HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJAD (1)
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI
KELAS XI SMA NEGERI 1 KAWANGKOAN
Riyane Manorek*, Rudolf B.Purba **, Nancy S.H Malonda *
* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
**Ilmu Gizi Poltekes Manado
ABSTRAK
Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan proses kematangan manusia, sehingga terjadi perubahan
yang sangat unik dan berkelanjutan. Pertumbuhan fisik pada remaja terjadi secara bersamaan dengan proses
matangnya organ reproduksi. Wanita normal setiap bulan secara periodik akan mengalami peristiwa
reproduksi yang disebut menstruasi yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur
matang yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa itu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua
wanita yang normal pasti akan mengalami proses ini, akan tetapi pada kenyataannya banyak wanita
mengalami masalah menstruasi diantaranya nyeri haid atau biasa disebut Dismenore. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI di SMA N 1
Kawangkoan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional study.
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswi kelas XI di SMA N 1 Kawangkoan yang telah mengalami
menstruasi yaitu berjumlah 110 siswi. Sampel diambil dengan menggunakan rumus besar sampel dan
diperoleh 95 sampel. Data kejadian dismenore diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Status gizi siswi
dinilai berdasrakan IMT/U. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square (CI 95%, α=0,05).
Hasil penelitian menunjukkan status gizi responden yang tidak normal sebanyak 22 responden
(23,2%) dan status gizi responden yang normal sebanyak 73 responden (76,8%). Berdasarkan kejadian
dismenore yang mengalami dismenore sebanyak 72 responden (75,8%) dan yang tidak mengalami dismenore
sebanyak 23 responden (24,2%).Nilai probabilitas (p value) hubungan antara status gizi dengan kejadian
dismenore sebesar 0,014.Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore.
Kata kunci : status gizi, dismenore, remaja
ABSTRACK
Adolescence is a period of growth and maturation process of humans, resulting in a change in a very unique
and sustainable. Physical growth in adolescents occur simultaneously with the maturation process of the
reproductive organs. Normal women each month will periodically undergo reproductive events called
menstrual endometrial tissue that is fading away. It is normal and natural events that can be ascertained that
all the women who normally would have exprience menstrual problems including painful menstruation or
called dysmenorrhea. This study aims to investigate the relationship between nutritional status and the
incidence of dysmenorrhea in class XI student of SMA N 1 Kawangkoan.
This study is observational analitic cross sectional study. Population in this study is a class XI
student at SMA N 1 Kawangkoan who have experienced a period that is numbered 110 students. Samples
were taken by using a sample size formula and obtained 95 samples. Dysmenorrhea event data obtained
using a questionnaire. Schoolgirl nutritional status assessed by BMI/U. Bivariate analysis using chi squre
test (CI 95%, α=0,05).
This research result show that the nutritional status of the respondents were 22 respondents (23,2%)
abnormal and normal nutritional status of respondents by 73 respondents (76,8%). Based on the incidence of
dysmenorrhea are experiencing dysmenenorrhea were 72 respondents (75,8%) and who did not exprience
dysmenorrhea as many as 23 respondents (24,2%). Probability values the relationship between nutritional
status and the incidence of dysmenorrhea of 0,014. It can be concluded there is a relationship between
nutritional status and the incidence of dysmenorrhea.
Key words : nitritional status, dysmenorrhea, teenagers
PENDAHULUAN
Remaja adalah individu baik pria atau
maupun perubahan psikis. Masa remaja
wanita yang berada pada masa/usia antara
kematangan
anak-anak dan dewasa. Remaja adalah
perubahan
kelompok orang yang berusia 10-19 tahun.
berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang
remaja terjadi secara bersamaan dengan
terjadi
proses
pada
masa
remaja
akan
mempengaruhi status kesehatan dan gizi
remaja tersebut(Sulistyoningsih, 2012).
Masa
remaja
merupakan
merupakan periode pertumbuhan dan proses
manusia,
yang
sehingga
sangat
Pertumbuhan
matangnya
organ
terjadi
unik
dan
fisik
pada
reproduksi
(Sulistyoningsih, 2012).
