BAB I TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI DAN
BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]

1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

PT. MITREKA SOLUSI INDONESIA
Patra Office Tower18th Floor, Suite 1812
Jl.
Gatot Subroto Kav. 32
-34
Jakarta 12
950 -

2

1.1 Tanggapan Terhadap KAK
Kejaksaan Agung Republik Indonesia merupakan lembaga negara yang senantiasa beradaptasi
guna meningkatkan kinerja sehingga dapat menjalankan fungsi sebagai penegak hukum,
khususnya di bidang penuntutan.
Salah satu bentuk adaptasi yang dilakukan Kejaksaan Agung Republik Indonesia guna
meningkatkan kinerja dan memenuhi kebutuhan keterbukaan informasi publik baik dari sisi
perangkat keras, perangkat lunak aplikasi maupun jaringan.
Setelah membaca dan mempelajari kerangka acuan kerja, ada beberapa tanggapan umum yang
diharapkan mendapat perhatian dari pemberi pekerjaan sebgai bahan pertimbangan dalam
pelaksaan Pengembangan Perangka Lunak Aplikasi dan Basisdata SIMKARI Tahun 2
014
, yaitu :

1) Perlu adanya sebuah mengenai infrastruktur, karakteristik oraganisasi Sumber Daya
Manusia (SDM) untuk setiap masing-masing satuan kerja yang akan mengimplementasikan
SIMKARI ini.
2
) Fasilitas (ruang meeting, perangkat keras, perangkat lunak, dsb) untuk sesi implementasi
workshop, tranining for the user dan kegiatan lainnya disarankan dapat disediakan oleh
PPK untuk meningkatkan efektivitas kinerja penggunaan aplikasi.i
3) Sistem ini digunakan oleh banyak pihak dan diharapkan diakses secara intensif baik oleh
pihak yang bertugas mengupdate data maupun pihak pimpinan yang ingin memantau
kegiatan dari SIMKARI ini. Oleh karena itu, tampilan yang menarik dan interaktif disertai
informasi yang sesuai dengan kebutuhan tiap pengguna menjadi faktor penting penggunaan
aplikasi ini.
4
) Membuat perangkat lunak yang user friendly sangat tergantung pada kebutuhan user yang
terkadang bisa menjadikan tampilan aplikasi menjadi lebih komplek dan rumit seingga
diperlukan persamaan persepsi terlebih dahulu sebelum mebangun program aplikasi.
Kesamaan visi ini akan menjadi salah satu bagian penting dalam jadwal untuk menciptakan
efesiensi.

1.1.1 Tanggapan Terhadap Pendahuluan
Pada KAK yang diberikan kepada pihak konsultan pada bagian Pendahuluan, terdapat beberapa
hal yang perlu diperjelas agar dapat memudahkan pihak konsultan dalam memberikan usulan

solusi terkait pekerjaan Pengembangan Perangkat Lunak Aplikasi dan Basisdata SIMKARI 2
014
,
yaitu :
1) Pada pendahuluan, point 1.1 Latar Belakang, terdapat kalimat “ Pada Tahun 2
014
 ini akan
dikembangkan modul aplikasi Otomasi Perkantoran...”, untuk pembangunan aplikasi

Otomasi Perkantoran ini diperlukan pendetailan mengenai modul-modul yang sudah ada
saat ini, dan juga rencana integrasi nya dengan aplikasi lain yang ada di SIMKARI.
2
) Pada pendahuluan, point 1.2
 Maksud dan Tujuan, terdapat kalimat “Menjaga stabilitas dan
konsistensi kinerja aplikasi pada Disaster Recovery Center (DRC)..”, pada point ini harus
lebih diperjelas apakah tim pengembang harus ikut mengembangkan sistem pada DRC, atau
hanya menjalakan prosedur yang telah ada mengenai penempatan aplikasi SIMKARI pada
sistem DRC.

1.1.2 Tanggapan Terhadap Data Penunjang
Pada KAK yang diberikan kepada pihak konsultan pada bagian Data Penunjang, terdapat
beberapa hal yang perlu diperjelas agar dapat memudahkan pihak konsultan dalam
memberikan usulan solusi terkait pekerjaan Pengembangan Perangkat Lunak Aplikasi dan
Basisdata SIMKARI 2
014
, yaitu :
1) Pada Data Penunjang, point 2
.3 Aplikasi SIMKARI yang belum dioperasionalkan , pada
aplikasi-aplikasi yang belum dioperasionalkan ini perlu lebih diperjelas, kendala yang

dihadapi apakah dari sisi bisnis proses, sisi pengembang terlebih dahulu, perangkat yang
tersedia atau sosialisasi. Jika point ini dapat lebih diperjelas, maka konsultan akan lebih
mudah untuk menganalisis arsitek sistem dan solusi yang dapat ditawarkan.
2
) Pada Data Penunjang, point 2
.4
 Software Tools yang dipergunakan, terdapat kalimat “OS
Windows Server 2
008 dan Linux”. Pada point ini perlu lebih diperjelas mengenai modul apa
saja yang menggunakan platform OS Windows Server 2
008 dan mana yang berjalan diatas
Linux Server. Perlu disebutkan pula, operating sistem Linux yang dipergunakan.

1.1.3 Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup
Pada KAK yang diberikan kepada pihak konsultan pada bagian Ruang Lingkup, terdapat
beberapa hal yang perlu diperjelas agar dapat memudahkan pihak konsultan dalam
memberikan usulan solusi terkait pekerjaan Pengembangan Perangkat Lunak Aplikasi dan
Basisdata SIMKARI, yaitu :
1) Pada ruang lingkup KAK, point 3.1 Lingkup pemeliharaan aplikasi dan database,
terdapat kalimat “Melakukan backup database SIMKARI, database website dan web portal,
database helpdesk dan email serta database GIS yang ada pada Data Center dengan
menggunakan media DVD atau media lainnya minimal 1 kali sebulan untuk disimpan di
lokasi data center dan didalam storage server DRC”. Pada ruang lingkup pekerjaan ini,
dilakukan dua langkah yang berulang pada tahap backup database yaitu menggunakan DVD
dan di storage server DRC, untuk lebih efesiennya pekerjaan perlu di buat Sistem


Operasional Procedure (SOP) terlebih dahulu, agar proses pembackup-an data-data lebih
terorganisir dan tidak dilakukan berulang ulang dalam berbagai media yang berbeda.
2
) Pada ruang lingkup KAK, point 3.2
 Penyempurnaan dan Pengembangan, perlu dibuat
kesepakatan di awal mengenai scope penyempurnaan dan pengembangan aplikasi yang ada
antara pengembangan dan pihak pemberi pekerjaan. Hal ini sangat penting untuk
dilakukan, agar pengembangan aplikasi fokus dan terarah sesuai dengan keinginan dari
pihak pemberi kerja.
3) Pada ruang lingkup KAK, point 3.2
 Penyempurnaan dan Pengembangan, terdapat kalimat
“Melakukan penambahan dan penyempuranaan menu termasuk penambahan field baru
sesuai dengan kebutuhan pihak kejaksaan”. Untuk penambahan atau pengeditan field baru
di dalam database perlu dikaji ulang dengan baik, hal ini mengingat perubahan struktur
database tentunya akan mempengaruhi kinerja aplikasi secara keseluruhan, terutama jika
database tersebut diakases oleh berbagai aplikasi, hal ini kemungkinan akan
mempengaruhi kinerja aplikasi lainnya.
4
) Pada ruang lingkup KAK, point 3.6 Lingkup Penyediaan Personil, terdapat kalimat
“Penyedia wajib menyediakan personil sebanyak 16 (enam belas) orang untuk ditempatkan
di Kejksaan Agung RI ”. Pada point ini, yang ingin diperjelas ada mengenai absensi tenaga
ahli terutama Team Leader, hal ini dikarenakan pada setiap pekerjaan, team leader tidak
dapat selalu hadir setiap hari di ruang kerja.

