Pemilihan Umum Jantung Demokrasi indonesia

PEMILIHAN UMUM, JANTUNG DEMOKRASI
(MENGENAL NATIONAL ELECTION COMMISSION
REPUBLIC OF KOREA)

Imparsialitas dan Netralitas adalah nama lain National Election Commission (NEC) of
the Republic of Korea (Komisi Pemilihan Umum Republik Korea)
Lembaga Konstitusional yang Mandiri
NEC dibentuk sebagai suatu lembaga konstitusional yang mandiri sederajat dengan
Majelis Nasional (National Assembly), Pemerintah, Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi Korea dengan tujuan mengelola pemilu dan referendum nasional dengan adil
dan menangani urusan-urusan administratif berkenaan dengan partai politik dan
pendanaan politik.
Menjamin netralitas dan imparsialitas
Komisioner NEC harus menjamin bahwa selama masa jabatan dan kedudukannya sesuai
dengan hukum dan Konstitusi tetap bersikap netral dan imparsial secara politis dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Seluruh anggota dan staf NEC tidak boleh menjadi
anggota partai politik atau ikut serta dalam kegiatan politik dan harus melaksanakan
tugas-tugasnya menurut “manajemen netralitas dan imparsialitas yang ketat” berdasarkan
undang-undang dan asas-asas.
Sejarah
1963 Pembentukan National Election Commission (NEC). NEC ditetapkan sebagai suatu

lembaga konstitusional berdasarkan Perubahan Kelima Konstitusi 1962.
1994 Memberlakukan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Terpadu.
Dahulu, setiap pemilihan umum diselenggarakan sesuai dengan Undang-Undang yang
mengaturnya seperti Undang-Undang Pemilu Presiden atau Undang-Undang Pemilu
Majelis Nasional.
1996 Mendirikan Korea Civic Education Institute for Democracy (Lembaga Pendidikan
Kewarganegaraan Korea untuk Demokrasi) yang menyelenggarakan pendidikan
kewarganegaraan untuk demokrasi, dengan sasaran partai/calon atau umum.
1997 Memperoleh Kewenangan untuk Mengatur dan Melakukan Investigasi terhadap
Kegiatan-Kegiatan yang Melanggar Undang-Undang Pemilihan Umum. Hal ini
merupakan kesempatan bagi NEC untuk berubah menjadi lembaga yang bertanggung
jawab untuk menegakkan keadilan pemilu yang substantif daripada hanya sekedar
mengelola proses pemilihan umum.
2004 Membangun Internet Election News Deliberation Commission (Komisi
Pertimbangan Berita Pemilu Internet) dan National Election Broadcasting Debates
Commission (Komisi Penyiaran Debat Pemilu Nasional). Kedua komisi ini untuk
memajukan forum debat mengenai pemilihan umum dan mengawasi berita-berita
pemilihan umum yang dicakup oleh media Internet.

Struktur Organisasi

NEC memiliki struktur organisasi bertingkat empat, terdiri atas National Election
Commission, 17 Si/Do Election Commissions (tingkat Metropolitan/Provinsi), 250
Gu/Si/Gun Election Commissions (Tingkat Kabupaten/Kota) dan 3.479 Eup/Myeon/Dong
Election Commission (Tingkat Kecamatan).
Komisi Pemilihan Luar Negeri dibentuk untuk sementara waktu di kedutaan-kedutaan di
luar negeri untuk menyelenggarakan Pemilu Nasional dan Pemilu Majelis Nasional.
Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum di setiap tingkatan memiliki Sekretariat (kecuali Komisi tingkat
Eup/Myeon/Dong dan Komisi Pemilihan Umum Luar Negeri) untuk menangani
pekerjaan-pekerjaan administratif di bawah arahan ketua masing-masing dan secara
otonom bertanggung jawab kepada managemen Sumber Daya Manusia.
Komposisi
National Election Commission
Terdiri atas 9 anggota : 3 anggota diangkat oleh presiden, 3 dipilih oleh Majelis Nasional
dan 3 dicalonkan oleh Ketua Mahkamah Agung. Ketua dipilih dari antara pada
Komisioner.
Si/Do Election Commission
Setiap partai politik yang memiliki badan negosiasi (partai politik yang memenuhi syarat
dengan paling sedikit 20 kursi) di Majelis Nasional merekomendasikan satu orang
sebagai komisioner. Tiga anggota termasuk dua hakim, direkomendasikan oleh Ketua

