional (PN PERTAMINA) atau dikenal dengan PERTAMINA
( Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) yang dipimpin oleh
seorang Direktur Utama yang diangkat oleh Presiden Republik Indonesia.
Lahirnya PT. PERTAMINA berdasarkan pada pasal 33 UUD 1945 ayat 2
“cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara”, dan ayat 3 “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat”, maka penguasaan dan pengolahan minyak bumi berada
ditangan negara. Pelaksanaan UUD ini diatur dengan menggunakan :
1. UU no 44/Prp.tahun 1960 tentang Pertambangan Migas dan Panas Bumi.
2. UU no 8 tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi Negara (PERTAMINA)
Berdasarkan undang-undang tersebut, pengolahan Migas hanya dilakukan
oleh Pertamina dengan dua tugas utama, yaitu:
1. Melaksanakan pengusahaan minyak dalam arti seluas-luasnya guna
memperoleh hasil sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan negara.
2. Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan-bahan minyak dan gas bumi
dalam negeri yang pelaksanaannya diatur dengan aturan pemerintah.
Dalam Keppres No. 11 tahun 1990, tugas pokok Pertamina adalah
menyediakan BBM serta gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
meliputi kebutuhan energi dan bahan bakan industri. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Pertamina mencakup:
a. Explorasi dan Produksi
Mencakup upaya menemukan lokasi yang berpotensi bagi penambangan
minyak dan gas bumi serta penambangan dan produksi minyak menjadi bahan
baku untuk proses pengolahan.
Jevi Septiawan
Page 7

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

b. Pengolahan
Terdiri dari kegiatan-kegiatan untuk memurnikan,menyuling dan mengolah
gas dan minyak mentah menjadi bahan bakar atau produk petrokimia.
c. Pembekalan dan Transportasi
Terdiri dari kegiatan penampungan, penyimpanan dan pendistribusian serta
pengapalan bahan baku ataupun produk akhir yang siap dikirim.
d. Penunjang
Mencakup dari kegiatan yang menunjang terselenggaranya bagian-bagian
diatas.

2.2 Sejarah PT. Pertamina EP Unit Bisnis (UBEP) Jambi
PT. Pertamina EP Unit Bisnis EP Jambi (Pertamina EP UBEP Jambi) adalah
perusahaan yang bergerak dibidang Eksplorasi dan Produksi Minyak Bumi dan Gas
yang berada di Propinsi Jambi, yang mana lapangan operasinya mencakup pada 3
(tiga) Kabupaten, yaitu Kota Jambi dengan lapangan operasinya Kenali Asam,
Kabupaten Muaro Jambi lapangan operasinya Tempino, Ketaling, Sungai Gelam,
Setiti dan yang terakhir Kabupaten Batanghari lapangan Bajubang, Bungin Batu.
Lapangan produksi PT. Pertamina EP UBEP Jambi pertama kali diketemukan
oleh NIAM pada tahun 1922, dengan diketemukannya gas pada sumur BJG-01 di
lapangan Bajubang yang kemudian disusul dengan penemuan minyak di lapangan
Betung pada tahun 1922, Kenali Asam tahun 1929, Tempino tahun 1930, Setiti tahun
1936, Meruo Senami tahun 1938 dan lapangan-lapangan lainnya. Dimana sejarah
pengelolaannya mengalami beberapa kali perubahan ataupun pergantian perusahaan
sebagai berikut :
 NIAM (1929 – 1945)
 Permiri (1945 – 1948)
Jevi Septiawan
Page 8

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
 NIAM (1948 – 1959)
 PN. Pertamin (1959 – 1968)
 PN Pertamina (1968 – 1971)
 Pertamina (1971 – 1992)
 JOB Pertamina-Asemera Jambi (EOR) LTD, (1992 – 30 Juli 1997)
 JOB Pertamina-Gulf Resources

Jambi (EOR) LTD, (31 Juli 1997 – 17

Oktober 2002)
 JOB Pertamina-Pearl Oil jambi LTD, (17 Oktober 2002 – 26 Januari 2005)
 PT. Pertamina (Persero) UBEP Jambi (26 Januari 2005 – 2010)
 PT. Pertamina EP Unit Bisnis EP Jambi (2010 – Sekarang)

Gambar 1 : Profil PT. Pertamina EP UBEB Jambi

Jevi Septiawan
Page 9

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 2 : Peta Wilayah Kerja Pertambangan minyak
PT. Pertamina EP UBEB Jambi

Jevi Septiawan
Page 10

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

2.3 Logo Perusahaan

Gambar 3. Logo PT. Pertamina EP

Logo pertamina terdiri dari anak panah “symbol arrow” dan wordmark
PERTAMINA EP. Wordmark PERTAMINA EP menunjukkan Perusahaan Pertamina
yang bergerak di bidang Eksplorasi dan Produksi. Simbol panah mengekpresikan
perusahaan yang bergerak maju dan progresif.
Warna logo mencerminkan :
Merah : Keuletan, ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai kesulitan
Biru

: Handal dapat dipercaya dan bertanggung jawab

Hijau : Sumber daya energi berwawasan lingkungan

2.4 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi

Jevi Septiawan
Page 11

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )


Visi Repetita I (2006-2008): "Respectable Cost Effective and Efficient
Oil & Gas Producer".



isi Repetita II (2009-2011): "No.1 Oil & Gas Producer in Indonesia".



Visi Repetita III (2012-2014): "PEP World Class".