Wanita normal setiap bulan secara
masa
periodik
akan
mengalami
peristiwa
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang.
reproduksi yang disebut menstruasi yaitu
Pertumbuhan pada usia anak yang relatif
meluruhnya jaringan endometrium karena
terjadi dengan kecepatan yang sama, secara
tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh
mendadak meningkat saat memasuki usia
sperma. Peristiwa itu wajar dan alami
remaja. Proses perkembangan fisik dari usia
sehingga dapat dipastikan bahwa semua
anak menjadi dewasa disebut pubertas.
wanita yang normal pasti akan mengalami
Pertumbuhan lambat selama masa anak mulai
proses ini, akan tetapi pada kenyataannya
meningkat
banyak
menjelang
masa
remaja(Almatsier, 2011).
Salah
kesehatan
satu
mengalami
masalah
menstruasi diantaranya nyeri haid atau biasa
area
remaja
wanita
penting
adalah
dalam
kesehatan
disebut Dismenore (Laila, 2011).
Pada
remaja
wanita
pelu
reproduksi remaja. Kesehatan reproduksi
mempertahankan status gizi yang baik,
remaja adalah upaya kesehatan reproduksi
dengan
yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu
seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat
unsur yang berperan dalam mewujudkan
haid, terbukti pada saat haid tersebut
kesehatan reproduksi pada remaja adalah
terutama pada fase luteal akan terjadi
status
yang
peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi
remaja akan membantu remaja mencapai
keluhan – keluhan yang menimbulkan rasa
pertumbuhan
ketidaknyamanan
gizi.
Asupan
dan
zat-zat
gizi
perkembangan
yang
optimal. Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan
atau
kecukupan
cara
mengkonsumsi
selama
makanan
siklus
haid
(Proverawati, 2009).
akan
Angka kejadian nyeri menstruasi di
menimbulkan masalah gizi baik itu berupa
dunia sangat besar. Di Amerika dalam
masalah gizi lebih maupun gizi kurang
penelitian yang dilakukan oleh Begum dkk,
(Sulistyoningsih, 2012).
dengan
judul
Characteristics
and
Berbagai perubahan terjadi pada diri
Determinants of Primary Dysmenorrhea in
remaja baik itu perubahan fisik, biologis
Young Adults pada tahun 2012 Angka
kejadian
Dismenore
sebanyak
72,9
%
Berdasarkan rumus maka didapatkan hasil
(Begum et al 2012), sedangkan di Italia
yaitu 86 sampel ditambah dengan 10% jadi
terdapat 84,1 % yang mengalami dismenore
95 sampel.
Metode
(Grandi, 2012). Juga di Meksiko dalam
penelitian
dengan
judul
Primary
pengambilan
sampel
dilakukan secara purposive sampling. Tahap
dysmenorrhea among Mexican university
pertama,
students: prevalence,impact and treatment
berdasarkan jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS
terdapat 62,4% yang menderita dismenore
dan
(Ortiz, 2010).
proporsional
dengan
perbandingan
antara
Di
Indonesia
angka
kejadian
membagi
Bahasa
siswi
yang
kelas
dilakukan
mencari
jumlah
XI
secara
persentasi
siswi
tiap
dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari
jurusan dengan total populasi siswi kelas XI.
54,89% dismenore primer dan 9,36 %
Tahap kedua hasil persentasi dikalikan
dismenore sekunder (Oktaviana, 2012). Hasil
dengan jumlah total sampel yang dibutuhkan
penelitian yang dilakukan di SMP N 3
sesuia dengan rumus untuk mendapatkan
Manado , didapatkan hasil dari 202 siswi
jumlah sampel yang akan di ambil tiap
terdapat 199 siwi (98,5%) yang mengalami
jurusan. Hasil yang diperoleh :
dismenore (Lestari, 2010),Sedangkan pada
Jurusan IPA :
remaja putri di SMA Kristen 1 Tomohon,
terdapat 121 siswi (91,7%) mengalami
Jurusan IPS :
7
5
Jurusan Bahasa :
dismenore (Saguni, 2013).