Pengadilan Distrik setempat dan tiga anggota lainnya dinominasikan dari kelompok
akademisi dan perseorangan yang memiliki standar akademis dan etik yang tinggi.
Gu/Si/Gun Election Commission
Terdiri atas seorang anggota yang direkomendasikan oleh setiap partai politik, yang
memiliki badan negosiasi di Majelis Nasional dan enam anggota yang di antaranya terdiri
atas hakim, akademi, atau perseorangan yang dikenal memiliki standar akademis dan etik
yang tinggi.
Eup/Myeon/Dong Election Commission
Terdiri atas seorang anggota yang diajukan oleh setiap partai politik, yang memiliki
badan negosiasi di Majelis Nasional, dan empat anggota yang di antaranya terdiri atas
akademisi atau perseorangan yang dikenal memiliki standar akademis dan etik yang
tinggi.
Organisasi
Subkomisi di bawah NEC
Election Broadcasting Debates Commission (Komisi Penyiaran Debat Pemilu Nasional)
Komisi Pemilihan di setiap tingkatan (kecuali Komisi Pemilihan tingkat
Eup/Myeon/Dong) membentuk dan mengoperasikan Election Broadcasting Debates

Commission untuk secara adil menjadi tuan rumah dan moderator bagi
perbincangan/debat di antara para calon untuk pemilihan presiden dan pemilihan Anggota

Majelis Nasional. dan pemilihan umum untuk kepala daerah serta diskusi kebijakan di
antara partai politik.
Election Broadcasting Debates Commission dibentuk di National Election Commission,
17 Si/Do Election Commissions dan 250 Gu/Si/Gun Election Commissions. Election
Broadcasting Debates Commission tingkat nasional yang ada pada National Election
Commission terdiri atas 11 anggota sementara Election Broadcasting Debates
Commissions lainnya memiliki 9 anggota, termasuk mereka yang direkomendasikan dari
partai politik dan penyiaran publik serta dari akademisi dan masyarakat hukum.
Internet Election News Deliberation Commission (Komisi Pertimbangan Berita Pemilu
Internet)
NEC membentuk Internet Election News Deliberation Commission untuk menegakkan
keadilan pada berita-berita internet yang diposting pada situs web media internet.
Internet Election News Deliberation Commission terdiri atas 11 anggota atau kurang,
termasuk satu orang yang direkomendasikan oleh satu partai politik yang memiliki badan
negosiasi di Majelis Nasional dan mereka yang diajukan oleh akademisi, masyarakat
hukum dan organisasi media Internet.
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Menyelenggarakan Pemilihan Umum dan Referendum Nasional
-


-

-

Pemilihan Umum: NEC menyelenggarakan pemilihan umum Presiden,
Anggota Majelis Nasional dan pemilihan Anggota Dewan Perwakilan
Daerah, kepala pemerintahan daerah, dan pengawas pendidikan.
Mengelola pemungutan suara di luar negeri : Sistem pemungutan suara di
luar negeri dimungkinkan untuk pemilihan umum presiden dan Majelis
Nasional mengikuti berakhirnya masa jabatan para anggotanya. NEC
membentuk dan mengoperasikan secara sementara komisi pemilihan luar
negeri di kedutaan-kedutaan luar negeri untuk pemilihan umum Presiden
dan Majelis Nasional. NEC dapat menyebarkan stafnya ke kedutaan luar
negeri di mana sejumlah besar warga negara Korea berada di bawah
jurisdiksinya.
Pemungutan suara di atas kapal: Para pelaut dapat memberikan suara
melalui shield-fax di atas kapal, seperti kapal penangkap ikan di laut
dalam, untuk pemilihan umum Presiden dan Majelis Nasional mengikuti
akhir masa jabatan anggotanya.
Memberikan hak pilih kepada orang asing : Orang asing dapat