Konsultan memahami dalam pelaksanaan kegiatan ini tim pelaksana memegang peranan yang
sangat penting. Untuk itu dalam organisasi tim pelaksana kegiatan ini, didukung oleh tenaga
yang ahli di bidangnya baik sebagai Tenaga Ahli Pelaksana Utama maupun Tenaga Ahli
Pelaksana Pendukung dan Asisten-Asisten Tenaga Ahli. Tersedianya tenaga yang ahli di
bidangnya memungkinkan penyelenggaraan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.
Pelaksanaan kegiatan ini dapat berhasil karena kendala-kendala yang timbul selama proses
pelaksanaan dapat segera diatasi dengan keberadaan tenaga ahli tersebut. Tenaga-tenaga ahli
tim pelaksana akan selalu terlibat langsung mulai tahap awal pelaksanaan kegiatan sampai
tahap akhir penyelesaian kegiatan ini.
Menurut hemat Konsultan, Tenaga Ahli yang akan digunakan dalam Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Perangkat Lunak Aplikasi dan Basisdata SIMKARI ini terdapat hal yang perlu
diperjelas mengenai peran tanggung jawab dan masa kerja tiap tenaga ahli.
Oleh karena itu, Konsultan akan membagi Tenaga Ahli ke dalam 3 kelompok. Berikut adalah
penjelasan tentang kelompok Tenaga Ahli untuk pelaksanaan kegiatan ini:

1)

Tenaga Ahli Pelaksana Utama; merupakan Tenaga Ahli yang digunakan untuk
pelaksanaan kegiatan ini sebagaimana syarat minimal kebutuhan Tenaga Ahli yang
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja dan Berita Acara Penjelasan;


2
)

Tenaga Ahli Pelaksana Pendukung; merupakan Tenaga Ahli yang digunakan
untuk pelaksanaan kegiatan ini sebagaimana kebutuhan yang dipaparkan setelah
menyusun Pendekatan dan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan nanti; dan

3)

Asisten Tenaga Ahli Pelaksana; merupakan Asisten Tenaga Ahli Pelaksana
Utama dan Tenaga Ahli Pelaksana Pendukung dalam pelaksanaan kegiatan ini.

1.1.4 Tanggapan Terhadap Ketentuan Laporan
Pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan kepada pihak konsultan ada yang perlu
diperjelas mengenai Ketentuan Laporan yaitu pada banyak atau jumlah laporan yang harus di
buat dalam masing-masing Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir. Pada Kerangka Acuan
Kerja (KAK) tidak disebutkan jumlah laporan yang harus diperbanyak disetiap tahap pelaporan.

1.2 Saran Terhadap Lingkup Pekerjaan
Berdasarkan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengembangan Perangkat

Lunak dan Basisdata SIMKARI Tahun 2
014
 maka PT. Mitreka Solusi Indonesia mengajukan
beberapa saran terhadap Lingkup Pekerjaan.
Pada gambar di bawah ini diperlihatkan gambaran cakupan lingkup pekerjaan pengembangan
aplikasi dan database SIMKARI. Setelah distrukturisasi, lingkup pekerjaan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Input yang meliputi tenaga ahli, sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pekerjaan, serta
dokumen dan studi pustaka untuk memahami proses bisnis KEJAKSAAN AGUNG RI.
2
) Item pekerjaan meliputi pengembangan aplikasi SIMKARI, pemeliharaan aplikasi SIMKARI,
pengadaan ATS Oracle, pengadaan lisensi Kaspersky dan pekerjaan pendukung.
3) Output pekerjaan berupa aplikasi SIMKARI yang telah disempurnakan.

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]

4
)
5)

1-1 Pemahaman Keterkaitan Ruang Lingkup Pekerjaan

8


[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

9

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]

1.2.1 Stuktur Organisasi Kejaksaan Agung RI
Proses bisnis umum dan cakupan Kejaksaan Agung RI dapat diperlihatkan melalui
struktur organisasi pada gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut, hal-hal yang dapat
kami pahami adalah sebagai berikut:
1) Kejaksaan terdiri atas Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri
2
) Bidang-bidang yang dikelola meliputi Pembinaan, Intelijen, Tindak Pidana Umum,
Tindak Pidana Khusus, Perdata dan Tata Usaha Negara, dan Pengawasan.
3) Bidang pendukung meliputi Pendidikan dan Latihan, Penelitian dan Pengembangan,
Penerangan Hukum, Pusat Informasi Data dan Statistik Kriminal.

Gambar 1-2 Struktur organisasi KEJAKSAAN AGUNG RI

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di
bidang penuntutan. Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan

bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan
Negeri merupakan kekuasaan negara khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya
merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

10

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]
Kejaksaan RI sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntutan dipimpin oleh Jaksa Agung yang membawahi enam Jaksa Agung Muda serta 31
Kepala Kejaksaan Tinggi pada tiap provinsi

1.2.2 Kondisi Eksisting Lingkungan Pengembangan Aplikasi
SIMKARI 2013

Gambar 1-3 Pemahaman Kondisi Kini Aplikasi SIMKARI

Dari pemahaman konsultan atas kondisi aplikasi SIMKARI Kejaksaan Agung RI hasil
pengembangan tahun 2
014
 yang didapatkan dari KAK dan penjelasan anwidjzing,

didapatkan kondisi infrastruktur penunjang aplikasi SIMKARI antara lain:

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

11

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]







Server data center
Server DRC
Operating system untuk server berupaWindows Server 2
008 dan Linux
Software system pada server menggunakan XAMPP
DBMS meliputi Oracle database Enterprise Edition 11g versi 2
 , PostgreSQL, MySQL
Environment pembangunan dan pengembangan aplikasi meliputi PHP, Symfony,




Jquery, dan Java.
Pada pengembangan tahun 2
014
 ini membutuhkan pengadaan infrastruktur untuk
mendukung keberjalanan infrastruktur yang telah ada dan memaksimalkan
pemanfaatan aplikasi. Pengadaan ini meliputi:
a. Pengadaan Annual Technical Support (ATS) untuk perangkat lunak (software)
Oracle Database Enterprise Edition 11g release 2
 termasuk tuning, diagnostic
dan ATS dengan lisensi 4
 (empat) processor yang dipasang di Data Center.
 Pengadaan ini akan digunakan sebagai DBMS dukungan aplikasi.
b. Pengadaan lisensi antivirus Kaspersky untuk dipasang di 10 (sepuluh server)

1.2.3 Fungsi dan Pemanfaatan SIMKARI
Hasil pemahaman kami mengenai fungsi dan pemanfaatan SIMKARI adalah untuk
mendukung hal-hal berikut:


Tersedianya aplikasi Simkari yang dapat berfungsi sebagai alat bantu dan dapat
mempermudah dalam pengelolaan administrasi pada setiap bidang di lingkungan



Kejaksaan Agung sampai dengan Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri
Tersedianya aplikasi SIMKARI yang mendukung proses pengumpulan data yang
menjadi kepentingan Kejaksaan Agung dan memenuhi kebutuhan pimpinan
Kejaksaan dalam proses pengambilan keputusan, terutama terkait data kepegawaian




dan perkara (Pidum dan Pidsus).
Tersedianya aplikasi Simkari untuk mewujudkan electronic administration system
Tersedianya data dan informasi sebagai keluaran aplikasi Simkari untuk pihak



internal yang bersumber dari data masukan yang valid dan lengkap
Tersedianya data dan informasi pada situs Kejaksaan Agung RI yang diperuntukkan
untuk publik dan instansi terkait.