�9 =
�9 =
5
,
,
�9 = ,
= 61 siswi
= 30 siswi
= 4 siswi
Pengumpulan data diperoleh dari
METODE PENELITIAN
responden secara langsung dengan metode
Jenis penelitian ini yaitu menggunakan jenis
wawancara menggunakan kuesioner dimana
penelitian analitik observasional analitik
untuk
dengan pendekatan cross sectional study.
responden, penimbangan berat badan dan
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1
pengukuran tinggi badan. Data sekunder
Kawangkoan bulan September tahun 2014.
diperoleh dari SMA Negeri 1 Kawangkoan.
Populasi yaitu Siswi kelas XI SMA Negeri 1
Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner
Kawangkoan
untuk
yang
telah
mengalami
mengetahui
melakukan
Karakteristik
pengumpulan
data
tentang
menstruasi. Penentuan sampel minimum
Karakteristik data responden dan pertanyaan
yaitu dengan menggunakan rumus
mengenai kejadian dismenore. Data status
Keterangan :
�=
N
+N �
gizi yang dikumpulkan dengan melakukan
pengukuran tinggi dan berat badan kemudian
menggunakan tabel antropometri berdasarkan
n : jumlah sampel
baku antropometri anak usia 5-19 tahun
N : Jumlah Populasi
menurut WHO tahun 2010.
D : Presisi (5%)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Adapun gambaran distribusi responden berdasarkan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1.
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Karakteristik
Umur (Tahun)
15
16
Jurusan
IPA
IPS
Bahasa
Karakteristik
N
%
36
59
37,9
62,1
61
30
4
64,21
31,58
4,21
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden
yang paling banyak adalah jurusan IPA
terbanyak berada pada rentang umur 16 tahun
sebanyak 64,21 % siswi dan yang paling
yaitu sebesar62,1 % atau 59siswi dan paling
sedikit pada jurusan Bahasa sebanyak 4 siswi
sedikit berumur 15 tahun yaitu sebesar 37,9%
atau 4,21 %.
atau 36 siswi. Berdasarkan jurusan responden
Adapun gambaran distribusi responden berdasarkan variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian
Variabel
Kejadian Dismenore
Ya
Tidak
Status Gizi
Normal
Tidak Normal
Tabel 2 menunjukkan bahwa siswi
yang mengalami dismenore sebanyak 72
siswi atau 75,8 % sedangkan yang tidak
mengalami dismenore sebanyak 23 siswi atau
24,2 % sedangakn untuk status gizi terdapat
N
%
72
23
75,8
24,2
73
22
76,8
23,2
73 siswi atu 76,8 % siswi dengan status gizi
normal dan 22 siswi atau 23,2 % dengan
status gizi tidak normal(gemuk dan kurus).
Analisis Bivariat
Adapun analisis hubungan antara variabel bebas dengan terikat dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
Kejadian Dismenore
Status Gizi
Tidak normal
Normal
Ya
n
21
51
Tidak
%
95,46
69,86
n
1
22
%
4,54
30,14
P value
0.014
Tabel
menunjukkan
3
nilai
makanan yang kurang termasuk zat besi
probabilitas (p value) yang didapat untuk
yang
analisis bivariat ini adalah 0,014. Nilai
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
tersebut diperoleh dengan menggunakan
yang dilakukan oleh Sophia dkk (2013)
uji Chi-Square dengan bantuan program
tentang Faktor- faktor yang berhubungan
SPSS for Windows. Nilai probabilitas (p
dengan dismenore pada siswi SMK 10
value)
Medan menunjukkan terdapat hubungan
0,014
<
0,05
maka
dapat
dapat
menimbulkan
anemia.
dinyatakan terdapat hubungan antara
antara
Status gizi dengan kejadian dismenore
dismenore yaitu dengan nilai probabilitas
pada siswi kelas XI SMA Negeri 1
(p value) 0,043. Hasil penelitian ini dan
Kawangkoan. dimana semakin banyak
penelitian
status gizi yang tidak berisiko (normal)
memberikan gambaran bahwa status gizi
maka semakin sedikit juga kejadian
berpengaruh
dismenore pada siswi.
dismenore.
