PENERAPAN NILAI ISLAM TERHADAP USAHA KE

“PENERAPAN NILAI ISLAM TERHADAP USAHA KECIL
MENENGAH PRODUK MAKANAN DI GALERI GERAKAN
MUTU INDUSTRI CEMERLANG KEDIRI”
Di Tujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Seminar Proposal Skripsi
Dosen Pengampu :
Rokhmat Subagiyo, S.E., M.E.I

Disusun Oleh :
Muhammad Maimun Haki Al-Arif
NIM. 17402153244

JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2018

1

A. Latar Belakang Penelitian
Pada dasarnya konsep umum yang ada dalam masyarakat kita tentang

istilah nilai merupakan konsep ekonomi. Hubungan suatu komoditi atau jasa
dengan barang yang mau dibayarkan seseorang untuk memunculkan konsep
nilai. Sedangkan makna spesifikasi nilai dalam ekonomi adalah segala
sesuatu yang di inginkan dan diminta oleh manusia yang dapat memenuhi
kebutuhan, maka barang itu mengandung nilai.1
Nilai Islam adalah suatu ukuran atau patokan dimana manusia bersikap
sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam Nilai
Islam terdapat suatu komponen-komponen penting di dalamnya yaitu
mengenai Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Selain itu ruang lingkup dalam Nilai
Islam sangatlah luas dalam mengenai halal haram suatu produk, kebersihan,
proses pembuatan produk sesuai dengan Prinsip Syariah atau tidak, serta
situasi dan kondisi di lokasi tempat produk tersebut.2
Secara umum, UKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil
menengah merupakan sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha
yang didirikan oleh pribadi dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000,00 (belum termasuk tanah dan bangunan).3
Disini penulis mengangkat sebuah tema yang berjudul “Penerapan Nilai
Islam terhadap Usaha Kecil Menengah Produk Makanan”. Dan studi kasus
yang diambil yaitu pada Galeri Gerakan Mutu Industi Cemerlang (Gemilang)
Kediri. Galeri Gemilang ini merupakan pusat jajanan khas dari Kediri,

dimana disini segala jenis jajanan khas Kediri banyak di jual. Mengapa
penulis mengangkat tema tersebut, karena penulis menganggap ini suatu
persoalan yang sangat menarik untuk dikupas. Selama ini Penerapan Nilai
Islam di Trenggalek sangatlah kurang dalam menyikapinya, baik dari segi
Aqidah, Akhlak, Halal Haram, serta hal lainnya. Masyarakat belum begitu
memahami apa itu Nilai Islam serta apa saja yang ada di dalamnya. Menurut
1 M. Taqi Mishbah, Monoteisme Sebagai Sistem Nilai dan Aqidah Islam, (Jakarta : Lentera, 1984),
hlm. 111
2 Mohammad, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007)
3 Akifa P. Nayla, Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba, (Jogjakarta: Laksana,
2014), hlm. 12.

2

pandangan mereka dalam menjalankan sebuah usaha diartikan sebagai
aktivitas ekonomi manusia yang bertujuan mencari keuntungan semata.
Aktivitas bisnis dimaksudkan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya,
karena itu cara apapun boleh dilakukan demi meraih tujuan tersebut.
Walaupun cara-cara yang digunakan mengakibatkan kerugian bagi pihak lain.
Dan kebanyakan para pelaku usaha jarang yang memperhatikan produk

penjualnnya baik dari segi halal haram, proses pengolahan dan pembuatan,
situasi kondisi keadaan tempatnya, kebersihan, dan yang lainnya.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana Penerapan Nilai Islam terhadap Usaha Kecil Menengah
Produk Makanan di Galeri Gemilang Kediri?
2. Bagaimana konteks kehalalan Produk Makanan di Galeri Gemilang
Kediri?
3. Bagaimana kualitas pelayanan serta kerahaman para pegawai di Galeri
Gemilang Kediri?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membagi tujuan penelitian menjadi dua,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penelitian adalah memberikan tolak ukur Nilai
Islam khususnya bagi para pelaku usaha di Galeri Gemilang Kediri
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah menjawab pokok
permasalahan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui Penerapan Nilai Islam terhadap Usaha Mikro
Kecil Produk Makanan di Galeri Gemilang Kediri.

