UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018 ABSTRAK - PENGELOLAAN DANA DESA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA MEKAR SARI KECAMATAN PALANGGA KABUPATEN KONAWE SELATAN

PENGELOLAAN DANA DESA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PEMBANGUNAN DESA MEKAR SARI KECAMATAN
PALANGGA KABUPATEN KONAWE SELATAN
ETI ELIN ROSTUTI
Dr. Arifin Utha, M.Si
Dr. Jopang, S. Pd., M.Si
Etielinrostuti@gmailco
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan
Pengelolaan Dana Desa di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten
Konawe Selatan, dan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Partisipasi
masyarakat dalam pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga
Kabupaten Konawe Selatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
studi kepustakaan dan studi lapangan (observasi, interview,dokumentasi).
Sedangkan teknik analisisi data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan
cara reduksi data, penyajian data (display data) dan penarikan kesimpulan

(verivikasi).
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut pemerintah
desa Mekar Sari menunjukkn keaktifannya dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan tahapan pengelolaan keuangan desa melalui
perencanaan, pelaksanaan, monitoring & evaluasi dan pelaporan untuk
pembangunan desa. Dengan tahapan atau proses tersebut masyarakat memiliki
inisiatif tinggi dan terdorong untuk
berpartisipasi dalam meningkatkan
pembangunan di desa Mekar Sari seperti ikut terlibat langsung dalam perencanaan,
penagwasan, dan evaluasi pembangunan, serta masyarakat ikut terlibat dalam
menikmati hasil pembangunan.
Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat dan Pembangunan Desa

1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap Negara memiliki cita-cita yang tinggi dalam mensejahterakan
masyarakatnya. Bahkan disetiap daerahpun ketika berjuang untuk menjadi
sebuah daerah otonomi tidak terlepas dari usaha untuk memajukan daerahnya

demi tercipta masyarakat yang makmur dan sejahtera. Salah satu langkah
pemerintah yang harus diambil adalah melakukan pembangunan besarbesaran yang mengarah kepada kepentingan masyarakat., bukan kepentingan
pribadi atau kelompok, karena tidak jarang elit-elit poltik hari ini melakukan
pembangunan mengatas namakan rakyat, namun penerapannya banyak
ketimpangan yang menjadikan kepentingan rakyat terusik.
Pembangunan yang dimaksud adalah suatu usaha perbaikan untuk
menuju keadaan yang lebih baik dengan mendayagunakan potensi yang ada,
baik potensi Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia
(SDM). Usaha tersebut tidak terlepas dari mekanisme pembangunan yang
melibatkan semua pihak dimana dalam pelaksanaannya harus tersusun dan
terencana dengan baik. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa
pembangunan merupakan suatu proses perubahan, perbaikan ataupun
pembaharuan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa dan Negara. (Pratikno,
2002:119).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat dibuast
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengelolaan Dana Desa di Desa Mekar Sari Kecamatan
Palangga Kabupaten Konawe Selatan?

2. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Mekar
Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan diwujudkan dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengelolaan Dana Desa di Desa
Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten
Konawe Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a) Sebagai sumber pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
mengenai konsep partisipasi dan konsep pembangunan desa,
b) serta, masukan bagi para peneliti lainnya yang ingin memperluas
bidang kajian pada peneliti lanjutan.
2. Manfaat Praktis

2


a) Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Desa khususnya Desa Mekar
Sari untuk perbaikan lebih lanjut dalam pengelolaan Dana Desa dan
peningkatan partisipasi masyartakat.
b) Sebagai wahana pengembangan kebijakan khususnya terkait kebijakan
pengelolaan Dana Desa;
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebijakan Dana Desa
1. Konsep Desa
Secara etimologi kata “desa” berasal dari Bahasa Sansekerta, deca
yang berarti tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran. Dari perspektif
geografis, desa atau village diartikan sebagai “a groups of hauses or
shops in a country area, smaller than a town”. Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengurus rumah
tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang diakui
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan menurut
Widjaja (2003) desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan
pemikiran mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman,
partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

