HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJAD (1)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI
KELAS XI SMA NEGERI 1 KAWANGKOAN
Riyane Manorek*, Rudolf B.Purba **, Nancy S.H Malonda *
* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
**Ilmu Gizi Poltekes Manado

ABSTRAK
Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan proses kematangan manusia, sehingga terjadi perubahan
yang sangat unik dan berkelanjutan. Pertumbuhan fisik pada remaja terjadi secara bersamaan dengan proses
matangnya organ reproduksi. Wanita normal setiap bulan secara periodik akan mengalami peristiwa
reproduksi yang disebut menstruasi yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur
matang yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa itu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua
wanita yang normal pasti akan mengalami proses ini, akan tetapi pada kenyataannya banyak wanita
mengalami masalah menstruasi diantaranya nyeri haid atau biasa disebut Dismenore. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI di SMA N 1
Kawangkoan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional study.
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswi kelas XI di SMA N 1 Kawangkoan yang telah mengalami
menstruasi yaitu berjumlah 110 siswi. Sampel diambil dengan menggunakan rumus besar sampel dan
diperoleh 95 sampel. Data kejadian dismenore diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Status gizi siswi
dinilai berdasrakan IMT/U. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square (CI 95%, α=0,05).

Hasil penelitian menunjukkan status gizi responden yang tidak normal sebanyak 22 responden
(23,2%) dan status gizi responden yang normal sebanyak 73 responden (76,8%). Berdasarkan kejadian
dismenore yang mengalami dismenore sebanyak 72 responden (75,8%) dan yang tidak mengalami dismenore
sebanyak 23 responden (24,2%).Nilai probabilitas (p value) hubungan antara status gizi dengan kejadian
dismenore sebesar 0,014.Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore.
Kata kunci : status gizi, dismenore, remaja
ABSTRACK

Adolescence is a period of growth and maturation process of humans, resulting in a change in a very unique
and sustainable. Physical growth in adolescents occur simultaneously with the maturation process of the
reproductive organs. Normal women each month will periodically undergo reproductive events called
menstrual endometrial tissue that is fading away. It is normal and natural events that can be ascertained that
all the women who normally would have exprience menstrual problems including painful menstruation or
called dysmenorrhea. This study aims to investigate the relationship between nutritional status and the
incidence of dysmenorrhea in class XI student of SMA N 1 Kawangkoan.
This study is observational analitic cross sectional study. Population in this study is a class XI
student at SMA N 1 Kawangkoan who have experienced a period that is numbered 110 students. Samples
were taken by using a sample size formula and obtained 95 samples. Dysmenorrhea event data obtained
using a questionnaire. Schoolgirl nutritional status assessed by BMI/U. Bivariate analysis using chi squre
test (CI 95%, α=0,05).

This research result show that the nutritional status of the respondents were 22 respondents (23,2%)
abnormal and normal nutritional status of respondents by 73 respondents (76,8%). Based on the incidence of
dysmenorrhea are experiencing dysmenenorrhea were 72 respondents (75,8%) and who did not exprience
dysmenorrhea as many as 23 respondents (24,2%). Probability values the relationship between nutritional
status and the incidence of dysmenorrhea of 0,014. It can be concluded there is a relationship between
nutritional status and the incidence of dysmenorrhea.
Key words : nitritional status, dysmenorrhea, teenagers

PENDAHULUAN
Remaja adalah individu baik pria atau

maupun perubahan psikis. Masa remaja

wanita yang berada pada masa/usia antara

kematangan

anak-anak dan dewasa. Remaja adalah

perubahan


kelompok orang yang berusia 10-19 tahun.

berkelanjutan.