b. Untuk mengetahui kehalalan Produk Makanan di Galeri Gemilang
Kediri.
c. Untuk mengetahui kualitas pelayanan serta kerahaman para pegawai
di Galeri Gemilang Kediri.
D. Batasan Masalah

3

Pada penelitian ini penulis membatasi Penerapan Nilai Islam pada
Usaha Kecil Menengah Produk Makanan hanya di Lokasi Galeri Gemilang
Kediri. Untuk itu dalam skripsi ini nanti penulis akan berupaya menghadirkan
informasi-informasi dari data-data hasil wawancara dan juga rujukan-rujukan
yang representatif.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis
maupun praktis, diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
a. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Ekonomi, khususnya Ekonomi
Islam mengenai Nilai Islam terhadap Usaha Kecil Menengah Produk
Makanan.

b. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai
Penerapan Nilai Islam terhadap Usaha Kecil Menengah Produk
Makanan.
c. Untuk lebih mendukung teori yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas dalam penelitian.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan tambahan wawasan
dalam Menerapkan Nilai Islam terhadap Usaha Kecil Menengah
Produk Makanan.
b. Bagi penulis lain yang sedang melakukan penelitian, dapat digunakan
sebagai bahan acuan.

F.

Penegasan Istilah
Untuk menghindari hal-hal yang membingungkan, maka penulis perlu
membatasi pengertian beberapa istilah yang menjadi kunci dalam
pembahasan skripsi nantinya. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :

4


1. Nilai Islam
Nilai Islam adalah suatu ukuran atau patokan dimana manusia
bersikap sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur’an dan Hadist.
Dalam Nilai Islam terdapat suatu komponen-komponen penting di
dalamnya yaitu mengenai Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Selain itu ruang
lingkup dalam Nilai Islam sangatlah luas dalam mengenai halal haram
suatu produk, kebersihan, proses pembuatan produk sesuai dengan Prinsip
Syariah atau tidak, serta situasi dan kondisi di lokasi tempat produk
tersebut. Atau bisa dikatakan sebagai kumpulan dari prinsip-prinsip hidup,
ajaran-ajaran tentang bagaimana seharusnya manusia menjalankan
kehidupannya di dunia ini.4
2. Usaha Kecil Menengah
Secara umum, UKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil
menengah merupakan sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha
yang didirikan oleh pribadi dan memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 200.000.000,00 (belum termasuk tanah dan bangunan).5
G. Landasan Teori
1. Nilai-Nilai Keislaman
Pada dasarnya konsep umum yang ada dalam masyarakat kita

tentang istilah nilai merupakan konsep ekonomi. Hubungan suatu
komoditi atau jasa dengan barang yang mau dibayarkan seseorang untuk
memunculkan konsep nilai. Sedangkan makna spesifikasi nilai dalam
ekonomi adalah segala sesuatu yang di inginkan dan diminta oleh
manusia yang dapat memenuhi kebutuhan, maka barang itu mengandung
nilai.6
Nilai-nilai Islam merupakan suatu ukuran atau patokan dimana
manusia bersikap sesuai dengan ajaran-ajaran islam dalam Al-Qur‟an dan
4 Mohammad, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007)
5 Akifa P. Nayla, Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba, (Jogjakarta: Laksana,
2014), hlm. 12.
6 M. Taqi Mishbah, Monoteisme Sebagai Sistem Nilai dan Aqidah Islam, (Jakarta : Lentera, 1984),
hlm. 111

5

Hadist. Nilai-nilai Islam bersifat mutlak kebenarannya, universal dan suci.
Kebenaran dan kebaikan agama mengatasi rasio, perasaan, keinginan,
nafsu-nafsu manusiawi dan mampu melampaui subyektifitas golongan,
ras, bangsa, dan stratifikasi sosial. Dalam Islam juga terkandung