kata “desa” juga berasal dari bahasa india, yakni “swadesi” yang berarti
tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang menunjuk
pada satu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta memiliki
batas-batas yang jelas (Yulianti, 2003:24).
2. Konsep Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa merupakan suatu kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa
yaitu kepala desa dan perangkat desa. Pemerintahan Desa menurut Widjaja,
(2003:3) dalam bukunya “Otonomi Desa” pemerintahan desa diartikan
sebagai: Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan subsistem dari
sistem penyelenggaraan pemerintah, sehingga desa memiliki kewenanagan
untuk mengatur dan mengurus.
B. Teori dan Konsep Partisipasi Masyarakat
Selama ini partisipasi diperlakukan sebagai masukan dalam proses
pembangunan, sebagai suatu prasyarat mutlak bagi tercapainya tujuan
pembangunan. Partisipasi diartikan sebagai dana dan daya yang dapat
disediakan atau dapat dihemat sebagai sumbangan atau kontribusi masyarakat
kepada proyek-proyek pemerintah.
Secara etimologi, partisipasi berasal dari bahasa inggris “participation”
yang berarti mengambil bagian/keikutsertaan. Dalam kamus lengkap Bahasa

Indonesia dijelaskan “partisipasi” berarti: hal turut berperan serta dalam suatu
kegiatan. Secara umum dari pengertian partsipasi masyarakat dalam
pembangunan adalah keperansertaan semua anggota atau wakil-wakil
masyarakat untuk ikut membuat keputusan dalam proses perencanaan dan
pengelolaan pemabngunan termasuk di dalamnya memutuskan tentang
3

rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, manfaat yang akan
diperoleh serta bagaimana melaksanakan dan mengevaluasi hasil
pelaksanaannya.
C. Konsep Pembangunan Desa
Pembangunan merupakan proses peningkatan dan pertumbuhan
seimbang pada segala aspek kehidupan, baik aspek sosial, aspek ekonomi,
aspek politik, aspek budaya, aspek pemerintahan, aspek pertahanan keamanan
maupun aspek ideologi. Proses tersebut dalam rangka pencapaian hakikat
tujuan pembangunan nasional yaitu menciptakan masyarakat adil dan
makmur serta sejahtera berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pembangunan
adalah suatu proses perubahan, perbaikan atau pembaharuan kearah yang
lebih baik yang dilakukan secara terencana oleh suatu bangsa dan Negara
(Pratikno, 2002:119).

D. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, pengelolaan dana desa dan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan Desa Mekar Sari dapat dilihat dari kerangka pikir.
Dimana pengelolaan dana desa yang dilakukan oleh pemerintah desa yang
penuh tanggung jawab memberikan manfaaat bagi keberlangsungan
pembangunan di desa Mekar Sari. Menurut Halim (2007:330) pengelolaan
keuangan daerah adalah suatu rangkaian kegiatan yang tersusun secara
sistematis yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjwaban serta pengawasan terhadap keuangan daerah.
Melalui
pengelolaan
tersebut
diharapkan
desa
akan
mampu
menyelenggarakan otonominya dengan baik.
Pelaksanaan tersebut akan berjalan sesuai yang diharapkan apabila
didukung dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang
ditandai dengan masyarakat ikut terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan evaluasi pembangunan serta masyarakat ikut terlibat dalam
menikmati hasil pembangunan (Tjokromidjojo, 2001). Hasil pembangunan
yang sudah direncanakan bersama diarahkan pada pembangunan infrastruktur
dan pembangunan usaha ekonomi masyarakat. (Adisasmita, 2006:4).
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga
Kabupaten Konawe Selatan. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian
didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam manajamen pengelolaan Dana
Desa (DD) di Desa Mekar Sari belum berjalan sebagaimana peraturan
perundang-undangan yang ada. Beberapa permasalahan yang disebutkan
sebelumnya menjadi pertimbangan sehingga pemilihan lokasi di Desa Mekar
Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan menjadi dasar
pertimbangan peneliti dalam melakukan studi.
Penelitian ini telah berlangsung sejak bulan Januari 2018 sampai
dengan bulan Maret 2018.
B. Jenis Penelitian
4