Perubahan fisik karena pertumbuhan yang

remaja terjadi secara bersamaan dengan

terjadi

proses

pada

masa

remaja

akan


mempengaruhi status kesehatan dan gizi
remaja tersebut(Sulistyoningsih, 2012).
Masa

remaja

merupakan

merupakan periode pertumbuhan dan proses
manusia,
yang

sehingga

sangat

Pertumbuhan

matangnya


organ

terjadi

unik

dan

fisik

pada

reproduksi

(Sulistyoningsih, 2012).
Wanita normal setiap bulan secara

masa


periodik

akan

mengalami

peristiwa

perubahan yang terjadi dalam diri seseorang.

reproduksi yang disebut menstruasi yaitu

Pertumbuhan pada usia anak yang relatif

meluruhnya jaringan endometrium karena

terjadi dengan kecepatan yang sama, secara

tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh


mendadak meningkat saat memasuki usia

sperma. Peristiwa itu wajar dan alami

remaja. Proses perkembangan fisik dari usia

sehingga dapat dipastikan bahwa semua

anak menjadi dewasa disebut pubertas.

wanita yang normal pasti akan mengalami

Pertumbuhan lambat selama masa anak mulai

proses ini, akan tetapi pada kenyataannya

meningkat

banyak


menjelang

masa

remaja(Almatsier, 2011).
Salah
kesehatan

satu

mengalami

masalah

menstruasi diantaranya nyeri haid atau biasa

area

remaja


wanita

penting

adalah

dalam

kesehatan

disebut Dismenore (Laila, 2011).
Pada

remaja

wanita

pelu

reproduksi remaja. Kesehatan reproduksi


mempertahankan status gizi yang baik,

remaja adalah upaya kesehatan reproduksi

dengan

yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu

seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat

unsur yang berperan dalam mewujudkan

haid, terbukti pada saat haid tersebut

kesehatan reproduksi pada remaja adalah

terutama pada fase luteal akan terjadi

status


yang

peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal

seimbang dan sesuai dengan kebutuhan

ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi

remaja akan membantu remaja mencapai

keluhan – keluhan yang menimbulkan rasa

pertumbuhan

ketidaknyamanan

gizi.

Asupan

dan

zat-zat

gizi

perkembangan

yang

optimal. Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan

atau

kecukupan

cara

mengkonsumsi

selama

makanan

siklus

haid

(Proverawati, 2009).

akan

Angka kejadian nyeri menstruasi di

menimbulkan masalah gizi baik itu berupa

dunia sangat besar. Di Amerika dalam

masalah gizi lebih maupun gizi kurang

penelitian yang dilakukan oleh Begum dkk,

(Sulistyoningsih, 2012).

dengan

judul

Characteristics

and

Berbagai perubahan terjadi pada diri

Determinants of Primary Dysmenorrhea in

remaja baik itu perubahan fisik, biologis

Young Adults pada tahun 2012 Angka

kejadian

Dismenore

sebanyak

72,9

%

Berdasarkan rumus maka didapatkan hasil

(Begum et al 2012), sedangkan di Italia

yaitu 86 sampel ditambah dengan 10% jadi

terdapat 84,1 % yang mengalami dismenore

95 sampel.
Metode

(Grandi, 2012). Juga di Meksiko dalam
penelitian

dengan

judul

Primary

pengambilan

sampel

dilakukan secara purposive sampling. Tahap

dysmenorrhea among Mexican university

pertama,

students: prevalence,impact and treatment

berdasarkan jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS

terdapat 62,4% yang menderita dismenore

dan

(Ortiz, 2010).

proporsional

dengan

perbandingan

antara

Di

Indonesia

angka

kejadian

membagi

Bahasa

siswi

yang

kelas

dilakukan
mencari
jumlah

XI

secara

persentasi
siswi

tiap

dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari

jurusan dengan total populasi siswi kelas XI.

54,89% dismenore primer dan 9,36 %

Tahap kedua hasil persentasi dikalikan

dismenore sekunder (Oktaviana, 2012). Hasil

dengan jumlah total sampel yang dibutuhkan

penelitian yang dilakukan di SMP N 3

sesuia dengan rumus untuk mendapatkan

Manado , didapatkan hasil dari 202 siswi

jumlah sampel yang akan di ambil tiap

terdapat 199 siwi (98,5%) yang mengalami

jurusan. Hasil yang diperoleh :

dismenore (Lestari, 2010),Sedangkan pada

Jurusan IPA :

remaja putri di SMA Kristen 1 Tomohon,
terdapat 121 siswi (91,7%) mengalami

Jurusan IPS :

7

5

Jurusan Bahasa :

dismenore (Saguni, 2013).