memberikan suara pada pemilu kepala pemerintahan daerah dan anggota
dewan daerah dan pemungutan suara untuk me-recall pejabat daerah, tiga
tahun setelah menetap secara permanen di Korea. Dalam hal referendum
daerah, setiap orang asing dengan yang telah menetap secara permanen di
Korea dapat memberikan suaranya. Korea adalah negara pertama di Asia
yang memberikan hak pilih kepada orang asing.

-

-

Referendum Nasional : NEC menyelenggarakan dan mengelola
referendum nasional untuk mendengar pendapat publik terhadap
kebijakan-kebijakan penting yang berkaitan dengan keamanan negara,
seperti diplomasi, pertahanan nasional, unifikasi juga perubahan
Konstitusi.
Referendum Daerah : NEC menyelenggarakan referendum daerah untuk
menentukan isu-isu penting yang berhubungan dengan kebijakankebijakan nasional yang akan membebankan atau mempengaruhi daerah.
Pemungutan suara untuk me-recall Pejabat Daerah : NEC mengelola
pemungutan suara untuk me-recall pejabat daerah yang mungkin diadakan

jika kepala pemerintahan daerah atau seorang anggota dewan perwakilan
daerah telah melakukan kegiatan melawan hukum atau tidak adil atau
melanggar tanggung jawab pekerjaannya. Penduduk setempat dapat
memberikan suara melawan kepala daerah/anggota dewan sebelum habis
masa jabatannya.

2. Menyelenggarakan pemilihan lainnya yang dipercayakan dan kompetisi
intrapartai
- Pemilihan lainnya yang dipercayakan : NEC telah menyelenggarakan
pemilihan-pemilihan Kepala Koperasi Pertanian, Perikanan, Peternakan,
dan Kehutanan sejak Juli 2005 dengan pemikiran bahwa pemilihanpemilihan yang diselenggarakan secara adil di lingkungan terdekat dapat
mengarah pada pemilihan pejabat publik yang adil pula. Akhir-akhir ini,
dengan para politisi dan organisasi publik yang sangat mengapresiasi
keprofesionalan dan imparsialitas NEC, sekarang NEC telah lebih
dipercaya untuk mengelola pemilihan-pemilihan lainnya, termasuk
pemilihan para eksekutif Komunitas Koperasi Kredit dan perwakilan
penghuni apartemen. NEC juga telah mengembangkan budaya pemilihan
dengan menyelenggarakan berbagai pemilihan di lingkungan terdekat.
- Kompetisi intrapartai : Jika sebuah partai politik mempercayakan kepada
NEC dengan kompetisi intrapartainya untuk merekomendasikan seorang

calon untuk pemilihan umum, NEC mengelola proses kontes seleksi calon.
NEC juga memfasilitasi proses pemungutan dan penghitungan suara untuk
memilih pengurus partai, termasuk pemimpin partai.
3. Mengelola urusan-urusan administratif yang berhubungan dengan partai
politik dan pendanaan
- Memfasilitasi Urusan Adminitratif Partai
NEC mengadministrasikan pendaftaran, perubahan, kinerja dan
pembubaran partai politik dan mendukung kegiatan mereka berdasarkan
konstitusi dan Undang-Undang Partai politik demi menjamin kebebasan
pembentukan partai politik dan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
politik sehingga partai dapat berkembang menjadi ‘partai yang
berorientasi kebijakan’
- Mengelola Urusan Administratif yang berkaitan dengan Pendanaan
Politik

NEC menyediakan subsidi nasional untuk partai politik, untuk mengawasi
pembentukan dan kinerja asosiasi penggalangan dana politik,
mengumpulkan dan membagikan dana politik dan memantau bagaimana
dana-dana politik dibelanjakan demi menjamin penggalangan dana yang
lancar dan transparansi sesuai dengan Undang-Undang Dana Politik.