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dipilihnya pendekatan

kualitatif dalam studi ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengungkap
permasalahan secara empirik berdasarkan konteks yang terjadi di lapangan.
Fenomena yang ada dapat digeneralisasikan secara empirik sesuai dengan
fakta yang terjadi sehingga permasalahan dalam pengelolaan dana Desa dapat
diungkap dengan baik.
C. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah semua orang-orang yang terlibat
dalam pengelolaan Dana Desa di Desa Mekar Sar dari enam informan, antara
lain Kepala Desa dan Perangkat Desa, Tim Pengelola Kegiatan, Badan
Permusyawaratan Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, PKK, Karang
Taruna, serta tokoh masyarakat. Pemilihan informan dilakukan secara
purposif sesuai dengan kapasitas masing-masing.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah mengkaji manajamen pengelolaan Dana
Desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring & evaluasi dan
pelaporan serta mengkaji tentang partispasi masyarakat yaitu keterlibatan
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta
pelaporan dan partsipasi dalam menikmati hasil pembangunan. Hasil
Pembangunan tersebut dalam bentuk Infrastruktur dan pembedayaan ekonomi
masyarakat.

E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data, dilakukan dengan teknik
sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan (data sekunder) yaitu teknik pengumpulan data dan
informasi melalui berbagai literatul, dokumen-dokumen dan sumber
bacaan lainnya yang relevan dengan masalah penelitian ini.
2. Studi lapangan (data primer) yaitu teknik pengumpulan data secara
langsung pada objek yang diteliti dengan metode:
a. Observasi (pengamatan) yaitu pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung mengenai situasi dan kondisi yang terjadi.
b. Interview (wawancara) yaitu penelitian yang dilakukan dengan Tanya
jawab langsung terhadap objek/responden secara sistematis
berdasarkan tujuan penelitian.
c. Dokumentasi yaitu perolehan data melaui potret dari peneliti dan
pengkajian dokumen-dokumen masyrakat yang sesuai dengan data
yang dibutuhkan dalam melakukan analisis.
F. Jenis dan Sumber Data
Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu
primer dan sekunder.
1. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari berbagai sumber

yaitu data yang diperoleh dari informan serta melalui pengamatan
langsung dilapangan.
2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu
data yang diperoleh dari RPJM Desa, RKP Desa, APBDesa, Berita Acara
Rapat, Peraturan Desa dan laporan kepala desa.
5

G. Teknik Analisis Data
Dalam rangka menjawab permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh dianalisis berdasarkan teori
Miles dan Huberman (2004). Dimana Miles dan Huberman menyatakan
bahwa langkah-langkah dalam analisis data adalah reduksi data, penyajian
data (display data) dan penarikan kesimpulan (verifikasi).
1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perbaikan
dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan.
2. Display data atau penyajian data merupakan penyajian data dilakukan
dengan cara penyampaian informasi berdsarkan data yang dimiliki dan
disusun secara runtut dan baik dalam bentuk naratif, sehingga mudah
dipahami. Dalam tahap ini peneliti membuat rangkuman secara deskriptif
dan sistematis sehingga teman sentral dapat di ketahui dengan mudah.
3. verifikasi data atau penarikan simpulan yaitu menarik simpulan
berdasarkan data yang di peroleh dari berbagi sumber, kemudian peneliti
mengambil simpulan yang bersifat sementara sambil mengambil data
pendukung atau menolak kesimpulan. Pada tahap ini, peneliti melakukan
pengkajian tentang kesimpulan yang telah diambil dengan data
pembanding teori tertentu. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
kebenaran hasil analisis yang melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya.
Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh data yang lebih akurat dan
dapat membantu kelancaran peneliti.
H. Definisi Konsep
Untuk menghindari adanya salah satu pengertian konsep yang akan
diteliti serta untuk mendapatkan batasan yang lebih jelas dari masing-masing
konsep, maka definisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini dikemukakan
sebagai berikut:
a) Pengelolan Dana Desa adalah suatu rangkaian kegiatan yang diawali
dengan kegiatan perencanaan selanjutnya dihasilkan dokumen
perencanaan dalam bentuk RPJM Desa, RKP Desa, dituangkan dalam
APBDesa dan dietapkan dengan Peraturan Desa. Setelah disepakati
bersama maka dilaksanakan oleh Tim Teknis, Monitoring dan evaluasi
sampai dengan pelaporan.
b) Perencanaan adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh
Badan Permusyawaratan Desa dengan dihadiri oleh Pemerintah Desa,
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Perwakilan Masyarakat Desa
yang dilakukan secara partisipastif dan demokratis guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan desa.
c) Pelaksanaan merupakan tindakan dari sebuah rencana yang sudah disusun
ssecara matang dan terperinci yang dilaksanakan oleh Tim mulai dari
Kuasa Pengguna Anggaran, Tim Pengelola Keuangan Desa dan Tim
Pengelola Kegiatan (TPK).
6