�9 =

�9 =
5

,

,

�9 = ,

= 61 siswi
= 30 siswi
= 4 siswi

Pengumpulan data diperoleh dari
METODE PENELITIAN

responden secara langsung dengan metode

Jenis penelitian ini yaitu menggunakan jenis

wawancara menggunakan kuesioner dimana

penelitian analitik observasional analitik

untuk

dengan pendekatan cross sectional study.

responden, penimbangan berat badan dan

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1

pengukuran tinggi badan. Data sekunder

Kawangkoan bulan September tahun 2014.

diperoleh dari SMA Negeri 1 Kawangkoan.

Populasi yaitu Siswi kelas XI SMA Negeri 1

Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner

Kawangkoan

untuk

yang

telah

mengalami

mengetahui

melakukan

Karakteristik

pengumpulan

data

tentang

menstruasi. Penentuan sampel minimum

Karakteristik data responden dan pertanyaan

yaitu dengan menggunakan rumus

mengenai kejadian dismenore. Data status

Keterangan :

�=

N
+N �

gizi yang dikumpulkan dengan melakukan
pengukuran tinggi dan berat badan kemudian
menggunakan tabel antropometri berdasarkan

n : jumlah sampel

baku antropometri anak usia 5-19 tahun

N : Jumlah Populasi

menurut WHO tahun 2010.

D : Presisi (5%)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Adapun gambaran distribusi responden berdasarkan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel

1.

Distribusi

Responden

Berdasarkan

Karakteristik
Umur (Tahun)
15
16
Jurusan
IPA
IPS
Bahasa

Karakteristik

N

%

36
59

37,9
62,1

61
30
4

64,21
31,58
4,21

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden

yang paling banyak adalah jurusan IPA

terbanyak berada pada rentang umur 16 tahun

sebanyak 64,21 % siswi dan yang paling

yaitu sebesar62,1 % atau 59siswi dan paling

sedikit pada jurusan Bahasa sebanyak 4 siswi

sedikit berumur 15 tahun yaitu sebesar 37,9%

atau 4,21 %.

atau 36 siswi. Berdasarkan jurusan responden
Adapun gambaran distribusi responden berdasarkan variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian
Variabel
Kejadian Dismenore
Ya
Tidak
Status Gizi
Normal
Tidak Normal
Tabel 2 menunjukkan bahwa siswi
yang mengalami dismenore sebanyak 72
siswi atau 75,8 % sedangkan yang tidak
mengalami dismenore sebanyak 23 siswi atau
24,2 % sedangakn untuk status gizi terdapat

N

%

72
23

75,8
24,2

73
22

76,8
23,2

73 siswi atu 76,8 % siswi dengan status gizi
normal dan 22 siswi atau 23,2 % dengan
status gizi tidak normal(gemuk dan kurus).

Analisis Bivariat
Adapun analisis hubungan antara variabel bebas dengan terikat dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
Kejadian Dismenore
Status Gizi
Tidak normal
Normal

Ya
n
21
51

Tidak
%
95,46
69,86

n
1
22

%
4,54
30,14

P value

0.014

Tabel

menunjukkan

3

nilai

makanan yang kurang termasuk zat besi

probabilitas (p value) yang didapat untuk

yang

analisis bivariat ini adalah 0,014. Nilai

Penelitian ini sejalan dengan penelitian

tersebut diperoleh dengan menggunakan

yang dilakukan oleh Sophia dkk (2013)

uji Chi-Square dengan bantuan program

tentang Faktor- faktor yang berhubungan

SPSS for Windows. Nilai probabilitas (p

dengan dismenore pada siswi SMK 10

value)

Medan menunjukkan terdapat hubungan

0,014

<

0,05

maka

dapat

dapat

menimbulkan

anemia.

dinyatakan terdapat hubungan antara

antara

Status gizi dengan kejadian dismenore

dismenore yaitu dengan nilai probabilitas

pada siswi kelas XI SMA Negeri 1

(p value) 0,043. Hasil penelitian ini dan

Kawangkoan. dimana semakin banyak

penelitian

status gizi yang tidak berisiko (normal)

memberikan gambaran bahwa status gizi

maka semakin sedikit juga kejadian

berpengaruh

dismenore pada siswi.

dismenore.

