PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN DITINJAU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI

p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078

PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN
DITINJAU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DARI
KEMAMPUAN KOMUNIKASI
(INFLUENCE THE USE OF EXPERIMENTAL METHODS OF THE SCIENCE
STUDY RESULTS IN TERMS OF COMMUNICATION SKILL)

Ening Sry Hastuti dan Hidayati
Pendidikan IPA dan Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
[email protected]

Abstract
This study aims to determine the difference between science study results
using experimental methods and methods talks in terms of communication skill.
The type of research is quasi experiment. Data collection technique using
documentation, questionnaire, and test. Data analysis technique using
descriptive analysis and anacova. Descriptively, science study results using

experimental method in very high level while methods talks in high level.
Communication skill of experimental methods in very high level and methods
talks in high level. Comparatively, there’s an effect of experimental methods on
science study results in terms of communication skill.
Keywords: Experiment, Study Results, Science, Communication

PENDAHULUAN
Guru IPA harus memiliki metode
yang tepat agar siswa mudah memahami
dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
karena IPA merupakan pembelajaran yang
berorientasi pada pengalaman secara
langsung bukan hanya konseptual saja.
Pembelajaran IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar
memahami alam secara ilmiah. Salah satu
masalah yang dihadapi dunia pendidikan
kita adalah lemahnya proses pembelajaran,
selain itu siswa kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berfikir.
Siswa dipaksa untuk menghafal informasi
yang disampaikan guru, hal ini yang

membuat siswa beranggapan bahwa mata
pelajaran IPA termasuk pelajaran yang sulit
untuk dipahami.
Komunikasi dilakukan bukan hanya
untuk menyampaikan atau saling bertukar
informasi, melainkan ada tujuan untuk
membangun
relasi,
dalam
praktik
pembelajaran, komunikasi yang dilakukan
guru dan siswa bukan hanya proses
pertukaran dan penyampaian materi
pembelajaran, melainkan ada dimensi relasi
antara guru dan siswa. Dalam proses
pembelajaran di sekolah, komunikasi

sangatlah penting untuk mendorong
peningkatan
mutu
pembelajaran.
Komunikasi efektif menjadi peran penting
dalam keberhasilan pembelajaran pada
semua jenjang pendidikan.

NATURAL: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN IPA, Volume 5 No 1 bulan Maret 2018

25

Metode pembelajaran merupakan
komponen yang penting dalam proses
pembelajaran. Penggunaan metode yang
tepat akan sangat berpengaruh pada hasil
belajar siswa. Hamdaya (2014) menyatakan
bahwa metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik
perorangan atau kelompok untuk dilatih

melakukan suatu proses atau percobaan.
Penggunaan metode ini bertujuan agar
siswa mampu mancari dan menemukan
sendiri
berbagai
persoalan
yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan bulan Januari tahun 2017 pada
mata pelajaran IPA di SMP Negeri 4
Gringsing kelas VIII partisipasi siswa
selama proses pembelajaran IPA di dalam
kelas masih kurang. Interaksi hanya terjadi
satu arah yaitu dari guru ke siswa saja,
sedangkan interaksi siswa ke guru masih
kurang. Siswa jarang mengemukakan
pendapat atau mengajukan pertanyaan.
Berbagai permasalahan yang muncul dalam

proses pembelajaran tersebut berakibat pada
rendahnya hasil belajar IPA siswa. Nilai
rata-rata siswa masih kurang dari KKM
yang ditentukan sekolah yaitu 70.
Tabel 1. Nilai Rata-rata Siswa
No Kelas
Nilai rata-rata
VIII A
67
VIII B
70
VIII C
68
VIII D
69
Dengan
kondisi
ini,
perlu
diupayakan metode pembelajaran yang

dapat
mengoptimalkan
kemampuan
komunikasi siswa. Menurut Undangundang no. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 (Putra, 2017)
menyatakan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi siswa dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Kegiatan
belajar
sangat
berhubungan erat dengan pembelajaran,
dimana dalam pembelajaran akan selalu ada
kegiatan belajar yaitu adanya perubahan
tingkah laku dari siswa sebagai akibat dari
adanya interaksi siswa dengan guru maupun
dengan temannya.