d) Monitoring & Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau
pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program. Sedangkan evaluasi
merupakan sebuah penilaian yang subyektif dan sistematis terhadap
sebuah intervensi yang direncanakan. Monitoring dan evaluasi dilakukan
oleh Badan permusyawaratan Desa sesuai dengan perencanaan yang telah
tertuang dalam RKP Pemerintah Desa dan melakukan evaluasi terhadap
perencanaan dan realisasi APBDesa yang telah ditetapkan dalam peraturan
desa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Desa
Desa Mekar Sari merupakan salah satu desa yang secara administratif
terletak dalam wilayah Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
Terletak sekitar ±10 km dari ibu kota kecamatan dan ± 15 km dari Ibu Kota
Kabupaten Konawe Selatan. Desa ini terbentuk sejak tahun 1983, ketika itu
disebut sebagai Desa Ambawi Jaya sebagai bagian penempatan warga
transmigrasi dari Jawa yang merupakan bagian Satuan Pemukiman 4 (SP-4)
Roraya III Kecamatan Tinanggea Kabupaten Kendari. Pada tahun 1990 Desa
Ambawi Jaya berubah nama menjadi Desa Wawouru Kecamatan Tinanggea.
Selanjutnya pada tahun 1996 Desa Wawouru dimekarkan menjadi dua desa
yaitu Desa Wawouru dan Desa Mekar Sari.
2. Letak Geografis Desa
Secara geografis desa Mekar Sari memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
a. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Anggondara
b. Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Aepodu
c. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Palangga
d. Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wawouru
Desa Mekar Sari mempunyai luas wilayah 1.011 hektar terdiri dari
lahan tegalan 151 ha, lahan persawahan 13,5 ha, tanaman perkebunan (jambu
mete, jati, cengkeh, lada, coklat, merica, pisang 161,5 ha, wilayah pemukiman
71 ha dan lahan tidur 592 ha.
3. Keadaan Demografis
Berdasarkan data Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Desa Mekar Sari periode 2013-2019, jumlah penduduk di Desa Mekar Sari
secara administrasi tercatat sebanyak 1.315 jiwa yang terdiri dari 680 orang
laki-laki dan 635 orang perempuan. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK)
sebanyak 393 KK. Penduduk Desa Mekar Sari didominasi oleh Suku Jawa dan
Tolaki. Selain itu ada juga Suku Bugis dan Suku Muna, tetapi jumlahnya relatif
kecil. Mata pencaharian penduduk pada umumnya sebagai petani sebanyak
880 orang, industri pengolahan sebanyak 34 orang, pedagang sebanyak 34
orang dan PNS/TNI/POLRI sebanyak 26 orang tukang.
4. Keadaan Sarana Prasarana dan Sosial Budaya
Keadaan sarana dan prasarana desa pada tahun 2013 meliputi jalan desa
sepanjang 2 km, balai desa 1 unit, mesjid desa 1 unit, Kantor Desa 1 unit,
7

