Optimalisasi Penggunaan Media Sosial unt (1)

OPTIMALISASI PENGGUNAAN
MEDIA SOSIAL UNTUK
PERPUSTAKAAN
Oleh :
Nama : Nuning Kurniasih, S.Sos., M.Hum.
Prodi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fikom Unpad

NIP. 197606252000122001

Disampaikan pada Seminar Perpustakaan
dengan Tema “Peningkatan Kompetensi dan Peran Pustakawan di
Era Keterbukaan Informasi Publik”
di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa 6 Oktober 2015

PENDAHULUAN
Sampai dengan tahun 2014, diperkirakan sekitar
3,175 milyar jiwa dari berbagai negara mengakses
internet. Dari jumlah tersebut, 88,1 juta pengakses
berasal dari Indonesia dan Indonesia menempati
urutan keenam terbesar pengakses internet di
dunia. Asosiasi Pekerja Jasa Internet Indonesia

(APJII) merilis bahwa sebagian besar pengguna
internet di Indonesia yaitu sebesar 87,4% memiliki
dan menggunakan aplikasi/konten jejaring sosial
(Pangarepan 2015).

PENDAHULUAN
Sebuah hasil survey di UK, USA dan India terhadap
497 responden menyebutkan bahwa lebih dari 70%
perpustakaan telah menggunakan media sosial.
Dari jumlah tersebut, 60% perpustakaan telah
menggunakan media sosial tiga tahun atau lebih
dan sekitar 30% pustakawan memposting setiap
hari. Adapun media sosial yang paling banyak
dipergunakan oleh perpustakaan adalah Facebook
dan Twitter (Taylor and Francis 2014).

PENDAHULUAN
Masih sedikitnya perpustakaan yang
menggunakan media sosial yang telah
dibuatnya menjadi salah satu bukti

bahwa masih banyak perpustakaan
yang hanya memiliki akun di media
sosial, tetapi belum dipergunakan
secara optimal.

PENDAHULUAN
Dicky Sukmana, Chief Creative Panenmaya
dalam sebuah bincang-bincang bersama
detikNET berkelakar bahwa kebutuhan
pokok masyarakat saat ini sudah bergeser
dari sandang, pangan dan papan, menjadi
sandang pangan dan chargeran sehingga
tantangan hidup bukan lagi harta, tahta
dan wanita, tetapi menjadi harta, tahta dan
kuota (Rahman 2015).

PENGERTIAN MEDIA
SOSIAL
Media sosial adalah bentuk komunikasi
elektronik (seperti website untuk jejaring

sosial dan microblogging) dimana
pengguna membangun komunitas online
untuk berbagi informasi, ide, pesan-pesan
personal dan konten lainnya (seperti video)
(Merriam-Webster 2013)

TREND PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
DI PERPUSTAKAAN
Media sosial mengacu pada penggunaan
platform media baru yang mensyaratkan
adanya komponen dan saluran komunikasi
publik yang ditandai dengan adanya
aktivitas online. Media sosial mencakup
struktur sosial dimana di dalamnya orangorang dapat saling berinteraksi dan
berkolaborasi antara satu dengan yang
lainnya.

JENIS MEDIA SOSIAL
1.


2.
3.

4.

Social news menyedikan fitur berita dimana pembacanya dapat
memilih dan memberi komentar pada berita tersebut. Berita yang
mendapat pemilih terbanyak akan dipromosikan paling depan.
Contoh dari Social News adalah Digg, Sphinn, Newsvine dan
BallHype.
Social sharing menyediakan fitur untuk membuat, meng-upload dan
membagi foto dan video dengan orang lain. Contoh platformnya
adalah Flickr, Snapfish, YouTube dan Jumpcut.
Social networks memberi kesempatan kepada orang-orang untuk
saling terhubung antara satu dengan yang lainnya sehingga mereka
dapat terus mengikuti update informasi satu dengan lainnya. Contoh
jejaring sosial adalah Facebook, LinkedIn, MySpace dan Twitter .
Social bookmarking kita dapat menemukan site bookmark dan
informasi yang menarik. Kita dapat menyimpan bookmarks online
dan mengaksesnya dari manapun atau membaginya dengan yang

lain. Contohnya adalah Delicious, Faves, StumbleUpon, BlogMarks
dan Diigo, Jones dalam (Kurniasih 2013)

TUJUAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL BERDASARKAN
HASIL SURVEY TAYLOR DAN FRANCIS DI UK, US DAN INDIA
Keterangan :
A untuk mempromosikan kegiatan.
B untuk mempromosikan layanan perpustakaan
C untuk mempromosikan sumber informasi/koleksi yang
ada di perpustakaan
D untuk meng-update renovasi perpustakaan
E untuk mempromosikan pengadaan baru
F untuk mempromosikan panduan perpustakaan,
panduan pameran
G untuk menghubungkan dengan mahasiswa baru
dengan universitas
H untuk bergabung dengan komunitas akademik
I untuk terhubung dengan komunitas yang lebih luas
J untuk terhubung dengan pembelajar jarak jauh
K sebagai alat layanan pelanggan yang dapat

menampung complain, saran, permintaan dan umpan
balik.
L untuk menandai informasi dengan subjek khusus.
M untuk terhubung dengan pelajar potensial
N sebagai alat pembelajaran yang mendukung literasi
informasi, teknologi dan tips menulis (bukan berbasis
berpustakaan)
O untuk mendukung mata pelajaran.
P sebagai alat penelitian untuk mencari dokumen dan
studi resmi.

MACAM-MACAM PLATFORM MEDIA SOSIAL
Web 2.0 Web Sites

Web 2.0 Technology

Keterangan Layanan

Podcast Maker, Procast,
Odeo


Podcasting

Penciptaan multimedia dan sindikasi

MediaWiki

Kolaborasi pengarang

Edit dan tag terbuka

Flicker,Slide, Zoto

Manajemen foto dan citra

Akses foto dan tag terbuka

Delicious, Blinklist,
Stumbleupon


Tag sosial

Demokrasi ranking website

Digg, Newsvine, Gabbr

Produksi berita bersama

Pengguna memilih berita

YouTube, Google, Video,
Metacafe

Koleksi video

Upload Video

Blogger, WordPress

Bloging


Kepengarangan dan publikasi
personal

Joomla, Drupal

CMS

Desain dan manajemen web

MySpace, FaceBook, Xanga

Jejaring sosial

Terhubungnya orang per orang
dengan orang lain

GoogleDocs, Rallypoint

Kolaborasi dalam menulis


Memrosesan word secara online

Google, Yahoo Answers,
IMDB

Mesin pencari

Pencarian target

Wayfaring,
Frappr,HouseMaps

Pemetaan

Berbagi peta pribadi

PLATFORM MEDIA SOSIAL
DI PERPUSTAKAAN
Hasil survey Taylor dan Francis

menunjukkan bahwa Facbook dan
Twitter berada di urutan teratas
popularitas penggunaan media sosial
di perpustakaan. Selanjutnya diikuti
oleh blogs, Google+, Instagram,
Pinterest, Academic.edu, Flickr,
ResearchGate, Slideshare dan
Snapchat (Taylor and Francis 2014).

KEBUTUHAN PERPUSTAKAAN
PADA SOSIAL MEDIA
1. Antisipasi timbal balik melalui kontribusi informasi yang
berharga dengan harapan seseorang dapat memberikan
dan menerima kembali bantuan dan informasi yang
bernilai.
2. Peningkatan pengakuan dimana individu menginginkan
pengakuan atas kontribusi mereka.
3. Rasa akan keberhasilan - kontributor percaya bahwa
mereka memiliki beberapa efek pada pada lingkungan
atau masyarakat.
4. Partisipasi pengguna- pengguna ingin lebih partisipasi dan
kontribusi di web sosial. Lebih sosial dan kolaborasi. Jejaring
sosial dapat memungkinkan pustakawan dan pengguna
tidak hanya untuk berinteraksi, tetapi untuk berbagi dan
mengubah sumber daya secara dinamis dalam media
elektronik

KEBUTUHAN PERPUSTAKAAN
PADA SOSIAL MEDIA
5. Merangkul kepercayaan radikal.
6. Terlibat dalam perubahan perubahan yang cepat dan
telah terlihat sejak dekade terakhir
7. Inovatif bersama- Ini didasarkan pada perpustakaan
sebagai sebuah layanan komunitas yang memahami bahwa
sebagai masyarakat berubah, perpustakaan tidak hanya
mengubah masyarakat, tetapi juga mengubah perpustakaan.
8. Pergerakan open access - membuat koleksi tersedia secara
terbuka, personal, interaktif, dan mendukung penciptaan,
edit, komentar, bookmark, penilaian, tag, dll, oleh pengguna.
9. Tersedianya multimedia.
• Sumber : (Mishra 200x)