Menurut Sagala metode eksperimen

dalam pembelajaran adalah cara penyajian
bahan pelajaran yang memungkinkan siswa
melakukan percobaan untuk membuktikan
sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang
dipelajari (Mayangsari, 2014). Menurut
Yogantara (2014) metode eksperimen
merupakan metode yang cocok digunakan
untuk memberikan pengalaman kepada
siswa dalam mengamati proses dan untuk
mencari tahu tentang kebenaran suatu teori
atau konsep. Melalui metode eksperimen
siswa dapat melakukan percobaan langsung
melalui instruksi yang disampaikan secara
berurut untuk mencari jawaban terhadap
permasalahan yang diajukan, sehingga
siswa lebih mudah dalam memahami dan
mempraktekkan
apa
yang
telah

diperolehnya.
Menurut Mansyur metode ceramah
merupakan sebuah bentuk interaksi melalui
penerangan dan penuturan secara lisan oleh
seorang guru terhadap siswa di kelasnya
(Harsono,
2009).
Menurut
Levy
ketrampilan berkomunikasi baik melalui
lisan maupun tulisan siswa dapat
mempresentasikan apa yang telah dipelajari
(Kulsum, 2014). Keterampilan komunikasi
ilmiah dirancang untuk meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis ilmiah
dan keterampilan belajar sains
Menurut Djamarah menyatakan
bahwa hasil belajar merupakan serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu berinteraksi dengan
lingkungannya. Hal ini menyangkut
kognitif, afektif dan psikomotorik (Marjan,
2014).
Berdasarkan pendahuluan yang
telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini adakah
perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas
VIII SMP Negeri 4 Gringsing antara
pembelajaran
menggunakan
metode
eksperimen dan metode ceramah ditinjau
dari kemampuan komunikasi?

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMP
Negeri 4 Gringsing. Dalam penelitian ini

NATURAL: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN IPA, Volume 5 No 1 bulan Maret 2018


26

p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078

jenis penelitian yang digunakan adalah
quasi experiment. Penelitian ini melibatkan
3 variabel, yaitu variabel bebas, variabel
terikat dan variabel kovariat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dan metode ceramah, variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar IPA, dan variabel kovariat dalam
penelitian
ini
adalah
kemampuan
komunikasi siswa. Desain penelitian yang
digunakan adalah ANAKOVA 1 jalur.

A1

X

A2

Y

X

Y

Gambar 1. Desain Penelitian
Keterangan:
A1 = Model pembelajaran eksperimen
A2 = Model konvensional
Y = Hasil belajar IPA
X = Kemampuan komunikasi siswa
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa dari kelas VIII SMP
Negeri 4 Gringsing Tahun Pelajaran
2016/2017 yang terdiri dari 5 kelas
sejumlah 115 siswa. Menurut Sugiyono
(2014), sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Pada penelitian ini pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik Simple
Random Sampling yang berarti setiap
individu dalam populasi mempunyai
peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Instrumen
penelitian
yang
digunakan meliputi tes hasil belajar IPA
dan angket kemampuan komunikasi siswa.
Uji validitas butir tes dan angket diuji
dengan Product Moment dan uji reliabilitas
butir tes diuji dengan KR-20 dan angket
diuji dengan Alpha Cronbach.
Analisis data menggunakan uji
persyaratan analisis meliputi uji normalitas
sebaran
dengan
Chi-Kuadrat,
uji
homogenitas varian dan uji linieritas
hubungan dengan menggunakan uji F.
Teknik yang digunakan untuk menguji
hipotesis digunakan rumusan analisis
kovarian (anakova). Menurut Winarsunu
(2009) anakova adalah penggabungan
antara uji komparatif dan korelasional,
teknik statistik uji beda yang merupakan