ketentuan-ketentuan diantaranya :7
a. Aqidah
Aqidah adalah bentuk dari kata “ „aqoda, ya‟qidu, ‟aqdan„aqidatan ” yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan
kokoh.
Aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan
bukan perbuatan. Sedangkan menurut istilah Aqidah yaitu perkara
yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya,
sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Aqidah merupakan akar bagi setiap perbuatan manusia. Apabila
akar pohon perbuatan manusia itu kokoh, maka pohon perbuatan
manusia itu akan berbuah dan tahan dari berbagai tiupan angin
cobaan. Sebaliknya, apabila akar pohon perbuatan manusia itu lemah,
maka buah perbuatan manusia itu akan tidak bermakna dan mudah
roboh dengan tiupan godaan angin sepoi-sepoi sekalipun.
b. Syari’at
Syari’at bisa disebut “Syir’ah”. Artinya secara bahasa adalah
sumber air mengalir yang didatangi manusia atau binatang untuk
minum. Syariah adalah segala peraturan agama yang telah ditetapkan
Allah SWT untuk umat islam, baik dari Al-Qur‟an maupun dari

sunnah Rasulullah SAW, yang diberikan kepada manusia melalui para
Nabi agar manusia hidup selamat di dunia maupun di akhirat.
Syari’ah islam secara mutlak dimaksudkan seluruh ajaran Islam
baik yang mengenai keimanan, amaliah ibadah, maupun mengenai
akhlak. Firman Allah SWT :
7Mohammad, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007)
6

Artinya : “Kemudian Kami jadikan engkau berada di atas suatu
syari‟ah (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah dia
(syari‟ah), dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jatsiyah: 18)
c. Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata khalaqayakhluqu-khalqan artinya membuat, atau menjadikan sesuatu. Akhlak
adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji
atau

akhlakul

karimah


maupun

yang

tercela

atau

akhlakul

madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain
dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia
harus mengikuti apa yang diperintahkan Nya dan menjauhi larangan
Nya.
Nilai Islam juga mengatur bagaimana ber etika dalam menjalankan
sebuah usaha yang sesuai dengan perilaku Rosulullah, diantaranya :
a. Kejujuran
Dalam hal ini, pedagang atau pengusaha tidak diperbolehkan
menyembunyikan


kecacataan

barang.

Jika

hal

tersebut

disembunyikan, keberkahan jual beli akan hilang. Dalam doktrin
Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis.
Rasulullah sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas
bisnis.
b. Sikap longgar, ramah-tamah, dan murah hati
Seorang pelaku bisnis harus bersifat longgar, ramah dan murah hati
dalam melakukan bisnisnya. Maksutnya itu seorang pedagang harus
bersikap ramah kepada setiap pembelinya.
c. Hanya menjual barang yang halal

7

Dalam salah satu hadits, Nabi SAW menyatakan bahwa jika Allah
mengharamkan

sesuatu

barang,

haram

pula

harganya

(diperjualbelikan). Oleh karena itu, dalam berbisnis, pengusaha
diwajibkan untuk menjual komoditas yang suci dan halal, bukan
barang haram, seperti : babi, anjing, minuman keras, dan ekstasi.
d. Kebersihan
Tempat untuk menjual produk setidaknya haruslah bersih, karena ini
salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dengan situasi keadaan
yang bersih maka otomatis makanan yang dijual itu sehat dan bebas
dari penyakit.
2. Pengertian UKM
Secara umum, UKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil
menengah merupakan sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha
yang didirikan oleh pribadi dan memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 200.000.000,00 (belum termasuk tanah dan bangunan).8
Kinerja UMKM di Indonesia sangat penting, terutama sebagai
sumber pertumbuhan kesempatan kerja atau pendapatan. Dalam beberapa
tahun belakangan ini pemerintah telah menerapkan strategi baru.
Didukung oleh pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang
baik, strategi ini dipercaya bisa mendorong pembangunan ekonomi daerah
sesuai keunggualan komparatif dan kompetitif yang ada. Selain itu UKM
di negara berkembang, sering dikaitkan dengan masalah-masalah
ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan,
besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan,
proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan
perdesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UKM diharapkan
dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-