KEGIATAN PUSTAKAWAN
DI MEDIA SOSIAL
1. Mengkomunikasikan informasi
2. Mendistribusikan pengetahuan
3. Mengorganisasikan
pengetahuan
(Mishra 200x)

MENGKOMUNIKASI INFORMASI
DI MEDIA SOSIAL
Pustakawan secara konsisten terhubung dan
berinteraksi dengan seluruh pihak yang
berkepentingan dengan membangun iklim
kolaborasi online. Adapun platform yang
dapat digunakan untuk ini antara lain
Facebook, Twitter, LinkedIN, MySpace,Ning,
blog, IM, seperti WhatsApps, LINE, Meebo,
dll,

DISTRIBUSI INFORMASI DI
MEDIA SOSIAL
Distribusi informasi merupakan kegiatan berbagi
informasi. Platform yang dapat digunakan untuk
distribusi informasi antara lain Flicker, YouTube,
TeacherTube (Youtube untuk guru, orang tua,
instruktur perpustakaan), Second Life
(perpustakaan virtual), Wikipedia, PBWiki (host
wiki bisnis dan pendidikan), Footnote (dokumen
sejarah asli), CommunityWalk (geografis),
SlideShare, Digg (fungsi blog), StumbleUpon
(pencarian channel), Daft Doggy (membuat
tour web).

PENYEBARAN INFORMASI DI MEDIA SOSIAL
- Penetrasi cepat
- Siapapun bisa mem-posting informasi
- Siapapun bisa menjadi apapun.
- Tidak terkontrol
- Diperlukan manajemen media sosial
(Nuning Kurniasih, 2013)

ORGANISASI INFORMASI
DI MEDIA SOSIAL
Pengorganisasian pengetahuan didasarkan pada informasi atau
pengetahuan yang dapat diakses melalui teknologi media sosial.
Platform yang dapat digunakan antara lain
a. aNobii untuk membantu pencinta buku berbagi review dan
rekomendasi serta merencanakan waktu untuk berdiskusi
bersama,
b. Del,icio merupakan media bookmark yang dapat membuat
direktori sesuai kebutuhan,
c. Netvibes untuk mebuat public page yang dapat dilihat oleh
semua orang,
d. Connotea merupakan media referensi,
e. LibraryThing merupakan jejaring katalog yang dapat
menghubungkan perpustakaan dengan Amazon, Library of
Congress,dan lebih dari 200 perpustakaan di dunia,
f.
lib.rario.us merupakan site pengkatalogan sosial.

MANFAAT PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
OLEH PERPUSTAKAAN
1. Dapat meraih target audien yang lebih luas dengan
biaya yang murah.
2. Meningkatkan interaksi dengan masyarakat.
3. Dapat meningkatkan pengguna perpustakaan
melalui kegiatan promosi di media sosial.
4. Dapat meningkatkan kolaborasi dengan berbagai
pihak sehingga layanan perpustakaan dapat lebih
kuat.
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
membangun perpustakaan yang lebih baik.

MANFAAT PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
OLEH PERPUSTAKAAN
5. Menghemat waktu dan biaya penyebaran informasi.
6. Memberikan akses layanan perpustakaan yang lebih
luas dan cepat.
7. Mendapatkan umpan balik secara langsung lebih
cepat.
8. Membantu dalam meningkatkan citra perpustakaan/
menjaga reputasi perpustakaan.

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERLUKAN
AGAR PERPUSTAKAAN OPTIMAL DI
MEDIA SOSIAL
1. Dukungan manajemen
Perlu ada komitmen dari lembaga, terutama
manajemen dalam mendukung perubahan pola
komunikasi dan budaya organisasi yang sesuai
dengan karakteristik dunia maya terutama di media
sosial. Ketika perpustakaan memutuskan untuk
bergabung di media sosial, perlu dipahami ada
pergeseran pola komunikasi. Komunikasi lebih terbuka
secara horizontal. Kemudian budaya organisasi seperti
jam layanan perpustakaan yang lebih fleksibel untuk
layanan di media sosial.