perpaduan antara analisis regresi (anareg)
dengan analisis varian (anava).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tes hasil belajar IPA yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
30 butir soal dengan perincian soal yang
valid berjumlah 27 butir dan soal yang
gugur berjumlah 3 butir. Setiap jawaban
yang benar diberi skor 1 dan yang salah
diberi skor 0. Hasil belajar IPA diperoleh
skor maksimal ideal 27 dan skor minimal
ideal 0. Dengan memperhatikan nilai ratarata ideal dan simpangan baku ideal, maka
diperoleh kurva normal ideal sebagai
berikut.
Tabel 2. Kriteria Kurva Normal Ideal
Kriteria Kurva Normal Kriteria
οΏ½ < 27,00
Sangat tinggi
20,264 ≀ 𝑋𝑋
οΏ½
Tinggi
15,755 ≀ 𝑋𝑋< 20,264
Sedang
11,246 ≀ 𝑋𝑋�< 15,755
οΏ½ < 11,246
Rendah
6,737 ≀ 𝑋𝑋
οΏ½
Sangat rendah
0,00 ≀ 𝑋𝑋 < 6,7365
Kelompok siswa pembelajarannya
menggunakan metode eksperimen diperoleh
data tes hasil belajar IPA sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Hasil Belajar
Jumlah
Skor tertinggi
27
Skor terendah
13
Rerata
21,14
Simpangan baku
4,66
Rerata hasil belajar IPA siswa yang
pembelajarannya menggunakan metode
eksperimen sebesar 21,14. Kelompok ini
οΏ½ ≀ 27,00
berada pada interval 20,264 ≀ 𝑋𝑋
dan termasuk dalam kategori sangat tinggi.
Kelompok siswa pembelajarannya
menggunakan metode ceramah diperoleh
hasil belajar IPA sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
Hasil Belajar
Skor tertinggi
Skor terendah
Rerata
Simpangan baku

Jumlah
24
10
16,36
3,78

Rerata hasil belajar IPA siswa yang
pembelajarannya menggunakan metode
eksperimen sebesar 21,14 Kelompok ini
berada pada interval 15,755 ≀𝑋𝑋�< 20,264
sehingga dapat disimpulkan bahwa

NATURAL: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN IPA, Volume 5 No 1 bulan Maret 2018

27

kecenderungan hasil tes belajar IPA siswa
termasuk dalam kategori tinggi.
Angket kemampuan komunikasi
siswa yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 30 butir angket terdapat 26 butir
angket yang sahih. Setiap jawaban yang
benar diberi skor 4 dan yang kurang tepat
diberi skor 1, sehingga didapat hasil
perhitungan skor maksimal ideal 26 x 4 =
104 dan skor minimal ideal 26 x 1 = 26.
Dari data di atas, maka dapat disusun
kriteria kurva normal pada tabel berikut.
Tabel 5. Kriteria Kurva Normal Ideal
Kriteria Kurva Normal Kriteria
οΏ½ ≀ 100
Sangat tinggi
80,04 ≀ 𝑋𝑋
Tinggi
66,68 ≀ οΏ½
𝑋𝑋< 80,04
Sedang
53,32 ≀ 𝑋𝑋�< 66,68
οΏ½
Rendah
39,96 ≀ 𝑋𝑋 < 53,32
Sangat rendah
20 ≀ 𝑋𝑋�< 39,96
Kelompok siswa pembelajarannya
menggunakan metode eksperimen yang
ditinjau dari kemampuan komunikasi siswa
diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 6. Data Angket Kelas Eksperimen
Hasil Belajar
Jumlah
Skor tertinggi
97
Skor terendah
73
Rerata
83,21
Simpangan baku
6,48
Dari data kemampuan komunikasi
siswa diperoleh rerata 83,21. Kelompok ini
οΏ½ ≀ 100
berada pada interval 80,04 ≀ 𝑋𝑋
sehingga dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan hasil tes belajar IPA siswa
termasuk dalam kategori sangat tinggi.
Sedangkan data angket pada kelas kontrol
sebagai berikut.
Tabel 7. Data Angket Kelas Kontrol
Hasil Belajar
Skor tertinggi
Skor terendah
Rerata
Simpangan baku