2. Misi
“Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan
berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta
keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder”.
2.5 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani
operasional dan masalah yang berkaitan dengan kegiatan sektor hulu minyak dan gas
yang bertujuan agar masing-masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta
tanggung jawab pada bidangnya masing-masing.
PT. Pertamina EP Unit

Bisnis EP Jambi di pimpin oleh seorang Field

Manager (FM) yang dibantu oleh beberapa orang Asisten Manager dan Kepala
Bagian sebagai berikut :


Asisten manager Perencanaan Produksi



Asisten manager Produksi Jambi Selatan



Asisten manager Work Over & Well Service (WOWS)



Asisten manager Teknik Produksi & Fasility (TPF)



Asisten manager Health, Safety, and Environment (HSE)



Asisten manager Logistic

Jevi Septiawan
Page 12

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 4 : Struktur Organisasi
Adapun departement – departement yang ada di PT. Pertamina EP Unit Bisnis
EP Jambi adalah sebagai berikut.
1. Fungsi Teknik P & F
Fungsi Teknik P & F membawahi antara lain :
1.

Utilities terdiri dari listrik, Instrument, Water treatment Plant.

2.

Rencana kerja proyek, estimasi biaya pekerjaan, pembuatan
kontrak, engenering desain.

3.

Teknik sipil yang melakukan pengawasan dan pengerjaan
bangunan dan jalan, penyiapan bangunan, penyiapan pipa, tangki, dll.

4.

Mekanik menangani permasalahan dan perawatan mesin.

5.

Power Plant merupakan pembangkit listrik di lingkungan PT.
Pertamina EP UBEP Jambi. Listrik yang dihasilkan menggunakan bahan
bakar gas yang didapat dari sumur – sumur produksi. Listrik ini digunakan
untuk keperluan lapangan, perkantoran dan perumahan karyawan.

2. Health, safety & environment (HSE)
HSE adalah sebuah sub bagian dari perusahaan yang berarti Health Safety
Environment bekerja untuk menjamin seluruh peralatan dan orang-orang yang berada
dalam lingkungan PT. Pertamina EP UBEP Jambi berada dalam keadaan baik dan
memenuhi standar keselamatan yang diterapkan HSE.
Sistem Managemen Health, Safety & Environment ( SMHSE )
merupakan suatu sistem pengolahan HSE yang terintegrasi dengan kegiatan operasi
agar berjalan aman, handal , efisien dan berwawasan lingkungan dengan menerapkan
system “Zero Accident”. Kebijakan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan
Linkungan ( K3LL/HSE ) adalah pernyataan tertulis pimpinan tertinggi yang
Jevi Septiawan
Page 13

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
merupakan komitmen pemimpin dan membuat prinsip – prinsip pengolahan HSE
secara keseluruhan yang memberikan kerangka untuk tindakan dan penentuan tujuan
serta sasaran perusahaan.
PT. Pertamina EP UBEP Jambi dalam melaksanaan kegiatan eksplorasi dan
produksi serta transmisi sumber daya migas di sadari mempunyai potensi
menimbulkan dampak negatif terhadap aspek keselamatan, kesehatan kerja dan
lindungan lingkungan ( K3LL/HSE ). Kesalahan dalam pengendalian operasi dapat
menimbulkan insiden, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan , dan gangguan
kelangsungan operasi perusahaan, sehingga dapat menurunkan daya saing dan citra
perusahaan. PT. Pertamina EP UBEP Jambi memprioritaskan aspek HSE dalam
kegiatan operasi sebagaimana tertera jelas kebijakan HSE.
Alat-alat pelindung diri yang wajib digunakan seluruh orang-orang dalam
lingkungan PT. Pertamina EP UBEP Jambi adalah sebagai berikut:
a. Coverall (baju kerja)
b. Safety Shoes (sepatu pengaman)
c. Safety Helmet (helm pengaman)
Adapun alat-alat pelindung diri pendukung yang harus digunakan dalam
lingkungan PT. Pertamina EP UBEP Jambi adalah sebagai berikut:
a. Safety Glasses (kacamata kerja)
b. Safety Hand Glove (sarung tangan)
Safety Hand Glove terbagi dari 3 macam bahan, yaitu:
1. Kain, digunakan untuk pekerjaan ringan.
2. Karet, digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan.
3. Kulit, digunakan untuk pekerjaan berat, seperti di SPU atau RIG.
c. Ear Plug (penutup lubang telinga berbentuk bola keci)
d. Ear Muf (penutup seluruh bagian telinga)
e. Safety Hardness (alat untuk memanjat dari tali berbentuk baju).

HSE golden Roll (Acuan HSE) dalam sistem peraturan perundangan
keselamatan kerja adalah
 Patuh
Jevi Septiawan
Page 14

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
 Intervensi ( Unsafe Action dan Unsafe Condition )
 Peduli
Jika HSE mendapati orang-orang bekerja atau berada dalam lingkungan
PT. Pertamina EP UBEP Jambi yang tidak menggunakan alat pelindung diri yang
dianjurkan HSE, maka HSE berhak memberhentikan sementara pekerjaan pekerja
tersebut hingga pekerja tersebut memenuhi peraturan untuk melengkapi seluruh alat
pelindung yang dianjurkan HSE.
HSE mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Fungsi Lingkungan,
yaitu mengurusi masalah lingkungan tentang AMDAL, UPL, UKL, seperti
adanya tumpahan minyak dari korosi maupun ulah manusia seperti pencurian yang
berakibat terjadinya pencemaran lingkungan, Fungsi Lingkungan HSE juga mengatur
kebisingan dari emisi udara serta ikut serta dalam gerakan penghijauan.
2. Fungsi Keselamatan Kerja,
yaitu memastikan seluruh orang bekerja sesuai prosedur dan meminimalkan
kecelakaan serta memastikan APD (Alat Pelidung Diri) digunakan secara benar demi
tercapainya K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja).
3. Fungsi Inspeksi,
Yaitu hal yang berhubungan dengan QC baik dalam peralatan lama maupun
baru. Contohnya adalah tangki yang diperiksa 1(satu) tahun sekali, yang diperiksa
adalah ketebalan dan kekerasan tangki tersebut kira-kira dapat menahan beban dan
tekanan berapa? Kemudian dilakukan kalkulasi dengan standart ASME.
Atau jika kita akan membuat tangki maka kita harus mendesign bentuk dan
ukurannya terlebih dahulu, misalnya kita tangki ini difungsikan untuk menampung
minyak 5000 barrel, maka kita harus memperhitungkan tebal pelat, jenis pengelasan
yang digunakan. Salah satu jenis pelat yang digunakan dalam pembuatan tangki
oleh PT. Pertamina EP UBEP Jambi adalah pelat HSTM 253 grade C atau HSTM
A36 yang minimum digunakan untuk menampung crude oil (minyak mentah).
3. Produksi