8 Akifa P. Nayla, Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba, (Jogjakarta: Laksana,
2014), hlm. 12.

8

upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut di atas. Kinerja UKM di
Indonesia dapat ditinjau dari beberapa asek, yaitu :
 Nilai tambah,
 Unit usaha, tenaga kerja dan produktivitas,
 Nilai ekspor
Terdapat beberapa alasan pentingnya pengembangan UKM:
a. Fleksibilitas dan adaptabilitas UKM dalam memperoleh bahan mentah
dan peralatan. Relevansi UKM dengan proses-proses desentralisasi
kegiatan ekonomi guna menunjangnya integritas kegiatan pada sektor
ekonomi yang lain. Potensi. UKM dalam menciptakan dan
memperluas lapangan kerja.
b. Peranan UKM dalam jangka panjang sebagai basis untuk mencapai
kemandirian

pembangunan

ekonomi

karna

UKM

umumnya

diusahakan pengusaha dalam negeri dengan menggunakan kandungan
impor yang rendah. 9
Secara umum, ada banyak UKM dengan kriteria yang berbeda. Berikut
ini beberapa di antaranya:10
a. Manajemen Bisnis Sendiri
UKM sangat berbeda dengan waralaba. Perbedaannya yang
mencolok terletak pada manajemen bisnis. Apabila waralaba
memiliki manajemen bisnis yang ditentukan oleh pihak franchisor,
maka UKM tidak. Pemilik UKM memiliki kebebasan untuk bertindak
dan mengambil keputusan sendiri dengan kemajuan usahanya.

b. Modal Usaha Terbatas
UKM memiliki modal terbatas, karena pada umumnya modal hanya
berasal dari pemilik usaha atau bisa jadi sekelompok kecil orang yang
ikut menginvestasikan uangnya untuk modal UKM tersebut.
9 Tulus tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2002)
10 Akifa P. Nayla, ―Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba‖, Laksana, Jogjakarta,
2014, hlm. 12.

9

c. Karyawan Kebanyakan dari Penduduk Lokal
Pada umumnya, UKM mengambil karyawan dari penduduk lokal.
Hal ini dikarenakan dua hal. Pertama, pemilik UKM ingin
memberdayakan penduduk lokal agar bisa bekerja secara mendiri di
daerah tersebut. Kedua, adanya keterbatasan biaya untuk menggaji
karyawan yang berasal dari daerah luar.
d. Bersifat Usaha Keluarga
Pada umumnya, UKM bersifat usaha keluarga. Dalam artian, usaha
ini dijalankan dan dikembangkan sendiri oleh pemilik usaha bersama
keluarganya. Setelah berkembang cukup besar, pemilik UKM
memperkerjakan penduduk sekitar dengan sistem seperti keluarga.
e. Posisi Kunci Dipegang oleh Pemilik
Maju-mundurnya UKM tergantung sepenuhnya oleh pemilik usaha.
Dalam hal ini, berarti sistem untuk menjalankan atau memajukan
usaha tidak diajarkan kepada karyawan atau orang yang menjadi
kepercayaan.
f. Modal Usaha Berasal dari Keuangan Keluarga
Kebanyakan UKM tidak mengandalkan modal dari pihak luar, seperti
investor atau bank, tetapi dari keuangan keluarga, sehingga
memungkinkan tercampurnya keuangan keluarga dan perusahaan.
Modal dari pihak luar hanya dibutuhkan ketika pemilik UKM ingin
mengembangkan usaha tersebut ke luar daerah.
g. Menuntut Motivasi Tinggi
Untuk memajukan UKM, pemilik usaha dituntut untuk memiliki
motivasi yang tinggi. Motivasi tersebut meliputi motivasi untuk
melakukan promosi secara besar-besaran, membuat situs bisnis,
membuat strategi marketing online serta offline, dan sebagainya.
h. Menggunakan Teknologi Sederhana dalam Proses Produksi
`Pada umumnya, UKM masih menggunakan teknologi sederhana
dalam proses produksinya. Teknologi sederhana yang dimaksud disini