Deuker 4 unit, gedung Sekolah Dasar 1 unit, pasar desa 1 unit dan 4 kelompok
usaha ekonomi. Di Desa Mekar Sari masih perlu peningkatan sarana dan
prasarana lingkungan, kesehatan, pendidikan serta sarana air bersih. Setelah
kebijakan pemerintahan Jokowi-JK melalui Dana Desa (DD) selama tiga tahun
terakhir terjadi peningkatan pembangunan sarana prasarana fisik seperti drainase,
sumur gali masyarakat, deuker, pengadaan kelengkapan sarana kesehatan dan
peningkatan jalan lingkungan.
B. Hasil Penelitian
1. Pengelolaan Dana Desa
Pengelolaan Dana Desa dalam penelitian ini meliputi (a). Perencanaan; (b)
Pelaksanaan; (c). Monitoring dan Evaluasi dan (d) Pelaporan.
a). Perencanaan
Perencanaan desa adalah
proses tahapan kegiatan yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dengan dihadiri oleh
Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat desa untuk memusyawarakan
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa (RPJM Desa) untuk
jangka waktu enam tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD)
untuk jangka waktu satu tahun. RPJM Desa dan RKPD ditetapkan dengan
Peraturan Desa dan merupakan pedoman dalam penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
b). Pelaksanaan
Pelaksanaan pengelolaan Dana Desa dikoordinir oleh Kepala Desa
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Tim Pengelola Keuangan
Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
terdiri dari 3 orang yang berasal dari perangkat desa dan perwakilan
masyarakat.
c). Monitoring & Evaluasi
Masyarakat desa berhak mendapatkan informasi mengenai
rencana pelaksanaan pembangunan desa, melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan pembangunan desa, melaporkan hasil pemantauan
dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan pembangunan desa kepada
pemerintah desa dan BPD dan berpartisipasi dalam musyawarah desa
untuk menanggapi laporan pelaksanaan pembangunan desa.
d). Pelaporan
Pelaporan
merupakan
perwujudan
dari
akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan. Akuntabilitas penting dalam rangka
menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Pelaporan juga merupakan bentuk pemenuhan atas kewajiban pemerintah.
Pelaporan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah perwujudan dari
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang meliputi
penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat dalam satu tahun
anggaran.
2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat penting dalam rangka
mendukung atas pemenuhan atas hak masyarakat. Partsipasi dalam rangka
8

mendapatkan informasi yang akurat tentang pelaksanaan pembangunan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan. setiap tahapan
pengelolaan Dana Desa dalam menghasilakn pembangunan yang berkualitas
adalah didukung oleh partsipasi masyarakat yang tinggi. Semakin tinggi
partisipasi masyarakat maka semakin baik kualitas pembangunan yang dihasilkan.
3. Pembangunan Infrastruktur Desa
Pembangunan infrastruktur adalah pembangunan fisik yang dilaksanakan
di Desa Mekar Sari yang menunjukan adanya bukti fisik dan digunakan sebagai
keperluan umum. Selama kebijakan pemerintah melalui Dana Desa sejak tahun
2016 dan 2017 telah banyak pembangunan fisik yang nampak di Desa Mekar sari.
Pembangunan tersebut antara lain adalah : (1). Tahun 2016 telah dibangunan
drainase, jalan lingkungan, plat deker dan sarana air bersih (sumur gali).
Sementara tahun 2017 berupa drainase, sumur gali, deker dan pengadaan
kelengkaan puskestu. Dari aspek pemberdayaan masyarakat antara lain : tahun
2016 meliputi penyertaan modal BUMDes. Pelatihan manajemen pengurus
BUMDes, pelatihan sistem keuangan desa dan pelatihan sistem manajamen
pemerintahan desa. Tahun 2017 kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa
penyertaan BUMDes, pelatihan para legal desa, peningkatan kapasitas KPMD dan
Studi banding PKK.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan Dana Desa di desa Mekar Sari secara umum sudah berjalan
dengan baik namun ada beberapa permasalahan yang harus diperbaiki oleh
pemerintah desa, antara lain perencanaan pembangunan harusnya menjadi
forum BPD akan tetapi dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. Peran
Pemerintah Desa adalah menfasilitasi pelaksanaan musyawarah perencanaan
tersebut. Selain itu perencanaan yang dilakukan seharusnya dimulai dari
RT/Dusun. Hasil musyawarah perencanaan RT/dusun dilokakaryakan pada
tingkat Desa. Pelaksanaan Dana Desa teah berlangsung dengan baik.
Sementara monitoring dan evaluasi serta pelaporan kepala desa harus
dilakukan perbaikan karena monitoring dan evaluasi belum berlangsung
sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian pula
dengan pelaporan kepala desa belum dilaksanakan secara akunatebl
dihadapan masyarakat desa.
2. Partsipasi masyarakat dalam pembangunan juga masih berfluktuasi. Dalam
hal perencanaan masyarakat belum terlalu nampak partispasinya.
Perencanaan pembangunan didominasi oleh pemerintah desa dan
perangkatnya. BPD sebagai pemegang forum untuk membangiktkan tata
kelola desa belum berperan sebagaimana yang diaharapkan oleh peraturan
perndang-undangan.
Minimnya
biaya
perencanaan
pembangunan
menyebabkan rendahnya partsipasi masyarakat karena kebutuhan masyarakat
tidak terfasilitasi dengan baik. Demikian pula partispasi dalam pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi, pelaporan dan menikmati hasil pembangunan harus
9