Jevi Septiawan
Page 15

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Fungsi Produksi pada PT.PERTAMINA EP UBEP JAMBI mempunyai
peranan merencanakan, mengawasi dan memantau proses produksi dilapangan
serta menghitung jumlah produksi harian diseluruh wilayah produksi
PT. Pertamina EP UBEP JAMBI.
4. Departement Pump Shop
Departemen Pump Shop mempunyai peranan dalam perawatan dan
pemeliharaan pompa dalam sumur produksi, perbaikan pompa apabila terjadi
pompa yang stug atau rusak, pengesetan pompa baru bagi sumur yang
membutuhkan pennggantian pompa baru , serta dalam menginstalasi PCP pump
bagi seluruh sumur PT. Pertamina EP UBEP Jambi yang sumurnya
menggunakan metode Artificial Lift PCP Pump.
Departemen Pump Shop juga berperan memantau kondisi dalam sumur
produksi dalam arti untuk mengetahui kondisi volume fluida, mengetahui
pressure dalam sumur, mengetahui bibir permukaan fluida, serta mengetahui
kandungan apa saja yang ada pada fluida dalam sumur produksi.
5.

WO/WS ( Work Over/ Well Service )
Fungsi WO/WS pada PT. Pertamina EP UBEP Jambi mempunyai
peranan dalam melakukan pekerjaan lanjutan ( work over ), dan perawatan
sumur ( well service ) yang sudah ada, pengerjaan ulang sumur – sumur, seperti
ketika terjadi penurunan produksi sumur akibat kebocoran tubing atau terjadi
kerusakan pada sumur, maka pekerjaan ini dilakukan oleh WO/WS. Pekerjaan
ini dilakukan oleh Pertamina sendiri dan beberapa kontraktor.

6. Logistik
Logistik berfungsi untuk menjembatani vendor dan user dalam pengadaan
barang. Apapun barang yang dibutuhkan UBEP Jambi untuk memenuhi kebutuhan
guna kelancaran proses pekerjaan, maka seluruh barang tersebut harus dipesan dan
Jevi Septiawan
Page 16

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
diambil melalui logistik. Logistik juga berhubungan terhadap penyediaan jasa.
Contohnya menyediakan mobil dengan cara merental guna memenuhi kebutuhan
perusahaan.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Defenisi Pompa
Jevi Septiawan
Page 17

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Pompa adalah suatu peralatan mekanis yang digunakan untuk memindahkan
fluida dari suatu tempat ke tempat lain melalui media perpipaan (saluran),
pemindahan tersebut dilakukan dengan cara memberikan dan menambahkan energi
pada cairan agar dapat mengalir dalam pipa dan bertekanan. Energi yang diberikan
pada cairan dapat berupa energi potensial (static head) atau energi kecepatan
(dynamic/kinetic head). Dengan kata lain pompa berfungsi mengubah energi mekanis
dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi energi cairan, dimana energi ini
berguna mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran dan perbedaan level.
Energi mekanik pada poros biasanya berasal dari motor listrik, bisa juga dari steam
turbin, motor bakar dan lain-lain. Mengingat jenis dan sifat fluida yang perlu di
pompa maupun kondisi instalasinya yang sangat beragam, maka untuk memenuhi
tuntutan tersebut telah dibuat berbagai jenis dan ukuran pompa.

3.2 Klasifikasi Pompa
1. Pompa pemindah positif (positive displacement pump)
Pompa dengan ruangan kerja secara periodik berubah dan
energi yang diberikan pada cairan berupa energi potensial.
1.1 Pompa Reciprocating : Pompa torak, Pompa plunyer
dan Pompa diaphragma.
1.2 Pompa Rotary : Pompa roda gigi, Pompa lobe, Pompa vane
dan Pompa ulir.
2. Pompa pemindah non positif (non positive displacement pump)
Pompa dengan ruangan kerja tidak berubah dan energi yang
diberikan pada cairan berupa energi kecepatan.
2.1 Pompa Centrifugal : Radial flow, Mixed flow dan Axial flow
2.2 Pompa Jet

: Turbin - Impeler

Secara garis besar pompa sering digunakan di industri Migas
dan Petrokimia sebagai : Pompa Proses, Pompa Distribusi Produk,

Jevi Septiawan
Page 18

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Pompa Booster, Pompa Hidrolik, Pompa Pelumas, Pompa Lumpur,
Pompa Pendingin dan Pompa Pemadam Kebakaran.
Pemilihan Pompa Berdasarkan parameter operasi :
Kapasitas, Tekanan, Temperatur, Tinggi angkat statis dan Jenis
cairan yang di pompa.
Mengingat tujuan utama dari materi ini adalah sebatas pengenalan pompa,
maka yang akan dibahas selanjutnya hanyalah jenis pompa yang sesuai dengan judul
materi ini karena banyak ditemukan pada instalasi eksplorasi minyak bumi yaitu
pompa angguk ( Pump Jack ).