status
gizi
dengan
sebelumnya
kejadian
di
terhadap
atas
kejadian
Anemia merupakan salah satu
faktor
konstitusi
yang
menyebabkan kurangnya
dapat
daya tahan
tubuh terhadap rasa nyeri sehingga saat
menstruasi
anemia
dapat
juga
terjadi
dismenore,
diakibatkan
karena
kurangnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi. Jika menaglami
anemia maka daya tahan tubuh akan
berkurang sehingga menyebabkan nyeri
di saas haid. Status gizi yang lebih yaitu
lemak
yang
berlebihan
yang
dapat
memicu timbulnya hormon yang dapat
mengganggu sistem reproduksi termasuk
pada
waktu
menstruasi
yaitu
Hasil penelitian yang diperoleh
sesuai yang dikemukakan oleh Sukarni
dkk (2013) bahwa status gizi yang rendah
diakibatkan
karena
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat
23,2%
responden
yang
memiliki status gizi tidak normal
(gemuk
dan
kurus)
dan
76,8%
responden status gizi normal.
2. Terdapat
75,8%
responden
yang
mengalami dismenore dan 24,2%
responden yang tidak mengalami
dismenore.
3. Terdapat hubungan antara status gizi
dan kejadian dismenore ( p < 0,05)
SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
menimbulkan nyeri haid.
dapat
KESIMPULAN
asupan
Diharapkan
dapat
membuat/
memberikan penyuluhan atau materi
pembelajaran kepada siswi tentang
masalah
kesehatan
reproduksi
khususnya dismenore dan juga materi
yang berkaitan dengan gizi pada
remaja
2. Diharapkan
kepada
siswi
untuk
menjaga status gizi yang normal agar
terhindar dari dismenore.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S, dkk. 2011. Gizi Seimbang
Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Arisman, MB. 2010. Gizi Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: EGC.
Beghum K dan Shabnam O. 2012.
Characteristics and Determinants of
Primary Dysmenorrhea in Young
Adults. American Medical Journal,
(online), vol. 3 No. 1, Hal 8 13(http://thescipub.com/PDF/amjsp.201
2.8.13.pdf, diakses 11 November 2014)
Grandi G. 2012. Prevalence of Menstrual
Pain in Young Women : what is
dysmenorrhea. Journal of Pain
Research. (online),Vol 5,Hal:169-74
(http://www.biomedscidirect.com/dow
nload/IJBMRF2011332/13/ , di akses
11 November 2014)
Laila, N. 2011. Buku Pintar Menstruasi.
Yogyakarta: Buku Biru.
Lestari, H. 2010. Gambaran Dismenore Pada
Remaja Putri Sekolah Menengah
Pertama di Manado. Jurnal Sari
Pediatri, (online), Vol.12, No. 2, Hal :
9902,
(http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/122-7.pdf, diakses 29 April 2014)
Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Oktaviana A dan Imron, R. 2012.
Menurunkan Nyeri Dismenore Dengan
Kompres Hangat.
Jurnal
Keperawatan, (online), Vol. 8, No. 2,
Hal:
137-41.
(http://riyantiimron.cv.fiznet.co.id/dok
umen/karya2/Jurnal2.pdf, diakses 25
April 2014)
Ortiz, M. 2010. Primary dysmenorrhea
among Mexican university students:
prevalence, impact and treatment.
European Journal of Obstetrics &
Gynecology and Reproductive Biology,
(Online),
Vol.152.
Hal
73-77
(http://200.34.44.252/investigacion/ics
a/LI_Farmaco/Mario_Ortiz/primary
.pdf, di akses 11 November 2014)
Paath E, dkk. 2004. Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: EGC
Proverawati, A dan Asfuahs, S. 2009. Gizi
Untuk Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
Medika
Saguni F, dkk. 2013. Hubungan Dismenore
Dengan Aktivitas Belajar Remaja Putri
Di SMA Kristen 1 Tomohon. Ejournal
keperawatan(e-Kp), (online), Vol. 1,
No.1,Hal
:
1-6.
(http://download.portalgaruda.org/artic
le.php?article=140969&val=5798,
diakses 28 April 2014)
Sophia, F. 2013. Faktor- Faktor Yang
Berhubungan Dengan Dismenore Pada
Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun
2013.