ditingkatkan lagi agar kualitas pembangunan yang dihasilkan lebih baik dan
menumbuhkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap hasil pembangunan
juga semakin baik.
3. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa Mekar
Sari hanya sebatas partisipasi dalam bentuk sumbangan pikiran/ide, tenaga
dan keterampilan serta partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
Sedangkan partisipasi masyarakat dalam bentuk uang dan material sudah
tidak dilakukan.
4. Dengan adanya kebijakan Dana Desa Pembangunan Desa Mekar Sari
menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa DD telah
berkontribusi dalam pembangunan desa. Beberapa hasil pembangunan sarana
dan prasarana fisik antara lain deuker, jalan lingkungan, sarana dan
parasarana kesehatan, sarana air bersih. Sementara dalam pengembangan
ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat berupa penyertaan modal untuk
Badan Usaha Milik Desa dan pelatihan tata kelola BUMDesa dan pelatihan
kellembagaan PKK untuk meningkatkan kualitas perempuan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat mengemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah Desa Mekar Sari diharapkan agar dalam setiap tahap
pelaksanaan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi serta pelaporan dilakukan melalui forum yng difasilitasi oleh BPD
sehingga dapat merepresentasekan keterwakilan rakyat dalam pengambilan
keputusannya. Pengelolaan Dana Desa bersifat partsipatif artinya melibatkan
seluruh elemen mayarakat yang ada.
2. Bagi masyarakat diharapkan untuk selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatankegiatan yang ada didesa demi untuk kesejahteraan masyarakat.
3. Bagi peneliti selanjutnya dibutuhkan kajian yang mendalam mengenai tingkat
partsipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah,
Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat.
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Adrian, Sutedi. 2012. Good Coorporate Governance. Sinar Grafika. Jakarta.
Bhungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada\
Fattah, Nanang. 2004. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan
Sekolah. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
Isbandi, Rukminto Adi. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset
Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok Fisip UI Press.
Juliantara, Dadang. 2004. Pembaharuan Kabupaten. Yogyakarta : Pembaharuan.
Kansil, 2001. Pemerintahan Desa. Bandung : Alfabeta

10

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. (2007). Analisis Data Kuantitatif,
Buku sumber tentang metode -metode baru. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Slamet, M. 2004. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi, Surakarta :
Sebelas Maret University Press.
Sudiramunawar, Haryono, 2002. Pembangunan Desa. Jakarta : Ikhtiar Baru.
Suhartono, 2001. Parlemen Desa. Yogyakarta : Lapera Pustaka Umum.
Sumarto, Hetifah Sj. 2004. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance :
20 Prakarsa inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
Suprihatini, Amin, 2007. Pemerintahan Kelurahan dan Desa, Penerbit Cempaka
Putih.
Supriatna, Tahya, 2007. Partisipasi Masyarakat Dibidang Pembangunan Desa,
Jakarta: Yayasan Karya Dharma Up.
Soeterto, Endriatmo. 2006. Elite Versus Rakyat. Yogyakarta : Lapera Pustaka
Utama.
Siagian, SP, 2006. Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta : Bumi Aksara.
--------------. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Tikson. D. 2005. Teori Pembangunan Di Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Makassar: Ininnawa.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 2001. Pengantar Administrasi Pembangunan.
Jakarta : LP3ES.
Widjaja, HAW, 2003. Otonomi Desa Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yulianti, 2003. Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa. Jakarta : LP3ES.
A. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Jakarta : Pemerintah
Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa;
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari APBN.
Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigarsi Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Cara Pengambilan Keputusan
Musyawarah Mufakat di Desa .
Permendagri No. 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan Perangkat Desa;
Permendagri Nomor 69 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor
83 tahun 2015 tentang Pengangkatan Perangkat Desa
Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa.

11