3.3 Pompa Angguk ( Pump Jack )
Pump Jack

merupakan salah satu metoda pengangkatan buatan

( Artificial Lift ) dengan memanfaatkan sumber tenaga yang berupa listrik atau gas
dari prime mover untuk menggerakkan pompa sehingga fluida pada formasi dapat
naik ke permukaan.

Gambar 5 : Pompa Angguk ( Pump Jack )

3.3.1 Komponen Utama Pompa Angguk ( Pump Jack )

Jevi Septiawan
Page 19

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Berdasarkan letaknya, peralatan pompa pump jack dikelompokkan menjadi
dua kelompok besar, yaitu peralatan di atas permukaan dan peralatan di bawah
permukaan.

Gambar 6 : Komponen Utama Pump Jack ( Pompa Angguk )

1. Peralatan di Atas Permukaan ( Surface Equipment )
Jevi Septiawan
Page 20

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Fungsi dari surface equipment adalah memindahkan sumber energi dari
prime mover ke unit peralatan pompa di dalam sumur sehingga gerak putar
prime mover diubah menjadi gerak naik turun sucker rod dan diperoleh
kecepatan pompa yang diinginkan. Adapun bagian-bagian dari surface
equipment :
a. Prime Mover
Prime mover atau motor merupakan sumber penggerak dari pump jack.
Prime mover berfungsi sebagai penggerak utama, dimana prime mover akan
memberikan gerakan putar yang diubah menjadi gerak naik turun pada polish
rod dan sucker rod untuk diteruskan ke peralatan bawah permukaan sehingga
fluida dapat naik ke permukaan. Jenis prime mover ada dua macam, yaitu
elektrik dan engine. Pemilihan jenis prime mover yang akan digunakan
disesuaikan dengan keberadanaan listrik dan ketersediaannya sumber tenaga
tersebut. Jadi pemilihan motor diusahakan mempunyai daya yang cukup
untuk mengangkat fluida dan rangkaian rod dengan kecepatan yang
diinginkan.
b. Gear reducer
Gear reducer merupakan rangkaian roda gigi yang berfungsi mengubah
kecepatan putar dari prime mover menjadi langkah pemompaan yang sesuai.
Gear reducer juga merupakan transmisi yang berfungsi untuk mengubah
kecepatan putar dari prime mover, gerak putaran prime mover diteruskan ke
gear reducer dengan menggunakan belt. Dimana belt ini dipasang engine pada
prime mover dan unit sheave pada gear reducer.. Hal ini penting karena
kecepatan putar motor pada prime mover akan mempengaruhi kecepatan
pompa.
c. V-Belt

Jevi Septiawan
Page 21

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
V-Belt merupakan sabuk untuk memindahkan gerak dari prime mover ke
gear reducer.
d. Crank Shaft
Merupakan poros crank yang berfungsi untuk mengikat crank pada gear
reducer dan meneruskan gerak.
e. Crank
Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear
reducer dengan counterbalance. Pada crank ini terdapat lubang-lubang tempat
pitman bearing. Besar kecilnya langkah atau stroke pemompaan yang
diinginkan dapat diatur disini, dengan cara mengubah-ubah pitman bearing.
Apabila kedudukan pitman bearing ke posisi lubang mendekati
counterbalance, maka langkah pemompaan menjadi bertambah besar atau
sebaliknya, apabila menjauhi jarak antara crank shaft sampai dengan pitman
bearing sebagai polish stroke length, yang fungsinya meneruskan gerak
berputar dari crank shaft pada gear reducer ke walking beam pitman.
f. Counter weight
Counter weight adalah sepasang pemberat ( penyeimbang ) yang
berfungsi untuk mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak
naik turun.
Menyimpan tenaga prime mover pada saat down-stroke atau pada saat
counterbalance menuju ke atas, yaitu pada saat kebutuhan tenaga kecil atau
minimum. Membantu tenaga prime mover pada saat up-stroke (saat
counterbalance bergerak ke bawah) sebesar tenaga potensialnya, karena kerja
prime mover yang terbesar adalah pada saat up-stroke (pompa bergerak ke
atas) dimana sejumlah minyak ikut terangkat ke atas permukaan.
g. Pitman
Jevi Septiawan
Page 22

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Adalah penghubung antara walking beam pada equalizer hearing dengan
crank pada pitman bearing. Lengan pitman merubah gerakan berputar
menjadi gerakan naik turun.
h. Equalizer
Adalah bagian atau dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa
menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak berlangsung.
i. Brake
Brake di sini berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan,
misalnya pada saat akan dilakukan reparasi sumur atau unit pompanya
sendiri.
j. Walking beam
Walking beam merupakan tangkai horizontal di bawah horse head yang
fungsinya untuk meneruskan gerak naik turun yang dihasilkan oleh rangkaian
pitman-counter weight-crank ke rangkaian yang ada di dalam sumur melalui
polished rod.
k. Sampson Post
Sampson Post berfungsi sebagai penyangga walking beam.
l. Saddle Bearing
Adalah tempat kedudukan dari walking beam pada bagian atas dari
sampson post.
m. Horse Head
Merupakan kepala dari walking beam yang menyerupai kepala kuda.
Berfungsi menurunkan gerak dari walking beam ke unit pompa di dalam
sumur melalui bridle, polish rod dan sucker string.
n. Briddle
Jevi Septiawan
Page 23