10

adalah alat-alat yang masih tradisional dan belum canggih,
sebagaimana yang ada belakangan ini.
3. Pengertian Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan
berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap
kualitas jasa.11
Kualitas layanan didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang
bertujuan melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Jenis kualitas yang
digunakan untuk menilai kualitas layanan adalah sebagai berikut: (1)
Outcome, yaitu kualitas hasil kerja penyampaian jasa itu sendiri. (2)
Process, yaitu kualitas cara penyampaian jasa tersebut.12
Karena jasa tidak kasat mata serta kualitas teknik jasa tidak selalu
dapat dievaluasi secara akurat, pelanggan berusaha menilai kualitas jasa
berdasarkan apa yang dirasakannya, yaitu dimensi-dimensi yang mewakili
kualitas proses dan kualitas layanan.
Tingkat kualitas layanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut
pandang perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian
pelanggan . Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program layanan,
perusahaan harus berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan
memperhatikan komponen kualitas layanan, yang meliputi:13
a. Kualitas interaksi (intraction quality) adalah kontak yang terjadi
proses jasa disampaikan dalam pertemuan antara penyedia jasa dan
pelanggan, yang merupakan kunci penentu evaluasi pelanggan
terhadap kualitas layanan.
b. Kualitas hasil (outcome quality) sebagai evaluasi pelanggan terhadap
hasil dari aktivitas layanan jasa, termasuk ketepatan waktu dalam
layanan jasa.
11 Fandi Tjiptono dan Chandra Gregorius, Service, Quality & Satisfaction, ( Yogyakarta:ANDI
2005), hlm. 121
12 Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satisfaction, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
2006), hlm. 28
13 Utami, Christina, dan Whidya, Manajemen Ritel, (Jakarta : Salemba Empat 2006), hlm. 252

11

c. Kualitas lingkungan (environment quality) terkait dengan seberapa
jauh fitur berwujud (tangible feature).
Selain itu, banyak riset yang dilakukan menurut Luthfiya ada
empat aspek yaitu:14
a. Keramahan, adalah salah satu aspek kualitas layanan yang paling
mudah diukur, keramahan dapat diartikan banyak senyum dan
bersikap sopan. Kompetensi, adalah suatu kesan pertama yang baik,
misalnya

ketika

seorang

pelanggan

ingin

membeli

atau

memanfaatkan produk (barang/jasa) biasanya akan bertanya pada
petugas customer service. Bila petugas customer service tidak bisa
menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pelanggan maka
pelanggan akan kehilangan kepercayaan.
b. Reputasi, dengan adanya reputasi yang baik, diharapkan pelanggan
tidak akan ragu lagi untuk melakukan transaksi pada perusahaan yang
akan ia masuki.
H. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Berkaitan dengan hal ini Lexy. J Meleong menjelaskan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya,
perilaku, persepsi, motifasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.15
Sifat khas penelitian lapangan dengan metode kualitatif adalah terbuka,
tak terstruktur dan fleksibel. Terbuka maksudnya, dalam medan yang diamati
terbuka peluang memilih dan menentukan fokus kajian. Tak terstruktur
artinya

sistematika

fokus

kajian

dan

pengkajianya

tidak

dapat

disistematisasikan secara ketat dan pasti. Dan fleksibel maksudnsya adalah
14 Luthfiya Fathi Pusposari, Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan KPRI
UNIBRAW Malang, (Skripsi Fakultas Tarbiyah UIIS Malang 2003 ), hlm. 22
15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. 6

12

proses penelitian, peneliti bisa memodifikasi rincian dan rumusan masalah
maupun format-format rancangan yang digunakan.16
Dengan kata lain penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengkaji
data secara mendalam tentang semua kompleksitas yang ada dalam konteks
penelitian tanpa melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Bila
dilihat dari segi tempat penelitian, penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian lapangan (field research), yang berusaha meneliti atau melakukan
studi terhadap realitas kehidupan sosial masyarakat secara langsung.
I. Lokasi Penelitian
Yang menjadi sebuah lokasi penelitian ini adalah tepatnya di Galeri
Gemilang Kediri. Mengapa memilih tempat tersebut karena penulis merasa
tertarik dengan situasi dan kondisi di dalamnya.
Situasi dan kondisi tempat ini yaitu terdapat beraneka ragam jenis
penjualan, seperti jajanan, makanan ringan, minuman, kerajinan, batik
maupun produk unggulan lainnya yang ada di Kediri. Tempat ini sering
dikunjungi para wisatawan, baik dari warga Kediri sendiri maupun dari warga
luar Kediri baik oleh sebagian kalangan anak muda atau orang tua sebagai
tempat yang pas untuk membeli jajanan Kediri.
Selain itu dari segi tata letak tokonya sendiri, Toko Galeri Gemilang ini
terletak di pusat kota Kediri, jadi para pengunjung tidak akan kesusahan
untuk mencarinya. Tempatnya sendiri cukup luas dan dekat dengan alun-alun
kabupaten Kediri.
J.