1.2.4 Permasalahan dan Kebutuhan Pengembangan SIMKARI
saat ini
Berdasarkan pemahaman kami terhadap KAK pekerjaan dan observasi di lingkungan
Kejaksaan Agung RI , maka berikut kami kumpulkan beberapa masalah pengembangan
dan pemanfaatan aplikasi SIMKARI pada saat ini.


Perlu penyempurnaan

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

12

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]






Belum ada kemampuan teknis dalam mengembangkan aplikasi
Basisdata belum dapat menghasilkan data dan informasi yang tepat dan akurat
Pengguna banyak dan tersebar
Aplikasi yang dikelola banyak
Preferensi pengguna tiap biro dapat berbeda-beda, sehinggu perlu adanya





standarisasi bersama tentang sajian data dan informasi
Stabilitas dan konsistensi server dan DRC belum tercapai
Stabilitas dan konsistensi aplikasi belum tercapai
Aplikasi SIMKARI belum maksimal sebagai alat bantu untuk mengelola administrasi
pada masing-masing bidang dan menghasilkan report sesuai kebutuhan. Adapun
permasalahan pada aplikasi ini meliputi:
o Pada aplikasi berjalan masih ditemukan error bug, field, sub menu, sub proces



dan report
o manajemen security untuk setiap aplikasi yang ada di simkari.
Data untuk supply informasi pada situs internet Kejaksaan belum lengkap

Berdasarkan paparan lingkup aplikasi yang membutuhkan penyempurnaan dan
pengembangan, serta pendefinisian masalah terhadap beberapa aplikasi, berikut
dipetakan dalam tabel kebutuhan beberapa aplikasi untuk disempurnakan:

Aplikasi
Aplikasi
Kepegawaian
Aplikasi
Manajemen

Menu



Field &

Sajian

Fungsional

informasi



-

-

Perkara

-

Bulanan

administration
system






kepegawaian


-



-

-

Dengan denda
-

√-



non
tilang/tilang

Pidana
Aplikasi
Laporan

Proses bisnis

lain
dengan Badan

dengan

Supervisi
Aplikasi
Manajemen

dengan aplikasi

Electonic

Diklat

Diklat
Aplikasi
Manajemen

Integrasi



Online
Aplikasi

Menu PNBP

Manajemen

dan + menu

Fungsi
entri
-

Laporan
bulanan

-

lainnya
-

-



[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

13

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]
Keuangan
Belum

Aplikasi

dievaluasi

Manajemen

Bidang

Intelijen

Intelijen
Belum

Aplikasi

dievaluasi

Manajemen

Bidang

Supevisi

Pengawasan

Website
Kejaksaan



dan Email
Penerapan

Aplikasi
Manajemen
Sekuriti

pada tiap
aplikasi
SIMKARI

1.2.5 Status Operasional Aplikasi
Berdasarkan KAK pekerjaan, berikut ini disampaikan tabel pemetaan status operasional
dan kebutuhan penyempurnaan untuk tiap-tiap modul aplikasi SIMKARI.

No
1.
2
.
3.
4
.

Modul Aplikasi
Aplikasi Manajemen Kepegawaian
Aplikasi Manajemen Perkara Pidana Umum
Aplikasi Manajemen Perkara Pidana Khusus
Aplikasi Manajemen Perkara Perdata dan Tata

Status
Operasional





Butuh
Pengembangan



-

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
.
13.
14
.
15.
16.
17.
18.
19.
2
0.
2
1.

Usaha Negara (Datun)
Aplikasi Manajemen Intelijen Yustisi
Aplikasi Manajemen Supervisi (Pengawasan)
Aplikasi Manajemen Keuangan
Aplikasi Manajemen Perlengkapan
Aplikasi Manajemen Pendidikan dan Latihan
Aplikasi Manajemen Otomatisasi Kantor
Aplikasi Manajemen Perpustakaan
Aplikasi SIE (Laporan Bulanan Online)
Aplikasi Portal Kejaksaan
Website Kejaksaan dan email
Aplikasi Manajemen Security Aplikasi
Aplikasi Tindak Pidana Ringan
Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG)
Aplikasi Offline Perkara Pidana Umum
Aplikasi Instrumen Penilaian Kinerja Jaksa
Aplikasi Instrumen Penilaian Kinerja Unit
Aplikasi Instrumen Penilaian Kinerja Pejabat









-





-

2
2
.
2
3.

Pengawas Fungsional
Aplikasi Denda Non Tilang dan Pidana Mati
Aplikasi Manajemen Kesehatan

-

2
4
.

Aplikasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

-


(pembangunan)

(pembangunan)

Pemerintahan (LAKIP)

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

14

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]
Hasil pemetaan dari tabel di atas kemudian digambarkan ke dalam kelompok aplikasi yang
menjadi prioritas pengembangan, pemeliharaan umum, dan implementasi pemanfaatan
operasional.
a. prioritas pengembangan 1: aplikasi operasional dan butuh pengembangan, aplikasi
yang dibangun dari awal
b. prioritas pengembangan 2
: aplikasi belum operasional dan butuh pengembangan
c. prioritas pemeliharaan 1: aplikasi operasional
d. prioritas pemeliharaan 2
: aplikasi belum operasional

Gambar 1-4 Prioritas pemeliharaan, pengembangan dan operasionalisasi aplikasi

Berdasarkan pemetaan modul diatas maka yang menjadi lingkup pekerjaan pemeliharaan
SIMKARI 2
014
 adalah modul-modul yang status sudah berjalan yaitu prioritas
pengembangan 1 dan pemeliharaan 1.

1.3 Usulan Solusi Pengembangan SIMKARI 2014
Usulan solusi dibangun sebagai inovasi kami untuk membantu pelaksanaan pekerjaan
Pengembangan Aplikasi dan Basisdata SIMKARI Tahun 2
014
. Hasil usulan ini disusun
berdasarkan hasil pemahaman dan saran kami mengenai kondisi penerapan dan

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

15

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]
pemanfaatan aplikasi SIMKARI saat ini. Pembahasan solusi terdiri atas konsideran solusi,
arsitektur solusi pengembangan, dan usulan pembangunan aplikasi.

1.3.1 Konsideran Solusi
Konsideran yang menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan dan pengajuan solusi
disampaikan pada.

Gambar 1-5 Konsideran Usulan Solusi

Setiap komponen di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
a.