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang
kabel baja yang disatukan pada carrier bar. Berfungsi sebagai tempat
menggantungkan carrier bar.
o. Carrier bar
Carrier bar berfungsi sebagai tempat bergantungnya polished rod dan
rangkaian sucker rod yang ada di dalam sumur, atau sebagai tempat
penyangga dari polished rod clamp.
p. Polish Rod
merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul di permukaan.
Berfungsi untuk menghubungkan antara rangkaian rod di dalam sumur
dengan peralatan di permukaan.
q. Stuffing box
Stuffing box merupakan tempat kedudukan polished rod sehingga
polished rod dapat naik turun dengan bebas. Dipasang di atas kepala sumur
(casing atau tubing head) untuk mencegah/menahan minyak agar supaya tidak
keluar bersama naik turunnya polish rod. Dengan demikian seluruh aliran
minyak hasil pemompaan akan mengalir ke flowline lewat crosstee.
r. Flow Tee
Flow Tee berfungsi untuk mengalirkan fluida ke flowline.
s. Flow line
Flow line berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluida hasil pemompaan.

Jevi Septiawan
Page 24

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
2. Peralatan di Bawah Permukaan (Subsurface Pump Equipment)
Peralatan bawah permukaan berfungsi sebagai pompa untuk mengangkat
fluida pada formasi ke permukaan. Secara umum peralatan pompa di bawah
permukaan terdiri dari 4 komponen utama yaitu : Working Barrel, Plunger,
Traveling Valve, dan Standing Valve.
a. Working Barrel
Working Barrel merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik
turun dan berfungsi sebagai tempat menampung fluida sebelum fluida
diangkat plunger pada saat upstroke. Pompa di bawah permukaan
berdasarkan working barrel ada dua macam, yaitu tubing pump dan rod pump
(insert pump). Dikatakan tubing pump karena posisi barrel dari pompa
menyatu dengan tubing sehingga waktu sucker rod dicabut pada saat servis
maka barrel tetap berada di bawah tidak ikut tercabut. Sedangkan rod pump,
posisi dari barrel menyatu dengan sucker rod sehingga bila sucker rod dicabut
saat servis maka barrel akan ikut tercabut (Gambar 3).
b. Plunger
Plunger merupakan bagian dari pompa yang terdapat di dalam working
barrel yang berfungsi untuk mengangkat fluida dari reservoir ke permukaan .
plunger bergerak naik turun dan menghisap minyak dari formasi masuk ke
barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing.
c. Travelling Valve
Travelling Valve merupakan katup yang berada di bawah plunger yang
bergerak sesuai dengan pergerakan plunger, dimana posisinya akan terbuka
pada saat downstroke sehingga fluida dapat masuk ke dalam plunger.
Posisinya akan tertutup pada saat upstroke sehingga dapat menahan fluida
yang sudah masuk ke dalam plunger agar tidak keluar.

Jevi Septiawan
Page 25

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
d. Standing Valve
Standing Valve merupakan katup yang berada pada bagian bawah
working barrel dimana posisinya akan terbuka pada saat upstroke sehingga
fluida dari dalam sumur dapat masuk ke dalam working barrel. Posisinya
akan tertutup pada saat downstroke sehingga menahan fluida yang sudah
masuk

ke

dalam

working

barrel

agar

tidak

keluar.

e. Seating Nipple
Seating nipple merupakan tempat dudukan dari standing valve sehingga
standing valve tidak terlepas pada saat upstroke atau downstroke.
f. Tubing
Tubing berfungsi mengalirkan fluida dari dasar sumur ke permukaan
dimana fluida mengalir melalui ruang antar sucker rod setelah diangkat oleh
plunger pada saat up stroke.
g. Sucker rod
Sucker rod merupakan batang besi yang menjadi tempat bergantungnya
plunger dan berfungsi meneruskan gerak naik turun dari surface equipment ke
unit pompa di bawah permukaan.
Berdasarkan konstruksinya maka Sucker rod dibedakan menjadi dua, yaitu :
Berujung box pin
Berujung pin-pin
Untuk menghubungkan antara dua sucker rod digunakan sucker rod
coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering
digunakan berkisar antara 20 – 30 ft.
Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan dipilih yang ringan, artinya
memenuhi kriteria ekonomis, tapi dengan syarat tanpa mengabaikan
persyaratan stress yang diijinkan (allowable stress) pada sucker rod tersebut.
Sucker rod yang dipilih dari permukaan sampai unit pompa di dasar sumur
Jevi Septiawan
Page 26

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
tidak perlu sama diameternya tetapi dapat dilakukan / dibuat kombinasi dari
beberapa tipe dan ukuran rod. Sucker rod string yang merupakan kombinasi
dari beberapa tipe dan ukuran tersebut, disebut tappered rod string.
t. Pony Rod
Pony rod merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek
dari panjang rod umumnya (+ 25 ft). fungsinya adalah untuk melengkapi
panjang dari sucker rod apabila tidak mencapai kepanjangan yang
dibutuhkan, ukurannya adalah 2,4,6,8,10,12 ft.
u. Polished Rod
Polished Rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang
muncul di permukaan dan berfungsi menghubungkan sucker rod string

dengan carrier bar dan dapat naik turun dalam stuffing box.
Diameter stuffing box lebih besar dari diameter sucker rod, yaitu 1
1/8, 1 ¼, 1.5, 1 ¾. Panjang polished rod standar adalah 22 ft.