Data dan Sumber Data
1. Data
Data merupakan unit informasi yang direkam media yang dapat
dibedakan dengan kata lain, dapat dianalisis dan relevan dengan problem
tertentu. Data haruslah merupakan keterkaitan antara informasi dalam arti

16 Masykuri Bakri, Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Malang:
Lembaga Penelitian Universitas Malang Bekerjasama dengan Visipress, 2002), hlm. 58.

13

bahwa data harus mengungkapkan kaitan antara sumber informasi dan
bentuk simbolik asli pada satu sisi.17
2. Sumber Data
Sumber Data adalah asal atau dari mana data tersebut diperoleh,
dan sumber data merupakan bagian yang sangat berpengaruh terhadap
hasil dari penelitian yang akan diperoleh. Ketepatan dalam mengambil
sumber data akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan tujuan
penelitian, sebaliknya jika terjadi kesalahan dalam menggunakan dan
memahami serta memilih sumber data, maka data yang dihasilkan
dipastikan tidak sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Sehingga dalam
melakukan penelitian, peneliti harus benar-benar memahami sumber data
mana yang harus dipakai.
Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sumber
data primer dan sekunder.18
a. Sumber Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subyek penelitian menggunakan alat pengukur atau pengukuran data
langsung pada obyek sebagai informasi yang akan dicari. Sumber
data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber data yang
digali langsung dengan wawancara langsung dengan para pelaku
UKM yang produknya ada di Galeri Gemilang Trenggalek. Selain
itu, sumber data primer didapat dari sumber-sumber tertulis, baik
dari buku ataupun artikel, surat kabar, majalah dan catatan dari
berbagai instansi.
b. Sumber Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh dari pihak
lain, tidak langsung diperoleh dari subyek penelitian. Sumber data
sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber data
yang bukan berasal dari wawancara pelaku usaha di Galeri
Gemilang, akan tetapi berkaitan dengan tema yang dibahas dalam
penelitian ini.
17 Dr. Ahmad Tanzeh, M.Pd.I, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta:Teras, 2009), hlm. 53
18 Saefudin Anwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 91

14

K. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data, disini menggunakan tiga metode,
diantaranya :
1. Observasi (pengamatan)
Adalah teknik yang dilakukan secara langsung dan pencatatan
secara otomatis terhadap fenomena yang diselidiki. Karena penelitian
yang dilakukan adalah termasuk jenis penelitian kualitatif, maka
observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah observasi
terus terang. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data
menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang
melakukan penelitian.
2. Wawancara mendalam (indept interview).
Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang mendalam.
Dalam metode wawancara ditetapkan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Teknik ini digunakan untuk responden yang memiliki populasi
yang diberikan pertanyaan yang sama, sehingga diketahui informasi atau
data yang penting. Sedangkan pertanyaan yang tidak terstruktur, peneliti
tidak menetapkan masalah pertanyaan yang akan diajukan. Tujuannya
adalah untuk memperoleh informasi yang baku atau informasi tunggal.
3. Dokumentasi.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari

seseorang.

Studi

dokumen

merupakan

perlengkapan

dari

penggunaan metode observasi dan interview dalam penelitian kualitatif.
Penggunaan metode dokumentasi ini untuk memperkuat dan mendukung
informasi-informasi yang didapatkan dari hasil observasi dan interview.19
L. Teknik Analisis Data
19 Dr. Ahmad Tanzeh, M.Pd.I, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta:Teras, 2009) hlm. 57

15

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif. Penelitian ini lebih
banyak bersifat uraian dari hasil wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis
data kualitatif menurut Bogdan & Biklen sebagaimana yang dikutip oleh
Lexy J Meleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannnya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.20
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan
Mungin, yaitu sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data (Data Collection)
Adalah bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan
pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
wawancara, dan studi dokumentasi.
b. Reduksi Data (Data Reduction)
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatancatatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data
dimulai dengan membuat ringkasan, menulis memo, dan sebagainya
dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.
c. Display Data
Adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan

kemungkinan

adanya

penarikan

kesimpulan

dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk
teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel,
dan bagan.
d. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan (Conclution Drawing and
Verification)
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan
berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah
20 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. 248.