Tujuan utama pelaksanaan proyek

Tujuan pelaksanaan proyek untuk pekerjaan ini adalah ketersediaan aplikasi SIMKARI dalam
mendukung pelaksanaan kerja dan entri data pada seluruh unit kerja di Kejaksaan
Agung, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri. Poin ini menjadi konsideran karena
merupakan dasar dan panduan pelaksanaan pekerjaan. Arahan solusi, baik fitur
aplikasi, maupun metodologi pekerjaan pada akhirnya harus dapat memenuhi tujuan
ini.
b.

Kebutuhan pengguna terhadap aplikasi

Kebutuhan pengguna dapat dikelompokkan menjadi:
 Kebutuhan perbaikan aplikasi operasional

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

16

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]


Kebutuhan

pengembangan

aplikasi

operasional

dan

yang

belum




dioperasionalkan
Kebutuhan terhadap aplikasi baru yang akan dibangun
Kebutuhan sistem aplikasi SIMKARI yang terintegrasi dan tersedia untuk
membantu pelaksaan pekerjaan

c.

Kondisi pemanfaatan DRC

Kondisi pemanfaatan DRC menjadi konsideran karena termasuk dalam lingkup pekerjaan
untuk menjamin optimalisasi pemanfaaan aplikasi SIMKARI. DRC dimanfaatkan
sebagai backup dengan kondisi yang harus selalu up-to-date, sehingga jika terjadi
kegagalan fungsional pada server utama aplikasi akibat ada hal tidak terduga, maka
aplikasi tetap dapat berjalan.
d.

Kondisi

pemanfaatan

modul-modul

aplikasi SIMKARI
Kondisi

ini

dapat

direpresentasikan

dengan

status

operasional

dan

kebutuhan

pengembangan. Solusi yang diberikan bergantung pada tiap-tiap status operasional
dan pengembangan ini.
e.

Struktur data, informasi, dan basisdata

Konsiderasi ini digunakan dalam pertimbangan solusi untuk sajian informasi (reporting)
dari modul-modul aplikasi.
f.

Infrastruktur

dan

lingkungan

implementasi aplikasi SIMKARI
Konsiderasi ini meliputi hardware dan software system tempat aplikasi SIMKARI berjalan.
g.

Persebaran lokasi pengguna

Persebaran lokasi menentukan bagaimana cara akses aplikasi dari berbagai lokasi berbeda.
h.

Struktur organisasi pengguna

Struktur organisasi pengguna menentukan proses bisnis aplikasi dan pengaturan hak akses
pada penggunaan aplikasi.

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

17

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]
Berdasarkan ruang lingkup yang ada di KAK Pengembangan Perangkat Lunak dan
Basisdata SIMKARI 2
014
 dan pemahaman kondisi eksisting tentang operasionalisasi
aplikasi SIMKARI , maka PT Mitreka Solusi Indonesia ingin memberikan usulan
pengembangan jangka panjang demi memperlancar tugas pokok dan fungsi Kejaksaan
Agung

juga

untuk

meningkatkan

pelayanan

informasi

ke

publik.

Dengan

mempertimbangkan beberapa faktor berikut :


Pertumbuhan Volume Data yang dikelola SIMKARI yang tersimpan di basisdata DC
dan DRC dan terletak pada DBMS multi platform (Oracle, PostgreSQL, MySQL)



Perkembangan kebutuhan pengambilan keputusan oleh pihak pimpinan Kejaksaan
Agung RI dari tingkat pusat sampai dengan daerah



Perkembangan teknologi akses dan visualisasi aplikasi , baik secara mobile



Perluasan akses aplikasi SIMKARI, tidak hasnya pihak internal Kejagung , namun
juga dari pihak instansi lain terkait

Maka usulan pengembangan SIMKARI kedepan diperlihatkan pada gambar di bawah ini .
Dari gambar tersebut dapat diperlihatkan usulan pengembangan SIMKARI Kejaksaan
Agung RI yang terdiri dari 3 domain pekerjaan :
1. Pengembangan di Domain Data , pada domain ini kami menyarankan ada nya
pembangunan pangkalan data dari semua data yang tersebar di tiga DBMS
(Oracle, PostgreSQL dan MySQL). Hal ini untuk mendapatkan informasi keluaran
yang lebih akurat dan cepat, juga untuk mencegah adanya duplikasi data terutama
untuk data master (Master Data Management).
2
. Pengembangan di Domain Aplikasi. Untuk domain aplikasi kami menyarankan
dibangunnya aplikasi Datawarehouse ETL untuk menunjang penyajian informasi
yang lebih akurat untuk mendukung pengambilan keputusan di lingkungan
Kejaksaan Agung RI. Selain itu untuk mendukung integrasi informasi dengan
instansi terkait kami menyarankan dibangun beberapa web service untuk data
yang boleh diakses oleh pihak luar. Selain itu, mengingat aplikasi SIMKARI
dibangun secara modular, penerapan konsep SOA dan SSO menjadi penting untuk
mendukung integrasi data dan hak akses antar modul aplikasi SIMKARI.
3. Pengembangan

di

Pekerjaan

Pendukung

.

Seiring

berkembangnya

fungsionalitas aplikasi SIMKARI dan meluasnya pihak yang dapat mengakses
aplikasi dan database maka tingkat sekuritas aplikasi perlu ditingkatkan.

[USULAN TEKNIS JASA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI

18

DAN BASISDATA SIMKARI TAHUN 2014]
Penerapan IT Security mulai dirasa perlu diterapkan di lingkungan pengembangan
SIMKARI. Selain itu pemeliharaan berkelanjutan juga memegang peranan demi
meningkatnya performansi dan operasionalisasi aplikasi SIMKARI jangka panjang.

1.3.2 Arsitektur Solusi Pengembangan Aplikasi dan Database
SIMKARI 2014

Gambar 1-6 Arsitektur Infrastruktur Pengembangan Aplikasi dan Database SIMKARI 2014

Arsitektur solusi dibangun menggunakan apresiasi terhadap kondisi eksisting yang ada di
Kejaksaan Agung RI dan lingkup pekerjaan pengembangan aplikasi dan basisdata
SIMKARI. Pada bagian infrastruktur DBMS berupa Oracle, terdapat kebutuhan untuk
pembaharuan lisensi. Pada bagian aplikasi

SIMKARI terdapat penambahan modul

aplikasi, yaitu Aplikasi Otomasi perkantoran yang terintegrasi dengan aplikasi
kepegawaian, aplikasi pidum pidsus, aplikasi LAKIP dan …. .

Pengguna KEJAKSAAN

AGUNG RI kemudian akan menggunakan aplikasi hasil pembangunan maupun
pengembangan dengan bantuan panduan berupa user manual aplikasi dan pendampingan
dari konsultan pelaksana pekerjaan. Selain itu, pengembangan aplikasi juga dilengkapi
dengan penyempurnaan reporting sajian informasi. Dengan demikian, arsitektur solusi ini
diharapkan dapat mencakup keseluruhan lingkup pekerjaan dan mencapai tujuan
pengadaan pekerjaan ini.