3.3.2 Prinsip Kerja Pompa Angguk ( Pump Jack )
Prinsip kerja dari pump jack (Gambar 7) adalah sebagai berikut :
1. Gerak rotasi dari prime mover diubah menjadi gerak naik turun oleh sistem
pitman-crank assembly, kemudian gerak naik turun ini oleh horse head,
dijadikan gerak lurus naik turun (angguk) untuk menggerakan plunger
melalui rangkaian rod.
2. Pada saat downstroke dimana plunger bergerak turun ke bawah sehingga
posisi traveling valve semakin mendekati standing valve. Hal ini
mengakibatkan tekanan pada ruang antara traveling valve dan standing
valve lebih besar dibandingkan tekanan di atas traveling valve dan di bawah
standing valve sehingga ball pada traveling valve akan terdorong ke atas
(traveling valve terbuka) sedangkan ball pada standing valve akan turun ke
bawah (standing valve tertutup). Dengan demikian fluida yang ada pada
Jevi Septiawan
Page 27

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
ruang antara traveling valve dan standing valve akan masuk ke dalam
plunger.
2. Pada saat upstroke dimana plunger bergerak naik ke atas sehingga posisi
traveling valve semakin menjauh dari standing valve. Hal ini mengakibatkan
tekanan di atas traveling valve semakin besar dan ball pada traveling valve
akan terdorong ke bawah (traveling valve tertutup). Dengan demikian fluida
tidak bisa keluar dari plunger dan ikut terangkat ke atas menuju tubing.
Dikarenakan tekanan pada ruang antara traveling valve dan standing valve
lebih kecil dibandingkan tekanan di bawah standing valve maka ball pada
standing valve akan naik ke atas (standing valve terbuka) didorong oleh fluida
yang ada di dalam sumur sehingga fluida tersebut mengisi ruang antara
traveling valve dan standing valve.
Walking beam ditopang oleh samson Post di dekat titik
beratnya.

Gerakan

mesin

yang

diberikan

oleh

crank

diteruskan ke walking beam melalui Pitman.
Panjang langkah polished rod (PRSL = Polished Rod Stroke
Lenght) di tentukan oleh jarak dari pitman bearing ke crank
shaff .
Umumnya ada 3 (tiga) posisi atau lebih untuk mengatur PRSL
tsb.
Counter balance (counter weight)

sebagai penyeimbang

beban saat naik dan saat turun. Pada saat ke bawah tidak ada
beban cairan, pumping unit dibebani oleh counter balance.
Sehingga pada waktu upstroke maupun down stroke beban
pada pumping unit harus tetap (balance). Bila beban ke atas
dan ke bawah ini tidak balance, maka pumping unit
mesin penggerak akan cepat rusak

Jevi Septiawan
Page 28

Politeknik Negeri Padang

dan

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 7 : Prinsip Kerja Pompa Angguk ( Pump Jack )

3.3.3 Klasifikasi Pompa Angguk ( Pump Jack )
Secara umum pompa angguk ( pump jack ) terdiri dari 2 bagian yaitu
peralatan di atas permukaaan ( Suface Equipment ) dan peralatan di bawah
permukaan ( subsurface equipment ). Berdasarkan peralatan di atas permukaan,
menurut standar American Petroleum Institue (API) pompa angguk di bagi
menjadi 3 jenis yaitu :
1. Convetional unit pump jack

Jevi Septiawan
Page 29

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Pada tipe ini samson post menopang walking beam pada bahagian tengah.
Pump Jack tipe ini paling banyak dipakai pada industri perminyakan dan tersedia
dalam bermacam-macam ukuran (ada yang mencapai 100 Horse Power).

Gambar 8 : convetional unit pump jack
Conventional type ini ada 2 (dua) bagian:
a. Crank Counter Balance System; dimana counter weight dipasang pada crank.
b.

Beam Counter Balance System; dimana balancing load ( counter weight )
dipasang pada walking beam. Type ini biasanya dipakai untuk sumur dangkal.

2. Mark II pump jack ( Low Torque Unit )
Jevi Septiawan
Page 30

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Pada tipe ini, samson post menopang walking beam pada
bahagian ujung belakang. Pada ukuran kerangka yang sama,
biasanya unit ini membutuhkan Horse Power yang lebih
sedikit jika dibandingkan dengan conventional type. Ia
banyak dipakai untuk sumur-sumur minyak yang dalam dan
produksi besar. Ukuran yang tersedia tidak bervariasi banyak
dengan terbesar sampai mencapai 125 Horse Power.

Gambar 9 : Mark II pump jack

3. Air balance pump jack
Pada tipe ini tabung udara yang bertekanan digunakan
sebagai pengganti counter weight. Pumping Unit ini lebih
Jevi Septiawan
Page 31

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
kecil dan ringan dari tipe unit yang lain dan diperlengkapi
dengan air compressor. Ukuran yang dibuat terbatas, tetapi
ada yang mencapai 150 Horse Power.

Gambar 10 : Air Balance pump jack
Selanjutnya apabila dilihat dari Berdasarkan cara pemasangan pompa dibawah
permukaan ( subsurface equipment ), pump jack diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
type yaitu:
1. Tubing Pump
Jevi Septiawan
Page 32

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Pada tipe ini working barrel dipasang langsung di ujung bawah tubing dan
diturunkan bersama tubing, bila terjadi kerusakan pada working barrel atau
standing valve maka untuk memperbaikinya keseluruhan dari tubing harus
dicabut. Tipe pompa ini sering digunakan pada sumur-sumur dangkal dan
produktifitas kecil.

2. Rod/Insert Pump
Pada tipe ini working barrel, plinger, travelling valve, dan standing valve
merupakan satu unit kesatuan yang dipasang langsung pada rod string dan di
jangkarkan di dalam tubing. Kapasitas pompa yang diperoleh lebih kecil
karena ukuran plunger lebih kecil. Apabila terjadi kerusakan pada standing
valve atau barrel, maka untuk memperbaikinya cukup cabut rod string, tidak
perlu mencabut seluruh tubing.