- Sistem Subsidi Nasional
Negara menyediakan subsidi-subsidi bagi partai politik untuk melindungi
dan mendukungnya. Subsidi dikategorikan menjadi subsidi lancar (current
subsidies) bagi biaya tahunan partai dan subsidi pemilu untuk tahun di
mana pemilihan umum diselenggarakan, serta subsidi untuk
merekomendasikan calon perempuan dan/atau disabilitas untuk mengikuti
pemilihan umum. Subsidi akan dialokasikan berdasarkan apakah sebuah
partai memiliki badan negosiasi di Majelis Nasional, jumlah kursi yang
dimiliki partai di Majelis Nasional dan proporsi suara yang dimenangkan
oleh partai. Subsidi lancar dialokasikan secara sama setiap kuartal per
tahun sedangkan subsidi pemilu disediakan untuk partai politik yang
mengajukan calon.
* Subsidi lancar untuk tahun 2013 : sekitar 34 juta USD.
Subsidi untuk merekomendasikan calon perempuan atau disabilitas akan
dialokasikan dan dibayarkan sesuai dengan jumlah kursi partai di Majelis
Nasional dan rasio suara yang didapatkan oleh partai, berdasarkan jumlah
perempuan dan/atau disabilitas yang direkomendasikan oleh partai untuk
pemilu.
- Pengurangan dan Pengecualian Pajak untuk menggiatkan Budaya
Penggalangan Dana Politik

Setiap orang yang telah menyumbang atau menerima dana politik akan
dibebaskan dari pajak pendapatan dan pajak hadiah setara dengan jumlah
dana politik.
Seseorang yang telah menyumbang dana politik berhak atas pengembalian
pajak hingga 90 USD. Jumlah sumbangan yang melebihi 90 USD akan
dikurangi dari pendapatan penyumbang yang kena pajak.
4. Mengelola pembiayaan-pembiayaan pemilu
- Menetapkan batas biaya pemilu
Biaya kampanye untuk setiap pemilu ditentukan dengan kriteria (jumlah
warga negara dan Eup/Myeon/Dong, dan lain-lain) berdasarkan UndangUndang Pemilihan Umum.
- Mengganti biaya-biaya pemilu
Sistem manajemen publik pemilu yang telah diadopsi memungkinkan
biaya kampanye dipenuhi oleh Negara dan Pemerintah Daerah untuk
memberikan kesempatan yang sama kepada para calon, mengurangi biaya
pemilu, dan pada akhirnya mencapai pemilu yang adil. Dalam hal seorang
calon terpilih atau meninggal atau telah mencapai lebih dari 15/100 suara
sah, seluruh jumlah biaya kampanye dapat diganti, sedangkan mereka
yang telah meraih lebih dari 10/100 dan kurang dari 15/100 suara sah akan
diganti 50/100 dari biaya pemilu mereka.


-

Memverifikasi dan melakukan investigasi transaksi keuangan yang terkait
dana politik dan kampanye pemilu
EC memverifikasi dan melakukan investigasi terhadap informasi atas
pendapatan dan biaya-biaya dana politik dan transaksi keuangan
berkenaan dengan kampanye yang dilaporkan oleh partai politik dan
calon. Dalam hal terjadi pelanggaran, seperti memberikan informasi yang
salah, NEC akan melakukan penuntutan dan meminta dilakukan
investigasi terhadap pelanggaran yang dilaporkan.