(http://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/
article/view/4060. Diakses 29 April
2014)
Sukarmi, I dan Margareth. 2013. Kehamilan,
Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk
Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
KELAS XI SMA NEGERI 1 KAWANGKOAN
Riyane Manorek*, Rudolf B.Purba **, Nancy S.H Malonda *
* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
**Ilmu Gizi Poltekes Manado
ABSTRAK
Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan proses kematangan manusia, sehingga terjadi perubahan
yang sangat unik dan berkelanjutan. Pertumbuhan fisik pada remaja terjadi secara bersamaan dengan proses
matangnya organ reproduksi. Wanita normal setiap bulan secara periodik akan mengalami peristiwa
reproduksi yang disebut menstruasi yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur
matang yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa itu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua
wanita yang normal pasti akan mengalami proses ini, akan tetapi pada kenyataannya banyak wanita
mengalami masalah menstruasi diantaranya nyeri haid atau biasa disebut Dismenore. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI di SMA N 1
Kawangkoan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional study.
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswi kelas XI di SMA N 1 Kawangkoan yang telah mengalami
menstruasi yaitu berjumlah 110 siswi. Sampel diambil dengan menggunakan rumus besar sampel dan
diperoleh 95 sampel. Data kejadian dismenore diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Status gizi siswi
dinilai berdasrakan IMT/U. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square (CI 95%, α=0,05).
Hasil penelitian menunjukkan status gizi responden yang tidak normal sebanyak 22 responden
(23,2%) dan status gizi responden yang normal sebanyak 73 responden (76,8%). Berdasarkan kejadian
dismenore yang mengalami dismenore sebanyak 72 responden (75,8%) dan yang tidak mengalami dismenore
sebanyak 23 responden (24,2%).Nilai probabilitas (p value) hubungan antara status gizi dengan kejadian
dismenore sebesar 0,014.Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore.
Kata kunci : status gizi, dismenore, remaja
ABSTRACK
Adolescence is a period of growth and maturation process of humans, resulting in a change in a very unique
and sustainable. Physical growth in adolescents occur simultaneously with the maturation process of the
reproductive organs. Normal women each month will periodically undergo reproductive events called
menstrual endometrial tissue that is fading away. It is normal and natural events that can be ascertained that
all the women who normally would have exprience menstrual problems including painful menstruation or
called dysmenorrhea. This study aims to investigate the relationship between nutritional status and the
incidence of dysmenorrhea in class XI student of SMA N 1 Kawangkoan.
This study is observational analitic cross sectional study. Population in this study is a class XI
student at SMA N 1 Kawangkoan who have experienced a period that is numbered 110 students. Samples
were taken by using a sample size formula and obtained 95 samples. Dysmenorrhea event data obtained
using a questionnaire. Schoolgirl nutritional status assessed by BMI/U. Bivariate analysis using chi squre
test (CI 95%, α=0,05).
This research result show that the nutritional status of the respondents were 22 respondents (23,2%)
abnormal and normal nutritional status of respondents by 73 respondents (76,8%). Based on the incidence of
dysmenorrhea are experiencing dysmenenorrhea were 72 respondents (75,8%) and who did not exprience
dysmenorrhea as many as 23 respondents (24,2%). Probability values the relationship between nutritional
status and the incidence of dysmenorrhea of 0,014. It can be concluded there is a relationship between
nutritional status and the incidence of dysmenorrhea.
Key words : nitritional status, dysmenorrhea, teenagers
PENDAHULUAN
Remaja adalah individu baik pria atau
maupun perubahan psikis. Masa remaja
wanita yang berada pada masa/usia antara
kematangan
anak-anak dan dewasa. Remaja adalah
perubahan
kelompok orang yang berusia 10-19 tahun.
berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang
remaja terjadi secara bersamaan dengan
terjadi
proses
pada
masa
remaja
akan
mempengaruhi status kesehatan dan gizi
remaja tersebut(Sulistyoningsih, 2012).
Masa
remaja
merupakan
merupakan periode pertumbuhan dan proses
manusia,
yang
sehingga
sangat
Pertumbuhan
matangnya
organ
terjadi
unik
dan
fisik
pada
reproduksi
(Sulistyoningsih, 2012).