Jumlah
90
58
70,54
8,16

Dari data kemampuan komunikasi
siswa diperoleh rerata 70,54. Kelompok ini
οΏ½ < 80,04
berada pada interval 66,68 ≀ 𝑋𝑋
sehingga dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan hasil tes belajar IPA siswa
termasuk dalam kategori tinggi.
Berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa kemampuan komunikasi

siswa
yang
menggunakan
metode
eksperimen lebih tinggi dari pada
kemampuan komunikasi siswa yang
menggunakan metode ceramah.
Hasil belajar IPA siswa yang
pembelajaran
menggunakan
metode
eksperimen memperoleh rerata = 21,14
berada dalam kategori sangat tinggi. Hal ini
disebabkan
metode
eksperimen
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengalami atau melakukan sendiri
suatu proses yang dialaminya, kemudian
dianalisis
dan
dibuktikan
sendiri
kebenarannya.
Hasil
belajar
IPA
pembelajaran
menggunakan
metode
ceramah memperoleh rerata = 16,36 berada
dalam kategori tinggi. Dalam pembelajaran
dengan metode ceramah, siswa hanya
mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa juga jarang diberikan kesempatan
untuk mengemukakan pendapat dan terlibat
aktif dalam melakukan diskusi kelompok.
Kemampuan
komunikasi
menunjukkan bahwa kelas yang diajar
menggunakan
metode
eksperimen
memperoleh rerata = 83,21 berada dalam
kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan
siswa yang diajar menggunakan metode
eksperimen
mampu
mencari
dan
menemukan berbagai persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri. Siswa menemukan konsep dan
mampu menyampaikan hasil pemikirannya.
Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar
mengajar
sehingga
kemampuan
komunikasinya berjalan dengan baik.
Kemampuan komunikasi menunjukkan
bahwa kelas yang diajar menggunakan
metode ceramah memperoleh rerata = 70,54
berada dalam kategori tinggi. Kegiatan
pembelajaran dengan metode ceramah
hanya berjalan satu arah tanpa adanya
timbal balik antara guru dan siswa. Hal ini
menyebabkan interaksi antara guru dan
siswa kurang optimal. Siswa tidak dapat
berpartisipasi aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
Analisis hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis uji
anacova. Ada tiga persyaratan yang harus
dipenuhi dalam melakukan uji anacova
yaitu data harus distribusi secara normal,

NATURAL: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN IPA, Volume 5 No 1 bulan Maret 2018

28

p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078

varian antar kelompok harus homogen, dan
data harus linier.
Untuk mengetahui normal atau
tidaknya suatu sebaran menggunakan nilai
probabiliti (p) taraf signifikan yang
digunakan 5% sehingga apabila diperoleh
nilai p > 0,05 maka data dalam penelitian
ini berdistribusi normal.
Tabel 8. Tabel Hasil Uji Normalitas
Kelompok
Eksperimen
Kemampuan
komunikasi
siswa

Db
9
9

P
0,15
0,75

Keterangan
Normal
Normal

Kontrol
Kemampuan
komunikasi
siswa

9
9

0,38
0,97

Normal
Normal

Berdasarkan
tabel
tersebut
diperoleh nilai probabiliti dari masingmasing variabel lebih besar dari 0,05 dapat
disimpulkan bahwa semua data terdistribusi
normal. Taraf signifikan yang digunakan
5% sehingga apabila p > 0,05 maka varian
homogen.
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Varian
Kelompok
Eksperimen
Kemampuan
komunikasi
siswa
Ceramah
Kemampuan
komunikasi
siswa