5. Mengubah/memberlakukan dan menafsirkan Undang-Undang Politik
- Mengajukan Usulan untuk Mengubah Undang-Undang Politik
NEC mengajukan usulan kepada Majelis Nasional untuk memberlakukan
atau mengubah Undang-Undang Politik, termasuk Undang-Undang
Pemilu jika diperlukan. NEC juga diberi kewenangan untuk
memberlakukan dan mengubah peraturan-peraturan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan pemilu dan referendum serta mengelola urusan-urusan
administratif berkenaan dengan partai politik dan pendanaan politik.
- Kewenangan Menafsirkan Undang-Undang Politik
NEC berwenang untuk melaksanakan Undang-Undang Politik, seperti
Undang-Undang Pemilihan Umum, Undang-Undang Partai Politik,
Undang-Undang Dana Politik, dan lain-lain, membuat keputusan atau
penafsiran terhadap ketentuan yang kabur atau meragukan. NEC, sebagai
lembaga yang khusus mengelola pemilu, juga memberikan nasihat kepada
organisasi terkait pemilu yang dipercayakan dan pemilu privat.
6. Mencegah dan Mengatur Pelanggaran-Pelanggaran Undang-Undang
Pemilihan Umum
NEC secara ketat mengawasi dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang memang
merusak keadilan dalam pemilu juga mengambil tindakan pencegahan terhadap
pelanggaran Undang-Undang Pemilihan Umum demi memastikan kesempatan
yang sama bagi partai politik dan calon dan demi mempertahankan pemilu tetap
berlangsung adil sepanjang tahapan-tahapannya. Dengan mempertimbangkan
beratnya pelanggarannya, NEC memberikan peringatan atau perintah perbaikan
atau melaporkan kepada lembaga penyidik dan meminta penyidikan.
Unit Pengawas Pemilu (Election Surveillance Unit)
NEC menyeleksi masyarakat umum yang bukan anggota partai politik yang tidak
memihak dan netral sebagai anggota Unit Pengawas Pemilu (Election
Surveillance Unit) dan Unit Pengawas Pemilu Cyber (Cyber Election
Surveillance Unit). Mereka akan menginformasikan kepada publik mengenai
undang-undang politik dan melakukan tindakan preventif dan regulatif terhadap
pelanggaran berdasarkan pedoman NEC.
Sistem Penalti
Mereka yang melanggar hukum dengan menerima hadiah uang/makanan dari
politisi akan didenda oleh NEC 10-50 kali jumlah nilai hadiah/makanan yang
diterima.
Sistem Penghargaan