1.3.3 Usulan Pengembangan Aplikasi Manajemen Kepegawaian
Modul Kepegawaian adalah subsistem dari Sistem Kejaksaan Agung Republik Indonesia
(SIMKARI). Modul Kepegawaian digunakan oleh Biro Kepegawaian untuk mendukung kegiatan
operasional pengelolaan data pegawai, seperti perekrutan, pengembangan, pemberhentian, dan
pensiun. Data pegawai ini dibuat untuk bisa menghasilkan laporan pegawai sesuai dengan
kebutuhan. Selain SIMKARI, ada juga aplikasi Simpeg yang digunakan di lingkungan Biro
Kepegawaian untuk mendukung kegiatan operasional yang belum diakomodasi SIMKARI.
Berdasarkan KAK, rencana pengembangan aplikasi manajemen Kepegawaian pada tahun 2
014

ini meliputi :
1. Pembuatan report dan template dokumen adminsitrasi untuk membantu pengelolaan
administrasi

kepegawaian

secara

online

untuk

Bagian

Kepangkatan,

Bagian

Pengembangan dan Bagian Hensiun pada Biro Kepegawaian Kejaksaan Agung RI,
minimal 50 jenis template;
2
. Penyempurnaan sajian informasi bagi pimpinan dalam bentuk dashboard;
Selain poin pengembangan yang tercantum di KAK, pihak konsultan mengusulkan
pengembangan fitur Aplikasi Kepegawaian antara lain :
1. Penyempurnaan dashboard aplikasi kepegawaian dengan menampilkan grafik interaktif
yang menunjukkan informasi kini (current) maupun waktu sebelumnya (historis).
2
. Penyempurnaan fitur proses SK online dengan notifikasi berbentuk SMS kepada pegawai
yang sedang diproses SK
3. Penyempurnaan fitur pengadaan pegawai yang dilakukan oleh Bagian Pengadaan
Pegawai
4
. Penyempurnaan fitur pensiun pegawai
5. Penyempurnaan laporan daftar urut kepangkatan dan laporan lainnya untuk kebutuhan
biro kepegawaian dan pimpinan
6. Penyempurnaan fitur riwayat pegawai yang menunjukan data historis pegawai selama di
kejaksaan
7. Penyempurnaan cara pencarian pegawai di menu riwayat, biodata, dan laporan pegawai

Gambar 1-7 Rencana Pengembangan Modul Aplikasi Manajemen Kepegawaian

1.3.3.1 Pengelolaan Data Master Kepegawaian
Proses Pengembangan di masa bakti kerja terdiri dari subproses yang berulang/terjadi lebih
dari sekali dalam masa pengelolaan pegawai yang bisa disebut sebagai Riwayat Pegawai. Dari
seluruh Riwayat Pegawai, ada 6 subproses yang menjadi fokus utama yang menghasilkan data
paling mutakhir dari seorang pegawai yang disebut Perangkat Terakhir. Perangkat Terakhir itu
terdiri dari:



Data Pegawai. Proses ini hanya melakukan modifikasi data tanpa ada alur proses
pendukung yang harus diakomodasi SIMKARI. Sehingga modifikasi bisa dilakukan
dengan form sederhana.



Pendidikan Formal. Proses ini hanya melakukan modifikasi data tanpa ada alur proses
pendukung yang harus diakomodasi SIMKARI. Sehingga modifikasi bisa dilakukan
dengan form sederhana.



Diklat Struktur. Proses ini direncanakan akan mengambil data dari aplikasi Diklat sesuai
dengan kelas Pendidikan yang yang diikuti. Oleh karena itu, SIMKARI perlu menyediakan
mekanisme untuk update data otomatis dari aplikasi Diklat.



Jabatan. Proses ini terdiri dari beberapa subproses yang bisa dibagi jadi 2
 tahapan, yaitu
Pertelaan dan Pembuatan SK.



Golongan dan Kepangkatan. Proses ini terdiri dari beberapa subproses yang bisa dibagi
jadi 2
 tahapan, yaitu Pertelaan dan Pembuatan SK.



Kenaikan Gaji Berkala. Proses ini terdiri dari beberapa subproses yang bisa dibagi jadi 2

tahapan, yaitu Pertelaan dan Pembuatan SK.

Saat ini, data Perangkat Terakhir ini sekarang masih dientri manual dan tidak bisa terlihat di
Riwayat Pegawai. Padahal datanya sendiri sudah tergabung di database Oracle. Oleh karena itu,
target awal pengembangan adalah memunculkan data Riwayat Pegawai terakhir di Perangkat
Terakhir dan sebaliknya.
Selain Perangkat Terakhir, ada juga proses Mutasi Penempatan kerja yang terdiri dari 2
 tahap
(Pertelaan dan Pembuatan SK) dan Mutasi Nasional yang terdiri dari 1 tahap (Pembuatan SK).
1.3.3.2 Pengembangan Dashboard Kepegawaian
Untuk pengembangan dashboard kepegawaian umumnya dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan di level pimpinan Kejaksaan Agung untuk melihat informasi yang sifatnya summarize
maupun detail terkait informasi penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan
strategis. Saat ini sudah ada fitur dashboard kepegawaian untuk menampilkan informasi
statistik dan rekapitulasi terkait :

Demografi
Kepegawaian
Per Pendidikan
Per Golongan
Per jaksa/Tu
Per Agama, Jenis
Kelamin, Eselon

Rekapitulasi Data
Kepegawaian
Per Periode
Waktu
Per Tingkat
Wilayah

Pencarian
Data Detail
Data
Historis/Riwayat

Gambar 1-8 Konten Informasi Fitur Dashboard Kepegawaian

Untuk pengembangan 2
014
, kami mengusulkan pembangunan dashboard kepegawaian dengan
pendekatan pembangunan Executive Information System , dimana data dan informasi yang
ditampilkan dibuat lebih user friendly, intuitif dan menarik sehingga mempermudah jajaran
pimpinan Kejaksaan Agung melakukan analisa data untuk pengambilan keputusan.
Dashboard umumnya berisi summary informasi tertentu dengan tematik tertentu yang
digunakan untuk monitoring performansi sesuatu, pada EIS terdapat fitur untuk visualisasi
summary data guna memudahkan pengguna yaitu manajemen level atas dalam membaca
kondisi performansi organisasi. Bentuk-bentuk visualisasi data meliputi:
1. Tabel
Tabel data merupakan bentuk reprensetasi visualisasi data paling sederhana. Tabel biasanya
digunakan untuk menampilkan reporting mengenai rekapitulasi data yang ada. Visualisasi data
yang ditampilkan menggunakan tabel sebaiknya tidak melibatkan terlalu banyak baris ataupun
kolom untuk mempermudah melihat informasi apa yang terkandung di dalamnya dalam satu
kilas pandang.
2. Scorecard
Scorecard dapat memberikan representasi visual mengenai kondisi ‘kesehatan’ dari sebuah
institusi dalam sekilas pandang kepada para eksekutif. Data yang ditampilkan dalam visualisasi
ini merupakan data ‘high level’ yang merepresentasikan operasi bisnis dan tujuan utama
organisasi. Paparan kondisi ‘kesehatan’ ini meliputi capaian performansi institusi berupa nilai
capaian indikator-indikator tertentu dan perbandingannya terhadap rencana semula maupun
capaian pada periode sebelumnya.