N
28
28

P
0,14

28

0,11

Keterangan
Homogen

Homogen

2
8

Berdasarkan
data
hasil
uji
homogenitas varian di atas diperoleh nilai
probabiliti untuk kelas eksperimen sebesar
0,141 dan nilai probabiliti untuk kelas
kontrol sebesar 0,119. Karena p > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa maka
varian kedua kelompok homogen. Untuk
mengetahui
linier
dan
tidaknya
menggunakan nilai probabiliti. Taraf
signifikansi yang digunakan 5% sehingga
apabila p > 0,05 maka dapat disebut linier.
Tabel 10. Hasil Uji Linieritas
Kelompok
Eksperimen
dan ceramah
ditinjau dari
kemampuan
komunikasi

Fhitung
2,986

P
0,05

Keterangan
Linier

siswa

Berdasarkan tabel tersebut pada
metode eksperimen dan ceramah yang
ditinjau dari kemampuan komunikasi siswa
diperoleh Fhitung 2,986 dengan p = 0,058
karena p β‰₯ 0,05 maka hasilnya linier.
Hipotesis dalam penelitian ini
adalah ada perbedaan hasil belajar IPA
siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Gringsing
Tahun
Ajaran
2016/2017
antara
pembelajaran dengan metode ekperimen
dan metode ceramah ditinjau dari
kemampuan komunikasi siswa
Untuk mengetahui signifikansi
hasil uji anakova dapat ditentukan
menggunakan nilai probabiliti. Signifikansi
uji anakova mengguna kan nilai probabiliti
yaitu signifikan apabila p < 0,05 dan sangat
signifikan jika p < 0,01. Dari hasil
perhitungan data pengujian hipotesis
tersebut dirangkum dalam tabel hasil uji
anakova sebagai berikut.
Tabel 11. Hasil Uji Anakova
Kelompok
Eksperimen
dan ceramah
ditinjau dari
kemampuan
komunikasi
siswa

Fhitung

P

10,330

0,003

Keterangan

Signifikan

Berdasarkan tabel di atas kelompok
metode eksperimen dan kelompok ceramah
ditinjau dai kemampuan komunikasi siswa
diperoleh Fhitung = 10,330 dengan p = 0,003.
Karena Fhitung ≀ 0,05 atau p ≀ 0,01 maka
hipotesis dapat diterima dan signifikan.
Adanya perbedaan yang sangat
signifikan
ini
disebabkan
karena
pembelajaran
menggunakan
metode
eksperimen menekankan agar siswa dapat
berpikir dan memahami materi pelajaran,
bukan hanya sekedar menerima, mendengar
ataupun mengingat. Dalam kegiatan
pembelajaran, siswa dituntut harus aktif
dalam menemukan konsep dan kesimpulan
tentang materi yang sedang dipelajari.
Siswa melakukan semua tahapan yang ada
pada metode eksperimen. Dengan metode
eksperimen siswa mampu mengembangkan
kemampuan komunikasinya dengan cara
menyampaikan hasil penemuan konsepnya.
Pembelajaran
dengan
metode
ceramah hanya menempatkan guru sebagai
sumber utama. Siswa jarang diberi

NATURAL: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN IPA, Volume 5 No 1 bulan Maret 2018

29

kesempatan untuk mengemukakan pendapat
dan terlibat aktif selama pembelajaran.
Kurangnya keterlibatan siswa sangat
berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar. Hal ini menyebabkan suasana
belajar
menjadi
membosankan
dan
konsentrasi siswa terhadap pelajaran kurang
optimal.
Penelitian
ini
mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Asmawir
(2014) pengunaan metode eksperimen pada
materi pesawat sederhana dalam mata
pelajaran IPA dikelas V SDN No. 3
Siboang memberikan peningkatan hasil
belajar yang cukup signifikan terhadap para
siswa. Menurut Jamilah (2013) bahwa pada
pembelajaran menggunakan pendekatan
RME, siswa yang memiliki kemampuan
komunikasi matematik tinggi mempunyai
hasil belajar belajar matematika lebih baik
daripada siswa yang memiliki kemampuan
komunikasi matematik sedang dan rendah,
dan siswa yang memiliki kemampuan
komunikasi matematik sedang mempunyai
hasil belajar belajar matematika lebih baik
daripada siswa yang memiliki kemampuan
komunikasi matematik rendah.