Wanita normal setiap bulan secara
masa
periodik
akan
mengalami
peristiwa
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang.
reproduksi yang disebut menstruasi yaitu
Pertumbuhan pada usia anak yang relatif
meluruhnya jaringan endometrium karena
terjadi dengan kecepatan yang sama, secara
tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh
mendadak meningkat saat memasuki usia
sperma. Peristiwa itu wajar dan alami
remaja. Proses perkembangan fisik dari usia
sehingga dapat dipastikan bahwa semua
anak menjadi dewasa disebut pubertas.
wanita yang normal pasti akan mengalami
Pertumbuhan lambat selama masa anak mulai
proses ini, akan tetapi pada kenyataannya
meningkat
banyak
menjelang
masa
remaja(Almatsier, 2011).
Salah
kesehatan
satu
mengalami
masalah
menstruasi diantaranya nyeri haid atau biasa
area
remaja
wanita
penting
adalah
dalam
kesehatan
disebut Dismenore (Laila, 2011).
Pada
remaja
wanita
pelu
reproduksi remaja. Kesehatan reproduksi
mempertahankan status gizi yang baik,
remaja adalah upaya kesehatan reproduksi
dengan
yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu
seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat
unsur yang berperan dalam mewujudkan
haid, terbukti pada saat haid tersebut
kesehatan reproduksi pada remaja adalah
terutama pada fase luteal akan terjadi
status
yang
peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi
remaja akan membantu remaja mencapai
keluhan – keluhan yang menimbulkan rasa
pertumbuhan
ketidaknyamanan
gizi.
Asupan
dan
zat-zat
gizi
perkembangan
yang
optimal. Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan
atau
kecukupan
cara
mengkonsumsi
selama
makanan
siklus
haid
(Proverawati, 2009).
akan
Angka kejadian nyeri menstruasi di
menimbulkan masalah gizi baik itu berupa
dunia sangat besar. Di Amerika dalam
masalah gizi lebih maupun gizi kurang
penelitian yang dilakukan oleh Begum dkk,
(Sulistyoningsih, 2012).
dengan
judul
Characteristics
and
Berbagai perubahan terjadi pada diri
Determinants of Primary Dysmenorrhea in
remaja baik itu perubahan fisik, biologis
Young Adults pada tahun 2012 Angka
kejadian
Dismenore
sebanyak
72,9
%
Berdasarkan rumus maka didapatkan hasil
(Begum et al 2012), sedangkan di Italia
yaitu 86 sampel ditambah dengan 10% jadi
terdapat 84,1 % yang mengalami dismenore
95 sampel.
Metode
(Grandi, 2012). Juga di Meksiko dalam
penelitian
dengan
judul
Primary
pengambilan
sampel
dilakukan secara purposive sampling. Tahap
dysmenorrhea among Mexican university
pertama,
students: prevalence,impact and treatment
berdasarkan jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS
terdapat 62,4% yang menderita dismenore
dan
(Ortiz, 2010).
proporsional
dengan
perbandingan
antara
Di
Indonesia
angka
kejadian
membagi
Bahasa
siswi
yang
kelas
dilakukan
mencari
jumlah
XI
secara
persentasi
siswi
tiap
dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari
jurusan dengan total populasi siswi kelas XI.
54,89% dismenore primer dan 9,36 %
Tahap kedua hasil persentasi dikalikan
dismenore sekunder (Oktaviana, 2012). Hasil
dengan jumlah total sampel yang dibutuhkan
penelitian yang dilakukan di SMP N 3
sesuia dengan rumus untuk mendapatkan
Manado , didapatkan hasil dari 202 siswi
jumlah sampel yang akan di ambil tiap
terdapat 199 siwi (98,5%) yang mengalami
jurusan. Hasil yang diperoleh :
dismenore (Lestari, 2010),Sedangkan pada
Jurusan IPA :
remaja putri di SMA Kristen 1 Tomohon,
terdapat 121 siswi (91,7%) mengalami
Jurusan IPS :
7
5
Jurusan Bahasa :
dismenore (Saguni, 2013).