Mereka yang melaporkan pelanggaran Undang-Undang Pemilihan Umum dan
Undang-Undang Dana Politik akan diberi penghargaan hingga 450.000 USD jika
laporan disampaikan kepada NEC dan lembaga investigasi mengakui pelanggara
itu.
Kewenangan Investigatif NEC
1. Kewenangan mendapatkan akses  NEC memiliki kewenangan untuk
mendapatkan akses ke tempat-tempat yang berhubungan dengan pelanggaran
pemilu.
2. Kewenangan untuk melakukan interogasi dan investigasi  NEC memiliki
kewenangan untuk melakukan interogasi dan investigasi terhadap mereka
yang berhubungan dengan pelanggaran-pelanggaran pemilu.
3. Kewenangan untuk meminta penyerahan bahan-bahan  NEC memiliki
kewenangan untuk meminta kepada perseorangan yang memiliki dokumendokumen yang berhubungan dengan dugaan pelanggaran untuk menyerahkan
dokumen-dokumen tersebut.
4. Kewenangan untuk meminta penyerahan bahan-bahan yang berhubungan
dengan komunikasi  NEC memiliki kewenangan untuk meminta,
berdasarkan persetujuan hakim, kepada penyedia layanan informasi dan
komunikasi untuk menyerahkan dokumen yang berhubungan dengan
terjadinya pelanggaran pemilu yang dilakukan dengan menggunakan jaringan
informasi, seperti internet dan telepon.
5. Kewenangan untuk meminta pendampingan  NEC dapat meminta kepada
mereka yang berhubungan dengan pelanggaran pemilu untuk mendampingi
NEC ke tempat-tempat di mana investigasi akan dilakukan. Pendampingan
seperti ini harus didasarkan pada persetujuan masing-masing.
6. Kewenangan untuk melakukan penuntutan NEC memiliki kewenangan
untuk melakukan penuntutan terhadap mereka yang berhubungan dengan
pelanggaran pemilu di tempat tertentu.
7. Kewenangan untuk mengumpulkan bukti pada tindak pidana pemilu dan
melakukan tindakan-tindakan  NEC memiliki kewenangan atas kepemilikan
alat-alat bukti dari tindak pidana pemilu dan melakukan tindakan-tindakan
untuk menghentikan dan mencegah tindak pidana tersebut pada lingkup
pelanggaran pemilu.
8. Kewenangan untuk mengambil tindakan-tindakan dengan memperhatikan
fasilitas ilegal dan eksekusi oleh proxy  NEC memiliki kewenangan untuk
memerintahkan penghapusan, pengumpulan atau menghentikan setiap bahanbahan atau fasilitas iklan kampanye pemilu ilegal. Dalam hal terjadi
ketidakpatuhan, NEC dapat melaksanakan tindakan-tindakan ini sebagai
proxy.
9. Kewenangan untuk meminta penyerahan catatan transaksi keuangan  dalam
hal diperlukan investigasi terhadap pendapatan dan biaya dana politik, NEC
dapat meminta kepala lembaga keuangan untuk menyerahkan catatan
transaksi keuangan dari mereka yang diduga melanggar Undang-Undang
Dana Politik.

7. Pendidikan Politik bagi Warga Negara yang Demokratis
- Kegiatan Hubungan Masyarakat untuk meningkatkan kesadaran publik
NEC menyediakan pendidikan mengenai kewarganegaraan yang
demokratis dengan sasaran pelajar, pemilih pemula untuk meletakkan
dasar bagi budaya pemilu yang bersih dan untuk meningkatkan kesadaran
pulik terhadap kewarganegaraan yang demokratis. NEC juga menyediakan
informasi pemilu pada pemuka opini atas dasar regular dan menjadi tuan
rumah kuliah, simposium dan forum mengenai pemilu yang adil dengan
sasaran perseorangan, termasuk lembaga-lembaga dan organisasiorganisasi. Selain itu, NEC menyelenggarakan kampanye nasional
bersama dengan perayaan-perayaan di daerah.
- Program-program pelatihan oleh Institut Pendidikan Kewarganegaraan
Korea untuk Demokrasi (Korea Civic Education Institute for Democracy)
Korea Civic Education Institute for Democracy di bawah NEC
memberikan pendidikan profesional bagi anggota eksekutif atau pegawai,
menyelenggarakan kursus pelatihan bagi mereka yang terlibat dalam
pemilu, partai-partai dan perkumpulan pendukung juga mahasiswa, guru,
wartawan, dan masyarakat umum, serta mengembangkan dan
membagikan bahan-bahan pendidikan.
- Memberikan Pendidikan Kewarganegaraan yang Demokratis bagi negara
asingi
Korea Civic Education Institute for Democracy menyelenggarakan forumforum mengenai kewarganegaraan yang demokratis, memberikan
program-program pelatihan bagi para penyelenggara pemilu asing dan
menjalankan pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi serta kursuskursus pelatihan bagi para penyelenggara pemilu asing, juga
menyebarluaskan
pengalamannya
memberikan
pendidikan
kewarganegaraan mengenai demokrasi ke negara-negara asing.
8. Riset terhadap Sistem Pemilihan Umum/Politik
Mempelajari dan Mengembangkan Sistem Pemilihan Umum/Politik
Sebagai sebuah badan yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pemilihan
umum dan urusan administratif partai dan dana politik, NEC mengadakan upayaupaya pengembangan dengan menganalisis masalah-masalah yang timbul selama
proses penyelenggaraan pemilihan umum. NEC juga mngadakan penelitianpenelitian mengenai sistem pemilihan umum/politik yang cocok dengan situasi
politik Korea melalui studi perbandingan terhadap sistem di luar negeri.
Proyek Pengembangan Sistem Pemungutan/Penghitungan Suara
‘Mesin penghitung surat suara’ yang mampu secara otomatis menyortir dan
menghitung surat suara berdasarkan calon telah dikembangkan dan digunakan di
berbagai pemilihan umum, termasuk pemilihan umum publik sejak 2002.
Pada tahun 2010 NEC mengembangkan “Pencetak Surat Suara” yang mencetak
dan membagikan surat suara di tempat pemungutan suara. Hal ini telah
diperkenalkan di berbagai pemilihan umum yang dipercayakan, termasukan
pemungutan suara di luar negeri dan pemilihan kepada Federasi Koperasi. Hal ini