KESIMPULAN
Hasil penelitian secara deskriptif
menunjukkan bahwa kecenderungan hasil
belajar IPA siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode eksperimen termasuk
dalam kategori sangat tinggi dengan metode
ceramah termasuk dalam kategori tinggi.
Kecenderungan kemampuan komunikasi
yang
pembelajarannya
menggunakan
metode eksperimen termasuk dalam
kategori sangat tinggi dengan metode
ceramah termasuk dalam kategori tinggi.
Secara komparatif ada perbedaan
yang sangat signifikan hasil belajar IPA
siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Gringsing
Tahun Pelajaran 2016/2017 antara yang
pembelajarannya menggunakan metode
eksperimen dengan metode ceramah yang
ditinjau dari kemampuan komunikasi (Fhitung
= 10,330 dengan p = 0,003). Rerata hasil
belajar IPA dan kemampuan komunikasi
siswa metode eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan metode ceramah. Hal

ini berarti ada pengaruh metode eksperimen
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Gringsing Tahun Pelajaran
2016/2017 ditinjau dari kemampuan
komunikasi.
REFERENSI
Asmawir. (2014). Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Eksperimen pada Materi
Pesawat Sederhana pada Mata
Pelajaran IPA Kelas V SDN No. 3
Siboang. Jurnal Kreatif Tadulako,
4(1), 2354-6140.
Hamdayama, J. (2014). Model dan Metode
Pembelajaran
Kreatif
dan
Berkarakter.
Bogor:
Ghalia
Indonesia.
Harsono, B. (2009). Perbedaan Hasil
Belajar Antara Metode Ceramah
Konvensional dengan Ceramah
Berbantuan Media Animasi pada
Pembelajaran
Kompetensi
Perakitan dan Pemasangan Sistem
Rem. Jurnal PTM, 9(2), 1-8.
Jamilah. (2013). Rme dan Komunikasi
Matematik Serta Hubungannya
Terhadap
Hasil
Belajar
Matematika
Siswa.
Jurnal
Pendidikan
Informatika
dan
Sains, 2(2), 1-12.
Kulsum, U & Nugroho, S.E. (2014).
Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Problem Solving
Untuk
Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Konsep
Dan Komunikasi Ilmiah Siswa
Pada Mata Pelajaran Fisika.
Jurnal UPEJ, 3 (2), 1-12.
Marjan, J. (2014). Pengaruh Pembelajaran
Pendekatan Saintifik Terhadap
Hasil Belajar Biologi dan
Keterampilan Proses Sains Siswa
MA Mu’allimat NW Pancor
Selong Kabupaten Lombok Timur
Nusa Tenggara Barat. Jurnal

NATURAL: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN IPA, Volume 5 No 1 bulan Maret 2018

30

p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078

Program
Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA, 4(1), 1-8.
Mayangsari, D. 2014. Penerapan Metode
Eksperimen Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VI Pokok Bahasan
Konduktor dan Isolator SDN
Semboro Probolinggo Tahun
Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Edukasi UNEJ, 1(1), 27-31.
Putra, S. (2017). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif tipe
Snowball Throwing Berbantuan
media PowerPoint terhadap Hasil
Belajar IPA. Jurnal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha,
1(1), 1-8.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Winarsunu, T. (2010). Statistik Dalam
Penelitian
Psikologi
Dan
Pendidikan. Malang: UMM Press.
Yogantara, G.N.B. Pengaruh Metode
Eksperimen terhadap Prestasi
Belajar IPA Siswa Kelas IV SD
Negeri Gugus IV Kabupaten
Buleleng. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha,
2(1), 1-8.

NATURAL: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN IPA, Volume 5 No 1 bulan Maret 2018

31

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26