�9 =
�9 =
5
,
,
�9 = ,
= 61 siswi
= 30 siswi
= 4 siswi
Pengumpulan data diperoleh dari
METODE PENELITIAN
responden secara langsung dengan metode
Jenis penelitian ini yaitu menggunakan jenis
wawancara menggunakan kuesioner dimana
penelitian analitik observasional analitik
untuk
dengan pendekatan cross sectional study.
responden, penimbangan berat badan dan
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1
pengukuran tinggi badan. Data sekunder
Kawangkoan bulan September tahun 2014.
diperoleh dari SMA Negeri 1 Kawangkoan.
Populasi yaitu Siswi kelas XI SMA Negeri 1
Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner
Kawangkoan
untuk
yang
telah
mengalami
mengetahui
melakukan
Karakteristik
pengumpulan
data
tentang
menstruasi. Penentuan sampel minimum
Karakteristik data responden dan pertanyaan
yaitu dengan menggunakan rumus
mengenai kejadian dismenore. Data status
Keterangan :
�=
N
+N �
gizi yang dikumpulkan dengan melakukan
pengukuran tinggi dan berat badan kemudian
menggunakan tabel antropometri berdasarkan
n : jumlah sampel
baku antropometri anak usia 5-19 tahun
N : Jumlah Populasi
menurut WHO tahun 2010.
D : Presisi (5%)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Adapun gambaran distribusi responden berdasarkan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1.
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Karakteristik
Umur (Tahun)
15
16
Jurusan
IPA
IPS
Bahasa
Karakteristik
N
%
36
59
37,9
62,1
61
30
4
64,21
31,58
4,21
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden
yang paling banyak adalah jurusan IPA
terbanyak berada pada rentang umur 16 tahun
sebanyak 64,21 % siswi dan yang paling
yaitu sebesar62,1 % atau 59siswi dan paling
sedikit pada jurusan Bahasa sebanyak 4 siswi
sedikit berumur 15 tahun yaitu sebesar 37,9%
atau 4,21 %.
atau 36 siswi. Berdasarkan jurusan responden
Adapun gambaran distribusi responden berdasarkan variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian
Variabel
Kejadian Dismenore
Ya
Tidak
Status Gizi
Normal
Tidak Normal
Tabel 2 menunjukkan bahwa siswi
yang mengalami dismenore sebanyak 72
siswi atau 75,8 % sedangkan yang tidak
mengalami dismenore sebanyak 23 siswi atau
24,2 % sedangakn untuk status gizi terdapat
N
%
72
23
75,8
24,2
73
22
76,8
23,2
73 siswi atu 76,8 % siswi dengan status gizi
normal dan 22 siswi atau 23,2 % dengan
status gizi tidak normal(gemuk dan kurus).
Analisis Bivariat
Adapun analisis hubungan antara variabel bebas dengan terikat dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
Kejadian Dismenore
Status Gizi
Tidak normal
Normal
Ya
n
21
51
Tidak
%
95,46
69,86
n
1
22
%
4,54
30,14
P value
0.014
Tabel
menunjukkan
3
nilai
makanan yang kurang termasuk zat besi
probabilitas (p value) yang didapat untuk
yang
analisis bivariat ini adalah 0,014. Nilai
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
tersebut diperoleh dengan menggunakan
yang dilakukan oleh Sophia dkk (2013)
uji Chi-Square dengan bantuan program
tentang Faktor- faktor yang berhubungan
SPSS for Windows. Nilai probabilitas (p
dengan dismenore pada siswi SMK 10
value)
Medan menunjukkan terdapat hubungan
0,014
<
0,05
maka
dapat
dapat
menimbulkan
anemia.
dinyatakan terdapat hubungan antara
antara
Status gizi dengan kejadian dismenore
dismenore yaitu dengan nilai probabilitas
pada siswi kelas XI SMA Negeri 1
(p value) 0,043. Hasil penelitian ini dan
Kawangkoan. dimana semakin banyak
penelitian
status gizi yang tidak berisiko (normal)
memberikan gambaran bahwa status gizi
maka semakin sedikit juga kejadian
berpengaruh
dismenore pada siswi.
dismenore.