Jevi Septiawan
Page 33

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

RWBC
Barr
el
2"
2½"
Gambar
dan Rod

THBC

Plunge
r
1½"
2"

Barr
el
2"
2½"
3"
3½"
4"

Plunge
r
1¾"
2¼"
2¾"
3¼"
3¾"

11 : Tubing Pump
Pump

Tabel 1. Klasifikasi Barrel dan Plunger pada pompa THBC dan RWBC

3.3.4 Keuntungan dan Kerugian Pump Jack
Keuntungan :
1. Efisien dan mudah dalam pengoperasian di lapangan.
2. Masih bisa digunakan untuk mengangkat fluida pada sumur yang
mengandung pasir.
3. Dapat digunakan untuk sumur yang memiliki tekanan rendah.
4. Fleksibel karena kecepatan pompa dan stroke length dapat disesuaikan.
5. Dapat digunakan pada berbagai ukuran tubing.
6. Dapat menggunakan gas atau listrik sebagai sumber tenaga penggerak
7. Tidak mudah rusak dan mudah diperbaiki di lapangan
Jevi Septiawan
Page 34

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
8. Mudah dioperasikan dan lebih ekonomis untuk penggunaan jangka panjang
9. Fleksibel terhadap laju produksi, jenis fluida dan kecepatan bisa diganti
10. Monitoring dari jauh dapat dilakukan bila pompa mati
11. Harga relative murah (+/- $ 40.000 untuk 3000 ft)
Kerugian :
1. Berat dan butuh tempat luas, transportasi sulit.
2. Tidak baik untuk sumur miring/Offshore
3. Untuk sumur dalam butuh unit besar karena laju produksi besar.
3.3.5 Perhitungan Capasitas, Efesiensi dan Water Cut Pompa Angguk
Kapasitas pompa angguk ( pump jack ) dapat di hitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
SL x SPM x PLG² x 0,1168
Keterangan :
SL = Stroke length (Panjang Langkah Pompa) Inches
SPM = Stroke Per menit (Jumah Langkah Per menit)
PLG = OD Plunger
0,1166 = Constanta
Contoh soal.
Diketahui Sebuah pompa pump jack menggunakan Stroke Length 100¨ dan
Stroke per menit 10 kali dengan diameter Plunger 2.25¨. Hitung :
c. Capasitas pompa per hari jika pompa hanya beroperasi 90%!
d. Efesiensi pompa jika pompa hanya menghasilkan 450 bbl/d!
e. Persentase Water cut pompa jika diketahui hasil test sumur pompa
menghasilkan minyak 320 BOPD!
Penyelesaian :
Jevi Septiawan
Page 35

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

a. Kapasitas pompa per hari
SL x SPM x PLG² x 0,1168
 100” x 10 x (2.25) ² x 0.1168
 560 bbl/d
Jadi besar kapasitas pompa pump jack per harinya adalah 560 barell gross
( Fluida ).
b. Efisiensi Pompa jika diketahui pompa hanya berproduksi 450 bbl/d
Efisiensi

= 450 bbl/d x 100%
590 bbl/d
= 76,27 %

c. Persentase Water cut pompa jika berdasarkan separator test didapat 320
barell minyak didalam 450 barell cairan per hari.


450 bbl/d – 320 BOPD
450 bbl/d



29 % water

x 100%

A. Kriteria Penggunaan Sucker Rod Pump (SRP)
1. Produktivitas sumur, Q antara : 100 – 2000 BPD
2. Tekanan reservoir (Pr), dimana Pr sebanding dengan tinggi kolom cairan
dalam tubing dimana, minimal 1/3 dari kedalaman perforasi.
3. Kedalaman sumur antara : 8000 – 12000 ft.
4. Tidak dapat digunakan untuk Sumur Directional.
Jevi Septiawan
Page 36

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
5. Kemampuan SRP untuk mengatasi problem :
Pasir

: sedang

Parafin : buruk
Scale

: baik

Korosi : baik
GOR

: sedang

Emulsi : baik
6. SRP fleksibel untuk mengubah laju produksi dan mudah pengoperasiannya.

Standard API Tipe Sucker Rod Pump, C – 160 D – 173 – 64
Artinya :
C

=

Conventional Unit, M=Mark II, A=Air Balance, & B=Beam Pump

D

=

Double reduction gear reducer

160

= Peak torque rating, ribuan in-lb

173

= Poplished Rod Load rating, ratusan lb

64

=

Panjang langkah stroke maksimum, in (dalam praktek dapat dirubah ke

54” atau 48”)
D. Prosedur Pembuatan Kurva IPR Tiga Fasa Metoda Pujo Sukarno


Mempersiapkan data : Ps, Pwf, qt dan WC



Menghitung harga WC @ Pwf ≈ Ps dengan menghitung P1 dan P2, kemudian
menghitung harga WC pada harga Pwf ≈ Ps



Berdasarkan harga WC pada langkah 2, hitung konstanta A0, A1 dan A2



Berdasarkan hasil uji produksi, tentukan laju produksi total maksimum
(qt max)

Jevi Septiawan
Page 37

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )


Menentukan harga qo, qw, dan qt



Plot antara berbagai harga laju produksi minyak dari langkah 5 terhadap Pwf

E. Data yang diperlukan dalam optimasi Pompa Sucker Rod


Tipe Pumping Unit



Serfice Faktor (SF)



Crank Pitman Ratio (C/P)



Tensile Strength Minimum (T)