juga dipergunakan dalam pemungutan suara yang didahulukan bagi pemilihan
umum publik.
Daftar pemilih terintegrasi telah diberlakukan sejak 2013 yang telah menyatukan
seluruh daftar pemilih secara nasional. Hal ini memungkinkan pemilih
memberikan suara di setiap tempat pemungutan suara yang didahulukan (early
voting) di seluruh negeri selama 2 hari, 5 hari sebelum hari pemungutan suara.
9. Pertukaran dan Kerjasama Internasional di Bidang Pemilihan Umum
Terlibat dalam Pertukaran Penyelenggara Pemilu
NEC telah meningkatkan pertukaran dan kerjasama internasional, termasuk
penandatanganan Nota Kesepahaman dengan penyelenggara pemilu, memantau
proses pemilu di setiap negara dan menjadi tuan rumah konferensi internasional.
NEC juga telah memimpin dalam membentuk Association of World Election
Bodies (A-WEB/Asosiasi Lembaga Penyelenggara Pemilu Dunia) untuk
memperkuat pemilihan umum yang demokratis di seluruh dunia.
Mengadakan Penelitian mengenai Sistem Politik/Pemilihan Umum di setiap
Negara dan Memberikan Dukungan Bagi Kemajuan Sistem Hukum di NegaraNegara Demokrasi yang sedang berkembang
NEC secara sistematis telah mengembangkan basis data melalui penelitianpenelitian mengenai Badan Penyelenggara Pemilu dan sistem politik/pemilihan
umum di setiap negara dan telah menjalankan program-program yang memajukan
undang-undang politik untuk mendukung pengembangan demokrasi di negara
demokrasi yang sedang berkembang.
Menempatkan Para Ahli Pemilihan Umum dan Menyediakan Perlengkapan
Pemilihan Umum
NEC menempatkan profesional pemilu ke negara demokrasi berkembang untuk
menemukan dan memantapkan sistem pemilihan umum dan metodologi
manajemen pemilihan umum yang cocok pada situasi negara-negara tersebut.
NEC juga menyediakan perlengkapan pemilihan umum untuk memperkuat
kapabilitas Penyelenggara Pemilu di negara-negara demokrasi berkembang.
Menyediakan Program Pelatihan untuk Petugas Penyelenggara Pemilu dari
Negara Demokrasi Berkembang
NEC memperkenalkan pengalaman demokratisasi serta sistem politik dan
pemilihan umum di Korea dan memberikan pendidikan terkait pemilu dan
program-program pelatihan untuk pegawai negeri tingkat tinggi dan staf dari
Badan Penyelenggara Pemilu, anggota parlemen, pimpinan partai politik, dan
lain-lain.
Diterjemahkan dari Election, the Heart of Democracy, National Election
Commission, Republik of Korea
Jakarta, 6 Januari 2015