status
gizi
dengan
sebelumnya
kejadian
di
terhadap
atas
kejadian
Anemia merupakan salah satu
faktor
konstitusi
yang
menyebabkan kurangnya
dapat
daya tahan
tubuh terhadap rasa nyeri sehingga saat
menstruasi
anemia
dapat
juga
terjadi
dismenore,
diakibatkan
karena
kurangnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi. Jika menaglami
anemia maka daya tahan tubuh akan
berkurang sehingga menyebabkan nyeri
di saas haid. Status gizi yang lebih yaitu
lemak
yang
berlebihan
yang
dapat
memicu timbulnya hormon yang dapat
mengganggu sistem reproduksi termasuk
pada
waktu
menstruasi
yaitu
Hasil penelitian yang diperoleh
sesuai yang dikemukakan oleh Sukarni
dkk (2013) bahwa status gizi yang rendah
diakibatkan
karena
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat
23,2%
responden
yang
memiliki status gizi tidak normal
(gemuk
dan
kurus)
dan
76,8%
responden status gizi normal.
2. Terdapat
75,8%
responden
yang
mengalami dismenore dan 24,2%
responden yang tidak mengalami
dismenore.
3. Terdapat hubungan antara status gizi
dan kejadian dismenore ( p < 0,05)
SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
menimbulkan nyeri haid.
dapat
KESIMPULAN
asupan
Diharapkan
dapat
membuat/
memberikan penyuluhan atau materi
pembelajaran kepada siswi tentang
masalah
kesehatan
reproduksi
khususnya dismenore dan juga materi
yang berkaitan dengan gizi pada
remaja
2. Diharapkan
kepada
siswi
untuk
menjaga status gizi yang normal agar
terhindar dari dismenore.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S, dkk. 2011. Gizi Seimbang
Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Arisman, MB. 2010. Gizi Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: EGC.
Beghum K dan Shabnam O. 2012.
Characteristics and Determinants of
Primary Dysmenorrhea in Young
Adults. American Medical Journal,
(online), vol. 3 No. 1, Hal 8 13(http://thescipub.com/PDF/amjsp.201
2.8.13.pdf, diakses 11 November 2014)
Grandi G. 2012. Prevalence of Menstrual
Pain in Young Women : what is
dysmenorrhea. Journal of Pain
Research. (online),Vol 5,Hal:169-74
(http://www.biomedscidirect.com/dow
nload/IJBMRF2011332/13/ , di akses
11 November 2014)
Laila, N. 2011. Buku Pintar Menstruasi.
Yogyakarta: Buku Biru.
Lestari, H. 2010. Gambaran Dismenore Pada
Remaja Putri Sekolah Menengah
Pertama di Manado. Jurnal Sari
Pediatri, (online), Vol.12, No. 2, Hal :
9902,
(http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/122-7.pdf, diakses 29 April 2014)
Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Oktaviana A dan Imron, R. 2012.
Menurunkan Nyeri Dismenore Dengan
Kompres Hangat.
Jurnal
Keperawatan, (online), Vol. 8, No. 2,
Hal:
137-41.
(http://riyantiimron.cv.fiznet.co.id/dok
umen/karya2/Jurnal2.pdf, diakses 25
April 2014)
Ortiz, M. 2010. Primary dysmenorrhea
among Mexican university students:
prevalence, impact and treatment.
European Journal of Obstetrics &
Gynecology and Reproductive Biology,
(Online),
Vol.152.
Hal
73-77
(http://200.34.44.252/investigacion/ics
a/LI_Farmaco/Mario_Ortiz/primary
.pdf, di akses 11 November 2014)
Paath E, dkk. 2004. Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: EGC
Proverawati, A dan Asfuahs, S. 2009. Gizi
Untuk Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
Medika
Saguni F, dkk. 2013. Hubungan Dismenore
Dengan Aktivitas Belajar Remaja Putri
Di SMA Kristen 1 Tomohon. Ejournal
keperawatan(e-Kp), (online), Vol. 1,
No.1,Hal
:
1-6.
(http://download.portalgaruda.org/artic
le.php?article=140969&val=5798,
diakses 28 April 2014)
Sophia, F. 2013. Faktor- Faktor Yang
Berhubungan Dengan Dismenore Pada
Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun
2013.
(http://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/
article/view/4060. Diakses 29 April
2014)
Sukarmi, I dan Margareth. 2013. Kehamilan,
Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk
Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta :
Graha Ilmu.