status

gizi

dengan

sebelumnya

kejadian

di

terhadap

atas

kejadian

Anemia merupakan salah satu
faktor

konstitusi

yang

menyebabkan kurangnya

dapat

daya tahan

tubuh terhadap rasa nyeri sehingga saat
menstruasi
anemia

dapat
juga

terjadi

dismenore,

diakibatkan

karena

kurangnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi. Jika menaglami
anemia maka daya tahan tubuh akan
berkurang sehingga menyebabkan nyeri
di saas haid. Status gizi yang lebih yaitu
lemak

yang

berlebihan

yang

dapat

memicu timbulnya hormon yang dapat
mengganggu sistem reproduksi termasuk
pada

waktu

menstruasi

yaitu

Hasil penelitian yang diperoleh
sesuai yang dikemukakan oleh Sukarni
dkk (2013) bahwa status gizi yang rendah
diakibatkan

karena

Berdasarkan

hasil

penelitian

dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat

23,2%

responden

yang

memiliki status gizi tidak normal
(gemuk

dan

kurus)

dan

76,8%

responden status gizi normal.
2. Terdapat

75,8%

responden

yang

mengalami dismenore dan 24,2%
responden yang tidak mengalami
dismenore.
3. Terdapat hubungan antara status gizi
dan kejadian dismenore ( p < 0,05)
SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan

menimbulkan nyeri haid.

dapat

KESIMPULAN

asupan

Diharapkan

dapat

membuat/

memberikan penyuluhan atau materi
pembelajaran kepada siswi tentang
masalah

kesehatan

reproduksi

khususnya dismenore dan juga materi
yang berkaitan dengan gizi pada
remaja
2. Diharapkan

kepada

siswi

untuk

menjaga status gizi yang normal agar
terhindar dari dismenore.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S, dkk. 2011. Gizi Seimbang
Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Arisman, MB. 2010. Gizi Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: EGC.
Beghum K dan Shabnam O. 2012.
Characteristics and Determinants of
Primary Dysmenorrhea in Young
Adults. American Medical Journal,
(online), vol. 3 No. 1, Hal 8 13(http://thescipub.com/PDF/amjsp.201
2.8.13.pdf, diakses 11 November 2014)
Grandi G. 2012. Prevalence of Menstrual
Pain in Young Women : what is
dysmenorrhea. Journal of Pain
Research. (online),Vol 5,Hal:169-74
(http://www.biomedscidirect.com/dow
nload/IJBMRF2011332/13/ , di akses
11 November 2014)
Laila, N. 2011. Buku Pintar Menstruasi.
Yogyakarta: Buku Biru.
Lestari, H. 2010. Gambaran Dismenore Pada
Remaja Putri Sekolah Menengah
Pertama di Manado. Jurnal Sari
Pediatri, (online), Vol.12, No. 2, Hal :
9902,
(http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/122-7.pdf, diakses 29 April 2014)
Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Oktaviana A dan Imron, R. 2012.
Menurunkan Nyeri Dismenore Dengan
Kompres Hangat.
Jurnal
Keperawatan, (online), Vol. 8, No. 2,
Hal:
137-41.
(http://riyantiimron.cv.fiznet.co.id/dok
umen/karya2/Jurnal2.pdf, diakses 25
April 2014)
Ortiz, M. 2010. Primary dysmenorrhea
among Mexican university students:
prevalence, impact and treatment.
European Journal of Obstetrics &
Gynecology and Reproductive Biology,
(Online),
Vol.152.
Hal
73-77
(http://200.34.44.252/investigacion/ics
a/LI_Farmaco/Mario_Ortiz/primary
.pdf, di akses 11 November 2014)
Paath E, dkk. 2004. Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: EGC
Proverawati, A dan Asfuahs, S. 2009. Gizi
Untuk Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
Medika
Saguni F, dkk. 2013. Hubungan Dismenore
Dengan Aktivitas Belajar Remaja Putri
Di SMA Kristen 1 Tomohon. Ejournal
keperawatan(e-Kp), (online), Vol. 1,
No.1,Hal
:
1-6.
(http://download.portalgaruda.org/artic
le.php?article=140969&val=5798,
diakses 28 April 2014)
Sophia, F. 2013. Faktor- Faktor Yang
Berhubungan Dengan Dismenore Pada
Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun
2013.
(http://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/
article/view/4060. Diakses 29 April
2014)
Sukarmi, I dan Margareth. 2013. Kehamilan,
Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk
Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta :
Graha Ilmu.