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERLUKAN
AGAR PERPUSTAKAAN OPTIMAL DI
MEDIA SOSIAL
2. Kualifikasi Pustakawan
• Pemberian layanan melalui media social memerlukan
kemampuan khusus dari pustakawan, antara lain
kemampuan memposting sebuah informasi sesuai
dengan karakter media sosial yang dipilih,
berkomunikasi secara interaltif dengan follower,
meyakinkan follower atas segala informasi yang
dibagikan melalui media sosial, menjaga reputasi
perpustakaan, pemahaman pada hak cipta, dll. Perlu
diberikan pelatihan kepada pustakawan yang
diberikan tugas mengurus media sosial.

KUALIFIKASI PUSTAKAWAN DI ERA DIGITAL

1. Kemampuan Profesional
• Kemampuan profesional adalah kemampuan profesi yang
harus dimiliki setiap pustakawan dan professional informasi
lainnya dalam menjalankan perannya di era digital.
Kemampuan profesional dapat dibagi dua, yaitu umum
dan khusus.
2. Kemampuan Personal
(Nuning Kurniasih, 2015)

KEMAMPUAN
PROFESIONAL
1. Kemampuan Umum
Kemampuan umum bagi professional informasi mencakup kemampuan
dibidang manajemen dan organisasi informasi serta penggunaan teknologi
informasi. Secara spesifik kemampuan umum ini antara lain :
a. Kemampuan menjadikan ruang digital sebagai ruang pembelajaran
virtual yang efektif.
b. Kemampuan konseptual dan teknis dalam teknologi informasi dan
manajemen informasi (manajemen pengetahuan) sesuai dengan
tingakatan tanggung jawab pekerjaan.
c. Kemampuan berkomunikasi, terutama komunikasi interpersonal dan
komunikasi antarbudaya serta komunikasi bermedia komputer/ internet
mengingat dunia digital menjangkau dunia tanpa batas dengan beragam
latar belakang budaya para pengakses layanan informasi.

(Nuning Kurniasih, 2015)

KEMAMPUAN
PROFESIONAL (UMUM)
d. Memahami etika dunia maya dan UU ITE termasuk pendistribusian
informasi karena akan selalu berhubungan dengan hak cipta atau hak akan
kekayaan intelektual dari sebuah informasi yang ditawarkan.
e. Kemampuan menulis karena pustakawan digital akan selalu behadapan
dengan update data setiap saat, termasuk reportase real-time.

f. Kemampuan bekerja sama. Dunia digital membuka peluang kolaborasi
yang lebih luas baik antar perpustakaan maupun antar pustakawan.
g. Kemampuan bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa internasional.
h. Kemampuan dalam organisasi dan distribusi informasi.

(Nuning Kurniasih, 2015)

KEMAMPUAN
PROFESIONAL (KHUSUS)
2. Kemampuan

Khusus
• Kemampuan khusus akan sangat beragam
karena berkaitan dengan tempat pustakawan
bekerja. Misalnya kemampuan Bahasa Asing
selain Bahasa Inggris atau kemampuan analisa
sesuai dengan bidang kajian yang
ditanganinya.
(Nuning Kurniasih, 2015)

KEMAMPUAN PERSONAL
Kemampuan Personal
• Kemampuan personal mencakup kemapuan yang
seharusnya melekat pada diri pustakawan atau sering
disebut sebagai soft skills seseorang. Kemampuan
personal antara lain mencakup kemampuan analisa,
kemampuan bernegosiasi, kemampuan beradaptasi,
bersosialisasi, bekerja sama, kreativitas dan motivasi
diri untuk terus belajar.
(Nuning Kurniasih, 2015)

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERLUKAN
AGAR PERPUSTAKAAN OPTIMAL DI
MEDIA SOSIAL
3. Orientasi pengguna.
Perpustakaan perlu memahami harapan pengguna
ketika pengguna bergabung dengan akun media
sosial perpustakaan. Harapan tersebut antara lain
adalah bahwa pengguna dapat lebih kritis,
perpustakaan lebih terbuka dan memberikan respon
lebih cepat daripada layanan offline.

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERLUKAN
AGAR PERPUSTAKAAN OPTIMAL DI
MEDIA SOSIAL
4. Sumber informasi.
Media sosial mempermudah perpustakaan
menyebarkan informasi. Namun demikian perlu
diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan etika
penyebaran informasi antara lain berkaitan dengan
privacy dan ha katas kekayaan intelektual (HAKI) atau
hak cipta.