Diameter Rod



Diameter Plunger



Diameter Tubing



Working Fluid Level (D)



SG Fluida

F. Prosedur Perhitungan Optimasi Pompa Sucker Rod
1. Mencari besarnya harga Ap, Ar, At, K, dan M
2. Menghitung setting depth pompa yang baru
3. Menentukan beban sucker rod (Wr)
4. Menghitung beban fluida (Wf)
5. Menentukan konstanta a, b dan c untuk mencari harga Intake Pressure S dan
N:
* Persamaan Intake Pressure untuk N: Pi = a + bq 2
* Persamaan Intake Pressure untuk S: Pi = a + cq2

6. Menentukan satu harga N dan mengasumsikan beberapa harga q, untuk
memperoleh

Jevi Septiawan
Page 38

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
harga Pi, kemudian mengeplot pasangan data (q , Pi) untuk satu harga N pada
kurva IPR
sumur, begitu pula untuk harga S.
7. Memasukkan hasil perhitungan Intake Pressure untuk berbagai macam harga N
dan q,
serta S dan q ke dalam tabel.
8. Dari perpotongan kedua kurva Intake Pressure dengan kurva IPR sumur
diperoleh
pasangan data (N , q) dan (S , q) adalah hasil optimasi yang diperoleh dari
perpotongan
hasil plotting data-data (N , q) dan (S , q) pada skala yang sesuai.
9. Menentukan Peak Polished Road Load (PPRL) dan Minimum Polished Rod
Load
(MPRL)
10. Menentukan Stress maksimum (Smax) dan

Stress minimum (Smin)

11. Memeriksa apakah desain sudah cukup aman untuk menahan stress maksimum
yang
terjadi (SA ≥ Smax)
12. Menentukan Counter Balance Effect Ideal (Ci)
13. Menentukan Torsi Maksimum
14. Menentukan Efisiensi volumetris hasil optimasi
15. Menentukan Horse Power

G. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Volumeteris Pompa Sucker
Rod
1. Karakteristik Fluida :


Viskositas



Temperatur

Jevi Septiawan
Page 39

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
2. Kondisi Operasi :


Kedalaman pompa



Kecepatan pompa

3. Karakteristik Sumur:


Productivity Index (PI)



Temperatur reservoir

4. Pengaruh Gas :


Gas pound



Gas Lock

Jevi Septiawan
Page 40

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

BAB IV
PROSES PERAKITAN “DOWNHOLE PUMP”
PUMP JACK (Tubing Pump Heavy Bottom Cup)
Berikut beberapa langkah kerja dalam perakitan pompa bagian bawah
permukaan ( Down hole Pump ) Pump Jack Tubing Pump Heavy Bottom Cup.
4.1 Persiapan Peralatan


Siapkan dan posisikan ragum pompa ZV 55 Gearench serta support pompa
sesuai dengan ukuran pompa yang dirakit sebanyak 2 unit untuk pengunci
barrel dan plunger.

Jevi Septiawan
Page 41

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )
Gambar 7 : Ragum Pompa ZV 55 Gearench

Gambar 8 : Support Pompa


Siapkan Crane sebagai lifting equipment untuk mengangkat pump barrel ke
ragum pompa yang telah disediakan.

Jevi Septiawan
Page 42

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 9 : Crane



Siapkan majun bersih dan kompresor untuk proses pembersihan inside
diameter barrel.



Siapkan bak berisi solar ± 5 liter untuk membersihkan barrel.



Siapkan peralatan pengunci untuk proses perakitan pompa seperti : Kunci
Gearench Petol, kunci Ritgid dan Napple.

Gambar 10 : Kunci Gearench Petol dan Kunci Ridgit

Jevi Septiawan
Page 43

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

5.1

Prosedur Perakitan Downhole Pump Pompa Angguk ( Pump Jack ) Tubing
Pump Heavy Bottom Cup 3”
1. Barrel Assembly
a. Komponen – komponen Assembly


Coupling Tubing/Barrel



Extension Nipple Upper



Coupling Barrel



Barrel Heavy Wall



Extension Nipple Lower



Nipple Seating 2-Cup

b. Langkah Kerja


Angkat Barrel dengan menggunakan crane, kemudian posisikan di ragum
pompa dan support pompa seperti pada (gambar 11) dibawah ini.

Jevi Septiawan
Page 44

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 11 : Proses Pengangkatan Barrel ke Ragum Pompa



Bersihkan diameter dalam barrel dengan menggunakan majun yang ditiupkan
dengan kompresor seperti pada (gambar 12) berikut.

Gambar 12 : Proses Pembersihan Inside Diameter Barrel


Masukkan oli kedalam diameter barrel sambil memutar dan memiringkan
posisi barrel sehingga oli terus mengalir ke ujung barrel untuk mencegah
korosi.



Setelah bersih clamp barrel pada ragum pompa kemudian pasang coupling
barrel pada pangkal dan ujung barrel terlebih dahulu seperti pada (gambar 13)
berikut.

Jevi Septiawan
Page 45

Politeknik Negeri Padang

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 13 : Pemasangan Coupling Barrel



Setelah coupling barrel terpasang, sambungkan extension napolipe lower di
ujung barrel dan extension napolip upper di pangkal barrel, kemudian
kencangkan dengan menggunakan kunci petol dan kunci ridgit seperti pada
(gambar 14) berikut.

Coupling
Barrel

Extension Napple
Upper

Gambar 14 : Pemasangan Nipple Lower dan
Nipple Upper pada Coupling Barrel


Pasang collar napple di kedua sisi barrel seperti gambar.

Collar napple
Jevi Septiawan
Page 46

Politeknik Negeri Padang

Pomp