Scorecard merupakan representasi capaian indikator keberhasilan pada tiap-tiap isu utama
yang memberikan pengaruh besar bagi instansi yang biasa disebut dengan Key Peformance
Indicator (KPI). KPI ini dapat diturunkan berdasarkan visi misi proses dan organisasi.
Berdasarkan tujuan strategis ini kemudian diturunkanlah key success factor (KSF) yang
merupakan faktor kunci keberhasilan atas tujuan strategis telah didefinisikan sebelumnya.
Akhirnya dari KSF ini, ditentukanlah KPI yang digunakan untuk mengukur pencapaian
keberhasilan secara langsung dan lebih lanjut, mengukur pencapaian tujuan. KPI meliputi halhal sebagai berikut: indikator pengukuran keberhasilan itu sendiri, satuan pengukuran, cara
mengukur, dan target capaian, dan capaian riil untuk indikator tersebut.
Visualisasi capaian KPI pada scorecard dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, baik
menggunakan angka-angka, maupun pewarnaan untuk lebih memudahkan dalam memahami
scorecard dalam sekilas lihat saja. Contoh scorecard akan dibahas pada bagian selanjutnya.
3. Grafik
Grafik merupakan bentuk umum rekapitulasi data yang digambarkan menggunakan grafik
batang, pie-chart, maupun garis. Sajian informasi pada EIS menggunakan grafik dapat meliputi
beberapa alternatif jenis informasi sebagai berikut:
a. Grafik Tren
Grafik ini dapat menampilkan informasi mengenai kecenderungan akan suatu hal dari waktu ke
waktu (biasanya per tahun). Kecenderungan ini dapat berupa pertumbuhan nilai data tersebut
maupun penurunannya. Grafik tren biasanya digambarkan menggunakan grafik garis.
b. Grafik Komposisi
Grafik komposisi dapat menampilkan proporsi beberapa nilai data tertentu terhadap total data
keseluruhannya. Grafik komposisi dapat digambarkan menggunakan grafik pie (pie chart).
c. Grafik Komparasi
Grafik komparasi dapat menampilkan capaian nilai antara dua nilai data. Grafik ini biasanya
digambarkan dengan grafik batang dengan dua pewarnaan.
d. Grafik Peringkat
Grafik peringkat digambarkan dengan grafik batang untuk memperlihatkan data dengan nilai
tertinggi.
4. Peta Demografi
Peta demografi merupakan salah satu alternatif tambahan yang dapat digunakan untuk
menampilkan persebaran nilai suatu data pada lokasi-lokasi tertentu di Indonesia. Untuk

mempermudah memahami informasi dalam sekilas lihat, maka visualisasi data yang paling
sesuai adalah pewarnaan lokasi berdasarkan parameter nilai dari suatu data. Berdasarkan
pewarnaan ini dapat dilihat lokasi apa yang perlu diperhatikan maupun tidak.
5. Dashboard
Dashboard dirancang agar para pengambil keputusan dapat melihat keberagaman data yang
mempengaruhi bagian maupun institusi mereka. Dashboard merupakan semacam ‘wadah’
untuk menampung beberapa bentuk visualisasi yang telah di jelaskan sebelumnya berupa
scorecard, grafik, tabel, dan lain-lain. Dashboard inilah yang merupakan hasil rancangan
visualisasi summary data pada EIS secara keseluruhan. Dashboard ini dirancang khusus untuk
setiap pengguna dan kebutuhan tertentu. Dashboard juga merupakan media navigasi utama
sebelum melakukan drill-down menuju detail data.
Informasi yang disajikan pada dashboard lebih lengkap daripada yang ditampilkan pada
scorecard, dimana seringkali scorecard menjadi bagian dari dashboard itu sendiri.
6. Reporting
Reporting dapat dipahami sebagai rekapitulasi data berdasarkan parameter-parameter
masukan tertentu. Rekapitulasi data ini bersifat detail dengan menampilkan data lengkap.
Representasi data yang digunakan seringkali menggunakan metode tabular.
Laporan (report) merupakan media paling sederhana untuk menyajikan informasi yang dapat
dipahami dan digunakan oleh banyak jenis pengguna. Laporan ini selain ditampilkan di layar
dapat pula dicetak ke dalam bentuk PDF, Excel, maupun teks file sesuai kebutuhan.

Beberapa bentuk contoh tampilan dashboard Kepegawaian yang dapat dimanfaatkan
diperlihatkan pada gambar berikut ini :

Gambar 1-9 Contoh Peta Persebaran Data Kepegawaian

1.3.3.3 Manajemen Pengguna & Perluasan Hak Akses
Saat ini perangkat lunak aplikasi SIMKARI Modul Kepegawaian 2
013 ini dirancang untuk
pengguna yang mempunyai tugas spesifik sebagai operator modul kepegawaian Sistem SIMKARI
di Kejaksaan. Untuk dapat mengakses aplikasi ini dibutuhkan password (kata kunci) dan
Password tersebut akan diberikan kepada personal yang diberi wewenang sebagai operator
modul kepegawaian SIMKARI. Kedepannya, pada pengembangan 2
014
 ini diharapkan sudah
dibuat pelevelan pengguna terutama terkait hak akses terhadap menu aplikasi dan tingkat
kedalaman (level detail) data yang dapat diakses (accessibility).

Gambar 1-10 Usulan Level Pengguna Aplikasi Manajamen Kepegawaian

1.3.3.4 Pengembangan Template dan Sistem Pelaporan Administrasi Kepegawaian
Pembuatan report dan template dokumen adminsitrasi untuk membantu pengelolaan
administrasi kepegawaian secara online untuk Bagian Kepangkatan, Bagian Pengembangan dan
Bagian Pensiun pada Biro Kepegawaian Kejaksaan Agung RI, minimal 50 jenis template;
Untuk pengembangan template dan sistem pelaporan ini , menggunakan konsep yang disebut
data driven – template document generator, dengan menggunakan tools pengolah dokumen
standard seperti Microsoft Word, Microsoft Excel. Pada pengembangan SIMKARI 2
013, konsep
ini sudah diterapkan untuk pembangunan aplikasi eLAKIP, dimana diawal akan dibuat template
dokumen, namun kontennya tidak perlu diketik manual namun mengambil data dari basisdata
aplikasi SIMKARI.

1.3.4 Pengembangan Fitur Pencarian Data Kepegawaian
Saat ini fitur pencarian sudah ada namun belum cukup detail dan tingkat lanjut, oleh karena itu
diperlukan pengembangan fitur pencariaan ini supaya dapat melihat informasi/data yang lebih
detail dan sifatnya terintegrasi.Hasil pencarian diharapkan dapat menampilkan data induk
maupun data yang sifatnya detail dan historikal sesuai kriteria pencarian yang dimasukkan.

Beberapa contoh fitur pencarian data tingkat lanjut diperlihatkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 1-11 Contoh tampilan hasil pencarian data pegawai

1.3.5 Usulan Pengembangan Aplikasi Manajemen Perkara Pidana
1.3.6 Usulan Pengembangan Aplikasi e-LAKIP
1.3.6.1 Bisnis Proses Aplikasi e- LAKIP
Berikut ini adalah proses bisnis pemanfaatan aplikasi e-LAKIP. Proses bisnis digambarkan
dengan diagram swimlane, dimana alur proses dibagi berdasarkan jenis usernya.