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERLUKAN
AGAR PERPUSTAKAAN OPTIMAL DI
MEDIA SOSIAL
5. Aktivitas di Media Sosial.
Banyak perpustakaan memiliki akun media sosial dan
banyak juga yang telah memposting informasi secara
rutin, namun apakah posting-an tersebut dibaca atau
mendapat respon dari follower? Diperlukan strategi
agar setiap informasi yang diposting dapat dipahami
dan mendapat perhatian dari follower.

PENJELASAN PERBEDAAN KARAKTER
MEDIA SOSIAL DENGAN KOPI

JENIS KONTEN YANG
DIBAGIKAN DI MEDIA SOSIAL

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
1. Memastikan bahwa profil lembaga kita dapat
tercermin dalam media sosial. Pisahkan antara profil
individu dengan profil lembaga.
2.
Memastikan alamat web dan kontak person
mempergunakan email dinas dan nomor telepon kantor
sebagai alternatif apabila media sosial suatu saat error
atau tidak dapat diakses.
3.
Bergabung dan berpartisipasi secara aktif dalam
grup atau forum-forum online.
4.
Manfaatkan akun baik akun regular maupun
group atau fans page untuk keperluan lembaga, baik
untuk menjaga reputasi, menyampaikan program atau
kebijakan, menyampaikan capaian atau prestasi, dll.

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
5. Update secara teratur media sosial Anda.
6.
Perkenalkan akun media sosial yang telah ada baik
malaui saluran pribadi maupun saluran kelembagaan.
7.
Membuat chirpstory dari setiap posting dalam media
sosial, kemudian hubungkan ke blog atau website lembaga.
8.
Promote akun lembaga melalui akun-akun yang
memiliki banyak followers.
9.
Personalisasi permintaan dari publik untuk membangun
hubungan baik.
10.
Promosikan jadwal kegiatan melalui fitur Event seperti
dalam Facebook.
11.
Menggunakan iklan untuk mensosialisasikan media
relations yang dimiliki lembaga.
(Gallagher 2009 dalam Nuning Kurniasih, 2013)

ASAS PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL
1.

Faktual

2.

disampaikan melalui media sosial sehingga dapat diakses
dengan mudah dan diketahui oleh siapa saja, kapan saja,
di mana

3.
mendorong keikutsertaan dan keterlibatan
(engagement khalayak dengan cara menerima komentar,
tanggapan, dan masukan kepada instansi pemerintah;
4.
interaktif, yakni komunikasi instansi pemerintah yang
dilakukan melalui media sosial bersifat dua arah;
5.
harmonis, yaitu menciptakan hubungan sinergis yang
saling menghargai, mendukung, dan menguntungkan di
antara berbagai pihak yang terkait;
(Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI
(PAN-RB) 2012)

ASAS PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL
6.
etis, yaitu dengan menerapkan perilaku sopan, sesuai
dengan etika dan kode etik yang ditetapkan, serta tidak
merugikan orang lain dan menimbulkan konflik;
7.
kesetaraan, yaitu terbina hubungan kerja yang baik
dan setara antara instansi pemerintah dan pemangku
kepentingan;
8.
profesional, yaitu pengelolaan media sosial yang
mengutamakan keahlian berdasarkan keterampilan,
pengalaman, dan konsistensi;
9.
akuntabel, yaitu pemanfaatan media sosial yang
dapat dipertanggungjawabkan.
(Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi RI (PAN-RB) 2012)

BEBERAPA CONTOH CARA POSTING
INFORMASI DI MEDIA SOSIAL
1. Cara posting di Youtube
a. Apabila pustakawan ingin memposting video lebih dari 15
detik, maka platform yang dapat dipergunakan adalah
Youtube.
b. Upload video
c. Beri judul yang dapat menggambarkan isi video tersebut
dengan maksimal 70 karakter.
d. Pilih Thumbnail yang menarik dan sesuai isi video agar
audien mau membuka video tersebut.
e. Tuliskan deskripsi tentang video secara singkat.
f. Beri tag/Keyword yang dapat memandu pencari video
sampai ke video tersebut.
g. Setting privasi, subscription, like dan komentar.

BEBERAPA CONTOH CARA POSTING
INFORMASI DI MEDIA SOSIAL
2. Cara posting di Facebook
Memposting informasi atau foto di Facebook lebih
fleksibel karena pustakawan dapat menulis informasi
dengan panjang dan meng-upload foto dalam jumlah
banyak dalam sekali upload. Namun demikian perlu
diperhatikan :
a. Posting-lah informasi yang bernilai.
b. Apabila akan mem-posting link, berilah judul link
tersebut,
c. Resolusi terbaik untuk memposting foto di facebook
adalah 800x600
d. Berikan respon kepada komentator.