16

disajikan. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai
dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada di
lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
kemudian diambil intisarinya saja.
M. Tahap-tahap Penelitian
1. Menetapkan Fokus Penelitian
Tahapan yang pertama dilakukan adalah menetapkan research
question. Research question yang dalam penelitian kualitatif disebut
sebagai “Fokus Penelitian”, adalah pertanyaan tentang hal-hal yang ingin
dicari jawabannya melalui penelitian tersebut. Ini dimaksudkan untuk
memberi batas hal-hal yang akan diteliti. Selain itu fokus penelitian
berguna dalam memberikan arah selama proses penelitian , utamanya
pada saat pengumpulan data, yaitu untuk membedakan antara data mana
yang relevan dengan tujuan penelitian kita. Fokus penelitian ini selalu
disempurnakan selama proses penelitian dan bahkan memungkinkan
untuk diubah pada saat berada di lapangan.
2. Menetukan Setting dan Subyek Penelitian
Setting penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang
sangat penting dan telah ditentukan ketika menetapkan fokus penelitian.
Setting dan subyek penelitian merupakan suatu kesatuan yang telah
ditentukan sejak awak penelitian. Setting penelitian ini menunjukkan
komunitas yang akan diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial
mereka.

Dalam

penelitian

kualitatif,

setting

penelitian

akan

mencerminkan lokasi penelitian yang langsung melekat pada fokus
penelitian yang telah ditetapkan sejak awal. Setting penelitian ini tidak
dapat diubah kecuali fokus penelitiannya diubah.
3. Pengumpulan Data, Pengholahan Data, dan Analisis Data
Penelitian

kualitatif

merupakan

proses

penelitian

yang

berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data,
dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian.

17

Dalam penelitian kualitatif pengolahan data tidak harus dilakukan setelah
data terkumpul, atau analisis data tidak mutlak dilakukan setelah
pengolahan data selesai. Dalam hal ini sementara data dikumpulkan,
peneliti dapat mengolah dan melakukan analisis data secara bersamaan.
Sebaliknya pada saat menganalisis data, peneliti dapat kembali lagi ke
lapangan untuk memperoleh tambahan data yang dianggap perlu dan
mengolahnya kembali.
4. Penyajian Data
Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita
tentang sesuatu hal pada orang lain. Oleh karena ada data yang diperoleh
dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tidak dalam bentuk
angka, penyajian biasanya berbentuk uraian kata-kata dan tidak berupa
tabel-tabel dengan ukuran statistik. Sering kali data disajikan dalam
bentuk kutipan-kutipan langsung dari kata-kata terwawancara sendiri.
Kata kata itu ditulis apa adanya dengan menggunakan bahasaasli
informan (misalnya bahasa ibu, bahasa daerah, dan bahasa khusus) yang
dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai “Transkrip”. Selain itu,
hasil penelitian kualitatif juga dapat disajikan dalam bentuk life history,
yaitu deskripsi tentang peristiwa dan pengalaman penting dari kehidupan
atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan katakatanya sendiri.

Daftar Pustaka
Akifa, P. Nayla. 2014. Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba.
Yogyakarta: Laksana.
Anwar Saefudin. 1997. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Logos Wacana Ilmu.

18

Bakri, Masykuri. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan
Praktis. Malang: Lembaga Penelitian Universitas Malang Bekerjasama
dengan Visipress.
Fathi, Luthfiya Pusposari. 2003. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan KPRI UNIBRAW Malang. Malang: Skripsi Fakultas
Tarbiyah UIIS Malang.
Mohammad.2007. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rangkuti, Freddy. 2006. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.
Taqi, M. Mishbah. 1984. Monoteisme Sebagai Sistem Nilai dan Aqidah Islam.
Jakarta : Lentera.
Tjiptono, Fandi dan Chandra Gregorius.2005. Service, Quality & Satisfaction.
Yogyakarta: ANDI.
Whidya, Utami, dan Christina. 2006. Manajemen Ritel. Jakarta : Salemba
Empat.

19

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26