Gambar 1-12 Proses Bisnis e-LAKIP

Data
Visibility

Report
Improvement

Monitoring

Setup
Automation

Gambar 1-13 Rencana Pengembangan Aplikasi e-LAKIP

1.3.6.2 Data Visibility
Pembangunan aplikasi e-LAKIP tahun 2
013 berfokus pada otomasi pembuatan laporan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2
013, khususnya LAKIP Kejaksaan Agung.
Sehingga pada e-LAKIP 2
013 user tiap satker diharapkan dapat mencetak LAKIP untuk
satkernya sendiri.
Saat ini, jika user ingin melihat data Satker di bawahnya, user harus logout dan login kembali
sebagai user Satker di bawahnya, dengan konsekuensi ada data user dan password yang dishare antar beberapa personil. Misalnya, ketika user Kejati Jawa Barat ingin melihat data
realisasi Kejaksaan Agung RI Kota Bandung, maka user Kejati Jawa Barat harus logout dan login
kembali sebagai user Kejaksaan Agung RI Kota Bandung.
Kemudian, seperti proses pengisian data realisasi pada umumnya, user secara psikologis
tentunya ingin melihat data realisasi untuk program kerja yang sama di tahun-tahun
sebelumnya. Saat ini, kebutuhan tersebut belum difasilitasi pada aplikasi e-LAKIP 2
013.

Melihat data
satker di
bawahnya

Drill Down

Melihat data
realisasi tahuntahun sebelumnya

Historical Report

Gambar 1-14 Rencana Pengembangan Fitur e-Lakip

1.3.6.3 Drill Down
Fitur drill down adalah fitur yang memungkinkan user dapat melihat data dari unit-unit yang
ada di bawah tanggung jawabnya tanpa harus melakukan login ulang sebagai user pada unit
sub-ordinat yang bersangkutan.
Perubahan dan modifikasi yang akan dilakukan terhadap aplikasi eksisting, antara lain sebagai
berikut :
1. Menambahkan filter kejati dan Kejaksaan Agung RI pada menu input realisasi anggaran,
input realisasi kinerja, dan cetak lakip.
2
. Menambahkan menu baru, yaitu dashboard per satker, yang di dalamnya dapat melihat
dashboard untuk satker-satker di bawahnya.
Perubahan yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan fasilitas dan fungsi baru yang dapat
digunakan oleh user, antara lain :
1. User Kejagung dapat melihat data realisasi dan dapat mencetak LAKIP, serta melihat
dashboard untuk:
a. Satker Kejagung
b. Seluruh JAM
c. Seluruh satker Kejati
d. Seluruh satker Kejaksaan Agung RI
2
. User JAM dapat melihat data realisasi untuk :
a. JAM yang bersangkutan
b. Seluruh satker Kejati untuk program-program di bawah JAM yang bersangkutan
c. Seluruh satker Kejaksaan Agung RI untuk program-program di bawah JAM yang
bersangkutan
3. User Kejati dapat melihat data realisasi dan dapat mencetak LAKIP, serta melihat
dashboard untuk :
a. Satker Kejati yang bersangkutan
b. Satker-satker Kejaksaan Agung RI di bawah Kejati yang bersangkutan
4
. User Kejaksaan Agung RI hanya dapat melihat data realisasi dan hanya dapat mencetak
LAKIP, serta melihat dashboard untuk Kejaksaan Agung RI yang bersangkutan.

1.3.6.4 Historical Report
Fitur historical report adalah fitur yang memungkinkan user tidak hanya dapat melihat report
pada tahun aktif / berjalan saja, report-report yang sudah dibuat pada tahun-tahun sebelumnya
juga dapat dilihat namun sudah bersifat final / read only.
Perubahan yang dilakukan pada sistem eksisting, antara lain :
1. Menambahkan filter tahun pada menu input realisasi anggaran, input realisasi kinerja,
dan cetak lakip.
Dengan adanya fitur historical report, diharapkan ada beberapa manfaat baru yang bisa
didapatkan oleh user, antara lain :
1. User dapat melihat realisasi kinerja dan realisasi anggaran untuk tahun-tahun
sebelumnya. Jika tahun yang dipilih berbeda dengan tahun yang aktif, maka user hanya
dapat melihat, tidak dapat mengubah data.
2
. User dapat mencetak LAKIP untuk tahun-tahun sebelumnya sesuai level usernya.

1.3.6.5 Report Improvement
Aplikasi e-LAKIP yang digunakan untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah tahun 2
013 telah dirasakan manfaatnya oleh para pengguna. Terutama fungsi
aplikasi untuk mengotomasi pembuatan dokumen. Pada pengembangan selanjutnya, aplikasi eLAKIP diharapkan juga dapat membantu user dalam aspek pelaporan.
Aplikasi e-LAKIP eksisting (versi 2
013) sebenarnya sudah menyediakan fitur laporan, yaitu:
1. Pembuatan dokumen LAKIP itu sendiri, yang pada hakikatnya adalah sebuah laporan.
2
. Dashboard monitoring penyerapan anggaran satker yang bersangkutan dan penyerapan
anggaran satker-satker di bawahnya, dalam bentuk grafik.
Namun, seiring dengan meningkatnya pemanfaatan e-LAKIP di tahun 2
013, pihak Kejaksaan
Agung merasa perlu untuk mengembangkan e-LAKIP untuk fitur laporannya.

Saat ini, user pada satker tertentu (Kejagung, JAM, atau Kejati) harus melakukan input data
realisasi untuk satker atau bagiannya sendiri dan data realisasi total untuk satker-satker di
bawahnya. Hal ini mengakibatkan user harus mengumpulkan dulu total realisasi dari satkersatker di bawahnya, menjumlahkannya secara manual, dan menginputkannya ke dalam sistem.

Rekapitulasi Realisasi
Daerah secara Manual

Sistem
melakukan
rekap
otomatis

Modifikasi
Input
Realisasi

Modifikasi
Generate
Dokumen
LAKIP

Selain itu, saat ini dashboard monitoring penyerapan anggaran hanya menampilkan realisasi
anggaran untuk anggaran-anggaran yang berbasis kinerja. Hal ini menyebabkan adanya
kebingungan dari beberapa pihak mengenai pagu dan realisasi anggaran yang tidak cocok
dengan anggaran total mereka.

Kebutuhan melihat Total
Anggaran

Modifikasi
Input
Realisasi

Laporan
Total
Anggaran

Gambar 1-15 Alur Fitur Otomasi Dokumen LAKIP

Kemudian, di fitur otomasi pembuatan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, saat ini hanya mengakomodasi data-data yang bersifat kuantitatif, yaitu data
mengenai target/pagu dan data realisasi; dan beberapa data-data yang bersifat program kerja,
yaitu data visi, misi, program, kegiatan, dan output dari rencana kerja anggaran Kejaksaan. Datadata yang sifatnya kualitatif, seperti ikhtisar summary, latar belakang, struktur organisasi,
penjelasan tentang pencapaian keberhasilan kinerja tiap sasaran kegiatan, kesimpulan, dan
saran masih diinput secara manual ke dokumen hasil generate. Sehingga ketika dokumen LAKIP

di-generate ulang, maka data-data (yang diinput manual) tersebut akan hilang dan harus diinput
ulang (disalin dari dokumen sebelumnya).