BEBERAPA CONTOH CARA POSTING
INFORMASI DI MEDIA SOSIAL
3. Cara Posting di Twitter
a.

Jumlah maksimal setiap posting di twitter adalah 140 karakter.

b.

Gunakan hastag

c.

Apabila informasi yang akan disampaikan melebihi 140 karakter, buatlah butirbutir point dengan didahului mentweet judul atau tema tentang butir-butir
tersebut.

d.

Apabila akan mempergunakan singkatan kata, gunakan singkatan umum
yang telah diketahui oleh publik. Jangan membuat singkatan yang tidak
dapat dimengerti atau mebuat bingung follower.

e.

Apabila akan menampilkan link, beri judul link dan gunakan penyingkat link.

f.

Mention akun yang dituju apabila twit tersebut ditujukan kepada orang
tertentu.

g.

Retweet tweet yang diperlukan atau dianggap penting.

h.

Dapat mem-posting foto.

i.

Untuk memposting video streaming, gunakan periscope.

BEBERAPA CONTOH CARA POSTING
INFORMASI DI MEDIA SOSIAL
4. Cara Posting di Pinterest
Pinterest adalah pinboard virtual yang berisi foto atau
gambar yang dimasukkan ke dalam kategori-kategori,
misalnya perpustakaan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika kita akan memposting foto atau
gambar ke dalam Pinterset, antara lain :
a. Tidak mem-posting foto orang.
b. Background gambar seminimal mungkin.
c. Menggunakan aneka warna dalam gambar.
d. Orientasi gambar portrait.

BEBERAPA CONTOH CARA POSTING
INFORMASI DI MEDIA SOSIAL
5. Cara memposting di Google+
a. Menentukan Headline tidak lebih dari 60 karakter.
b. Menambahkan link ke dalam web.
c. Tag orang atau merek.
d. Ada trending topic
e. Gunakan hastag
f.

Tambahkan foto.

g. Berinteraksi dengan komentator.

PENUTUP
Media sosial sebagai dokumentasi online :
“Share what you know. Stay informed and constantly
build knowledge of your industry so your insight, wisdom,
and ideas are fresh. People will want to hear what you
have to say; that's how you become a thought leader”
(Ronn Torossian,
http://www.ronntorossianupdate.com/public-relationsand-social-media-today )

REFERENSI
Alliance, Quick. Types of Content to Share on Social Media. n.d. www.quickAlliance.com (accessed
September 29, 2015).
Jones, Ron. “Social Media Marketing 101, Part 1.” Search Engine Watch. 29 Februari 2009.
http://sbinfocanada.about.com/gi/o.htm?zi=1/XJ&zTi=1&sdn=sbinfocanada&cdn=money&tm=22&f
=00&tt=8&bt=9&bts=83&zu=http%3A//searchenginewatch.com/3632809 (accessed September 23,
2013).
Kurniasih, Nuning. "Penggunaan Media Sosial bagi Humas di Lembaga Pemerintah." Forum Kehumasan
Kota Tangerang. Bogor: Pemda Tangerang, September 26, 2013.
Maven, Marketplace. Social Media Explained with Coffee. 2012.
www.facebook.com/marketplacemoven (accessed September 29, 2015).
Mishra, Champeswar. Social Networking Technologies (SITs) in Digital Environment:. 200x.
http://eprints.rclis.org/16844/1/Social%20networking%20in%20Library.pdf (accessed September 29,
2015).
Pangarepan, Semuel A. Pengguna Internet Indonesia Tahun 2014, Sebanyak 88,1 Juta (34,9%).... Maret
23, 2015. http://www.apjii.or.id/v2/read/content/info-terkini/301/pengguna-internet-indonesiatahun-2014-sebanyak-88.html.
Rahman, Adi Fida. Tantangan di Era Digital: Harta, Tahta dan Kuota. September 29, 2015.
http://inet.detik.com/read/2015/09/29/144939/3030842/1169/tantangan-di-era-digital-harta-tahtadan-kuota (accessed September 29, 2015).
Taylor, and Francis. Use of social media by the library current practices and future opportunities : A white
paper. Oxford: Taylor & Francis Group CC-BY-NC, 2014.

Contact Me @nuningkurniasih