Data Kualitatif di
dokumen LAKIP

Modul Baru :
Input Data
Kualitatif

Modifikasi
Generate
Dokumen
LAKIP

Yang terakhir, selain dokumen LAKIP, sebenarnya masih ada beberapa dokumen yang
dibutuhkan oleh Kejaksaan untuk dibuat secara otomatis, salah satunya adalah dokumen
penetapan kinerja. Saat ini, pihak Kejagung harus membuat dokumen penetapan kinerja ini
sebagai dasar bagi tiap satker kejaksaan dalam menjalankan operasional kerja untuk
pencapaian kinerjanya.

Dokumen
Penetapan Kinerja

Modul Baru:
Generate Dokumen
Penetapan Kinerja

Modifikasi Input Realisasi
Modifikasi yang dilakukan:
1. Menghilangkan input realisasi daerah pada modul input realisasi anggaran.
2
. Menghilangkan input realisasi daerah pada mobul input realisasi kinerja.
3. Pada modul input realisasi anggaran, dikeluarkan semua output satker tersebut, tidak
terbatas hanya pada anggaran berbasis kinerja.
Rekap Otomatis
Modifikasi yang dilakukan:

1. Pada modul input realisasi anggaran dan input realisasi kinerja, di bagian lihat daftar
realisasi, sistem akan merekap data realisasi satker-satker di bawahnya untuk kemudian
ditampilkan di kolom realisasi daerah.
Laporan Total Anggaran
Modifikasi yang dilakukan:
1. Pada modul dashboard, sistem tidak hanya menampilkan grafik penyerapan anggaran
berbasis kinerja, melainkan grafik penyerapan total anggaran.
Input Data Kualitatif
Fitur dari modul baru ini adalah:
1. Melihat daftar data kualitatif
2
. Melihat detail data kualitatif
3. Mengubah isi data kualitatif
Halaman pengisian data kualitatif berupa halaman editor seperti halaman input berita di CMS
(Content Management Sytem).
Modifikasi Generate Dokumen LAKIP
1. Pada saat melakukan cetak dokumen LAKIP, sistem akan merekap data realisasi kinerja
dan anggaran satker-satker di bawahnya untuk ditampilkan di bab pengukuran kinerja
di dokumen LAKIP.
2
. Pada saat melakukan cetak dokumen LAKIP, sistem akan membaca data-data kualitatif
sebagai bagian dari otomasi dokumen LAKIP.
Generate Dokumen Penetapan Kinerja
Fitur dari modul baru ini adalah:
1. Memilih tahun dokumen penetapan kinerja yang ingin dicetak
2
. Mencetak dokumen penetapan kinerja.

1.3.6.6 Monitoring
Saat ini, aplikasi e-LAKIP hanya menangani monitoring penyerapan anggaran berbasis kinerja
yang disajikan dalam bentuk grafik pada fitur dashboard. Sementara itu, untuk meningkatkan
koordinasi antara suatu satker dengan satker-satker di bawahnya, pihak Kejaksaan
membutuhkan sarana untuk memonitor pengisian realisasi satker-satker di bawahnya.
Sarana monitoring pengisian data realisasi ini akan dibuat di menu tersendiri, terpisah dengan
dashboard. User dari fitur ini adalah user Kejagung dan Kejati. Fitur dari monitoring pengisian
data realisasi sebagai berikut:
1. Melihat grafik persentase pengisian data realisasi kinerja satker-satker di bawahnya.
2
. Melihat grafik persentase pengisian data realisasi anggaran satker-satker di bawahnya.
3. Khusus untuk user Kejagung, akan ditambahkan filter satker Kejati, sehingga dapat
memonitor sampai ke level Kejaksaan Agung RI.
4
. Selain dalam format grafik, dapat pula ditampilkan dalam format tabel yang dapat
diekspor ke format Microsoft Excel.

Monitoring Pengisian Realisasi Kejati
90%
80%
70%
60%
50%
4
0%
30%
2
0%
10%
0%

80%

76%
55%
30%

2
9%

Persentase Pengisian Data
Realisasi

1.3.6.7 Setup Automation
Karena aplikasi e-LAKIP 2
013 berfokus pada pembuatan LAKIP untuk tahun 2
013, maka belum
tersedia fasilitas otomasi pengisian data-data yang berulang (atau minim perubahan) dari tahun
sebelumnya.
Data-data yang berulang atau minim perubahan tersebut antara lain :

1. Profil (Visi, Misi, Tujuan Misi, Sasaran)
2
. Program
3. Kegiatan
Tentunya akan kontraproduktif bagi user jika mereka harus melakukan input ulang untuk datadata yang sifatnya minim perubahan tersebut. Oleh karena itu, untuk mempercepat proses
pembuatan data-data tersebut di atas, maka akan disediakan fasilitas salin data dari tahun
sebelumnya.
Modifikasi yang akan dilakukan antara lain:
1. Penambahan fasilitas salin data di halaman utama Profil.
2
. Penambahan fasilitas salin data di halaman utama Program.
3. Penambahan fasilitas salin data di halaman utama Kegiatan.
Harap diingat, bahwa setelah melakukan operasi salin data, user tetap harus melakukan
penyesuaian jika terjadi perbedaan antara data di tahun sebelumnya dengan data yang harus
diinput saat ini.

1.3.7 Usulan Pengembangan Aplikasi Manajemen Laporan Bulanan
Online

1.3.8 Usulan Pengembangan Aplikasi Otomasi Perkantoran
1.3.9 Usulan Terkait Fasilitas Pendukung dan Lingkungan Pengembangan
1.3.9.1 Infrastruktur Pengembangan Aplikasi
Pengembangan SIMKARI membutuhkan pengembangan infrastruktur pendukungnya, berupa
server dan database. Oleh karena itu, pada pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan capacity
planning yang berisi rencana pengembangan kapasitas infrastruktur pendukugng SIMARI.
Gambaran kebutuhan diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Keperluan

Tools

Operating System

Linux – RHEL 64
 bit

Database Aplikasi

Oracle 11g, PostgreSQL, MySQL

DB Client

Toad atau Razor

User Directory

LDAP

Centralized user repository

OpenLDAP (Linux) karena memiliki fleksibilitas
yang lebih tinggi ketimbang Active Directory
Jasig CAS

Centralized Authentication
Server
Mash up
Development Plaform

AJAX, REST, JSON, XML
PHP (MVC Framework), Java

1.3.9.2 Capacity Planning
Terdapat gap kapasitas di antara 2
 definisi itu. Gap disebabkan oleh:


Adanya pertambahan pengguna



Adanya pertambahan sumber data yang dikelola sebagai hasil sinkronisasi proses
verifikasi dan validasi arsip daerah, serta hasil sinkronisasi dengan direktorat bea cukai
dan dirjen pajak



Adanya kebutuhan pengembangan report yang disajikan.

Kebutuhan ini akan

meningkatkan jumlah data yang dikelola dalm datawarehouse.
Pelaksanaan capacity planning dilakukan menggunakan 3 langkah berikut:
1. Menetapkan layanan dan kualitasnya yang ingdin dicapaai
Hasil penetapan ini dijadikan acuan saat membuat capacity planning. Kualitas minimal
yang ingin dicapai setidaknya dapat ditangani oleh infrastkruktur yang akan
dikembangkan.
2
. Analisis kapasitas saat ini (as-is)

Hasil analisis ini diperlukan untuk mengetahui kapasitas pemakaian yang ada sekarang,
persentase terhadap keseluruhan ketersediaan kapasitas, dan sisa ketersediaan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26